Anda di halaman 1dari 43

CRITICAL BOOK REVIEW

“ psikologi pendidikan membantu siswa tumbuh dan berkembang”


Jeanne ellis ormrod

Disusun Oleh :
Nama : Nuriaty
July Nim :
5172151005
Regular A
Dosen Pengampu : Peny Husna Handayani, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA


DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
APRIL 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji & Syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya critikal book review ini dapat selesai dengan baik. Dan saya berterima kasih
kepada pihak yang terkait atas kerjasamanya dalam melaksanakan critikal book review ini.

Critikal book review merupakan tugas yang mengharuskan mahasiswa dalam melihat,
menganalisa, dan menilai sebuah buku dalam segi penampilan, penulisan, isi, dan aspek tata
bahasa buku tersebut. Dalam menilai sebuah buku, diperlukan sebuah pembanding untuk
melihat perbandingan buku yang diriview dengan buku atau jurnal yang menjadi
pembanding.

Demikianlah critikal book review ini saya sajikan, semoga critikal book review ini dapat
dipahami dan berguna bagi siapapun yang membacanya. Critikal book review merupakan
bentuk dari pembelajaran yang ditugaskan kepada mahasiswa, untuk itu saya mohon maaf
apabila kritikan saya ini tidak sesuai dengan harapan Penulis, Dosen Pengampu, rekan-rekan,
maupun pihak-pihak lainnya. Serta saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda serta
Dosen Pengampu demi perbaikan critikal book review ini di waktu yang akan datang.

Medan, 12 APRIL 2018

Nuriaty july
Reviewer

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I.PENDAHULUAN.........................................................................................................5
A. Latar Belakang................................................................................................................5
B. Tujuan.............................................................................................................................5
C. Manfaat...........................................................................................................................6
D. Identitas Buku Yang Direview.......................................................................................6

BAB II. RINGKASAN ISI BUKU...........................................................................................7


A. Buku Utama...............................................................................................7
BAB 1. Psikologi pendidikan dan pengambilan keputusan...................................................7

BAB 2. Perkembangan kognitif dan linguistic....................................................................10

BAB 3. Perkembangan pribadi dan sosial...........................................................................20

BAB 4. Perbedaan perbedaan kelompok.............................................................................23

BAB 5. Perbedaan individual dan kebutuhan memperoleh pendidikan khusus..................25

BAB 6. Pembelajaran dan proses proses kognitif................................................................ 28

BAB 7. Kontruksi pengetahuan...........................................................................................29

B. BUKU PEMBANDING..............................................................................................30
BAB 1. Pengertian dan ruang lingkup psikologi komunikasi.............................................30

BAB 2. Pendektan psikologi komunikasi dan komunikasi efektif......................................31

BAB 3. Karakteristik manusia komunikan..........................................................................32

BAB 4. Factor factor perilaku manusia...............................................................................33

BAB 5. Psikologi dan system komunikasi..........................................................................34

BAB 6. Psikologi system komunikasi interpersonal...........................................................35

BAB 7. Psikologi dan system komunikasi..........................................................................35

3
BAB III. PEMBAHASAN.....................................................................................................37
A. Keterkaitan antar bab..............................................................................................37
B. Kelebihan dan Kelemahan Isi Buku.......................................................................38

BAB IV. PENUTUP...............................................................................................................40


A Kesimpulan.......................................................................................................40
B Saran.................................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................41
LAMPIRAN

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini, penguasaan keterampilan mengajar yang efektif tidak saja dilihat dari
beberapa kompoten seseorang menguasai bidang yang diampunya, tetapi juga dari seberapa
baik ia mengenal siswa siswanya dan lantas mendorong secara optimal perkembangan
berbagai bakat dan potensi masing masing secara optimal dalam suasana kelas yang kondusif.
Dengan kata lain, proses mengajar yang efektif tidak cukup diukur dari seberapa mampu
seorang guru mempresentasikan suatu topic atau mendemostrasikan suatu keteraampilan
sedemikian rupa sehingga para siswa memahami dan menguasainya, melainkan para guru
harus mampu meraih perhatian para siswa , memotivasi siswa sehingga siswa bersemangat
dan antusias mempelajari materi yang diberikan , dan mentransformasi hubunngan hubungan
interpersonal sedemikian rupa sehingga menjadi suatu komunitaas pembelajaran yang
kohesif, produktif dan saling menghargai.

Selain itu , proses mengajar yang efektif melibatkan kemampuan menentukan posisi
siswa terkait level pembelajaran dan perkembangannya apa saja yang telah diketahui (atau
belum diketahui) siswa, apa saja yang dapat dilakukan (dan tidak dapat dilakukan) siswa,
keterampilan kognitif dan social mengajar perlu melibatkan pemahaman terhadap
keberagaman luar belakang para siswa. Ringkasannya , keterampilan mengajar juga
memerlukan pengetaahuan mengenai proses pembelajaran pada manusia,motivasi, tren
perkembangan , perbedaan individual dan perbedaan kelompok , dan praktik praktik
pemberian intruksi dan asesmen yang efektif. Topic topic ini berada dalam ranah psikologi
pendidikan (educational Psychology).

B. Tujuan
Critical book review ini memiliki tujuan baik untuk Penulis, Reviewers, maupun
Pembaca, berikut tujuan yang dimaksud adalah
a. Menguasai bagaimana seharusnya guru mengajar.
b. Bagaimana seharusnya siswa belajar.

5
C. Manfaat
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai pada critical book review ini, tentunya tujuan-
tujuan yang ingin disampaikan dapat memberi manfaat, dan diantara manfaat itu ialah :
1. Memhami anak anak dan remaja bagaimana cara mereka berkembang.

2. Memahami persamaan dan perbedaan antarindividu.

3. Memberikan suatu perangkat strategi yang berguna dalam proses merencanakan dan
menerapkan pengajaran dalam bentuk suatu lingkungan yang membantu para siswa
tetap termotivasi mengerjakan tugas dan dalam penilaian (assement) terhadap
kemajuan dan prestasi belajar siswa.

D. Identitas Buku
a. Buku Utama
1. Judul : Psikologi pendidikan membantu siswa tumbuh dan berkembang
2. Edisi : keenam
3. Pengarang : Jeanne Ellis Ormrod
4. Penerbit : Erlangga
5. Kota terbit : Jakarta
6. Tahun terbit 2008
7. ISBN :-

b. Buku Pembanding
1. Judul : Psikologi Komunikasi
2. Edisi : cetakan pertama, 2013
3. Pengarang : Drs. Riswandi, M.si
4. Penerbit : Graha Ilmu
5. Kota terbit : Yogyakarta
6. Tahun terbit 2013
7. ISBN : 978-602-262-093-3

6
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BUKU UTAMA

BAB 1. PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN PENGAMBILAN


KEPUTUSAN GURU

Mengajar juga merupakan sebuah profesi yang kompleks dan menantang. Proses
mengajar yang efektif memang melibatkan kemampuan mempersentasikan suatu topic atau
mendemonstrassikan suatu keterampilan sedemikian rupa sehingga para siswa dapat
memahami dan menguasai materi tersebut. Proses belajar yang efektif melibatkan
kemampuan menentukan “posisi” siswa terkait level pembelajaran dan level
perkembangannya penguasaan keterampilan mengajar yang efektif yang melibatkan kontrol
asas sedemikian bnyak factor yang telah disebutkan diatas memerlukan waktu dan latihan.
Selain itu juga memerlukan pengetahuan mengenai proses pembelajaran pada manusia,
motivasi, terne perkembangan, perbedaan individual dan perbedaan kelompok, dan praktik-
praktik pemberian intruksi dan asesmen (penilaian) yang efektif.

Mengajar sebagai pengambilan keputusan

Keputusan keputusan yang bijaksana dalam proses belajar-mengajar tidaklah tercipta


begitu saja. Keputusan keputusan tersebut didasarkan bukti bukti penelitian tentang strategi
pembelajaran yang efektif dan tidak afektif, teori teori yang kokoh mengenai bagaiamana
anak belajar dan berkembang,serta asesmen berkelanjutan mengenai pengetahuan dan
keterampilan yang telah dimiliki tiap tiap siswa pada saat itu dan yang dapat dilakukannya.

Menggunakan penelitian dalam mengambil keputusan dikelas

Dalam proses tersebut,tentunya telah mempelajari banyak hal mengenai bagaimana


anak belajar dan berubah seiring waktu. Anda juga telah mempelajari bagaimana para guru
dapat mendukung pembelajaran dan perkembangan para siswanya.

7
Menerapkan teori-teori psikologi dalam pengambilan keputusan dikelas

Ketika para peneliti mempelajari semakin banyak hal mengenai hakikat suatu fenomena
(studi deskriftif), hubungan hubungan antarvariabel (studi korelasional),dan hubungan sebab
akibat (studi eksperimental), mereka mulai mengembangkan teori yang menghubungkan
(integrate) dan menjelaskan penemuan-penemuan mereka. Dalam teori teori tersebut,para
peneliti umumnya membuat spekulasi mengenai mekanisme yang mendasari (dan sering kali
tidak kasat mata)proses berfikir, belajar , berkembang, motivasi, dan sejumlah aspek lain
yang terkait dengan kinerja manusia (human functioning). Dengan memberikan ide ide
mengenai mekanisme mekanisme tersebut, teori pada akhirnya dapat membantu kita
membentuk lingkungan belajar yang memudahkan proses belajar dan meningkat prestasi para
siswa setinggi mungkin.

Pentingnya asesmen rutin dalam pengambilan keputusan dikelas

Kebanyakan guru secara rutin melakukan asesmen untuk mengetahui apa yang
diketahui atau dapat dilakukan oleh para siswanya. Asesmen tersebut bisa dilakukan dalam
bentuk pemberian tugas,proyek, presentasi, dan kuis.

Mengakomodasi keberagaman dalam kelas

Semua siswa adalah individu individu unik yang memiliki kekuatan,kelemahan dan
tradisi budaya yang berbeda.

8
Berkembang sebagai guru

Sebagai guru baru, anda mungkin pada mulanya merasa kewalahan menjalankan peran
tersebut. Dalam situasi semacam itu, peran anda sebagai pengambil keputusan sangat
menantang. Dalam beberapa minggu (atau bulan) pertama mungkin harus berpegang kuat
pada pedoman pengajaran yang ditetapkan oleh para pakar penyusun kurikulum
(Berlinet,1998). Namun ,ketika menjadi semakin berpengalaman,akhirnya akan mampu
membuat keputusan keputusan mengenai berbagai situasi dan masalah rutin secara cepat dan
efisien.

Strategi belajar yang efektif

Strategi belajar yang efektif diantaranya adalah hubungkanlah hal hal yang dibaca
dengan hal yang telah diketahui,kaitkan konsep konsep dan prinsip prinsip abstrak dengan
contoh contoh, kembangkanlah (elaborate) topic yang dibaca,melampui rentang pembahasan
topic tersebut dan tambahkanlah poin poin yang relevan,secara berkala ujilah diri sendiri
untuk memastikan ,mengingat dan memahami materi yang dibaca.

9
BAB 2. PERKEMBANGAN KOGINTIF DAN LINGUISTIK

Dalam bab ini kita akan mempelajari prinsip prinsip umum perkembangan dan
kemudian berfokus pada perubahan perubahan dalam pemikiran dan penalaran
(perkembangan kognitif) dan dalam pemahaman dan penggunaan bahasa (perkembangan
linguistic).

Prinsip prinsip dasar perkembangan manusia

Saat kita mempelajari berbagai teori perkembangan koginif dan linguistic dalam buku
ini kita akan mendapatkan sejumlah wawasan tambahan mengenai kasus ini. Namun sebelum
kita meninjau teori teori perkembangan yang spesifik, mari kita cermati sejumlah prinsip
umum yang tampaknya berlaku untuk setiap dari ranah perkembangan:

a. Urutan perkembangan sedikit banyak diramalkan.


Perkembangan manusia sering kali dicirikan oleh tonggak perkembangan
(developmental milestones) perilaku perilaku baru yang semakin kompleks seiring
meningkat nya tahap perkembangan yang muncul dalam urutan yang diramalkan.
b. Anak anak berkembang dalam kecepatan yang berbeda.
Banyak penelitian deskriftif memberikan informasi mengenai usia rata rata saat anak
anak mencapai berbagai tonggak perkembangan.
c. Perkembangan itu terkadang terjadi dengan cepat,terkadang juga lambat.
Perkembangan ini terjadi dalam kecepatan yang konstan. Suatu pertumbuhan yang
relative cepat (spurt)dapat diselingi dengan pertumbuhan yang lambat (plateau).
d. Factor hereditas (keturunan),dalam batas batas tertentu mempengaruhi perkembangan.
Hampir semua aspek perkembangan seorang anak dipengaruhi secara langsung
ataupun tidak langsung oleh susuna genetis anak yang bersangkutan. Meski demikian,
tidak semua karakteristik turunan tersebut tampak pada waktu kelahiran. Hereditas
terus mempengaruhi perkembangan anak sepanjang proses kematangan (maturation),
yakni mulai berkembangnya perubahan perubahan yang dikontrol secara genetis
ketika anak berkembang.

10
e. Factor factor lingkungan juga memberikan kontribusi yang penting terhadap
perkembangan.
Kondisi kondisi lingkungan bahkan dapat mempengaruhi karakteristik karakteristik
yang sebagian besar dikendalikan oleh factor hereditas. Sebagai contoh sekalipun
adalah tinggi badan dan bentuk tbuh merupakan karaktristik yang diwariskan.

f. Hereditas dan lingkungan saling berinteraksi membentuk perilaku individu


Selama waktu yang cukup lama , banyak peneliti berupaya membandingkan seberapa
jauh pengaruh hereditas dan pengaruh lingkungan terhadap karakteristik karakteristik
spesifik manusia (inlegensi, kepribadian ,dan sebagainya). Bagi beberapa karakteristik
dan kemampuan, prediposisi-prediposisi yang diwariskan mungkin mengalami suatu
periode sensitive ( sensitife period) yakni sebuah titik dalam perkembangan dimana
seorang anak yang sedang tumbuh dapat sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
(terkadang periode ini jugak diistilahkan sebagai periode kritis atau critical period).

Peran otak dalam pembelajaran dan perkembangan

Otak manusia adalah sebuah organ yang sangat rumit, yang mencakup setidaknya
seratus milyar sel saraf (goodman & tessier-lavigne,1997; sieegel, 1999), sel sel saraf ini yang
disebut dengan neuron, berukuran sangat kecil (mikroskopik) dan saling berhubung satu sama
lain. Sejumlah neuron menerima informasi dari bagian tubuh yang lain, sejumlah neuron yang
lain lagi mengirimkan pesan kepada tubuh mengenai cara merespons yang tepat sesuai
kondisinya yang ada.

Sekalipun neuron memliki beberapa ragam bentuk dan ukuran ,semuanya memiliki cirri
cirri yang sama. Pertama , sma seperti sel sel lain ditubuh, neuron memiliki badan sel (cell
body), yang mengandung nucleus sel dan berperan penting menjaga kesehatan sel. Selain itu,
neuron memiliki sejumlah struktur berbentuk ranting yang disebut dendrite, yang menerrima
pesan dari neuron neuron lain. Neroun juga memiliki akson, yakni sebuah struktur berbentuk
tangan yang mengirimkan informasi keneuroun – neuron lain. Akson bisa menambah cabang
berkali kali dn diujung cabang cabang kecil tersebut, terdapat kancing kancing terminal
(terminal buttons) yang mengandung senyawa kimiawi tertentu.

Ketika dendrite dendrite di suatu neuron mendapatkan simulasi dari neuron lainnya
(diotak ataupun dibagian tubuh yang lain), dendrite dendrite tersebut menjadi bermuatan
listrik. Jika muatan local mencapai level tertentu neuron akan “menembak” mengirimkan

11
implus elektrik sepanjang aksonya, menuju ke kancing kancing terminal. Jika akson memiliki
selubung myelin , implus akan melesat dengan cepat karena impuls tersebut “meloncat” dari
satu celah di myelin kesisi berikutnya, seperti kodok yang sedang meloncat. Jika akson tidak
memiliki selubung myelin,implus melaju lebih lambat.

Herannya neuron neuron sesungguhnya tidak saling bersentuhan satu dengan yang lain.
Alih alih neuron mengirimkan pesan pesan kimiawi ke “tetangga tetangganya” disepanjang
ruang ruang kecil, yang disebut synapsis (synapses), ketika memberikan isyarat ke kancing
kancing terminal untuk melepaskan senyawa kimiawi yang disebut neuro-transmitter.
Senyawa senyawa ini melaju disepanjang synapsis dan merangsang dendrite atau tubuh sel
yang terletak dineuron neuron disekitarnya. Setiap neuron bisa bisa memiliki koneksi sinapsis
dengan ratusan atau bahkan ribuan neuron lain (Goodman & Tessier-lavigne,1997; Litchman,
2001).

Kelompok kelompok neuron dibagian-bagian otak yang berbeda tampaknya memiliki


spesialisassi (fungsi) yang berbeda-beda. Struktur struktur dibagian bawah,dan tengah otak
berspesialisasi dalam proses proses fisiologis yang esensial (seperti pernafasan,detak
jantung), pergerakan tubuh (seperti berjalan,mengenderai sepeda),dan ketrampilan
keterampilan perceptual dasar (seperti mengkoordinasi pergerakan mata, mengalihkan atensi
ke stimuli yang membahayakan). Proses berfikir yang kompleks terutama terjadi dikorteks
(cortex), yang terletak dibagian atas dan sisi otak.

Bagian otak yang diddekat dahi yang diseebut dengan korteks prefontalis (personal
korteks), berperan penting dalam beragam aktivitas dasar manusia, seperti proses
mempertahankan atensi,penalaran,perencanaan,pengambilan keputusan, pengkodinasian
aktivitas aktivitass yang rumit, dan pencegahan pikiran-pikiran dan perilaku yang tidak
produktif. Bagian bagian korteks yang lain juga tak kalah pentingnya karena akibat dalam
menafsirkan informasi visual dan auditoris mengidentifikasi karakteristik karakteristik spasial
dari objek objek dan peristiwa-perristiwa, dan menyimpan pengetahuan umum mengenai
dunia.

12
Empat point penting mengenai peran otak dalam pembelajaran dan perkembaangan kognitif
yaitu :

 Sebagian besar pembelajaran kemuungkinan melibatkan perubahan perubahan neuron


dan sinapsis.
 Perubahan perubahan perkembangan yang terjadi diotak kemungkinan terjadi proses
berpikir yang semakin kompleks dan efisien.
 Banyak bagian otak yang bekerja sama secara harmonis untuk memudahkan
terjadinya proses berpikir dan berprilaku yang rumit.

Teori piaget tentang perkembangan kognitif

Pada awal 1920-an, ahli biologi swiss jean piaget mulai meneliti respons anak anak
terhaddap soal soal yang serupa dengan soal diatas. Sebagai contoh, piaget menemukan
bahwa anak anak berusia 4 tahun umumnya mengalami kesulitan menjawab soal tentang
manic manic mereka cenderung mengatakan bahwa manic manic cokelat lebih banyak dari
pada manic manic kayu, namun anak-anak berusia 7 dan 8 tahun hampei selalu mampu
menjawab pertanyaan tersebut dengan tepat.

Piaget juga menemukan bahwa anak berusia 10 tahun mampu menjawab soal soal yang
berkaitan dengan logika, yang melibatkan fenomena dunia nyata (seperti soal yang berkaitan
dengan kategori dan subkategori mahluk hidup) secara lebih mudah dibandingkan saat
berhaddapan dengan soal-soal yang bersifat hipotetik yang bertentangan dengan fakta
(seperti anak agar agar). Hanya remaja yang mapu menjawab soal soal semacam itu dengan
efektif. Melalui pemberian beragam pertanyaan dan tugas yang memacu pikiran, piaget dan
rrekan rekan sejawatnya menemukan banyak hal mengenai cara berfikir dan belajar anak anak
yang terkait dunia di sekelilingnya (misalnya, inhelder & piaget, 1958; piagt,
1928,1952,1959,1970,1980).

13
Asumsi –asumsi dasar piaget

Piaget memperkenalkan sejumlah ide dan konsep untuk mendeskripsikan dan menjelaskan
perubahan perubahan dalam pemikiran logis yang diamatinya pada annak anak dan orang
dewasa.

 Anak anak adalah pembelajaran yang aktif dan termotivasi, piaget menyakini
bahwa anak anak secara alami memiliki ketertarikan terhadap dunia secara aktif
mencari informasi yang dapat mrbantu mereka memahami dunia tersebut.
 Anak –anak mengkontruksi pengetahuan mereka berdasarkan pengalaman,anak
anak tidak hanya sekedar mengumpulkan hal hal yang telah mereka pelajari menjadi
suatu koleksi fakta fakta yang terisolasi.
 Anak anak beljar melalui dua proses yang saling melengkapi,yakni animilasi dan
akomodasi, sekalipun skema skema berubah berlalunya waktu, proses perkembangan
skema tersebut tetaplah sama. Piaget mengemukakan bahwa pembeljaran dan
perkembangan kognitif terjadi sebagai hasil dua proses yang komplementer (yang
sailing melengkapi); asimilasi dan akomodasi.
 Interaksi anak dengan lingkungan fisik dan social adalah factor yang sangat
penting bagi perkembangan kognitif, piaget berpendapat bahwa eksprimen yang
dilakukan anak secara aktif terhadap dunia fisik merupakan elemen vitalbagi
pertumbuhan kognitif. Dengan mengeksplorasi dan memanipulasi obbjek objek fisik
bermain pasir dan air, bermain dengan bola dan alat pemukul, bereksperimen
dilaboraturium sains dan sebagainya.
 Proses ekuilibrasi mendorong kemajuan kearab kemapuan berpikir yang
semakin komples,piaget mengemukan bahwa anak anak seringkali berada dalam
kondisi ekuilibrum(equilibrium), mereka dapat menafsirkan dan merespons
peristiwa-peristiwa baru dengan menggunakan skema skema yang sudah ada.
 Sebagai salah satu akibat dari perubahan kematangan diotak,anak anak
berpikir dengan cara cara yang secara kualitatif berada pada usia yang berbeda,
Piaget telah berspekulasi bahwa otak memang berubah secar signifikan,dan perubahan
perubahan tersebut memungkinkan terjadinya proses proses berpikir yang semakin
kompleks. Ia mengemukakan bahwa perubahan perubahan neurologis yang utama
terjadi saat anak berusia sekitar 2 tahun, kemudianterjadi lagi saat anak beruusia 6
atau 7 tahun,dan kembali lagi pada maassa pubertas.

14
Tahap tahap perkembagan koginitif piaget

Sebuah aspek penting dalam teori piaget adalah deskripsinya mengenai empat tahap
perkembangan kognitif yang berbeda, yang masing masing dengan pola pikirannya yang
unik. Oleh karena setiap tahap bertumpu pada pencapaian pencapaian yang telah diraih dalam
tahap tahap sebelumnya, anak anak menjalani tahap tahap tersebut dalam urutan yang sama,
tanpa kecuali. Kita akan mempelajari tahap tahap tersebut lebih detail karena memberikan
wawasan mengenai hakikat proses berpikir anak pada usia yang berbeda.

1. Tahap sensorimotor (kelahiran hingga usia 2 tahun).


Piaget mengemukakan bahwa dalam sebagian besar tahap sensorimotor (sensorimotor
stage) anak anak berfokus pada apa yang mereka lakukan dan lihat pada saat itu;
skema-skema mereka terutama tersusun berdasarkan perilaku dan presepsi.

2. Tahap praoperasional (usia 2 hingga 6 atau 7 tahun).


Keterampilan bahasa anak akan berkembang pesat dan penguasaan kosakata yang
meningkat memungkinkan mereka mengekspresikan dan memikirkan beragam objek
dan peristiwa. Bahasa juga menjadi dasar bagi bentuk interaksi social yang baru
yakni komunikasi verbal. Pada tahap ini juga, anak-anak dpat mengekspresikan
pemikran-pemikiran mereka dan juga menerima informasi yang sebelumya tidak
mungkin terjadi.

3. Tahap operasional konkret (usia 6 tahun hingga 11 atau 12 tahun).


Menurut piaget, saat anak anak memasuki tahap operassional konkret (concrete
operation stage), proses proses berpikir mereka menjadi terorganisasi kesistem
proses-proses mental yang lebih besar.

4. Tahap operasional formal usia 11 atau 12 tahun hingga dewasa.


Dalam tahap operasional formal (formal opperasional stage) dapat memmikirkan dan
membayangkan konsep konsep yang tidak berhubungan dengan realitas konkret.
Selain itu, mereka juga mengenali kesimpulan yang logis, sekalipun kesimpulan
tersebut berbeda dengan kenyataan didunia sehari-hari.
Berdasrkan perspektif piaget, kemampuan matematika para siswa cenderung
membaik saat pemikiran operasional mulai berkembang. pemikiran operasional
formal.

15
Prespektif terkini tentang teori piaget

Dalil piaget bahwa perkembangan kognitif terjadi dalam tahap tahap telah memicu
sejumlah besar penelitian lanjutan. Secara umum, penelitian-penelitian tersebut mendukung
dalil piaget mengenai sekuensi (urutan) munculnya kemampua-kemampuan yang berbeda
beda (flavell,miller,& miller,2002). Sebagai contoh kemampuan melakukan penalaran
mengenai gagasan gagassan abstrak hanya muncul setelah anak mampu melakukan penalaran
mengenai objek objek dan peristiwa peristiwa konkret. Demikian pula, urutan urutan
penguasaan tugas tugas konservasi yang berbeda beda memang sesuai dengan yang
dideskripsikan piaget.

 Kemapuan kemapuan pada setiap kelompok usia

Bayi dan balita tampakya memiliki lebih kompoten daripada yang dikemukan
piaget dalam menunjukan tanda tanda awal permanesi objek pada usia 2 ½ bulan dan
terus mempertahankan pemahamn tersebut dalam rentang waktu berbulan-bulan
(baillargeon,2004;cohen & cashon, 2006). Anak anak balita tidak selalu menunjukan
egosentrisme sebagai contoh meeka seringkali mampu mngenali emosi yang dirasakan
oranglain., dan terkadang mereka menyadari bahwa orang lain tidak selalu
mengetahui apa yang mereka (para balita itu) ketahui (lenson,einsaberg, &
carrol,1983; wellman, cross,&Watson,2001). Selain itu,dalam beberapa situasi,anak
anak balita mampu melakukan inklusi kelas dan konserrvasi (M. Donaldson, 1978;
gelman & baillargeon, 1983; rosserr,1994).

 Dampak dampak pengalaman dan pengetahuan awal.

Pelatihan eksplisit dan pengalaman pengalaman laindapat membantu anak anak


yang masih belia untuk meraih kemapuan penalaran lebih dini daripada yang diyakini
piaget (brainerd,2003,Kuhn,2006). Pengala,an juga mebantu anak anak belia
memperoleh kemapuan penalaran operasioanl formal. Manipulative manipulative
konkret (concrete manipulatives) dapat membantu anak anak berusia 9 tahun
memahami hakikat umum proporsi (fujimura,2001).

16
 Mempertimbangkan kembali tahap tahap perkembangan kognitif piaget.

Pada masa sekarang ini sebagian besar ahli menyakini bahwa perkembangan
kognitif lebih tepat digambarkan pada tren yang terjadi secara berangsur angsur,alih
alih tahp tahap yang berbeda-beda.
Para ahli selanjutnya menyatakan bahwa tahap tahap piaget mungkin lebih tepat
menjelaskan apa yang dapat dipikirkan anak-anak, alih alih menjelaskan apa yang
sungguh sungguh dipikirkan anak anak, selain itu, hakikat perrkemabngan kognitif
mungkin bersifat spesifik,tergantung konteks,area,isi,dan kebudayaan yang berbeda
(falvell ,1994;halford&Andrews,2006;klaczynski,2001;Rogoff 2003).

Teori vygotsky tentang perkembangan kognitif

Lev vygotsky melaksanakan banyak studi mengenai proses berfikir anak anak sejak
tahun 1920 an hingga kematiaanya yang terlalu dini akibat tuberklosis pada tahun 1934,saat
ia berusia 37 tahun.

Asumsi asumsi dasar vygotsky, piaget mengemukakan bahwa melalui assimilasi dan
akomodasi ,anak anak mengembangkan skema yang semakin canggih dan semakin
terintegrasi. Dengan kata lain, dalam pandangan piaget,anak anak memegang kendali
terhadap perkembangan kognitif mereka sendiri. Vygontsky menekankan pentingnya
masyarakat dan budaya dalam mendorong pertumbuhan kognitif sehingga teorinya terrkadang
disebut sebagai perspektif sosiokultural. Asumsi asumsi utama berikut ini menyajikan
rangkuman perpektif ini :

 Melalui percakapan informal dan sekolah formal,orang orang dewasa menyampaikan


kepada anak bagaimana kebudayaan mereka menafsirkan dan merespon dunia.
 Setiap kebudayaan menanamkan perangkat perangkat fisik dan kognitif yang
menjadikan kehidupan sehari hari semakin produktif dan efisien.
 Pikiran dan bahasa menjadi semakin interdependen dalam tahun tahun.
 Proses proses mental yang kompleks bermula sebagai aktivitas aktivitas social,seiring
perkembangan,anak anak secara beraangsur angsur mengisternalisasikan proses prose
yang mereka gunakan dalam konteks konteks social dan mulai menggunakannya
secara independen.
 Anak dapat mengerjakan tugas tugas yang menantang bila dibimbing oleh seorang
yang lebih kompoten dan lebih maju daripada mereka.

17
 Tugas-tugas yang menantang akan mendorong pertumbuhan kognitif dan maksimum.
 Permainan memungkinkan anak berkembang secara kognitif.

Prespektif terkini tentang teori vygostsky

Deskripsi vygostsky mengenai proses proses perkembangan, seperti deskripsi


piaget,seringkali tidak akurat dan kurang detail. Selain itu, vygotsky sedikit sekali
menyinggung karakterristik karakteristik sfesifik yang cenderung ditampilkan anak anak pada
usia usia tertentu.

Para ahli dan pendidik kontemporer menganggap gagasan gagasan vygotsky penuh
banyak wawasan dan manfaat. Yang paling penting diantaranya adalah bahwa terri vygotsky
menunjukan beberapa cara kebudayaan mempengaruhi perkembangan kognitif. Kebudayaan
suatu masyarakat memastikan bahwa setiap generasi baru meraih manfaat dari kearifan yang
telah dikumpulkan oleh generasi sebelum nya. Kebudayaan membimbing anaak learah arah
terentu dengan mendorong mereka memusatkan perhatian pada stimuli tertentu (dan
mengabaikan stimuli yang lain). Kebudayaan juga memberikan suatu “lensa” untuk
memandang dan menafsirkan pengalman pengalaman mereka dalam cara cara yang sesuai
dengan kebudayaan mereka.

Perkembangan Linguistik

Sebagai guru kita harus mengetahui pengetahuan linguistic dan keterampilan dan
keterampilan yang dimiliki siswa dari kelompok usia berbeda. Dengan demikian, kita mampu
menyusun suatu ekspetasi realities terhadap performa mereka. Kita akan mempelajari
perspektif-perpektif teoritis mengenai perekembangan linguistic dan melihat bagaimana
beragam aspek bahasa berubah seiring waktu.

18
Isu isu teoritis terkait perkembangan linguistik

Tak diragukan bahwa lingkungan seorang anak memainkan peranan penting dalam
perkemabangan linguistic. Anak dapat mempelajari sebuah bahasa hanya bila seorang
disekelilingnya menggunakan bahasa terrsebut secara rutin dalam percakapan. Semakin kaya
bahasa yang didengar anak artinya semakin besar ragam kata dan semakin rumit struktur
sintaksis yang digunakan orang orang di sekeliling anak semakin cepat kosakata anak
berkembang (B.Hartv&Risley,1995 : Holf,2003).

Tren dalam Perkembangan Linguistic

Mayoritas terbesar anak-anak secara konsisten terbenam dalam lingkungan yang kaya
bahasa. Dalam kasus-kasus semacam itu ,anak mudah mengucapkan kata kata yang dapat
dikenali sekitar usia 1 tahun. Selanjtnya , anak mulai menggabung-gabungkan kata kata
tersebut pada usia sekitar 2 tahun. Selama periode taman kanak kanak mereka mulai mampu
menyusun kalimat yang semakin panjang dan kompleks.

19
BAB 3. PERKEMBANGAN PRIBADI DAN SOSIAL

Sekolah juga merupakan tempat berlangsungnya perkembangan pribadi (personal


development), yakni saat anak anak dan remaja menguasai pola pola perilaku yang khas dan
mengembangkan pemahaman diri (self-undesrstanding), yang telah muncul semenjak masa
bayi dan masa taman kanak-kanak. Elemen social disekolah juga menjadikan sekolah sebagai
tempat ideal bagi berlangsungnya perkembangan social (social development),yakni saat
anak anak muda mulai memperoleh pemahaman yang semakin baik mengenai sesame
manusia,menjalin hubungan yang produktif dengan orang dewasa dan sebaya,dan secara
berangsur-angsur menginterrnalisasikan pedoman-pedoman berprilaku sebagaimana
ditetapkan oleh masyarakat.

Perkembangan kepribadian

Kepribadian anak merupakan gabungan dari pengaruh hereditas terutama dalam wujud
tempramen yang diwariskan dan factor factor lingkungan seperti perilaku orang tua dan
ekspetasi budaya. Sebagaimna yang akan dipelajari,hereditas dan lingkungan seringkali
berinteraksi dalam memberikan pengaruh terhadap kepribadian.

Tempramen, adalah tendensi umum untuk merespons dan menangani peristiwa-peristiwa


lingkungan dengan cara terrtentu.tiap anak memiliki tempramen yang unik dank has sejak
lahir. Tempramen anak yang diwariskan mempengaruhi kesempatan-kesempatan belajar yang
mereka dapatkan dan juga mempengaruhi factor lingkungan yang berperan membentuk
perkembangan pribadi dan social mereka.

Pengaruh orangtua, para orangtua daapt mempegaruhi kepribadian anak mereka secara
signifikan melalui berbagai macam hal yang mereka lakukan. Dalam bagian ini,kita akan
berfokus pada tiga aspek hubungan orangtua, anak yang tampaknya paling berpengaruh ,
kelekatan,pola asih dan pemberian perlakuan tidak tepat (maltreatment terhadap anak).

1. Kelekatan
Banyak orang tua dan anggota keluarga yang penting seperti kakek ,nenek,saudara
yang lebih tua berinteraksi penuh kasih sayang dengan seorang bayi ,secara konsisten
mereka mempengaruhi kebutuhan fisik dan psikologis bayi tersebut. Saat hal tersebut
dilakukan, terbentuklah ikatan emosional yang kuat antara bayidan pengasuhnya, yang
disebut kelekatan (attachment).

20
2. Pola Asuh
Para peneliti telah mengidentifikasi sejumlah ragam pola pengasuhan anak yang
dilakukan oleh banyak orang tua. Pola asuh (parenting style) yang berbea hubungan
dengan perilaku dan trait kepribadian yang berbeda-beda.

3. Salah Asuh
Dalam beberapa contoh yang patut disayangkan,perilaku-perilaku orangtua terhadap
anak anaknya merupakan bentuk salah asuh (child maltreatment). Dalam beberapa
kasus, orang tua mengabaikan anak anak mereka gagal menyediakan makanan bergisi,
pakaian yang layak, dan kebutuhan kebutuhan dasar lainnya untuk hidup.

Ekspektasi Budaya dan Sosialisasi

Kelompok kelompok budaya dapat mempengaruhi kepribadian anak melalui pola asuh
yang mereka dorong. Tetapi budaya juga memiliki pengaruh yang lebih langsung pada
perkembangan pribadi dan social anak melalui proses sosialisasi.

Perkembangan Perasaan Diri

Dengan kemampuannya berpikir simbolis dan akhirnya secara abstrak, manusia sering
menarik kesimpulan tentang siap mereka sebagai warga masyarakat.

Kognisi social

Sebuah bahan baku penting dalam proses membentuk dan mempertahankan hubungan
interpersonal yang positif adalah cara anak anak dan remaja berpikir mengenai orang dan
perilaku mereka.

Kemampuan Mempertimbangkan perpektif orang lain

Semacam membantu siswa memahami berbagai orang lain (perspective taking)


semacam itu membantu siswa memahami berbagai tindakan serta membantu siswa
memahami berbagai tindakan serta membantu mereka merespons yang memungkinkan
tercapainya hasil yang diinginkan dan terpeliharanya hubungan interpersonal yang positif.

21
Perkembangan Moral dan Propososial

Perilaku yang ditujukan untuk memberikan manfaat bagi orang lain,lebih dari bagi diri
sendiri. Perilaku profososial ditambah beberapa trait seperti kejujuran,keadilan dan
penghormatan terhadap hak hak dan kebutuhan kebutuhan orang lain masuk dalam ranah
moralitass (morality).

Keberagaman dalam Perkembangan Pribadi dan Sosial

Kita telah mengidentifikasi bagaimana siswa berpikir dan bertindak secara berbeda
pada usia berbeda jugak. Meski demikian, kita juga cenderung menemukan perbedaan
mencolok dalam kelompok usia yang sama. Beberapa perbedaan ini tentu saja, dipengaruhi
oleh tempramen,komdisi keluarga dan variable variable individual lainnya.

Perbedan Perbedaan Budaya dan Etnik

Sebuah karakteristik yang sering muncul terkait perbedaan kelompok budaya dan etnis
adalah perasaan diri (sense of self). Sebagaimna telah kita pelajari , sejumlah budaya
mendorong anak untuk memiliki rasa bangga atas pencapaian pribadinya. Selain itu,meskipun
beberapa remaja memiliki perasaan indentitas etnik yang kuat,tidak semua siswa dari
kelompok etnik minoritas memiliki perasaan yang sama dan perasaan indentitas etnik
beberapa siswa (terutama siswa yang merupakan campuran dari banyak latar belakang
budaya) berfluktuasi, tergantung konteks dan situasinya.

Perbedaan Perbedaan Jender

Perbedaan jender juga telah diamati dalam perilaku interpersonal. Anak laki laki
cenderung bergaul dalam kelompok besar sedangkan anak perempuan cenderung menyukai
kelompok yang lebih kecil dan intim,bersama sahabat sahabat dekatnya.

Perbedaan Sosial Ekonomi

Anak anak dan remaja dari beragam latar belakang tumbuh dengan menghadapi
tantangan tantangan mungkin mereka harus menghadapii penyakit yang parah tinggal
bersama orang tua tunggal (single parents) atau mengalami konflik keluarga.

22
BAB 4. PERBEDAAN KELOMPOK

Perbedaan kelompok adalah perbedan yang cenderung kita lihat secara umum diantara
para siswa dari beragam kelompok budaya dan etnis , jender atau latar belakang social
ekonomi yang berbeda.

Menempatkan perbedaan kelompok pada persfektif yang sebenarnya

Pada saat kita mempertimbangkan perbedaan kelompok kita harus mencamkan dibenak
kita dua poin yang sangat penting.

1. Keragaman individu yang sangat besar ada dalam setiap kelompok.


2. Sejumlah besar kesamaan secara umum ada di antara dua kelompok.

Jika memkasimalkan pembelajaran dan perkembangan seluruh siswa kita harus menyadari
perbedaan kelompok yang dapat mempengaruhi pembelajaran dan prestasi mereka dikelas.

Perbedaan Budaya dan Etnis

Sebagaimana disebutkan pada bab 2, konsep kebudayaan (culture) mencakup perilaku


dan system keyakinan yang menjadi ciri kelompok social yang sudah lama ada. Latar
belakang budya kita mempengaruhi perspektif dan nilai nilai yang kita anut, keterampila
keterampilan yang kita kuasai dan kita anggap penting dan peran orang dewasa yang kita
inginkan.

Menyesuaikan Budaya dirumah dan Sekolah

Banyak anak saat pertama kali masuk sekolah mengalami semacam goncangan budaya
(culture shock). Geger budaya ini lebih hebat bagi sebagian siswa dibandingkan siswa siswa
lain.

23
Contoh keragaman Budaya dan Etnis

Variasi budaya yang sangat banyak terrdapat dalam kelompok afrika-ameriaka.


Hispanik , amerika asia, penduduk asli amerika dan eropa-amerika. Oleh karena itu , kita
harus berhati hati agar tidak membentuk stereoretip tentang kelompok mana pun. Pada saat
bersamaan, pengetahuan tentang perbedaan budaya yang kerap terlihat kadang bias
membantu kita memahami perilaku siswa dengan lebih baik. Para psikolog dan pendidik telah
mengindentifikasi banyak hal yang membuat para siswa dari beragam latar belakang
umumnya berfikir dan bertindak secara berbeda.

Keragaman Dalam Kelompok

Sebelum kita menutup pembahasan kita tentang perbedaan kelompok , mari kita
kembali ke dua poin yang disebutkan diawal bab. Banyak memberikan ada dalam setiap
kelompok (within group diversity) dan banyak overlap ada diantaara dua kelompok. Kita
tidak boleh dan saya sungguh sungguh mengatakan tidak boleh memberikan ekspektasi bagi
siswa secara individu berrdasarkan rata rata kelompok saja. Ketika kita menyesuaikan
kurikulum dan strategi pengajaran bagi setiap siswa nya , yang kita ketahui tentang mereka
sebagai individu haruslah menjadi panduan utama kita.

Perbedaan Kelompok dan Kebutuhan Khusus

Perbedaan Kelompok memiliki implikasi bagi siswa berkebutuhan penddikan khusus.


Sebagai contoh , siswa dari latar belakang sosioekonomi rendah lebih mungkin didefenisikan
memiliki kesulitan kognitif atau periaku yang membutuhkan pelayanan pendidikan khusus.
Selain itu,, anak laki-laki lebih mungkin mengalami kesulitan kognitif atau akademis spesifik
daripada anak perempuan (misalnya ketidakmampuan belajar) dan kita cenderung melihat
jenis masalah yang berbeda pada anak anak laki laki dan perempuan yang mengalami
gangguan emosional dan perilaku, menampilkan sejumlah contoh perbedaan kelompok
diantara siswa kebutuhan khusus, serta strategi kelas yang secara spesifik berkaitan dengan
perbedan tersebut.

Semua siswa memiliki kelebihan dan bakar yang dapat mereka kembangkan , dan
memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan keterampian dan kemampuan baru.
Karakteristik unik dan latar belakang berbeda yang dibawa setiap siswa kedalam kedalam
kelas misalnya.

24
BAB 5. PERBEDAAN INDIVIDUAL DAN KEBUTUHAN MEMPEROLEH
PENDIDIKAN KHUSUS

Dalam setiap kelompok terdapat perbedaan individual (individual differences) yaitu


perbedaan kemampuan kognitif, kepribadian, keterampilan fisik dan lain sebagainya. Pada
umumnya melalui praktik dan aktivitas pendidikan kita dapat mengakomodasi perbedaan
individual para siswa. Meskipun begitu, kadangkala siswa memiliki karakteristik yang
menuntut pengaddaptasian materi atau peraktik instruksi agar sesuai dengan kebutuhan
mereka dengan perkara lain, mereka adalah siswa berkebutuhan khusus.

Menempatkan Perbedaan Individual pada Perspektif yang Sebenarnya

Tim memiki kesulitan utama dibidang kognitif ia agaknya memiliki keterampilan social
yang baik dan mampu berprilaku sopan dikelas. Dengan demikian, kami akan menempatkan
tim pada kategori umum, yaitu hambatan kognitif dan akademik yang spesifik. Berdasarkan
evaluasi yang dilakukan terhadap tim, diketahui bahwa iya mengalami attention-deficit
hyperactivirity disorder (ADHD). Para evaluator menduga adanya kesulitan belajar ringan
yang mungkin menjadi akar masalah yang dialami, meskipun demikian,teknik diagnostic
terkini yang tersedia tetap kurang menggambarkan masalah yang persis dialami oleh Tim.

Intelegensi

Para ahli mendefenisikan dan merumuskan istilah intelegensi secara bergamam, namun
sebagian besarnya sepakat bahwa defenisi ddan rumusan intelegensi memiliki sejumlah
kualitas tertentu sebagai berikut :

Bersifat adaptif artinya dapat digunakan secara fleksibel untuk merespons berbagai situasi
dan masalah yang dihadapi.

Berkaitan dengan kemampuan belajar orang yang inteligen dibidang tertentu dapat
mempelajari informasi informasi dan perilaku perilaku baru dalam bidnag tersebut secara
lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan orang yang kurang inteligen.

Istilah intelgensi juga merujuk pada penggunaan pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki
untuk menganalisis dan memahami situasi situasi baru secara efektif.

25
Presfektif Teoritis tentang Intelegensi

Beberapa psikolog berpendapat bahwa intelegensi merupakan suatu kemampuan


tunggal dan umum yang dimiliki seseorang dalam taraf yang berbeda beda dan diterapkan
keberbagai jenis tugas. Pengukuran pengukuran itelgensi yang bermacam macam
memberikan hasil yang tidak sama persis.

Gaya Kognitif dan Disposisi

Para siswa memiliki singkat intelegensi yang sama seringkali menangani tugass-tugas
dan memikirkan topic-topik yang diberikan dikelas dengan cara yang berbeda. Beberapa
diantara perbedan individual ini menyangkut gaya kognitif (cognitive styles), atasnya siswa
tidak perlu memiliki control yang sadar. Perbedaan individual tersebut juga berkaitan dengan
disposisi (dispotions) dimana siswa secara sadar dan sengaja mengarahkan segenap upaya
untuk menguasai mta pelajaran disekolah.

Mendidik Siswa Berkebutuhan Khusus di Sekolah Umum

Dalam kenyataan undang undanng federal memandatkan sebuah praktik yang disebut
inklusi yaitu sekolah sekolah umum setempat harus seoptimal mungkin memberikan
pendidikan , kepada siswa siswa berkebutuhan khusus dalam kelas regular disekolah
setempat, termasuk mereka yamh mengalami hambatan (disabilities) yang parah dan
beragam.

Siswa Yang Mengalami Masalah Sosial atau Perilaku

Banyak siswa pernah mengalami masalah social, emosi, atau perilaku yang tidak begitu
parah disuatu masa dalam hidupnya, dan khususnya ketika sedang dilandda stress atau
perubahan hidup yang besar dan tidak biasa. Seringkali masalah-masalah ini tidak
berlangsung lama, apalagi jika siswa tersebut memperoleh dukungan dari orang dewasa yang
perhatian. Disaat yang lain , masalah yang dihadapi lebih bertahan lama, namun tidak
mencerminkan suatu kondisi atau hambatan khusus (disability).

26
Siswa Yang Mengalami Keterlambatan Umum dalam Fungsi Kognitif dan Sosial

Siswa yang mengalami keterlambatan umum dalam fungsi kognitif dan social sengaja
menggunakan istilah untuk mencakup semua siswa yang secara konsisten memperlihatkan
pola perkembangan yang lambat. Siswa yang seecara khusus mengalami kesulitan yang berat
dapat didentifikasi mengidap keterbelakangan mental.

Siswa Yang Mengalami Masalah Fisik dan Sensori

Beberapa siswa berkebutuhan khusus memiliki masalah fisik yang jelas yang
disebabkan oleh kondisi fisisologis yang dapat dideteksi secara medis. Hal ini meliputi
gangguan fisik dan kesehatan, gangguan visual, hilangnya pendengaran , dan berbagai
hambatan lainnya yang parah.

Siswa dengan Perkembangan Kognitif yang Tinggi

Banyak siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi, entah dibidnag tertentu ataupun
diberbagai bidang, yang membutuhkan atensi dan dorongan kita. Anda sebaiknya
menganggap siswa dengan perkembangan kognitif yang tinggi sebagai beradda dalam suatu
kontinum kemampuan alih-alih sebagai kategori yang berbeda dan dalam kenyataan kita ingin
menumbuhkembangkan (nurture) bakat dan talenta khusus yang dibawa semua siswa
kedalam kelas. Meskipun demikian beberapa siswa yakni mereka yang berbakat (gifted)
berkembang sedemikian jauh diatass rata rata sehingga membutuhkan layanan pendidikan
khusus.

Mempertimbangkan Keberagaman Ketika Mengidentifikasi dan Menangani


Kebutuhan Kebutuhan Khusus

Sebagian besar ahli berpendapat bahwa perbedaan dalam kondisi lingkungan turut
memainkan peran terhadap besarnya jumlah siswa dari berbagai latar belakang yang
mengikuri pendidikan khusus.

Representasi berbagai kelompok yang tidak seimbang dalam berbagai kategori


hambatan khusus menimbulkan dilema bagi para pendidik. Kita tidak ingin menggunakan
kategori seperti keterbelakangan mental atau gangguan emosi dan perilaku untuk siswa siswa
yang perilaku dan performannya dikelas mungkin terutama disebabkan kondisi lingkungan
tempat tinggal yang mendukung.

27
BAB 6. PEMBELAJARAN DAN PROSES PROSES KOGNITIF

Kita manusia adalah mahluk yang sangat mudah beraadptasi. Kita dapat menyesuaikan
dengan dan tumbuh dalam bergam lingkungan fisik., social dan budaya. Kita belajar dari
pengalaman – pengalaman kita.

Melihat Pembelajaran dari Perspektif Berbeda

Pembelajaran sebagai perubahan jangka panjang dalam reperesentasi atau asosiasi


mental sebagai hasil dari pengalaman. Pembelajaran adalah perubahan jangka panjang yaitu
lebih dari sekedar penggunaan informasi secara singkat dan sambil lalu , pembelajaran
melibatkan representasi atau asosiasi mental entitas dan interkoneksi internal yang
menyimpan pengetahuan dan keterrampilan baru yang diperoleh, dan pembelajaran
merupakan perubahan yang dihasilkan dari pengalaman.

Asumsi- asumsi Dasar Psikologi Kognitif

Proses proses kognitif merupakan hal hal sfesifik yang dilakukan para pembelajar
secara mental ketika berusaha menafsirkan dan mengingat apa yang mereka dengar ,lihat dan
dipelajri. Proses kognitif fapat memberikan efek besar pada apa yang dipelajari dan diingat
secara spesifik oleh para pembelajar.

Sebuah Model Memori Manusia

Para psikologi kognitif tidak setuju tentang karakteristik pasti memori manusia. Namun
banyak yang percaya bahwa memori mungkin memiliki tiga komponen kunci: sensori register
, memori kerja jangka (pendek)dan memori jangka panjang. Didasarkan secara longgar pada
model yang dikemukakan oleh Atkinson dan shiffrin pada tahun 1968 namun dimodifikasikan
untuk mencerminkan hasil hasil penelitian terbaru, , model tiga komponen memori manusia ,
model tersebut terlalu menyederhanakan karakteristik memori (lebih banyak tentang poin ini
akan dibahas nanti. Namun memberikan cara yang baik untuk mengorgaisasikan sebagian
besar hal yang kita ketahui tentang kerja memori.

28
BAB 7 KONTRUKSI PENGETAHUAN

Kontruksi Pengetahuan sebagai Proses Sosial

Terkadang orang bekerja sama, alih alih sendiri sendiri , untuk mengkontruksi makna
dan pengetahuan. Pikirkan saat saat ketika anda sedang bingung tentang suatu materi yang
sedang dipelajari disekolah. Presfektif yang sering dikenal dengan sebutan kontruktivisme
social ini berfokus pada usaha kolektif untuk memberikan makna pada dunia.

Mengorganisasikan Pengetahuan

Dalam proses mengkontruksi pengetahuan , entah secara individu ataupun social , siswa
membuat banyak hubungan/keterkaitaan (connection) diantara berbagai hal spesifik yang
mereka alami atau pelajari.

a. Konsep adalah cara pengelompokkan dan mengkategorikan secara mental berbagai


objek atau peristiwa yang mirip dalam hal teretentu.
b. Keterkaitan Antar Konsep adalah mempelajari keterkaitannya dengan konsep-
konsep lain.

Keberagaman dalam Proses Konstruktif

Kita telah mengekspolarasi alas an perlunya siswa menafsirkan topic pelajarran dengan
cara yang unik dan kreatif. Masing masing siswa memiliki basis pengetahuan yang berbeda
beda termasuk konsep skema, skrip teori dan pandangan dunia yang berbeda yang akan
mereka gunakan untuk memahami setiap situasi baru.

Mengakomodasi Siswa Berkebutuhan Khusus

Kita sering melihat bukti keberagaman dalam proses proses kontruksi siswa
berkebutuhan khusus . sebagai contoh, siswa yang mengalami masalah dalam belajar bisa saja
mengkontruksi makna yang tidak tepat dari cerita yang mereka dengar dan baca. Dan siswa
menderitakan kelainan emosi dan perilaku mungkin mengkontruksi tafsiran yang
kontraaproduktif terhadap situasi situasi social, misalnya mereka mungkin saja melihat suatu
gerak isyarat daan spontan (innocent) sebagai sebuah tindak agresi atau mendengar sebuah
penghinaan padahal bukan itu maksudnya.

29
BUKU PEMBANDING

BAB 1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI KOMUNIKASI

Kata atau istilah komunikasi berasal dari bahasa latin comunicatus yang berarti berbagi
atau menjadi milik bersama. Dengan demikian,kata komunikasi menurut kamus bahasa
mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. Menurut Lasswell
komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses menjelaskan siapa mengatakan apa
dengan saluran apa, kepada siapa, dan dengan akibat apa atau hasil apa. Definisi lasswall ini
juga menunjukkan bahwa komunikasi itu adalah upaya yang disengaja serta mempunyai
tujuan . menurut definisi itu, dapat diturunkan 5 unsur komunikasi yang saling bergantung
satu sama lainnya, yaitu :

1. Sumber
2. Pesan
3. Saluran atau media
4. Penerima
5. Efek

Berdasarkan definisi tentang komunikasi, dapat diperoleh bahwa komunikasi mempunyai


beberapa karakteristik yaitu :

1. Komunikasi adalah suatu proses


2. Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan
3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat
4. Komunikasi bersifat simbolis
5. Komunikasi bersifat transaksional
6. Komunikasi menembus ruang faktor dan waktu.

Ruang lingkup psikologi komunikasi adalah :

1. Sistem komunikasi intrapersonal


Membahas tentang karakter manusia komunikan, faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi komunikasinya, sistem momori dan berfikir dan sifat psikologi komunikator.
2. Komunikasi intrapersonal
Membahas tentang proses persepsi interpersonal, konsep diri, atraksi interpersonal dan
hubungan intrepersonal.

30
3. Sistem komunikasi kelompok
Membahas tentang kelompok dan pengaruhnya pada komunikasi, faktor-faktor yang
mempengaruhi keefektifan kelompok dan bentuk-bentuk komunikasi kelompok
4. Sistem komunikasi massa
Membahas tentang motivasi atau faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi individu terhadap
media massa, efek komunikasi massa, dan psikologi komunikator.

BAB 2.PENDEKATAN PSIKOLOGI KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI


EFEKTIF

Psikologi mengarahkan perhatiannya pada prilaku manusia dan mencoba


menyimpulkan proses kesadaran yang ,menyebabkan terjadinyaprilaku tersebut. Dengan
mengutip fisher, jalaludin Rahmat dalam bukunya psikologi komunikasi mengatakan bahwa
ada 4 ciri pendekatan psikologi pada komunikasi yaitu :

1. Penerimaan stimuli pada indrawi


Psikologi melihat komunikasi bermula atau berawal ketika panca indera diterpa oleh
rancangan stimuli berupa data.
2. Proses yang mengantarai stimuli dan respons
Stimuli itu kemudian di olah dalam jiwa kita, yaitu dalam „kotak hitam yang tidak
pernah kita ketahui‟.
3. Prediksi respons
Psikologi komunikasi juga melihat bagaimana respon yang terjadi pada masa lalu
dapat meramalkan respon yang akan datang.
4. Peneguhan respons
Peneguhan adalah respons lingkungan (atau orang lain pada organisme yang asli)
misalnya feedback atau umpan balik.

Menurut stewart L.tubbs dan sylvia Moss, komunikasi yang efektik menimbulkan 5 hal, yaitu

1. Pengertian ,Artinya, penerimaan yang certa dari isi stimuli seperti yang dimaksud oleh
komunikator.
2. Kesenangan ,Tidak semua komunikasi di tujukan untuk menyampaikan informasi dan
membentuk penegrtian. Misalnya ketika menyampaikan selamat pagi, apa kabar, dan
sebagainya. Komunikasi ini di maksudkan untuk menimbulkan kesenangan.
Komunikasi ini menjadikan hubungan kita semakin hangat.

31
3. Memengaruhi sikap Misalnay, guru ingin mengajak muridnya untuk untuk lebih
banyak membaca buku dan belajar kelompok dengan metode diskusi interaktif. Ini
adalah termasuk komunikasi persuasif. Persuasif di defenisikan sebagao proses
mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan dengan menggunakan manipulasi
psikologis hingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri.
4. Hubungan sosial yang baik, Komunikasi juga ditunjukkanuntuk menumbuhkan sosial
yang baik. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk menumbuhkan dan
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam interaksi
asosasi.
5. Tindakan, Persuasi juga ditunjukkan untuk melahirkan tindakan yang dikehendaki.
Komunikasi untuk menimbulkan pengertian memang sulit, tetapi lebih sulit lagi
mempengaruhi sikap, dan jauh lebih sulit lagi mendorong orang untuk bertindak.

BAB 3. KARAKTERISTIK MANUSIA KOMUNIKAN

Yang dimaksud dengan karakteristik manusi komunikan adalah ciri-ciri atau sifat
manusia sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi verbal maupun
nonverbal. Ada 4 teori dalam psikologi yang mencoba menjelaskan tentang manusia, yaitu
sebagai berikut :

1. Konsep manusia menurut psikoanalisis ,Menurut freud, kehidupan jiwa memiliki tiga
tindakan kesadaran. Yakni sadar, prasadar, dan tak sadar. Konsep teori freud yang
paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan
sebagian besar prilaku.
2. Konsespi manusia dalam behavorialisme, Behaviorisme atau aliran prilaku adalah
filosifi dalam psikologi yang berdasar pada proposrsi bahwa semua tindakan yang
dilakukan organisme yang termasuk tindaka, pikiran dianggap sebagai prilaku.
3. Konsepsi manusia menurut psikologi kognitif, Psikologi kognitif adalah kajian studi
ilmiah mengenai proses-proses mental atau pikiran. Proses ini meliputi bagaimana
informasi di peroleh, dipresentasekan, dan di transformasikan sebagai pengetahuan.
Walaupun psikologi kognitif sering di kritik karena konsep-konsepnya sukar di uji,
psikologikognitif telah memasukkan kembali “jiwa” manusia yang menurut paham
behaviorisme tidak diakui keberadaannya. Manusia kini mulai hidup dan mulai
berfikir.

32
4. Manusia menurut prespektif psikologi humanistic, Psikologi humanistik dianggap
sebagai revolusi ketiga dalam psikologi. Revolusi pertama dan kedua adalah
psikoanalisi dan behaviorisme. Menurut maslow, manusia termotivasi untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Adapun hierarki kebutuhan tersebut yaitu:
a. Kebutuhan fisiologis
b. Kebutuhan akan rasa aman
c. Kebutuhan akan di cintai dan di sayangi
d. Kebutuhan untuk di hargai
e. Kebutuhan untuk aktualisasi diri

BAB 4. FAKTOR-FAKTOR PERILAKU MANUSIA

Ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku manusia yaitu faktor biologis dan faktor
sosiopsikologis.

1. Faktor biologis, Manusia adalah makhluk hidup/biologis yang tidak berbeda dengan
hewan. Misalnya iya lapar kalau tidak makan selama 20 jam, kucing pun demikian.
Warisan biologis manusia menentukan prilakunya dapat dilacak sampai struktur DNA
yang menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua
orangtuanya. Bebapa contoh prilaku manusia yang merupakan bawaan manusia
sebagai makhluk biologis, dan bukan prilaku lingkungan atau situasi adalah : tidur,
memberi makan, tumbuh berkembang, istirahat, kebutuhan seksual.
2. Faktor-faktor sosiopsikologis, Karena manusia makhluk soaial, manusia adalah teman
bagi manusia lainnya, dimana dari proses sosial ia memperoleh eberapakarakteristik
yang mempengaruhi perilakunya. Ada tiga komponen yang berkaitan dengan faktor
sosiopsikologis, yaitu :
a. Komponen efektif yang merupakan aspek emosional, dan berkaitan dengan faktor
sosiopsikologis
b. Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang
diketahui oleh manusia
c. Komponen konatif adalah aspek vilosional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan
kemauan bertindak.

33
BAB 5. PSIKOLOGI DAN SISTEM KOMUNIKASI INTRAPERSONAL

1. Pengantar, Proses mental mengacu pada kognisi dan afeksi sedangkan prilaku dan
tindakan adalah apasaja yang dilakukan oleh manusia, dalam bentuk berkomunikasi.
2. Persepsi, Persepsi adalah inti komunkasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah
inti persepsi, yang identik dengan penyadian balik (decoding). Adapun prinsip-prinsip
persepsi yaitu :
a. Persepsi berdasarkan pengalaman
b. Persepsi bersifat selektif
c. Persepsi bersifat dugaan
d. Persepsi bersifat evaluatif
e. Persepsi bersifat kontekstual
3. Memori, Memori adalah proses penyimpanan informasi dan memanggilnya kembali .
memori berlangsung dalam tiga proses yaitu perekaman, penyimpanan dan
pemanggilan. Jenis-jenis memori ada :
a. Pengingatan
b. Pengenalan
c. Belajar lagi
d. Redintergrasi
4. Nalar/penalaran, Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan
indera yang menhasilkan sejumlah konsep. Melalui proses penalaran, kita dapan
sampai kepada simpulan yang berupa asumsi atau teori. Penalaaran dapat dibagi dua
yaitu penalaran induktif dan deduktif.
5. Bahasa, Bahasa adalah seperangkat kata yang disusun secara erstruktur sehingga
menjadi suatu kalimat yang mengandung makna.

34
BAB 6 . PSIKOLOGI DAN SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Persepsi interpersonal ialah persepsi orang terhadap orang lain. Menurut jalaudin
rahmat ada 5 petunjuk orang yang memiliki konsep diri positip :

a. Memiliki keyakinan menyelesaikan masalah


b. Merasa setara dengan orang lain
c. Memiliki kesadaran bahwa setiap orang memiliki bergagai perasaan
d. Mampu memperbaiki diri , Komunikasi interpersonal dengan mengamati komponen-
komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dengan
penerima pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang dengan berbagai
dampaknya dengan berbagai peluang untuk memberikan umpan balik segera. Dalam
kominikasi interpersonal ada faktor-faktornya yaitu anatra lain :
e. Fisik dan kepribadian
f. Membentuk citra
g. Kedekatan
h. Kesamaan

BAB 7. PSIKOLOGI DAN SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK

1. Pengertian
Ada 2 tanda kelompok secara psikologis :
a. Anggota-angggota kelompok merasa terkait dengan kelompok ( ada sense of
belonging, yang tidak timiliki orang yang bukan anggota)
b. Nasin anggota-anggota saling bergantung, sehingga hasil setiap orang yang
terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain.
2. Klasifikasi kelompok
a. Kelompok primer dan kelompok sekunder
b. In-grup dan out-grup
c. Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan
d. Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif.

35
3. Pengaruh kelompok pada prilaku komunikasi individu
a. Komformitas,misalnya prilaku seseorang atau sekelompok orang sesuai dengan nilai-
nilai atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sebaliknya, jika perilaku seorang
atau sekelompok orang tersebut tidak sesuai/ bertentangan dengan nilai atau norma
maka disebut menyimpang.
b. Fasilitas social, Yang dimaksud dengan fasilitas sosial adalah peningkatan prestasi
individu karena disaksikan kelompok.
c. Polarisasi, Dalam konteks psikologi komunikasi, yang terjadi dalam kelompok adalah
bahwa sebelim diskusi kelompok secara resi dilangsungkan, beberapa anggota
kelompok mempunyai sikap mendukung tindakan tertentu. Kemudian setelah diskusi
berlangsung resmi maka para anggota kelompok akan semakin terdorong dan lebih
semangat lagi untuk mendukung tindakan itu.
4. Faktor situasiobal yang mempengaruhi kelompok
4 faktor yang mempengaruhi kelompok :
a. Ukuran kelompok
b. Jaringan kelompok
c. Kohesi kelompok
d. Kepemimpinan
5. Faktor personalyang mempengaruhi kelompok
a. Kebutuhan interpersonal
b. Tindakan komunikasi
c. Peranan.

36
BAB III

PEMBAHASAN

A. KETERKAITAN ANTAR BAB

BAB 1. Pada buku utama atau yang direview membahas tentang Proses mengajar yang
efektif memang melibatkan kemampuan mempersentasikan suatu topic atau
mendemonstrassikan suatu keterampilan sedemikian rupa sehingga para siswa dapat
memahami dan menguasai materi tersebut. Proses belajar yang efektif melibatkan
kemampuan menentukan “posisi” siswa terkait level pembelajaran dan level
perkembangannya penguasaan keterampilan mengajar yang efektif yang melibatkan kontrol
asas sedemikian bnyak factor yang telah disebutkan diatas memerlukan waktu dan latihan,
sedangkan pada buku pembanding buku ini membahas tentang suatu proses menjelaskan
siapa mengatakan apa dengan saluran apa, kepada siapa, dan dengan akibat apa atau hasil apa.
Definisi lasswall ini juga menunjukkan bahwa komunikasi itu adalah upaya yang disengaja
serta mempunyai tujuan

BAB 2. Pada buku utama atau yang direview membahas tentang prinsip prinsip umum
perkembangan dan kemudian berfokus pada perubahan perubahan dalam pemikiran dan
penalaran (perkembangan kognitif) dan dalam pemahaman dan penggunaan bahasa
(perkembangan linguistic), sedangkan pada buku pembanding membahas tentang
Psikologi mengarahkan perhatiannya pada prilaku manusia dan mencoba menyimpulkan
proses kesadaran yang ,menyebabkan terjadi nya prilaku tersebut. Dengan mengutip fisher,
jalaludin Rahmat dalam bukunya psikologi komunikasi mengatakan bahwa ada 4 ciri
pendekatan psikologi pada komunikasi.

BAB 3. Pada buku utama atau yang direview membahas tentang perkembangan pribadi
(personal development), yakni saat anak anak dan remaja menguasai pola pola perilaku yang
khas dan mengembangkan pemahaman diri (self-undesrstanding dan perkembangan social
(social development),yakni saat anak anak muda mulai memperoleh pemahaman yang
semakin baik mengenai sesama manusia,menjalin hubungan yang produktif dengan orang
dewasa dan sebaya,dan secara berangsur-angsur menginterrnalisasikan pedoman-pedoman
berprilaku sebagaimana ditetapkan oleh masyarakat, sedangkan buku pembanding
membahas tentang karakteristik manusi komunikan adalah ciri-ciri atau sifat manusia sebagai
makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi verbal maupun nonverbal.

37
BAB 4. Pada buku utama atau yang direview membahas tentang Perbedaan kelompok
adalah perbedan yang cenderung kita lihat secara umum diantara para siswa dari beragam
kelompok budaya dan etnis , jender atau latar belakang social ekonomi yang berbeda,
sedangkan pada buku pembanding membahas tentang factor factor perilaku manusia yaitu
Faktor biologis Manusia adalah makhluk hidup/biologis yang tidak berbeda dengan hewan.
Misalnya iya lapar kalau tidak makan selama 20 jam, kucing pun demikian dan Faktor-faktor
sosio psikologis yaitu Karena manusia makhluk soaial, manusia adalah teman bagi manusia
lainnya, dimana dari proses sosial ia memperoleh eberapakarakteristik yang mempengaruhi
perilakunya.

BAB 5. Pada buku utama atau yang direview membahas tentang perbedaan kemampuan
kognitif, kepribadian, keterampilan fisik dan lain sebagainya. Pada umumnya melalui praktik
dan aktivitas pendidikan kita dapat mengakomodasi perbedaan individual para siswa
sedangkan pada buku pembanding membahas tentang Pengantar adalah Proses mental
mengacu pada kognisi dan afeksi sedangkan prilaku dan tindakan adalah apasaja yang
dilakukan oleh manusia, dalam bentuk berkomunikasi dan Persepsi adalah inti komunkasi,
sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyadian balik
(decoding).

BAB 6. Pada buku utama atau yang direview membahas tentang Pembelajaran sebagai
perubahan jangka panjang dalam reperesentasi atau asosiasi mental sebagai hasil dari
pengalaman. Pembelajaran adalah perubahan jangka panjang yaitu lebih dari sekedar
penggunaan informasi secara singkat dan sambil lalu , pembelajaran melibatkan representasi
atau asosiasi mental entitas dan interkoneksi internal yang menyimpan pengetahuan dan
keterrampilan baru yang diperoleh, dan pembelajaran merupakan perubahan yang dihasilkan
dari pengalaman sedangkan buku pembanding membahas tentang Persepsi interpersonal
ialah persepsi orang terhadap orang lain. Menurut jalaudin rahmat ada 5 petunjuk orang yang
memiliki konsep diri positip.

BAB 7. Pada buku utama atau buku yang direview membahas tentang Terkadang orang
bekerja sama, alih alih sendiri sendiri , untuk mengkontruksi makna dan pengetahuan,,
sedangkan pada buku pembanding membahas tentang Anggota-angggota kelompok merasa
terkait dengan kelompok ( ada sense of belonging, yang tidak timiliki orang yang bukan
anggota) dan Nasin anggota-anggota saling bergantung, sehingga hasil setiap orang yang
terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain.

38
B. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU
a. Kelebihan buku utama
Dilihat dari segi bahasa buku, bahasa nya cukup jelas, penampilan pada buku
menarik, buku ini menjelaskan kasus kasus pada bagian bab nya, ukuran
tulisan pada buku cukup bagus, memiliki gambar yang sesuai, memiliki daftar
isi yang lengkap dengan penulis buku yang bernama Jeanne ellis ormrood
tetapi buku ini memiliki glosarium dan indeks.

b. Kekurangan buku utama


Buku ini tidak memiliki ISSN dan ISBN , pemahaman pada buku ini kurang
menjelaskan pada bagian bab yang sesuai dengan judul bab, sehingga pembaca
kurang paham apa yang dibahaskan dan buku ini tidak memiliki daftar
pustaka.

c. Kelebihan buku pembanding


Dilihat dari segi bahasa buku, bahasa nya cukup jelas, penampilan pada buku
menarik, buku ini menjelaskan kasus kasus pada bagian bab nya, ukuran
tulisan pada buku cukup bagus, memiliki gambar yang sesuai, memiliki daftar
isi yang lengkap dengan penulis buku yang bernama riswandi , dan buku
memiliki ISBN serta penulisan daftar pustaka yang sesuai dengan penulisan
kaidah yang berlaku.

d. Kekurangan buku pembanding


Cover pada buku sudah kelihatan sangat jelek sehingga penampilan pada buku
ini sangat kurang menarik.

39
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya sampaikan pada critical book review ini adalah tentang
kajian materi antara buku utama dengan pembanding sangat berbeda dan pembahasan
nya juga sangat berbeda karena judul pada buku pun sudah berbeda, untuk itu apabila
ada kesalahan dalam pembuatan critical book review saya mohon maaf.

B. SARAN
Saran yang dapat saya ambil semoga para pembaca yang membaca critical book
review ini bermanfaat untuk para pembaca dan saya berharap bagi para pembaca agar
dapat memberikan krtik dan saran yang membangun ,karena setiap manusia punya
kelebihan dan kekurangan.

40
Daftar pustaka

Buku utama :

Ormrod, Jeanne Ellis. Edisi keenam, 2008. Educational Psychology Developing Learners.
Penerbit Erlangga.

Buku pembanding :

Drs. Riswandi , M. Si. Cetakan pertama, 2013. Psikologi Komunikasi. Graha Ilmu.
Yogyakarta.

41
Lampiran Buku Review

42
Lampiran Buku Pembanding

43

Anda mungkin juga menyukai