Anda di halaman 1dari 15

Pedoman Praktis

Quick Guide

Penilaian Risiko
Lingkungan Kerja

DIREKTORAT PENGAWASAN NORMA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI
2010
Quick Guide ini didedikasikan untuk seluruh komunitas
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia

untuk info resmi & keperluan penggandaan silahkan hubungi:


www.pnk3.com atau email ke:info_pnk3@nakertrans.go.id

Pengarah: Arief Supono

Penyusun: Amri AK, Ir.MM


Agustin W. Ernawati, ST, Msi
Kiki Sutjahyo, dr
Maman Hermansyah
Muchamad Yusuf, ST, Msi
Muhammad Fertiaz

Desain dan Layout: Muhammad Fertiaz

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI


Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga
Tenaga Kerja Tahun Anggaran 2010

2
Sekapur Sirih

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala


rahmat dan hidayah-Nya sehingga Direktorat
Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan telah menyusun Pedoman Praktis
(Quick Guide) Penilaian Risiko Lingkungan Kerja yang
bertujuan untuk memudahkan penentuan tingkat risiko
setiap kelompok pekerja dalam rangka mencegah
kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat Kerja.
Pedoman Praktis (Quick Guide) Penilaian Risiko
Lingkungan Kerja ini memuat langkah-langkah yang
diperlukan dalam melakukan penilaian risiko secara
kuantitatif dengan lebih mudah dan pasti.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu hingga dapat selesainya
penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman ini dapat
dijadikan pegangan baik bagi pejabat struktural,
fungsional pengawas ketenagakerjaan, tenaga kerja,
pimpinan perusahaan, pengusaha dan pihak-pihak
terkait lainnya dalam menjalankan tugas dan fungsinya
di bidang K3.
Jakarta, Juni 2010
Direktur Pengawasan Norma
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Arief Supono

3
Bagian I . Penilaian Risiko

Apakah Penilaian Risiko?


Adalah suatu proses untuk:
1. Mengidentifikasi dan mengukur setiap potensi
bahaya dari setiap tahapan pekerjaan yang
berdampak pada Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di lingkungan kerja;
2. Menilai besaran risiko, dan:
3. Mengendalikan risiko atas dasar prioritas
tertentu.

Bagaimana Melakukan Penilaian Risiko?


Penilaian risiko diawali dengan kegiatan persiapan
baik tim dan formulir; identifikasi kegiatan dan
potensi bahaya, pengukuran peluang dan
konsekuensi, serta perhitungan risiko dan skala
kemudian diakhiri dengan penentuan rating risiko.

Mengapa Penilaian Risiko diperlukan?


Dalam rangka penerapan Sistim Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan
proses pengelolaan risiko (risk management)
secara aktif dan komprehensif.

4
Bagian II . Penyusunan Profil Risiko/Manajemen Risiko

1. Persiapan
K
o 2. Identifikasi
Bahaya
m
u 3. Evaluasi Risiko

n
i 4. Pengendalian
Risiko

k
a 5. Pelaksanaan dan
Pendokumentasian

s
i 6. Pengkajian
Ulang

5
Bagian III . Langkah-langkah Penilaian Risiko

Identifikasi Evaluasi Pengendalian


1 Bahaya 2 Risiko 3 Risiko

- Pengenalan - Pengukuran Peluang - Pengendalian Risiko


Kegiatan (Tabel-1)
- Pengukuran
konsekuensi
- Pengenalan
(Tabel-2)
Bahaya
- Perhitungan Risiko
- Validasi Daftar - Penentuan Rating
Bahaya (Form-1) Risiko (Tabel-3)

6
Langkah 1 . Identifikasi Bahaya

Identifikasi Evaluasi Pengendalian


1 Bahaya 2 Risiko 3 Risiko

Tahap Identifikasi Bahaya terdiri dari 3 kegiatan, yaitu:


1.1. Pengenalan Kegiatan adalah tahapan menemukan,
mengenali dan mendeskripsikan tahapan kegiatan dari
suatu pekerjaan yang dilakukan oleh suatu unit yang
menghasilkan atau mendukung produk atau jasa.
1.2. Pengenalan Bahaya adalah tahapan untuk menemukan,
mengenali, dan mendeskripsikan potensi bahaya yang
terdapat dalam setiap tahapan kegiatan atau pekerjaan.
Baik yang muncul dari mesin, alat dan bahan; lingkungan
kerja; cara kerja; sifat pekerjaan dan proses produksi.
1.3. Validasi daftar Bahaya adalah tahapan memasukan setiap
sumber bahaya dalam suatu daftar bahaya.
Untuk mengenali tahapan kegiatan dan bahaya, ada beberapa
informasi kunci yang diperlukan, seperti:

Apa yang harus diketahui? Bagaimana mendapatkan informasi?


 Dimana pekerjaan dilakukan?  Denah lokasi pekerjaan/lay out
 Siapa yang melakukan pekerjaan?  Data pekerja, Observasi
 Peralatan dan bahan yang  Daftar alat dan bahan yang
digunakan? digunakan, LDKB dll
 Bagaimana urutan pekerjaan?  Diagram alir/Instruksi Kerja
 Tindakan kendali yang telah ada?  Laporan kecelakaan /PAK
 Apakah ada peraturan terkait yang  Peraturan Perundang-undangan,
mengatur? Standar, dan Pedoman
 Wawancara, Inspeksi, Audit dll

7
Secara sederhana, dalam menemukan potensi bahaya yang
terdapat dalam tahapan kegiatan, dilakukan dengan cara
menentukan pekerjaan dan kegiatan-kegiatan utama dalam
pekerjaan tersebut. Untuk kemudian dianalisa masing-masing
bahaya yang muncul dari setiap kegiatan utama. Langkah yang
sangat penting berikutnya adalah menentukan Potensi Bahaya
dan kejadian Kecelakaan ataupun Penyakit Akibat Kerja yang
mungkin terjadi dari setiap kegiatan utama.

Formulir Identifikasi Bahaya (Form-1)

Unit : Bengkel/Workshop Maintenance


Pekerjaan : Pengelasan

No Kegiatan Utama Potensi Bahaya Akibat Kecelakaan/PAK

1 2 3 4
1 Persiapan Alat dan Gas C2 H2 Keracunan kronik
Bahan Kebakaran/Peledakan
Cedera/Luka Memar
Material besi Cedera/Luka Memar
Panas Dehidrasi/Heat Stress

2 Pengelasan Gas C2 H2 Keracunan


Kebakaran/Peledakan
Kilatan Sinar/Sparks Fotokeratitis
Partikel Gram Gangguan pernafasan & mata
Panas Dehidrasi/Heat Stress

3 Penyelesaian Gas C2 H2 Keracunan


Pekerjaan Kebakaran/Peledakan
Cedera/Luka Memar
Panas Dehidrasi/Heat Stress

8
Langkah 2 . Evaluasi Risiko

Identifikasi Evaluasi Pengendalian


1 Bahaya 2 Risiko 3 Risiko

Evaluasi risiko pada dasarnya adalah melakukan


pengukuran. Pengukuran dalam pedoman ini dilakukan
dengan metode semi-kuantitatif, yaitu dengan menilai
seberapa besar Peluang dan Konsekuensi apabila suatu
risiko benar-benar terjadi.

Evaluasi risiko dilakukan dengan mengacu pada ‘skala’


yang telah ditetapkan dalam Tabel -1 dan 2.

Pengukuran peluang:
a. Penentuan skala peluang dengan melihat jenis kegiatan,
yaitu:
i. kegiatan operasional rutin yang berulang setiap
waktu atau dengan hasil kegiatan yang sama atau
hampir sama, atau
ii. kegiatan operasional non-rutin yang tidak berulang
yang dilakukan untuk masa tertentu dengan hasil
kegiatan yang tidak-sama.
b. Jika suatu sumber risiko dinilai mempunyai skala
peluang berbeda, maka yang digunakan adalah skala
peluang yang paling tinggi.

9
c. Penentuan peluang kejadian dilakukan menggunakan
Tabel-1.

Pengukuran konsekuensi:
a. Skala Konsekuensi ditentukan berdasarkan
penjumlahan terhadap 5 (lima) sub konsekuensi yaitu
dampak terhadap K3, Pendapatan, Kerusakan Aset, dan
Lingkungan Hidup serta Gangguan Usaha,.
b. Jika suatu sumber risiko dinilai mempunyai skala
konsekuensi berbeda, maka yang digunakan adalah
skala konsekuensi yang paling tinggi;
c. Untuk skala sub konsekuensi pendapatan dan
kerusakan aset mengikuti skala K3, apabila belum
ditetapkan nilai dari suatu unit kerja oleh pengurus;
d. Penentuan skala konsekuensi dilakukan menggunakan
Tabel-2.

Perhitungan Risiko
Langkah selanjutnya setelah didapatkan skala peluang
dan konsekuensi adalah menghitung risiko dengan rumus:

R = f [P X Σ (K1+K2+...+Kn)]

Keterangan:
R = Risiko
P = Peluang
K = Konsekuensi

10
Kemudian hasil perhitungan Risiko (R) dibandingkan
dengan skala pada Tabel -3 sehingga didapatkan Rating
Risiko kegiatan atau tahapan pekerjaan pada suatu unit
kerja atau kelompok pekerja.

Tabel-3: Rating Risiko

Rating Skala Keterangan


A 0-19 Risiko dapat diterima, langkah
pengendalian dinilai efektif
B 20– 39 Risiko belum dapat diterima, perlu
tindakan pengendalian
C 40– 69 Risiko tidak dapat diterima, harus
tindakan pengendalian
D 70– 99 Risiko sangat tidak dapat diterima,
harus tindakan pengendalian segera
E 100- 125 Risiko amat sangat tidak dapat
diterima, harus dilakukan tindakan
pengendalian segera

Langkah terakhir untuk mendapatkan profil unit kerja,


dilakukan dengan cara:
1. Mengumpulkan semua rating risiko yang didapatkan
(A, B, C, D dan E);
2. Jika hanya terdapat rating A, B, dan C ditetapkan
dengan memilih yang terbanyak yaitu A atau B atau C;
3. Jika terdapat rating D dan E, ditetapkan dengan
memilih yang terburuk, yaitu E

11
TABEL – 1: PELUANG
Skala Sifat
Rutin Non Rutin
1 Secara teori bisa terjadi, tetapi belum Secara teori bisa terjadi, tetapi yakin tidak
pernah mengalami atau pernah akan terjadi selama pekerjaan
mendengar terjadi. berlangsung
2 Pernah terjadi sekali pada suatu waktu Bisa terjadi, tetapi sangat kecil
yang tidak diketahui dengan pasti kemungkinan akan terjadi sekali selama
pekerjaan berlangsung
3 Pernah terjadi dalam waktu 5 (lima) Bisa terjadi paling banyak 1 kali selama
tahun terakhir pekerjaan berlangsung
4 Pernah terjadi dalam masa 3 (tiga) Bisa terjadi 1-3 kali selama pekerjaan
tahun terakhir berlangsung
5 Pernah terjadi dalam masa 1 (satu) Bisa terjadi lebih dari 3 kali selama
tahun terakhir pekerjaan berlangsung

Rating Skala
R = P X Σ (K1+K2+K3+K4+K5) A 0-19
B 20 – 39
C 40 – 69
D 70 – 99
E 100 – 125
TABEL – 2: KONSEKUENSI
Skala Kategori
K3 Pendapatan Kerusakan Lingkungan Hidup Gangguan
Aset Usaha
1 Tindakan < 5% < 5% nilai < BML <5% < 2 X 24
P3K aset jam
2 Perawatan 5-15% 5-15% nilai Dapat pulih dengan 5-15% > 2 X
medis aset sendirinya < setahun 24 jam
3 Cacat 15-30% 15-30% nilai Dapat dipulihkan 15-30% > 2 X
permanen 1 aset dengan intervensi 24 jam
orang manusia dalam waktu
<12 bulan
4 Kematian 1 30-50% 30-50% nilai Dapat dipulihkan 30-50% > 2 X
orang; cacat aset dengan intervensi 24 jam
permanen > manusia dalam waktu
1 orang lama >12 bulan
5 Kematian > >50% >50% nilai Tidak dapat dipulihkan >50% > 2 X
1 orang aset dengan cara apapun. 24 jam

12
Langkah 3 . Pengendalian Risiko

Setelah mendapatkan rating risiko, maka langkah


berikutnya yaitu proses pengendalian risiko dengan
menggunakan skala prioritas berdasarkan tingkat
risiko masing-masing unit kerja atau kelompok
pekerja.

Langkah pengendalian yang dapat dilakukan sesuai


dengan hirarki pengendalian bahaya, yaitu:
Eliminasi

Substitusi

Rekayasa
Teknis

Rekayasa
Administratif

Alat Pelindung
Diri

Identifikasi Evaluasi Pengendalian


1 Bahaya 2 Risiko 3 Risiko

13
Formulir Penilaian Risiko

Unit Kerja : Tanggal :


Pekerjaan : Penilai :

Akibat Kecelakaan dan Risiko Rating


No Pokok Kegiatan Potensi Bahaya Kendali Skala
Penyakit Akibat Kerja Peluang Konsek Risiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1

Tanggal Revisi :

14
Formulir Penilaian Risiko

Contoh:

Unit : Penyerbukan
Pekerjaan : Penyemprotan Anti Hama

Akibat Kecelakaan dan Risiko Rating


No Pokok Kegiatan Potensi Bahaya Kendali Skala
Penyakit Akibat Kerja Peluang Konsek Risiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Persiapan Alat dan Bahan Pestisida Keracunan Akut/kronik Sarung tangan 3 17 51 C
Sprayer Cedera/Luka Memar Sepatu Boot 2 5 10 A
Ember Cedera/Luka Memar Sepatu Boot 3 5 15 A

2 Formulasi Pestisida Pestisida Keracunan Akut/kronik Sarung tangan, 4 17 68 C


Stik Pengaduk
Pencemaran ke lingkungan 5 8 40 C
Ergonomis Gangguan Tulang Belakang 5 10 50 C

3 Penyemprotan pestisida Pestisida Keracunan Akut/kronik Sarung tangan 5 17 85 D


Ular/Binatang Buas Keracunan Akut Sepatu boot 2 17 34 B
Panas Dehidrasi/Heat Stress Pakaian Kerja 5 10 50 C

4 Penyelesaian Pekerjaan Pestisida Keracunan Akut/kronik Sarung tangan 3 8 24 B


Sprayer Cedera/Luka Memar Sepatu Boot 2 5 10 A
Ember Cedera/Luka Memar Sepatu Boot 3 5 15 A

15

Anda mungkin juga menyukai