Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 2

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK


BERKEBUTUHAN KHUSUS
(PDGK4407)

ADI ANDRIAN

856777844

UPBJJ PALEMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022.2
TUGAS TUTORIAL 2

Nama Mata Kuliah : Pengantar Pend. Anak Berkebutuhan Khusus


Sumber Materi : BMP PDGK4407
Modul 1 & 2
Masa Tutorial : 2012.2
Jumlah Soal : 6 (Enam)

Sumber Tugas
NO Tugas Tutorial
Tutorial

1 Sebutkan tiga penyebab terjadinya tunanetra dan Modul 4


bagaimana cara perawatannya!
Modul 5
2 Jelaskan apa yang dimaksud dengan visualisasi, ingatan
kinestetik, dan persepsi obyek, agar
individu tunanetra berfungsi dengan baik di dalam
lingkungannya?

3 Ada tiga strategi yang dapat diterapkan dalam


pembelajaran anak tunanetra, yaitu strategi
individualisasi, kooperatif, dan modifikasi. Jelaskan
maksud dari masing-masing strategi tersebut?

4 Ada empat upaya pencegahan terjadinya tunarungu,


yaitu sebelum nikah (pranikah), hamil
(prenatal), persalinan (natal), dan setelah kelahiran (post
natal). Berikan masing-masing satu
contoh dari upaya pencegahan terjadinya tunarungu!
5 Bagaimana dampak ketunarunguan dan gangguan
komunikasi terhadap pencapaian prestasi
akademik anak?
6 Jelaskan perbedaan antara sistem pendidikan integrasi
dengan sistem pendidikan inklusif bagi
anak tunarungu!
JAWABAN

1. Tiga penyebab terjadinya tunanetra dan bagaimana cara perawatannya

a. Prenatal (Sebelum Kelahiran) Tahap prenatal yaitu sebelum anak lahir pada saat masa anak
di dalam kandungan dan diketahui sudah mengalami ketunaan. Faktor prenatal berdasarkan
periodisasinya dibedakan menjadi periode embrio, periode janin muda, dan periode janin
aktini. Pada tahap ini anak sangat rentan terhadap pengaruh trauma akibat guncangan, atau
bahan kimia. Faktor lain yang menjadi faktor anak mengalami tunanetra berkaitan dengan
kondisi anak sebelum dilahirkan yaitu gen (sifat pembawa keturunan), kondisi psikis ibu,
kekurangan gizi, keracunan obat, virus, dan sebagainya

b. Neonatal (Saat Kelahiran) Periode neonatal yaitu periode dimana anak dilahirkan. Beberapa
faktornya yaitu anak lahir sebelum waktunya (prematurity), lahir dengan bantuan alat (tang
verlossing), posisi bayi tidak normal, kelahiran ganda atau kesehatan bayi.

c. Posnatal (Setelah Kelahiran) Kelainan pada saat posnatal yaitu kelainan yang terjadi setelah
anak lahir atau saat anak dimasa perkembangan. Pada periode ini ketunaan bisa terjadi
akibat kecelakaan, panas badan yang terlalu tinggi, kekurangan vitamin, bakteri. Serta
kecelakaan yang sifatnya ekstern seperti masuknya benda keras atau tajam, cairan kimia
yang berbahaya, kecelakaan kendaraan, dan lain-lain.

Dengan tiga hal penyebab tersebut yang mana perawatannya harus sesuai dengan
kondisinya, intinya seseorang tersebut harus menjaga kesehatan jauhi hal-hal yang dapat
menyebabkan ketunanetraan supaya dalam keadaan sebelum, pada saat, maupun setelah
kelahiran anak tersebut dapat bertumbuh sebagaimana anak normal lainnya.

Berikut Strategi utama mencegah ketunanetraan antara lain


 Penggunaan prosedur yang sistematis
 Pemberian imunisasi
 Perawatan kehamilan yg tepat
 Perawatan bayi yg baru lahir
 Perbaikan gizi
 Pendidikan kepada masyarakat
 Penyuluhan genetika
 Perundang undangan
 Deteksi dini
 Meningkatkan higinis dan perawatan kesehatan
2. a. Visualisasi
Perlu dilatih dalam ingatan visualisasi agar ia dapat mengenal :
 Benda disekelilingnya
 Mengingat letak benda disekelilingnya
 Jika masuk ke ruangan perlu disampaikan gambaran tentang ruangan itu.
b. Ingatan kinestetik
Perlu dilatih gerakan mengenai jalan belok lurus dengan tepat tanpa memakai tongkat
c. Persepsi obyek
Yaitu kemampuan yang memungkinkan individu tunanetra itu menyadari bahwa suatu benda
hadir disampingnya meskipun tidak memiliki penglihatannya.

3. a. Strategi Individualisasi
Strategi individualisasi adalah strategi pembelajaran mempergunakan suatu program yang
disesuaikan dengan perbedaan-perbedaan individu, baik karakteristik, kebutuhan maupun
kemampuan secara perorangan. Strategi ini dikenal dengan Individualized Educational Program
(IEP) atau Program Pendidikan Individualisasi (PPI).
Strategi individualisasi dilakukan secara perseorangan, guru dapat memberikan
pembelajaran bahasa kepada anak tunanetra sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak
tersebut.

b. Strategi Kooperatif
Strategi kooperatif adalah strategi pembelajaran yang menekankan unsur gotong royong atau
saling membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Pada strategi kooperatifanak tunanetra dituntut untuk bekerja sama dengan anak lainnya dalam
pembelajaran bahasa, karena pada strategi ini anak harus saling membantu dalam mencapai
tujuan. Seperi halnya dalam pembelajaran bahasa anak tunanetra akan berkomunikasi secara
langsung dengan anak yang lainnya sehingga pada strategi ini terbentuklah bahasa anak.

c. Strategi Modifikasi
Strategi modifikasi adalah strategi pembelajaran yang bertujuan untuk mengubah perilaku
siswa ke arah yang lebih positif melalui conditioning atau pembiasaan, serta membantunya
untuk lebih produktif sehingga menjadi individu yang mandiri. Strategi ini dapat diterapkan
dalam meningkatkan keterampilan sosial anak tunanetra.
Pada strategi modifikasi guru mengubah perilaku siswa tunanetra dan ini bisa dilakukan
untuk pembelajaran bahasa juga. Misalnya, guru mengubah bahasa dari anak tersebut yang
awalnya bahasa anak tersebut masih kurang menjadi baik

4. Berikut masing-masing satu contoh dari upaya pencegahan terjadinya tunarungu!


 Upaya Sebelum nikah (Pranikah)
Dengan cara menghindari pernikahan sedarah atau pernikahan dengan saudara dekat,
terutama pada keluarga yang mempunyai sejarah tunarungu
 Upaya pada saat hamil (Prenatal)
Harus menjaga kesehatan dan memeriksakan kehamilan secara teratur kepada dokter
kandungan/bidan.
 Upaya pada saat persalinan (natal)
Pada saat melahirkan diupayakan tidak menggunakan alat penyedot
 Upaya setelah kelahiran (post natal)
Melakukan imunisasi dasar serta imunisasi rubela yang sangat penting, terutama bagi
wanita.

5. Dapat diketahui bahwa anak tunarungu cenderung memiliki prestasi akademik yang
rendah, tertapi tidak pada semua mata pelajaran. Anak tunarungu cenderung memiliki prestasi
yang rendah disbanding anak mendengar seusianya pada mata pelajaran yang bersifat verbal
seperti Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PPKN, Matematika (dalam soal cerita), dan Seni Budaya;
tetapi pada mata pelajaran yang bersifat nonverbal seperti pelajaran Olah Raga dan
Keterampilan, pada umumnya relative sama dengan temannya yang mendengar.

6. Perbedaan yang mendasar pada sistem pendidikan integrasi dengan sistem pendidikan
inklusif bagi anak tunarungu.
Inklusif adalah proses mendidik anak dengan cara yang bermanfaat bagi semua anak karena
melibatkan partisipasi yang jelas dari semua anak dikelas.
Integrasi, disisi lain adalah proses dimana anak-anak berkebutuhan khusus diserap kedalam
system pendidikan arus utama.
Selain itu tujuan dari inklusi bukanlah untuk menyesuaikan anak-anak dengan pendidikan
umum tetapi untuk meningkatkan partisipasi siswa secara keseluruhan dalam kegiatan dikelas.
Namun, proses integrase bertujuan untuk memasukan siswa berkebutuhan khusus kependidikan
arus utama.
Inklusi juga berfokus pada semua siswa dikelas sedangkan integrase berfokus pada siswa
berkebutuhan khusus dikelas. Dalam rangka membantu prosedur pendidikan peserta didik,
dalam inklusi sistem sekolah mengalami perubahan sedangkan dalam integrase materi
pembelajaran yang mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan peserta didik berkebutuhan
khusus.

Anda mungkin juga menyukai