Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PEDAHULUAN

ANTENATAL CARE (ANC)

A. DEFINISI
Perawatan antenatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama
masa kehamilan. Perawatan antenatal care sangat diperlukan setiap wanita hamil,
karena keadaanibu banyak mempengaruhi kelangsungan kehamilan dan pertumbuhan
janin dalam kandungan ( Handayani, 2013).
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).
Menurut Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan merupakan
pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat
dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.

Menurut Henderson (2006), kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak


ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan
kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi
informasi bagi ibu dan petugas kesehatan

B. TUJUAN ANTENATAL CARE


Antenatal Care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa
kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta menghasilkan bayi
yang sehat. (Dep Kes RI, 2005 : 48). Sedangkan tujuan utama pelayanan antenatal
care di Indonesia adalah :
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, persalinan dan nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyerati kehamilan, persalinan dan
nifas.
3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, laktasi dan keluarga berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

C. PELAKSANA ANTENATAL CARE


1. Tenaga medis meliputi dokter umum dan dokter spesialis Obstretik
Gineokologi.

1
2. Tenaga perawat meliputi bidan/perawat yang telah mendapatkan pelatihan
antenatal care.
D. PELAYANAN ANTENATAL CARE
Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan standar
minimal “7T” yang terdiri dari:
1. Timbang badan dan tinggi badan dengan alat ukur yang terstandar.
Penimbangan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan diri, karena
hubungannnya erat dengan pertambahan berat badan lahir bayi. Berat badan ibu
hamil yang sehat akan bertambah antara 10-12 Kg sejak sebelum hamil (Nadesul,
2006). Tinggi badan hanya diukur pada kunjungan pertama.Ibu dengan tinggi
<145cm perlu diperhatikan kemungkinan panggul sempit sehingga menyulitkan
pada saat persalinan.
2. Mengukur tekanan darah dengan prosedur yang benar.
Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk
melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi.Tekanan darah
tinggi, protein urin positif, pandangan kabur atau oedema pada ekstremitas.
Apabila tekanan darah mengalami kenaikan 15 mmHg dalam dua kali pengukuran
dengan jarak 1 jam atau tekanan darah > 140/90 mmHg , maka ibu hamil
mengalami preeklamsi. Apabila preeklamsi tidak dapat diatasi maka akan menjadi
eklamsi (Mufdlillah, 2009).
3. Mengukur Tinggi fundus uteri dengan prosedur yang benar.
Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin untuk mendeteksi secara
dini terhadap berat badan janin.Indikator pertumbuhan janin intrauterin, tinggi
fundus uteri juga dapat digunakan untuk mendeteksi terhadap terjadinya
molahidatidosa, janin ganda atau hidramnion.
4. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap (sesuai jadwal).
Pemberian imunisasi TT untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus
Antigen Interval (selang Lama %
waktu minimal) perlindungan perlindungan
TT1 Pada kunjungan - -
antenata pertama
TT2 4 minggu setelah 3 tahun * 80
TT1
TT3 6 bulan setelah 5 tahun 95
TT2
TT4 1 tahun setelah 10 tahun 99
TT3
TT5 1 tahun setelah 25 99

2
TT4 tahun/seumur
hidup

5. Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.


Pemberian tablet tambah darah dimulai setelah rasa mual hilang satu tablet setiap
hari, minimal 90 tablet. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg)
dan asam folat 500 μg. Tablet besi sebaiknya tidak minum bersama kopi, teh
karena dapat mengganggu penyerapan.
6. Tes laboratorium (rutin dan khusus).
Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan hemoglobin, protein
urine, gula darah, dan hepatitis B. Pemeriksaan khusus dilakukan didaerah
prevalensi tinggi dan atau kelompok perilaku terhadap HIV, sifilis, malaria,
tubercolusis, cacingan dan thalasemia.
7. Temu wicara (konseling).
Memberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan seperti perawatan diri selam
hamil, perawatan payudara, gizi ibu hamil, tandatanda bahaya kehamilan dan
janin sehingga ibu dan keluarga dapat segera mengambil keputusan dalam
perawatan selanjutnya danmendengarkan keluhan yang disampaikan
Menurut dr. Suparyanto, pelayanan ANC yang benar adalah sebagai berikut :
a) Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap
saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama
kehamilannya (Saifudin, 2006).
b) Bidan harus dapat mengenali perubahan yang mungkin terjadi, sehingga
kelainan yang ada dapat dikenali lebih dini. Ibu diberi tahu tentang
kehamilannya, perencanaan tempat bersalin, juga perawatan bayi dan
menyusui

E. KUNJUNGAN ANTENATAL CARE


Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan
yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan.Istilah
kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang datang ke fasilitas
pelayanan tetapi dapat juga sebaliknya yaitu ibu hamil yang dikunjungi petugas
kesehatan dirumahnya.Selama kehamilan keadaan ibu dan janin harus selalu dipantau
jika terjadi penyimpangan dari keadaan normal dapat dideteksi secara dini dan
diberikan penanganan yang tepat.Oleh karena itu ibu hamil diharuskan memeriksakan
diri secara berkala selama kehamilannya.
Berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan dilakukan berulang dengan
ketentuan sebagai berikut :

3
1. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
2. Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan.
3. Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan.
4. Setiap minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.
Dalam pelaksanaan ANC terdapat kesepakatan adanya standar minimal yaitu
dengan pemeriksaan ANC 4 kali selama kehamilan dengan distribusi sebagai berikut :
1. Minimal satu kali pada trimester I.
2. Minimal satu kali pada trimester II
3. Minimal dua kali pada trimester III (Dep Kes RI, 2005 : 24)
Frekuensi ANC diharapkan paling kurang 8 kali (7 – 9 kali) sehingga
pengawasan ibu dan janin dapat dilaksanakan dengan optimal. Pemeriksaan
kehamilan tersebut dilaksanakan dengan jadwal dan kegiatan sebagai berikut :
1. Kunjungan 1 (0-12 minggu) kunjungan II 12-24 minggu. Pada kunjungan ini
dilakukan:
a) Anamnesis lengkap, termasuk mengenai riwayat obstertric dan ginekologi.
b) Pemeriksaan fisik ; Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh, bunyi
jantung, bunyi pernafasan, reflek patella, edema dan lain-lain.
c) Pemeriksaan obstetric : Usia kehamilan, tinggi fundus uteri, DJJ (kehamilan
lebih dari 12 minggu), pengukuran panggul luar.
d) Pemeriksaan laboratorium : urine lengkap, darah (Haemoglobin, leukosit, Diff,
Golongan darah, Rhesus, sitologi, dan gula darah).
e) Penilaian status gizi, dilihat dari keseimbangan antara berat badan (BB) dan
tinggi badan (TB).
f) Penilaian resiko kehamilan.
g) KIE pada ibu hamil tentang keberhasilan diri dan gizi ibu hamil.
h) Pemberian imunisasi TT 1.
2. Kunjungan III 28 – 32 Minggu
Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, laju pertumbuhan janin,
kelainan atau cacat bawaan.Kegiatan yang dilakukan adalah :
a) Anemnese meliputi keluhan dan perkembangan yang dirasakan oleh ibu.
b) Pemeriksaan fisik dan obstetric (pengukuran panggul luar tak perlu dilakukan
lagi).
c) Pemeriksaan dengan USG. Biometri janin (besar dan usia kehamilan), aktifitas
janin, kelainan, cairan ketuban dan letak plasenta, serta keadaan plasenta.
d) Penilaian resiko kehamilan.
e) KIE tentang perawatan payudara.
f) Pemberian imunisasi TT 2 dan vitamin bila perlu.
3. Kunjungan IV kehamilan 34 minggu.

4
Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan dan pemeriksaan
laboratorium ulang. Kegiatannya adalah
a) Anamnese keluhan dan gerakan janin.
b) Pengamatan gerak janin
c) Pemeriksaan fisik dan obstetrik (pemeriksaa panggil dalam bagi kehamilan
pertama).
d) Penilaian resiko kehamilan.
e) Pemeriksaan laboratorium ulang : Hb, Ht, dan gula darah.
f) Nasehat senam hamil, perawatan payudara dan gizi.
4. Kunjungan V (36 minggu), Kunjungan VI (38 minggu), Kunjungan VII (40
minggu) (2 minggu 1 kali). Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan,
aktifitas janin dan pertumbuhan janin secara klinis.Kegiatan yang dilakukan
adalah :
a) Anamnese meliputi keluhan, gerakan janin dan keluhan.
b) Pemeriksaan laboratorium ulang (Hb dan gula darah).
c) Pemeriksaan fisik dan obstetrik.
d) Penilaian resiko kehamilan.
e) USG ulang pada kunjungan 4.
f) KIE tentang senam hamil, perawatan payudaran, dan persiapan persalinan.
g) Pengawasan penyakit yang menyertai kehamilan dan komplikasi trimester III.
h) Penyuluhan diet 4 sehat 5 sempurna.
5. Kunjungan VIII 41 minggu, kunjungan IX 42 minggu (1 minggu sekali)
Pemeriksaan terutama ditujukan kepada penilaian, kesejahteraan janin dan
fungsi plasenta serta persiapan persalinan.Kegiatan yang dilakukan adalah :
a) Anamnese meliputi keluhan dan lain-lain.
b) Pengamatan gerak janin.
c) Pemeriksaan fisik dan obstetric.
d) Pemeriksaan USG yaitu pemeriksaan yang memantau keadaan jantung janin
sehubungan dengan timbulnya kontraksi.
e) Memberi nasehat tentang tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan dan
rencana untuk melahirkan.
f) Sesuai standar kunjungan ibu hamil diatas maka semakin tua umur kehamilan
harus semakin sering memeriksakan kehamilannya, resiko kehamilan semakin
tinggi, semakin tinggi pula kebutuhan untuk memeriksakan kehamilannya.
Berdasarkan uraian diatas berikut ini akan digambarkan jadwal/frekuensi antenatal
care sebagai berikut :
Minimal Frek Optimal Frek Ideal Frek
Triwulan I 1 - Kehamilan 1 – 12 1 - Sejak haid terlambat 1 1

5
minggu bulan
- Kehamilan 12 – 28 2 - Sampai kehamilan 28 5
minggu mg (1 bulan 1x)
Triwulan II 1 - Kehamilan 28 – 32 1 - Kehamilan 28-36 mg 4
minggu (2 mg 1x)
Triwulan III 2 - Kehamilan 34 – 40 3 - Kehamilan 7 / 37
minggu (1 mg 1x) 5
- Kehamilan 41 – 42 2
minggu
Total 4 9 15

Dari tabel diatas dapat disampaikan hal – hal sebagai berikut :


1. Frekuensi pemeriksaan kehamilan minimal. Frekuensi pemeriksaan kehamilan
dilakukan 4 kali yang terbagi dalam triwulan I,II,III. Frekuensi ini dapat terjadi bila
segalanya normal tanpa adanya resiko dan frekuensi lebih sering dilakukan pada
triwulan III untuk deteksi dini terhadap kelainan.
2. Frekuensi pemeriksaankehamilan optimal
Pemeriksaan kehamilan dilakukan sejak haid terlambat sampai dengan usia kehamilan
12 minggu l kali. Pemeriksaan tiap l bulan sekali dilakukan sampai dengan usia
kehamilan 36 minggu, sedangkan pemeriksaan kehamilan 36 – 40 minggu dilakukan
setiap 2 minggu sekali.dan sampai dengan melahirkan pemeriksaan dilakukan l minggu
sekali. Dengan frekuensi demikian adanya penyulit kehamilan dapat dideteksi dan
diatasi sedini mungkin.
3. Frekuensi pemeriksaan kehamilan ideal
Pemeriksaan kehamilan dilakukan sejak terlambat haid satu bulan sampai dengan usia
kehamilan 28 minggu dilakukan satu bulan satu kali. Pada usia kehamilan 28 – 36
minggu pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu sekali dan usia 37 minggu sampai
dengan melahirkan pemeriksaan dilakukan 1 minggu sekali. Pemeriksaan kehamilan ini
yang paling ideal sehingga diharapkan dengan frekuensi seperti ini penyulit kehamilan
dapat terdeteksi dan diatasi sedini mungkin.

F. Keluhan Pada Masa Kehamilan


Keluhan ada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana pada individu
yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya. Keluhan-keluhan tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut :
Keluhan pada Triwulan I usia kehamilan 1 – 3 bulan. Pada triwulan ini keluhan
yang timbul adalah :
1. Mual dan Muntah

6
Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang menjelang tengah hari. (Morning
Sicknes).
2. Perasaan neg atau mual
Hal ini terjadi bila mencium bau yang menyengat penciuman, misalnya : Bawang
goring minyak rambut.
3. Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena adanya
gangguan keseimbangan, perut kosong.
4. Sering kencing
Sering kencing terjadi karena tekanan uterus yang membesar dan menekan pada
kandung kencing.
5. Keputihan (leukorhoe)
Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan progesteron) yang
mempengaruhi mukosa servix dan vagina.
6. Pengeluaran darah pervaginam
Bila terjadi perdarahan, perlu diwaspadai ancaman abortus.
7. Perut membesar lebih besar dari usia kehamilan
Bila terjadi pembesaran uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan diwaspadai
kemungkinan terjadi molla hidatidosa.

G. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen


sebagai berikut:
1. Informasi yang dapat diberikan
2. Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
a) Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena
selama kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina.
b) Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi serat.
c) Pemakian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau tenaga
medislainnya.
d) Wanita perokok atau peminum alkohol harus menghentikan kebiasaannya.
Suami perlu diberi pengertian tentang keadaan istrinya yang sedang hamil.
3. Anamnesis
a) Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan hari
pertama haid hal lain seperti gerakan janin. Untuk primigravida gerakan
janin terasa pada kehamilan 18 minggu, sedangkan multigravida 16
minggu. Nausea biasanya hilang pada kehamilannya 12-14 mingggu.
b) Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya serta berat
bayi yang pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah
diderita seperti penyakit jantung, paru, ginjal, diabetes melitus. Selain itu

7
ditanyakan riwayat menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial, obstetri,
kontrasepsi, dan faktor risiko yang mungkin ada pada ibu.
4. Pemeriksaan umum
Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan
umum, status gizi dan tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya konjungtiva
pucat, sklera ikterik, edema kelopak mata, dan kloasma gravidarum. Periksa
gigi untuk melihat adanya infeksi lokal. Periksa pula jantung, paru, mammae,
abdomen, anggota gerak secara lengkap
5. Pemeriksaan Obstetri
Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum
pemeriksaan kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta berbaring
terlentang dan pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu.
 Pemeriksaan luar
Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi, harus
ditunggu sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar
tidak terjadi kontraksi dinding perut akibat perbedaan suhu dengan tangan
pemeriksa, sebelum palpasi kedua tangan pemeriksa digosokkan dahulu.Cara
pemeriksaan yang umum digunakan cara Leopold yang dibagi dalam 4 tahap.
Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap ke arah muka
ibu, sedangkan pada Leopold IV ke arah kaki.
a. Pemeriksaan Leopold I
Untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga usia kehamilan dapat
diketahui. Selain secara anatomi, tinggi fundus uteri dapat ditentukan dengan
pita pengukur. Bandingkan usia kehamilan yang didapat dengan hari pertama
haid terakhir. Selain itu, tentukan pula bagian janin pada fundus uteri: Kepala
teraba sebagai benda keras dan bulat, sedangkan bokong lunak dan tidak bulat.
Caranya:
 Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah muka klien
 Rahim dibawah ke tengah
 Tinggi fundus uteri ditentukan
 Tentukan bagian apa dari anak
yang terdapat dalam fundus
uteri.
 Sifat kepala ialah keras, bundar
dan melenting, sifat bokong
adalah lunak, kurang bundar
dan kurang melenting, pada
letak lintang fundus uteri
kosong.
 Variasi menurut knebel :
menentukan letak kepala atau
bokong dengan satu tangan di
fundus dan tangan lain di atas simfisis

8
b. Pemeriksaan Leopold II
Untuk ditentukan batas samping uterus dan posisi punggung pada bayi letak
memanjang. Pada letak lintang ditentukan kepala.
Caranya:
 Tentukan batas samping rahim
kiri dan kanan
 Tentukan letak punggung anak
 Pada letak lintang, tentukan
dimana letak kepala janin
 Leopold II untuk menentukan
dimana letaknya punggung
anak dan dimana letaknya
bagian-bagian kecil).
 Variasi menurut poudin :
menentukan letak punggung
dengan satu tangan menekan di
fundus

c. Pemeriksaan Leopold III


Menentukan bagian janin yang berada di bawah
Caranya:
 Bagian bawah ditentukan
antara ibu jari dan jari lainnya
 Adakah bagian bawah masih
dapat dipergunakan
 Leopold III menentukan apa
yang terdapat di bawah dan
apakah bagian bawah anak ini
sudah atau belum terpegang
oleh pintu atas panggul)
 Variasi menurut Ahlfeld :
menentukan letak punggung
dengan pinggir tangan kiri
diletakkan tegak di tengah
perut.
d. Pemeriksaan Leopold IV
Selain menentukan bagian janin yang berada di bawah, juga bagian kepala
yang telah masuk pintu atas panggul (PAP). Bila kepala belum masuk PAP
teraba balotement kepala.
Caranya:
 Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
 Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga
panggul.Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan Kedua
tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran tebesar kepala sudah
melewati pintu atas panggul). Kedua tangan pada pinggir kepala
convergent (ukuran terbesar kepala belum melewati pintu atas
panggul)

9
 Leopold IV untuk menentukan
bagian yang terendah dan berapa
masuknya bagian yang bawah ke
dalam rongga panggul. Biasanya
sambil melakukan palpasi,
sekaligus diperhatikan tentang :
o Konsistensi uterus
o Gerakan janin
o Kontraksi uterus (his), dan apakah ada lingkaran van bandl.
o Hubungan tua kehamilan (bulan), besar uterus, tinggi fundus uteri.
o Bln/mgg Besar uterus Tinggi fundus uteri

 Pemeriksaan dalam
Siapkan ibu dalam posisi-litotomi lalu bersihkan daerah vulva dan perineum
dengan larutan antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina apakah terdapat luka,
varises, radang, atau tumor. Selanjutnya lakukan pemeriksaan inspekulo. Lihat
ukuran dan warna porsio, dinding, dan sekret vagina. Lakukan pemeriksaan
colok vagina dengan memasukan telunjuk dan jari tengah. Raba adanya tumor
atau pembesaran kelenjar di liang vagina. Periksa adanya massa di adneksa
dan parametrium. Perhatikan letak, bentuk, dan ukuran uterus serta periksa
konsistensi, arah, panjang, porsio, dan pembukaan servik. Pemeriksaan dalam
ini harus dilakukan dengan cara palpasi bimanual.Ukuran uterus wanita yang
tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada kehamilan 8 minggu sebesar
telur bebek, 12 minggu sebesar telur angsa, dan 16 minggu sebesar kepala bayi
atau tinju orang dewasa.
 Pemeriksaan panggul
Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36 minggu karena
jaringan dalam rongga panggul lebih lunak, sehingga tidak menimbulkan rasa
sakit. Masukkan telunjuk dan jari tengah ke dalam liang vagina. Arahkan
ujung kedua jari ke promontorium, coba untuk merabanya. Bila teraba,
tentukan panjang konjugata diagonalis. Dengan ujung jari menelusuri linea
inominata kiri dan kanan sejauh mungkin, tentukan bagian yang teraba. Raba
lengkung sakrum dan tentukan apakah spina iskiadika kiri dan kanan menonjol
ke dalam. Raba dinding pelvik, apakah luruh atau konvergen ke bawah dan
tentukan panjang distansia interspinarum. Arahkan bagian palmar jari-jari
tangan ke dalam simfisis dan tentukan besar sudut yang dibentuk antara os
pubis kiri dan kanan.

10
H. HAL-HAL YANG DAPAT DILAKUKAN SEORANG IBU UNTUK
MENGHINDARI TERJADINYAKOMPLIKASI KEHAMILAN
Mengenal tanda-tanda bahaya kehamilan secara dini.tanda-tanda penyimpangan dari
keadaan normal kehamilan. Segera Posyandu, Puskesmas, atau Rumah Sakit terdekat
bila ditemukan
Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya deteksi dini seseorang terhadap
komplikasi kehamilan:
1. Tingkat Pendidikan
2. Informasi
3. Sosial Ekonomi
4. Budaya
Tanda dan Gejala Penyimpangan dari Penyakit Ibu Yang Membahayakan Kehamilan
1. Penyakit Jantung Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain sesak napas.
2. Tuberkulosis Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain batuk.
3. Anemia Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12 -15 gr%.
4. Malaria Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain panas tinggi,
menggigil.
Mengidentifikasi Tanda dan Gejala Penyakit Kandungan Lainnya
1. Hidramnion Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter.
2. Oligohidramnion. Bila banyaknya air ketuban kurang dari 500 cc.Biasanya
cairan.
3. Mola Hidatidosa.
4. Varises vagina Sekitar 20-30% ibu hamil mengalami varises. Umumnya varises.
5. Sindroma HELLP Sindroma HELLP adalah pre eklampsia dan eklampsia yang
disertai dengan adanya hemolisis, peningkatan enzim hepar, disfungsi hepar dan
trombositopenia. (H = Hemolisis; EL = Elevated Liver Enzim; LP = Low Platelets
Count).

11
I. PATHWAY
Kehamilan

ANC 1 kali
Trimester I
sebulan

Peningkatan Perubahan Kelainan Peningkatan


hormon bentuk badan pertumbuhan progesteron
HCG janin dan organ
reproduksi
penyakit ibu,
trauma,
ANC setiap Penurunan
PerutTrimester II
membesar, gangguan nutrisi,
2 minggu motilitas
perubahan warna stres gastrointestinal
Mual kulit/ pigmentasi

Perubahan Pertumbuhan janin Bahagia dengan


bentuk
Nause kehamilannya
Konstipasi
tubuh Perubahan
citra tubuh
Resiko
Muntah Kebutuhan Penekanan abortus
Kebutuhan Kesiapan
sirkulasi darah diafragma metabolisme menjadi
meningkat karena meningkat orang tua
Peningkatan
pembesaran
BB dan
uterus
perut
Ketidakseimbangan
membesar
nutrisi kurang dari Perubahan
Kurang
kebutuhan tubuh citra tubuh
pengetahuan Kurang asupan
Produksi sel nutrisi
darah tidak Mendesak
sesuai paru
Perubahan kebutuhan Cemas
citra tubuh
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
Pola kebutuhan tubuh
nafas
Anemia tidak
efektif

Cemas

12
ANC 2 kali setiap 1 minggu sejak
Trimester III
usia kehamilan 23 minggu

Perubahan Persiapan
Bayi Uterus
pada persalinan
semakin berkontraksi
payudara
besar

Cemas

Nyeri
akut
Payudara
menegang
siap
Mendesak Mendesak Tidak memproduksi
diafragma kandung nyaman Timbul ASI
kemih saat rasa sakit
berbaring pada
punggung
dan
panggul
Pola Sering
nafas kencing
tidak
efektif Gangguan
pola tidur

Gangguan
eliminasi
urin

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa yang mungkin muncul :

1. Trimester I

13
 Nausea berhubungan dengan kehamilan
 Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas gastro intestinal
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan fisiologi kehamilan
2. Trimester II
 Perubahan citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh
 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perubahan sirkulasi darah
 Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis : perubahan pada payudara
 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
 Inkontinensia urine berhubungan dengan stres kehamilan.
3. Trimester III
 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
 Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan progesteron.
 Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan desakan kandung kemih
 Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan.
 Kecemasan berhubungan dengan kesiapan kehamilan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, I.M. dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. EGC : Jakarta

Handayani, S. 2013. Konsep Dasar Sistem Reproduksi, Jilid 1. Samodra Yogyakarta

Mansjoer, A. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1, Ed.3. Media Aesculapius

FKUI : Jakarta

Saifuddin, A.B., 2002. BukuAcuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirorahardjo : Jakarta

Wilkinson, J.M. 2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC

Dan Kriteria Hasil NOC. EGC : Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai