Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

HADIST-HADIST TENTANG AKIDAH, HUKUM DAN AKHLAK

Dosn Pengampu : Ar Rosikh, M.FIL.I.

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 10

1. TERA KURNIA ASRIANTI (220106053)


2. LENA YULIANTARI (220106074)
3. DINA HANDAYANI (220106050)

PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat yang diberikan sehingga tugas makalah tentang Hadist-Hadist dapat terselesaikan.

Dalam penulisan Makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangannya, baik pada
teknis penulisan maupun materi, meningat kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Mataram, 24 November 2022

Kelompok 10
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Akidah
A. Hukum
B. Ahlak

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hadis merupakan salah satu sumber ajaran agama Islam yang menduduki posisi sangat
penting, baik secara struktural maupun fungsional. Secara struktural hadis menduduki posisi
kedua setelah al-Qur’an sebagai sumber ajaran Islam; baik teologis, syariat, akhlak dan
lainnya. Pernyataan hadis berada di urutan kedua setelah al-Qur’an dapat dipahami dari
materi hadis itu sendiri yang merupakan sabda-sabda Nabi atau setiap sesuatu yang
disandarkan kepada beliau, sedangkan al-Qur’an merupakan firman Allah Dzat yang
mengutus Nabi Muhammad saw. sebagai utusan-Nya kepada seluruh alam.

Sedangkan secara fungsional, hadis merupakan penjelas terhadap ayat-ayat al-Qur’an


yang sebagian besar bersifat umum dan global. Sebagai petunjuk bagi manusia dalam urusan
agama dan dunia, maka tidak mungkin seorang muslim bisa memahami dengan baik
kehendak Allah yang tertuang dalam al-Qur’an yang bersifat global, kecuali memahaminya
dengan petunjuk hadis-hadis Nabi.

Telah kita ketahui bahwa Nabi Muhammad SAW, merupakan penanam akidah yang kuat
kepada para sahabatnya. Dan berlanjut kepada umat selanjutnya. Sampai pada masa kita saat
ini. Akidah yang telah Beliau tanamkan kepada umat manusia berdasarkan Al-Quran dan AL-
Hadis. Dengan Al-Quran dan Al-Hadislah umat manusia bisa menemukan jalan benar,
menuju akidah yang tak tergoyahkan, akidah yang diridhai Allah. Berangkat dari sinilah
pemakalah ingin menjabarkan dasar-dasar dari akidah, yaitu dasar Hadis Nabi Muhammad
SAW.

B. Rumusan masalah

1. Sebutkan hadits yang berhubungan dengan dasar dasar aqidah!

2. Sebutkan hadits yang berhubungan dengan hukum!

3. Sebutkan hadits yang berhubungan dengan akhlak!

C. Tujuan

1. untuk memahami dan mengetahui hadits tentang dasar dasar aqidah

2. Untuk memahami dan mengetahui hadits tentang hukum


3. Untuk mengetahui hadits tentang akhlak

BAB II

PEMBAHASAN

A. HADIST TENTANG AKIDAH


Hadits tentang Akidah
Contoh hadits yang berhubungan dengan akidah dapat dilihat pada hadits arbain karya
imam An-Nawawi yang kedua berikut bunyi dari hadits tersebut :

Dari Umar Ra. Juga dia berkata, ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Saw,
suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat
putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh
dan tidak ada seorang pun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia
duduk dihadapan nabi kemudian menempelkan kedua lututnya pada lutut nabi seraya
berkata, “Ya Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam!” Bersabalah
Rasulullah Saw., “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada illah (Tuhan yang
disembah)selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau
mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu” ,
kemudian dia berkata, “Anda benar.” Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula
yang membenarkan.
Kemudian dia bertanya lagi, “Beritahukan aku tentang iman.” Lalu beliau bersabda,
“Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-
Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk”,
kemudian dia berkata, “Anda benar”.
Kemudian dia berkata lagi, “Beritahukan aku tentang Ihsan.” Lalu beliau bersabda ,
“Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah SWT seakan-akan engkau melihatnya ,
jika engkau tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihat engkau.”
Kemudian dia berkata, “Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya).”
Beliau bersabda, “Yang ditanya tidaklah lebih tahu dari yang bertanya .” Dia berkata,
“Beritahukan kepadaku tanda-tandanya,” beliau bersabda, “Jika seorang hamba
melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada,
miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan
bangunannya,” kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar.
Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya, “Tahukah engkau siapa yang bertanya?.”
Aku berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Dia salah
Jibril yang datang kepada kalian(bermaksud) mengajarkan agama kalian.”
[HR. Muslim no. 8]
Hadits ini merupakan hadits yang sangat dalam maknanya karena didalamnya terdapat
pokok-pokok ajaran Islam yaitu iman, Islam dan Ihsan. Hadits ini mengandung makna
yang sangat agung karena berasal dari dua makhluk Allah yang terpercaya , yaitu
Amiinatussamaa’ (kepercayaan makhluk di langit/Jibril) dan Amiinul Ardh
(kepercayaan makhluk di bumi / Rasulullah).
Syarah hadits
Hadits ini sangat berharga karena mencakup semua fungsi perbuatan lahiriah dan
batiniah, serta menjadi tempat merujuk bagi semua ilmu syari’at dan menjadi
sumbernya. Oleh sebab itu, hadits ini menjadi induk ilmu Sunnah. Hadits ini
menunjukkan adanya contoh berpakaian yang bagus, berperilaku yang baik dan bersih
ketika datang kepada ulama, orang terhormat atau penguasa, karena Jibril datang
untuk mengajarkan agama kepada manusia dalam keadaan seperti itu.
Kalimat “Ia meletakkan kedua telapak tangannya diatas kedua paha beliau, lalu ia
berkata, wahai Muhammad ...” adalah riwayat yang masyhur. Nasa’i meriwayatkan
dengan kalimat “Dan ia meletakkan kedua tangannya pada kedua lutut Rasulullah....”
Dengan demikian yang dimaksud kedua pahanya adalah kedua lututnya.
Dari hadits ini dipahami bahwa Islam dan iman adalah dua hal yang berbeda, baik
secara bahasa maupun syari’at. Namun terkadang dalam pengertian syari’at, kata
Islam dipakai dengan makna iman dan sebaliknya. Kalimat “Kami heran, dia bertanya
tetapi dia sendiri yang membenarkannya” mereka para sahabat Rasulullah menjadi
heran atas kejadian tersebut, karena orang yang datang kepada Rasulullah hanya
dikenal oleh beliau dan orang itu belum pernah mereka ketahui bertemu dengan
Rasulullah dan mendengarkan sabda beliau. Kemudian ia mengajukan pertanyaan
yang ia sendiri membenarkannya, sehingga orang-orang heran dengan kejadian itu.
Hadits ini juga menyatakan adanya larangan berlomba lomba membangun bangunan
yang sama sekali tidak dibutuhkan. Sebagaimana sabda Rasulullah, “Anak Adam
diberi pahala untuk setiap belanja yang dikeluarkannya kecuali belanja untuk
mendirikan bangunan.”
Isi yang terpenting dari hadits ini adalah penjelasan tentang Islam, iman dan Ihsan,
serta kewajiban beriman kepada takdir Allah ta’ala. Sesungguhnya keimanan
seseorang dapat bertambah dan berkurang , QS. Al-Fath 4, “Untuk menambah
keimanan mereka pada keimanan yang sudah ada sebelumnya.” Imam Bukhari
menyebutkan dalam kitab shahihnya bahwa Ibnu Abu Mulailah berkata, “Aku
temukan ada 30 orang sahabat Rasulullah yang khawatir ada sifat kemunafikan dalam
dirinya. Tidak ada seorang pun dari mereka yang berani mengatakan bahwa ia
memiliki keimanan seperti halnya keimanan Jibril dan Mikail ‘alaihimus Salaam”.

B. HADIST TENTANG HUKUM

Seluruh umat islam telah sepakat bahwa hadis rasul merupakan sumber dan dasar
hukum islam setelah al-Qur’an, dan umat islam diwajibkan mengikuti hadis sebagaimana
diwajibkan mengikuti al-Qur’an.

Al-Qur’an dan hadis merupakan dua sumber hukum syariat Islam yang tetap, yang
orang islam tidak mungkin memahami syariat islam secara mendalam dan lengkap dengan
tanpa Kembali kepada dua sumber islam tersebut. Seorang mujtahid dan seorang alimpun
tidak diperbolehkan hanya mencukupkan diri dengan salah satu dari keduanya.

Banyak ayat al-Qur’an dan hadis yang memberikan pengertian bahwa hadis itu
merupakan sumber hukum Islam selain al-Qur’an yang wajib diikuti, baik dalam bentuk
perintah maupun larangannya. Uraian di bawah ini merupakan paparan tentang kedudukan
hadis sebagai sumber hukum Islam dengan melihat beberapa dalil, baik naqli maupun aqli.

1. Dalil al-Qur’an.
Banyak ayat al-qur’an yang menerangkan tentang kewajiban mempercayai dan menerima
segala yang disampaikan oleh rasul kepada ummatnya untuk dijadikan pedoman hidup. Di
antara ayat-ayat dimaksud adalah:

Firman Allah SWT:

‫ب َو ٰلَ ِك َّن هَّللا َ يَجْ تَبِي‬ ْ ‫ب ۗ َو َما َكانَ هَّللا ُ لِي‬


ِ ‫ُطلِ َع ُك ْم َعلَى ْال َغ ْي‬ ِ ِّ‫يث ِمنَ الطَّي‬
َ ِ‫َما َكانَ هَّللا ُ لِيَ َذ َر ْال ُمْؤ ِمنِينَ َعلَ ٰى َما َأ ْنتُ ْم َعلَ ْي ِه َحتَّ ٰى يَ ِمي َز ْالخَ ب‬
ِ ‫ِم ْن ُر ُسلِ ِه َم ْن يَ َشا ُء ۖ فَآ ِمنُوا بِاهَّلل ِ َو ُر ُسلِ ِه ۚ وَِإ ْن تُْؤ ِمنُوا َوتَتَّقُوا فَلَ ُك ْم َأجْ ٌر ع‬
‫َظي ٌم‬
Artinya: Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan
kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafiq) dari yang baik
(mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang goib,
akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di anatara rasul-rasul-Nya. Karena itu
berimanlah kepada Allah dan rasul-Nya; dan jika kamu beriman dan bertaqwa, maka bagimu
pahala yang bear. (QS. Ali ‘Imran (3): 179).
Kemudian allah juga berfirman dalam surah Al-Hays (59):7

Artinya: Apa yang diberikan rasul kepadamu, terimalah dan apa-apa yang dilarangnya, maka
tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat keras hukum-Nya.
(QS.Al- Hays (59): 7).

Dari sinilah sebetulnya dapat dinyatakan bahwa ungkapan wajib taat kepada Rasul
SAW dan larangan mendurhakainya, merupakan suatu kesepakatan yang tidak
diperselisihkan oleh umat Islam.

2. Dalil al-Hadis.

Dalam salah satu pesen Rasulullah SAW berkenaan dengan keharusan


menjadikan hadis sebagai pedoman hidu, di samping al-qur’an sebagai pedoman utamanya,
beliau bersabda:

“Aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekalian, yang kalian tidak akan tersesat selagi kamu
berpegang teguh pada keduanya, yaitu berupa kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya”.
(HR.Malik).

Dalam hadis lain Rasul bersabda:


“Wajib bagi sekalian berpegang teguh dengan sunnahku dan Sunnah Khulafa ar-Rasyid
(khalifah yang mendapat petunjuk), berpegang teguhlah kamu sekalian dengannya”. (HR.
Abu Daud dan Ibn Majah).

Hadis-hadis tersebut di atas, menunjukkan kepada kita bahwa berpegang teguh


kepada hadis/menjadikan hadis sebagai pegangan dan pedoman hidup itu adalah wajib,
sebagaimana wajibnya berpegang teguh kepadaal-qur’an.

3. Kesepakatan Ulama (Ijma’).

Kesepakatan umat muslimin dalam mempercayai, menerima, dan mengamalkan


segala ketentuan yang terkandung di dalam hadis ternyata sejak Rasulullah masih hidup.
Sepeninggal beliau, semenjak masa Khulafa’ Al-Rasyidin hingga masa-masa selanjutnya,
tidak ada yang mengingkarinya. Banyak di antara mereka yang tidak hanya memahami dan
mengamalkan isi kandunganya, akan tetapi bahkan mereka menghafal, memelihara, dan
menyebarluaskan kepada generasi-generasi selanjutnya.

Banyak pristiwa menunjukkan adanya kesepakatan menggunakan hadis sebagai


sumber hukum Islam, antara lain dapat diperhatikan peristiwa di bawah ini.

a. Ketika Abu Bakar di baiat menjadi Khalifah, ia pernah berkata “Saya tidak
meninggalkan sedikitpun sesuatu yang diamalkan/dilaksanakan oleh Rasulullah,
sesumgguhnya saya takut tersesat bila meninggalkan perintahnya.

b. Saat Umar berada di depan Hajar Aswad ia berkata: “Saya tahu bahwa engkau adalah
batu. Seandainya saya tidak melihat Rasulullah menciummu, saya tidak akan menciummu”.

c. Pernah ditanyakan kepada ‘Abdullah bin Umar tentang ketentuan shalat safar dalam
al-qur’an. Ibnu Umar menjawa: “Allah SWT telah mengutus Nabi Muhammad SAW kepada
kita dan kita tidak mengetahui sesuatu. Maka sesungguhnya kami berbuat sebagaimana
duduknya Rasulullah SAW, saya makan sebagaimana makanya Rasulullah dan saya shalat
sebagaimana shalatnya Rasul.
d. Diceritakan dari Sa’id bin Musayyab bahwa ‘Uaman bin ‘Affan berkata: “Saya duduk
sebagaimana duduknya Rasulullah SAW, saya makan sebagaiman makanya Rasulullah, dan
saya shalat sebagaimana shalatnya Rasul.

4. Sesuai dengan Petunjuk Akal.

Kerasulan Nabi Muhammad SAW telah diakui dan dibenarkan oleh umat Islam. Di
dalam mengemban misinya itu, kadang-kadang beliau hanya sekedar menyampaikan apa
yang diterima dari Allah SWT, baik isi maupun formulasinya dan kadang kala atas inisiatif
sendiri dengan bimbingan ilham dari Tuhan. Hasil ijtihad beliau ini tetap berlaku sampai ada
nas yang menasakhnya.

Bila kerasulan Muhammad SAW telah diakui dan dibenarkan, maka sudah selayaknya
segaka peraturan dan perundang-undangan serta inisiatif beliau, baik yang beliau ciptakan
atas bimbingan ilham atau atas hasil ijtihad semata,ditempatkan sebagai sumber hukum dan
pedoman hidup.

Dari iraian di atas dapat diketahui bahwa hadis merupakan salah satu sumber hukum
dan sumber ajaran Islam yang menduduki urutan kedua setelah aal-qur’an. Sedangkan bila
dilihat dari egi kehujjahannya, hadis melahirkan hukum zhanny, kecuali hadis yang
mutawatir.

C. HADIST TENTANG AHLAK


1. Pengertian Ahlak

pengertian akhlak menurut istilah adalah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan suatu
perbuatan dengan mudah karena kebiasaan tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih
dahulu.untuk memotivasi manusia agar bersikap dan bertindak dengan penuh kebaikan dan
kebajikan yang didasari atas kesadaran kewajiban yang dilandasi moral. Untuk menjaga
keharmonisan hubungan sosial antar manusia, karena moral menjadi landasan rasa percaya
terhadap sesama.

Akhlak menjadi salah satu pembeda dengan makhluk lain. Karena itu, manusia yang tidak
berakhlak derajatnya bisa lebih rendah daripada binatang.

13 Hadits tentang Akhlak, Dapat Kedudukan Mulia dan Dekat Rasulullah Hingga Masuk
Surga
Banyak hadits tentang akhlak yang perlu dijadikan pedoman bagi Muslim agar terus
berproses menjadi manusia yang berakhlak mulia mengikuti akhlak Rasulullah SAW yang
merupakan suri teladan bagi seluruh manusia. Keluhuran akhlak Baginda Nabi Muhammad
SAW banyak disebutkan dalam Alquran dan hadits.

Akhlak menjadi salah satu pembeda dengan makhluk lain. Karena itu, manusia yang tidak
berakhlak derajatnya bisa lebih rendah daripada binatang.

Hari Ibu, Ini Wasiat Allah dan Rasulullah SAW untuk Memuliakan Ibu dalam Alquran
Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َرسُوْ ِل هّٰللا ِ اُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكانَ يَرْ جُوا هّٰللا َ َو ْاليَوْ َم ااْل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ْير ًۗا‬

Kisah Keberanian Rasulullah SAW dalam Perang Hunain

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah. (QS. Al Ahzab: 21)

Ibnu katsir menerangkan bahwa ayat yang mulia itu merupakan dalil pokok yang paling
besar, yang menganjurkan kepada manusia yang beriman agar meniru Rasulullah SAW
dalam semua ucapan, perbuatan, dan sepak terja

Kisah Perang Khandaq, Mukjizat dan Strategi Jitu Nabi Muhammad SAW Melawan
Musuh

Karena itulah Allah SWT memerintahkan kepada kaum mukmin agar meniru sikap Nabi
SAW dalam hal kesabaran, keteguhan hati, kesiagaan, dan perjuangannya, serta tetap
menanti jalan keluar dari Allah SWT. Semoga shalawat dan salam-Nya terlimpahkan
kepada Rasulullah SAW sampai hari kiamat. Keluhuran akhlak Nabi SAW juga
disebutkan dalam ayat lainnya. Allah SWt berfirman

Peristiwa Perjalanan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW Menembus Langit Ketujuh

ٍ ُ‫ك لَ َعلى ُخل‬


{‫ق َع ِظ ٍيم‬ َ َّ‫} َوِإن‬

Artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur. (Al-Qalam: 4).
Ibnu Abbas mengatakan bahwa sesungguhnya engkau Muhammad, berada dalam agama
yang hebat, yaitu agam Islam. Menurut Atiyyah, disebutkan benar-benar berbudi pekerti
yang agung.

Salah satu alasan diutusnya Nabi Muhammad SAW oleh Allah SWT di Arab tidak lain
untuk membenahi akhlak masyarakat pada masa itu. Hal ini disebutkan dalam hadits.

‫ق‬ َ ‫ثت ُأِلتَ ِّم َم‬


ِ ‫صالِ َح اَأْل ْخاَل‬ ُ ‫ "ِإنَّ َما بُ ِع‬:‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ َ‫"ع َْن َأبِي هُ َريرة ق‬.
َ ِ ‫ قَا َل رسو ُل هَّللا‬:‫ال‬

Dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang baik.

Mengenai akhlak Nabi SAW, Siti Aisyah radhiallahu anha menjawab:

َ‫َكانَ ُخلُقُهُ ْالقُرْ آن‬

Artinya: Akhlak beliau adalah Al-Qur’an. Yakni sebagaimana yang terdapat di dalam Al-
Quran.

Disebutkan dalam riwayat bahwa Rasulullah SAW sama sekali belum pernah
memukulkan tangannya kepada seorang pun dari pelayannya, dan belum pernah memukul
seorang pun dari istri (beliau), dan belum pernah memukulkan tangannya kepada sesuatu
pun kecuali bila dalam berjihad di jalan Allah.

Rasulullah SAW juga tidak pernah memilih di antara dua perkara melainkan memilih
yang paling disukai dan paling ringan di antara keduanya terkecuali bila (yang ringan itu)
berupa dosa. Maka jika hal itu berupa dosa, maka beliau adalah orang yang paling
menjauhinya.

Baginda Nabi SAW juga tidak pernah melakukan suatu pembalasan yang pernah
ditimpakan kepada dirinya, melainkan bila batasan-batasan Allah dilanggar, maka beliau
baru melakukan pembalasan dan itu hanyalah karena Allah SWT.

Berikut Hadits tentang Akhlak yang perlu diketahui Muslim:


1. Rasulullah SAW Manusia Paling Baik Akhlaknya

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِم ْن َأحْ َس ِن النَّاس ُخ‬


َ ِ ‫ َكانَ َرسُو ُل هَّللا‬:ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬ ٍ َ‫ ع َْن َأن‬:‫َّاح‬
ِ ‫ َر‬،‫س‬ ِ ‫قَا َل َأبُو ْالتِّي‬

Abut Tayyah telah meriwayatkan dari Anas r.a. hadis berikut: Rasulullah Saw. adalah
orang yang paling baik akhlaknya.

2. Mukmin Paling Utama yang Baik Akhlaknya

‫ "َأحْ َسنُهُ ْم ُخلُقًا‬:‫ال‬ َ ‫ َأيُّ ْال ُمْؤ ِمنِينَ َأ ْف‬،ِ ‫ُول هَّللا‬
َ َ‫ضلُ؟ ق‬ َ ‫ يَا َرس‬:‫ قِي َل‬:‫ َع ِن ا ْب ِن ُع َم َر‬،‫" َوع َْن َعطَا ٍء‬

Diriwayatkan pula dari Ata, dari Ibnu Umar, bahwa pernah ditanyakan kepada Rasulullah
Saw., "Wahai Rasulullah, manakah orang mukmin yang paling utama?" Rasulullah Saw.
menjawab: Orang yang paling baik akhlaknya dari mereka.

3. Dapat Kedudukan Mulia

ِ ‫ َرفَ ْال َمن‬±‫ َر ِة َو َش‬±‫ت اآْل ِخ‬


ُ‫ َوِإنَّه‬،‫از ِل‬±َ ِ ‫ ا‬±‫ ِه َد َر َج‬±ِ‫ ِن ُخلُق‬±‫ُس‬ ْ ‫ ُغ بِح‬±ُ‫ َد لَيَ ْبل‬±ْ‫ "ِإ َّن ْال َعب‬:‫س َمرْ فُوعًا‬
ٍ َ‫ ع َْن َأن‬،‫ت‬
ٍ ِ‫ ع َْن ثَاب‬،‫وح ْب ِن َعبَّا ٍد‬
ِ ُ‫ع َْن ن‬
‫ َوِإنَّهُ لَيَ ْبلُ ُغ بِسُو ِء ُخلُقِ ِه َد َرك َجهَنَّ َم َوه َُو عَابِ ٌد‬.‫ض ِعيفُ ْال ِعبَا َد ِة‬ َ َ‫"ل‬

Diriwayatkan dari Nuh ibnu Abbad, dari Sabit, dari Anas secara marfu': Sesungguhnya
seorang hamba benar-benar dapat mencapai tingkatan yang tinggi di akhirat dan
kedudukan yang mulia berkat akhlaknya yang baik, padahal sesungguhnya ia lemah
dalam hal ibadah. Dan sesungguhnya dia benar-benar dijerumuskan ke dalam dasar
Jahanam karena keburukan akhlaknya, walaupun dia adalah seorang ahli ibadah.

4. Borong Semua Kebaikan Dunia-Akhirat

ِ ُ‫َب ُحسْنُ ْال ُخل‬


‫ق بِ َخي ِْر ال ُّد ْنيَا َواآْل ِخ َر ِة‬ ٍ َ‫ ع َْن َأن‬،‫ ع َْن ُح َم ْي ٍد‬، َ‫" َوع َْن ِسنَان ْب ِن هَارُون‬
َ ‫ " َذه‬:‫س َمرْ فُوعًا‬

Diriwayatkan dari Sinnan ibnu Harun, dari Humaid, dari Anas secara marfu': Akhlak
yang baik memborong semua kebaikan dunia dan akhirat.

5. Derajat Tinggi
َ ‫ "ِإ َّن ْال َع ْب َد لَيَ ْبلُ ُغ بِ ُحس ِْن ُخلُقِ ِه َد َر َجةَ قَاِئ ِم اللَّ ْي ِل َو‬:‫" َوع َْن عَاِئ َشةَ َمرْ فُوعًا‬
ِ َ‫صاِئ ِم النَّه‬
‫ار‬

Diriwayatkan dari Siti Aisyah secara marfu': Sesungguhnya seorang hamba benar-benar
dapat mencapai derajat orang yang selalu shalat di malam hari dan puasa di siang harinya
berkat kebaikan akhlaknya.

6. Masuk Surga

ِ ‫وى هَّللا‬±َ ±‫ "تَ ْق‬:‫ا َل‬±±َ‫ فَق‬،َ‫الناس ْال َجنَّة‬


َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ع َْن َأ ْكثَ ِر َما يُدخ ُل‬ ِ ‫ َر‬،َ‫ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرة‬
َ ِ ‫ سُئل َرسُو ُل هَّللا‬:ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬
‫ ْالفَ ُم َو ْالفَرْ ُج‬:‫ان‬
ِ َ‫ "اَأْلجْ َوف‬:‫ال‬ َ َّ‫ َو ُسِئ َل ع َْن َأ ْكثَ ِر َما يُ ْد ِخ ُل النَّاسُ الن‬."‫ق‬
َ َ‫ فَق‬،‫ار‬ ِ ُ‫" َو ُحسْنُ ْال ُخل‬

Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah Saw. pernah ditanya tentang amal perbuatan
yang banyak memasukkan orang ke dalam surga, maka beliau menjawab: Takwa kepada
Allah dan akhlak yang baik. Nabi SAW pernah pula ditanya tentang amal perbuatan yang
paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka. Nabi SAW menjawab: Dua
lubang, yaitu mulut dan kemaluan.

7. Anugerah Terbaik

،ِ ‫ول هَّللا‬ ٍ ‫ فَ َجا َء ْتهُ اَأْل ْع َرابُ ِم ْن ُكلِّ َم َك‬،‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ± ‫ا َر ُس‬±±َ‫ ي‬:‫الُوا‬±±َ‫ فَق‬،‫ان‬ ُ ‫ ُك ْن‬:‫قَا َل ُأ َسا َمةُ بْنُ َش ِريك‬
َ ِ ‫ت ِع ْن َد َرسُو ِل هَّللا‬
ِ ُ‫ " ُحسْنُ ْال ُخل‬:‫" َما خَ ْي ُر َما ُأ ْع ِط َي اِإْل ْن َسانُ ؟ قَا َل‬
‫ق‬

Usamah ibnu Syarik menceritakan bahwa ketika ia berada di sisi Rasulullah Saw., tiba-
tiba datanglah orang-orang Badui dari setiap daerah pedalaman, lalu mereka bertanya,
"Wahai Rasulullah, apakah anugerah terbaik yang diperoleh manusia?" Maka Rasulullah
Saw. menjawab: Akhlak yang baik.

8. Jadi Orang Terbaik

‫ار ُك ْم َأ َحا ِسنُ ُك ْم َأ ْخاَل قًا‬


ِ َ‫ "ِإ َّن ِم ْن ِخي‬:‫ ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن َع ْم ٍرو َمرْ فُوعًا‬،‫ق‬
ٍ ‫"ع َْن َم ْسرُو‬

Telah diriwayatkan pula dari Masruq, dari Abdullah ibnu Amr secara marfu':
Sesungguhnya orang yang terbaik di antara kalian ialah orang yang paling baik
akhlaknya.

9. Pahala Berlimpah Pagi dan Petang


، ‫ َك َما‬،‫ق‬ِ ُ‫ب َعلَى ُح ْس ِن ْال ُخل‬ ِ ‫ْطي ْال َع ْب َد ِمنَ الثَّ َوا‬ َ ِ ‫ قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬:‫ع َِن ْال َح َس ِن بْنُ َعلِ ٍّي قَا َل‬
ِ ‫ "ِإ َّن هَّللا َ لَيُع‬:‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
‫ يَ ْغدُو َعلَ ْي ِه اَأْلجْ ُر َويَرُو ُح‬،ِ ‫"يُ ْع ِطي ْال ُم َجا ِه َد فِي َسبِي ِل هَّللا‬

Dari Al-Hasan ibnu Ali yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
Sesungguhnya Allah benar-benar memberi seorang hamba pahala berkat kebaikan
akhlaknya, sebagaimana Dia memberi pahala kepada seorang mujahid di jalan Allah;
pahala berlimpahan baginya di setiap pagi dan petang.

10. Dekat dengan Rasulullah SAW

‫ َد ُك ْم‬±‫ي َوَأ ْب َع‬ َ ‫ َوِإ َّن َأ ْبغ‬،‫ا‬±±ً‫نَ ُك ْم َأ ْخاَل ق‬±‫اس‬


َّ ‫ ُك ْم إل‬±‫َض‬ ِ ‫ َأ َح‬،‫ي َوَأ ْق َربَ ُك ْم ِمنِّي َمجْ لِسًا‬
َّ ‫ "ِإ َّن َأ َحبَّ ُك ْم إل‬:‫ ع َْن َأبِي ثَ ْعلَبَةَ َمرْ فُوعًا‬،‫ُول‬
ٍ ‫ع َْن َم ْكح‬
َ‫ الثَّرْ ثَارُونَ ْال ُمتَ َش ِّدقُونَ ْال ُمتَفَ ْي ِهقُون‬،‫اوي ُك ْم َأ ْخاَل قًا‬ِ ‫" ِمنِّي َم ْن ِزاًل فِي ْال َجنَّ ِة ُم َس‬

Diriwayatkan dari Mak-hul, dari Abu Sa'labah secara marfu': Sesungguhnya orang yang
paling aku sukai dari kalian dan paling dekat kedudukannya denganku adalah orang-
orang yang paling baik akhlaknya. Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dari
kalian dan paling jauh kedudukannya dariku di surga nanti adalah orang-orang yang
paling buruk akhlaknya, yaitu orang-orang yang banyak bicara, suka membual (menyakiti
orang lain melalui lisannya), lagi angkuh.

11. Sempurna Imannya

‫ؤون‬±±‫ الموط‬،‫ا‬±±‫نكم أخالق‬±±‫ أحاس‬،‫ا‬±±ً‫َأ ْك َملِ ُك ْم ِإي َمان‬±ِ‫ ُر ُك ْم ب‬±ِ‫ "َأاَل ُأ ْخب‬:‫ا‬±±‫ ع َْن َجابِ ٍر َمرْ فُو ًع‬،‫ ع َْن ُم َح َّم ِد ب ِْن الم ْن َك ِدر‬،‫س‬
ٍ ‫ع َْن َأبِي ُأ َو ْي‬
‫ الَّ ِذينَ يُْؤ لفون ويَْألفون‬،‫َأ ْكنَافًا‬

Diriwayatkan dari Abu Uwais, dari Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir secara marfu':
Maukah aku beri tahukan kepada kalian tentang orang yang paling sempurna imannya
dari kalian? Yaitu orang-orang yang paling baik akhlaknya, lagi rendah diri, yaitu orang-
orang yang disukai dan menyukai.

12. Penunjang Agama


‫عُهم‬±‫ َولَ ِك ْن يَ َس‬،‫َأ ْم َوالِ ُك ْم‬±ِ‫اس ب‬ َ ‫ ع َْن َأبِي هُ َري‬،‫ ِّد ِه‬±‫ ع َْن َج‬،‫ ع َْن َأبِي ِه‬،‫يس‬
َ َّ‫عُون الن‬±‫ " ِإنَّ ُك ْم اَل ت ََس‬:‫ا‬±ً‫رةَ َمرْ فُوع‬±ْ َ ‫ال َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن ِإ ْد ِر‬
َ َ‫ق‬
ٍ ُ‫" ِم ْن ُك ْم بَ ْسطُ ُوجُو ٍه َو ُحسْنُ ُخل‬
‫ق‬

Abdullah ibnu Idris telah meriwayatkan dari ayahnya, dari kakeknya, dari Abu Hurairah
secara marfu': Sesungguhnya kalian tidak akan dapat memikat hati manusia dengan harta
kalian, tetapi kalian dapat memikat mereka dengan sikap wajah yang berseri dan akhlak
yang baik. Muhammad ibnu Sirin telah mengatakan bahwa akhlak yang baik menunjang
agama.

13. Pelebur Dosa

‫ َد‬±‫ب َأ ْعظَ ُم ِع ْن‬ ٍ ‫ا ِم ْن َذ ْن‬±±‫ " َم‬:‫لَّ َم‬±‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس‬َ ِ ‫ قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬:‫ش قَا َل‬ ٍ ‫ ع َْن َر ُج ٍل ِم ْن قُ َر ْي‬،َ‫َح َّدثَنَا َع ْب ُد الرَّحْ َم ِن ب ُْن ِإ ْس َحاق‬
‫ ُد‬± ‫ا يُ ْف ِس‬±±‫ َل َك َم‬±‫ق ال َّسيَِّئ لَيُ ْف ِس ُد ْال َع َم‬
َ ُ‫ وَِإ َّن ْال ُخل‬،َ‫وب َك َما تُ ِذيبُ ال َّش ْمسُ ْال َجلِيد‬
َ ُ‫الذن‬ُّ ‫يب‬ َ ‫ق ْال َح َسنَ لَيُ ِذ‬
َ ُ‫ق؛ ِإ َّن ْال ُخل‬
ِ ُ‫هَّللا ِ ِم ْن سُو ِء ْال ُخل‬
‫"الخَ لُّ ْال َع َس َل‬
ْ

Dia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Jahd, telah menceritakan
kepada kami Abul Mugirah Al-Ahmasi, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman
ibnu Ishaq, dari seorang lelaki dari kalangan kabilah Quraisy yang telah menceritakan
bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tiada Suatu Dosa yang besar disisi Allah selain
dari akhlak yang buruk. Sesungguhnya akhlak yang baik itu benar-benar dapat melebur
dosa-dosa, sebagaimana sinar mentari mencairkan salju. Dan sesungguhnya akhlak yang
buruk itu benar-benar merusak amal (baik) sebagaimana cuka merusak madu.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari beberapa uraian di atas dapat kita ambil beberapa kesimpulan
bahawa: Hadits menurut bahasa yaitu sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu
yang dekat atau waktu yang singkat. Hadits juga berarti berita yaitu sesuatu yang
diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari seorang kepada orang lain.
B. SARAN
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas
kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam penyususnan
makalah hadist-hadist tentang akidah,hukum dan ahlak ini. Kami juga mengharap
adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam
penyusunan makalah.
DAFTAR PUSTAKA

Munjier Suprapta(2013). ILMU HADIS. PT Raja Gravindo Persada, Jakarta 2013

Imam Muhyiddin Yahya (2015). SYARAH HADIST ARBAIN. AG Studio, Jakarta 2015
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai