Kaum Tsamud IKA SANTIII
Kaum Tsamud IKA SANTIII
Tafsir ilmi
Disusun Oleh:
Rifqatul Amaliya.
30300117054
Santi
30300117060
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. H. Muhammad Galib M. M.A
MAKASSAR
2019
BAB I
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kelompok tertentu. Kebenaran berita yang dibawa oleh al-qur´an dengan berbagai
bidang yang dibicarakannya juga merupakan ciri khas yang tidak dapat dipisahkan
darinya. Salah satu aspeknya adalah al-qur’an tidak hanya berbicara mengenai
sistem teologi dan rutinitas belaka, tetapi padanya pula diperoleh berbagai cabang
disipilin ilmu, baik yang sudah mapan maupun yang masih samar dalam logika
manusia.
mengenai kehidupan manusia yang akan datang begitu pula sisa-sisa peninggalan
melakukan perlawatan dan wisata sejarah dalam merekrut data yang berkaitan
dengan kajian kepurbakalaan. Dalam hal ini manusia melakukan survei terhadap
objek-objek sejarah di muka bumi dalam rangka menggali dan menemukan bekas-
bekas peninggalan budaya dan peradaban umat terdahulu.1 Salah satu objek
arkeologi yang dijadikan manusia sebagai media dalam studi objek wisata al-qur
´an yang terjadi pada masa lampau adalah peradaban kaum Tsamud.
B. Rumusan Masalah
1
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an (Cet. I; Makassar: Alauddin
university Press, 2011), h. 93.
2
C. Tujuan pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kaum ‘Ad dan Tsamud termasuk dalam golongan Arab Ba’idah (bangsa Arab
sebelum Ismail). Kaum Tsamud ini berkuasa di sekitar daerah Wadi al-Qura>, yaitu suatu
kawasan yang berada di Hijaz Utara, antara Madinah dan Syam (Syiria). Wilayah
kekuasaan mereka dari kota al-‘Ula di sebelah selatan hingga ke Utara. Kaum Tsamud
juga termasuk salah satu bangsa Arab terbesar yang telah punah. 2
Eksistensi keberadaan kaum Tsamud dapat dilihat pada Parasasti Sargon II,
beraksara Hymarite. Prasasti ini berusia sekitar 800 SM yang ditemukan di bagian Suriah
Utara.3 Prasasti ini merupakan ukiran peninggalan raja Asiria Baru. Mereka merupakan
Jazirah Arab. Nama kaum Tsamud tertera pada ukiran tersebut. Al-Ashtakhri
menyebutkan bahwa di tempat tersebut terdapat sebuah sumur yang disebut sumur
Tsamud. Seorang sejarawan Islam yang bernama al-Mas’udi mengatakan bahwa rumah-
rumah mereka terpahat di gunung-gunung dan masih tampak jelas bagi orang yang
Tarikh Nabi Salih sekitar 1100 SM. Sama seperti Nabi Hud, kisahnya tidak
dicantumkan dalam perjanjian lama. Nabi Salih berasal dari kaum Tsamud yang masih
serumpun dengan kaum Ad. Mereka adalah keturunan Tsamud bin Jatsar bin Iram bin
Sam bin Nuh. Jadi silsilah keturunan mereka bertemu dengan ‘Ad pada kakek yang sama
yaitu Iram yang juga masih keturunan dari Nabi Nuh melalui jalur Sam. Sedangkan nasab
Nabi Salih adalah Salih bin Ubaid bin Hadzir bin Samud bin Amir bin Iram bin Sam bin
Nuh. Penyebutan Ad dan Tsamud secara beriringan adalah karena keduanya termasuk
generasi-generasi Arab yang telah punah yang jejak peninggalannya masih ada untuk
beberapa saat dan di akhir perjalanan di musim panas dan dingin. Dari dimensi zahir
ungkapan al-qur´an, kaum Tsamud itu ada di masa tidak jauh dari kaum ‘Ad. Tempat
2
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an, 139.
3
Kementrian Agama RI, Kisah Para Nabi Pra Ibrahim dalam Perspektif al-Qur´an dan
Sains (Cet. I; Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur´an Badan Litbang Diklat, 2012), h. 104.
4
M.Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur´an, Vol. 6
(Cet. V; Jakarta: Lentera Hati, 2012), h. 497.
4
tinggal mereka pun sebelum terusir, dekat tempat tinggal kaum ‘Ad. Mereka pun kenal
baik keadaan kaum ‘Ad dan mengetahui akhir dari kehidupan mereka. Para peneliti juga
telah menemukan bekas peninggalan kaum Tsamud di kota Hijr, dan puing-puing yang
cukup menegaskan keberadaan mereka yang telah punah. 5 Seperti pula yang disebutkan
dalam al-qur´an dengan baik. Hal ini disebutkan dalam QS. al-A´ra>f/ 7: 73-74.
Madain Salih adalah kota tua yang berada kurang lebih 225 km barat laut
Madinah. Madain Salih dulu dikenal dengan sebutan al-Hijr “bukit batu”. Orang Romawi
menyebutnya Hegra. Keturunan kaum Tsamud yang selamat dari tragedi yang menimpa
Madain Salih, dengan ibu kota Petra (sekarang kawasan tersebut masuk kawasan
Yordania) yang sebelum akhirnya jatuh pada tangan Romawi. 6 Ungkapan Tsamud dalam
Ayat yang akan dibahas mengenai kaum Tsamud begitu pula dengan
Salah satu pembahasan dari surah al-Fajr adalah dengan menyebutkan beberapa
kisah umat-umat terdahulu yang zalim dan mendustakan para Rasul Allah, seperti halnya
kaum ‘Ad, Tsamud dan kaum Fir´aun. Hal ini memberikan perumpamaan dan
menjelaskan siksa yang menimpa mereka akibat kezaliman yang mereka lakukan. 9
5
M. Hadi Rifa´at, Kisah-Kisah dalam al-Qur´an antara Fakta dan Metafora, (Cet. I;
Jakarta: Griya Aksara Hikmah, 2013), h. 101-103.
6
Kementrian Agama RI, Kisah Para Nabi Pra Ibrahim dalam Perspektif al-Qur´an dan
Sains, h. 106.
7
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an, 138.
8
Kementerian agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 593.
9
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir (Cet. I; Jakarta: Gema Insani, 2014), h. 514.
5
Dalam surah ini menjelaskan kisah 3 golongan manusia yang secara global yang
menjadi simbol kekuatan, kekerasan dan kediktatoran. Kaum ‘Ad yang memiliki
bangunan yang kokoh, sedangkan kaum Tsamud memotong batu yang besar dan
Qira. Para ahli tafsir berkata, “ Kaum Tsamud adalah kaum yang pertama kali memahat
gunung, membuat gambar, dan membuat batu marmer. Kemudian mereka membangun
1.700 kota dan semuanya terbuat dari batu. Selain itu, mereka juga membuat 2.700.000
rumah yang semuanya dibuat menggunakan bahan dari batu. Sedangkan kaum Fir´aun
yang memiliki bangunan tinggi, pasukan yang banyak serta membangun 4 tiang raksasa
keadaan mereka pada masa lampau dan memberikan pemahaman atas peradaban yang
Kata جابُو
َ diambil dari kata اب
َ َجyang berarti melubangi atau memotong, sedang
ْ
kata خر
ْ الص
َّ adalah batu-batu yang kuat dan besar. Adapun kata lembah yang dimaksud di
َ
sini adalah Wa>di al-Qura> dan al-Hijr terletak antara lembah Khaibar dan Taima´ di
Saudi Arabia.11
Diantara ayat yang menyebutkan nama dan kisah dari kaum Salih adalah surah al-
a´ra>f/7: 73-79; at-Taubah/9: 70; Hu>d/11: 61-68 dan 95; Ibra>hi>m/14: 9 dan 13-14; al-
Hijr/15: 80-83; al-Isra’/17: 59; Maryam/19: 74; al-Haj/22: 42; al-Furqa>n/25: 38-39; asy-
Fussilat/41: 13 dan 17-18; Qa>f/50: 12; az|-Z|a>riya>t/51: 43-45; an-Najm/53: 51; al-
Syam/91: 11-15.12
10
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir , h. 521.
11
Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, Vol. 15
(Cet. V; Jakarta: Lentera Hati, 2002) h. 291.
12
Kementrian Agama RI, Kisah Para Nabi Pra Ibrahim dalam Perspektif al-Qur´an dan
Sains, h. 122.
6
C. Bentuk Kejayaan Peradaban Kaum Tsamud
Periode Nabi Salih adalah setelah Nabi Hud. Olehnya itu, tingkat kebudayaan
yang dicapai kaum Nabi Salih tidak jauh berbeda dengan kebudayaan kaum Nabi Hud.
Namun kaum Nabi Salih telah mengembangkan keterampilan dan tekhnologi yang lebih
maju, yakni mampu memotong batu dan memahat gunung sehingga terbentuk rumah-
rumah, serta telah membuat istana-istana. 13 Mereka juga mempunyai kemampuan dalam
membuat bangunan yang indah berkat kemahiran mereka dalam pertukangan, arsitektur
dan keterampilan lain.14 Hal itu tergambar dalam al-qur´an QS. Al-a’ ra>f/7: 74.
ورا َو َتْن ِحتُ و َن هِل ِ ِ ِ واذْ ُكروا ِإ ْذ جعلَ ُكم خلَ َفاء ِمن بع ِد ع ٍاد وب َّوَأ ُكم يِف اَأْلر
ً صُ ُض َتتَّخ ُذو َن م ْن ُس ُهو َا ق ْ ْ َ َ َ َْ ْ َ ُ ْ َ َ ُ َ
)74( ين ِ ِ ِ اجْلِب َال بيوتًا فَاذْ ُكروا آاَل ء اللَّ ِه واَل َتعثوا يِف اَأْلر
َ ض ُم ْفسد ْ ْ َْ َ َ ُ ُُ َ
Terjemahnya
Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan mejadikan kamu pengganti-pengganti (yang
berkuasa) sesudah kaum ‘Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu
dirikan istana-istana di tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya
untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi.15
Pada awalnya ayat ini menjelaskan bahwa kaum Tsamud adalah generasi
pengganti (khulafa) bagi generasi ‘Ad. Kaum ini juga mampu membuat relief-relief yang
sangat indah bagaikan sesuatu yang benar-benar hidup. Mereka sukses membuat
peradaban yang cukup megah tetapi keberhasilan itu menjadikan mereka lengah sehingga
mereka kembali menyembah berhala seperti yang disembah oleh kaum ‘Ad sebelumnya. 16
metro al-Hijr, sampai sekarang bangunan yang didirikan di kota ini masih terdapat bekas-
bekasnya. Kaum Tsamud juga ternyata merasakan masa-masa keemasan ditinjau dari
13
Kementrian Agama RI, Kisah Para Nabi Pra Ibrahim dalam Perspektif al-Qur´an dan
Sains, h. 122.
14
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an, 138.
15
Kementerian agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 160.
16
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an, 139.
7
kemajuan budaya dan kemakmuran negeri mereka pada masa purba tersebut. Mereka
membangun rumah dengan memahat gunung-gunung batu agar lebih aman dan tahan
lama. Tentang hidup mereka yang tergolong makmur telah diabadikan dalam QS.
Hu>d/11: 61.17
ِ ٍ ِ ِ وِإىَل مَثُ ود َأخ اهم حِل
ض ْ ص ا ًا قَ َال يَ ا َق ْوم ْاعبُ ُدوا اللَّهَ َم ا لَ ُك ْم م ْن ِإلَ ه َغْي ُرهُ ُه َو َأنْ َش َأ ُك ْم م َن
ِ اَأْلر َ ُْ َ َ َ
)61( يب ِ واسَتعمر ُكم فِيها فَاسَت ْغ ِفروه مُثَّ تُوبوا ِإلَي ِه ِإ َّن ريِّب قَ ِر
ٌ يب جُم ٌ َ ْ ُ ُ ُ ْ َ ْ ََ ْ ْ َ
Terjemahnya
Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata,”
Wahai kaumku! Sembahlah Allah, Tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Dia telah
menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu
mohonlah ampun kepadaNya, kemudian bertobatlah kepadaNya. Sesungguhnya
Tuhanku sangat dekat (rahmatNya) dan memperkenankan (doa hambaNya). 18
Sampai saat ini karya terbaik mereka tinggallah bekas-bekasnya yang kemudian
menjadi studi kajian arkeologi yang sangat menarik terutama bagi para pecinta benda
purbakala. Di kota al-Hijr (Madain Shalih) sampai saat ini masih banyak terdapat banyak
yang merupakan sisa-sisa dari peradaban kaum Tsamud. Terdapat pula pahatan-pahatan
indah serta kuburan-kuburan serta aneka tulisan dengan beragam aksara Arab, Aramiah,
Seorang orientalis yang bernama Charles Doughty pernah melakukan riset di kota
Tsamud dan telah menemukan kembali kota al-Hijr (Madain shalih) disertai dengan
sketsa dan beliau juga menjelaskan tempat-tempat terdapatnya benda purbakala tersebut.
Prof. Alois Musil juga telah melakukan peninjauan di bagian Hijaz Utara dan
menemukan peninggalan kaum Tsamud di al-Gawafah, antara Tabuk dan laut Merah. 20
17
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an, 140.
18
Kementerian agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 160.
19
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur´an, Vol. 5
(Cet. V; Jakarta: Lentera Hati, 2012), h. 666.
20
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an, 142.
8
Usaha tersebut telah membuktikan kebenaran yang telah digariskan oleh al-qur
´an sebagai sumber referensi obyek arkeologi dalam menyingkap pola hidup dan budaya
kaum Tsamud dengan Nabi Salih as. sebagai Nabi dan Rasul Allah. Al-qur’ an pula
menyebutkan awalnya kaum Tsamud dapat menarik pelajaran berharga dari tragedi nahas
yang menimpa kaum ‘Ad, karena itu mereka masih menganut agama monoteis, namun
lambat laun mereka meyimpang dari agama yang benar dan beralih mempersekutukan
Tuhan dengan menyembah patung, karenanya Allah swt. mengutus Nabi Shalih as. untuk
mengajak dan memurnikan akidah mereka kepada yang Esa tetapi hal tersebut tidak
mendapat sambutan baik dari kaum ini. Sebagaimana dikisahkan dalam dalam QS.
Hu>d/11: 61.21
mempertahankan dan menyelamatkan kehidupan mereka. 22 Pada waktu itu pula mereka
berhasil membuat peradaban yang cukup megah tetapi keberhasilan mereka menjadikan
mereka lalai hingga akhirnya mereka kembali menyembah berhala seperti yang disembah
seekor unta betina yang berbulu lebat, bisa makan dan minum bahkan hamil sepuluh
bulan yang kemudian melahirkan yang dapat mereka raba dan air susu yang dihasilkan
dari unta tersebut dapat diminum oleh penduduk Tsamud dengan syarat unta tersebut
harus diberi waktu untuk merumput dan meminum air dari sumur bangsa Tsamud secara
bergantian dengan penduduk. Bila giliran unta tersebut yang minum maka penduduk
tidak boleh datang ke tempat air itu, begitu pula jika giliran penduduk tersebut maka unta
21
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an, 140.
22
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an, 141.
23
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur´an, Vol. 5,
h. 666.
9
tersebut tidak datang ke tempat air tersebut. Adapun keterangan ayat dalam al-qur´an
yang membahas tentang unta tersebut adalah QS. al-Qamar/ 54: 27-31, QS. al-a´ra>f/ 7:
75, QS. Hud/ 11: 64, dan QS. asy-Syu´ara/ 26: 155-156.24
Menurut para mufassir, unta betina tersebut keluar dari dalam batu, jadi tidak ada
induknya. Lalu Nabi Salih memberi peringatan agar unta tersebut tidak dibunuh. Unta
tersebut keluar dari batu besar yang mereka tunjuk dan Nabi Salih pun mengiyakannya
dan dibuatlah perjanjian antara kaum Tsamud dan Nabi Salih yang menyatakan bahwa
jika permintaan kaumnya mampu dilaksanakan maka mereka harus beriman kepada Allah
dan Nabi Salih pun berdoa dan terijabah. Maka terbelahlah batu itu dan tampaklah di
dalamnya unta betina yang sehat dan kuat seperti yang mereka kehendaki. 25 Hal ini
sementara unta betina tersebut hidup dalam keseharian mereka. Karena beberapa
Tsamud dapat memanfaatkan air susunya secara cuma-cuma karena banyak dari kalangan
peternak unta perah melakukan upaya monopoli peternakan unta perah dan monopoli
sumber air sehingga timbul dalam diri mereka perasaan dengki yang menyebabkan
mereka bersekongkol untuk melakukan pembunuhan terhadap unta tersebut. Upaya licik
mereka tercantum dalam QS. an-Naml/27: 48. Mereka merancang pembunuhan terhadap
unta tersebut dengan melibatkan 9 orang. Menurut Muhajir, ayat tersebut memberi isyarat
kepada Nabi Muhammad bahwa beliau akan mengalami upaya pembunuhan dari para
musyrik Mekah yang hampir serupa. Ada 9 tokoh yang terlibat dalam kasus tersebut yaitu
24
Kementrian Agama RI, Kisah Para Nabi Pra Ibrahim dalam Perspektif al-Qur´an dan
Sains, h. 108
25
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an, 144.
10
Abu Jahl, Mut´im bin ´Adly, Syaibah bin Rabi´ah, ´Utbah bin Rabi´ah, al-Walid bin
´Utbah, Umayyah bin Khalaf, an-Nadr bin Haris, ´Aqabah bin Mu´ait, dan Abu Lahab. 26
seperti yang dikisahkan dalam QS. al-A´ra>f/7: 77. Kemudian Nabi Salih membalas
olokan mereka dengan memberikan peringatan akan datangnya azab Allah. At-Tabari
dalam tafsirnya, mengutip dari riwayat Qatadah, menerangkan bahwa hari pertama
setelah membunuh unta tersebut, kulit mereka menguning, lalu kemerahan pada
selanjutnya dan hari terakhir kulitnya menghitam. Ada pula yang memahaminya mereka
terkena penyakit sampar ganas. Dan tepat pada hari ketiga datanglah azab Allah yang
mengenai genom unta berhasil diteliti oleh tim riset gabungan para cendekia Arab Saudi
yang dipimpin oleh Dr. Abdu Aziz al-Swallem dari King Abdul Aziz City for Science
and Technology (KACST) yang bekerja sama dengan tim dari Cina oleh Dr. Jiang Wang
dari Beijing Genomis Institute (BGI) selama 4 tahun yang mengikutsertakan 20 ilmuan
dari kedua negara tersebut dengan kesimpulan bahwa genom unta 57% sama dengan
genom manusia, dari situ dapat dipahami bahwa unta mampu bertahan hidup di
lingkungan pasir yang gersang. Pada tubuh unta juga terdapat sistem yang dapat mendaur
ulang air sehingga unta dapat meminum air 1/3 dari berat badannya dalam jangka waktu
sepuluh menit (130 liter dalam sekali tenggak) yang disimpan pada punuknya. Sedangkan
menurut pemaparan dari Dr. Fatimah Abdurrahman seorang pakar mikrobiologi makanan
dari Dubai Central Laboratory, Uni Emirat Arab mengatakan susu unta lebih bergizi dari
susu sapi. Kandungan lemak dan kolesterol dan lemak yang dikandung unta jauh lebih
rendah serta susu unta lebih kaya zat besi dan mineral. Dan yang lebih menakjubkan
26
Kementrian Agama RI, Kisah Para Nabi Pra Ibrahim dalam Perspektif al-Qur´an dan
Sains, h. 104.
27
M. Hadi Rifa´at, Kisah-kisah dalam al-Qur´an antara Fakta dan Metafora, h. 109.
11
bahwa unta yang diutus Allah kepada kaum Tsamud adalah unta yang kandungannya jauh
Dari keterangan tersebut menandakan bahwa Nabi Salih adalah seorang yang ahli
dalam peternakan. Beliau dapat menjelaskan tentang unta yang termasuk bibit unggul
yang memiliki kapasitas air susu yang besar yang hanya dapat terjadi ketika mendapat
Kebinasaan yang mereka alami membuktikan bahwa tidak ada gunanya kemajuan
material yang mereka raih. Patung dan tanah mereka yang terbuat dari batu hancur
menjelaskan azab yang menimpa mereka yaitu ‘petir yang dahsyat’ yang diistilahkan
mereka, kata al-saihah berakar dari kata shad, ya, dan ha yang berarti suara yang tinggi.
Secara leksikal, berarti suara yang kuat. seperti yang terdapat pada QS. Hud/11: 67.
Dalam ayat lain diistilahkan dengan shaiqah dalam QS. Fussilat/41: 17. Kata shaiqah
berakar dari kata shad, ain, dan qaf berarti juga suara yang keras, atau suara yang
sanggup membinasakan mereka. Dalam QS. al-A´raf/7: 78 dipakai lafal rajfah yang dari
segi bahasa berarti goncangan yang sangat besar. Adapun kata jatsimi>n yang bermakna
telungkup dengan dadanya sambil melengkungkan betis seperti halnya kelinci. Hal ini
Selanjutnya Nabi salih dan pengikutnya yang selamat dari peristiwa tersebut
melakukan eksodus ke Ramlah. Sebuah kota dekat Palestina dan di sinilah terdapat
kuburan Nabi salih. Menurut Ibnu Khaldun, Nabi salih menyeru kepada kaumnya selama
20 tahun dan meninggal dunia dalam usia 58 tahun. Peninggalan mereka masih tampak
28
Kementrian Agama RI, Kisah Para Nabi Pra Ibrahim dalam al-Qur´an dan Sains, h.
107.
29
Suhartono & Totok Chamidy, Rahasia al-Qur´an dalam Biometric (Cet. I; Malang: UIN
Malang Press, 2007), h. 20.
30
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an, 147.
12
jelas bagi orang yang melakukan perjalanan haji dari Syam di dekat Wadi al-Qura, yakni
pada jalur Khaibar menuju Tabuk di Saudi Arabia. Nabi saw pernah melewati lembah al-
Hijr di kawasan Tsamud saat perang Tabuk. 31 Di lokasi inilah kuat diduga bukti-bukti
kaum Nabi Salih dapat ditemukan. Hal ini seperti dalam hadis Nabi saw.
dijadikan sasaran studi arkeologis adalah bekas-bekas pemukiman mereka yang ada di
kemisteriusan unta betina dan juga penyakit epidermi yang menimpa kaum Nabi Salih.
Begitupun juga dengan makam Nabi Salih yang dapat dijadikan saksi sejarah dalam
mengungkap tragedi dan pola hidup kaum Tsamud yang tidak menjadikan agama sebagai
31
Imaduddin Abu Fida’ Ismail bin Katsir al-Quraisyi ad-Damasyqi, Kisah Para Nabi (Cet.
III; Jakarta: Ummul Qura, 2014), h. 213.
32
Ahmad bin Abdurrahma>n bin Muhammad al-Bina> al-Sa>’a>ti>, Musnad Ahmad bin
Hanbal, Juz 20 (Cet. II; T.t: Da>r Ih}ya>’ al-Tura>s\ al-‘Arabi>, T.th), h. 46.
13
pedoman hidup dan kebudayaan mereka. Kaum Tsamud hancur akibat ulah dan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kaum Tsamud termasuk dalam golongan Arab Ba’idah (bangsa Arab sebelum
Ismail). Kaum Tsamud ini berkuasa di sekitar daerah Wadi al-Qura>, yaitu suatu
kawasan yang berada di Hijaz Utara, antara Madinah dan Syam (Syiria). Wilayah
kekuasaan mereka dari kota al-‘Ula di sebelah selatan hingga ke Utara. Eksistensi
keberadaan kaum Tsamud dapat dilihat pada Parasasti Sargon II, beraksara Hymarite.
14
Prasasti ini berusia sekitar 800 SM yang ditemukan di bagian Suriah Utara. Prasasti ini
Ayat yang berbicara mengenai kaum Tsamud dan peradabannya salah satunya
mengambil hikmah dari keadaan mereka pada masa lampau dan memberikan pemahaman
Kaum Nabi Salih telah mengembangkan keterampilan dan tekhnologi yang maju,
yakni mampu memotong batu-batu dan memahat gunung sehingga terbentuk rumah-
rumah, serta telah membuat istana-istana. Mereka juga mempunyai kemampuan dalam
membuat bangunan yang indah berkat kemahiran mereka dalam pertukangan, arsitektur
dan keterampilan lain. Kaum ini juga mampu membuat relief-relief yang sangat indah
bagaikan sesuatu yang benar-benar hidup. Mereka sukses membuat peradaban yang
cukup megah tetapi keberhasilan itu menjadikan mereka lengah sehingga mereka kembali
menyembah berhala seperti yang disembah oleh kaum ‘Ad sebelumnya. Akibatnya
mereka mendapat azab berupa gempa dan mereka mati bergelimpangan di dalam
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Agama RI, Kisah Para Nabi Pra Ibrahim dalam Perspektif al-Qur´an dan
Sains. Cet. I; Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur´an Badan Litbang
Diklat, 2012.
Rifa´at, M. Hadi. Kisah-kisah dalam al-Qur´an antara Fakta dan Metafora. Cet. I;
15
ad-Damasyqi, Imaduddin Abu Fida’ Ismail bin Katsir al-Quraisyi. Kisah Para Nabi. Cet.
Chamidy, Suhartono & Totok. Rahasia al-Qur´an dalam Biometric. Cet. I; Malang: UIN
al-Sa>’a>ti>, Ahmad bin Abdurrahma>n bin Muhammad al-Bina> Musnad Ahmad bin
Hanbal, Juz 20. Cet. II; T.t: Da>r Ih}ya>’ al-Tura>s\ al-‘Arabi>, T.th.
Shihab, M. Quraish Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur´an. Vol. 5
Shihab, M. Quraish Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur´an. Vol. 6
Shihab, M. Quraish Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur´an. Vol. 15
16