Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
BAB I
PENDAHULUAN
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda
saling bersentuhan. Suatu objek dapat mempercepat, memperlambat, mengubah
arah sebagai respons terhadap suatu gaya. Gaya gesek antara dua buah benda
padat misalnya gaya gesek statis dan kinetis. Gaya gesek dapat merugikan dan
juga dapat bermanfaat. Bila permukaan suatu benda saling kontak, maka
permukaan bergerak terhadap benda lainnya dan menimbulkan gaya tangensial
disebut gaya gesek. Gaya gesekan adalah gaya yang berbanding lurus dengan
kondisi pelumasan pada permukaan(Terhadap et al., 2015).
Besar gaya gesek bergantung pada berat benda (atau gaya normal),besar
gaya gesek tidak bergantung pada luas permukaan kontak, dan gaya gesek kinetis
tidak bergantung pada kecepatan. Salah satu ciri khas dari model yang diajukan
oleh Coulomb adalah dilakukan pemisahan antara gaya gesek statis dengan gaya
gesek kinetis (gaya gesek dinamis). Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang
bekerja ketika benda belum bergerak sedangkan gaya gesek kinetis adalah gaya
gesek yang bekerja untuk benda yang telah. Besar gaya gesek statis haruslah sama
dengan gaya “luar” yang bekerja pada benda sehingga terpenuhi syarat . Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa nilai gaya gesek statis bergantung pada gaya
“luar” dan tidak bernilai konstan. Adapun untuk gaya gesek kinetis nilainya relatif
konstan dan biasanya nilainya lebih kecil dari gaya gesek statis
maksimumkoefisien gesekan statis dapat di lakukan terlebih dahulu dengan cara
penimbangan (Tiandho, 2018).
Ada banyak cara untuk mengukur koefisien gesek, antara lain adalah, yang
pertama, dengan cara mengukur gerak benda dibidang datar yang digerakkan oleh
beban lain yangmenariknya olehgaya gravitasi, yang kedua, dengan cara
mengukur gerak benda pada bidang miring. Kedua cara ini mengambil kondisi
ketika benda tepat bergerak, yaitu dimana kondisi saat kesetimbangannya
GAYA GESEK
61
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
GAYA GESEK
62
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi diantara dua benda yang yang
saling bersentuhan. Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda
atau arah kecenderungan benda akan bergerak. Sedangkan menurut Riyadi (gaya
gesek adalah gaya yang ditimbulkan akibat permukaan benda yang saling
bergesekan. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya gesek
adalah gaya yang disebabkan karena adanya gaya yang berarah melawan gerak
benda akibat sentuhan antara dua benda(Hardiansyah, 2021).
f = µN
…......................................................................................(3.2.1)
Keterangan :
f = gaya gesek , µ = koefisien gaya gesek, N = gaya normal
Gaya adalah suatu tarikan dan dorongan yang diberikan kepada suatu benda
sehingga benda mengalami perubahan posisi atau kedudukan (bergerak) serta
berubah bentuk. Selain itu, gaya juga dapat diartikan sebagai suatu tarikan atau
dorongan yang dikerahkan oleh sebuah benda terhadap benda lain. Gaya memilki
banyak cabang, salah satunya adalah gaya gesek.
Sejalan dengan itu, secara mikroskopis, gaya gesek disebabkan oleh
interaksi melalui terbangunnya gaya ikat antara molekul-molekul yang berada
dipermukaan suatu benda dengan molekul-molekul pada permukaan benda yang
lain ketika keduanya saling bersentuhan. Benda yang dapat bersentuhan atau
bergesekan ini dapat berupa benda padat, cair, dan gas. Gaya gesek antar benda
padat yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah gesekan antara
tanah dengan sepatu yang kita pakai. Antara benda cair dan padat juga dapat
terjadi gaya gesek, misalya saat kita berenang, maka akan terjadi gaya gesek
antara sang perenang dengan air. Begitu pula gaya gesek antara benda padat
dengan gas. Misalnya gaya gesek yang terjadi pada pesawat terbang. Gaya gesek
GAYA GESEK
63
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Gambar 3.2.1 Gaya gesek pada benda (Alwafi Ridho Subarkah, 2018)
Arah gaya gesekan f berlawanan arah dengan gaya penyebabnya F, dan
berlaku:
1. Untuk harga F < fs maka balok dalam keadaan diam.
2. Untuk harga F = fsmaka balok tepat saat akan bergerak.
3. Apabila Fase diperbesar lagi sehingga F >fs maka benda bergerak dan
gaya gesekan statis fs akan berubah menjadi gaya gesekan kinetis fk.
Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling
bergerak lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis, yang
dibedakanantara titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling
berganti (menggeser).
1. Gaya Gesek Statis
GAYA GESEK
64
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak
bergerak relatif satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah
benda meluncur ke bawah pada bidang miring. Koefisien gesek statis umumnya
dinotasikan dengan μs, dan pada umumnya lebih besar dari koefisien
gesekkinetis.Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang
diaplikasikantepatsebelum benda tersebut bergerak.Gaya gesekan maksimum
antara dua permukaansebelum gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek
statis dikalikan dengangaya normal f = µsfn. Ketika tidak ada gerakan yang terjadi,
gaya gesek dapatmemiliki nilai dari nol hingga gaya gesek maksimum. Setiap
gaya yang lebihkecil dari gaya gesek maksimum yang berusaha untuk
menggerakkan salah satu benda akan dilawan oleh gaya gesekan yang setara
dengan besar gaya tersebutnamun berlawanan arah. Setiap gaya yang lebih besar
dari gaya gesek maksimumakan menyebabkan gerakan terjadi. Setelah gerakan
terjadi, gaya gesekan statistidak lagi dapat digunakan untuk menggambarkan
kinetika benda, sehinggadigunakan gaya gesek kinetis.
Rumus untuk koefisien gesek statik sering dinyatakan dengan μ = tan
θ.Koefisien gesek ( µ ) dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya
gesek (F) dengan gaya normal (N), dapat dirumuskan sebagai berikut:
µ=
.………………………………………………………………(3.2.2)
Keterangan:
µ = koefisien gesek, F = gaya gesekan, N = gaya normal (N)
Rumus tersebut merupakan rumus yang digunakan sebagai cara
untukmengukur koefisien gesek. Apabila kita punya sebuah benda, misalnya
buku, lalu kita ingin mengetahui berapa koefisien gesek statik antara buku dengan
permukaan dari kayu, maka cara mengetahuinya adalah dengan meletakkan
bukutersebut di atas permukaan kayu. Kemudian permukaan kayu itu kita
miringkan(terhadap horizontal) sedikit demi sedikit. Pada saat awal (sudut
kemiringankecil), buku tidak akan bergerak, tetapi setelah terus dimiringkan, pada
sudut kemiringan tertentu (θ) buku akan mulai mulai bergerak, nah tan θ inilah
yangmerupakan nilai μ.
GAYA GESEK
65
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Fs = µs . N ........................................................................................(3.2.3)
Keterangan:
Fs = gaya gesek statis maksimum (Kgf atau N), µs = koefisien gesekan
statis, N = gaya normal pada benda (N)
Gambar 3.2.2 Gaya gesek statis pada bidang datar(Hariati Winingsih, 2017)
Sebuah spesimen dengan berat (w) terletak diatas bidang miring dengan
sudut kemiringan (θ) terhadap horizontal. Gaya gesek bidang miring seperti pada
GAYA GESEK
66
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
gambar berikut. Jika suatu benda peluncur diletakkan pada perangkat bidang
miring dengan sudut tertentu seperti pada gambar 3.2.3 maka gaya yang bekerja
pada benda peluncur tersebut berbeda dengan benda peluncur pada bidang datar.
Pada bidang miring arah gaya berat benda peluncur akan tetap vertikal kebawah
dengan persamaan w = m.g, sedangkan arah gaya normalnya tegak lurus keatas
sesuai dengan bidang miring.
Gambar 3.2.3 Benda peluncur pada bidang miring (Yusfi Budi Hari,2013)
2. Gaya Gesek Kinetis
Gaya gesek kinetis (atau dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak
relatifsatu sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya
dinotasikan dengan μk dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek
statisuntuk material yang sama.Dalam pecobaan kali ini akan berlaku hukum
Newton 1 dan 2. Perbandingan antara gaya gesek kinetik masksimum dengan
gayanormalnya disebut koefisien gesek kinetik (µk).
µ=
………………………………………………………….……………(3.2.4)
Keterangan:
µ = koefisien gaya gesek, f k = gaya gesek kinetik maksimum(N), N = gaya
normal benda(N)
Harga µk sesungguhnya bergantung pada sifat kedua permukaan yang
bersentuhan. Nilainya dapat berharga lebih dari satu, walaupun biasanyaharganya
kurang dari satu.Gaya gesek kinetik memiliki lambang fk. Ketika sebuah benda
bergerak pada permukaan benda lain, gaya gesekan bekerja berlawanan arah
GAYA GESEK
67
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Keterangan :
∑F = resultan gaya (Kg. m/s2)
2. Hukum Newton II
Menyatakan “ percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada
benda berbanding lurus dengan besar gayanya dan berbanding terbalik dengan
massa benda”. Sebagai contoh adalah saat kita mendorong buku yang berada
diatas meja kemudian dilepaskan. Buku itu akan bergeser dan kemudian bergerak.
Menurut hukum Newton II, perubahan gerak ini disebabkan oleh adanya
gaya yang arahnya berlawanan dengan arah gerak buku itu. Kalau gaya itu tidak
ada tentulah buku tidak bergerak beraturan. Menurut hukum newton I gaya
gesekan. Pernyataan itu dapat ditulis sebagai berikut:
GAYA GESEK
68
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Fgesekan = µN
…………………………………………….…………………………(3.2.6)
Keterangan :
F = Gaya, μ = mikro/mu, N = Gaya netral(N)
GAYA GESEK
69
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
GAYA GESEK
70
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
GAYA GESEK
71
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Bidang miring adalah suatu permukaan datar yang memiliki suatu sudut
dengan salah satu ujungnya lebih tinggi dari ujung yang lain dan merupakan salah
satu jenis pesawat sederhana yang sering digunakan untuk memindahkan sebuah
benda yang sangat berat menggunakan bidang miring, tentu kita harus mengetahui
seberapa besar usaha yang kita butuhkan.
1. Prinsip-Prinsip Bidang Miring Dalam Kehidupan Sehari-hari
Prinsip bidang miring banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa contoh pemanfaatan bidang miring seperti jalan di sekitar gunung atau
pegunungan di buat melingkar-lingkar agar kemiringannya tidak terlalu terjal.
Dengan demikian, kendaraan akan lebih mudah melewatinya. Jika jalan dibuat
lurus dari lembah ke puncak, jalan menjadi sangat curam sehingga membahayakan
kendaraan yang melaluinya. Untuk membelahnya kayu yang besar orang
memanfaatkan baji. Bentuk biji yang menggunakan prinsip bidang miring akan
memudahkan orang membelah kayu. Di dalam dongkrak terdapat uliran yang
terbentuk bidang miring uliran ini meringankan kerja ketika dongkrak sedang di
gunakan.
Bidang yang kasar mempunyai gesekan lebih besar dari pada bidang yang
licin. Kasar dan licinnya bidang dinyatakan dengan suatu angka yang di sebut
GAYA GESEK
72
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
koefisien gesek (µ). Bidang kasar memiliki koefisien gesek yang besar, sedangkan
bidang yang licin sempurna memiliki koefisien gesekan sama dengan nol. Dengan
f dinyatakan dalam newton. Persamaan dua diatas menunjukkan bahwa gaya
gesek tidak di pengaruhi oleh luas permukaan kedua bidang yang bersinggungan.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
a b c
f e
g h
GAYA GESEK
73
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
GAYA GESEK
74
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
BAB IV
TABEL PENGAMATAN
GAYA GESEK
75
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Asisten
GAYA GESEK
76
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
BAB V
PENGOLAHAN DATA
1. Menghitung nilai µs untuk keadaan statis pada bidang datar dan bidang
miring
a. Keadaan statis bidang datar pada benda peluncur
µs =
µs1 =
= = = 0,515
µs2 =
GAYA GESEK
77
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
= = = 0,484
µs3 =
= = = 0,515
Nilai rata-rata µs
= = 0,526
µs1 =
= = = 0,449
µs2 =
= = = 0,423
µs3 =
= = = 0,476
GAYA GESEK
78
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Nilai rata-rata µs
= = 0,449
µs1 =
= = =0,507
µs2 =
= = = 0,507
µs3 =
= = = 0,531
Nilai rata-rata µs
GAYA GESEK
79
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
= = 0,523
= = 0,693
GAYA GESEK
80
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
= = 0,641
= = 0,839
GAYA GESEK
81
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
3 41° 0,869
t =
= = = 2,393
µk = tan Ɵ –
= 1-
= 1-
= 1 – 0,086 = 0,914
t =
= = = 3,19
t2 = 0,617
Ɵk = 45° Cos Ɵk = 0,707 tan Ɵk = 1
µk = tan Ɵ –
= 1-
GAYA GESEK
82
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
= 1-
= 1 – 0,166 = 0,832
t =
= = = 1,446
t2 = 2,090
Ɵk = 45° Cos Ɵk = 0,707 tan Ɵk = 1
µk = tan Ɵ –
= 1-
= 1-
= 1 – 0,273 = 0,763
GAYA GESEK
83
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
µs =
∆µs =
1. =
Dimana : u = mp + mt uˈ = 1
v = mb vˈ = 0
= =
2. ( ) = x Skala terkecil
= x 10-3
= 0,5 x 10-3
= 5 x 10-4
= 0,0005
GAYA GESEK
84
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
3. =
Dimana : u = mp + mt uˈ = 1
v = mA vˈ = 0
= 6,060
4. =
= 0,058
∆mt =
GAYA GESEK
85
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
=0,00168
5. =
Dimana : u = mp + mt uˈ = 0
v = mA vˈ = 1
GAYA GESEK
86
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
= 3,161
= x 10-3
= 0,5 x 10-3
= 5 x 10-4
= 0,0005
∆µs =
= 0,01067
KR = x 100%
= x 100%
= x 100%
= x 100%
GAYA GESEK
87
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
= 0,01011 x 100%
= 0,0101 %
KB = 100% - KR
= 100% - 0,101%
= 99,98 %
∆µs =
1. = tan =
= Sec2
= (1,414)2
GAYA GESEK
88
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
= 1,999
2. =
= 34,666
= 1,666
GAYA GESEK
89
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
= 3.329
KR = x 100%
= x 100%
= x 100%
= x 100%
= 0,413 x 100%
= 0,413%
KB = 100% - KR
= 100% - 0,413%
= 99,587%
µk = tan
∆µk =
= tan
Dimana : u = tan - 2x uˈ = 2
GAYA GESEK
90
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
v = g + t2 . Cos k vˈ = 0
= 0,123
= x Skala terkecil
= x 10-3
= 0,5 x 10-3
= 5 x 10-4
= 0,0005
= tan
Dimana : u = tan - 2x uˈ = 2
v = g + t2 . Cos k vˈ = 0
GAYA GESEK
91
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
= 0,123
= x 10-3
= 0,5 x 10-3
= 5 x 10-4
= 0,0005
= tan
Dimana : u = tan – 2x uˈ = 0
v = g + t2 . vˈ = 2
GAYA GESEK
92
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
= 0,482
∆t =
GAYA GESEK
93
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
= 0,2543
∆µk =
= 0,12248
KR = x 100%
= x 100%
= 0,134 x 100%
= 0,134%
KB = 100% - KR
= 100% - 0,134%
= 99,86%
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA
GAYA GESEK
94
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
1 33° 0,649
0,693 Kayu
2 33° 0,649
3 38° 0,781
1 30° 0,577
0,641 Karpet
2 33° 0,648
3 35° 0,700
1 40° 0,839
0,839 Karet
2 39° 0,809
3 41° 0,869
GAYA GESEK
95
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTASTEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIMINDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Pada keadaan statis bidang datar terdapat tiga buah benda peluncur yaitu
kayu, karpet, dan karet. Pada benda peluncur kayu menghasilkan gaya gesek yaitu
µs = 0,526. Adapun jenis benda peluncur karpet menghasilkan gaya gesek yaitu
µs = 0,449. Pada karet meghasilkan gaya gesek yaitu µs = 0,839.
Pada keadaan statis bidang miring ketiga benda peluncur akan dicari
derajat kemiringannya ketika diberi gaya. Jenis benda peluncur kayu yang
memiliki permukaan halus memiliki kemiringan 38° atau µs = 0,781, benda
peluncur karpet dengan 35° atau µs = 0,641, dan benda peluncur karet memiliki
derajat kemiringan 41° atau µs = 0,839.
Pada keadaan dinamis bidang miring benda peluncur dihitung kecepatan
bendanya. Dimana telah ditentukan sudut kemiringan dan jaraknya yaitu pada
sudut 45° dan pada jarak 1,72 m. Pada benda peluncur kayu waktu yang
dibutuhkan adalah µk = 0,914, pada benda peluncur karpet waktu yang
dibutuhkan yaitu µk = 0,832 sedangkan pada benda peluncur karet waktu yang
dibutuhkan adalah µk = 0,763.
GAYA GESEK
96