Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL 1

Nama Masiswa : Tomas Yuliandra


Nim : 041131708
Mata kulia : Kebijakan Publik ( ADPU4410 )
Kelas : Tuton
Program studi : Adminitrasi Publik
Fakultas : Hukum, Ilmu Sosial, Dan Ilmu Politik (Fhisip)

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL, DAN ILMU POLITIK (FHISIP)
JURUSAN ADMINITRASI PUBLIK

Konsep dan Pengertian Kebijakan Publik


Kebijakan diartikan sebagai:

1. Kepandaian, kemahiran, kebijaksanaan;


2. Rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak (tentang pemerintahan,
organisasi) pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman
untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran, garis haluan.

Konsep Kebijakan Publik

1. Kebijakan adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan
dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu
masalah tertentu.
2. Publik adalah aktivitas manusia yang dipandang perlu diatur atau diintervensi oleh
pemerintah.
3. Beberapa istilah yang lazim dipakai, seperti : kepentingan publik, opini publik, hukum
publik, akuntabilitas publik.
4. Kebijakan publik berhubungan dengan bidang-bidang tersebut yang didesain sebagai
bidang publik.

Dari uraian di atas menurut pendapat Saya penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah
serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi yang bertujuan untuk
memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana. Menyelaraskan peraturan
perundang-undangan yang sudah ada. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh. Menghargai budaya lokal, membangun
partisipasi dan kemitraan publik serta swasta. Mendorong semangat gotong royong,
kesetiakawanan dan kedermawanan, dan menciptakan perdamaian dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dalam penanggulangan bencana pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjadi


penanggungjawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

1. Pemerintah pusat
a. Tanggung jawab pemerintah pusat dalam penanggulangan bencana pemerintah pusat
dituntut untuk melakukan Tindakan (kebijakan publik) seperti: Pengurangan risiko
bencana dan pemanduan pengurangan risiko bencana dengan program pembangunan.
Perlindungan masyarakat dari dampak bencana. Penjaminan pemenuhan hak
masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana secara adil dan sesuai dengan
standar pelayanan minimum. Pemulihan kondisi dari dampak bencana. Pengalokasian
anggaran penanggulangan bencana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) yang memadai. Pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam
bentuk dana siap pakai. Pemeliharaan arsip atau dokumen otentik dan kredibel dari
ancaman dan dampak bencana.
b. Wewenang pemerintah pusat dalam penanggulangan bencana. Penetapan kebijakan
penanggulangan bencana selaras dengan kebijakan pembangunan nasional.
Pembuatan perencanaan pembangunan yang memasukkan unsur-unsur kebijakan
penanggulangan bencana. Penetapan status dan tingkatan bencana nasional dan
daerah. Penentuan kebijakan kerja sama dalam penanggulangan bencana dengan
negara lain, badan-badan atau pihak-pihak internasional lain. Perumusan kebijakan
tentang penggunaan teknologi yang berpotensi sebagai sumber ancaman atau bahaya
bencana. Perumusan kebijakan mencegah penguasaan dan pengurasan sumber daya
alam yang melebihi kemampuan alam untuk melakukan pemulihan. Pengendalian
pengumpulan dan penyaluran uang atau barang yang berskala nasional.
2. Pemerintah daerah
a. Tanggung jawab pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana meliputi:
Penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana sesuai
dengaan standar pelayanan minimum. Perlindungan masyarakat dari dampak
bencana. Pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana
dengan program pembangunan. Pengalokasian dana penanggulangan bencana dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanaja Daerah (APBD) yang memadai.
b. Wewenang Pemerintah Daerah dalam penanggulangan bencana meliputi: Penetapan
kebijakan penanggulangan bencana pada wilayahnya selaras dengan kebijakan
pembangunan daerah. Pembuatan perencanaan pembangunan yang memasukkan
unsur-unsur kebijakan penanggulangan bencana. Pelaksanaan kebijakan kerja sama
dalam penanggulangan bencana propinsi dan/atau kabupaten dan kota lain.
Pengaturan penggunaan teknologi yang berpotensi sebagai sumber ancaman atau
bahaya bencana pada wilayahnya. Perumusan kebijakan pencegahan penguasaan dan
pengurasan sumber daya alam yang melebihi kemampuan alam pada wilayahnya.
Pengendalian pengumpulan dan penyaluran uang atau barang yang berskala propinsi,
kabupaten atau kota.

Penetapan status bencana

Dalam menetapkan status dan tingkat bencana nasional dan daerah, pemerintah menggunakan
indikator sebagai berikut:

1. Jumlah korban
2. Kerugian harta benda
3. Kerusakan prasarana dan sarana
4. Cakupan luas wilayah yang terkena bencana
5. Dampak social ekonomi yang ditimbulkan

Contoh:

Penanggulangan Bencana Banjir di Kota Bengkulu Propinsi Bengkul

Kepala BPBD kota Bengkulu / Kepala Pelaksana BPBD mengugaskan TRC / TIM kaji cepat.

Untuk melakukan pengkajian antara lain:

a. cakupan lokasi bencana;


b. jumlah korban bencana;
c. kerusakan prasarana dan sarana;
d. gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintahan;
e. kemampuan sumber daya alam maupun buatan.

Tim Kembali dengan Hasil Kajian:

Hasil Kajian : telah terjadi bencana banjir skala sedang di kota Bengkulu

Rekomendasi TIM untuk penentuan Status Keadaan Darurat


- Bencana yang terjadi merupakan bencana dengan skala sedang sehingga dapat diusulkan
Status Keadaan Darurat.

Kepala Pelaksana BPBD kota Bengkulu melaporkan dan mengajukan SK Penetapan Status
Darurat kepada Walikota Bengkulu

- Menganggap Darurat : Bencana skala sedang 7 hari dan bisa diperpanjang apabila
diperlukan
- Melaporkan kejadian Bencana ke BPBD Propinsi dan BNPB oleh BPBD kota Bengkulu
yang dikoordinir oleh Bidang Kedaruratan.

Untuk komandan Tanggap Darurat Bencana Walikota Bengkulu menunjuk Komandan Tanggap
Darurat agar dipimpin langsung oleh Kepala BPBD kota Bengkulu.

Mengaktifkan RENKON dan POS Komando Tanggap Darurat

Pengajuan Dana Tanggap Darurat dapat menggunakan Dana Tak Terduga dengan mengacu pada
Perwalin No. 16 Tahun 2015 dan/atau pengajuan Dana Siap Pakai pada BNPB dengan mengacu
pada PERKA BNPB No. 6.A Tahun 2011.

- Syarat-syarat pengajuan dan penggunaan Dana Tak terduga sesuai dengan Perwali No. 16
Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Tak terduga Pemerintah kota
Bengkulu pasal 7
- Syarat-syarat pengajuan dan penggunaan Dana Siap Pakai (BNPB) sesuai dengan Perka
BNPB No. 6.A tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Dana Siap Pakai pada Status
Keadaan Darurat Bencana.

Pengajuan dan penggunaan Beras Cadangan Pemerintah pada BULOG

 SK Walikota tentang Penetapan Status Tanggap Darurat.


 Surat-surat pendukung lainnya.
 Pengambilan beras

Langkah-langkah Penanganan darurat antara lain

a. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;


Penyelamatan dan Evakuasi masyarakat dengan melibatkan TNI, POLRI, TRC dan
Relawan (TSBK) Pencarian dan Evakuasi korban (bila ada) dikoordinasikan dengan TIM
SAR
b. Pemenuhan kebutuhan dasar;
Pemerintah kota Bengkulu menyiapkan Kebutuhan dasar bagi korban bencana seperti,
kebutuhan air bersih dan sanitasi, sandang, pangan, penampungan sementara, pelayanan
physikososial dan pelayanan kesehatan berdasarkan RAB yang disusun oleh TIM Kaji
Cepat.
c. Perlindungan terhadap kelompok rentan; dan
Pada saat evakuasi dan penyelamatan tim penyelamat dari BPBD kota Bengkulu
memprioritaskan Kelompok rentan seperti bayi, balita, anak-anak, ibu yang sedang
mengandung atau menyusui, penyandang cacat dan orang lajut usia.
d. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.
Pemerintah kota Bengkulu melakukan pemulihan prasarana dan sarana vital yang
mendukung kehidupan dan perekonomian masyarakat kota Bengkulu. Karena apabila
tidak segera diperbaiki makan akan melumpuhkan perekonomian masyarakat kota
Bengkulu seperti kerusakan jembatan yang menghubungkan kecamatan Sungai Serut dan
Sawah Lebar Baru dan tidak ada alternatif lain yang menghubungkan kedua kecamatan
tersebut.

Evaluasi/Laporan Pertanggungjawaban

Pembuatan Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah kota Bengkulu Membuat laporan Hasil


pelaksanaan tanggap darurat bencana yang terjadi di kota Bengkulu kepada Gubernur Bengkulu.

Anda mungkin juga menyukai