Juknis Logistik FINAL
Juknis Logistik FINAL
616.979
2 616.979 2
Ind Ind
p p
ii
PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN LOGISTIK
PROGRAM HIV AIDS DAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL
Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Jakarta, 2021
Penasehat:
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid
Penanggung Jawab:
Nurjannah, SKM, M.Kes
Tim Penyusun:
Subdit HIV AIDS dan PIMS
GHSC-PSM
Global Fund AIDS
Editor
dr. Hariadi Wisnu Wardhana
Tri Indah Budiarty, SKM
Diterbitkan Oleh :
Kementerian Kesehatan RI
Untuk mendukung strategi pengendalian HIV Nasional dibutuhkan pengelolaan yang baik dalam
segala aspek, salah satunya dalam hal pengelolaan logistik. Manajemen logistik program HIV
AIDS dan PIMS harus dikuatkan untuk menjamin ketersediaan logistik program yang dibutuhkan
untuk diagnosis, pengobatan, dan pemantauan terapi HIV AIDS dan PIMS. Pengelolaan yang
baik akan menjamin ketersediaan logistik program, menghilangkan keterlambatan logistik,
menghilangkan atau mengurangi kekurangan stok, kelebihan stok, dan logistik program yang
kedaluwarsa.
Buku ini menjelaskan pedoman pengelolaan logistik program HIV AIDS untuk jenjang pusat,
provinsi, kabupaten/kota hingga layanan yang dapat mendukung ketersediaan logistik program
HIV AIDS dan PIMS dalam jumlah, tempat, waktu, harga, spesifikasi, dan mutu yang tepat serta
didukung dengan pencatatan dan pelaporan yang tepat waktu dan akurat.
Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam proses penyusunan buku pedoman ini. Semoga buku ini bermanfaat dan dapat
dijadikan acuan bagi pengelola program di provinsi, kabupaten/kota, layanan dan mitra kerja
pengendalian HIV AIDS tingkat nasional maupun internasional.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual iii
TIM PENYUSUN
iv Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
RESUME
Dalam rangka mencapai target pengendalian HIV AIDS, manajemen pengelolaan logistik program
HIV AIDS harus dikuatkan untuk menjamin ketersediaan logistik program yang dibutuhkan
untuk diagnosis, pengobatan, dan pemantauan terapi HIV AIDS dan PIMS. Pengelolaan logistik
yang baik akan menjamin ketersediaan logistik, menghilangkan keterlambatan pasokan,
menghilangkan atau mengurangi kekurangan stok, kelebihan stok, dan logistik program yang
kedaluwarsa.
Pengelolaan logistik dilakukan dengan kerjasama dan koordinasi lintas program, lintas sektor
dan mitra terkait baik di pusat, provinsi, kabupaten/kota dan fasyankes dengan tugas yaitu,
menyusun dan melaksanakan petunjuk teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan
PIMS; Menyusun perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi,
monitoring dan evaluasi logistik Program HIV AIDS dan PIMS; Melakukan Bimbingan Teknis
pengelolaan logistik; Melakukan fasilitasi kegiatan pelatihan pengelolaan logistik Program HIV
AIDS dan PIMS.
Pengadaan logistik obat program HIV AIDS dan PIMS (ARV, IO, IMS) dilakukan oleh Direktorat
Oblik dan Perbekkes, sedangkan pengadaan logistik non obat (RDT HIV, RDT Sifilis, Reagen CD4,
VL HIV, dan BHP lainnya), jasa konsultan dan jasa lainnya dilakukan oleh Direktorat P2PML dan
daerah. Metode pengadaan dapat berupa e-katalog, lelang, penunjukan langsung, pengadaan
langsung, dan swakelola. Beberapa logistik program HIV AIDS dan PIMS dari dana hibah
memerlukan proses impor dalam pengadaannya. Pengadaan impor memerlukan dokumen
Special Access Scheme (SAS) untuk produk yang belum memiliki ijin edar atau Surat Kuasa Impor
untuk produk yang sudah memiliki ijin edar yang dikeluarkan oleh Dirjen Kefarmasian dan Alat
Kesehatan.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual v
Kegiatan penerimaan logistic perlu memperhatikan beberapa hal di setiap jenjangnya seperti
kelengkapan dokumen, pencatatan barang, serta memeriksa kondisi fisik barang yang diterima.
Kegiatan penyimpanan dan pemeliharaan logistik dengan cara menempatkan logistik yang
diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat
mengurangi mutu logistik. Kegiatan meliputi pengaturan tata ruang, rak dan palet, pencegahan
kebakaran, pencahayaan gudang, perlengkapan lain, penyusunan stok, pencatatan stok,
monitoring suhu, monitoring kelembaban, pengendalian hama dan binatang pengganggu,
serta prosedur keamanan dan keselamatan.
Dalam pengelolaan persediaan perlu dilakukan pencatatan dan pelaporan secara rutin setiap
transaksi penerimaan dan pengeluaran logistik, monitoring pengadaan dan pengiriman logistik
program, monitoring dan analisa kecukupan logistik program, dan melakukan stock opname
secara rutin. Semua jenis logistik program HIV didistribusikan melalui sistem desentralisasi.
Pengiriman logistik dikirim dari pusat ke provinsi, provinsi ke kabupaten/kota dan kabupaten/
kota ke layanan kesehatan berdasarkan permintaan dari jenjang dibawahnya. Jika karakteristik
jenis logistik program HIV mensyaratkan tempat penyimpanan khusus dan sarana prasarana
penyimpanan tertentu maka logistik tersebut dikirimkan langsung ke layanan Kesehatan.
Pencatatan dan pelaporan program HIV AIDS dan PIMS menggunakan Sistem Informasi HIV AIDS
(SIHA) yang dilakukan di semua jenjang mulai dari Fasyankes, kabupaten/kota, provinsi, sampai
dengan pusat. Pencatatan dan pelaporan ini digunakan untuk permintaan dan pemenuhan
kebutuhan logistik program serta digunakan untuk analisis dan pemantauan ketersediaan
logistik program di semua jenjang. Pelaporan pengelolaan logistik program dilaporkan secara
rutin setiap hari melalui sistem dengan melakukan transaksi ataupun pencatatan secara realtime
pada saat melakukan transaksi, penggunaan, penerimaan dan pendistribusian.
Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/
Daerah Pasal 1 ayat 1 mengamanatkan bahwa aset yang selanjutnya disebut Barang Milik Negara
(BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Pengelolaan aset
meliputi perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, penerimaan,
penyimpanan, pengamanan dan pemeliharaan, pemindahtanganan, pemusnahan dan
penghapusan, penatausahaan dan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
Monitoring merupakan salah satu fungsi manajemen dalam rangka pemantauan kecukupan
logistik program HIV AIDS dan PIMS. Monitoring merupakan pengamatan rutin secara terus-
menerus mengenai pengelolaan logistik dengan melakukan analisa data untuk pelaporan
sebagai bagian dalam pengambilan keputusan, menggunakan form monitoring. Proses
vi Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
monitoring, yaitu mengetahui pelaksanaan kegiatan dan dapat melakukan tindakan perbaikan,
mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan logistic, memberikan masukan untuk
pengelolaan dan pemanfaatan logistik program HIV AIDS dan PIMS, monitoring dilaksanakan
dengan menggunakan panduan yang ditetapkan, tersedianya dokumentasi pencatatan dan
pelaporan logistik program HIV AIDS dan PIMS, sistem pemantauan pengelolaan logistik
disusun, ditetapkan, dilaksanakan dan dikembangkan secara berkala dengan memperhatikan
keselarasan dengan sistem di semua jenjang dan lintas program. Monitoring dilakukan oleh
semua pihak terkait secara berjenjang dan berkala melalui analisis laporan rutin yang berkaitan
dengan pengelolaan logistik program di semua jenjang, pertemuan atau workshop, serta
supervisi lapangan.
Evaluasi adalah penilaian secara berkala terhadap kesesuaian proses seluruh aspek manajemen
logistik menggunakan form evaluasi. Evaluasi kegiatan logistik yaitu, Pusat melaksanakan
evaluasi kegiatan pengelolaan logistik di provinsi setiap tahun, Dinkes Provinsi melaksanakan
evaluasi kegiatan pengelolaan logistik di Kabupaten/Kota minimal 6 bulan sekali, Dinkes
Kabupaten/kota melaksanakan evaluasi kegiatan pengelolaan logistik di Fasyankes minimal
6 bulan sekali. Sedangkan, evaluasi dapat dilakukan dengan menganalisis hasil, pertemuan
evaluasi dilakukan sekali setahun, laporan evaluasi akhir tahun.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual vii
DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN............................................................................................................................................... iv
RESUME ............................................................................................................................................................ v
DAFTAR ISI......................................................................................................................................................... ix
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................................................................ 1
C. Tolok Ukur Kinerja Pengelolaan Logistik................................................................................... 2
D. Ruang Lingkup...................................................................................................................................... 2
E. Landasan Hukum.................................................................................................................................. 3
BAB II
PENGELOLAAN LOGISTIK PROGRAM HIV AIDS DAN PIMS........................................................... 5
A. Jenis-Jenis Logistik Program HIV AIDS dan PIMS................................................................... 5
1. Logistik obat HIV AIDS dan IMS.............................................................................................. 5
2. Logistik Non Obat HIV AIDS dan IMS.................................................................................... 6
B. Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan PIMS............................................................... 7
BAB III
PERENCANAAN............................................................................................................................................... 11
A. Pemilihan Jenis Logistik.................................................................................................................... 11
B. Persyaratan Logistik Program......................................................................................................... 11
1. Persyaratan Logistik Obat ARV dan IO IMS......................................................................... 11
2. Persyaratan Logistik Non Obat................................................................................................ 12
C. Perencanaan Kebutuhan................................................................................................................... 19
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual ix
BAB IV
PENGADAAN ................................................................................................................................................... 23
A. Pengadaan Dalam Negeri................................................................................................................. 23
B. Pengadaan Luar Negeri (Pengadaan Impor)............................................................................ 24
BAB V
PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN........................................................................................................ 29
A. Penerimaan............................................................................................................................................. 29
1. Penerimaan di Pusat................................................................................................................... 29
2. Penerimaan di Provinsi dan Kabupaten/Kota.................................................................... 29
3. Penerimaan di Fasyankes.......................................................................................................... 30
B. Kegiatan Penyimpanan dan Pemeliharaan Logistik............................................................. 31
1. Tata Ruang...................................................................................................................................... 31
2. Rak dan Pallet................................................................................................................................ 31
4. Pencahayaan Gudang................................................................................................................ 31
5. Penyusunan Stok.......................................................................................................................... 32
6. Suhu Penyimpanan Stok........................................................................................................... 32
7. Pencatatan Stok............................................................................................................................ 32
8. Monitoring Suhu.......................................................................................................................... 32
9. Monitoring Kelembapan........................................................................................................... 32
10. Pengendalian Hama dan Binatang Pengganggu............................................................. 32
11. Prosedur Keamanan dan Keselamatan................................................................................ 32
BAB VI
PERSEDIAAN DAN DISTRIBUSI.................................................................................................................. 33
A. Pengelolaan Persediaan.................................................................................................................... 33
1. Monitoring dan Analisa Kecukupan Logistik Program................................................... 33
2. Dasar Perhitungan Logistik...................................................................................................... 34
3. Pemberian ARV untuk Beberapa Bulan (Multi-Month Dispensing)............................. 35
4. Penanganan Stok Berlebih atau Kurang.............................................................................. 35
5. Kegiatan Stock Opname............................................................................................................. 36
6. Penggunaan Logistik.................................................................................................................. 36
B. Distribusi.................................................................................................................................................. 37
1. Proses permintaan logistik program HIV AIDS dan PIMS.............................................. 37
2. Kegiatan Pemenuhan Permintaan Reguler........................................................................ 37
x Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
C. Kegiatan Pemrosesan Permintaan Khusus (CITO).................................................................. 38
D. Kegiatan Pengiriman Khusus (Push DO)..................................................................................... 38
BAB VII
PENCATATAN DAN PELAPORAN............................................................................................................... 39
BAB VIII
PENGELOLAAN ASET PROGRAM............................................................................................................. 41
A. Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran.......................................................................... 41
B. Pengadaan Aset Program................................................................................................................. 41
C. Penggunaan........................................................................................................................................... 42
D. Penerimaan Aset Program................................................................................................................ 43
E. Penyimpanan......................................................................................................................................... 43
F. Pengamanan dan Pemeliharaan.................................................................................................... 43
G. Pemindahtanganan............................................................................................................................. 45
H. Pemusnahan dan Penghapusan.................................................................................................... 46
I. Penatausahaan Aset Program......................................................................................................... 46
BAB IX
MONITORING DAN EVALUASI................................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................... 53
LAMPIRAN ................................................................................................................................................... 55
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual xi
DAFTAR TABEL
xii Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
DAFTAR LAMPIRAN
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
KDT Kombinasi Dosis Tetap
KAK Kerangka Acuan Kerja
Kemenkes Kementerian Kesehatan
KIE Komunikasi Informasi Edukasi
LBADB Laporan Bulanan Alat Dan Bahan
LBPHA Laporan Bulanan Perawatan HIV AIDS
LKB Layanan Komprehensif Berkesinambungan
LRN Laboratorium Rujukan Nasional
MPHL-BJS Memo Pencatatan Hibah Langsung - Bentuk Barang/ Jasa/ Surat Berharga
ODHIV Orang Dengan HIV AIDS
OBLIK Obat Publik
PCR Polymerase Chain Reaction
PDP Perawatan Dukungan dan Pengobatan
PIMS Penyakit Infeksi Menular Seksual
PME Pemantapan Mutu Eksternal
PMI Pemantapan Mutu Internal
PMS Penyakit Menular Seksual
PMTCT Prevention Mother To Child Transmission
PPIA Pencegahan Penularan Ibu ke Anak
PPK Pejabat Pembuat Komitmen
PPM Pool Procurement Mechanism
PP dan PL Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
P2PML Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
P3 Profilaksis Paska Pajanan
RDT Rapid Diagnostic Test
RKO Rencana Kebutuhan Obat
RPR Rapid Plasma Reagen
SAS Special Access Scheme
SDGs Sustainable Development Goals
SDM Sumber Daya Manusia
SBBK Surat Bukti Barang Keluar
SKB Surat Keluar Barang
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual xv
SOP Standar Operasional Prosedur
SPB Surat Penerimaan Barang
SPM Standar Pelayanan Minimal
SUFA Strategic Use for ARV
TP Treponema Pallidum
TPHA Treponema Pallidum Haemagglutination Assay
TP-PA Treponema Pallidum Particle Agglutination Assay
ULP Unit Layanan Pengadaan
UPK Unit Pelayanan Kesehatan
QC Quality Control (Pemantapan Mutu)
VCT Voluntary Counseling Test
VL Viral Load
VDRL Venereal Disease Research Laboratory
WHO World Health Organization (Badan Kesehatan Dunia)
xvi Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program pengendalian HIV AIDS di Indonesia mempunyai tujuan Three Zero, yaitu tidak
ada infeksi HIV baru, tidak ada kematian terkait AIDS, dan tidak ada diskriminasi terhadap
orang dengan HIV AIDS (ODHIV) pada tahun 2030. Selain itu, program pengendalian HIV
AIDS bertujuan mencapai triple 95s (95% dari ODHIV mengetahui status mereka, 95% dari
ODHIV dalam pengobatan ARV, dan 95% dari ODHIV virusnya tersupresi) pada tahun 2030.
Pada tahun 2019 diperkirakan terdapat 543,100 ODHIV di Indonesia, dimana per Desember
2020 jumlah ODHIV yang mengetahui statusnya adalah 419.551 orang dan ODHIV dalam
pengobatan ART baru mencapai 142.906 orang (26%).
Untuk mencapai target pengendalian HIV AIDS, manajemen pengelolaan logistik program
HIV AIDS harus dikuatkan untuk menjamin ketersediaan logistik program yang dibutuhkan
untuk diagnosis, pengobatan, dan pemantauan terapi HIV AIDS dan PIMS. Pengelolaan
logistik yang baik akan menjamin ketersediaan logistik, menghilangkan keterlambatan
pasokan, menghilangkan atau mengurangi kekurangan stok, kelebihan stok, dan logistik
program yang kedaluwarsa. Oleh karena itu, petunjuk ini disusun sebagai panduan
dasar pengelolaan logistik program HIV AIDS dan PIMS untuk masing-masing pemangku
kepentingan mulai dari proses perencanaan sampai monitoring dan evaluasi untuk
mencapai tujuan pengelolaan logistik program HIV AIDS dan PIMS.
B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan petunjuk teknis pengelolaan logistik program HIV AIDS dan PIMS
adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Mendukung ketersediaan logistik program HIV AIDS dan PIMS dalam jumlah, tempat,
waktu, harga, spesifikasi, dan mutu yang tepat, serta didukung dengan pencatatan
dan pelaporan yang tepat waktu dan akurat.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan panduan pelaksanaan pengelolaan logistik program HIV AIDS dan
PIMS bagi pengelola program dan pengelola farmasi baik di pusat, provinsi,
kabupaten/kota, dan fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes).
b. Memberikan informasi mengenai spesifikasi logistik program yang
direkomendasikan.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 1
BAB I
2 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Pendahuluan
E. Landasan Hukum
Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan petunjuk teknis logistik program
pengendalian HIV AIDS dan PIMS ini adalah:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharan Negara.
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pengelolaan BMN/D.
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2021 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1190 Tahun 2004 tentang Pemberian Gratis
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan Obat Anti Retro Viral (ARV) untuk HIV/AIDS.
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 375/MENKES/SK/V/2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005–2025.
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/90/2019 tentang Pedoman
Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana HIV.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2014 tentang
Pemasukan Alat Kesehatan Melalui Mekanisme Jalur Khusus (Special Access Scheme).
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 79 tahun 2015 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian
Kesehatan.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020 – 2024.
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
17. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan
BMN.
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme
Pengelolaan Hibah.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 3
BAB I
4 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
BAB II
PENGELOLAAN LOGISTIK
PROGRAM HIV AIDS DAN PIMS
Jenis logistik obat yang di kelola oleh program HIV AIDS dan PIMS saat ini:
a. Obat ARV
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 5
BAB II
Tabel 2. Nama Sediaan Obat PIMS, Infeksi Opportunistik dan Terapi Pencegahan
No Nama Sediaan Obat Satuan
1 Amphotericyn B 50mg Vial
2 Benzatine Penicilin 2,4 juta IU Vial
3 Cotrimoxazole 960mg Kaplet
4 Fluconazole 150mg Kapsul
5 Kombipak (Azithromycin 1000mg + Cefixime 400mg) Paket
6 Micafungin 50mg Vial
7 Pyrimethamine 25mg Tablet
8 INH 300mg Tablet
9 Vitamin B6 25mg Tablet
10 Isoniazid (300mg) + Rifapentine (300mg) Tablet (FDC)
Catatan:
*Dapat bertambah jika ada penambahan obat program
**Sumber pengadaan dapat berasal dari APBN, APBD atau dana hibah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di tahun pengadaan dilakukan.
6 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan PIMS
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 7
BAB II
8 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan PIMS
7 Penggunaan
Fasyankes Pengelola Program HIV Setiap Bulan SIHA dan kartu stok manual atau
AIDS dan Pengelola elektronik
Farmasi Fasyankes
8 Monitoring dan Evaluasi
Kabupaten ke Fasyankes Program HIV AIDS dan Monitoring: • Daftar tilik supervisi
Instalasi/ seksi Farmasi Triwulan • Laporan supervisi
Evaluasi: • Laporan analisa kinerja pelaporan
Semester
• Kecukupan stok fasyankes
• Form pendukung lainnya
Provinsi ke Kabupaten/ Program HIV AIDS dan Monitoring: • Daftar tilik supervisi
Kota Instalasi/ seksi Farmasi Triwulan • Laporan supervisi
Evaluasi: • Laporan analisa kinerja pelaporan
Semester
• Kecukupan stok kabupaten/kota
• Form pendukung lainnya
Pusat ke Provinsi Tim Kerja HIV AIDS Monitoring: • Daftar tilik supervisi
dan PIMS dan Sub- Triwulan • Laporan supervisi
Direktorat Perencanaan Evaluasi: • Laporan analisa kinerja pelaporan
dan Penilaian Semester
• Kecukupan stok pelaporan
Ketersediaan
provinsi
• Form pendukung lainnya
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 9
BAB II
10 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
BAB III
PERENCANAAN
Kegiatan perencanaan terdiri dari proses pemilihan logistik, persyaratan logistik dan
perencanaan kebutuhan.
Dalam pelaksanaan pemilihan jenis logistik ini melalui tahapan sebagai berikut:
1. Identifikasi jenis logistik HIV AIDS dan PIMS untuk dibuat dalam satu daftar yang akan
di pilih oleh program.
2. Pemilihan jenis logistik program HIV AIDS dan PIMS ditentukan oleh Kemenkes dengan
mempertimbangkan kebutuhan program sesuai peraturan yang berlaku, pedoman
teknis program, pendapat panel ahli dan rekomendasi WHO.
3. Daftar jenis logistik disosialisasikan ke pengguna dan pihak terkait.
4. Dinkes Kabupaten/kota dan Provinsi mengacu pada daftar logistik program HIV AIDS
dan PIMS yang disampaikan dari Kementerian Kesehatan.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 11
BAB III
1) Rapid 1 HIV
a) Telah teregistrasi dan mempunyai izin edar dari Kementerian Kesehatan
RI.
b) Hasil akurasi berdasarkan evaluasi Laboratorium Rujukan yang
ditentukan yaitu sensitivitas ≥ 99%.
c) Mudah dikerjakan, hasil mudah dibaca dan cepat, kurang dari 30 menit.
d) Dapat mengidentifikasi antibodi HIV 1 dan HIV 2.
e) Bisa digunakan untuk tiga (3) jenis bahan pemeriksaan yaitu darah
lengkap (whole blood), serum dan plasma sesuai dengan petunjuk dari
reagensia yang dipakai.
f ) Tersedia petunjuk penggunaan dalam Bahasa Indonesia disertai ilustrasi
bergambar.
g) Setiap tes dikemas individual.
h) Tersedia dropper per tes untuk sampel pemeriksaan.
i) Rentang minimal stabilitas reagen pada suhu 2-30°C.
j) Kedaluwarsa minimal 18 bulan pada saat barang diterima panitia.
k) Suhu reagen dipastikan dalam rentang stabilitas reagen yang ditentukan
oleh pabrikan, sejak pengiriman dari pabrik hingga diterima di tempat
tujuan pengiriman, di buktikan dengan data logger.
2) Rapid 2 HIV
a) Telah teregistrasi dan mempunyai izin edar dari Kementerian Kesehatan
RI.
b) Hasil akurasi berdasarkan evaluasi Laboratorium Rujukan yang
ditentukan yaitu Spesifisitas ≥ 98%.
c) Mudah dikerjakan, hasil mudah dibaca dan cepat, kurang dari 30 menit.
d) Dapat mengidentifikasi antibodi HIV 1 dan HIV 2.
e) Bisa digunakan untuk tiga (3) jenis bahan pemeriksaan yaitu darah
lengkap (whole blood), serum dan plasma sesuai dengan petunjuk dari
reagensia yang dipakai.
12 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Perencanaan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 13
BAB III
14 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Perencanaan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 15
BAB III
16 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Perencanaan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 17
BAB III
i. Sifilis RDT
1) Rapid diagnostik tes sifilis merupakan tes yang mendeteksi antibodi yang
bersfiat spesifik terhadap treponema.
2) Telah teregistrasi dan mempunyai izin edar dari Kementerian Kesehatan RI.
3) Sensitivitas ≥ 85%, spesifisitas ≥ 93%.
4) Bahan pemeriksaan dapat berupa darah lengkap (whole blood), serum dan
plasma sesuai dengan petunjuk dari reagensia yang dipakai harus dalam
bahasa Indonesia disertai ilustrasi bergambar.
5) Pembacaan hasil kurang dari 30 menit.
6) Rentang minimal stabilitas reagen 2-30°C.
7) Setiap tes dikemas individual.
8) Tersedia dropper per tes untuk sampel pemeriksaan.
9) Kedaluwarsa minimal 18 bulan pada saat barang diterima panitia.
10) Suhu reagen dipastikan dalam rentang stabilitas reagen yang ditentukan
oleh pabrikan, sejak pengiriman dari pabrik hingga diterima di tempat
tujuan pengiriman, di buktikan dengan data logger.
j. Paket DBS
1) Telah teregistrasi dan mempunyai izin edar dari Kementerian Kesehatan RI.
2) Sampel yang digunakan berupa darah (whole blood) dengan antikoagulan
EDTA atau tetes darah kering.
3) Paket terdiri dari:
• 1 rak pengering kertas.
• Lembar instruksi dalam bahasa Indonesia.
4) Kit DBS yang berisi:
• 1 (satu) alkohol swab 70%.
• Kasa swab 8 ply ukuran 50mm x 50mm.
• Blade lancet 2 mm sekali pakai.
• Dried blood spot collection card (protein saver card) nomor 903 dengan
minimal 3 sachet silica gel dan 1 indikator kelembaban.
• Sepasang sarung tangan latex bebas bedak (examination gloves) ukuran
medium.
5) Rentang minimal stabilitas paket 2-30°C.
6) Kemasan maksimal 20 tes per pak.
7) Kedaluwarsa minimal 18 bulan pada saat barang diterima panitia.
18 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Perencanaan
C. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan kebutuhan ditetapkan dengan memperhatikan beberapa aspek seperti
target nasional, indikator capaian program, serta masukan dari berbagai lintas sektor/
program terkait HIV AIDS dan PIMS. Penetapan kebutuhan adalah hasil kesepakatan semua
pihak terkait mengacu kepada pedoman yang berlaku. Angka kebutuhan mencerminkan
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 19
BAB III
Perencanaan kebutuhan terdiri dari proses forecasting, supply planning, usulan kebutuhan
dan rencana permintaan, dan alokasi pemenuhan permintaan.
1. Forecasting
Forecasting adalah kegiatan untuk memperkirakan kebutuhan dengan menggunakan
metode tertentu. Tahapan forecasting terdiri dari:
a. Pembaharuan Riwayat Data
Pengumpulan data program dan pengobatan di layanan kesehatan dalam
periode 6 atau 12 bulan terakhir sebagai riwayat data konsumsi. Sumber data
riwayat ini didapat melalui Sistem Informasi HIV AIDS (SIHA). Data program dan
pengobatan terdiri dari jumlah orang yang ditest HIV, jumlah yang dites sifilis,
jumlah ODHIV on ART, jumlah ODHIV di test VL.
b. Pembuatan Konsensus Baseline Data
Melakukan forecasting dengan menggunakan formula yang ada dalam excel
dengan tool ARVFAST dan NonARVFAST.
20 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Perencanaan
2. Supply Planning
Supply Planning adalah kegiatan perencanaan logistik. Tahapan supply planning dimulai
dari penentuan kebijakan inventory level di masing-masing jenjang pemerintahan dan
proses pembaharuan stok.
a. Penentuan kebijakan inventory level di setiap jenjang pemerintahan
Penentuan kebijakan inventory dilakukan untuk menjamin ketersediaan suplai
dan tersedianya stok minimum di setiap jenjang dengan mempertimbangkan
lead time pemenuhan order dari masing-masing jenjang pemerintahan. Proses
yang dilakukan adalah menentukan minimum dan maximum inventory level dan
menentukan titik pemesanan kembali (re-order point). Besarnya minimum dan
maximum inventory level akan mempengaruhi jumlah stok yang akan dipasok,
besarnya pengadaan, frekuensi pengiriman dari pusat ke provinsi dan dari
provinsi ke kabupaten/kota.
b. Proses pembaharuan stok logistik
Melakukan pembaharuan data total stok (jumlah dan tanggal kedaluwarsanya)
yang tersedia di gudang provinsi dan gudang kabupaten/kota yang terdiri dari
stock on hand dan stock in transit termasuk estimasi stok yang akan kedaluwarsa.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 21
BAB III
22 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
BAB IV
PENGADAAN
Pengadaan logistik program merupakan proses untuk penyediaan logistik yang dibutuhkan
pada institusi maupun fasyankes. Pengadaan logistik program bisa berasal dari APBN, APBD
Provinsi, APBD Kabupaten/kota, Fasyankes dan Bantuan Luar Negeri. Pengadaan yang baik
harus dapat memastikan logistik yang diadakan sesuai dengan jenis, spesifikasi, jumlah, waktu
yang tepat, biaya, dan lokasi yang dituju mengacu pada peraturan yang berlaku.
Alur Pengadaan Barang dan Jasa dalam negeri, mengikuti tahapan di bawah ini:
1. User mengajukan dokumen Rencana Umum Pengadaan (RUP)
a. User mengajukan surat kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) untuk
melaksanakan pengadaan dengan lampiran daftar logistik dan kerangka acuan.
b. KPA memberikan perintah kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk
melaksanakan pengadaan sesuai dengan surat user.
c. PPK meminta kepada Pejabat Pengadaan atau Pokja Pengadaan / Unit Kerja
Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) untuk melakukan pemilihan penyedia barang
atau jasa dengan melampirkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan spesifikasi teknis
yang sudah ditandatangani.
d. Pejabat Pengadaan atau Pokja Pengadaan / Unit Kerja Pengadaan Barang dan
Jasa (UKPBJ) melakukan proses pemilihan penyedia.
e. Setelah mendapatkan penyedia, PPK melakukan kontrak dengan penyedia.
f. Penerimaan barang atau jasa dilakukan oleh PPK dan tim penerima.
g. PPK membuat BAST dengan penyedia.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 23
BAB IV
24 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Pengadaan
• Dari Kemenkes
1. Surat permohonan rekomendasi ijin SAS dari Dirjen P2P ke Dirjen Farmalkes.
2. Surat pernyataan bahwa produk akan dilabel dengan tulisan nomor SAS, produk
untuk program pemerintah, kualitas produk dan tidak diperjualbelikan.
3. Surat permohonan kuasa import (untuk produk yang telah memiliki ijin edar dari
penyedia yang sama).
Proses pembebasan logistik yang sudah tiba di dalam negeri memerlukan surat bebas
pajak dari Direktorat Jenderal Bea Cukai.
Alur Pengadaan Impor
10.Distribusi Ke Dinas
Kesehatan Provinsi/
Fasyankes
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 25
BAB IV
26 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Pengadaan
di gudang, maka tim HIV akan melakukan pemeriksaan, membuat berita acara dan
menginformasikan kepada procurement agent bahwa barang sudah diterima dan
menyampaikan kesesuaian atau ketidaksesuaian.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 27
28 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
BAB V
PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN
A. Penerimaan
Kegiatan penerimaan logisik di mulai dari pusat, provinsi/kabupaten/kota dan fasyankes
untuk pengadaan yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri.
1. Penerimaan di Pusat
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan barang di pusat adalah sebagai
berikut:
a. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) harus memeriksa logistik yang diterima sesuai
dengan dokumen/persyaratan administrasi dan spesifikasi yang tercantum
dalam kontrak. Sebelum melakukan penerimaan logistik, panitia penerima harus
memastikan ketersediaan ruangan yang memadai untuk menyimpan logistik.
b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) harus melibatkan pengguna dalam proses
penerimaan logistik.
c. Kelengkapan dokumen:
1) Untuk Dana APBN melalui Dit. Oblik dan Perbekkes
Penerimaan obat dari Direktorat Oblik dan Perbekkes dengan melampirkan
dokumen Surat Penerimaan Barang (SPB) dan BAST.
2) Untuk Dana APBN dan Hibah melalui Dit. P2PML
Penerimaan non obat diperiksa oleh PPK dibantu oleh panitia penerima
pengadaan barang dan jasa dengan melampirkan dokumen Surat
Penerimaan Barang (SPB) dan Surat Jalan.
3) Untuk Dana hibah
Penerimaan dilakukan oleh Subdit HIV AIDS dan dibuatkan Berita Acara.
d. Bila terjadi ketidaksesuaian spesifikasi dan jumlah yang ada dalam dokumen
kontrak, panitia penerima berhak menolak logistik tersebut dan tidak
menandatangani dokumen serah terima. Kemudian dibuatkan berita acara
ketidaksesuaian dan ditanda tangani oleh pihak penyedia dan penerima.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 29
BAB V
3. Penerimaan di Fasyankes
Penerimaan logistik program di fasyankes terdiri dari 2 proses yaitu proses penerimaan
dan pemeriksaan :
a. Memeriksa kesesuaian dokumen penerimaan dibandingkan dengan fisik logistik
program yang diterima (nama merk dan jumlah obat yang diterima di fasyankes).
b. Memeriksa kondisi fisik dari barang yang diterima.
c. Jika ditemukan kondisi barang yang tidak sesuai standar maupun tidak sesuai
dokumen, maka berikan catatan keterangan pada bukti tanda terima dan atau
menolak barang tersebut. Bukti tanda terima yang sudah ditanda tangani dan
barang diserahkan kepada ekspedisi kemudian dilanjutkan dengan membuat
Berita Acara Ketidaksesuaian Penerimaan untuk dilaporkan ke penanggung
jawab farmasi.
d. Jika dalam proses penerimaan sesuai dengan standar maupun sesuai dengan
dokumen, maka diberi catatan keterangan ”baik” pada bukti tanda terima.
Bukti tanda terima ditanda tangani dan diserahkan kepada ekspedisi kemudian
dilanjutkan dengan menyerahkan logistik program kepada penanggung jawab
farmasi untuk dilakukan proses pemeriksaan.
e. Memeriksa masa kedaluwarsa masing-masing barang.
f. Memisahkan logistik yang mempunyai merk sama tetapi mempunyai masa
kedaluwarsa yang berbeda.
g. Setelah menyelesaikan pemeriksaan, penanggung jawab farmasi memindahkan
logistik yang telah diperiksa ke lokasi penyimpanan.
30 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Penerimaan dan Penyimpanan
3. Pencegahan Kebakaran
Perlu dihindari adanya penumpukan bahan-bahan yang mudah terbakar seperti dus,
karton dan lain-lain. Alat pemadam kebakaran harus dipasang pada tempat yang
mudah dijangkau dan dalam jumlah yang cukup.
4. Pencahayaan Gudang
Pencahayaan dapat diperoleh dengan menggunakan lampu. Hendaknya digunakan
penataan cahaya secara umum (General lighting).
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 31
BAB V
5. Penyusunan Stok
a. Menggunakan prinsip FEFO (First Expired First Out) dalam penyusunan logistik
program yaitu logistik program yang masa kedaluwarsanya lebih awal atau FIFO
(First In First Out) yang diterima lebih awal harus dikeluarkan lebih awal.
b. Menyusun stok berdasarkan kelompok (misal: kelompok berdasarkan sumber
dana, kedaluwarsa, jenis obat dan abjad)..
c. Mencantumkan nama dan tanggal kedaluwarsa pada setiap logistik program di
kartu stok manual atau elektronik dan pelabelan rak/palet.
7. Pencatatan Stok
a. Setiap bulan harus dilakukan rekonsiliasi pencatatan, mutasi barang atau obat
dan stock opname baik fisik maupun non fisik dilakukan minimal setiap 1 bulan
sekali (layanan) dan minimal 6 bulan sekali (kabupaten/kota/provinsi/pusat).
b. Kartu stok manual atau elektronik digunakan untuk mencatat mutasi logistik
program (penerimaan, pengeluaran, sumber dana, satuan, rusak atau tanggal
kedaluwarsa).
c. Data pada kartu stok manual atau elektronik digunakan untuk menyusun
perencanaan, pengadaan, distribusi, laporan dan sebagai pembanding terhadap
keadaan fisik logistik pada saat melakukan stock opname.
8. Monitoring Suhu
Suhu ruangan dimonitor minimal 2 kali dalam sehari. Hasil monitoring dicatat di form
monitoring suhu yang diletakkan di tempat yang mudah dijangkau. Suhu ruangan
disesuaikan dengan syarat suhu penyimpanan masing-masing logistik.
9. Monitoring Kelembapan
Kelembapan ruangan dimonitor minimal 2 kali dalam sehari. Hasil monitoring dicatat
di kartu monitoring kelembapan yang diletakkan di tempat yang mudah dijangkau.
32 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
BAB VI
PERSEDIAAN DAN DISTRIBUSI
A. Pengelolaan Persediaan
Kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan persediaan logistik mengikuti tata cara
sebagai berikut:
1. Monitoring dan Analisa Kecukupan Logistik Program
Dalam pengelolaan persediaan perlu memperhatikan kecukupan persediaan logistik,
yakni sebagai berikut:
Tabel 5. Tingkat Kecukupan Persediaan Logistik di Instalasi Farmasi Pusat/ Provinsi/ Kabkota di
Akhir Bulan
No Tingkat kecukupan persediaan logistik Status
1 Lebih dari 6 bulan kecukupan stok Overstock
2 Lebih dari 3 bulan s/d 6 bulan kecukupan stok Cukup
3 Lebih dari 0 bulan s/d 3 bulan kecukupan stok Kurang
4 0 bulan Stock out
Tabel 6. Tingkat Kecukupan Persediaan Logistik di Instalasi Farmasi Fasyankes di Akhir Bulan
No Tingkat kecukupan persediaan logistik Status
1 Lebih dari 4 bulan kecukupan stok Overstock
2 Lebih dari 2 bulan s/d 4 bulan kecukupan stok Cukup
3 Lebih dari 0 bulan s/d 2 bulan kecukupan stok Kurang
4 0 bulan Stock out
*Stock out terjadi apabila layanan tidak mampu memberikan obat dalam
jenis tertentu atau penggantinya.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 33
BAB VI
Jumlah logistik dibutuhkan = total kebutuhan 12 Bulan + estimasi buffer stock yang
diharapkan di akhir tahun periode perencanaan – (Stock on hand + Stock in transit).
Dimana:
a. Stock on hand yang dimaksud disini adalah stok yang ada di level kabupaten/
kota, provinsi, dan pusat serta bisa digunakan dalam periode tahun perencanaan.
b. Stock in transit yang dimaksud disini adalah stok yang sudah diorder tetapi masih
dalam perjalanan.
c. Estimasi minimum buffer stock yang diharapkan di akhir tahun periode
perencanaan adalah sebagai berikut: layanan 2 bulan, kabupaten 3 bulan,
provinsi 3 bulan, dan pusat 3 bulan. Penetapan estimasi buffer stock bisa dilakukan
penyesuaian jika terjadi keterlambatan pengadaan atau keterbatasan anggaran.
Contoh:
a. Perhitungan ARV
Total kebutuhan ARV untuk jenis 3TC(150) di Provinsi A selama setahun untuk
100 pasien adalah sebanyak 1.200 botol dengan memperhitungkan buffer stok
minimum untuk kebutuhan 3 bulan (100 orang x 3 bulan = 300 botol) dan stok
yang dimiliki di provinsi dan kabupaten sebanyak 300 botol tanpa adanya stok
yang dalam perjalanan. Maka jumlah logistik yang dibutuhkan adalah seperti
berikut:
Jumlah logistik dibutuhkan = 1.200 botol + 300 botol – (300 botol + 0 botol)
= 1.200 botol
34 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Persediaan dan Distribusi
kabupaten sebanyak 700 tes dengan stok yang dalam perjalanan sebanyak 1.000
tes. Maka jumlah logistik yang dibutuhkan adalah seperti berikut:
Jumlah logistik dibutuhkan = 5.500 tes + 1.375 tes – (700 tes + 1.000 tes)
= 5.175 tes
Maka jumlah Rapid 1 HIV yang dibutuhkan adalah sebanyak 5.175 tes.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh fasyankes dalam peresepan multi-
month dispensing:
a. Kriteria pasien terpenuhi.
b. Fasyankes harus merencanakan berapa jumlah pasien yang akan diberikan multi-
month dispensing. Rencana tersebut tertuang dalam permintaan obat ke provinsi
atau kabupaten/kota. SIHA akan memfasilitasi perhitungan kebutuhan multi-
month dispensing dalam modul kalkulator multi-month dispensing sebagai alat
bantu untuk perencanaan multi-month dispensing berdasarkan stok yang tersedia
dan jumlah pasien yang akan direncanakan.
c. Fasyankes memperhatikan buffer stock untuk perkiraan pasien baru, pasien yang
direncanakan atau sedang multi-month dispensing serta memastikan ketersediaan
tempat penyimpanan yang memadai.
d. Pencatatan dan pelaporan yang baik untuk pasien yang menggunakan multi-
month dispensing.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 35
BAB VI
6. Penggunaan Logistik
a. Setiap penggunaan logistik dicatat dan dilaporkan dengan pencatatan manual
atau sistem informasi yang digunakan.
b. Penggunaan logistik dicatat pada kartu stok manual atau elektronik secara rutin
setiap terjadi transaksi. Penundaan pencatatan transaksi di kartu stok manual
atau elektronik untuk logistik yang keluar/ masuk dari tempat penyimpanan akan
menyebabkan data yang tidak akurat.
36 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Persediaan dan Distribusi
B. Distribusi
Distribusi adalah proses penyaluran logistik dari pusat hingga ke layanan. Semua jenis
logistik program HIV didorong melalui sistem desentralisasi. Pengiriman logistik dikirim dari
pusat ke provinsi, provinsi ke kabupaten/kota dan kabupaten/kota ke layanan kesehatan
berdasarkan permintaan dari jenjang dibawahnya. Jika karakteristik jenis logistik program
HIV mensyaratkan tempat penyimpanan khusus dan sarana prasarana penyimpanan
tertentu maka logistik tersebut dikirimkan langsung ke layanan kesehatan. Kegiatan
pengelolaan distribusi logistik mengikuti tata cara sebagai berikut:
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 37
d. Pengelola Instalasi Farmasi/ gudang memastikan rencana pengiriman dan
melakukan monitoring pengiriman.
e. Verifikasi setiap permintaan dengan melihat data jumlah pasien.
Selain kondisi diatas, Push DO dilakukan juga untuk pemenuhan logistik program HIV AIDS
dan PIMS (obat ARV, IO, IMS, Terapi Pencegahan, reagen) sebagai starter kit pada layanan
baru PDP sesuai kebutuhan.
38 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
BAB VII
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan program HIV AIDS dan PIMS menggunakan Sistem Informasi HIV AIDS
(SIHA) yang dilakukan di semua jenjang mulai dari Fasyankes, kabupaten/kota, provinsi, sampai
dengan pusat. Pencatatan dan pelaporan ini digunakan untuk permintaan dan pemenuhan
kebutuhan logistik program serta digunakan untuk analisis dan pemantauan ketersediaan
logistik program di semua jenjang.
Pelaporan pengelolaan logistik program dilaporkan secara rutin melalui sistem dengan
melakukan pencatatan pada saat melakukan transaksi, penggunaan, penerimaan dan
pendistribusian.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 39
BAB VII
Jenjang Pemerintahan
Jenis Dokumen Tugas Fasyankes Kabupaten/ Provinsi Pusat
Kota
Rekapitulasi: Melakukan penarikan dan atau data laporan
Laporan ketersediaan stok sesuai dengan jenjangnya
√ √ √
ketersediaan stok dari SIHA
Fasyankes
Rekapitulasi: Melakukan analisis kinerja pelaporan
Laporan Ketepatan ketepatan waktu dan keakurasian data
√ √ √
Waktu dan sesuai dengan jenjangnya dari SIHA
Keakurasian
Rekapitulasi: Melakukan pelaporan stok bulanan sesuai
Laporan Stok dengan jenjangnya √ √ √
Gudang
Berita Acara stok Melakukan pelaporan stok opname sesuai
√ √ √
opname farmasi dengan periode per jenjang
Kartu Stock Barang Melakukan pencatatan penerimaan dan
√ √ √ √
pengeluaran barang
Surat Bukti Barang Membuat Surat Bukti Barang Keluar
Keluar (SBBK) untuk logistik HIV AIDS yang dikeluarkan √ √ √
(dikirimkan) dari Gudang
Berita Acara Serah Membuat Berita Acara Serah Terima (BAST)
Terima (BAST) untuk logistik HIV AIDS yang dikeluarkan √ √ √
(dikirimkan) dari Gudang
Memo Pencatatan Membuat dokumen Memo Pencatatan
Hibah Langsung Hibah Langsung (MPHL) untuk logistik HIV
√
(MPHL) AIDS yang diperoleh dari pengadaan impor
40 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
BAB VIII
PENGELOLAAN ASET PROGRAM
Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/
Daerah Pasal 1 ayat 1 mengamanatkan bahwa aset yang selanjutnya disebut Barang Milik Negara
(BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
Barang Milik Negara (BMN) dapat diserahkan kepada pihak lain yang membutuhkan BMN
tersebut melalui proses hibah. Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari Pemerintah
Pusat kepada Pemerintah Daerah, dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat, antar
Pemerintah Daerah, atau dari Pemerintah Pusat/ Pemerintah Daerah kepada Pihak Lain, tanpa
memperoleh penggantian. Proses Pemindahtanganan aset program mengacu kepada PMK
No.111/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtangan Barang Milik Negara.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 41
BAB VIII
C. Penggunaan
Penggunaan berarti kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang dalam mengelola dan
menatausahakan aset yang sesuai dengan tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan
(Pasal 1 Angka (9) PP No.27/2014). Setiap barang yang digunakan harus dilakukan penetapan
status penggunaan. Permohonan penetapan status penggunaan aset diajukan tertulis oleh
Pengguna Barang (Menteri Kesehatan) kepada Pengelola Barang (Menteri Keuangan) paling
lama 6 (enam) bulan sejak aset diperoleh.
42 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Pengelolaan Aset Program
8. Distribusi harus dilakukan pada hari dan jam kerja atau sesuai perjanjian antar kedua
belah pihak.
9. BAST dan SBBK yang telah ditanda tangani harus dikembalikan ke pusat, dan rangkapnya
di arsip di daerah masing-masing.
Adapun SOP terkait Distribusi Barang mengacu pada SOP subbag pengelolaan BMN bagian
keuangan dan BMN nomor: KN.02.4/I/3017/2017.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan dari pengadaan APBN/APBD:
1. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) harus memeriksa logistik yang diterima dengan
dokumen/ persyaratan administrasi dan spesifikasi yang telah ditentukan.
2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) harus melibatkan pengelola program dalam proses
penerimaan logistik.
3. Bila terjadi ketidaksesuaian spesifikasi yang telah ditentukan pada penerimaan
logistik, panitia penerima berhak menolak menerima logistik dan melaporkan kepada
Pimpinan mengenai temuan tersebut. Selanjutnya membuat surat penolakan yang
ditujukan kepada pemenang tender dan panitia pengadaan barang/jasa.
4. Untuk barang yang didistribusikan ke luar harus disertakan dengan Berita Acara Serah
Terima Barang (BAST).
E. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara yang mencakup aspek
tempat (Instalasi Farmasi/gudang), barang dan administrasinya. Dengan dilaksanakannya
penyimpanan yang baik dan benar, maka akan terpelihara mutu/kualitas barang,
menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab dan menjaga kelangsungan.
Aset harus di simpan dan dipelihara dengan baik.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 43
BAB VIII
1. Pengamanan Administrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk
untuk menatausahakan dalam rangka mengamankan BMN Kementerian dari segi
administratif.
2. Pengamanan Fisik adalah kegiatan yang dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk
untuk mengamankan BMN Kementerian yang ditujukan untuk mencegah terjadinya
penurunan fungsi barang, penurunan jumlah barang, dan hilangnya barang.
3. Pengamanan Hukum adalah kegiatan untuk mengamankan BMN Kementerian
dengan cara melengkapi bukti status kepemilikan BMN. Pengelola Barang, Pengguna
Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib melakukan pengamanan Barang Milik
Negara/Daerah yang berada dalam penguasaannya.
b. Pengamanan Administrasi
Menghimpun, mencatat, menyimpan, dan menatausahakan secara tertib dan teratur
atas dokumen sebagai berikut:
1. Barang Bersumber APBN/ APBD
a. Surat Perintah Kerja (SPK).
b. Berita Acara Pemeriksaan dan Penerimaan Barang dengan lampirannya.
c. Berita Acara Serah Terima (BAST).
d. Dicatat dalam aplikasi BMN.
e. Surat Perintah Mengeluarkan Barang (SPMB).
f. SBBK dengan lampirannya.
g. Berita Acara Serah Terima (BAST) ke daerah.
44 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Pengelolaan Aset Program
c. Pengamanan Hukum
1. Audit dilakukan secara berkala baik internal maupun eksternal.
2. Melakukan pemrosesan tuntutan ganti rugi berdasarkan hasil investigasi audit.
G. Pemindahtanganan
Pemindahtanganan aset adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara/Daerah.
Bentuk Pemindahtanganan aset meliputi (PMK No.111/PMK.06/2016 pasal 3):
1. Penjualan
2. Tukar menukar
3. Hibah
4. Penyertaan Modal Pemerintah Pusat
Dalam pengelolaan aset yang sejak awal perencanaan dan pengadaan diperuntukan
untuk diserahkan kepada pemerintah daerah, LSM/LS, dan pihak lainnya, maka mekanisme
pemindahtanganan aset yang dilakukan adalah dengan cara hibah.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 45
BAB VIII
3. Penghapusan BMN dari Daftar Barang Pengguna dan atau Daftar Barang Kuasa
Pengguna dilakukan dalam hal BMN sudah tidak berada dalam penguasaan Pengguna
Barang dan atau Kuasa Pengguna Barang disebabkan karena:
a. Penyerahan kepada Pengelola Barang.
b. Pengalihan status penggunaan BMN kepada Pengguna Barang lain.
c. Pemindahtanganan.
d. Adanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan
sudah tidak ada upaya hukum lainnya.
e. Menjalankan ketentuan peraturan perundang-undangan.
f. Pemusnahan sebab-sebab lain.
46 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Pengelolaan Aset Program
Batasan nilai kapitalisasi atas pembelian aset tetap (peralatan dan mesin atau renovasi
peralatan dan mesin) sama dengan atau lebih dari Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).
Batasan nilai kapitalisasi atas pembelian aset tetap (gedung dan bangunan atau
renovasi gedung dan bangunan) sama dengan atau lebih dari Rp.25.000.000,- (dua
puluh lima juta rupiah) sesuai PMK nomor 181/PMK.06/2016.
Kelengkapan dokumen untuk proses pembukuan penerimaan aset pada aplikasi SIMAK
BMN (Sistem informasi Manajemen dan Akuntasi Barang Milik Negara) dan Persediaan:
a. Kontrak Pembelian Aset dan Persediaan.
b. BAST (Berita Acara Serah Terima).
c. Dokumen lainnya yang sah sesuai ketentuan.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 47
BAB VIII
Pengkodefikasian barang mulai tahun 2019 dan seterusnya harus mengikuti peraturan
yang ada sebagai berikut (saat ini sesuai PMK 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan
dan Kodefikasi BMN):
Kode Lokasi sesuai aturan pemerintah di atas terdiri 18 (delapan belas) angka/digit
dengan susunan sebagai berikut:
a. Tiga angka/digit pertama : menunjukkan kode Pengguna Barang.
b. Dua angka/digit kedua: menunjukkan kode Eselon I.
c. Empat angka/digit ketiga: menunjukkan kode Wilayah.
d. Enam angka/digit keempat: menunjukkan kode Kuasa Pengguna Barang.
e. Tiga angka/digit kelima: menunjukkan kode Pembantu Kuasa Pengguna Barang.
f. Dapat dilihat pada contoh dibawah ini:
Kode PB
Kode PPBEI
Kode PPBW
Kode KPB
Kode PKPB
Jenis Kewenangan
015 10 0199 411792 000 KP 2009 Tahun Perolehan
3 10 01 02 003 000034
Nomor Urut Pendaftaran
Sub-sub Kelompok
Sub Kelompok
Kelompok
Bidang
Golongan
Kode barang baru masih terdiri dari 10 (sepuluh) angka/digit yang terbagi dalam lima
kelompok kode dengan susunan sebagai berikut sesuai aturan pemerintah di atas,
yaitu:
1. Satu angka/digit pertama: menunjukkan kode Golongan Barang.
2. Dua angka/digit kedua: menunjukkan kode Bidang Barang.
48 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Pengelolaan Aset Program
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 49
50 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
BAB IX
MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan evaluasi dalam pengelolaan logistik berfungsi untuk pemantauan kecukupan
logistik program HIV AIDS dan PIMS. Adapun tujuan dilakukannya monitoring dan evaluasi
logistik adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pelaksanaan kegiatan dan dapat melakukan tindakan perbaikan.
2. Mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan logistik.
3. Memberikan masukan untuk pengelolaan dan pemanfaatan logistik program HIV AIDS dan
PIMS.
4. Monitoring dilaksanakan dengan menggunakan panduan yang ditetapkan.
5. Tersedianya dokumentasi pencatatan dan pelaporan logistik program HIV AIDS dan PIMS.
6. Sistem monitoring pengelolaan logistik disusun, ditetapkan, dilaksanakan dan
dikembangkan secara berkala dengan memperhatikan keselarasan dengan sistem di
semua jenjang dan lintas program.
Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh semua pihak secara berjenjang oleh:
1. Pusat untuk melihat pengelolaan logistik di provinsi dengan menggunakan data awal dari
sistem SIHA.
2. Dinkes Provinsi untuk melihat pengelolaan logistik di Kabupaten/Kota minimal 6 bulan
sekali.
3. Dinkes Kabupaten/kota untuk melihat pengelolaan logistik di Fasyankes minimal 3 bulan
sekali.
Kegiatan monitoring dan evaluasi dapat dilakukan melalui:
1. Analisis laporan rutin yang berkaitan dengan pengelolaan logistik program di semua
jenjang.
2. Pertemuan atau workshop (baik daring maupun luring).
3. Supervisi ke lapangan dengan menggunakan form monitoring dan evaluasi terlampir.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 51
52 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
DAFTAR PUSTAKA
1. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Depkes RI. Pedoman Pengelolaan
Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, 2005
2. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Materi
Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota, 2010
3. Ditjen P2P. Panduan Pengelolaan Aset Program Dana Hibah the Global Fund for AIDS, TB
dan Malaria, 2019
4. Kemenkes RI. Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di
Indonesia Tahun 2020 – 2024, 2020
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK/.06/2016 tentang Penatahusahaan Barang
Milik Negara
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75 Tahun 2017 Terkait Penilaian Kembali Barang Milik
Negara/Daerah
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/90/2019 tentang Pedoman
Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana HIV
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar
Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
11. Surat Edaran Dirjen P2PML Nomor : KN.02.04/3014/2017 tentang SOP Penerimaan Barang
Milik Negara di lingkungan P2PML
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020 – 2024
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 53
54 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
LAMPIRAN
Contoh Form
Lampiran 1. Berita Acara Stock Opname
Pada hari ini ____ tanggal ___ bulan ___ tahun ____ . Kami telah melakukan Stock Opname
obat ARV bersumber ___ berdasarkan Nota Dinas TU P2PML tentang permohonan Stock
Opname Semester 1 (Per ___), Nomor : ____ tanggal ____ dengan rincian sebagai berikut:
Demikan Berita Acara ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan seperlunya.
Adapun lampiran terkait Berita Acara Stock Opname ini sebagaimana terlampir.
( ……………………… ) ________________
NIP.
_________________ _______________
NIP.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 55
Lampiran 2. Kartu Stok Manual atau Elektronik
KARTU STOK
Nomor Banyaknya
Tanggal Sisa Paraf
S.B.B.M/B.A S.B.B.K Masuk Keluar
56 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Lampiran 3. Surat Permintaan ARV
______, dd/mmmm/yyyy
Kepada
Nomor : Yth. Direktur P2PML
Lampiran : - Kementrian Kesehatan RI
Hal : Permintaan Obat ARV untuk ODHIV di Di –
Provinsi ___ Jakarta
Bersama ini kami sampaikan kebutuhan kebutuhan ARV untuk ODHIV di Provinsi ___
untuk 3 (tiga) bulan mendatang yang akan distribusikan kelayanan Perawatan, Dukungan
dan pengobatan (PDP) yang ada di provinsi ___ adalah sebagai berikut:
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.
KEPALA DINAS
______________
NIP.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 57
Lampiran 4. Surat Bukti Barang Keluar (SBBK)
Alamat :
Berdasarkan SPMB Nota : Kasubbag TU Dit P2PML Dikirim melalui / diambil sendiri oleh
Nomor :
Tanggal :
1.
______________________
NIP ...................................
Mengetahui
Kasubbag TU dan Rumah Tangga Kepala Bagian
Kepegawaian & Umum
_____________________
_____________________
NIP. NIP.
58 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Barang-barang tsb telah dihitung satu persatu dan diterima dengan baik dan cukup.
PENERIMA
N a m a : Mengetahui :
Jabatan :
Tanda tangan : ( )
NIP.
Jika barang diterima rusak/pecah/kurang, agar diberi catatan pada Lembaran Lain,
SBBK ini tidak boleh di coret – coret dan apabila tidak ada catatan apa-apa maka
barang dianggap diterima dalam keadaan baik / cukup.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 59
Lampiran 5. Surat Pengiriman Barang
PT _____________
Kepada Yth,
Subdit HIV Aids dan PIMS, Dir. Jend. P2P
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9
Jakarta 12950
NO. NAMA BARANG NO. BATCH ED KEMASAN JUMLAH HARGA JUMLAH HARGA
SATUAN
( .............................)
( .............................)
Tanggal :
Mengetahui; Nama :
Pejabat Struktural
NIP :
No. Hp :
( ............................... )
60 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Lampiran 6. Pencatatan Suhu dan Kelembaban
TANGGAL BERLAKU :
FORMULIR PENCATATAN
TANGGAL REVISI :
SUHU DAN KELEMBABAN
NOMOR DUKUMEN :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 61
Lampiran 7. Certificate of Origin
Lampiran 7. Certificate of Origin
62 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Lampiran 8. Certificate of Analysis
Lampiran 8. Certificate of Analysis
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 63
61
Lampiran 9. Airway Bill
Lampiran 9. Airway Bill
64 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 65
Lampiran 10. Invoice
Lampiran 10. Invoice
66 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
64
Lampiran 11. Packing List
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 67
65
Lampiran 12. Special Access Scheme (SAS)
Lampiran 12. Special Access Scheme (SAS)
68 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
66
Lampiran 13. Sertifikat GMP
Lampiran 13. Sertifikat GMP
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 69
Lampiran 14. Certificate of Free Sale
70 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
69
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 71
70
72 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Lampiran 15. Brosur
Lampiran 15. Brosur
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 73
71
Lampiran 16. Kodefikasi Aset Tetap dan Logo Aset Tetap
Labelling HIV
Kode Lokasi terdiri 18 (delapan belas) angka/digit dengan susunan sebagai berikut:
1. Tiga angka/digit pertama : menunjukkan kode Pengguna Barang
2. Dua angka/digit kedua: menunjukkan kode Eselon I
3. Empat angka/digit ketiga: menunjukkan kode Wilayah
4. Enam angka/digit keempat: menunjukkan kode Kuasa Pengguna Barang
5. Tiga angka/digit kelima: menunjukkan kode Pembantu Kuasa Pengguna Barang
6. Dapat dilihat pada contoh dibawah ini:
Kode barang baru masih terdiri dari 10 (sepuluh) angka/digit yang terbagi dalam lima
kelompok kode dengan susunan sebagai beriku :
7. Satu angka/digit pertama: menunjukkan kode Golongan Barang
8. Dua angka/digit kedua: menunjukkan kode Bidang Barang
9. Dua angka/digit ketiga: menunjukkan kode Kelompok Barang
10. Dua angka/digit keempat: menunjukkan kode Sub Kelompok Barang
11. Tiga angka/digit kelima: menunjukkan kode Sub-sub Kelompok Barang
024.05.0199.465833.000.KP 2018
3100203003 001
74 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Lampiran 17. Contoh Surat Penunjukan/Penanggung Jawab
Pada hari ini, Senin tanggal dua puluhdelapan bulan Desember tahun Duaribu limabelas,
kami yang bertandatangan dibawah ini :
1. Nama :
Jabatan
:
Selanjutnya disebut sebagai pihak pertama.
2. Nama :
Jabatan
:
Selanjutnya disebut sebagai pihak kedua.
Pihak pertama menunjuk Pihak Kedua untuk merawat / memelihara serta bertanggung
jawab atas keamanan / kebersihan /kerapihan barang-barang seperti tersebut dibawah
ini :
1. Nama barang : Laptop Lenovo seri U41-70
2. Merk/jenis : U41-70 Warna Silver
3. No. Inventaris : 3. 10. 01. 02. 003. 61
4. No. Seri/Model : R90GAWN4
5. Kelengkapan : Kabel Power, Charger + Tas
Jakarta,
Yang Menerima: Yang Menyerahkan :
Pihak Kedua, Pihak Pertama,
__________________ ________________
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 75
Lampiran 18. Contoh Berita Acara Barang (Aset) Hilang/Rusak
Nomor :
Pada hari ini, Senin tanggal dua puluh delapan bulan Desember tahun Dua ribu delapan
belas, kami yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : .............................................
Jabatan : Kepala Dinas/Kabid/Kasi
Nama :
Jabatan : Staf
Demikian Berita Acara barang hilang/barang rusak ini dibuat dengan sebenarnya untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta,
Yang Menyatakan, Mengetahui,
........................................ .........................................
........................................ .........................................
.
76 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Lampiran 19. Berita Acara Barang Hilang / Rusak
Nomor:
Tanggal:
Jakarta,
Yang Menyatakan, Mengetahui,
....................................... ..........................................
........................................ ..........................................
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 77
Lampiran 20. Surat Permohonan Hibah
Yth,
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan RI
Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta Pusat
1
Diisi nomor surat
2
Diisi nama kota lokasi satuan kerja penerima barang
3
Diisi tanggal pembuatan surat
4
Diisi nama satuan kerja penerima barang
5
Diisi nilai BMN yang diusulkan untuk dihibahkan (dalam rupiah)
6
Diisi terbilang nilai BMN yang diusulkan untuk dihibahkan (dalam rupiah)
7
Diisi nama satuan kerja penerima barang
8
Diisi daerah penerima barang
78 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
3. Sebagai kelengkapan kami lampirkan:
a. Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah bermaterai Rp. 6.000,-;
b. Data Calon Penerima Hibah;
c. Data rincian BMN yang diusulkan untuk dihibahkan;
d. Foto berwarna BMN;
e. Salinan STNK dan BPKB atas BMN berupa kendaraan bermotor.
4. Contact person untuk penyelesaian hibah ini dapat menghubungi Bapak/Ibu/
Saudara9
nomor HP: ..................................10, nomor telepon kantor : .............................11,
alamat email 12: ...................................................................................................
.......................................15
NIP16
Tembusan:
Gubernur/Bupati/Walikota 17
9
Diisi nama contact person untuk penyelesaian hibah BMN
10
Diisi nomor handphone contact person untuk penyelesaian hibah BMN
11
Diisi nomor telepon contact person untuk penyelesaian hibah BMN
12
Diisi alamat email contact person untuk penyelesaian hibah BMN
13
Diisi nama daerah penerima barang
14
Diisi nama jabatan struktural kepala satuan kerja perangkat daerah penerima barang
15
Diisi nama kepala satuan kerja perangkat daerah penerima barang
16
Diisi NIP kepala satuan kerja perangkat daerah penerima barang
17
Diisi nama daerah penerima barang
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 79
Lampiran 21. Kertas Kerja Inventarisasi
80
KERTAS KERJA INVENTARISASI
No. Nama Merk/Spesifikasi Nomor Seri Kuantitas (Unit) Harga Total Harga Tahun Lokasi Penanggung Kondisi Hasil Inventarisasi Ket.
Barang Barang Perolehan Perolehan Perolehan Jawab
Per Unit
Jumlah Satuan Rupiah Rupiah Baik Rusak Ringan Rusak Berat Hilang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Lampiran 22. Berita Acara Hasil Inventarisasi
No. BAHI/[Nomor]/[Bulan]/[Tahun]
Demikianlah Berita Acara ini dibuat, sebagai laporan pelaksanaan Inventarisasi Aset pada
...........(nama instansi).................. Apabila ditemukan kesalahan dikemudian hari, maka
akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya
Mengetahui
1. Nama................................... (..............................................)
2. Nama................................... (..............................................)
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 81
Lampiran 23. BAHI
82
No Nama Barang Merk/Spesifikasi Kode Kuantitas (Unit) Harga Total Harga Tahun Lokasi Penangung Kondisi Dokumentasi
Barang Perolehan Per Perolehan Perolehan Jawab
Unit
Jumlah Satuan Rupiah Rupiah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Mengetahui,
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi… Tim Pelaksana Inventarisasi
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Lampiran 24. Surat Kesediaan Menerima Hibah
Provinsi/Kabupaten/Kota.............................................................5
Provinsi/Kabupaten/Kota.......................................................... ...6
Dengan ini menyatakan bahwa kami bersedia menerima hibah Barang Milik Negara
dropping dari Direktorat ......................................................................................................7
Ditjen P2P Kementerian Kesehatan
dengan nilai sebesar Rp. .......................................................................................8,- (......9)
Demikian surat pernyataan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
10
,...............................11 2020
a.n.Gubernur/Bupati/Walikota
.....................................................................12
Materai
Rp.
………………………………………..........….14
NIP15
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 83
1
Disi nomor surat
2
Diisi nama kepala satuan kerja perangkat daerah penerima hibah BMN
3
Diisi NIP kepala satuan kerja perangkat daerah penerima hibah BMN
4
Diisi pangkat dan golongan kepala satuan kerja perangkat daerah penerima hibah BMN
5
Diisi nama jabatan struktural kepala satuan kerja perangkat daerah penerima hibah BMN
6
Diisi nama satuan kerja perangkat daerah penerima hibah BMN
7
Diisi nama satuan kerja pemberi BMN
8
Diisi nilai total BMN yang dihibahkan
9
Diisi terbilang nilai total BMN yang dihibahkan
10
Diisi nama kota lokasi satuan kerja perangkat daerah penerima hibah BMN
11
Diisi tanggal pembuatan surat
12
Diisi nama daerah penerima hibah BMN
13
Diisi nama jabatan struktural kepala satuan kerja perangkat daerah penerima hibah BMN
14
Diisi nama kepala satuan kerja perangkat daerah penerima hibah BMN
15
Diisi NIP kepala satuan kerja perangkat daerah penerima hibah BMN
84 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
DAFTAR RINCIAN BARANG MILIK NEGARA
DIREKTORAT......................................16
TJEN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
KEMENTERIAN KESEHATAN
YANG DIUSULKAN UNTUK DIHIBAHKAN KEPADA
DINAS KESEHATAN PROVINSI/KABUPATEN/KOTA...............................................17
No NAMA BARANG MERK/ TIPE/ TAHUN JUMLAH SATUAN HARGA HARGA TOTAL
SERI/ UKURAN PEROLEHAN BARANG SATUAN (JUMLAH x HARGA)
...18 ........................19 ...........................20 ....................21 .................22 ...............23 ......................24 ...........................25
JUMLAH ..........................26
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
27
Diisi nama kota lokasi satuan kerja penerima hibah BMN
28
Diisi tanggal pembuatan surat
29
Diisi nama daerah penerima hibah BMN
30
Diisi nama jabatan struktural kepala satuan kerja perangkat daerah penerima hibah BMN
31
Diisi nama kepala satuan kerja perangkat daerah penerima hibah BMN
85
32
Diisi NIP kepala satuan kerja perangkat daerah penerima hibah BMN
Lampiran 25. Berita Acara Penelitian Fisik beserta Lampiran Aset Program
86
KOP SURAT DINAS KESEHATAN PROVINSI
Pada hari ini…............... Tanggal…........ bulan................. tahun dua ribu delapan belas, kami yang bertandatanagn di bawah ini:
Dengan ini menyatakan telah memeriksa/meneliti Aset _________ di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi ......................
yang diusulkan penghapusan dengan hasil pemeriksaan/penelitian terlampir.
Demikian Berita Acara ini dibuat menurut keadaan yang sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Lampiran Berita Acara:
Nomor :
Tanggal
:
No Nama Barang Kode Barang Lokasi Barang Tahun Pembelian/ Perolehan Harga Pembelian/Perolehan Kondisi Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
87
Lampiran
Lampiran 26. 26. Hasil
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan Uji Uji
MutuMutu
daridari
BPOMBPOM
88 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
86
Lampiran 27. Form Monitoring dan Evaluasi
Pelaksana : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Provinsi :
Kabupaten/Kota :
Fasyankes :
Tanggal :
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 89
BAGIAN 2: LBPHA dan LBADB Skor Keterangan
4. Jumlah Pasien dalam terapi ARV (lembar 1) sesuai Ya
dengan jumlah Pasien yang diberikan obat ARV
Tidak
(lembar 2).
5. Adanya analisa tren penggunaan jenis ARV. Ya
Tidak
6. Laporan pemakaian obat IO IMS, reagen dan alkes Ya
dikirim ke Dinkes Provinsi/ DKK.
Tidak
90 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
BAGIAN 3: Manajemen Persediaan Skor Keterangan
10. Penggunaan obat IO IMS, reagen dan alkes sesuai Ya
FEFO (First Expired First Out).
Tidak
11. Adakah kejadian stock out obat IO IMS, reagen atau Ya
alkes? Bila ada sebutkan bulan dan tahun kejadian
Tidak
stock out.
12. Jumlah fisik Obat IO IMS, reagen dan alkes sama Ya
dengan catatan stok (kartu stok manual atau
Tidak
elektronik).
Skor Tidak: 0,
Skor Ya: 1: tersedia namun tidak lengkap, 2: tersedia dan lengkap
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 91
BAGIAN 4: Penerimaan Skor Keterangan
10. Melakukan proses penerimaan obat IO IMS, reagen Ya Sedang dalam
dan alkes di aplikasi SIHA. proses SIHA 2.1
Tidak
Skor Tidak: 0,
Skor Ya: 1: tersedia namun tidak lengkap, 2: tersedia dan lengkap
92 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Lembar Lampiran
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 93
B. Stok non-ARV
94 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
No Nama Logistik Satuan Jumlah Jumlah Kartu Stok Sesuai / Tidak
perhitungan fisik Manual/ Elektronik Sesuai
20 Reagen HIV EIA: tes
a. ………………
b. ………………
c. ………………
21 Oral Fluid Test (OFT)
22 RPR Sifilis: tes
a. ………………
b. ………………
c. ………………
23 Rapid Dual HIV Sifilis tes
a. ………………
b. ………………
c. ………………
24 Cryptococcus Antigen (CrAg) tes
25 Reagen Viral Load Kuantitatif: tes
a. Abbott
b. Gen-Xpert (TCM)
c. ………………
d. ………………
e. ………………
26 Reagen Early Infant Diagnosis
(EID)
27 CD4: tes
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 95
C. Informasi Logistik yang Berpotensi akan Kedaluwarsa
96 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
E. Analisa Hasil Supervisi
Mengetahui,
_______________, / / 20
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 97
2. Monitoring dan Evaluasi Logistik HIV AIDS dan PIMS di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Pelaksana : 1. 3.
2. 4.
Provinsi :
Kabupaten/Kota :
Tanggal :
98 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
BAGIAN 1: LBPHA dan LBADB Skor Keterangan
7. Melakukan permintaan setiap 3 bulan sekali ke Dinkes
Provinsi:
a. Obat IO IMS Ya
Tidak
b. Reagen Ya
Tidak
c. Alkes (DBS, Jarum suntik, alcohol swab kondom, Ya
lubrikan)
Tidak
Skor Tidak: 0,
Skor Ya: 1: tersedia namun tidak lengkap, 2: tersedia dan lengkap
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 99
BAGIAN 2: Permintaan dan Pengiriman Logistik Skor Keterangan
11. Pengeluaran/penerimaan dari redistribusi obat ARV Ya
tercatat.
Tidak
12. Jumlah fisik obat ARV sama dengan kartu stok manual Ya
atau elektronik dan di aplikasi SIHA.
Tidak
13. Melaporkan data stok ARV setiap bulan sebelum Ya
tanggal 5 bulan berikutnya ke pusat.
Tidak
14. Adakah kejadian stock out obat ARV? Bila ada Ya
sebutkan bulan dan tahun kejadian stock out.
Tidak
15. Permintaan obat IO IMS, reagen dan alkes ke pusat Ya
dilakukan setiap 3 bulan dengan memperhitungkan
Tidak
minimal stok di kabupaten/kota 3 bulan? Jika tidak,
tuliskan alasan di kolom keterangan.
16. Melakukan stok opname sebelum proses permintaan Ya
obat IO IMS, reagen dan alkes.
Tidak
17. Penggunaan obat IO IMS, reagen dan alkes sesuai Ya
FEFO (First Expired First Out).
Tidak
18. Adakah kejadian stock out obat IO IMS, reagen atau Ya
alkes? Bila ada sebutkan bulan dan tahun kejadian
Tidak
stock out.
19. Jumlah fisik obat IO IMS, reagen dan alkes sama Ya
dengan catatan stok (kartu stok manual atau
Tidak
elektronik).
Skor Tidak: 0,
Skor Ya: 1: tersedia namun tidak lengkap, 2: tersedia dan lengkap
100 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
BAGIAN 3: Penerimaan Skor Keterangan
4. Obat ARV yang diterima dicatat pada kartu stok Ya
(manual atau elektronik).
Tidak
5. Proses penerimaan ARV di aplikasi SIHA dilakukan. Ya
Tidak
6. Obat IO IMS, reagen dan alkes yang diterima dari Ya
Dinkes Provinsi diperiksa dan dibandingkan dengan:
Tidak
• Surat permintaan
• SBBK
• BAST
7. Ketidaksesuaian penerimaan obat IO IMS, reagen dan Ya
alkes di koordinasikan dengan Dinkes Provinsi.
Tidak
8. SBBK dan BAST obat IO IMS, reagen dan alkes Ya
diproses dan dikirimkan kembali ke Dinkes Provinsi.
Tidak
9. Obat IO IMS, reagen dan alkes yang diterima dicatat Ya
pada kartu stok manual atau elektronik.
Tidak
10. Proses penerimaan obat IO IMS, reagen dan alkes di Ya Sedang dalam
aplikasi SIHA dilakukan. proses SIHA 2.1
Tidak
Skor Tidak: 0,
Skor Ya: 1: tersedia namun tidak lengkap, 2: tersedia dan lengkap
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 101
Lembar Lampiran
102 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
B. Stok non-ARV
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 103
No Nama Logistik Satuan Jumlah Jumlah Kartu Stok Sesuai / Tidak
perhitungan fisik Manual/ Elektronik Sesuai
20 Reagen HIV EIA: tes
a. ………………
b. ………………
c. ………………
21 Oral Fluid Test (OFT)
22 RPR Sifilis: tes
a. ………………
b. ………………
c. ………………
23 Rapid Dual HIV Sifilis tes
a. ………………
b. ………………
c. ………………
24 Cryptococcus Antigen (CrAg) tes
25 Reagen Viral Load Kuantitatif: tes
a. Abbott
b. Gen-Xpert (TCM)
c. ………………
d. ………………
e. ………………
26 Reagen Early Infant Diagnosis
(EID)
27 CD4: tes
a. BD CD4 Open System
b. FacsCount CD4 Close
System
c. CD4 Mobile Pima
d. ………………
e. ………………
f. ………………
104 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
D. Informasi Logistik yang Berpotensi akan Kedaluwarsa
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 105
E. Analisa Hasil Supervisi
Mengetahui,
_______________, / / 20
106 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
3. Monitoring dan Evaluasi Logistik HIV AIDS dan PIMS di Dinas Kesehatan Provinsi
Pelaksana : 1. 3.
2. 4.
Provinsi :
Tanggal :
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 107
BAGIAN 1: LBPHA dan LBADB Skor Keterangan
7. Melakukan permintaan setiap 6 bulan sekali ke pusat:
1. Obat IO IMS Ya
Tidak
2. Reagen Ya
Tidak
108 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
BAGIAN 2: Permintaan dan Pengiriman Logistik Skor Keterangan
10. Daftar mutasi obat ARV dan laporan stok instalasi Ya
farmasi provinsi dibuat setiap bulan.
Tidak
11. Pengeluaran/penerimaan dari redistribusi obat ARV Ya
tercatat.
Tidak
12. Jumlah fisik obat ARV sama dengan kartu stok manual Ya
atau elektronik dan di aplikasi SIHA.
Tidak
13. Melaporkan data stok ARV setiap bulan sebelum Ya
tanggal 5 bulan berikutnya ke pusat.
Tidak
14. Adakah kejadian stock out obat ARV? Bila ada Ya
sebutkan bulan dan tahun kejadian stock out.
Tidak
15. Permintaan obat IO IMS, reagen dan alkes ke pusat Ya
dilakukan setiap 6 bulan dengan memperhitungkan
Tidak
minimal stok di provinsi 3 bulan? Jika tidak, tuliskan
alasan di kolom keterangan.
16. Melakukan stok opname sebelum proses permintaan Ya
obat IO IMS, reagen dan alkes.
Tidak
17. Penggunaan obat IO IMS, reagen dan alkes sesuai Ya
FEFO (First Expired First Out).
Tidak
18. Adakah kejadian stock out obat IO IMS, reagen atau Ya
alkes? Bila ada sebutkan bulan dan tahun kejadian
Tidak
stock out.
19. Jumlah fisik obat IO IMS, reagen dan alkes sama Ya
dengan catatan stok (kartu stok manual atau
Tidak
elektronik).
Skor Tidak: 0,
Skor Ya: 1: tersedia namun tidak lengkap, 2: tersedia dan lengkap
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 109
BAGIAN 3: Penerimaan Skor Keterangan
4. Obat ARV yang diterima dicatat pada kartu stok Ya
(manual atau elektronik).
Tidak
5. Proses penerimaan ARV di aplikasi SIHA dilakukan. Ya
Tidak
6. Obat IO IMS, reagen dan alkes yang diterima dari pusat Ya
diperiksa dan dibandingkan dengan:
Tidak
• Surat permintaan
• SBBK
• BAST
7. Ketidaksesuaian penerimaan obat IO IMS, reagen dan Ya
alkes di koordinasikan dengan pusat.
Tidak
8. SBBK dan BAST obat IO IMS, reagen dan alkes Ya
diproses dan dikirimkan kembali ke pusat.
Tidak
9. Obat IO IMS, reagen dan alkes yang diterima dicatat Ya
pada kartu stok manual atau elektronik.
Tidak
10. Proses penerimaan obat IO IMS, reagen dan alkes di Ya Sedang dalam
aplikasi SIHA dilakukan. proses SIHA 2.1
Tidak
Skor Tidak: 0,
Skor Ya: 1: tersedia namun tidak lengkap, 2: tersedia dan lengkap
110 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
Lembar Lampiran
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 111
B. Stok non-ARV
c. ………………
17 Rapid tes HIV 2: tes
a. ………………
b. ………………
c. ………………
18 Rapid tes HIV 3: tes
a. ………………
b. ………………
c. ………………
19 Rapid Tes Sifilis: tes
a. ………………
b. ………………
c. ………………
112 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
No Nama Logistik Satuan Jumlah Jumlah Kartu Stok Sesuai / Tidak
perhitungan fisik Manual/ Elektronik Sesuai
20 Reagen HIV EIA: tes
a. ………………
b. ………………
c. ………………
27 CD4: tes
d. ………………
e. ………………
f. ………………
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 113
C. Informasi Logistik yang Berpotensi akan Kedaluwarsa
114 Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual
E. Analisa Hasil Supervisi
Mengetahui,
_______________, / / 20
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual 115
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
616.979 2
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
p Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Petunjuk Teknis Pengelolaan Logistik Program HIV AIDS
dan Penyakit Infeksi Menular Seksual.—
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.2021
ISBN 978-623-301-217-1
616.979
2
Ind
p