Anda di halaman 1dari 12

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SD Negeri 1 Sikui


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : IV (Empat)/ I (Satu)
Materi Pokok : Orang Suci

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


1. KI 1 Kompetensi Dasar :
Sikap Spiritual 1.1 Membiasakan mengucapkan salam agama Hindu
1.2 Membiasakan mengucapkan dainika upasana (doa sehari-hari)
2. KI 2 Kompetensi Dasar :
Sikap Sosial 2.1 Toleran terhadap sesama, keluarga, dan lingkungan dengan
cara menyayangi ciptaan Sang Hyang Widhi (Ahimsa).
2.2 Berperilaku jujur (Satya), menghargai dan menghormati (Tat
Tvam Asi) makhluk ciptaan Sang Hyang Widhi.
3. KI 3 Kompetensi Dasar :
Pengetahuan 3.2 Mengenal orang suci agama Hindu yang patut dihormati.
Indikator Pencapaian Kompetensi :
3.2.1 Menjelaskan pengertian orang suci
3.2.2 Menyebutkan jenis-jenis orang suci
3.2.3 Menyebutkan syarat-syarat orang suci
3.2.4 Menyebutkan tugas dan kewajiban orang suci
3.2.5 Menyebutkan larangan-larangan orang suci
4. KI 4 Kompetensi Dasar :
Keterampilan 4.2 Menunjukkan cara menghargai orang suci agama Hindu yang
patut dihormati.
Indikator Pencapaian Kompetensi :
4.2.1 Menjelaskan upaya-upaya menjaga kesucian diri
4.2.2 Menjelaskan upaya-upaya dalam menghargai orang suci

C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1 :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik dapat :
1. Menjelaskan pengertian orang suci
2. Menyebutkan jenis-jenis orang suci

Pertemuan 2 :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik dapat :
1. Menyebutkan syarat-syarat orang suci

Pertemuan 3 :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik dapat :
1. Menyebutkan tugas dan kewajiban orang suci

Pertemuan 4 :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik dapat
1. Menyebutkan larangan-larangan orang suci

Pertemuan 5 :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik dapat
1. Menjelaskan upaya-upaya menjaga kesucian diri

Pertemuan 6 :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik dapat
1. Menjelaskan upaya-upaya menghargai orang suci
D. Materi Pembelajaran

ORANG SUCI
1. Pengertian Orang Suci
Orang suci terdiri dari kata orang dan suci, orang berarti manusia, dan
suci berarti kemurnian dan kebersihan lahir batin. Jadi, orang suci ialah
manusia yang memiliki kekuatan mata batin dan dapat memancarkan
kewibawaan rohani serta peka akan getaran-getaran spiritual, welas asih, dan
memiliki kemurnian batin dalam mengamalkan ajaran agama.
Orang suci adalah orang yang dipandang mampu atau paham
tentang agama Hindu. Ajaran agama Hindu memiliki banyak sebutan bagi
orang suci, seperti Sulinggih, Maharsi, Bhagavan, dan sebutan gelar orang
suci lainnya. Sulinggih berasal dari kata Su dan Linggih. Su artinya utama atau
mulia dan Linggih artinya kedudukan atau tempat utama. Jadi, Sulinggih adalah
orang yang diberikan kedudukan utama dan mulia karena kesucian diri dan
perilaku luhurnya, serta mampu membimbing umat mendekatkan diri ke
hadapan Sang Hyang Widhi. Sebelum diberi gelar sebagai orang suci, Sulinggih,
Maharsi, Bhagavan, dan sebutan lainnya, harus disucikan secara rohani dan
jasmani. Salah satu bentuk penyuciannya melalui upacara Madiksa. Upacara
Madiksa berfungsi untuk membersihkan seseorang secara lahir batin.

2. Pengelompokan Jenis-jenis Orang Suci


Orang suci dalam Agama Hindu digolongkan menjadi dua
kelompok besar, yaitu Golongan Eka Jati dan Golongan Dwi Jati.
1. Golongan Eka Jati
Golongan Eka Jati adalah orang suci yang melakukan pembersihan diri tahap
awal yang disebut Mawinten. Setelah melewati tahap mawinten, Golongan
Eka Jati dapat memimpin upacara keagamaan yang bersifat TriYadnya.
Golongan pinandita:
1. Pemangku
2. Wasi
3. Mangku balian/dukun
4. Mangku dalang
5. Pengemban
6. Dharma Acharya

2. Golongan Dwi Jati


Golongan Dwi Jati adalah orang suci yang melakukan penyucian diri tahap
lanjut atau madiksa. Orang yang telah melaksanakan proses madiksa
disebut orang yang lahir dua kali. Kelahiran yang pertama dari kandungan
ibu, sedangkan kelahiran kedua dari kaki seorang guru rohani (Dang
Acarya) atau Nabe. Setelah melakukan proses madiksa, orang suci
tersebut diberi gelar Sulinggih atau Pandita. Kata Pandita berasal dari
bahasa Sansekerta yaitu Pandit yang artinya terpelajar, pintar, dan
bijaksana. Orang suci yang tergolong Dwi Jati adalah orang yang
bijaksana. Orang suci yang termasuk kelompok ini, antara lain Pandita,
Pedanda, Bujangga, Maharsi, Bhagavan, Empu, Dukuh, dan sebagainya.

3. Syarat-Syarat Orang Suci


Setiap umat Hindu memiliki hak sama untuk menjadi seorang
sulinggih, seseorang dapat diangkat menjadi seorang sulinggih apabila telah
memenuhi syarat-syarat berikut ini. :
1. Laki-laki yang sudah menikah atau tidak menikah seumur hidupnya
(sukla brahmacari).
2. Wanita yang sudah menikah atau tidak menikah seumur hidupnya
(sukla brahmacari).
3. Pasangan suami istri yang sah.
4. Usia minimal 40 tahun.
5. Paham bahasa Kawi, Sansekerta, Indonesia, menguasai secara mendalam
isi dari kitab suci Veda, dan memiliki pengetahuan umum yang luas.
6. Sehat jasmani dan rohani.
7. Berbudi pekerti yang luhur.
8. Tidak tersangkut pidana.
9. Mendapat persetujuan dari gurunya (Nabe).
10. Tidak terikat dengan pekerjaan di luar kegiatan keagamaan.
Untuk menjadi seorang pendeta harus memiliki penuntun yang
mengarahkan menjadi pendeta dan mengatakan bahwa orang tersebut pantas
menjadi pendeta adalah seorang guru, guru bagi orang suci (pendeta) disebut
nabe. Untuk menjadi Nabe, seorang sulinggih harus memiliki syarat-syarat,
sebagai berikut.
1. Selalu dalam keadaan bersih dan sehat lahir dan batin
2. Mampu melepaskan diri dari keterikatan duniawi,
3. Tenang dan bijaksana,
4. Mampu membaca kitab suci Veda,
5. Selalu berpedoman pada kitab suci Veda,
6. Paham dan mengerti tentang catur Veda,
7. Teguh dalam melaksanakan dharma, dan
8. Teguh melaksanakan tapa bratha.

4. Tugas dan Kewajiban Orang Suci


Sebagai orang suci tentu memiliki kewajiban dan tugas dalam
kehidupan sehari-hari. Berikut ini tugas dan kewajiban dari orang suci.
1. Melaksanakan Sūrya Sewana setiap pagi.
2. Memimpin persembahyangan umat.
3. Memimpin pelaksanaan upacara Yadnya sesuai kitab suci Veda.
4. Melaksanakan Tirta Yatra.
5. Aktif dalam kegiatan untuk meningkatkan kesucian diri.
6. Mampu memberikan ajaran dharma pada umatnya.
Sebagai orang suci perlu memperhatikan beberapa hal, sebagai syarat
utama untuk meningkatkan dan mempertahan kesucian jiwanya sebagai
seorang sulinggih, seperti; hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Rsi
Tugas Rsi:
• Menyebarkan ajaran agama kepada umat manusia;
• Mengajarkan Veda kepada umat manusia; dan
• Menuntut umat agar berbuat kebaikan.
Kewajiban Rsi:
• Selalu meningkatkan kesucian dirinya;
• Mengadakan pemujaan kepada Sang Hyang Widhi setiap hari; dan
• Membina umat sesuai ajaran Veda.

b. Sulinggih/Pandita
Sulinggih adalah orang suci yang disucikan melalui proses Mediksa atau
Dwi Jati.
Tugas Sulinggih/Pandita:
• Melakukan Surya Sevana, yaitu pemujaan kepada Sang Hyang Widhi
setiap pagi (saat matahari terbit);
• Memimpin upacara Yadnya; dan
• Ngeloka Pala Sraya, yaitu membina dan menuntut umat dibidang
agama.

Kewajiban Sulinggih/Pandita:
• Melakukan upacara penyucian diri secara terus menerus;
• Berpakaian sesuai dengan aturan/Sasana Pandita;
• Melakukan Tirta Yatra, yaitu berkunjung ke tempat-tempat suci untuk
melaksanakan persembahyangan;
• Berpikir, berkata, dan berbuat suci;
• Mampu mengendalikan diri, selalu sabar, berpikir bijaksana;
• Melayani umat yang memerlukan tuntunan;
• Menerima punia dari umat; dan
• Memberi teladan dan contoh kepada umat.

c. Pemangku/ Pinandita/Wasi
Pinandita adalah orang yang disucikan melalui proses upacara Eka
Jati/pawinten tingkat pertama.
Tugas Pinandita/Pemangku:
• Memimpin upacara tertentu sebatas upacara kecil (seperti Odalan Alit,
Caru Panca Sata), upacara bayi baru lahir (seperti otonan, upacara
penguburan mayat);
• Melayani umat yang ingin sembahyang di tempatnya bertugas; dan
• Memimpin upacara persembahyangan di pura tempatnya bertugas.
Kewajiban Pemangku:
• Berpakaian serba putih;
• Melakukan penyucian lahir batin secara terus menerus;
• Membantu sulinggih dalam menyelesaikan upacara Yadnya;
• Meningkatkan ilmu pengetahuan agamanya;
• Memberi contoh dan teladan kepada umat;
• Melayani umat dengan tulus ikhlas; dan
• Menerima punia dari umat.
Tugas dan kewajiban Pinandita/Pemangku*
1. Ngloka palasraya sesuai ketentuan pendeta
2. Memohonkan tirtha pengentas (hanya memohonkan kepada Sang
HyangWidhi)
3. Menyelesaikan Dewa Yajna dan Manusa Yajna pada tingkat medudus
kulit.

5. Larangan-larangan Orang Suci


Ada beberapa larangan yang harus dipatuhi sebagai orang suci agar
terbebas dari ketidaksucian, ntara lain:
- Menghina Guru - Membunuh - Berdusta - Suka
Bertengkar
- Sombong, - Rakus atau Tamak, - Berjudi -
Berzina
- Merampok, - Berpolitik - Ingkar Janji -
Mencuri
- Berjual Beli - Bertengkar - Memfitnah -
Berdusta
- Terlibat Hutang Piutang
- Menyakiti/Membunuh
- Tersangkut Tindak Pidana
- Memberikan Makan d an Minum Pada Pencuri
- Minum-Minuman Keras,
- Mengkonsumsi Narkoba

Larangan Terhadap Makanan dan Minuman:


• Makan Daging Sapi;
• Makan Daging Babi;
• Makan Daging Ayam;
• Makan Daging Anjing;
• Makan Daging Burung Buas;
• Makan Daging Kuda;
• Makan Daging Ikan Besar;
• Minum-Minuman Keras;
• Dan Lain Sebagainya

6. Upaya-upaya Menjaga Kesucian Diri


Upaya menjaga kebersihan diri dinyatakan dalam Manawadharma
Sastra V.109 “Adbhirgatrani Çuddhyanti manah satyena Çuddhyati, vidya
tapobhyam bhutatma budhir jnanena Çuddhyati” Terjemahannya: “Tubuh
dibersihkan dengan air, pikiran disucikan dengan kebenaran, jiwa manusia
dengan pelajaran suci dan tapa bratha, kecerdasan dibersihkan dengan
pengetahuan yang benar”.

7. Upaya-upaya Menghormati Orang Suci


Sebagai pemeluk agama yang taat wajib kita menghargai dan
menghormati orang suci, sehingga kita selalu mendapat tuntunan dan
bimbingan beliau. Adapun cara kita menghormati orang suci, antara lain:
1. Mengunjungi tempat-tempat tinggal orang suci
2. Berkata-kata sopan terhadap orang suci
3. Menaati nasihat-nasihat positif dari orang suci
4. Memberikan pelayanan yang baik kepada orang suci, dan
5. Memberi dana punia atau sedekah kepada Pandita.

E. Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Strategi Pembelajaran : Model Penyingkapan (Discovery Learning)
Metode : Tanya jawab, Penugasan, Diskusi, Demonstrasi

F. Sumber Pembelajaran, Media Pembelajaran, Alat dan Bahan


a. Sumber Pembelajaran :
1. Pudja, Gede., Sudharta, Tjokorda Rai. 2004. Manawa Dharmasastra.
Surabaya: Paramita.
2. Susila, Komang., Duwijo. 2013. Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti Kelas 4. Jakarta: Kemendikbud RI.

b. Media Pembelajaran :
1. Power Point
2. Gambar ilustrasi orang suci

c. Alat dan Bahan :


1. Papan Tulis
2. Spidol
3. LCD Proyektor
4. Laptop
5. DVD/CD yang terkait dengan materi

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


1. Pertemuan 1
No
Kegiatan Waktu
.
1. Pendahuluan
a. Mengawali pembelajaran dengan mengucapkan penganjali umat “Om 5 menit
Swastyastu”
b. Mengajak peserta didik mengucapkan mantram Dainika Upasana
untuk memulai belajar “Om Awighnamastu namo siddham”
c. Absensi siswa
d. Orientasi materi :
 Pendidik menyiapkan fisik dan psikis anak dalam mengawali
kegiatan pembelajaran dengan bernyanyi, “Turun Tirta” untuk
menyapa anak.
e. Apersepsi materi :
 Pendidik menanyakan kesiapan siswa untuk memulai pelajaran.
 Pendidik mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan
dengan materi pelajaran.
f. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
g. Pendidik menyampaikan pengelolaan kelas dan kegiatan
pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Mengamati 20
 Peserta didik membaca materi pengertian orang suci menurut menit
agama Hindu pada buku teks pelajaran agama Hindu.
 Pendidik memberikan paparan secara singkat tentang pengertian
orang suci menurut agama Hindu, peserta didik mendengarkan
dengan seksama yang dipaparkan oleh pendidik.
 Peserta didik membaca materi jenis-jenis orang suci pada buku
teks pelajaran agama Hindu.
 Pendidik memberikan paparan secara singkat tentang jenis-jenis
orang suci, peserta didik mendengarkan dengan seksama yang
dipaparkan oleh pendidik
 Pendidik memperlihatkan gambar-gambar orang suci agama
Hindu.
 Peserta didik melihat dan mengamati gambar-gambar orang suci
agama Hindu.

b. Menanya
 Setelah peserta didik membaca dan mendengarkan pengertian
orang suci menurut agama Hindu., kemudian pendidik
memberikan pertanyaan pancingan kepada peserta didik tentang
pengertian orang suci menurut agama Hindu.
 Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya
lebih mendalam terkait pengertian pengertian orang suci menurut
agama Hindu.
 Setelah peserta didik membaca materi jenis-jenis orang suci pada
buku teks pelajaran agama Hindu, kemudian pendidik memberikan
pertanyaan pancingan kepada peserta didik tentang jenis-jenis
orang suci agama Hindu.
 Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya
lebih mendalam terkait materi jenis-jenis orang suci agama Hindu.
 Selanjutnya setelah peserta didik melihat dan mengamati gambar-
gambar orang suci agama Hindu, pendidik memberikan pertanyaan
pancingan tentang orang suci dalam agama Hindu.
 Setelah mendapat respon dari peserta didik, pendidik
kemudian menggugah/memotivasi peserta didik untuk bertanya
No
Kegiatan Waktu
.
lebih mendalam tentang orang suci dalam agama Hindu.

c. Mengeksperimen/Mengeksplorasikan
 Peserta didik melakukan diskusi untuk mencari tahu tentang
pengertian orang suci.
 Peserta didik melakukan diskusi untuk mencari tahu tentang jenis-
jenis orang suci dalam agama Hindu.
 Peserta didik membaca sumber lain untuk mengetahui pengertian
orang suci dan jenis-jenis orang suci agama Hindu.
 Peserta didik melalui kerjasama dalam kelompok mengumpulkan
gambar-gambar orang suci agama Hindu.

d. Mengasosiasikan
 Menyimpulkan pengertian orang suci dari hasil pengamatan,
menanyakan, dan berdiskusi, dengan menggunakan pemahaman
sendiri.
 Menyimpulkan jenis-jenis orang suci dari hasil pengamatan,
menanyakan, dan berdiskusi, dengan menggunakan pemahaman
sendiri.
 Mengelompokkan gambar-gambar orang suci tergolong eka jati
dan dwi jati.

e. Mengkomunikasikan
 Menyampaikan simpulan di depan kelas tentang pengertian orang
suci yang dipahami secara bergantian
 Setelah peserta didik memberikan simpulan pengertian orang suci,
kemudian pendidik memberikan arahan mengenai pengertian orang
suci sesuai materi dalam buku teks pelajaran agama Hindu.
 Mempresentasikan jenis-jenis orang suci dari hasil diskusi di depan
kelas yang dipahami secara bergantian
 Setelah peserta didik mempresentasikan jenis-jenis orang suci dari
hasil diskusi di depan, kemudian pendidik memberikan arahan
mengenai jenis-jenis orang suci sesuai materi dalam buku teks
pelajaran agama Hindu

3. Kegiatan Penutup
a. Pendidik memberikan kesimpulan bahwa orang suci adalah 5 menit
manusia yang memiliki kekuatan mata batin dan dapat
memancarkan kewibawaan rohani serta peka akan getaran-getaran
spiritual, welas asih, dan memiliki kemurnian batin dalam mengamalkan
ajaran agama. Orang suci adalah orang yang dipandang mampu
atau paham tentang agama Hindu.
b. Pendidik memberikan kesimpulan bahwa jenis-jenis orang suci
dalam agama Hindu digolongkan menjadi dua kelompok besar,
yaitu Golongan Eka Jati dan Golongan Dwi Jati. Golongan Eka Jati
adalah orang suci yang melakukan pembersihan diri tahap awal yang
disebut Mawinten. Setelah melewati tahap mawinten, Golongan Eka Jati
dapat memimpin upacara keagamaan yang bersifat TriYadnya.
Golongan Dwi Jati adalah orang suci yang melakukan penyucian diri
tahap lanjut atau madiksa. Orang yang telah melaksanakan proses
madiksa disebut orang yang lahir dua kali. Kelahiran yang pertama dari
kandungan ibu, sedangkan kelahiran kedua dari kaki seorang guru
rohani (Dang Acarya).
c. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas baik
cara individu maupun kelompok bagi peserta didik
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
e. Pendidik menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan parama
No
Kegiatan Waktu
.
santi, Om Śhanti, Śhanti, Śhanti, Om.

H. Penilaian Hasil Pembelajaran


1.1 Penilaian Sikap Spiritual
a. Teknik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
c. Kisi-kisi :

Aspek Pengamatan dan Skor Jml


No
Nama Berdoa Bersyukur Salam Kagum Merasakan Skor
Siswa TP KD/ SR/ SL/ TP/ KD/ SR/ SL/ TP/ KD/ SR/ SL/ TP/ KD/ SR/ SL/ TP/ KD/ SR/ SL/
/ 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
1
2
3
4
5
dst

Keterangan :
Berdoa : Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
Bersyukur : Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan.
Salam : Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan
pendapat/ presentasi
Kagum : Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan
terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
Merasakan : Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat
mempelajari ilmu pengetahuan.
Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang
ditampilkan oleh peserta didik,dengan kriteria sebagai berikut:
TP/1 = Tidak Pernah/Skor 1 : Apabila tidak pernah melakukan
KD/2 = Kadang-kadang/Skor 2 : Apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
SR/3 = Sering/Skor 3 : Apabila sering melakukan sesuai
pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
SL/4 = Selalu/Skor 4 : Apabila selalu melakukan sesuai
pernyataan.

d. Penskoran :

Skor Diperoleh X 4
Skor Akhir =
Skor maksimal
e. Katagori Nilai :
SB = Sangat Baik : 3,33 < Skor < 4,00
B = Baik : 2,33 < Skor < 3,33
C = Cukup : 1,33< Skor < 2,33
K = Kurang : < 1,33

1.2 Penilaian Sikap Spiritual


a. Teknik : Penilaian Diri
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Diri
c. Kisi-kisi :
Skor Perolehan
Penilaian Diri Penilaiaian Oleh Guru
No
Nama Ketekuna Total
. Kedisiplinan Kedisiplinan Ketekunan
n
1-4 1-4 1-4 1-4
1
2
3
4
5
dst

Keterangan:
1) Indikator Sikap Spiritual kedisiplinan:
a) Disiplin melaksanakan doa sebelum dan sesudah kegiatan
pembelajaran.
b) Disiplin mengucapkan salam agama Hindu setiap memulai
pembelajaran.
c) Disiplin dalam mengucapkan doa Dainika Upasana sebelum
memulai belajar.
d) Disiplin mengucapkan doa memulai sesuatu.
2) Indikator Sikap Spiritual Ketekunan :
a) Tekun dalam mengucapkan doa sebelum dan sesudah kegiatan
pelajaran
b) Tekun mengucapkan salam agama Hindu dalam kehidupan sehari-
hari
c) Tekun mengucapakan doa Dainika Upasana sebelum belajar
d) Tekun mengucapkan doa setiap memulai suatu pekerjaan.
d. Rubrik Pemberian Skor :
a) 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut.
b) 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut.
c) 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
d) 1 = jika peserta didik melakukan salah satu (satu) kegiatan
tersebut

e. Penskoran :
Skor Diperoleh X 4
Skor Akhir =
Skor maksimal

f. Katagori Nilai :
SB = Sangat Baik : 3,33 < Skor < 4,00
B = Baik : 2,33 < Skor < 3,33
C = Cukup : 1,33< Skor < 2,33
K = Kurang : < 1,33

3.1 Penilaian Pengetahuan


a. Teknik : Penugasan
b. Bentuk Instrumen : Lembar Laporan Penugasan
c. Petunjuk : Peserta didik mengerjakan soal-soal latihan pada
buku paket di rumah
c. Kisi-kisi/Format
Penilaian Tugas :

Judul Tugas :
Nama Siswa :
Kelas :

Skor Maks Skor Perolehan


Aspek Indikator Keberhasilan
(1-4) (1-4)
Perencanaan
Persiapan Bahan dan alat yang digunakan
Lokasi
Metode/Langkah Kerja
Proses Waktu
Desain
Isi Pelaporan
Hasil
Kerapihan Pelaporan

d. Penskoran
Skor Diperoleh X 4
Skor Akhir =
Skor maksimal

3.2 Penilaian Pengetahuan


a. Teknik : Tes Tulis/Lisan
b. Bentuk Instrumen : Uraian/essay
c. Kisi-kisi :

No. Indikator Butir Instumen Jawaban


1 Menyebutkan Sebutkan siapa 1. Pemangku
kelompok saja yang 2. Wasi
orang suci disebut orang 3. Mangku balian/dukun
dari golongan suci dari 4. Mangku dalang
eka jati golongan eka 5. Pengemban
jati! 6. Dharma Acharya
2 Menyebutkan Sebutkan siap 1. Pandita
kelompok saja yang 2. Pedanda
orang suci disebut 3. Bujangga
dari golongan kelompok 4. Maharsi
dwi jati orang suci dari 5. Bhagavan
golongan dwi 6. Empu
jati 7. Dukuh.

d. Penskoran :
- Skor jawaban tepat dan lengkap : 4
- Skor jawaban mendekati tepat dan lengkap : 3
- Skor jawaban kurang tepat dan lengkap : 2
- Skor jawaban tidak tepat dan lengkap : 1
- Skor Maksimal : 8

Skor Perolehan
Nilai = X4
Skor Maks
e. Pengkatagorian Nilai :
A = 3,33 < Skor < 4,00
B = 2,33 < Skor < 3,33
C = 1,33< Skor < 2,33
D = < 1,33

f. Rentang Nilai Pengetahuan dan Predikat Secara Lengkap


NO. RENTANG NILAI PREDIKAT/NILAI
1 3,67 < A ≤ 4,00 A
2 3,33 < A¯ ≤ 3,67 A¯
3 3,00 < B+ ≤ 3,33 B+
4 2,67 < B ≤ 3,00 B
5 2,33 < B¯ ≤ 2,67 B¯
6 2,00 < C+ ≤ 2,33 C+
7 1,67 < C ≤ 2,00 C
8 1,33 < C¯ ≤ 1,67 C¯
9 1,00 < D+≤ 1,33 D+
10 0 < D ≤ 1,00 D

4.1 Penilaian Keterampilan


a. Teknik : Projek (observasi)
b. Bentuk Instrumen : Lembar Projek
c. Petunjuk : Peserta didik melakukan wawancara kepada
sulinggih dan membuat laporan hasil wawancara
tersebut.
c. Kisi-kisi/Format
Penilaian Portofolio:

Alokasi Waktu : 4 Minggu


Nama Siswa :
Kelas/Semester :

Aspek Yang Skor Total


No Deskriptor
Dinilai 1 2 3 4 Skor
1 Perencanaan
a Persiapan Kematangan
perencanaan kegiatan
b Rumusan Judul Korelasi judul dengan
isi tulisan
2 Pelaksanaan
a Sistematika Tahapan-tahapan
Kegiatan pelaksanaan kegiatan
b Keakuratan Kredibilitas informan
Informasi dan instrumen
pengumpulan data
c Kualitas Sumber Kelengkapan dan
Data kedalaman data
d Analisis Data Penyajian dan
interpretasi data
e Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan berdasarkan perolehan
data
3 Laporan Proyek
a Performen Kelengkapan laporan
dan penampilan
b Penguasaan Penguasaan kegiatan
Total Skor

Keterangan :
Skor 4 = Sangat Baik
Skor 3 = Baik
Skor 2 = Cukup
Skor 1 - Kurang

d. Penskoran :
Skor Perolehan X 4 Skor maksimal
Skor =

4.2 Penilaian Keterampilan


a. Teknik : Portofolio
b. Bentuk Instrumen : Lembar Laporan Portofolio
c. Petunjuk : Peserta didik membuat cerita pengalaman bertemu
dengan orang suci agama Hindu
c. Kisi-kisi/Format
Penilaian Portofolio:
Kriteria dan Skor

No. Nama Kelengkapan Sistematika Jumlah


Tata Bahasa
Gagasan Penulisan
(1-4)
(1-4) (1-4)
1
2
3
4
Dst

. d. Penskoran
Skor Perolehan X 4
Skor =
Skor
Maks

Skor terentang antara 1 – 4


1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik

Mengetahui Guru
Kepala SD Negeri 1 Sikui Agama Hindu

JUMAYATI,S.Pd MURDIANA,S.Ag
NIP. 196706121987122001 NIP.

Anda mungkin juga menyukai