Anda di halaman 1dari 9

5. Laporan Keuangan Koperasi.

Laporan keuangan dibuat oleh tenaga akuntan dari dalam koperasi . Ia bisa minta bantuan dari akuntan
luar berikut analisisnya. Jenis laaporan keuangan yang banyak digunaakan ialah laporan posisi keuangan,
laporaan laba/rugi dn laporan perubahan ekuitas. Lapaoran Keuangn di buat untuk kepentingan
eksternal dan internal.

a. Laporan posisi keungn (Baalaance sheet)


Yitu suatau daaftar yang berisi ringkasan asset,kewajiban dan modal dari suatu perusahaan
(termasuk koperasi) pada saat tertentu. Dengan demikian ,laaporan ini menggaambarkan posisi
keunangan koperasi pada saat tertentu ,biasanya pada akhir tahun.
Komponen –komponen neraca (balance sheet) adalah sebagai berikut :
1. Harta/asset/asset
 Aset lancar(Current Asset)
 Aset tetap(Fixed asset)
 Aset Lain.
2. Kewajiban / Liabilitas/Utang(Liability)
 Utang Lancar(Current Liability)
 Kewajiban Jangka panjang(Long Term Liability)
3. Modal (Capital )
 Modal dari anggota
 SHU yang tidak dibagi

Contoh bentuk Laporan Keuangan Koperasi :

KOPERASI TUT WURI HANDAYANI


Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2018
Keterangan Jumlah (Rp) Keterangan Jumlah (Rp)
Kas 2.000.000.000 Utang:
Piutang 4.125.000.000 Utang Jangka Pendek 500.000.000
Perlengkapan 50.000.000 Utang Jangka Panjang 3.175.000.000
Peralatan 2.250.000.000 Modal Sendiri
Akum.Peny. Peralatan 250.000.000 Simpanan Pokok 1.750.000.000
2.000.000.000 Simpanan Wajib 3.750.000.000
Gedung 3.000.000.000 Simpanan Sukarela 500.000.000
Akum. Peny. Peralatan 1.250.000.000 SHU Tidak Dibagi 250.000.000
1.750.000.000
Jumlah Aset 9.925.000.000 9.925.000.000

B. laporan Laba/Rugi (Income Statement)


Laporan yang berisi ringkasan pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan (termasuk koperasi) untk
jangka waktu tertentu: misalnya selama 1 tahun atau 1 semester.

Laporan Laba/Rugi terdiri atas penerimaan dan pengeluaran (beban) yang dikeluarkan koperasi pada
suatu periode laporan keuangan . Penerimaan berkaitan dengan kegiatan usaha koperasi. Bentuk-
bentuknya sebagai berikut :

1. Penjualan(bila koperasi menjual produk/barang)


2. Hasil Jasa , bila koperasi menjual jasa
3. Hasil sewa, bila koperasi menyewakan barang2nya.

KOPERASI TUT WURI HANDAYANI


Laporan Laba/Rugi
31 Desember 2018

Penerimaan :
Penerimaan Usaha Rp 3.562.500.000
Penerimaan Bunga RP 187.500.000 +
Jumlah Penerimaan Rp 3.750.000.000
Pengeluaran:
Biaya Umum Rp 2.750.000.000
Bunga Bank Rp 125.000.000
Penyusutan Rp 312.500.000+
Rp 3.187.500.000-
Laba Usaha Rp 562.500.000
SHU Yang Dibagi Rp 312.500.000-
SHU yang tidak dibagikan (ditahan ) Rp 250.000.000

KOPERASI TUT WURI HANDAYANI


Laporan Perubahan Ekuitas
31 Desember 2018

Modal koperasi awal tahun 2018 Rp 6.000.000.000,00


Laba Usaha Rp 562.500.000,00
SHU yang dibagikan Rp 312.500.000,00 +
Peningkatan modal (dari SHU yang tidak dibagi) Rp 250.000.000,00 +
Modal Koperasi akhir tahun 2018 Rp 6.250.000.000,00
Selisih antara jumlah penerimaan dan jumlah pengeluaran merupakan Sisa Hasil Usaha (SHU) atau laba.
Pembagian SHU dilakukan sesuai AD/ART antara lain :
 Cadangan : 25 %
 Simpanan Anggota : 20 %
 Jasa Pinjaman : 25 %
 Dana Pengurus : 10 %
 Kesejahteraan Pegawai :5%
 Dana Pendidikan : 5%
 Dana Pembangunan Daerah Kerja :5%
 Dana Sosial :5%

C. PERSEROAN TERBATAS
1. Pengertian Perseroan Terbatas

Perseroan Terbatas adalah perusahaan yang mofalnya terbagi atas saham-saham dan tanggung jawab
pemegang saham terbatas pada jumlah saham yang dimilikinya . PT diatur dengan Undang-Undang
No.1 tahun 1995 , antara lain :
1. Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
2. Organ Perseroan adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi, dan Komisaris.
3. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RUPS adalah organ perseroan
yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan dan memegang segala wewenang
yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris.
4. Direksi adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan
perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam
maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
5. Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan atau khusus serta memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan perseroan.
6. Perseroan Terbuka adalah perseroan yang modal dan jumlah pemegang sahamnya
memenuhi kriteria tertentu atau perseroan yang melakukan penawaran umum, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

2. Jenis saham dalam perseroan terbatas.


Saham adalah tanda bkti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu PT. adapun jenis-jenis
saham adalah sebagai berikut :
 Saham Biasa (Common Stock)
Jika kita menyebut saham maka sebenarnya yang dimaksud adalah saham biasa ini. Karena yang
ditransaksiskan di Bursa Efek Indonesia umumnya dari jenis saham ini. Menurut ahlinya, di
antaranya Wibowo SE., Ak. bahwa saham biasa adalah saham yang tidak memiliki hak istimewa
atas saham-saham lain (Akuntansi Keuangan Dasar 2 – Cikal Sakti) . Hak istimewa yang dimaksud
di atas di antaranya hak penentuan pengurus atau direksi atau pun hak sisa harta perusahaan
manakala perusahaan mengalami pailit dan harus dilikuidasi. Selain itu, dividend tetap setiap
tahun juga tidak diberikan pada pemegang saham ini. Yang ada hanya dividend yang dibagikan
bila perusahaan memperoleh laba yang cukup, dan itu pun tidak mesti diberikan setiap
tahun.Untuk dividend pada umumnya, biasanya baru diberikan setelah hasil RUPS memutuskan
bahwa perusahaan akan membagi dividen di tahun tersebut. Tapi bila ada rencana ekspansi atau
pun membayar utang maka biasanya tidak diberikan. Selain dikategorikan berdasarkan
kepemilikannya, saham biasa dan preferen juga dikelompokkan atas dasar hak tagihnya.
Berdasarkan pemaparan pakar lain, Hartono (2008), menyebutkan bahwa:
Saham biasa (common stock) merupakan saham yang memiliki hak klaim bagi pemiliknya
berdasarkan laba atau pun rugi yang diperoleh perusahaan.
Akan tetapi, bila emiten mengalami pailit dahn harus terjadi likuidasi, maka pemegang saham
biasa hanya mendapatkan prioritas paling akhir dalam hal pembagian dividend perusahaan.
Kalau di IDX, di pasar saham, bentuk saham yang diperdagangkan dalam bentuk data elektronik
bentunya hanya terdiri dari kode 4 huruf saja. Tanpa ada tambahan, seperti pada saham waran.

 Saham Preferen (preferrend stock)


Ini masih merupakan kelanjutan dari Hartono di atas. Jenis ini mempunyai sifat gabungan antara
obligasi dan saham biasa.
Alasan dikatakan sama dengan obligasi karena pada obligasi juga membayarkan bunga atas
pinjamannya. Sama halnya dengan saham preferen yang juga memberikan hasil tetap berupa
dividen preferen. Jika ingin tau bentuk saham preferen dan biasa di perdagangan saham di bursa
efek Indonesia, maka untuk saham biasa ditulis biasa dengan kode 4 huruf, seperti WSBP, ASII
dan lainnya. Adapun jenis saham preferen maka bentuknya ada tambahan huruf ‘P’ di belakang
kodenya. Misal, UNTR-P, MYOR-P dan sebagainya. Hanya saja, sekarang ini di perdagangan
bursa yang muncul hanya saham waran saja, dengan tambahan huruf ‘W’ di akhirnya, seperti
sekarang ada FREN-W dan lainnya.
 Saham Preferen Kumulatif(Cummulative Preferred Stock)
 Saham Bonus
 Saham Pendiri
 Saham kosong

B. Jenis Saham Berdasarkan Peralihan Haknya:


Maksud dari peralihan hak adalah bagaimana lembaran saham tersebut dipindahtangankan dari
satu investor ke investor lain.
Adapun jenis yang dimaksud menurut Darmadji dan Fakhrudin (2011) adalah:
 . Saham atas unjuk (bearer stock)
Adapun bentuknya dimana pada saham yang diterbitkan tidak tertulis nama pemiliknya.
Tujuannya tentu agar pemindahan kepemilikannya lebih mudah.

 Saham atas nama (registered stock)


Bentuk yang satu ini kebalikan dari yang di atas. Pada saham ini nama pemiliknya ditulis dengan
jelas.

Sehingga, bentuk peralihan kepemilikan dari registered stock ini bisa dibilang tidak mudah
karena ada prosedur tertentu yang harus dipenuhi.
Dari dua saham yang terakhir disebut di atas, jelas sekali kalau bentuk sahamnya adalah berupa
piagam atau sertifikat. Hanya saja, dewasa ini saham lebih umum ditemui dalam bentuk
scripless atau tanpa sertifikat.
Memang perdagangan saham di Indonesia dan di dunia umumnya menggunakan scripless.
Hanya saja, KSEI sendiri sudah memberikan pernyataan bahwa scripless tidak langsung
menghapus saham dalam bentuk sertifikat.
Melainkan, selain mengelola saham dalam wujud data elektronik, pihak broker dan KSEI juga
sekaligus mengelola efek dalam bentuk sertifikat. Jadi dikelola dalam dua bentuk sekaligus.

C. JENIS SAHAM BERDASARKAN KARAKTER DAN CIRINYA:

Karakter di sini mencakup likuiditasnya, imbal hasilnya, resikonya dan sebagainya.


 Blue chip
Sederhananya, saham blue chip ini bisa kita katakan saham dari perusahaan bonafit. Sebenarnya
tidak ada pengertian pasti mengenai jenis saham ini, hanya saja banyak pakar dan juga situs
investasi yang sudah membuat defenisinya. Oleh Investopedia, mendefenisikan sebagai
perusahaan yang diakui secara nasional (bahkan bisa juga internasional), mapan, serta sehat
secara finansial. Dalam kenyataannya, perusahaan yang digolongkan blue chip umumnya
memiliki produk dan layanan berkualitas tinggi serta diterima secara luas. Mengenai ini silahkan
baca keterangan lengkapnya di sini: Pengertian, Contoh dan Daftar Perusahaan Blue Chip.

 Income/Dividend stocks
Untuk pengertiannya, mari kita simak defenisi income stock yang dibuat oleh Campbell R.
Harvey: “A stock that pays a high dividend compared to other stocks.”
Jika diartikan, yaitu saham yang membayar dividen lebih tinggi dibanding dengan saham lainnya.
Umumnya juga, saham jenis ini lebih cenderung mengarah ke saham blue chip juga karena
cirinya kurang lebih sama. Ya, biasanya pendapatannya lebih stabil dan outlook finansialnya juga
lebih solid.jenis-jenis saham PT. Kalau di Indonesia, jenis saham ini banyak ditemukan di
perusahan ‘plat merah’ yang sudah berdiri sejak lama. Kenapa demikian? Ya, karena saham dari
BUMN biasanya punya kewajiban membagi dividend kepada negara, baik itu dalam bentuk
dividen rutin atau pun dividen biasa. Jadi itulah sebabnya jenis ini banyak terdapat pada saham
plat merah. Selain itu, ada juga saham umum yang memang dari dulu sudah terbiasa membagi
dividen yang kemudian dimasukkan dalam kategori ini. Tentunya, teman-teman harus melihat
historinya juga bila ingin tau kebenarannya.
 Growth stocks
Mengenai pengertian yang panjang soal ini dan juga penjelasan lengkapnya silahkan simak di
sini: Ciri-ciri dan Contoh Saham Growth Stock. Tapi untuk defenisi sederhananya, mari kita simak
defenisi dari Investopedia langsung berikut ini: “A growth stock is a share in a company that is
anticipated to grow at a rate significantly above the average for the market.”
Intinya, bahwa jenis saham yang satu ini merupakan saham yang diperkirakan akan tumbuh
pada tingkat signifikan dibanding dengan rata-rata pasar.
Pemahaman di atas lebih menekankan pada ‘harga sahamnya’ sebenarnya.
Tapi yang harus diketahui, bahwa ada growth stock dan ada juga growth company. Kalau yang
sudah dijelaskan di atas lebih tepat pada peningkatan harganya. Tapi kalau growth company
lebih cenderung mengarah pada peningkatan kinerja perusahaannya.
Yang paling baik dipilih adalah yang mampu tumbuh pada dua sisi tersebut, yaitu kinerja dan
harganya.Karena banyak juga saham yang secara harga bertumbuh, tapi kinerja nol besar. Nah,
inilah sebenarnya jenis saham yang harus dihindari karena berpotensi berbalik arah pergerakan
harganya.
 Value Stock
Mengenai ini sudah dibahas panjang lebar sebelumnya, silahkan simak: Pengertian Value Stok
dan yang Terkait. Tapi sekalipun begitu, ada baiknya saya berikan penjelasan singkat juga di sini.
Jadi, untuk jenis saham ini bisa dibilang bagian dari pilihan para value investor. Adapun
kriterianya dinilai dari valuasi sahamnya. Penilaian yang digunakan adalah dari sisi rasio PER
maupun PBV nya.
 Speculative stocks
Maknanya adalah saham dari emiten yang tidak bisa mendapatkan pendapatan secara konsisten
dari tahun ke tahun. Saham ini tergolong saha yang high risk atau beresiko tinggi, terutama
untuk tujuan jangka panjang. Biasanya ini banyak terdapat pada penny stock (saham kecil, dari
segi kapitalisasi dan likuiditasnya) dan juga emerging growth stock. Namun, selain resikonya
yang tinggi, jenis saham spekulatif ini juga menjanjikan keuntungan yang besar karena
pergerakan harganya yang memiliki volatility yang tinggi juga.
 Cyclical stocks
Macam saham ini adalah saham yang naik turunnya punya siklus atau waktu tertentu. Jadi tidak
bisa konsisten mengalami peningkatan kinerja maupun pada harganya. Umumnya, bila
sektornya lagi hot maka barulah kinerjanya, khususnya labanya, akan naik. Tapi, bila sedang
lesu, maka perolehan labanya dan harganya pun akan ikut turun. Di antara contoh saham
seperti ini adalah saham pertambangan, property dan lainnya yang punya siklus kejayaan
tersendiri. Jika niatnya hanya trading jangka pendek, maka saham ini cocok ditransaksikan. Tapi,
bila untuk tujuan investasi jangka panjang, maka sebaiknya dihindari.
 Emerging Growth Stocks
Emerging maksudnya sedang atau baru muncul sebagai saham yang bertumbuh.
Umumnya saham ini relatif dari perusahaan yang masih baru namun ia berada pada industri
yang memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Contoh misalnya Go-Jek, jika seandainya
perusahaannya listing di bursa efek juga. Di satu sisi, saham ini juga menyimpan resiko yang
tinggi. Karena, selain belum teruji kehandalannya seperti pada blue chip, kemungkinan gagal
karena faktor-faktor lazim dalam bisnis juga bisa terjadi, misalnya kalah bersaing, trend yang
berubah dan lainnya.

3. Organisasi Perseroan Terbatas.

Struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari pemegang saham, direksi, dan komisaris.
Dalam PT, para pemegang saham, melalui komisarisnya melimpahkan wewenangnya kepada
direksi untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan sesuai dengan tujuan dan bidang
usaha perusahaan
Sesuai dengan Pasal 14 Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas ayat (1)
Perubahan Anggaran Dasar di tetapkan oleh RUPS, ayat (2) Usul adanya perubahan Anggaran
Dasar di cantumkan dalam surat panggilan atau pengumuman untuk mengadakan RUPS.

1. RUPS
Perseroa Terbatas sebagai salah satu bentuk usaha ekonomi memiliki organ-organ spesifik.
Organ pertama disebut Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang secara umum bertugas
untuk menentukan segala kebijaksanaan umum PT. Organ kedua adalah Direksi yang bertugas
menjalankan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan RUPS. Dan ketiga adalah
Komisaris yang bertugas sebagai pengawas untuk dan atas nama pemegang saham.
Pemegang kedaulatan tertingi, di dalam masyarakat kita ada sementara anggapan yang
mengatakan bahwa pemegang kedaulatan tertinggi dalam PT ada di tangan pemegang saham.
Beredarnya adagium di atas tampaknya dilatarbelakangi oleh kultur, sebagian besar lapisan
masarakat kita yang tidak bisa atau tidak sudi memisahkan antara urusan pribadi dan rusan
tugas. Kerap jabatan yang sedang disandang digunakan untuk kepentingan pribadi. Di dalam
perseroan, jabatan sebagai pemegang saham acapkali digunakan untuk mempengaruhi
kebijaksanaan di dalam perseroan. Direksi yang saban waktu ada dalam perseroan sebaliknya
tidak bisa atau tidak sudi memisahkan antara urusan pribadi dan urusan kekuasaan pemegang
saham.
Sesungguhnya di dalam perseroan, pemegang saham tidak mempunyai kekuasaan sama sekali.
Para pemegang saham baru mempunyai kekuasaan atas PT bila mereka sudah berada dalam
satu aula atau ruangan pertemuan yang dinamakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Status hukum keptusan RUPS yang tidak bisa ditentang oleh siapapun serupa itu yang
menyebabkan RUPS sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dalam PT dan bukan pemegang
saham. Pemegang saham di luar forum RUPS tidak mempunyai kekuasaan apa-apa lagi terhadap
perseroan, malainkan Direksi yang paling berkuasa. Rapat Umum Pemegang Saham sebagai
pemegang kekuasaan tertingi dalam PT mempunyai kewenangan untuk pertama menetapkan
kebijaksanaan umum PT. Kedua mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Komisaris dan
ketiga, mengesahkan laporan tahunan Direksi/Komisaris.
Kewenangan RUPS untuk menetapkan kebijaksanaan umum PT dapat disimpulkan dari bunyi
rumusan pasal 63 Undang-undang Perseroan Terbatas Tahun 1995. Disana dikatakan bahwa
RUPS mempunyai kewenangan yang tidak diberikan kepada Direksi dan Komisaris, dalam Batas
yang ditentukan undang-undang dan Anggaran Dasar/Akte Pendirian. Sedangkan kekuasaan
RUPS untuk mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Komisaris terdapat dalam rumusan
pasal 80, 91, 95 dan 1001.

2. Direksi
Sruktur organisasi PT (Persero) dalam Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara (BUMN). Pasal 5 ayat (1) Pengurusan BUMN dilakukan oleh Direksi. (2) Direksi
bertanggung jawab penuh atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN serta
mewakili BUMN, baik dalam maupun diluar pengadilan. (3) Dalam melaksanakan tugasnya,
anggota Direksi harus mematuhi anggaran dasar BUMN dan peraturan perundang-undangan
serta wajib melaksankan prinsip-prinsip, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertangungjawaban, serta kewajaran.
Pasal 6
(1). Pengawasan BUMN dilakukan oleh Komisaris dan Dewan Pengawas.
(2). Komisaris dan Dewan Pengawas bertanggungjawab penuh atas pengawasan BUMN untuk
kepentingan dan tujuan BUMN.
(3). Dalam melaksanakan tugasnya, Komisaris dan Dewan Pengawas harus mematuhi Anggaran
Dasar BUMN dan peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip
profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta
kewajaran.
Pasal 7
Para anggota Direksi, Komisaris dan Dewan Pengawas dilarang mengambil keuntungan pribadi
baik secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan BUMN selain penghasilan yang sah.
Lazimnya dalam akta pendirian PT untuk pertama kalinya para pendiri ditetapkan sebagai
pengurus. Pada hakekatnya Direkturnya yang disertai pekerjaan pengurus, tetapi hal ini tidak
dapat selalu demikian. Adakalanya pangkat direktur diberikan kepada orang yang tidak
melakukan pekerjaan pengurus, sedangkan pekerjaan pengurus diserahkan kepada dewan
pengurus.

Para pegawai yang bekerja di PT tidak dapat disebut pengurus dalam arti kata undang-undang.
Pengurus untuk selanjutnya ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Berdasarkan undang-undang, yang dimaksud dengan pengurus ialah hanya mereka yang
diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk waktu tertentu baik bergaji atau
tidak, untuk memimpin PT dalam melakukan undang-undangnya, dan bertanggung jawab
sepenuhnya kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
Dengan demikian maka struktur PT adalah RUPS sebagai pemegang kedaulatan tertinggi.
Selanjutnya Direksi yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan, dan Komisaris
bertugas melakukan pengawasan secara umum. Sebagaimana ditegaskan di dalam Undang-
undang No. 1 Tahun 1995 tentang PT Pasal 2 Organ Perseroan adalah Rapat Umum Pemegang
Saham, Direksi dan Komisaris. Penegasan Pasal di atas sama dengan yang ditegaska dalam
Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 13 , Organ Perseroan adalah RUPS,
Direksi dan Komisaris.

Dengan demikian maka yang disebut dengan Perusahaan yang ditegaskan dalam Undang-
undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 1 ayat (2), bahwa Perusahaan Perseroan, yang
selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk Perseroan Terbatas yang modalnya
terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya
dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Namun
demikian terdapat perbedaan yang mendasar sebagaiman di tegaskan dalam Pasal 1 ayat (1) UU
No. 1Tahun 1995 tentang PT bahwa, Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroa
adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Rapat Umum Pemegang Saham atau (RUPS), sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3)
Undang-undang No. 1Tahun 1995 tentang PT bahwa, Rapat Umum Pemegang Saham yang
selanjutnya disebut RUPS adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam
perseroan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau
Komisaris. Dengan demikian idektik dengan Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN
Pasal 1 ayat (13) Bahwa, Rapat Umum Pemegang saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah
organ Persero yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Persero dan memegang segala
wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris.
Direksi, yang ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (4) UU No. 1 Tahun 1995 tentang PT bahwa, Direksi
adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas perseroan untuk kepentingan dan
tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun diluar pengadilan sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar. Ketentuan ini juga identik dengan ketentuan pada Pasal 1
ayat (9) UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN bahwa Direksi adalah organ BUMN yang
bertanggung jawab atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN, serta
mewakili BUMN baik di dalam maupun di luar pengadilan.

3. Komisaris
Komisaris sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (5) UU No.1 Tahun 1995 tentang PT
bahwa, Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan atau khusus serta memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan perseroan.
Selanjutnya penegasan tersebut juga identik dengan penegasan dalam Undang-undang No. 19
Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 1 ayat (7) bahwa, Komisaris adalah organ persero yang
bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan
kegiatan pengurusan persero.
Maksud dan tujuan Persero sebagaimana ditegaskan dalam Undang-undang No. 19 Tahun 2003
Pasal 12 bahwa, maksud dan tujuan pendirian Persero adalah :
a. menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat;

b. mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.


Ditegaskan juga dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang PT Pasal 2 bahwa, Kegiatan
perseroan harus sesuai dengan maksud dan tujuan serta tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, ketertiban umum, dan atau kesusilaan. Kewenangan RUPS ditegaskan
dalam UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 14 :
(1). Menteri bertindak selaku RUPS dalam hal seluruh saham Persero dimiliki oleh negara dan
bertindak selaku pemegang saham pada Persero dan perseroan terbatas dalam hal tidak seluruh
sahamnya dimiliki oleh negara.
(2) Menteri dapat memberikan kuasa dengan hak subtitusi kepada perorangan atau badan
hukum untuk mewakilinya dalam RUPS.
(3). Pihak yang menerima kuasa sebagaiman dimaksud dalam ayat (2), wajib terlebih dahulu
mendapat persetujuan Menteri untuk mengambil keputusan dalam RUPS mengenai
perubahan jumlah modal;
perubahan anggaran dasar;
rencana penggunaan laba;
penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, serta pembubaran Persero;
investasi dan pembiayaan jangka panjang;
kerja sama Persero;
pembentukan anak perusahaan atau penyertaan;
pengalihan aktiva.
Pasal 32 bahwa :
(1). Dalam anggaran dasar dapat ditetapkan pemberian wewenang kepada Komisaris untuk
memberikan persetujuan kepada Direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu.
(2). Berdasarkan anggaran dasar atau keputusan RUPS, Komisaris dapat melakukan tindakan
pengurusan Persero dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu.
Dengan demikian dalam struktur organ Perseroan Terbatas yang di tegaskan dalam Undang-
undang No. 1 Tahun 1995 tentang PT dan Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN
hampir bisa sama, hanya pada undang-undang PT mengatur perseroan secara umum,
sedangkan Undang-undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN mengatur Perseroan secara
khusus bagi Badan Usaha Milik Negara.

Anda mungkin juga menyukai