A. DEFINISI
Perawatan antenatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama
masa kehamilan. Perawatan antenatal care sangat diperlukan setiap wanita hamil,
karena keadaanibu banyak mempengaruhi kelangsungan kehamilan dan pertumbuhan
janin dalam kandungan ( Handayani, 2013).
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).
Menurut Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan merupakan
pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat
dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.
1
2. Tenaga perawat meliputi bidan/perawat yang telah mendapatkan pelatihan
antenatal care.
D. PELAYANAN ANTENATAL CARE
Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan standar
minimal “7T” yang terdiri dari:
1. Timbang badan dan tinggi badan dengan alat ukur yang terstandar.
Penimbangan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan diri, karena
hubungannnya erat dengan pertambahan berat badan lahir bayi. Berat badan ibu
hamil yang sehat akan bertambah antara 10-12 Kg sejak sebelum hamil (Nadesul,
2006). Tinggi badan hanya diukur pada kunjungan pertama.Ibu dengan tinggi
<145cm perlu diperhatikan kemungkinan panggul sempit sehingga menyulitkan
pada saat persalinan.
2. Mengukur tekanan darah dengan prosedur yang benar.
Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk
melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi.Tekanan darah
tinggi, protein urin positif, pandangan kabur atau oedema pada ekstremitas.
Apabila tekanan darah mengalami kenaikan 15 mmHg dalam dua kali pengukuran
dengan jarak 1 jam atau tekanan darah > 140/90 mmHg , maka ibu hamil
mengalami preeklamsi. Apabila preeklamsi tidak dapat diatasi maka akan menjadi
eklamsi (Mufdlillah, 2009).
3. Mengukur Tinggi fundus uteri dengan prosedur yang benar.
Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin untuk mendeteksi secara
dini terhadap berat badan janin.Indikator pertumbuhan janin intrauterin, tinggi
fundus uteri juga dapat digunakan untuk mendeteksi terhadap terjadinya
molahidatidosa, janin ganda atau hidramnion.
4. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap (sesuai jadwal).
Pemberian imunisasi TT untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus
Antigen Interval (selang Lama %
waktu minimal) perlindungan perlindungan
TT1 Pada kunjungan - -
antenata pertama
TT2 4 minggu setelah 3 tahun * 80
TT1
TT3 6 bulan setelah 5 tahun 95
TT2
TT4 1 tahun setelah 10 tahun 99
TT3
TT5 1 tahun setelah 25 99
2
TT4 tahun/seumur
hidup
3
1. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
2. Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan.
3. Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan.
4. Setiap minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.
Dalam pelaksanaan ANC terdapat kesepakatan adanya standar minimal yaitu
dengan pemeriksaan ANC 4 kali selama kehamilan dengan distribusi sebagai berikut :
1. Minimal satu kali pada trimester I.
2. Minimal satu kali pada trimester II
3. Minimal dua kali pada trimester III (Dep Kes RI, 2005 : 24)
Frekuensi ANC diharapkan paling kurang 8 kali (7 – 9 kali) sehingga
pengawasan ibu dan janin dapat dilaksanakan dengan optimal. Pemeriksaan
kehamilan tersebut dilaksanakan dengan jadwal dan kegiatan sebagai berikut :
1. Kunjungan 1 (0-12 minggu) kunjungan II 12-24 minggu. Pada kunjungan ini
dilakukan:
a) Anamnesis lengkap, termasuk mengenai riwayat obstertric dan ginekologi.
b) Pemeriksaan fisik ; Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh, bunyi
jantung, bunyi pernafasan, reflek patella, edema dan lain-lain.
c) Pemeriksaan obstetric : Usia kehamilan, tinggi fundus uteri, DJJ (kehamilan
lebih dari 12 minggu), pengukuran panggul luar.
d) Pemeriksaan laboratorium : urine lengkap, darah (Haemoglobin, leukosit, Diff,
Golongan darah, Rhesus, sitologi, dan gula darah).
e) Penilaian status gizi, dilihat dari keseimbangan antara berat badan (BB) dan
tinggi badan (TB).
f) Penilaian resiko kehamilan.
g) KIE pada ibu hamil tentang keberhasilan diri dan gizi ibu hamil.
h) Pemberian imunisasi TT 1.
2. Kunjungan III 28 – 32 Minggu
Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, laju pertumbuhan janin,
kelainan atau cacat bawaan.Kegiatan yang dilakukan adalah :
a) Anemnese meliputi keluhan dan perkembangan yang dirasakan oleh ibu.
b) Pemeriksaan fisik dan obstetric (pengukuran panggul luar tak perlu dilakukan
lagi).
c) Pemeriksaan dengan USG. Biometri janin (besar dan usia kehamilan), aktifitas
janin, kelainan, cairan ketuban dan letak plasenta, serta keadaan plasenta.
d) Penilaian resiko kehamilan.
e) KIE tentang perawatan payudara.
f) Pemberian imunisasi TT 2 dan vitamin bila perlu.
3. Kunjungan IV kehamilan 34 minggu.
4
Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan dan pemeriksaan
laboratorium ulang. Kegiatannya adalah
a) Anamnese keluhan dan gerakan janin.
b) Pengamatan gerak janin
c) Pemeriksaan fisik dan obstetrik (pemeriksaa panggil dalam bagi kehamilan
pertama).
d) Penilaian resiko kehamilan.
e) Pemeriksaan laboratorium ulang : Hb, Ht, dan gula darah.
f) Nasehat senam hamil, perawatan payudara dan gizi.
4. Kunjungan V (36 minggu), Kunjungan VI (38 minggu), Kunjungan VII (40
minggu) (2 minggu 1 kali). Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan,
aktifitas janin dan pertumbuhan janin secara klinis.Kegiatan yang dilakukan
adalah :
a) Anamnese meliputi keluhan, gerakan janin dan keluhan.
b) Pemeriksaan laboratorium ulang (Hb dan gula darah).
c) Pemeriksaan fisik dan obstetrik.
d) Penilaian resiko kehamilan.
e) USG ulang pada kunjungan 4.
f) KIE tentang senam hamil, perawatan payudaran, dan persiapan persalinan.
g) Pengawasan penyakit yang menyertai kehamilan dan komplikasi trimester III.
h) Penyuluhan diet 4 sehat 5 sempurna.
5. Kunjungan VIII 41 minggu, kunjungan IX 42 minggu (1 minggu sekali)
Pemeriksaan terutama ditujukan kepada penilaian, kesejahteraan janin dan
fungsi plasenta serta persiapan persalinan.Kegiatan yang dilakukan adalah :
a) Anamnese meliputi keluhan dan lain-lain.
b) Pengamatan gerak janin.
c) Pemeriksaan fisik dan obstetric.
d) Pemeriksaan USG yaitu pemeriksaan yang memantau keadaan jantung janin
sehubungan dengan timbulnya kontraksi.
e) Memberi nasehat tentang tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan dan
rencana untuk melahirkan.
f) Sesuai standar kunjungan ibu hamil diatas maka semakin tua umur kehamilan
harus semakin sering memeriksakan kehamilannya, resiko kehamilan semakin
tinggi, semakin tinggi pula kebutuhan untuk memeriksakan kehamilannya.
Berdasarkan uraian diatas berikut ini akan digambarkan jadwal/frekuensi antenatal
care sebagai berikut :
Minimal Frek Optimal Frek Ideal Frek
Triwulan I 1 - Kehamilan 1 – 12 1 - Sejak haid terlambat 1 1
5
minggu bulan
- Kehamilan 12 – 28 2 - Sampai kehamilan 28 5
minggu mg (1 bulan 1x)
Triwulan II 1 - Kehamilan 28 – 32 1 - Kehamilan 28-36 mg 4
minggu (2 mg 1x)
Triwulan III 2 - Kehamilan 34 – 40 3 - Kehamilan 7 / 37
minggu (1 mg 1x) 5
- Kehamilan 41 – 42 2
minggu
Total 4 9 15
6
Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang menjelang tengah hari. (Morning
Sicknes).
2. Perasaan neg atau mual
Hal ini terjadi bila mencium bau yang menyengat penciuman, misalnya : Bawang
goring minyak rambut.
3. Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena adanya
gangguan keseimbangan, perut kosong.
4. Sering kencing
Sering kencing terjadi karena tekanan uterus yang membesar dan menekan pada
kandung kencing.
5. Keputihan (leukorhoe)
Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan progesteron) yang
mempengaruhi mukosa servix dan vagina.
6. Pengeluaran darah pervaginam
Bila terjadi perdarahan, perlu diwaspadai ancaman abortus.
7. Perut membesar lebih besar dari usia kehamilan
Bila terjadi pembesaran uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan diwaspadai
kemungkinan terjadi molla hidatidosa.
7
ditanyakan riwayat menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial, obstetri,
kontrasepsi, dan faktor risiko yang mungkin ada pada ibu.
4. Pemeriksaan umum
Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan
umum, status gizi dan tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya konjungtiva
pucat, sklera ikterik, edema kelopak mata, dan kloasma gravidarum. Periksa
gigi untuk melihat adanya infeksi lokal. Periksa pula jantung, paru, mammae,
abdomen, anggota gerak secara lengkap
5. Pemeriksaan Obstetri
Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum
pemeriksaan kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta berbaring
terlentang dan pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu.
Pemeriksaan luar
Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi, harus
ditunggu sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar
tidak terjadi kontraksi dinding perut akibat perbedaan suhu dengan tangan
pemeriksa, sebelum palpasi kedua tangan pemeriksa digosokkan dahulu.Cara
pemeriksaan yang umum digunakan cara Leopold yang dibagi dalam 4 tahap.
Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap ke arah muka
ibu, sedangkan pada Leopold IV ke arah kaki.
a. Pemeriksaan Leopold I
Untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga usia kehamilan dapat
diketahui. Selain secara anatomi, tinggi fundus uteri dapat ditentukan dengan
pita pengukur. Bandingkan usia kehamilan yang didapat dengan hari pertama
haid terakhir. Selain itu, tentukan pula bagian janin pada fundus uteri: Kepala
teraba sebagai benda keras dan bulat, sedangkan bokong lunak dan tidak bulat.
Caranya:
Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah muka klien
Rahim dibawah ke tengah
Tinggi fundus uteri ditentukan
Tentukan bagian apa dari anak
yang terdapat dalam fundus
uteri.
Sifat kepala ialah keras, bundar
dan melenting, sifat bokong
adalah lunak, kurang bundar
dan kurang melenting, pada
letak lintang fundus uteri
kosong.
Variasi menurut knebel :
menentukan letak kepala atau
bokong dengan satu tangan di
fundus dan tangan lain di atas simfisis
8
b. Pemeriksaan Leopold II
Untuk ditentukan batas samping uterus dan posisi punggung pada bayi letak
memanjang. Pada letak lintang ditentukan kepala.
Caranya:
Tentukan batas samping rahim
kiri dan kanan
Tentukan letak punggung anak
Pada letak lintang, tentukan
dimana letak kepala janin
Leopold II untuk menentukan
dimana letaknya punggung
anak dan dimana letaknya
bagian-bagian kecil).
Variasi menurut poudin :
menentukan letak punggung
dengan satu tangan menekan di
fundus
9
Leopold IV untuk menentukan
bagian yang terendah dan berapa
masuknya bagian yang bawah ke
dalam rongga panggul. Biasanya
sambil melakukan palpasi,
sekaligus diperhatikan tentang :
o Konsistensi uterus
o Gerakan janin
o Kontraksi uterus (his), dan apakah ada lingkaran van bandl.
o Hubungan tua kehamilan (bulan), besar uterus, tinggi fundus uteri.
o Bln/mgg Besar uterus Tinggi fundus uteri
Pemeriksaan dalam
Siapkan ibu dalam posisi-litotomi lalu bersihkan daerah vulva dan perineum
dengan larutan antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina apakah terdapat luka,
varises, radang, atau tumor. Selanjutnya lakukan pemeriksaan inspekulo. Lihat
ukuran dan warna porsio, dinding, dan sekret vagina. Lakukan pemeriksaan
colok vagina dengan memasukan telunjuk dan jari tengah. Raba adanya tumor
atau pembesaran kelenjar di liang vagina. Periksa adanya massa di adneksa
dan parametrium. Perhatikan letak, bentuk, dan ukuran uterus serta periksa
konsistensi, arah, panjang, porsio, dan pembukaan servik. Pemeriksaan dalam
ini harus dilakukan dengan cara palpasi bimanual.Ukuran uterus wanita yang
tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada kehamilan 8 minggu sebesar
telur bebek, 12 minggu sebesar telur angsa, dan 16 minggu sebesar kepala bayi
atau tinju orang dewasa.
Pemeriksaan panggul
Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36 minggu karena
jaringan dalam rongga panggul lebih lunak, sehingga tidak menimbulkan rasa
sakit. Masukkan telunjuk dan jari tengah ke dalam liang vagina. Arahkan
ujung kedua jari ke promontorium, coba untuk merabanya. Bila teraba,
tentukan panjang konjugata diagonalis. Dengan ujung jari menelusuri linea
inominata kiri dan kanan sejauh mungkin, tentukan bagian yang teraba. Raba
lengkung sakrum dan tentukan apakah spina iskiadika kiri dan kanan menonjol
ke dalam. Raba dinding pelvik, apakah luruh atau konvergen ke bawah dan
tentukan panjang distansia interspinarum. Arahkan bagian palmar jari-jari
tangan ke dalam simfisis dan tentukan besar sudut yang dibentuk antara os
pubis kiri dan kanan.
10
H. HAL-HAL YANG DAPAT DILAKUKAN SEORANG IBU UNTUK
MENGHINDARI TERJADINYAKOMPLIKASI KEHAMILAN
Mengenal tanda-tanda bahaya kehamilan secara dini.tanda-tanda penyimpangan dari
keadaan normal kehamilan. Segera Posyandu, Puskesmas, atau Rumah Sakit terdekat
bila ditemukan
Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya deteksi dini seseorang terhadap
komplikasi kehamilan:
1. Tingkat Pendidikan
2. Informasi
3. Sosial Ekonomi
4. Budaya
Tanda dan Gejala Penyimpangan dari Penyakit Ibu Yang Membahayakan Kehamilan
1. Penyakit Jantung Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain sesak napas.
2. Tuberkulosis Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain batuk.
3. Anemia Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12 -15 gr%.
4. Malaria Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain panas tinggi,
menggigil.
Mengidentifikasi Tanda dan Gejala Penyakit Kandungan Lainnya
1. Hidramnion Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter.
2. Oligohidramnion. Bila banyaknya air ketuban kurang dari 500 cc.Biasanya
cairan.
3. Mola Hidatidosa.
4. Varises vagina Sekitar 20-30% ibu hamil mengalami varises. Umumnya varises.
5. Sindroma HELLP Sindroma HELLP adalah pre eklampsia dan eklampsia yang
disertai dengan adanya hemolisis, peningkatan enzim hepar, disfungsi hepar dan
trombositopenia. (H = Hemolisis; EL = Elevated Liver Enzim; LP = Low Platelets
Count).
11
I. PATHWAY
Kehamilan
ANC 1 kali
Trimester I
sebulan
Cemas
12
ANC 2 kali setiap 1 minggu sejak
Trimester III
usia kehamilan 23 minggu
Perubahan Persiapan
Bayi Uterus
pada persalinan
semakin berkontraksi
payudara
besar
Cemas
Nyeri
akut
Payudara
menegang
siap
Mendesak Mendesak Tidak memproduksi
diafragma kandung nyaman Timbul ASI
kemih saat rasa sakit
berbaring pada
punggung
dan
panggul
Pola Sering
nafas kencing
tidak
efektif Gangguan
pola tidur
Gangguan
eliminasi
urin
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa yang mungkin muncul :
1. Trimester I
13
Nausea berhubungan dengan kehamilan
Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas gastro intestinal
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan fisiologi kehamilan
2. Trimester II
Perubahan citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perubahan sirkulasi darah
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis : perubahan pada payudara
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
Inkontinensia urine berhubungan dengan stres kehamilan.
3. Trimester III
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan progesteron.
Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan desakan kandung kemih
Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan.
Kecemasan berhubungan dengan kesiapan kehamilan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I.M. dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. EGC : Jakarta
FKUI : Jakarta
15