Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1 KELAS 1.

01
PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Nama Anggota Kelompok 10 :

1. Annisa Destiana (22602011001) (Bagian 2a, 2b)


2. Fiza Istanti Nur Rosida (22602011008) (Bagian 1a, 1b)
3. Evinnia Agustin Rahmawati (22602011064) (Bagian 3b, 3c)
4. Nurhidayah (22602011114) (Bagian 3a)
5. Rizka Syahira Ramadhani (22602011134) (Bagian 1c)

Nama Industri : Tenun (Ds. Sarangan, Kec. Kanor, Kab. Bojonegoro)

Ibu Sholihah (narasumber) memutuskan untuk meninggalkan pekerjaanya sebagai karyawan di PT


Behaestex pada tahun 2009 yang berada di Gresik dan kemudian Kembali tinggal di desa sarangan kec
Kanor. Ibu sholihah kemudian mulai berkeinginan mendirikan usaha tenun pada tahun 2014, kemudian
beliau mengajukan diri sebagai pihak kedua dari PT Behaestex. Mulai dari alat dan bahan yang
digunakan didapatkan dari PT tersebut. Beliau saat ini sudah memiliki lima karyawan tetap. Sebenarya
beliau ingin menambah karyawan, tetapi susah untuk mendapatkanya karena dalam proses pembuatan
membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Dalam 1 minggu 5 karyawan tersebut dapat menghasilkan 12-
15 potong kain sarung tenun.

1. Definisi ekonomi mikro sesuai yang terdapat pada materi perkuliahan


a. Dari hasil wawancara yang kelompok kami lakukan pada industri Tenun di Desa Sarangan,
kami simpulkan bahwa teori yang sesuai adalah teori yag dikemukakan oleh William Snell
b. Kami mengambil dari dasar tersebut karena industri yang kami kunjungi merupakan pihak
ke-2 dari perusahaan.
c. Interaksi pelaku dua sektor.
Perusahaan Behaestex yang berpusat di Gresik sebagai Rumah tangga konsumen yang
berperan sebagai pemasok atau penyuplai alat dan bahan.
Ibu sholihah sebagai Rumah tangga produsen yang berperan sebagai produsen yang dibantu
oleh karyawannya.

Interaksi pelaku dua sektor


Silahkan diperkuat dengan gambar dan atau data, interaksi antara produsen dan konsumen

2. Diantara 10 perinsip ekonomi, terdapat point yang menyatakan bahwa:


a. Dalam pertukaran, dihadapkan pada kompromi antara efisiensi dan keadilan.
Peryataan :
Untuk efisiensi yang didapatkan adalah biaya hidup ketika Kembali ke desa lebih sedikit
dibanding saat tinggal di Gresik
Efisiensi yang diperoleh :
- Merujuk hasil pada point 2b pengeluaran yang tiap bulan biasanya Rp. 2 juta, berkurang
menjadi Rp 900.000,- sehingga terjadi penghematan pengeluaran Rp. 1,1 juta
Keadilan yang didapat yaitu bisa bekerja dirumah setiap hari.
- Keadilan yang diperoleh : bisa berkumpul dengan keluarga setiap hari (anak, suami, dll),
dapat memberikan pekerjaan kepada orang lain/ tetangga untuk memperoleh
penghasilan yang layak, dimana sebelumnya mereka ini tidak/ belum bekerja.

b. Trade Off dan Opportunity cost


Pernyataan :
 Trade off (meninggalkan pekerjaan sebagai karyawan di PT Behaestex )
 Opportunity cost( Dengan meninggalkan pekerjaan sebagai karyawan di PT
Behaestex, narasumber dapat mendirikan usaha tenun sendiri sebagai pihak kedua,
dengan mendapatkan pendapatan yang lebih dibanding saat bekerja sebagai
karyawan )

Memahami trade off dan opportunity


- Trade off dari topik kasus kelompok ini, adalah Ibu Sholihah resign (mundur)
sebagai karyawan PT Behaestex, tidak lagi menerima gaji Rp…….. per bulan,-
tidak lagi menerima tunjangan kesehatan perbulan Rp…… ( point rupiah tidak
harus sama dengan realita…nilai nya di estimasi saja)

Dari total trade off diatas nilainya diestimasi :

Gaji dan tunjangan per bulan = Rp. 5.000.000 lenyap

Hanya Pengeluaran per bulan = Rp. 2.000.000 lenyap


ini saja Sisanya untuk menabung/bulan = Rp. 3.000.000 lenyap
yang
dihitung - Opportunity cost
trade off Dari trade off diatas, Opportinity Ibu Sholihah resign = Rp. 5.000.000
Untuk pengeluaran Rp. 2 juta tidak dialokasikan sebagai opportunity cost,
karena walaupun Ibu Sholihah tidak bekerja, dia tetap saja mengeluarkan untuk
biaya makan minum walaupun jumlahnya berbeda
Opsi yang dipilih buka usaha sendiri, keuntungan Rp. 6 juta

3. Diagram mode satu


a. Produksi / perusahaan
 Berperan sebagai produsen ( penghasil barang / jasa )
Menghasilkan barang / jasa yang dibutuhkan oleh orang-orang, termasuk guru dan
perusahaan lainnya . oleh Karena itu, perusahaan tenun harus memperhatika kualitas
dan kuantitas produksinya.
 Sebagai distributor
Berperan sebagai pembuat barang dalam melayani konsumen agar barang yang
dibutuhkan masyarakat dengan mudah dapat diperoleh dan tepat waktu .
Indusri tenun ini merupakan sumber dari terlaksananya produksi pada perusahaan.
Adanya faktor produksi seperti tenaga kerja, dan dapat menghasilkan barang dan jasa .
Pendapatan yang diperoleh dari usaha tenun tersebut sebagian diberikan kepada
perusahaan pihak pertama sebagai biaya pengganti dari alat dan bahan dari PT
Behaestex.

b. Bagaimana yang saudara isi adalah sebagai pernyataan posiif, bagaimana untuk pernyataan
normatif ?
Pernyataan :
Pernyataan positif (pengrajin tenun bisa menghasilkan 15 potong sarung tenun setiap
minggu)
Pernyataan normatif (pengrajin tenun hanya bisa menghasilkan 12 potong setiap minggu)
c. Karena setiap pegawai menggunakan sistem pekerja Borongan (tidak ada target) jadi setiap
karyawan memiliki kebebasan waktu untuk mengerjakannya.

Point C :
- Uraian sudah benar, tetapi harus ada penguatan penjelasan yang terukur, misalnya :
Konsep upah borongan di lokasi, “semakin banyak produk jadi sarung tenun yang
dihasilkan maka upah yang diterima karyawan semakin banyak”
Konsep inilah yang menyebabkan “produk jadi yang dihasilkan (pernyataan positif ) > dari
standar yang digunakan (pernyatan normatif)”

Untuk tambahan lain-lain,


silahkan menyesuaikan
penjelaskan saya di kelas
saat meeting 4

Anda mungkin juga menyukai