Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Analogi Hukum, 2 (1) (2020), 73–77

Jurnal Analogi Hukum


Journal Homepage: https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/analogihukum

Penerapan Pasal 1320 Kuh Perdata Terhadap Tanggung Jawab


Penjual Dalam Perjanjian Jual Beli Barang Melalui Media
Internet
I Komang Mahesa Putra*, Ni Luh Made Mahendrawati dan Desak Gde Dwi Arini

Fakultas Hukum, Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali-Indonesia

*mahes.p@gmail.com
How To Cite:
Putra, I, K, M., Mahendrawati, N, L, M., Arini, D, G, D. (2020). Penerapan Pasal 1320 Kuh Perdata Terhadap Tanggung Jawab Penjual Dalam
Perjanjian Jual Beli Barang Melalui Media Internet. Jurnal Analogi Hukum. 2(1). 73-77. Doi: http://
dx.doi.org/10.22225/.2.1.1623.73-77

Abstract-This trade activity by utilizing internet media is known as electronic commerce, or abbreviated as e-
commerce. Regarding the relevance of existing legislation with the need for regulations in buying and selling
transactions through internet media, especially the seller's responsibility. The formulation of the problem in
this writing is how the legal protection for the parties in the sale and purchase agreement through the internet
media and how the seller's responsibility in the sale and purchase agreement based on article 1320 of the Civil
Code. The author uses the type of normative legal research and the problem approach used is the basis of the
conceptual approach and legislation. The agreement needed to give birth to an agreement mandated in Article
1320 of the Civil Code is considered to have been reached if the statement of one party was received by the
other party. In summary, an agreement is considered to have taken place when one of the parties agreed. The
government should provide more stringent supervision for the parties who carry out this electronic
transaction, namely by conducting a registration of all activities involving public interest in electronic traffic.
Keywords: Sale and Purchase Agreement, Seller responsibilities, e-commerce

Abstrak-Kegiatan yang menggunakan elektronik komersil sudah digandrungi beberapa orang dengan
penggunaan yang semakin meningkat dengan pesat setiap tahunnya atau disingkat e-commerce. Berkaitan
dengan relevansi peraturan perundang–undangan yang sudah ada dengan kebutuhan akan peraturan dalam
transaksi jual beli melalui media internet terutama pertanggungjawaban penjual. Rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah bagaimana perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian jual beli melalui media
internet dan Bagaimana tanggung jawab penjual dalam perjanjian jual beli barang berdasarkan pasal 1320
KUH Perdata. Penulis menggunakan tipe penelitian hukum normative dan pendekatan masalah yang
digunakan adalah dasar pendekatan konseptual dan Peraturan perundang-undangan. Persetujuan antara kedua
orang yang menjalin suatu hubungan keperdataan di anggap telah sah apabila keduanya setuju. Ringkasnya,
suatu perjanjian dianggap telah terjadi pada saat salah satu pihak menyatakan sepakat. Pemerintah seyogyanya
memberikan pengawasan yang lebih ketat lagi bagi para pihak yang melakukan transaksi elektronik ini yaitu
dengan jalan melakukan suatu pendaftaran terhadap segala kegiatan yang menyangkut kepentingan umum
didalam lalu lintas elektronik.
Kata Kunci: Perjanjian jual beli, tanggung jawab penjual, e-commerce

1. Pendahuluan perubahan yang signifikan. Sedemikian cepat


proses berlangsungnya perubahan-perubahan
Dalam era pembangunan yang serba yang terjadi mengakibatkan tidak adanya batas
modern pada zaman sekarang ini era globalisasi suatu hubungan sosial.
membawa efek yang sangat berpengaruh,
terutama dalam bidang tekonologi dan Berbagai situs menawarkan berbagai jenis
komunikasi. Tidak dapat dipungkiri lagi barang yang setiap orang berpikir ingin
tekonolgi berkembang dengan sangat pesat. membeli walaupun terkadang yang diharapkan
Prilaku masyarakatnya pun ikut mengalami tidak sesuai kenyataan. Perkembangan dunia

Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 1, 2020. CC-BY-SA 4.0 License


73
Penerapan Pasal 1320 Kuh Perdata Terhadap Tanggung Jawab Penjual Dalam Perjanjian Jual Beli Barang Melalui
Media Internet

yang cukup pesat dalam elektronik dirasakan dapat membantu dalam segala bidang
menyebabkan manusia harus pintar-pintar kehidupan. Namun hal itu kembali kepada
dalam menggunakannya. Diharapkan individu masing-masing orang karena tidak
memeberikan manfaat yang positif didalam semua orang mempunyai keinginan baik dalam
kehidupan seperti misalnya melakukan bisnis menggunakan fasilitas yang canggih sperti ini
hanya lewat telephone ataupun hanya duduk di (Barkatullah & Prasetyo, 2005).
depan layar monitor mendapatkan hasil yang
maksimal (Barkatullah & Prasetyo, 2005). Banyak permasalah yang terjadi mulai dari
pembohongan publik seperti yang beredar saat
Teknik perdagangan menggunakan media ini banyaknya hoax yang muncul ke dunia
internet sebagai untuk bertransaksi merupakan globalisasi seperti ini. Tidak ada salahnya bila
suatu fasilitas yang ada pada saat ini dan kita melakukan pembelian lewat cara
banyak digunakan oleh orang yang tidak menjelajah di dunia maya asalkan niat kita
mengenal batas usia. Perkembangan media benar dan tulus jangan sampai ada yang
online yang sangat cepat ini memberikan dirugikan akibat kesalahan dari kita.
kemudahan bagi setiap individu untuk
melakukan suatu kegiatan yang bisa dilakukan Lain halnya dengan si pembeli ini dalam
dimana saja kapanpun dan oleh siapa pun. sisi yang satunya sebagai penjual harus benar
Contohnya bila dulu kita harus mengunjungi memberikan informasi apa yang di jual dan di
suatu tempat untuk membeli barang, sekarang perdagangkan. Jangan sampai apa yang terlihat
kita hanya dengan membuka dan menjelajah di di layar handphone ataupun komputer lain
media digital kita bisa melakukan pemesanan dengan aslinya, apabila terjadi seperti itu berarti
dan memilih barang tanpa harus membuang itu sudah melakukan suatu penipuan. Sekarang
waktu dan tenaga lebih banyak untuk mencari ini semua hak kepemilikan dan pencipataan
apa yang kita inginkan. sudah dapat perlindungan hukum dengan
dikeluarkannya hak cipta suatu hasil karya dan
Namun tidak semua barang dapat di hak paten.
lakukan melalui transaksi di media online, ada
beberapa barang yang ditidak bisa dijual Apabila dalam prosesnya terjadi pertikaian
maupun dibeli. Hanya benda atau barang- antara kedua belah pihak dalam dunia yang
barang yang bergerak saja, jika seseorang ingin modern ini sudah ada UU ITE yang
menjual tanah itu mustahil dilaksanakan sebab diperuntukan untuk pengguna media sosial.
itu mempunyai surat atas tanah tersebut yang Berbagai jenis peraturan hukum diterbitkan
bersifat pribadi dan harus dilakukan secara oleh pemerintah guna melindungi hak-hak
empat mata. Seperti yang kita tahu hanya benda pihak yang ada didalam proses transaksi ini.
yang dapat dilakukan transaksi seperti, mobil, Penelitian serupa telah dilakukan oleh
motor, baju, perabotan rumah tangga dan (Agusta, 2010) yang berfokus untuk
sebagainya. mengetahui tanggungjawab penjual dalam
Pada zaman sekarang ini banyak orang perjanjian jual beli barang melalui media
yang mengkhususkan dirinya dengan cara internet dan penyelesaian dalam hal terjadi
membuat suatu kelompok perdangangan yang sengketa antara pembeli dengan penjual dalam
menjual hasil produksi yang sama. Apapula jual beli melalui media internet. Hasil penelitian
kelemahan dan keburukan dari proses ini seperti ini menunjukkan bahwa tanggung jawab
konsumen yang tidak jujur dia memesan barang penjual terhada pembeli dalam hal adanya cacat
namun sampai barang dating dia tidak tersembunyi dalam jual beli laptop melalui
melakukan pembayaran dan itu sudah internet, maka tidak semua cacat tersembunyi
melanggar kesepakatan yang telah dibuat sejak dapat ditanggung oleh pihak penjual, karena
awal. Bagi setiap individu yang merasa hanya masalah yang berhubungan dengan
dirugikan atas perbuatan yang tidak kerusakan sebagai akibat cacat bahan atau
menyenangkan tersebut, bagi pihak yang kesalahan pengerjaan saja yang dapat
dirugikan dapat menggugat yang bersangkutan ditanggung dalam jangka waktu garansi. Pada
(Barkatullah & Prasetyo, 2005). kasus yang telah diuraikan, pihak penjual hanya
bersedia memperbaiki laptop tersebut, tanpa
Dalam dunia internasional umumnya bersedia mengganti dengan yang baru, namun
kegiatan perdagangan lewat dunia maya seperti pihak penjual akan membebaskan dari biaya
ini menimbulkan berbagai macam masalah dan service. Meskipun dernikian, pembeli tetap
manfaat. Gaya hidup seperti ini sudah lumrah meminta agar laptop tersebut diganti dengan
dilaksanakan di luar negeri terutama pada yang baru. Selain itu (Safi’i & Budiwati, 2018)
negara maju. Di Indonesia kegiatan pemasaran juga melakukan penelitian serupa yang
dengan menggunakan bantuan internet bertujuan untuk mengetahui tanggung jawab
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 1, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
74
Penerapan Pasal 1320 Kuh Perdata Terhadap Tanggung Jawab Penjual Dalam Perjanjian Jual Beli Barang Melalui
Media Internet

masing-masing pihak dalam jual beli online dan hukum tersier yaitu bahan yang memberikan
perlindungan konsumen dalam jual beli online. petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hukum primer dan sekunder, contohnya kamus.
tanggung jawab penjual adalah melakukan
penjualan dengan jujur dan memberikan Teknik yang digunakan untuk
kompensasi ganti rugi atas kerugian konsumen. pengumpulan bahan hukum yang diperlukan
Dan tanggung jawab pembeli adalah dalam penelitian ini diperoleh dengan cara
memberikan bayaran harga sesuai kesepakatan melakukan studi kepustakaan dengan cara
bersama. Kemudian perlindungan konsumen mencari, meringkas, mencatat dan mempelajari
dalam jual beli online adalah yaitu serta memahami buku-buku ilmiah yang
mendapatkan barang atau jasa yang sesuai memuat pendapat beberapa sarjana. Bahan
kondisi, mendapatkan informasi yang jelas hukum yang telah berhasil dikumpulkan
mengenai barang, mendapatkan perlindungan tersebut selanjutnya akan dilakukan
sebagaimana mestinya serta mendapat ganti penyuntingan bahan hukum,
kerugian. Hak untuk mendapatkan advokasi, pengklarifikasian bahan hukum yang
perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa relevan dan penguraian secara sistematis.
perlindungan konsumen secara patut.
3. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Berdasarkan dari uraian latar belakang
diatas adapun rumusan masalah yang akan
penulis bahas, yaitu: Bagaimana perlindungan Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak Dalam
hukum bagi para pihak dalam perjanjian jual Perjanjian Jual Beli Melalui Media Internet
beli melalui media internet?, Bagaimana
tanggung jawab penjual dalam perjanjian jual Seperti biasanya kita mengenal jenis
beli barang berdasarkan pasal 1320 KUH transaksi nyata dengan tatap muka langsung,
Perdata? dalam era cepat sepertinya hal itu dapat tidak
dilakukan atau dapat dilakukan dengan cara lain
2. Metode yang lebih menghemat waktu dan tenaga.
Seperti yang diketahui transaksi yang dilakukan
Dalam penelitian ini penulis menggunakan menggunakan media online sebagai perantara
metode penelitian hukum normatif yaitu dengan merupakan hal yang sudah lumrah dilakukan
cara melakukan pengkajian terhadap bahan saat ini. Perkembangan dunia elektronik yang
hukum dari literatur. Dalam penelitian ini semakin maju merupakan suatu alasan yang
penulis menggunakan pendekatan masalah yaitu sangat besar melatarbelakangi perubahan
pendekatan secara perundang-undangan dan komunikasi saat ini. Serasa tidak ada jarak yang
pendekatan secara konseptual. Pendekatan memisahkan bahkan satu negara dengan negara
perundang-undangan ialah suatu pendekatan lain terasa dekat dikarenakan perkembangan
dimana suatu peraturan perundangan-undangan komunikasi dalam bidang elektronik saat ini.
dikaji lebih dalam dan khusus peraturan
perundang-undangan tersebut juga berhubungan Namun terdapat banyak masalah yang
dengan permasalahan yang ada. Sedangkan terjadi karena tidak semua orang mempunyai
pendekatan konseptual merupakan suatu itikad baik dalam melakukan atau
pendekatan yang didalam ilmu hukum ada dan menggunakan media sosial yang ada. Banyak
berkembang pemikiran dan doktrin para kasus penipuan yang terjadi terutama dalam
sarjana. bidang transaksi perdagangan yang melibatkan
si penjual dengan pembelinya. Maraknya kasus
Adapun sumber bahan hukum yang penipuan yang terjadi di media internet saat ini
digunakan penulis akan digunakan yaitu lumayan meresahkan pengguna yang memang
bersumber dari penelitian dan kepustakaan, ingin berbuat baik.
berupa: Bahan hukum primer adalah bahan
hukum yang sifatnya mengikat berupa Diterbitkannya UU mengenai perlindungan
peraturan perundang-undangan yang berlaku konsumen diharapkan bisa memberi solusi
dan ada kaitannya dengan permasalahan yang terhadap kejadian yang ada saat ini. UU
dibahas meiputi: Undang-Undang Dasar Negara tersebut dijadikan pelindung bagi konsumen
Republik Indonesia Tahun 1945; Kitab Undang yang dirugikan namun dalam hal ini diharapkan
-Undang Hukum Perdata. Bahan hukum UU dapat menjadi keadilan bagi kedua belah
sekunder adalah bahan hukum yang sifatnya pihak. Disini konsumen lebih dititik beratkan
menjelaskan bahan hukum primer, dimana karena dalam posisi ini konsumen mempunyai
bahan hukum sekunder berupa buku literatur, kukuatan yang sangat lemah dibandingkan
hasil karya sarjana untuk memperluas wawasan produsen atau pelaku usaha yang ada.
penulis mengenai bidang penulisan. Bahan
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 1, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
75
Penerapan Pasal 1320 Kuh Perdata Terhadap Tanggung Jawab Penjual Dalam Perjanjian Jual Beli Barang Melalui
Media Internet

Secara umum memberikan rasa aman, persetujuan yang dilakukan sejak awal transaksi
tentram dan sejahtera dan pengayoman baik hak (HS, 2011).
dari setiap warga dan merupakan kewajiban
yang dilaksanakan pemerintah yang berwenang Masyarakat yang modern saat ini sudah
demi menjaga negara agar tetap aman (HS, cukup pintar dalam melakukan hubungan
2011). perdagangan melalui media yang ada sekarang
ini. Gaya hidup dan tuntutan sosial
Dalam hal ini UU dimaksudkan bukan menyebabkan maraknya terjadi penipuan yang
untuk mematikan posisi pelaku usaha atau menjadi korban disini ialah konsumen atau
penggiat usaha, namun ini diharapkan agar pemai hasil barang atau jasa yang ditawarkan.
menjadi sebuah transaksi yang sehat dan tidak
bersifat monopoli atau menipu dikarenakan Banyaknya kerugian yang ditimbulkan
adanya beberapa oknum yang hanya ingin akibat dari perdagangan melalui media
mencari keuntungan yang sebesar-besarnya elektronik ini diharapkan pemerintah lebih
tanpa peduli dengan apa yang dirasakan oleh tegas dalam melakukan perlindungan agar para
konsumennya. pencari uang kotor tidak merajarela dipasaran.
Pelaku usahapun dimohonkan guna
Konsumen harus pintar-pintar memilih dan melaksanakan kegiatan dengan berpatokan pada
jeli dalam proses pembelian secara tidak dasar kejujuran untuk melakukan suatu
langgung ini. Harus dipikirkan secara perlahan transaksi.
jangan hanya karena tergoda dengan potongan
harga lalu langsung asal pesan saja tanpa Adapun bentuk yang diberikan sebagai
memikirkan resiko yang terjadi, biasanya bila pertanggung jawaban oleh pengingat usaha atau
berbelanja secara tidak langsung atau memesan yang menawarkan barang seandainya terjadi
dalam media sosial konsumen diharuskan kesalahan ataupun barang yang dikirim cacat
membayar terlebih dahulu apabila konsumen ataupun rusak dapat dilakukan dengan
sudah mentransfer uang yang sesuai dengan pengembalian uang atau penggantian barang
harga barang yang dibeli tersebut maka produes yang baru itupun tergantung dari keputusan
atau si penjual akan mengirimkan barang sesuai konsumen yang bersangkutan. Menanggung
tempat alamat di pemesan tersebut. Suatu cara semua perbuatan yang diakibatkan merupakan
menghindarkan diri dari penipuan. definisi dari sebuah arti kata tanggung jawab.
Terjadinya unsur kesalahan atau kesengajaan
melakukan sesuatu yang merugikan dan
Tanggung Jawab Penjual Dalam Perjanjian membahayakan seseorang ataupun atas
Jual Beli Barang Berdasarkan Pasal 1320 kehilangan barang atau sebagainya. Terjadinya
KUH Perdata kesalahan dalam pemakaian oleh pengguna
menyebabkan kerugian yang dialami harus
Dalam KUH Perdata kegiatan pengikatan memperoleh tanggung jawab atas kegagalan
diri dengan seseorang atau lebih dalam menjalin suatu produk yang dihasilkan.
sebuah hubungan bisnis merupakan arti dari
sebuah perjanjian. Dalam hal ini diharapkan Kerugian yang ditimbulkan pihak lain atas
kedua belah pihak saling berpatokan pada kesalahan yang dilakukan haruslah sewajarnya
persetujuan yang dirancang sejak awal mendapat pertanggungjawaban yang sesuai
dibentuknya. dengan derita yang dia tanggung atas kerugian
tersebut. Banyak jenis ganti rugi yang bisa
Kegiatan transaksi perdagangan melaui dilakukan oleh pelaku usaha mulai dari ganti
media sosial zaman sekarang ini merupakan rugi mengembalikan uang konsumen yang
kebutuhan yang tidak bisa dihindarkan oleh dirugikan sampai dengan ganti rugi dengan cara
masyarakat internasional umunya dan menanggung biaya yang dikeluarkan selama
khususnya pada masyarakat Indonesia. konsumen melakukan pengobatan jika terdapat
Kecanduan akan proses yang cepat, mudah kerusakan fatal yang terjadi pada fisik
serta gampang mengakibatkan transaksi konsumen tersebut.
komersial berjalan sangan cepat.
Pertanggungjawaban secara pidana
Tanggung jawab yang dimiliki oleh si
merupakan sistem pertanggung jawaban
penjual disini diharapkan mampu melaksanakan
sesuai dengan kewajibannya. Agar terhidar dari menggunakan dua asas terpenting yaitu asas
berbagai sengketa yang ada bisa sampai kesalahan dan asas legalistas dimana suatu
menyeret ke dalam penjara. Tanggung jawab pidana tidak ada bila tanpa adanya suatu
disini maksudkan agar si penjual melaksanakan kesalahan yang beriringan lurus.
apa yang seharusnya dilakukan sesuai Pertanggungjawabannya berupa ancaman

Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 1, 2020. CC-BY-SA 4.0 License


76
Penerapan Pasal 1320 Kuh Perdata Terhadap Tanggung Jawab Penjual Dalam Perjanjian Jual Beli Barang Melalui
Media Internet

pidana penjara dan juga ancaman denda Barkatullah, A. H., & Prasetyo, T. (2005).
yang dijatuhkan kepada terdakwa yang Bisnis E-Commerce Studi Sistem
bersalah dalam hal sengketa ini. Adapun Keamanan dan Hukum di Indonesia.
apabila pelaku usaha melanggar larangan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
memperdagangkan barang/jasa yang tidak HS, Salim. (2011). Pengantar Hukum Perdata
sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam Tertulis (BW). Jakarta: Sinar Grafika.
label, etiket, keterangan, iklan atau promosi
penjualan barang dan/ jasa tersebut, maka Safi’i, I. M., & Budiwati, S. (2018). Tanggung
pelaku usaha dapat dipidana berdasarkan Jawab Para Pihak dalam Jual Beli
Online Ditinjau dari Undang-Undang
Pasal 62 ayat (1) UU Perlindungan No 11 Tahun 2008 Tentang Informasi
Konsumen. Transaksi Elektronik dan Undang
4. Simpulan Undang No 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen. Universitas
Bantuan hukum yang diberikan kepada Muhammadiyah Surakarta. Retrieved
pengguna dan pelaksana kegiatan transaksi from http://eprints.ums.ac.id/id/
komersial, ketentuan dalam perjanjian e- eprint/70264
commerce di Indonesia menimbulkan ketidak
pastian hukum dan resiko yang tinggi bagi Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
pelaku usaha lainnya. Bentuk dalam kontrak Undang-Undang Dasar Negara Republik
aktivitas electronic commerce pada hakekatnya Indonesia Tahun 1945.
disebut dengan online contract sangat berbeda
dengan kontrak konvensional. Pelaksanaan
kontrak dalam e-commerce pada umumnya
terjadi antara para pihak yang berkedudukan
berlainan negara atau kota, agar pelaksanaan
kontrak komersil tidak mengalami hambatan,
tentunya permasalahaan mengenai yuridiksi
kewenangan pengadilan dalam menangani
sengketa tersebut haruslah ditemukan
pemecahan dan adanya aturan hukum yang
pasti dalam pengaturannya.
Dalam transaksi komersial saat Ini
perjanjian yang dilakukan dengan melalui
media internet sebagai alat komunikasi.
Berbagai kemudahan didapatkan dengan
transaksi komersil tersebut. Namun dilain sisi
terdapat berbagai masalah yang harus
ditanggung keduanya atau orang yang
melakukan perjanjian tersebut. Tanggung jawab
bila terjadinya pelanggaran kewajiban harus
mendapakan ganti rugi yang sesuai dengan
yang telah disetujui sejak awal pembuatan
persetujuan tersebut. Apabila terjadi sebuah
sengketa dalam persetujuan tersebut dapat
dilakukan dengan bantuan hukum yang ada saat
ini pemerinah siap mengayomi masyakatnya
sesuai peraturan yang ada. Seandainya bila
tidak bisa dilakukan dalam hukum nasional bisa
dilakukan dengan menggunakan hukum
internasional yang mengatur mengenai
konsumen yang bermasalah.
Daftar Pustaka
Agusta, E. R. (2010). Tanggung Jawab Penjual
Dalam Perjanjian Jual Beli Barang
Melalui Media Internet. Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta.

Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 1, 2020. CC-BY-SA 4.0 License


77

Anda mungkin juga menyukai