Anda di halaman 1dari 10

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) & Pajak Bumi dan Bangunan Perkebunan,

Perhutanan, dan Pertambangan (PBB P3)

Prinsip - Prinsip Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor


dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Disusun Oleh :
Kelompok 1

Anggota Kelompok :

1. Reivy Chelsea Laila Margono (152110713064)


2. Adisti Arnetta Cahyani Putri (152110713031)
3. Diany Nursaufika Fitri (152110713063)
4. Inayah Ayu Kurniasita (152110713026)
5. Daffa Aulia Imany (152110713084)
6. Noer Laila Aprilia (152110713024)
7. Rhomathul Azizah (152110713048)
8. Putri Shelawati (152110713075)
9. Benny Ramadhan Putra (152110713091)
10. Akane Fay Naila Orlean (152110713020)
1. Subjek, Objek Pajak, dan Pengecualiannya
● Subjek Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
○ Subjek Pajak Kendaraan Bermotor diatur dalam Undang-Undang Nomor
1 Tahun 2022 Pasal 8
1. Subjek PKB adalah orang pribadi atau badan yang memiliki
dan/atau menguasai Kendaraan Bermotor.
2. Wajib PKB adalah orang pribadi atau Badan yang memiliki
Kendaraan Bermotor.
○ Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 Pasal 13
1. Subjek Pajak BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor)
adalah orang pribadi atau Badan yang menerima penyerahan
Kendaraan Bermotor.
2. Wajib Pajak BBNKB adalah orang pribadi atau Badan yang
menerima penyerahan Kendaraan Bermotor.

● Objek Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
○ Objek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
Objek Pajak Kendaraan Bermotor diatur dalam Undang-Undang No.1
Tahun 2022 Pasal 7
(1) Objek PKB adalah kepemilikan dan/atau penguasaan atas Kendaraan
Bermotor.
(2) Objek PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Kendaraan
Bermotor yang wajib didaftarkan di wilayah provinsi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

○ Objek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)


Objek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan bermotor diatur dalam
Undang-Undang No. 1 Tahun 2022 Pasal 12
(1) Objek BBNKB adalah penyerahan pertama atas Kendaraan Bermotor.
(2) Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
Kendaraan Bermotor yang wajib didaftarkan di wilayah provinsi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
● Pengecualian Objek Pajak
1. Kereta api
2. Kendaraan bermotor yang digunakan untuk pertahanan negara
3. Kendaraan bermotor yang dimiliki oleh badan-badan yang memperoleh
fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah seperti perwakilan negara
asing
4. Pengecualian Objek pajak lainnya yang ditetapkan pemerintah daerah

2. Tarif dan DPP


● DPP Pajak Kendaraan Bermotor
Menurut pasal 9 UU No. 1 tahun 2022
(1) Dasar pengenaan PKB adalah hasil perkalian antara 2 (dua) unsur pokok,
yaitu:
a.nilai jual Kendaraan Bermotor; dan
b.bobot yang mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan
dan/atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan Kendaraan
Bermotor.
(2) Dasar pengenaan PKB, khusus untuk Kendaraan Bermotor di air,
ditetapkan hanya berdasarkan nilai jual Kendaraan Bermotor.
(3) Nilai jual Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a dan ayat (2) ditentukan berdasarkan harga pasaran umum atas suatu
Kendaraan Bermotor.
(4) Nilai jual Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan berdasarkan harga pasaran umum pada minggu pertama bulan
Desember Tahun Pajak sebelumnya.
(5) Harga pasaran umum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah harga
rata-rata yang diperoleh dari berbagai sumber data yang akurat.
(6) Dalam hal harga pasaran umum suatu Kendaraan Bermotor tidak
diketahui, nilai jual Kendaraan Bermotor dapat ditentukan berdasarkan
sebagian atau seluruh faktor-faktor:
a. harga Kendaraan Bermotor dengan isi silinder dan/atau satuan tenaga
yang sama;
b. penggunaan Kendaraan Bermotor untuk umum atau pribadi;
c. harga Kendaraan Bermotor dengan merek Kendaraan Bermotor yang
sama;
d. harga Kendaraan Bermotor dengan tahun pembuatan Kendaraan
Bermotor yang sama;
e. harga Kendaraan Bermotor dengan pembuat Kendaraan Bermotor;
f. harga Kendaraan Bermotor dengan Kendaraan Bermotor sejenis; dan
g. harga Kendaraan Bermotor berdasarkan dokumen pemberitahuan
impor barang.
(9) Dasar pengenaan PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) dinyatakan dalam suatu tabel yang ditetapkan dengan ketentuan:
a. untuk Kendaraan Bermotor baru ditetapkan dengan peraturan
menteri yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan dalam
negeri setelah mendapat pertimbangan dari Menteri; dan
b. untuk selain Kendaraan Bermotor baru ditetapkan dengan
peraturan gubernur berdasarkan peraturan menteri yang
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan dalam negeri dengan
memperhatikan penyusutan nilai jual Kendaraan Bermotor dan
bobot sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
(10) Dasar pengenaan PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (9) ditinjau
kembali paling lama setiap 3 (tiga) tahun dengan memperhatikan indeks
harga dan perkembangan perekonomian.
● Tarif Pajak Kendaraan Bermotor
Menurut pasal 10 UU 1 No. 2022
(1) Tarif PKB ditetapkan sebagai berikut:
a. untuk kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor pertama,
ditetapkan paling tinggi 1,2% (satu koma dua persen); dan
b. untuk kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor kedua dan
seterusnya, dapat ditetapkan secara progresif paling tinggi sebesar 6%
(enam persen).
(2) Khusus untuk Daerah yang setingkat dengan Daerah provinsi yang tidak
terbagi dalam Daerah kabupaten/kota otonom, tarif PKB ditetapkan
sebagai berikut:
a. untuk kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor pertama
paling tinggi sebesar 2% (dua persen); dan
b. untuk kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor kedua dan
seterusnya, dapat ditetapkan secara progresif paling tinggi sebesar l0%
(sepuluh
persen).
(3) Tarif PKB atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor
yang digunakan untuk angkutan umum, angkutan karyawan, angkutan
sekolah, ambulans, pemadam kebakaran, sosial keagamaan, lembaga
sosial dan keagamaan, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah, ditetapkan
paling tinggi 0,5% (nol koma lima persen).
(4) Kepemilikan Kendaraan Bermotor didasarkan atas nama, nomor induk
kependudukan, dan/atau alamat yang sama.
(5) Tarif PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3)
ditetapkan dengan Perda.
● DPP BBNKB
Dasar pengenaan BBNKB adalah nilai jual Kendaraan Bermotor yang ditetapkan
dalam peraturan menteri yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan dalam
negeri dan peraturan gubernur.
● Tarif
Menurut Pasal 15 UU PDRD
(1) Tarif BBNKB ditetapkan paling tinggi sebesar l2% (dua belas persen).
(2) Khusus untuk Daerah yang setingkat dengan Daerah provinsi yang tidak
terbagi dalam Daerah kabupaten/kota otonom, tarif BBNKB ditetapkan paling
tinggi sebesar 20% (dua puluh persen).
(3) Tarif BBNKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (21 ditetapkan
dengan Perda.

3. Cara Perhitungan pajak


Menurut Pasal 11 UU nomor 1 tahun 2022
Besaran pokok PKB yang terutang dihitung dengan cara mengalikan dasar pengenaan
PKB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (9) dengan tarif PKB sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (5).
Sebagaimana dimaksud dalam pasal 10
(1) Tarif PKB ditetapkan sebagai berikut:
a. untuk kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor pertama, ditetapkan
paling tinggi I,2Vo (satu koma dua persen); dan
b. untuk kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor kedua dan seterusnya,
dapat ditetapkan secara progresif paling tinggi sebesar 60% (enam persen).
(2) Khusus untuk Daerah yang setingkat dengan Daerah provinsi yang tidak terbagi dalam
Daerah kabupaten/kota otonom, tarif PKB ditetapkan sebagai berikut:
a. untuk kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor pertama paling tinggi
sebesar 2Yo (dua persen); dan
b. untuk kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor kedua dan seterusnya,
dapat ditetapkan secara progresif paling tinggi sebesar l0% (sepuluh persen).
(3) Tarif PKB atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor yang digunakan
untuk angkutan umum, angkutan karyawan, angkutan sekolah, ambulans, pemadam
kebakaran, sosial keagamaan, lembaga sosial dan keagamaan, Pemerintah, dan
Pemerintah Daerah, ditetapkan paling tinggi 0,5% (nol koma lima persen).

4. Saat terutang
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
Bea Balik Nama kendaraan bermotor terutang pada saat penyerahan kendaraan bermotor.
Pemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor lebih dari 12 bulan dianggap sebagai
penyerahan.
Pasal 16 UU No. 1 Tahun 2022
(1) Besaran pokok BBNKB yang terutang dihitung dengan cara mengalikan dasar
pengenaan BBNKB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dengan tarif BBNKB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3).
(2) BBNKB yang terutang dipungut di wilayah Daerah tempat Kendaraan Bermotor
terdaftar.

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)


Pajak Kendaraan Bermotor terutang ditetapkan oleh Pemda secara official, namun
selanjutnya wajib pajak memiliki kewajiban untuk secara aktif membayar PKB.
Pasal 13 UU No. 1 Tahun 2022
(1) Besaran pokok PKB yang terutang dihitung dengan cara mengalikan dasar
pengenaan PKB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (9) dengan tarif PKB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (5).
(2) PKB yang terutang dipungut di wilayah Daerah tempat Kendaraan Bermotor
terdaftar.

5. Sanksi
Sanksi PKB
a.kenaikan sebesar 2% dari pokok pajak setiap bulan keterlambatan paling lama 24 bulan
dihitung
sejak saat terutangnya
pajak.
b. Apabila kewajiban mengisi dan menyampaikan pengisian SPPKB tidak dilakukan
lebih dari 12 (dua
belas) bulan, dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 25% dari pokok
pajak
terhutang ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan dihitung dari
pajak
terhutang untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak
terhutangnya
pajak.
c. Apabila berdasarkan pemeriksaan atau keterangan lain dibidang perpajakan, tidak atau
kurang
dibayar, dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah
kekurangan pajak
tersebut.
d. Sanksi administrasi berupa kenaikan tersebut tidak diberlakukan apabila Wajib
melaporkan sendiri
sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan

Sanksi administratif berupa denda menurut daerahnya masing masing.


Jika telat bayar pajak motor lebih dari sebulan, maka denda yang harus bayar bisa
dihitung melalui rumus seperti berikut ini: Telat 2 bulan: PKB x 25 persen x 2/12 + denda
SWDKLLJ. Telat 6 bulan: PKB x 25 perseb x 6/12 + denda SWDKLLJ. Telat 1 tahun:
PKB x 25 persen x 12/12 + denda SWDKLLJ
Sumbangan Wajib Dana Kecelakan Lalu Lintas Jalan.

6. Pembagian Hasil pajak


Bagi Hasil Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
(1) Hasil Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor diserahkan kepada :
a. Pemerintah Provinsi sebesar 70%.
b. Pemerintah Kabupaten/Kota sebesar 30% setelah dipotong insentif.

(2) Pembagian Hasil Penerimaan PKB kepada Pemerintah Kabupaten atau Kota sebesar
a. 40% berdasarkan pemerataan.
b. 60% berdasarkan potensi atau realisasi penerimaan pajak pada masing-masing
Kabupaten / Kota.
7. Kasus
A. Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor
Tuan Sahid memiliki satu kendaraan bermotor roda 2 dan memiliki satu kendaraan
bermotor roda 4. Bila diketahui bahwa nilai jual kendaraan bermotor (NJKB) mobil adalah
sebesar Rp400.000.000 dan NJKB motor adalah sebesar Rp15.000.000. Diketahui tarif
sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan (SWDKLLJ) di Jakarta adalah Rp140.000
untuk mobil dan Rp32.000 untuk motor dengan kapasitas 50 cc hingga 250 cc. Selain itu, tarif
pajak kendaraan bermotor untuk kendaraan pertama yang berlaku di DKI Jakarta adalah 2%.
Maka hitunglah berapa pajak kendaraan bermotor (PKB) yang harus dibayarkan oleh Tuan
Sahid!

Penyelesaian:

1. Mobil = Tarif mobil pertama x NJKB mobil


= 2% x Rp400.000.000
= Rp8.000.000
SWDKLLJ Mobil = Rp140.000
PKB Mobil = Rp8.140.000

2. Motor = Tarif motor pertama x NJKB motor


= 2% x Rp15.000.000
= Rp300.000
SWDKLLJ Motor = Rp32.000
PKB Motor = Rp332.000

Total PKB yang harus dibayar = Rp8.140.000 + Rp332.000


= Rp8.472.000

B. Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor


Nomor registrasi : BM 3067 QN
Nama pemilik : MUHAMMAD FADLI
Type : YAMAHA MIO AL115S A/T
Tahun pembuatan : 2010
Pajak Kendaraan Bermotor yang tertera di STNK: Rp 1.127.500

Rincian Perhitungan:
BBNKB: Rp 950.000 (Pajak Terutang = Tarif Pajak X Nilai Jual Kendaraan Bermotor)
Pajak Terutang = 10 % X Rp 9.500.000
= Rp 950.000 PKB
= Rp 142.500 SWDKLLJ
= Rp 35.000
Total Pajak Terutang = Rp 1.1.27.500

Keterangan:
BBNKB = Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
PKB = Pajak Kendaraan Bermotor
SWDKLLJ = Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu-Lintas Jalan

Anda mungkin juga menyukai