Modul 05 Osilasi Harmonik Sederhana (Pegas) - Revisi 29 Agustus 2022 - Print
Modul 05 Osilasi Harmonik Sederhana (Pegas) - Revisi 29 Agustus 2022 - Print
I. TUJUAN
1) Memahami bentuk kurva posisi, kecepatan dan percepatan sebagai fungsi waktu dari osilasi pegas,
2) Menentukan besaran-besaran fisis pada osilasi pegas,
3) Menentukan konstanta pegas.
2
9
7 3
5
6
1
4 8
Dalam modul ini, akan dibahas suatu jenis gerak yang sering ditemukan sehari-hari, yaitu getaran atau gerak
osilasi atau gerak harmonik sederhana. Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik suatu benda
disekitar posisi seimbangnya yang disebabkan oleh adanya gaya restorsi (gaya Hooke), seperti gerak yang terjadi
pada pegas atau bandul.
Setiap sistem yang memenuhi hukum Hooke akan bergetar dengan cara yang unik dan sederhana, yang disebut
gerak harmonik sederhana. Sebagai contoh, tinjau perilaku pegas seperti pada Gambar 5.2. Bila ditinjau benda B
saja, yang berada dalam kesetimbangan, tentulah ada gaya F' yang dilakukan oleh pegas pada benda B, gaya F'
ini sama besar tapi berlawanan arah dengan gaya F. Untuk simpangan x kecil maka gaya luar yang dibutuhkan
berbanding lurus dengan x. Andaikan gaya luar F ditiadakan maka benda akan ditarik oleh gaya F' sehingga benda
akan bergerak ke kiri sejauh x pula. Jika tidak ada gaya lain (umpamanya gaya gesek), maka benda ini akan terus
menerus bergerak ke kiri dan kekanan sejauh x dari posisi setimbangnya semula. Hal inilah yang disebut getaran
atau gerak harmonis sederhana, dan F' adalah gaya Hooke.
F’ F
a. Pegas dan benda berada dalam keadaan setimbang tanpa pengaruh gaya luar (Gambar 5.2.a).
b. Bila gaya luar F bekerja pada sistem maka kesetimbangan akan dicapai bila pegas teregang sejauh x
(Gambar 5.2.b).
Jika beban bermassa m kita gantungkan pada pegas dalam posisi vertikal, maka keseimbangan akan dicapai
setelah pegas mengalami perpanjangan 𝑥𝑜 . Bila beban ditarik dari kedudukan setimbangnya lalu dilepaskan maka
benda di ujung pegas ini akan bergetar (berosilasi). Anda sudah sering melihat getaran benda di ujung pegas
sepeti itu. Perilaku benda secara umum terlihat pada gambar di bawah ini. Dalam Gambar 5.3 di bawah ini,
Gerak getar sistem yang memenuhi hukum Hooke seperti sistem pegas dan benda di atas disebut gerak harmonik
sederhana. Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa kurva yang dibentuk oleh massa di atas selama bergetar
berbentuk sinusoidal.
Hukum II Newton dapat diterapkan pada benda yang mengalami gerak harmonik sederhana ini, dengan F adalah
gaya Hooke, yakni
𝐹 = 𝑚 𝑎 (5.1)
𝑑2𝑥 (5.2)
−𝑘 𝑥 = 𝑚
𝑑𝑡 2
dimana m merupakan massa pegas, a merupakan percepatan, k merupakan tetapan pegas. Persamaan ini
menyatakan hubungan x dan t tetapi mengandung suku dalam bentuk difrensial dan disebut persamaan
diferensial. Jika kita ingin mencari solusinya, artinya kita ingin mencari suatu fungsi yang menyatakan kedudukan
benda (x) dan memenuhi persamaan diferensial di atas. Jelas bahwa x adalah fungsi waktu yang bila diturunkan
(dideferensialisasikan) dua kali terhadap t menghasilkan -k/m kali fungsi yang sama (sebelum diturunkan). Selain
itu, fungsi tersebut bila dibuat grafiknya terhadap waktu mestilah berbentuk seperti pada Gambar 5.3. Dari bentuk
grafik tersebut dan sifat diferensial fungsi sinus atau cosinus, solusinya dapat dituliskan sebagai :
dengan 𝑎 = 𝐴 𝑠𝑖𝑛 𝜙 dan 𝑏 = 𝐴 𝑐𝑜𝑠 𝜙. Konstanta a dan b memungkinkan solusi ini diungkapkan dalam bentuk
kombinasi sinus dan cosinus, dengan tetapan A, 𝜔, dan 𝜙 yang belum diketahui. Solusi umum dari persamaan di
atas adalah:
dan
yang merupakan solusi dari persamaan gerak harmonik sederhana tersebut di atas dengan tetapan A dan 𝜙 masih
belum tertentu. Ini berarti ada berbagai kemungkinan macam gerak harmonik sederhana ini yang bergantung pada
nilai A dan 𝜙.
3) Atur posisi statif sehingga ujung beban berda pada ketnggian 30-55 cm dari permukaan meja.
4) Tempatkan detector gerak pada permukaan meja seperti pada Gambar 5.4.
1) Gantungkanlah pegas pada statif lalu gantungkan beban dasar di bawahnya. Tariklah beban itu sedikit
ke bawah dan kemudian lepaskan,
2) Catatlah waktu yang diperlukan untuk 10, 20 dan 30 getaran. (petunjuk: besar amplitudo simpangan
sebaiknya hampir sama selama getaran),
3) Amati berapa jumlah getaran yang dapat memberikan hasil yang paling teliti,
4) Ulangi pengukuran itu dengan menambahkan 2 keping beban setiap kali, hingga terakhir 5 keping beban
digunakan.
5) Timbanglah masing-masing beban dan juga pegas.
6) Ulangi langkah 1-5 dengan menggunakan 2 pegas yang terpasang secara seri.
1) Atur sensitivitas detector gerak pada modus Bola/Berjalan seperti pada Gambar 5.5.
3) Lakukan pengujian pembacaan detektor. Tarik beban sedikit, lepaskan hingga pegas berosilasi dalam
arah vertikal saja.
5) Pastikan bentuk kurva posisi yang terekam adalah sinusoidal. Atur posisi detektor bila hasilnya terdapat
bagian yang datar ataupun tajam.
6) Tentukan posisi setimbang ketika beban dasar digantungkan. Pilih untuk memulai perekaman
data. Setelah perekaman data selesai, pilih Statistics, , untuk menentukan jarak rata-rata beban
terhadap detektor. Catat nilai ini sebagai (y0) pada Tabel 5.1.
7) Simpan setiap grafik yang Anda peroleh, beri nama file yang sesuai.
8) Angkat beban hingga menekan pegas sejauh 5 cm. Setelah dilepas, pastikan pegas berosilasi hanya
secara vertical. Pilih untuk memulai perekaman data. Analisa grafiknya.
11) Ulangi langkah 6-10 dengan beban yang tetap, namun variasikan nilai simpangan awal, sebanyak 4 kali
pengambilan data.
12) Ulangi langkah 6-10 dengan simpangan awal yang tetap, namun variasikan massa beban, sebanyak 4
kali pengambilan data.
dst
1) Bandingkan grafik antara posisi vs waktu dengan grafik kecepatan vs waktu. Apa persamaan dan
perbedaannya, jelaskan.
2) Pilih Examine, . Gerakkan kursor sepanjang grafik.Catat waktu dan posisi ketika v = 0. Catat pula
ketika nilai v maksimum.
3) Relatif terhadap posisi setimbang, di posisi mana beban berada ketika kecepatan bernilai nol dan
maksimum ?
4) Apakah frekuensi, f, bergantung pada amplitudo ? Jelaskan berdasarkan data yang diperoleh.
5) Apakah frekuensi, f, bergantung pada massa ? Jelaskan berdasarkan data yang diperoleh.
6) Bandingkan data yang diperoleh dari eksperimen dengan model persamaan sinusiodalnya. Gunakan
Model feature pada Logger Pro. Gunakan pada salah satu file grafik yang Anda peroleh. Gunakan
persamaan seperti berikut :
𝑦 = 𝐴 𝑠𝑖𝑛(2𝜋𝑓𝑡 + 𝜙) + 𝑦0 (5.6)
dengan y0 merupakan jarak pada titik setimbang. Parameter fasa, φ, merupakan konstanta fasa.
7) Pilih salah satu grafik.
a) Pilih Model pada Analyze menu dan pilih Latest.
b) Pilih Sine function dari General Equation list.
c) Pilih persamaan yang berbentuk y = A*sin(Bt + C) + D. Bandingkan model ini dengan persamaan 5.6
d) Atur nilai A, B and D dengan cara mengubah nilai masing-masing pada kotak yang tersedia. Hingga
grafik model tepat sama dengan grafik data.
e) Catat hasil yang diperoleh, bandingkan dengan data persamaan menggunakan hasil Tabel 5.1.
8) Jelaskan mengenai hasil yang diperoleh.
1) Cutnell, J.D. & Johnson, K.W. , Introduction to Physics (2015), Physics, 10 th edition, John Wiley & Sons,
International student version.
2) Halliday, D., Resnick, R., and Walker, J., Principle of Physics, 10th ed. Extended (2014), John Wiley & Sons,
International student version.