Pros, Semnas Pend. IPA Pascasarons UM Vol 1, 2016, ISBN: 978-602.9286-21-2
latihan, Informasi yang disajikan dalam LKS tersebut sangat terbatas dari segi kedalaman dan
keluasan materi terutama pada pokok bahasan senyawa hidrokarbon. Selain itu penyajian isi
LKS tidak mengarahkan siswa untuk mengkonstruk pengetahuan yang dipelajarinya
Selama ini bahan ajar ideal untuk pembelajaran kimia secara kontekstual yang sesuai
dengan kurikulum 2013 (Pendekatan Saintifik) masih jarang tersedia. Menurut Tasdelen dan
Koseoglu (2008) kebanyakan buku-buku ajar saat ini terlalu menyederhanakan isi dan
aplikasi serta hanya memberi sedikit informasi untuk mengembangkan proses pembelajaran
ke dalam ativitas sehari-hari, Selanjutnya Tasdelen dan Koseoglu menyatakan bahwa bahan
ajar memiliki peran penting dalam pencapaian target kurikulum dan siswa betharap bahan
ajar menjadi sumber informasi termudah dalam mempraktikkan sains dalam kehidupannya,
‘Untuk itulah, sebagai sosok yang berdiri di garda depan dalam dunia pendidikan, guru
(pendidik) dituntut untuk kreatif dalam melakukan berbagai inovasi pembelajaran, salah
satunya inovasi terhadap bahan ajar.
Schubungan dengan penggunaan bahan ajar/modul, beberapa peneliti melakukan
penelitian mengenai efektivitas dan ketuntasan belajar siswa yang dibelajarkan dengan modul
kimia, Hasil yang mereka dapat adalah pemahaman siswa lebih baik, respon siswa dan
prestasi belajar siswa lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan tanpa
bahan ajar/modul (Rika, 2007; Wahyuni, 2002).
Pembelajaran kimia harus menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
Jangsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah,
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan ialah pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran
yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengembangkan pengetahuan melalui metode
ilmiah dan keterampilan proses seperti yang diamanatkan dalam kurikulum 2013
(Permendikbud No. 24 tahun 2015) yang menganut teori pembelajaran konstruktivis.
BAHASAN UTAMA
Pendekatan Saintifik
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau
pendekatan berbasis proses keilmuan. Dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik,
materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika
atau penalaran tertentu bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda atau dongeng semata.
Penjelasan guru, respon siswa dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang
serta-merta, pemikiran subjektif atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis
Berbasis pada konsep, teori dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
Prinsip-prinsip kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik kurikulum 2013,
vyakni
Peserta didik difasilitasi untuk meneari tabu;
. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
Pembelajaran berbasis kompetensi;
Pembelajaran terpadu;
Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi
dimensi;
.. Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif,
8. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-
skills,
avaeEn
689Pros, Semnas Pend. IPA Pascasarons UM Vol 1, 2016, ISBN: 978-602.9286-21-2
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai
pembelajar sepanjang hayat;
10, Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (Ing Ngarso
Sung Tulodo), membangun kemauan (Ing Madyo Mangun Karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (Tut Wuri
Handayani);
11, Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
12, Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran;
13, Pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya peserta didik; dan
14, Suana belajar menyenangkan dan menantang,
Kegiatan belajar dan deskripsi langkah-langkah pendekatan saintifik pada
pembelajaran kurikulum 2013 adalah:
1. Mengamati: membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) untuk
‘mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui - Mengamati dengan indra (membaca,
‘mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat
2. Menanya: mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
- Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang,
belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai Klarifikasi.
3. Mencoba/mengumpulkan data (informasi)/ eksplorasi: melakukan eksperimen,
‘membaca sumber lain dan buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara
dengan narasumber - Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru
bentuk/gerak, mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara dan
‘memodifikasi/ menambahi/mengembangkan.
4, Mengasosiasikan/mengolah informasi: SISWA mengolah informasi yang sudah