Laporan keuangan dibuat oleh tenaga akuntan dari dalam koperasi . Ia bisa minta bantuan dari akuntan
luar berikut analisisnya. Jenis laaporan keuangan yang banyak digunaakan ialah laporan posisi keuangan,
laporaan laba/rugi dn laporan perubahan ekuitas. Lapaoran Keuangn di buat untuk kepentingan
eksternal dan internal.
Laporan Laba/Rugi terdiri atas penerimaan dan pengeluaran (beban) yang dikeluarkan koperasi pada
suatu periode laporan keuangan . Penerimaan berkaitan dengan kegiatan usaha koperasi. Bentuk-
bentuknya sebagai berikut :
Penerimaan :
Penerimaan Usaha Rp 3.562.500.000
Penerimaan Bunga RP 187.500.000 +
Jumlah Penerimaan Rp 3.750.000.000
Pengeluaran:
Biaya Umum Rp 2.750.000.000
Bunga Bank Rp 125.000.000
Penyusutan Rp 312.500.000+
Rp 3.187.500.000-
Laba Usaha Rp 562.500.000
SHU Yang Dibagi Rp 312.500.000-
SHU yang tidak dibagikan (ditahan ) Rp 250.000.000
C. PERSEROAN TERBATAS
1. Pengertian Perseroan Terbatas
Perseroan Terbatas adalah perusahaan yang mofalnya terbagi atas saham-saham dan tanggung jawab
pemegang saham terbatas pada jumlah saham yang dimilikinya . PT diatur dengan Undang-Undang
No.1 tahun 1995 , antara lain :
1. Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
2. Organ Perseroan adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi, dan Komisaris.
3. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RUPS adalah organ perseroan
yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan dan memegang segala wewenang
yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris.
4. Direksi adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan
perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam
maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
5. Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan atau khusus serta memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan perseroan.
6. Perseroan Terbuka adalah perseroan yang modal dan jumlah pemegang sahamnya
memenuhi kriteria tertentu atau perseroan yang melakukan penawaran umum, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
Sehingga, bentuk peralihan kepemilikan dari registered stock ini bisa dibilang tidak mudah
karena ada prosedur tertentu yang harus dipenuhi.
Dari dua saham yang terakhir disebut di atas, jelas sekali kalau bentuk sahamnya adalah berupa
piagam atau sertifikat. Hanya saja, dewasa ini saham lebih umum ditemui dalam bentuk
scripless atau tanpa sertifikat.
Memang perdagangan saham di Indonesia dan di dunia umumnya menggunakan scripless.
Hanya saja, KSEI sendiri sudah memberikan pernyataan bahwa scripless tidak langsung
menghapus saham dalam bentuk sertifikat.
Melainkan, selain mengelola saham dalam wujud data elektronik, pihak broker dan KSEI juga
sekaligus mengelola efek dalam bentuk sertifikat. Jadi dikelola dalam dua bentuk sekaligus.
Income/Dividend stocks
Untuk pengertiannya, mari kita simak defenisi income stock yang dibuat oleh Campbell R.
Harvey: “A stock that pays a high dividend compared to other stocks.”
Jika diartikan, yaitu saham yang membayar dividen lebih tinggi dibanding dengan saham lainnya.
Umumnya juga, saham jenis ini lebih cenderung mengarah ke saham blue chip juga karena
cirinya kurang lebih sama. Ya, biasanya pendapatannya lebih stabil dan outlook finansialnya juga
lebih solid.jenis-jenis saham PT. Kalau di Indonesia, jenis saham ini banyak ditemukan di
perusahan ‘plat merah’ yang sudah berdiri sejak lama. Kenapa demikian? Ya, karena saham dari
BUMN biasanya punya kewajiban membagi dividend kepada negara, baik itu dalam bentuk
dividen rutin atau pun dividen biasa. Jadi itulah sebabnya jenis ini banyak terdapat pada saham
plat merah. Selain itu, ada juga saham umum yang memang dari dulu sudah terbiasa membagi
dividen yang kemudian dimasukkan dalam kategori ini. Tentunya, teman-teman harus melihat
historinya juga bila ingin tau kebenarannya.
Growth stocks
Mengenai pengertian yang panjang soal ini dan juga penjelasan lengkapnya silahkan simak di
sini: Ciri-ciri dan Contoh Saham Growth Stock. Tapi untuk defenisi sederhananya, mari kita simak
defenisi dari Investopedia langsung berikut ini: “A growth stock is a share in a company that is
anticipated to grow at a rate significantly above the average for the market.”
Intinya, bahwa jenis saham yang satu ini merupakan saham yang diperkirakan akan tumbuh
pada tingkat signifikan dibanding dengan rata-rata pasar.
Pemahaman di atas lebih menekankan pada ‘harga sahamnya’ sebenarnya.
Tapi yang harus diketahui, bahwa ada growth stock dan ada juga growth company. Kalau yang
sudah dijelaskan di atas lebih tepat pada peningkatan harganya. Tapi kalau growth company
lebih cenderung mengarah pada peningkatan kinerja perusahaannya.
Yang paling baik dipilih adalah yang mampu tumbuh pada dua sisi tersebut, yaitu kinerja dan
harganya.Karena banyak juga saham yang secara harga bertumbuh, tapi kinerja nol besar. Nah,
inilah sebenarnya jenis saham yang harus dihindari karena berpotensi berbalik arah pergerakan
harganya.
Value Stock
Mengenai ini sudah dibahas panjang lebar sebelumnya, silahkan simak: Pengertian Value Stok
dan yang Terkait. Tapi sekalipun begitu, ada baiknya saya berikan penjelasan singkat juga di sini.
Jadi, untuk jenis saham ini bisa dibilang bagian dari pilihan para value investor. Adapun
kriterianya dinilai dari valuasi sahamnya. Penilaian yang digunakan adalah dari sisi rasio PER
maupun PBV nya.
Speculative stocks
Maknanya adalah saham dari emiten yang tidak bisa mendapatkan pendapatan secara konsisten
dari tahun ke tahun. Saham ini tergolong saha yang high risk atau beresiko tinggi, terutama
untuk tujuan jangka panjang. Biasanya ini banyak terdapat pada penny stock (saham kecil, dari
segi kapitalisasi dan likuiditasnya) dan juga emerging growth stock. Namun, selain resikonya
yang tinggi, jenis saham spekulatif ini juga menjanjikan keuntungan yang besar karena
pergerakan harganya yang memiliki volatility yang tinggi juga.
Cyclical stocks
Macam saham ini adalah saham yang naik turunnya punya siklus atau waktu tertentu. Jadi tidak
bisa konsisten mengalami peningkatan kinerja maupun pada harganya. Umumnya, bila
sektornya lagi hot maka barulah kinerjanya, khususnya labanya, akan naik. Tapi, bila sedang
lesu, maka perolehan labanya dan harganya pun akan ikut turun. Di antara contoh saham
seperti ini adalah saham pertambangan, property dan lainnya yang punya siklus kejayaan
tersendiri. Jika niatnya hanya trading jangka pendek, maka saham ini cocok ditransaksikan. Tapi,
bila untuk tujuan investasi jangka panjang, maka sebaiknya dihindari.
Emerging Growth Stocks
Emerging maksudnya sedang atau baru muncul sebagai saham yang bertumbuh.
Umumnya saham ini relatif dari perusahaan yang masih baru namun ia berada pada industri
yang memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Contoh misalnya Go-Jek, jika seandainya
perusahaannya listing di bursa efek juga. Di satu sisi, saham ini juga menyimpan resiko yang
tinggi. Karena, selain belum teruji kehandalannya seperti pada blue chip, kemungkinan gagal
karena faktor-faktor lazim dalam bisnis juga bisa terjadi, misalnya kalah bersaing, trend yang
berubah dan lainnya.
Struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari pemegang saham, direksi, dan komisaris.
Dalam PT, para pemegang saham, melalui komisarisnya melimpahkan wewenangnya kepada
direksi untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan sesuai dengan tujuan dan bidang
usaha perusahaan
Sesuai dengan Pasal 14 Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas ayat (1)
Perubahan Anggaran Dasar di tetapkan oleh RUPS, ayat (2) Usul adanya perubahan Anggaran
Dasar di cantumkan dalam surat panggilan atau pengumuman untuk mengadakan RUPS.
1. RUPS
Perseroa Terbatas sebagai salah satu bentuk usaha ekonomi memiliki organ-organ spesifik.
Organ pertama disebut Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang secara umum bertugas
untuk menentukan segala kebijaksanaan umum PT. Organ kedua adalah Direksi yang bertugas
menjalankan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan RUPS. Dan ketiga adalah
Komisaris yang bertugas sebagai pengawas untuk dan atas nama pemegang saham.
Pemegang kedaulatan tertingi, di dalam masyarakat kita ada sementara anggapan yang
mengatakan bahwa pemegang kedaulatan tertinggi dalam PT ada di tangan pemegang saham.
Beredarnya adagium di atas tampaknya dilatarbelakangi oleh kultur, sebagian besar lapisan
masarakat kita yang tidak bisa atau tidak sudi memisahkan antara urusan pribadi dan rusan
tugas. Kerap jabatan yang sedang disandang digunakan untuk kepentingan pribadi. Di dalam
perseroan, jabatan sebagai pemegang saham acapkali digunakan untuk mempengaruhi
kebijaksanaan di dalam perseroan. Direksi yang saban waktu ada dalam perseroan sebaliknya
tidak bisa atau tidak sudi memisahkan antara urusan pribadi dan urusan kekuasaan pemegang
saham.
Sesungguhnya di dalam perseroan, pemegang saham tidak mempunyai kekuasaan sama sekali.
Para pemegang saham baru mempunyai kekuasaan atas PT bila mereka sudah berada dalam
satu aula atau ruangan pertemuan yang dinamakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Status hukum keptusan RUPS yang tidak bisa ditentang oleh siapapun serupa itu yang
menyebabkan RUPS sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dalam PT dan bukan pemegang
saham. Pemegang saham di luar forum RUPS tidak mempunyai kekuasaan apa-apa lagi terhadap
perseroan, malainkan Direksi yang paling berkuasa. Rapat Umum Pemegang Saham sebagai
pemegang kekuasaan tertingi dalam PT mempunyai kewenangan untuk pertama menetapkan
kebijaksanaan umum PT. Kedua mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Komisaris dan
ketiga, mengesahkan laporan tahunan Direksi/Komisaris.
Kewenangan RUPS untuk menetapkan kebijaksanaan umum PT dapat disimpulkan dari bunyi
rumusan pasal 63 Undang-undang Perseroan Terbatas Tahun 1995. Disana dikatakan bahwa
RUPS mempunyai kewenangan yang tidak diberikan kepada Direksi dan Komisaris, dalam Batas
yang ditentukan undang-undang dan Anggaran Dasar/Akte Pendirian. Sedangkan kekuasaan
RUPS untuk mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Komisaris terdapat dalam rumusan
pasal 80, 91, 95 dan 1001.
2. Direksi
Sruktur organisasi PT (Persero) dalam Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara (BUMN). Pasal 5 ayat (1) Pengurusan BUMN dilakukan oleh Direksi. (2) Direksi
bertanggung jawab penuh atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN serta
mewakili BUMN, baik dalam maupun diluar pengadilan. (3) Dalam melaksanakan tugasnya,
anggota Direksi harus mematuhi anggaran dasar BUMN dan peraturan perundang-undangan
serta wajib melaksankan prinsip-prinsip, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
pertangungjawaban, serta kewajaran.
Pasal 6
(1). Pengawasan BUMN dilakukan oleh Komisaris dan Dewan Pengawas.
(2). Komisaris dan Dewan Pengawas bertanggungjawab penuh atas pengawasan BUMN untuk
kepentingan dan tujuan BUMN.
(3). Dalam melaksanakan tugasnya, Komisaris dan Dewan Pengawas harus mematuhi Anggaran
Dasar BUMN dan peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip
profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta
kewajaran.
Pasal 7
Para anggota Direksi, Komisaris dan Dewan Pengawas dilarang mengambil keuntungan pribadi
baik secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan BUMN selain penghasilan yang sah.
Lazimnya dalam akta pendirian PT untuk pertama kalinya para pendiri ditetapkan sebagai
pengurus. Pada hakekatnya Direkturnya yang disertai pekerjaan pengurus, tetapi hal ini tidak
dapat selalu demikian. Adakalanya pangkat direktur diberikan kepada orang yang tidak
melakukan pekerjaan pengurus, sedangkan pekerjaan pengurus diserahkan kepada dewan
pengurus.
Para pegawai yang bekerja di PT tidak dapat disebut pengurus dalam arti kata undang-undang.
Pengurus untuk selanjutnya ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Berdasarkan undang-undang, yang dimaksud dengan pengurus ialah hanya mereka yang
diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk waktu tertentu baik bergaji atau
tidak, untuk memimpin PT dalam melakukan undang-undangnya, dan bertanggung jawab
sepenuhnya kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
Dengan demikian maka struktur PT adalah RUPS sebagai pemegang kedaulatan tertinggi.
Selanjutnya Direksi yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan, dan Komisaris
bertugas melakukan pengawasan secara umum. Sebagaimana ditegaskan di dalam Undang-
undang No. 1 Tahun 1995 tentang PT Pasal 2 Organ Perseroan adalah Rapat Umum Pemegang
Saham, Direksi dan Komisaris. Penegasan Pasal di atas sama dengan yang ditegaska dalam
Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 13 , Organ Perseroan adalah RUPS,
Direksi dan Komisaris.
Dengan demikian maka yang disebut dengan Perusahaan yang ditegaskan dalam Undang-
undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 1 ayat (2), bahwa Perusahaan Perseroan, yang
selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk Perseroan Terbatas yang modalnya
terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya
dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Namun
demikian terdapat perbedaan yang mendasar sebagaiman di tegaskan dalam Pasal 1 ayat (1) UU
No. 1Tahun 1995 tentang PT bahwa, Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroa
adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Rapat Umum Pemegang Saham atau (RUPS), sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3)
Undang-undang No. 1Tahun 1995 tentang PT bahwa, Rapat Umum Pemegang Saham yang
selanjutnya disebut RUPS adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam
perseroan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau
Komisaris. Dengan demikian idektik dengan Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN
Pasal 1 ayat (13) Bahwa, Rapat Umum Pemegang saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah
organ Persero yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Persero dan memegang segala
wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris.
Direksi, yang ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (4) UU No. 1 Tahun 1995 tentang PT bahwa, Direksi
adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas perseroan untuk kepentingan dan
tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun diluar pengadilan sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar. Ketentuan ini juga identik dengan ketentuan pada Pasal 1
ayat (9) UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN bahwa Direksi adalah organ BUMN yang
bertanggung jawab atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN, serta
mewakili BUMN baik di dalam maupun di luar pengadilan.
3. Komisaris
Komisaris sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (5) UU No.1 Tahun 1995 tentang PT
bahwa, Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan atau khusus serta memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan perseroan.
Selanjutnya penegasan tersebut juga identik dengan penegasan dalam Undang-undang No. 19
Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 1 ayat (7) bahwa, Komisaris adalah organ persero yang
bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan
kegiatan pengurusan persero.
Maksud dan tujuan Persero sebagaimana ditegaskan dalam Undang-undang No. 19 Tahun 2003
Pasal 12 bahwa, maksud dan tujuan pendirian Persero adalah :
a. menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat;