Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Ekologi Hutan Medan, Oktober 2022

PENGARUH ALELLOPATI BEBERAPA JENIS TANAMAN


TERHADAP PERKECAMBAHAN

Dosen Penanggung Jawab:


Dr. Budi Utomo, SP., MP.

Oleh:
Damar Socrates Lubis 211201079
Erliani Simatupang 211201081
Imam Rafi 211201083
Ummi Faridah 211201093
Friando Monang Sinaga 211201184
Irene Isabella Maharani Panjaitan 211201188
Herlian Dana Tarigan 211201241
Kelompok 2
HUT 3D

PROGAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Ekologi Hutan ini dengan sebaik mungkin
dan tepat pada waktunya.
Judul dari laporan ini adalah “Pengaruh Alellopati Beberapa Jenis
Tanaman Terhadap Perkecambahan” yang merupakan salah satu syarat dalam
mengikuti Praktikum Ekologi Hutan Program Studi Kehutanan, Fakultas
Kehutanan, Universitas Sumatera Utara. Laporan ini disusun berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Dr. Budi Utomo, SP., MP. selaku dosen penanggung jawab Praktikum
Ekologi Hutan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada asisten
Praktikum Ekologi Hutan yang telah membimbing penulis sehingga dapat
menyelesaikanlaporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua orang yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini,
penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar
laporan ini berguna bagi orang-orang yang membutuhkannya.

Medan, Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Tujuan .............................................................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat ........................................................................................... 6
Alat dan Bahan ................................................................................................. 6
Prosedur Praktikum .......................................................................................... 6

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil ...................................................................................................................
Pembahasan ........................................................................................................

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan ........................................................................................................
Saran...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir, banyak penelitian dan kajian tentang alellopati
yang bertujuan untuk mendukung teknologi budidaya tanaman ramah lingkungan
pada sistem tanaman yang berkelanjutan. Umumnya, alellopati berupa metabolit
sekunder yang terdapat dalam organ-organ seperti akar, daun, batang, bunga dan
biji. Allelopati dikeluarkan dalam bentuk eksudat dari akar, serbuk sari, luruhan
organ dan senyawa yang menguap dari organ-organ gulma atau pun tanaman.
Allelopati dari C. rotundus tidak hanya menekan pertumbuhan dan produksi
tanaman pangan, tapi juga dapat menekan pertumbuhan gulma lain. Salah satu
gulma berdaun lebar yang dapat ditekan perkecambahannya dengan ekstrak teki
adalah Asystasia gangetica (L) T. Enderson. Gulma ini menjadi masalah yang
serius karena mempunyai kemampuan yang dapat tumbuh pada berbagai jenis
tanah dan suhu tinggi. Selain itu juga dapat menurunkan produksi secara nyata
pada beberapa komoditas pangan seperti jagung, padi dan kedelai. A. gangetica
adalah gulma utama dikebun kelapa sawit (Martika, 2016).
Gulma adalah tumbuhan yang tidak diinginkan kehadirannya yang dapat
merugikan hampir semua tanaman budidaya. Kerugian akibat gulma pada
tanaman budidaya sangat bervariasi, tergantung jenis tanaman, iklim, jenis gulma,
dan praktek pertanian. Pengendalian gulma merupakan salah satu aspek penting
dalam produksi pertanian dan perkebunan. Pengendalian gulma pada umumnya
menggunakan metode mekanik dan kimiawi. Pada tanaman perenial,
pengendalian gulma secara mekanik memerlukan tenaga kerja dalam jumlah yang
banyak. Metode kimiawi pada umumnya dilakukan di perkebunan perenial.
Penggunaan senyawa kimia (herbisida) dianggap lebih praktis jika dikaitkan
dengan ketersediaan tenaga kerja dan waktu, terutama untuk lahan yang luas.
Namun hal ini menimbulkan berbagai masalah, diantaranya mahalnya biaya
penyediaan herbisida, pencemaran lingkungan, penurunan kadar organik tanah,
dan gulma menjadi toleran terhadap herbisida tertentu (Apriyana et al., 2012).
Saat ini sedang dikembangkan jenis herbisida yang dianggap aman dengan
toksisitas rendah yang disebut herbisida alami. Herbisida ini ramah lingkungan
2

karena tidak mengandung bahan berbahaya, tidak meninggalkan residu atau


mencemari tanah sehingga aman bagi manusia maupun hewan dan telah banyak
digunakan dalam sistem pertanian organik. Herbisida alami dibuat dari bahan-
bahan alami. Kemampuan alelopati yang dihasilkan tanaman dalam
mengendalikan pertumbuhan gulma dapat dimanfaatkan sebagai herbisida alami
dalam sistem agrikultur yang kemampuannya sama dengan herbisida sintetik.
Beberapa tanaman dari famili Leguminosae diketahui dapat menghasilkan
senyawa alelopati. Akumulasi senyawa kimia alelopati dalam tanah yang
mencapai ambang batas konsentrasi dapat menghambat perkecambahan dan
memperlambat waktu munculnya kecambah. Hambatan pertumbuhan kecambah
dapat juga diakibatkan oleh hambatan mobilisasi nutrisi (Wijaya, 2012). Jagung
merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam
80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif
dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Susunan morfologi tanaman
jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah.
Alelopati adalah sesuatu yang pengaruhnya berbahaya atau
menguntungkan dari tanaman termasuk mikroorganisme terhadap tanaman lain
melalui pelepasan bahan kimia ke lingkungan. Pengaruh negatif alelopati
tergantung dari konsentrasi bahan kimia yang dikandungnya. Adanya alelokimia
pada tanaman sebenarnya bukan hal baru. Alelokimia berfungsi sebagai
alelokimia. Pelepasan alelokimia difasilitasi oleh berbagai proses seperti pelarutan
dari bagian sekitar tanaman, eksudat akar, batang, pada tumbuhan dapat dibentuk
di berbagai organ, seperti di akar, batang, daun, bunga atau biji yang merupakan
hasil metabolit sekunder seperti asam lemak, quinon, terpenoid, flavonoid, tanin,
asam sinamat dan derivatnya, asam benzoat dan derivatnya, cumarin, fenol dan
asam fenolat, asam amino non protein, sulfida serta nukleosida. Senyawa
terpenoid dan steroid dapat bersifat alelopati (Ince et al., 2018).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh alellopati dari
beberapa jenis tanaman terhadap perkecambahan/pertumbuhan pohon-pohon
hutan.
3

TINJAUAN PUSTAKA

Alelopati berasal dari bahasa Yunani, allelon yang berarti "satu sama lain"
dan pathos yang berarti "menderita.Alelopati merupakan peristiwa pelepasan
senyawa yang bersifat racun yang dikeluarkan oleh tumbuhan yang dapat
menghambat pertumbuhan tumbuhan lain yang tumbuh di sekitarnya. C. rotundus,
A. conyzoides dan D. adscendens merupakan jenis gulma yang dominan pada
tanaman tomat dan berpotensi mengeluarkan senyawa alelopati.Alelopati
merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang
dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut
(juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuh di suatu
wilayah,Alelopati merupakan pelepasan senyawa kimia oleh suatu jenis tumbuhan
terhadap jenis tumbuhan yang lainnya (Adyatma, 2018)
Alelopati merupakan mekanisme interaksi langsung atau tidak langsung
antara tumbuhan sebagai donor dengan tumbuhan atau mikroorganisme sebagai
target, melalui produksi dan pelepasan metabolit sekunder yang disebut
alelokimia.Alelopati adalah hubungan atau interaksi antarorganisme yang mana
keberadaan satu organisme dapat menghambat pertumbuhan atau perkembangan
organisme lainnya melalui pelepasan toksin atau racun. Parasitisme adalah
hubungan antara 2 makhluk hidup, dimana individu yang menumpang mendapat
keuntungan (Marina, 2016)
Senyawa alelopati dari tanaman, gulma, residu tumbuhan, maupun
mikroorganisme dapat dimanfaatkan bagi tujuan pengendalian gulma, patogen,
dan hama tanaman dalam mendukung teknologi budi daya tanaman ramah
lingkungan pada sistem pertanian berkelanjutan.Alelopati dari tanaman dan gulma
dapat dikeluarkan dalam bentuk eksudat dari akar dan serbuk sari, luruhan organ
(decomposition), senyawa yang menguap (volatile) dari daun, batang, dan akar,
serta melalui pencucian (leaching) dari organ bagian luar (Reigosa et al.Interaksi
alelopati dapat diputuskan dengan cara kimiawi. Dalam artian alelopati direksikan
dengan suatu asam atau basa yang dapat memutus ikatan protein atau asam amino
dalam alelopati tersebut. Cara ini merupakan satu-satunya cara yang dapat
dilakukan dengan mudah.Contoh simbiosis amensalisme : Pohon pinus dan
4

tumbuhan lain, pohon pinus dapat mengeluarkan senyawa alelopati yang bisa
menyebabkan tumbuhan lain tidak tumbuh subur. Brokoli dan kubis, brokoli
mengandung senyawa yang bisa membuat kubis menjadi cepat membusuk.
Menurut Napisah (2013) dari hasil percobaan yang dilakukan dengan
ekstrak daun ilalang, sengon buto, dan akasia berpengaruh nyata terhadap
perkembangan dan pertumbuhan batang, daun, dan akar kecambah biji kacang
hijau. Ekstrak daun akasia menimbulkan pertumbuhan batang menjadi terhambat,
daun menguning, dan akar menjadi tumbuh tebal dan pendek. Menurut Susilowati
(2013) dari hasil percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan ekstrak
Acacia mangium yang diberikan kepada perkecambahan jagung diperoleh hasil
ekstrak Acacia mangium bekerja mengganggu proses fotosintesis atau proses
pembelahan sel. Serta dilaporkan pula oleh Rahmani (2012) allelopathy Acacia
mangium Wild memberikan pengaruh berupa hambatan yang besar terhadap
perkecambahan benih jagung (Zea mays).
Tanaman yang mempunyai potensial alelopati antara lain trembesi
(Samanea saman), akasia (Acacia auriculiformis), ketepeng kecil (Cassia tora),
lamtoro (Leucaena leucocephala), turi (Sesbania grandiflora), temblekan
(Lantanacamara), krokot (Portulaca oleracea), cemara ekor kuda (Casuarina
equisetifolia), kemangi (Ocimum sanctum), dan jati (Tectona grandis). Menurut
Sulandjari (2013) senyawa alelopati pada media akasia (Acacia auriculiformis)
menekan jumlah dan diameter akar pule pandak. Hasil-hasil penelitian tersebut
diketahui bahwa ekstrak dari zat alelopati akasia dan mangium memberi pengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Oleh karena itu, diperlukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh zat alelopati yang berasal dari akasia,
mangium, dan jati terhadap pertumbuhan semai anakannya maupun semai spesies
yang lain.
A. mangium adalah salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai
bahan utama pembuatan kertas. Potensi utama kayu akasia sebagai bahan baku
pulp sudah diakui secara luas oleh perindustrian kayu, akasia juga berpotensi
sebagai tanaman penghijau di perkotaan. Manfaat dari tanaman akasia adalah
sebagai penghasil pulp dan kertas, furniture, kayu lapis, lantai dan kontruksi
bangunan. Di Indonesia luas tanaman akasia telah mencapai 1.2 juta ha dan
5

sebagian besar berupa tanaman A. mangium. Tanaman Akasia memiliki susunan


taksonomi sebagai berikut : Kingdom : Plantae, Divisi : Magnoliophyta, Kelas :
Magnoliopsida, Ordo : Fabales, Famili : Fabaceae, Genus : Acacia, Spesies :
Acacia mangium Willd. (Elfarisna et al., 2016)
Acacia mangium merupakan tumbuhan yang memiliki potensi senyawa
alelokimia, yaitu alkaloid, flavonoid, fenol, glikosida, saponin, steroid, tanin, dan
terpenoid (Joseph et al., 2016). Lebih lanjut dijelaskan bahwa daun akasia
mengandung golongan senyawa fenolik antara lain tanin, dan flavonoid, yang
mampu menghambat perkecambahan dan pertumbuhan tumbuhan. Senyawa
alelokimia yang terdapat pada daun akasia menghambat perkecambahan dan
pertumbuhan dua jenis gulma, Quillaja saponaria Molina dan Helenium
aromaticumdengan penurunan tertinggi pada konsentrasi 50% (Aguilera et al.,
2015). Lebih lanjut dijelaskan mengatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi
ekstrak, maka penghambatan perkecambahan dan pertumbuhan tanaman akan
semakin tinggi. Informasi penggunaan senyawa alelokimia sebagai bioherbisida
pada akasia dalam menghambat pertumbuhan gulma lain belum banyak
dilaporkan. Oleh karena itu, maka penelitian tentang potensi ekstrak metanol daun
akasia sebagai bioherbisida pengendali gulma rumput grinting dan maman ungu
perlu dilakukan
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus
hidupnyadiselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan
tahappertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif
Tanaman jagung ( Zea mays L.) termasuk dalamgolongan graminae yang
mempunyai manfaat ganda, baik sebagai sumber pangan dan pakan. Biji
jagungmenjadi tumpuan sumber energi dalam ransum unggasdan jerami ataupun
hijauan sebagai sumber pakan ternakruminansia. Produksi biji atau hijauan
jagungdipengaruhi berbagai faktor, dari aspek agronomi,diantaranya adalah
keberadaan gulma. Keberadaan gulma menyebabkan kerugian besar berkaitan
dengan penurunan produksi dan kualitas produk, mempertinggi biaya produksi
berkaitan dengan penggunaan tenaga penyiangan dan panen, serta merupakan
tanaman inangorganisme hama dan patogen (Siregar, 2017)
6

METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat


Praktikum Ekologi Hutan yang berjudul “Pengaruh Alellopati Beberapa
Jenis Tanaman Terhadap Perkecambahan” ini dilaksanakan pada hari Rabu, 12
Oktober 2022 pada pukul 14.50 sampai dengan selesai. Praktikum ini
dilaksanakan di Hutan Tridharma, Universitas Sumatera Utara.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah blender atau mangkok
penggerus, cawan petri, kertas saring dan kertas merang, gelas ukur, corong
penyaing, pipet, dan pisau/gunting. Bahan yang digunakan adalah bagian akar
atau daun alang-alang (Imperata cylindrica), daun pinus (Pinus merkusii), dan
daun mangium (Acacia mangium), Biji pohon yang cepat berkecambah, misalnya
biji sengon (Paraserianthes falcataria), biji kacang hijau, dan jagung.

Prosedur Praktikum
1. Buatlah ekstrak alang-alang (Imperata cylindrica), Pinus (Pinus merkusii),
dan Akasia (Acacia mangium) dengan cara sebagai berikut: a. Hancurkan
dan haluskan bagian tumbuhan yang dipilih tersebut dengan mangkok
pengerus dan blender. b. Buatlah ekstrak atau hasil rendaman bagian
turnbuhan tersebut dengan air, dengan perbandingan bagian tumbuhan : air
adalah 1:7, 1:14, dan 1:21 dan dibiarkan selama 24 jam. Setelah 24 jam,
saringlah ekstrak dan yang diperoleh dengan menggunakan alat penyaring.
2. Letakkan biji sengon, biji jagung atau biji kacang hijau pada cawan petri,
sebanyak 108 petri setiap regu.
3. Siram sebanyak 5 ml ekstrak allelopati ke dalam cawan petri yang telah
berisi biji sengon, biji jagung, atau biji kacang hijau.
4. Tiap regu dapat memilih kombinasi perlakuan biji sengon, biji kacang
hijau atau biji jagung dengan perlakuan (kontrol dan perlakuan ekstrak
dengan salah satu konsentrasi 1:7, 1:14, dan 1:21).
5. Tiap regu terdapat tiga perlakuan dengan masing-masing perlakuan 3
(tiga) ulangan.
7

6. Amati perkecambahan biji-biji tersebut selama 2 (dua) minggu, tentukan


persen kecambahnya dan ukur panjang kecambahnya.
7. Dengan menggunakan rancangan percobaan acak lengkap gunakan sidik
ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan pemberian ekstrak bahan
allelopati terhadap respon pertumbuhan.
8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pembahasan
9

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1.

Saran
10

DAFTAR PUSTAKA

Adyatma, R., Lande, M. L., Zulkifli, Z., & Wahyuningsih, S. 2018. Karakteristik
Alelopati Ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Terhadap Pertumbuhan
Kecambah Jagung Hibrida (Zea mays L.) Varietas Bisi 18. Biosfer: Jurnal Tadris
Biologi, 9(2), 239-247.

Aguilera, N, Becerra, J, & Guedes, Ml, 2015, Allelopathic Effect Of The Invasive Acacia
Dealbata Link (Fabaceae) On Two Native Plant Species In South-Central Chile,
Jurnal Gayana, Bot 7 vol.72, no. 2, hal. 231-239

Apriyana S. Siti F. Fetmi S. 2012. Pengaruh Alelopati Calopogonium mucunoides Desv.


Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Anakan Gulma Asystasia gangetica
(L.) T. Anderson. Biospecies. 5(2) : 5-11.

Elfarisna, E., Niaga, H., & Puspitasari, R. T. 2016. Toleransi Tanaman Akasia (Acacia
Mangium Wild.) terhadap Tingkat Salinitas di Pembibitan. Daun: Jurnal Ilmiah
Pertanian dan Kehutanan, 3(2), 54-62.

Ince R. Bambang S. Purwoko. Edi S. Hariyadi. Munif G. 2018. Pengaruh Alelopati Jarak
Pagar (Jatropha curcas L.) terhadap Perkecambahan Benih Jagung, Tomat dan
Padi Gogo. Bul. Agron. 36(1) : 78-83.

Joseph, H, Zulkapli, MM, Iskandar, H& Santin, S, 2016, Molluscicidal Activity Of The
Plant Acacia Mangium (Willd.) Against The Snail Pomaceae Canaliculata
(Lam.), Jurnal Borneo Akedemika, vol. 1, no. 2, hal. 27-33

Marina, T., & Rahayu, A. Y. 2016. Respons Pertumbuhan Jagung (Zea Mays L.) terhadap
Pemberian Ekstrak Gulma: Skala Laboratorium. Agrin, 20(1).

Martika A. Chozin MA. 2016. Keefektifan Allelopati Teki (Cyperusrotundus L.) terhadap
Penekanan Perkecambahan Biji Asystasia gangetica (L.) T. Anderson pada
Berbagai Jenis Tanah. Bul. Agrohorti. 4(2) - : 180-186.

Siregar, E. N., Nugroho, A., & Soelistyono, R. 201). Uji alelopati ekstrak umbi teki pada
gulma bayam duri (Amaranthus spinosus l.) dan pertumbuhan tanaman jagung
manis (Zea mays l. saccharata) (Doctoral dissertation, Brawijaya University).

Wijaya B. Yudono P. Rogomulyo R. 2012. Uji efikasi herbisida pratumbuh untuk


pengendalian gulma pertanaman tebu (Saccharum officinarum L.). Vegelatika.
1(3).12-20.
11

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai