Anda di halaman 1dari 3

Nawacita.

 Kementerian Kesehatan berperan serta dalam meningkatkan kualitas hidup


masyarakat melalui agenda prioritas Kabinet Kerja atau yang dikenal dengan Nawa Cita,
sebagai berikut: Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
Nawacita adalah sembilan prioritas pembangunan lima tahun ke depan. Sembilan prioritas itu
dulu menjadi bagian dari visi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam
kampanye Pilpres 2014. Dengan Nawacita, Indonesia diharapkan mampu berubah dan
menjadi negara yang berdaulat secara secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi dan
berkepribadian dalam kebudayaan.
Sembilan prioritas Nawacita mengilhami dan masuk menjadi bagian dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. RPJMN akan
menjadi penuntun kebijakan pemerintah lima tahun ke depan, sehingga menjadi pondasi
pembangunan yang kuat di masa datang. Harapannya Nawacita bukan sekedar janji, namun
petunjuk ke mana pembangunan akan diarahkan. Tidak hanya dalam bidang ekonomi. Visi
Nawa Cita juga menyangkut prioritas pembangunan dalam bidang yang lain, seperti
kebudayaan, pendidikan, dan pertahanan keamanan.

Pembangunan kesehatan harus dilakukan dengan pendekatan komprehensif, dengan mengacu


pada visi misi Presiden.
Visi Presiden adalah Terwujudnya Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong.
Upaya untuk mewujudkan visi ini dilakukan melalui 7 misi pembangunan, dimana pada misi
ke-4 adalah mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
Dalam pembangunan nasional 2015-2019 juga dibangun kemandirian di bidang ekonomi,
berdaulat di bidang politik dan berkepribadian dalam budaya yang dikenal dengan Trisakti.
Untuk mewujudkannya, ditetapkan 9 agenda prioritas (Nawacita), dimana pada agenda ke-5
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang akan dicapai
melalui Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Sehat dan Program Indonesia Kerja
Indonesia sejahtera.
Program Indonesia sehat memiliki 3 komponen yaitu:
1) Revolusi mental masyarakat agar memiliki paradigma sehat;
2) Penguatan Pelayanan Kesehatan; dan
3) Mewujudkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Semangat membangun dari pinggiran tercermin dalam upaya penguatan pelayanan kesehatan
di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK), Kemenkes memiliki terobosan untuk
menempatkan tenaga kesehatan secara tim yang dinamakan program Nusantara Sehat (NS).
Sedangkan penguatan upaya kesehatan berbasis masyarakat melalui pendekatan keluarga
juga terus diupayakan, ini yang disebut program Keluarga Sehat.
Pilar Pertama: Paradigma Sehat

Kenaikan penduduk menjadi tantangan bukan hanya untuk Indonesia tapi juga untuk seluruh
negara di dunia. Indonesia harus memanfaatkan Bonus Demografi yang diprediksi akan
terjadi pada tahun 2035 mendatang. Populasi usia produktif pada tahun tersebut tidak lain
adalah anak-anak saat ini yang harus dipelihara kesehatannya.

Bonus demografi perlu dipersiapkan sejak awal dengan menanamkan paradigma sehat dalam
diri sejak dini, diharapkan pada saat puncak bonus demografi, Indonesia dapat melaju
kencang menuju kemakmuran bangsa. Sehingga Indonesia tidak menjadi negara yang tingkat
dependensi tinggi karena penyakit kronis yang menimpa sebagian besar penduduk yang
seharusnya produktif, sehingga menurunkan daya saing kita di MEA dan global.

Dalam dua tahun kerja nyata untuk mewujudkan Indonesia Sehat pada pilar pertama, terdapat
beberapa capaian yang telah dicapai, antara lain:
-Angka Kematian Ibu turun dari 5.019 Orang pada tahun 2013 menjadi 4.809 Orang pada
tahun 2015
-Angka Kematian Bayi turun dari 23.703 anak pada tahun 2013 menjadi 22.267 anak pada
tahun 2015
-Angka Balita yang mengalami Stunting turun dari 37,2% pada tahun 2013 menjadi 29,6%
pada tahun 2015.
-Sampai dengan akhir tahun 2016, program pemberian makanan tambahan (PMT) akan
membagikan: 6.122 ton PMT bagi 696.715
-Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK); 7.376 ton PMT bagi 738.883 Balita; dan 856,2
ton PMT bagi 158.550 anak sekolah.
Pilar Kedua: Penguatan Layanan Kesehatan
Fasilitas kesehatan primer menjadi soko guru dari pelayanan kesehatan, bukan saja menjadi
gate keeper untuk rujukan tetapi juga membina masyarakat umum untuk mempunyai
kemampuan untuk hidup sehat.
Penguatan layanan kesehatan dengan semangat membangun dari pinggiran, menjadikan
sebuah terobosan untuk pemerataan tenaga kesehatan (Nakes) di Daerah Tertinggal,
Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK). Sejak mulai diberangkatkan pada April 2015, telah
ditempatkan sebanyak 838 orang dalam Tim Nusantara Sehat di 158 Puskesmas di DTPK.
Pengembangan RS rujukan juga menjadi bagian dari penguatan layanan kesehatan.
Tujuannya adalah agar terjadi pemerataan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan menurut
kompetensi Faskes tersebut. Target sasaran s/d 2019 adalah 14 RS rujukan nasional, 20 RS
rujukan Propinsi dan 110 RS rujukan regional.

Pilar Ketiga : Jaminan Kesehatan Nasional


Pelaksanaan JKN cukup menggembirakan. Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan, sampai
dengan bulan Oktober 2016 tercatat jumlah peserta JKN sebesar 169,574.010 juta jiwa atau
kurang lebih 66,11% dari total penduduk tahun 2016 sebesar 256.511.495 jiwa. Tentunya
penambahan cakupan kepesertaan ini harus diikuti dengan pemenuhan supply side baik
sarana prasarana maupun SDM kesehatan.
Perkembangan lain yang cukup menggembirakan semakin banyak fasilitas kesehatan yang
ikut dalam program JKN. Data dari BPJS Kesehatan sampai dengan Oktober 2016, jumlah
fasilitas kesehatan yang telah bekersama dengan BPJS kesehatan untuk melayanani peserta
JKN berjumlah 25.828 fasilitas kesehatan, yang terdiri dari 20.531 Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP), 2.001 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL),
2.047 Apotik, 956 Optika dan 256 Laboratorium
Sampai dengan bulan Januari 2016, pelayanan Penyakit katastrofik di era JKN menghabiskan
biaya klaim sebesar Rp 74,3 Milyar dengan pemanfaatan tertinggi pada penderita penyakit
Jantung yaitu 905.223 penderita dan biaya klaim sebesar 6,9 T. Berikutnya diikuti oleh kasus
kanker sebesar 1,8 T dan kasus stroke sebesar 1,548 T.(Rokom 2016)
Berikut inti dari sembilan program tersebut yang disarikan dari situs www.kpu.go.id:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional
yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi
kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya
memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan
konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.
. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang
bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5.Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan
dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan kesejahteraan
masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia Sejahtera" dengan mendorong
land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampung deret
atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa
Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum
pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang
menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan
bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di
dalam kurikulum pendidikan Indonesia.
9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan
memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.

Anda mungkin juga menyukai