Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN


“METODE TIM”
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan dari dosen
pembimbing : “Ns Rachmawaty D. Hunawa, M.Kep”

Oleh Kelompok 4 :

FEBRIANI ALINTI (841422146)

DELAWATI LAHMUDIN (841422156)

BERLIANA FEBRIYANINGSIH HASAN (841422166)

JUNISKA RAHMAWATY GIU (841422176)

NURUL JANNAH BAHARUDDIN (841422186)

PRODI S1- KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya terutama nikmat sehat dan kesempatan sehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Manajemen Keperawatan tentang
“Manajemen Asuhan Keperawatan : Metode Tim”. Sholawat serta salam kepada
Nabi besar kita Baginda Muhammad Saw yang telah menjadikan suri tauladan
bagi umat diseluruh alam.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen


Keperawatan di Program Studi S1 Keperawatan Kelas Nonreguler tahun 2022 di
Universitas Negeri Gorontalo. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih
yang sebanyak-banyaknya kepada dosen mata ajar Manajemen Keperawatan
kepada Ibu Ns Rachmawaty D. Hunawa, M.Kep.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan kami sebagai
penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena iu, dengan segala kerendahan hati saya menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun agar penyusunan makalah selanjutnya bisa menjadi lebih
baik. Akhir kata kami sampaikan terima kasih.

Gorontalo, 20 November 2022


Penulis

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

JUDUL……………………..………………………..……………….…i

KATA PENGANTAR…………………………….……………………ii

DAFTAR ISI………………………………………………..………….iii
BAB I……………………………………………………………….…..1

PENDAHULUAN………………………………………………….…..1

A. Latar Belakang………………………………………………….…....1

B. Rumusan Masalah…………………………………………….……..1

C. Tujuan…………………………………………………………….…….2

BAB II…………………………………………………………….……..3
PEMBAHASAN………………………………………………………..3

2.1 Pengertian Manajemen Asuhan Keperawatan : Metode Tim…3

2.2 Tujuan Pemberian Metode Tim….……..………………………...5

2.3 Tugas dan Tanggungjawab……………..………………………..6

2.4 Keuntungan dan Kerugian Metode Tim.…………..……………11

BAB III…………………………………………………………………13

PENUTUP……………………………………………………………...13

3.1 Kesimpulan………………………………………………………..13

3.2 Saran…………………………………………………………..………….13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………....14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan tim dikembangkan pada tahun 1950-an dalam upaya untuk


mengurangi masalah yang berkaitan dengan pengaturan fungsional asuhan pasien.
Banyak orang yang yakin bahwa, meskipun kekurangan staf keperawatan
profesional terus berlanjut, sistem asuhan pasien harus dikembangkan sehingga
dapat mengurangi perawatan yang terpisah yang menyertai keperawatan
fungsional.

Pengembangan metode ini di dasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan


dengan menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. metode ini
juga di dasari atas keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan
terbaik. selain itu, setiap staf berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas
memberi asuhan keperawatan yang etrbaik sesuai kemampuannya, dalam
keperawatan, metode tim diterapakan dengan menggunakan kerja sama tim perawat
yang heterogen, terdiri dari perawat profesional, non pofesional, dan pembantu
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien. ketua
tim (perawat profesional) memiliki tangguang jawab dalam perencanaan,
kelancaran, dan evaluasi dan asuhan keperawatan untuk semua pasien yang
dilakukan oleh tim di bawah tanggung jawabnya. disamping itu, ketua tim juga
mempunyai tugas untuk melakukan supervisi kepada semua anggota tim dalam
implementasi dan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan asuhan
keperawatan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian manajemen asuhan keperawatan : Metode T im ?

2. Bagaimana tujuan pemberian metode tim ?

3. Bagaimana tugas dan tanggung jawab metode tim ?

4. Bagaimna keuntungan dan kerugian metode tim ?

1
C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian manajemen asuhan keperawatan : Metode Tim

2. Untuk mengetahui tujuan pemberian metode tim

3. Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab metode tim

4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian metode tim

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keperawatan Tim

Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan


dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif
dan kolaboratif (Douglas, 1984).

Keperawatan tim dikembangkan pada tahun 1950-an dalam upaya untuk


mengurangi masalah yang berkaitan dengan pengaturan fungsional asuhan pasien.
Banyak orang yang yakin bahwa, meskipun kekurangan staf keperawatan
profesional terus berlanjut, sistem asuhan pasien harus dikembangkan sehingga
dapat mengurangi perawatan yang terpisah yang menyertai keperawatan
fungsional.

Pengembangan metode ini di dasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan


dengan menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. metode ini
juga di dasari atas keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan
terbaik. selain itu, setiap staf berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas
memberi asuhan keperawatan yang terbaik sesuai kemampuannya, dalam
keperawatan, metode tim diterapakan dengan menggunakan kerja sama tim perawat
yang heterogen, terdiri dari perawat profesional, non pofesional, dan pembantu
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien. ketua
tim (perawat profesional) memiliki tangguang jawab dalam perencanaan,
kelancaran, dan evaluasi dan asuhan keperawatan untuk semua pasien yang
dilakukan oleh tim di bawah tanggung jawabnya. disamping itu, ketua tim juga
mempunyai tugas untuk melakukan supervisi kepada semua anggota tim dalam
implementasi dan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan asuhan
keperawatan. (Kuntoro, agus. 2010).

Dalam keperawtan tim, petugas bantuan bekerja sama dalam memberika n


asuhan kepada sekelompok pasien di bawah arahan perawat profesional. Sebagai

3
pimpinan tim tersebut, perawat bertanggung jawab mengetahui keaddaan dan
kebutuhan semua pasien yang etrmasuk dalam tim dan merencanakan asuhan
indifidual. Tugas pimpinan tim berfariasi bergantung pada kebutuhan pasien dan
beban kerja. Tugas tersebut mencakup membantu anggota tim, memberikan asuhan
langsung kepada pasien, memberikan penyuluhan, dan mengkoordinasikan aktifitas
pasien.

Keperawatan tim biasanya diasosiasikan dengan kepentingan demokratis.


Anggota kelompok diberikan otonomi sebanyak mungkin saat mengerjakan tugas
yang diberikan, meskipun tim tersebut berbagi tanggung jawab dan akuntabilitas
secara bersama. Perlunya ketrampilan komunikasi dan koordinasi yang baik
membuat pelaksanaan keperawatan tim sulit dilakukan dan membutuhkan disiplin
diri yang besar dipihak anggota tim.

Keperawatan tim memungkinkan anggota untuk melakukan keahlian atau


ketrampilan yang mereka miliki. Kemudian, pimpinan tim sebaiknya menggunaka n
pengetahuannya mengenai kemampuan setiap anggota saat membuat penugasan
pasien kelolaan. Mengenali kelayakan individu dari seluruh pekerja dan
memberikan otonomi kepada anggota tim menimbulkan kekuasaan kerja yang
tinggi.

Kerugian keperawatan tim terutama dihubungkan dengan penerapannya yang


kurang tepat, bukan filosofi keperawatan itu sendiri. Sering kali, tidak tersedia
waktu yang adekuat untuk melaksanakan asuhan dan melakukan komunikasi tim.
Hal ini dapat menimbulkan batas yang tidak jelas mengenai tanggung jawab,
kesalahan, dan asuhan keperawatan yang pecah. Agar perawatan tim dapat efektif,
pimpinan harus mempunyai ketrampilan komunikasi, organisasi, manajement, dan
kepemimpinan yang baik dan harus menjadi seorang praktisi yang sempurna.

Keperawatan tim, seperti rancangan aslinya telah mengalami banyak


modifikasi dalam 25 tahun terakhir ini. Sebagian besar keperawatan tim tidak
pernah mempraktikkan bentuk murninya, malah sebaliknya menerapkan kombinasi
tim dan struktur fungsional. Upaya terakhir dan untuk memperbaiki keperawatan
tim menghasilkan konsep “ keperawatan modular”, yang merupakan suatu

4
pendekatan tim kecil (dua atau tiga orang anggota). Tim dipertahankan dalam
sekala kecil dan anggota tim diupayakan dalam tim yang sama sesering mungkin
untuk lebih banyak waktu bagi perawat provesional untuk merencanakan dan
mengoordinasi anggota tim. Selain itu, tim kecil membutuhkan komunikasi yang
lebih sedikit sehingga memungkinkan anggotanya memakai waktu mereka dengan
lebih baik untuk melakukan asuhan pasien. (Maequis, Bessie L. 2010).

Stuktur organisasi keperawatan tim pengembangan metode ini di dasarkan


pada falsafah mengupayakan tujuan dengan menggunakan kecakapan dan
kemampuan anggota kelompok. metode ini juga di dasari atas keyakinan bahwa
setiap pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik. selain itu, setiap staf berhak
menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan yang
etrbaik sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim diterapakan dengan
menggunakan kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat
profesional, non pofesional, dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada sekelompok pasien. ketua tim (perawat profesional) memilik i
tangguang jawab dalam perencanaan, kelancaran, dan evaluasi dan asuhan
keperawatan untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim di bawah tanggung
jawabnya. disamping itu, ketua tim juga mempunyai tugas untuk melakukan
supervisi kepada semua anggota tim dalam implementasi dan tindakan
keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan asuhan keperawatan.

2.2 Tujuan Pemberian Metode Tim

Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah untuk


memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien sehingga
pasien merasa puas. selain itu, metode tim dapat meningkatkan kerja sama dan
koordinasi perawat dalam melaksanakan tugas, memungkinkan adanya transfer of
knowladge dan transfer of experiences diantara perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan dan meningkaykan pengetahuan serta keterampilan dan motivas i
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

5
Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan tanggung jawab keperawatan
harus benar benar di arahkan dan di rencanakan secara matang untuk keberhasilan
asuhan keperawatan. sebagaimana di ketahui bahwa satu tim keperawatan terdiri
dari dua orang perawat atau lebih yang bekerja sama dalam pemberian asuhan
keperawatan. ketua tim seharusnya perawat profesional yang sudah
berpenngalaman dalam memberikan asuhan keperawatan dan di tunjuk oleh
perawat kepala ruang (nurse unit manager). selanjutnya, ketua tim akan
melaksanakan tugas yang di delegasikan oleh perawat kepala ruang bersama sama
denga anggota tim. tugas dan tanggung jawab ketua tim menjadi hal yang harus di
perhatikan secara cermat. tugas dan tanggung jawab tersebut diarahkan untuk
melakukan pengkajian dan penyusunan rencana keperawatan untuk setiap pasien
yang berada di bawah tanggung jawabnya, membagi tugas kepada semua anggota
tim dengan mempertimbangkan kemampuan yang di miliki anggota tim dan
kebutuhan pasien yang harus dipenuhi, mengontrol dan memberikan bimbinga n
kepada anggota tim dalam melaksanakan tugasnya apabila diperlukan, melakukan
evaluasi terhadap hasil kerja anggota tim, menerima laporan tentang perkembangan
kondisi pasien dan anggota tim.

2.3 Tugas dan Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab lain yang harus di perhatikan oleh anggota tim
adalah mengontrol perkembangan kesehatan setiap pasien, mencatat hal hal yang
gterjadi pada pasien terutama yang tidak di inginkan, melakukan revisi rencana
keperawatn apabila di perlukan, melaporkan perkembangan pasien pada perawat
kepala ruang serta kesulitan yang dihadapi apabila ada. selain itu, tugas dan
tanggung jawab ketua tim, yaitu memimpin pertemuan tim untuk menerima
laporan, memberi pengarahan serta membahas masalah yang di hadapi, menjaga
komunikasi yang efektif , melakukan pengajaran kepada pasien, keluarga pasien
dan anggota tim serta melengkapi catatan yang di buat anggota tim apabila
diperlukan.

Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan metode ini, ketua tim


harus memiliki kemampuan untuk mengikutsertakan anggota tim dalam
6
memecahkan

7
masalah. ketua tim juga harus dapat menerapkan pola asuhan keperawatan yang
dianggap sesuai dengan kondisi pasien dan minat pemberi asuhan. oleh karena itu,
pembuatan keputusan, otoritas, dan tanggung jawab ada pada tingkat pelaksana. hal
ini akan mendukung pencapaian dan pengetahuan keterampilan profesional.

Dalam ruang perawatan mungkin diperlukan beberapa tim keperawatan.


pemberian tugas dalam tim keperawatan dapat dilakukan dengan jalan perawat
kepala ruang akan menentukan jumlah tim yang di perlukan berdasarkan beberapa
faktor, antara lain memperhitungkan jumlah tenaga perawat perawat profesiona l,
jumlah tenaga yang ada, dan jumlah pasien. pembagian tugas dalam tim
keperawatan dapat di dasarkan pada tempat atau kamar pasien, tingkat penyakit
pasien, jenis penyakit pasien, dan jumlah pasien yang di rawat.

Berdasarkan hal hal tersebut maka ketua tim harus memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1. mengomunikasikan dan mengoordinasikan semua kegiatan tim

2. menjadi konsultan dalam asuhan keperawatan

3. melakukan peran sebagai model peran

4. melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien

5. menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien.

6. merevisi dan menyesuaikan rencan keperawatan sesuai kebutuhan pasien.

7. melaksanakan observasi baik terhadapa perkembangan pasien maupun kerja


dari anggota tim.
8. menjadi guru pengajar

9. melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif

Bila kemampuan tersebut dapat dimiliki oleh ketua tim, akan berdampak
secara positif dalam pemberian asuhan keperawatan. dengan demikian, masalah
dalam asuhan keperawatan cepat teratasi; mutu asuhan keperawatan terpelihara;
perawat terbiasa bekerja secara terorganisasi, terarah, dan memahami tujuan;

8
kerjasama antar perawat meningkat; kepuasan kerja miningkat pengetahuan,
ketrampilan dan pengalaman semua perawat meningkat; serta kaderisasi
kepemimpinan terjadi.

Dibanding dengan metode fungsional, metode tim lebih banyak


memberikan tanggung jawab, otoritas, dan tanggung gugat kepada anggota tim.
tugas perawat menjadi lebih kompleks, anggota tim lebih terlibat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. apabila kerja dan tim berhasil dan
memuaskan, pola ini memberi pengkayaan pengalaman dan perluasan wawasan
kerja bagi pelaksana khususnya anggota tim dan tingkat yang rendah.

Tanggung Jawab

1. Tanggung jawab anggota tim:

a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya.

b. Bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim.

c. Memberikan laporan.

2. Tanggung jawab ketua tim:

a. Membuat perencanaan.

b. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.

c. Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan


pasien.
d. Mengembangkan kemampuan anggota.

e. Menyelenggarakan konferensi.

3. Tanggung jawab kepala ruang:

1) Perencanaan

a. Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing- masing.

b. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.

c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan

9
persiapan pulang bersama ketua tim.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan
kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/ penjadwalan.
e. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.

f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologis, tindakan


medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.

g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keparawatan:

 Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan

 Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan


keperawatan
 Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah

 Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk

h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.

i. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.

j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah sakit.

2) Pengorganisasian

a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan.

b. Merumuskan tujuan metode penugasan.

c. Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas.

d. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan ketua
tim membawahi 2- 3 perawat.
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain- lain.
f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.

g. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.

h. Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di tempat, kepada ketua


tim.
10
i. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien.

j. Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

3) Pengarahan

a. Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.

b. Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas


dengan baik.
c. Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap.

d. Menginformasikan hal- hal yang dianggap penting dan berhubungan


dengan asuhan keperawatan pasien.
e. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.

f. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan


tugasnya.
g. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

4) Pengawasan

a. Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua


tim dalam pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien.
b. Melalui supervisi:

 Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui


laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/ mengawas i
kelemahannya yang ada saat itu juga.
 Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumenta s i),
mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas.
 Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.
 Audit keperawatan.

11
Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Tim

Kepala Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim

Staf Staf

Pasien Pasien

2.4 Keuntungan dan Kerugian Metode Tim

1. Keuntungan dan Kerugian Metode Tim

Beberapa keuntungan dari metode tim dalam pemberian asuhan keperawatan


adalah:
a. Dapat memberi kepuasan kepada pasien dan perawat. Pasien merasa di
perlakukan lebih manusiawi karna pasien memiliki sekelompok perawat
yang lebih mengenal dan memahami kebutuhannya.
b. Perawat dapat mengenali pasien secara individual karena perawatannya
menangani pasien dalam jumlah yang sedikit. Hal ini, sangat
memungkinkan merawat pasien secara konfrehensif dan melihat pasien
secara holistic.
c. Perawat akan memperlihatkan kerja lebih produktif melalui kemampuan
bekerja sama dan berkomunikasi dengan klien. Hal ini akan mempermuda h
dalam mengenali kemampuan ak-nggota tim yang dapat di manfaatkan
secara optimal.
Beberapa kerugian dari metode tim dalam pemberian asuhan keperawatan
adalah:
a. Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi
tanggung jawabnya.

12
b. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim
ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikas i
dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas
terhambat.
c. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung
atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
d. Akontabilitas dalam tim kabur.

13
BAB III
PENUTU
P

3.1 Kesimpulan

Pengembangan metode tim di dasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan


dengan menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. metode ini
juga didasari atas keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan
terbaik. Selain itu, setiap staf berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas
memberi asuhan keperawatan yang terbaik sesuai kemampuannya, dalam
keperawatan, metode tim diterapakan dengan menggunakan kerja sama tim perawat
yang heterogen, terdiri dari perawat profesional, non pofesional, dan pembantu
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien. ketua
tim (perawat profesional) memiliki tangguang jawab dalam perencanaan,
kelancaran, dan evaluasi dan asuhan keperawatan untuk semua pasien yang
dilakukan oleh tim di bawah tanggung jawabnya. disamping itu, ketua tim juga
mempunyai tugas untuk melakukan supervisi kepada semua anggota tim dalam
implementasi dan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan asuhan
keperawatan.

3.2 Saran

Berusaha dan selalu bekerja sama akan membawa kita menuju keberhasilan
dalam menyelesaikan masalah dan mengerjakan tugas. Serta melakukan tugas
dengan penuh tanggung jawab akan membuat kita semakin menjadi dewasa dan
mandiri.

Makalah ini masih belum cukup sempurna dan masih ada banyak
kesalahan sehingga kami mohon kritik dan saran yang membangun guna untuk
menyempurnakan makalah kami yang selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Maequis, Bessie L.2010. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan


: Teori & Aplikasi . Ed.4 . Jakarta : EGC.
2. Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Menejemen Keperawatan. Yogyakarta :
Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai