Disusun Oleh :
Kelompok 1
Anggota Kelompok :
● Objek Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
○ Objek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
Objek Pajak Kendaraan Bermotor diatur dalam Undang-Undang No.1
Tahun 2022 Pasal 7
(1) Objek PKB adalah kepemilikan dan/atau penguasaan atas Kendaraan
Bermotor.
(2) Objek PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Kendaraan
Bermotor yang wajib didaftarkan di wilayah provinsi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Saat terutang
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
Bea Balik Nama kendaraan bermotor terutang pada saat penyerahan kendaraan bermotor.
Pemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor lebih dari 12 bulan dianggap sebagai
penyerahan.
Pasal 16 UU No. 1 Tahun 2022
(1) Besaran pokok BBNKB yang terutang dihitung dengan cara mengalikan dasar
pengenaan BBNKB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dengan tarif BBNKB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3).
(2) BBNKB yang terutang dipungut di wilayah Daerah tempat Kendaraan Bermotor
terdaftar.
5. Sanksi
Sanksi PKB
a.kenaikan sebesar 2% dari pokok pajak setiap bulan keterlambatan paling lama 24 bulan
dihitung
sejak saat terutangnya
pajak.
b. Apabila kewajiban mengisi dan menyampaikan pengisian SPPKB tidak dilakukan
lebih dari 12 (dua
belas) bulan, dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 25% dari pokok
pajak
terhutang ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan dihitung dari
pajak
terhutang untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak
terhutangnya
pajak.
c. Apabila berdasarkan pemeriksaan atau keterangan lain dibidang perpajakan, tidak atau
kurang
dibayar, dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah
kekurangan pajak
tersebut.
d. Sanksi administrasi berupa kenaikan tersebut tidak diberlakukan apabila Wajib
melaporkan sendiri
sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan
(2) Pembagian Hasil Penerimaan PKB kepada Pemerintah Kabupaten atau Kota sebesar
a. 40% berdasarkan pemerataan.
b. 60% berdasarkan potensi atau realisasi penerimaan pajak pada masing-masing
Kabupaten / Kota.
7. Kasus
A. Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor
Tuan Sahid memiliki satu kendaraan bermotor roda 2 dan memiliki satu kendaraan
bermotor roda 4. Bila diketahui bahwa nilai jual kendaraan bermotor (NJKB) mobil adalah
sebesar Rp400.000.000 dan NJKB motor adalah sebesar Rp15.000.000. Diketahui tarif
sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan (SWDKLLJ) di Jakarta adalah Rp140.000
untuk mobil dan Rp32.000 untuk motor dengan kapasitas 50 cc hingga 250 cc. Selain itu, tarif
pajak kendaraan bermotor untuk kendaraan pertama yang berlaku di DKI Jakarta adalah 2%.
Maka hitunglah berapa pajak kendaraan bermotor (PKB) yang harus dibayarkan oleh Tuan
Sahid!
Penyelesaian:
Rincian Perhitungan:
BBNKB: Rp 950.000 (Pajak Terutang = Tarif Pajak X Nilai Jual Kendaraan Bermotor)
Pajak Terutang = 10 % X Rp 9.500.000
= Rp 950.000 PKB
= Rp 142.500 SWDKLLJ
= Rp 35.000
Total Pajak Terutang = Rp 1.1.27.500
Keterangan:
BBNKB = Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
PKB = Pajak Kendaraan Bermotor
SWDKLLJ = Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu-Lintas Jalan