Anda di halaman 1dari 16

KAUM TSAMUD DAN PERADABANNYA

(Tafsir QS. Al-fajr/89: 9)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Tafsir ilmi

Disusun Oleh:

Rifqatul Amaliya.
30300117054
Santi
30300117060

Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. H. Muhammad Galib M. M.A

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

MAKASSAR

2019

BAB I

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-qur´an merupakan dokumen suci yang bersifat universal yang tidak

hanya mengkhususkan pada pembahasan pada bangsa tertentu atau terhadap

kelompok tertentu. Kebenaran berita yang dibawa oleh al-qur´an dengan berbagai

bidang yang dibicarakannya juga merupakan ciri khas yang tidak dapat dipisahkan

darinya. Salah satu aspeknya adalah al-qur’an tidak hanya berbicara mengenai

sistem teologi dan rutinitas belaka, tetapi padanya pula diperoleh berbagai cabang

disipilin ilmu, baik yang sudah mapan maupun yang masih samar dalam logika

manusia.

Salah satu aspeknya adalah al-qur´an menawarkan konsep-konsep sejarah

mengenai kehidupan manusia yang akan datang begitu pula sisa-sisa peninggalan

budaya dalam bentuk situs-situs arkeologi yang tersebar dimana-mana.

Al-qur´an sangat gencar dalam memberikan manusia motivasi dalam

melakukan perlawatan dan wisata sejarah dalam merekrut data yang berkaitan

dengan kajian kepurbakalaan. Dalam hal ini manusia melakukan survei terhadap

objek-objek sejarah di muka bumi dalam rangka menggali dan menemukan bekas-

bekas peninggalan budaya dan peradaban umat terdahulu.1 Salah satu objek

arkeologi yang dijadikan manusia sebagai media dalam studi objek wisata al-qur

´an yang terjadi pada masa lampau adalah peradaban kaum Tsamud.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana eksistensi bukti keberadaan kaum Tsamud?

2. Bagaimana tafsiran QS. Al-fajr/89: 9?

3. Bagaimana bentuk kejayaan peradaban kaum Tsamud?

1
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an (Cet. I; Makassar: Alauddin
university Press, 2011), h. 93.

2
C. Tujuan pembahasan

1. Untuk mengetahui eksistensi bukti keberadaan kaum Tsamud.

2. Untuk memahami tafsiran QS. Al-fajr/89: 9.

3. Untuk mengetahui bentuk kejayaan peradaban kaum Tsamud.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Eksistensi Bukti Keberadaan Kaum Tsamud

3
Kaum ‘Ad dan Tsamud termasuk dalam golongan Arab Ba’idah (bangsa Arab

sebelum Ismail). Kaum Tsamud ini berkuasa di sekitar daerah Wadi al-Qura>, yaitu suatu

kawasan yang berada di Hijaz Utara, antara Madinah dan Syam (Syiria). Wilayah

kekuasaan mereka dari kota al-‘Ula di sebelah selatan hingga ke Utara. Kaum Tsamud

juga termasuk salah satu bangsa Arab terbesar yang telah punah. 2

Eksistensi keberadaan kaum Tsamud dapat dilihat pada Parasasti Sargon II,

beraksara Hymarite. Prasasti ini berusia sekitar 800 SM yang ditemukan di bagian Suriah

Utara.3 Prasasti ini merupakan ukiran peninggalan raja Asiria Baru. Mereka merupakan

bangsa yang termasuk pernah menaklukkan kaum tersebut di sebelah semenanjung

Jazirah Arab. Nama kaum Tsamud tertera pada ukiran tersebut. Al-Ashtakhri

menyebutkan bahwa di tempat tersebut terdapat sebuah sumur yang disebut sumur

Tsamud. Seorang sejarawan Islam yang bernama al-Mas’udi mengatakan bahwa rumah-

rumah mereka terpahat di gunung-gunung dan masih tampak jelas bagi orang yang

melakukan perjalanan haji dari Syam di dekat Wadi Qura. 4

Tarikh Nabi Salih sekitar 1100 SM. Sama seperti Nabi Hud, kisahnya tidak

dicantumkan dalam perjanjian lama. Nabi Salih berasal dari kaum Tsamud yang masih

serumpun dengan kaum Ad. Mereka adalah keturunan Tsamud bin Jatsar bin Iram bin

Sam bin Nuh. Jadi silsilah keturunan mereka bertemu dengan ‘Ad pada kakek yang sama

yaitu Iram yang juga masih keturunan dari Nabi Nuh melalui jalur Sam. Sedangkan nasab

Nabi Salih adalah Salih bin Ubaid bin Hadzir bin Samud bin Amir bin Iram bin Sam bin

Nuh. Penyebutan Ad dan Tsamud secara beriringan adalah karena keduanya termasuk

generasi-generasi Arab yang telah punah yang jejak peninggalannya masih ada untuk

beberapa saat dan di akhir perjalanan di musim panas dan dingin. Dari dimensi zahir

ungkapan al-qur´an, kaum Tsamud itu ada di masa tidak jauh dari kaum ‘Ad. Tempat
2
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an, 139.
3
Kementrian Agama RI, Kisah Para Nabi Pra Ibrahim dalam Perspektif al-Qur´an dan
Sains (Cet. I; Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur´an Badan Litbang Diklat, 2012), h. 104.
4
M.Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur´an, Vol. 6
(Cet. V; Jakarta: Lentera Hati, 2012), h. 497.

4
tinggal mereka pun sebelum terusir, dekat tempat tinggal kaum ‘Ad. Mereka pun kenal

baik keadaan kaum ‘Ad dan mengetahui akhir dari kehidupan mereka. Para peneliti juga

telah menemukan bekas peninggalan kaum Tsamud di kota Hijr, dan puing-puing yang

cukup menegaskan keberadaan mereka yang telah punah. 5 Seperti pula yang disebutkan

dalam al-qur´an dengan baik. Hal ini disebutkan dalam QS. al-A´ra>f/ 7: 73-74.

Madain Salih adalah kota tua yang berada kurang lebih 225 km barat laut

Madinah. Madain Salih dulu dikenal dengan sebutan al-Hijr “bukit batu”. Orang Romawi

menyebutnya Hegra. Keturunan kaum Tsamud yang selamat dari tragedi yang menimpa

kaum Tsamud atas kedurhakaannya membangun kerajaan Nabatea di wilayah utara

Madain Salih, dengan ibu kota Petra (sekarang kawasan tersebut masuk kawasan

Yordania) yang sebelum akhirnya jatuh pada tangan Romawi. 6 Ungkapan Tsamud dalam

derivasinya dalam al-qur’ an disebutkan sebanyak 29 kali pada 21 macam surah. 7

B. Tafsiran QS. al-Fajr/89: 9

Ayat yang akan dibahas mengenai kaum Tsamud begitu pula dengan

peradabannya yaitu pada QS. al-Fajr/89: 9.

‫الص ْخَر بِالْ َو ِاد‬


َّ ‫ين َجابُوا‬ ِ َّ ُ‫ومَث‬
َ ‫ود الذ‬
َ َ
Terjemahnya
Dan (terhadap) kaum Tsamud yang memotong batu besar di lembah. 8

Salah satu pembahasan dari surah al-Fajr adalah dengan menyebutkan beberapa

kisah umat-umat terdahulu yang zalim dan mendustakan para Rasul Allah, seperti halnya

kaum ‘Ad, Tsamud dan kaum Fir´aun. Hal ini memberikan perumpamaan dan

menjelaskan siksa yang menimpa mereka akibat kezaliman yang mereka lakukan. 9

5
M. Hadi Rifa´at, Kisah-Kisah dalam al-Qur´an antara Fakta dan Metafora, (Cet. I;
Jakarta: Griya Aksara Hikmah, 2013), h. 101-103.
6
Kementrian Agama RI, Kisah Para Nabi Pra Ibrahim dalam Perspektif al-Qur´an dan
Sains, h. 106.
7
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an, 138.
8
Kementerian agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 593.
9
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir (Cet. I; Jakarta: Gema Insani, 2014), h. 514.

5
Dalam surah ini menjelaskan kisah 3 golongan manusia yang secara global yang

menjadi simbol kekuatan, kekerasan dan kediktatoran. Kaum ‘Ad yang memiliki

bangunan yang kokoh, sedangkan kaum Tsamud memotong batu yang besar dan

mengukirnya serta menggunakannya untuk membangun rumah yang besar di lembah

Qira. Para ahli tafsir berkata, “ Kaum Tsamud adalah kaum yang pertama kali memahat

gunung, membuat gambar, dan membuat batu marmer. Kemudian mereka membangun

1.700 kota dan semuanya terbuat dari batu. Selain itu, mereka juga membuat 2.700.000

rumah yang semuanya dibuat menggunakan bahan dari batu. Sedangkan kaum Fir´aun

yang memiliki bangunan tinggi, pasukan yang banyak serta membangun 4 tiang raksasa

yang digunakan untuk menyiksa rakyat.10

Ayat tersebut mengindikasikan kepada manusia untuk mengambil hikmah dari

keadaan mereka pada masa lampau dan memberikan pemahaman atas peradaban yang

telah mereka bangun.

Kata ‫جابُو‬
َ diambil dari kata ‫اب‬
َ ‫ َج‬yang berarti melubangi atau memotong, sedang
ْ
kata ‫خر‬
ْ ‫الص‬
َّ adalah batu-batu yang kuat dan besar. Adapun kata lembah yang dimaksud di
َ
sini adalah Wa>di al-Qura> dan al-Hijr terletak antara lembah Khaibar dan Taima´ di

Saudi Arabia.11

Diantara ayat yang menyebutkan nama dan kisah dari kaum Salih adalah surah al-

a´ra>f/7: 73-79; at-Taubah/9: 70; Hu>d/11: 61-68 dan 95; Ibra>hi>m/14: 9 dan 13-14; al-

Hijr/15: 80-83; al-Isra’/17: 59; Maryam/19: 74; al-Haj/22: 42; al-Furqa>n/25: 38-39; asy-

Syu’ara>/26: 141-159; an-Naml/27: 45-53; al-Ankabu>t/29: 38-40; Sa>d/38: 13;

Fussilat/41: 13 dan 17-18; Qa>f/50: 12; az|-Z|a>riya>t/51: 43-45; an-Najm/53: 51; al-

Qamar/54: 23-31; al-Ha>qqah/69: 4-5; al-Buru>j/85: 17-18; al-Fajr/89: 9; dan asy-

Syam/91: 11-15.12
10
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir , h. 521.
11
Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, Vol. 15
(Cet. V; Jakarta: Lentera Hati, 2002) h. 291.
12
Kementrian Agama RI, Kisah Para Nabi Pra Ibrahim dalam Perspektif al-Qur´an dan
Sains, h. 122.

6
C. Bentuk Kejayaan Peradaban Kaum Tsamud

Periode Nabi Salih adalah setelah Nabi Hud. Olehnya itu, tingkat kebudayaan

yang dicapai kaum Nabi Salih tidak jauh berbeda dengan kebudayaan kaum Nabi Hud.

Namun kaum Nabi Salih telah mengembangkan keterampilan dan tekhnologi yang lebih

maju, yakni mampu memotong batu dan memahat gunung sehingga terbentuk rumah-

rumah, serta telah membuat istana-istana. 13 Mereka juga mempunyai kemampuan dalam

membuat bangunan yang indah berkat kemahiran mereka dalam pertukangan, arsitektur

dan keterampilan lain.14 Hal itu tergambar dalam al-qur´an QS. Al-a’ ra>f/7: 74.

‫ورا َو َتْن ِحتُ و َن‬ ‫هِل‬ ِ ِ ِ ‫واذْ ُكروا ِإ ْذ جعلَ ُكم خلَ َفاء ِمن بع ِد ع ٍاد وب َّوَأ ُكم يِف اَأْلر‬
ً ‫ص‬ُ ُ‫ض َتتَّخ ُذو َن م ْن ُس ُهو َا ق‬ ْ ْ َ َ َ َْ ْ َ ُ ْ َ َ ُ َ
)74( ‫ين‬ ِ ِ ِ ‫اجْلِب َال بيوتًا فَاذْ ُكروا آاَل ء اللَّ ِه واَل َتعثوا يِف اَأْلر‬
َ ‫ض ُم ْفسد‬ ْ ْ َْ َ َ ُ ُُ َ
Terjemahnya
Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan mejadikan kamu pengganti-pengganti (yang
berkuasa) sesudah kaum ‘Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu
dirikan istana-istana di tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya
untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu
membuat kerusakan di muka bumi.15

Pada awalnya ayat ini menjelaskan bahwa kaum Tsamud adalah generasi

pengganti (khulafa) bagi generasi ‘Ad. Kaum ini juga mampu membuat relief-relief yang

sangat indah bagaikan sesuatu yang benar-benar hidup. Mereka sukses membuat

peradaban yang cukup megah tetapi keberhasilan itu menjadikan mereka lengah sehingga

mereka kembali menyembah berhala seperti yang disembah oleh kaum ‘Ad sebelumnya. 16

Al-qur´an juga mengungkap bahwa kaum Tsamud juga berkediaman di kota

metro al-Hijr, sampai sekarang bangunan yang didirikan di kota ini masih terdapat bekas-

bekasnya. Kaum Tsamud juga ternyata merasakan masa-masa keemasan ditinjau dari

13
Kementrian Agama RI, Kisah Para Nabi Pra Ibrahim dalam Perspektif al-Qur´an dan
Sains, h. 122.
14
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an, 138.
15
Kementerian agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 160.
16
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an, 139.

7
kemajuan budaya dan kemakmuran negeri mereka pada masa purba tersebut. Mereka

membangun rumah dengan memahat gunung-gunung batu agar lebih aman dan tahan

lama. Tentang hidup mereka yang tergolong makmur telah diabadikan dalam QS.

Hu>d/11: 61.17
ِ ٍ ِ ِ ‫وِإىَل مَثُ ود َأخ اهم حِل‬
‫ض‬ ْ ‫ص ا ًا قَ َال يَ ا َق ْوم ْاعبُ ُدوا اللَّهَ َم ا لَ ُك ْم م ْن ِإلَ ه َغْي ُرهُ ُه َو َأنْ َش َأ ُك ْم م َن‬
ِ ‫اَأْلر‬ َ ُْ َ َ َ
)61( ‫يب‬ ِ ‫واسَتعمر ُكم فِيها فَاسَت ْغ ِفروه مُثَّ تُوبوا ِإلَي ِه ِإ َّن ريِّب قَ ِر‬
ٌ ‫يب جُم‬ ٌ َ ْ ُ ُ ُ ْ َ ْ ََ ْ ْ َ
Terjemahnya
Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata,”
Wahai kaumku! Sembahlah Allah, Tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Dia telah
menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu
mohonlah ampun kepadaNya, kemudian bertobatlah kepadaNya. Sesungguhnya
Tuhanku sangat dekat (rahmatNya) dan memperkenankan (doa hambaNya). 18
Sampai saat ini karya terbaik mereka tinggallah bekas-bekasnya yang kemudian

menjadi studi kajian arkeologi yang sangat menarik terutama bagi para pecinta benda

purbakala. Di kota al-Hijr (Madain Shalih) sampai saat ini masih banyak terdapat banyak

peninggalan, diantaranya berupa reruntuhan bangunan kota lama (Madinat al-qadimah)

yang merupakan sisa-sisa dari peradaban kaum Tsamud. Terdapat pula pahatan-pahatan

indah serta kuburan-kuburan serta aneka tulisan dengan beragam aksara Arab, Aramiah,

Yunani dan Romawi.19

Seorang orientalis yang bernama Charles Doughty pernah melakukan riset di kota

al-Hijr. Ia pernah mengadakan eksplorasi di sekitar peninggalan-peninggalan kaum

Tsamud dan telah menemukan kembali kota al-Hijr (Madain shalih) disertai dengan

sketsa dan beliau juga menjelaskan tempat-tempat terdapatnya benda purbakala tersebut.

Prof. Alois Musil juga telah melakukan peninjauan di bagian Hijaz Utara dan

menemukan peninggalan kaum Tsamud di al-Gawafah, antara Tabuk dan laut Merah. 20

17
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an, 140.
18
Kementerian agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 160.
19
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur´an, Vol. 5
(Cet. V; Jakarta: Lentera Hati, 2012), h. 666.
20
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an, 142.

8
Usaha tersebut telah membuktikan kebenaran yang telah digariskan oleh al-qur

´an sebagai sumber referensi obyek arkeologi dalam menyingkap pola hidup dan budaya

kaum Tsamud dengan Nabi Salih as. sebagai Nabi dan Rasul Allah. Al-qur’ an pula

menyebutkan awalnya kaum Tsamud dapat menarik pelajaran berharga dari tragedi nahas

yang menimpa kaum ‘Ad, karena itu mereka masih menganut agama monoteis, namun

lambat laun mereka meyimpang dari agama yang benar dan beralih mempersekutukan

Tuhan dengan menyembah patung, karenanya Allah swt. mengutus Nabi Shalih as. untuk

mengajak dan memurnikan akidah mereka kepada yang Esa tetapi hal tersebut tidak

mendapat sambutan baik dari kaum ini. Sebagaimana dikisahkan dalam dalam QS.

Hu>d/11: 61.21

Pencapaian kemajuan mereka yang tidak dibarengi dengan konsistensi religius,

sehingga mereka dalam kemajuan materialnya tidak menjadi jaminan untuk

mempertahankan dan menyelamatkan kehidupan mereka. 22 Pada waktu itu pula mereka

berhasil membuat peradaban yang cukup megah tetapi keberhasilan mereka menjadikan

mereka lalai hingga akhirnya mereka kembali menyembah berhala seperti yang disembah

oleh kaum ‘Ad.23

Bahkan mereka menantang Nabi Salih untuk membuktikan kebenaran risalahnya.

Allah kemudian menanggapi tantangan mereka dengan memberikan mukjizat berupa

seekor unta betina yang berbulu lebat, bisa makan dan minum bahkan hamil sepuluh

bulan yang kemudian melahirkan yang dapat mereka raba dan air susu yang dihasilkan

dari unta tersebut dapat diminum oleh penduduk Tsamud dengan syarat unta tersebut

harus diberi waktu untuk merumput dan meminum air dari sumur bangsa Tsamud secara

bergantian dengan penduduk. Bila giliran unta tersebut yang minum maka penduduk

tidak boleh datang ke tempat air itu, begitu pula jika giliran penduduk tersebut maka unta

21
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an, 140.
22
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an, 141.
23
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur´an, Vol. 5,
h. 666.

9
tersebut tidak datang ke tempat air tersebut. Adapun keterangan ayat dalam al-qur´an

yang membahas tentang unta tersebut adalah QS. al-Qamar/ 54: 27-31, QS. al-a´ra>f/ 7:

75, QS. Hud/ 11: 64, dan QS. asy-Syu´ara/ 26: 155-156.24

Menurut para mufassir, unta betina tersebut keluar dari dalam batu, jadi tidak ada

induknya. Lalu Nabi Salih memberi peringatan agar unta tersebut tidak dibunuh. Unta

tersebut keluar dari batu besar yang mereka tunjuk dan Nabi Salih pun mengiyakannya

dan dibuatlah perjanjian antara kaum Tsamud dan Nabi Salih yang menyatakan bahwa

jika permintaan kaumnya mampu dilaksanakan maka mereka harus beriman kepada Allah

dan Nabi Salih pun berdoa dan terijabah. Maka terbelahlah batu itu dan tampaklah di

dalamnya unta betina yang sehat dan kuat seperti yang mereka kehendaki. 25 Hal ini

dimuat dalam QS. al-A´ra>f/7: 75.

Kaum Tsamud kemudian melanggar perjanjian mereka dengan Nabi Salih

sementara unta betina tersebut hidup dalam keseharian mereka. Karena beberapa

penduduk Tsamud beriman setelah melihat mukjizat tersebut sehingga membuat

pembesar Tsamud merasa terancam kekuasaannya. Terlebih lagi ketika penduduk

Tsamud dapat memanfaatkan air susunya secara cuma-cuma karena banyak dari kalangan

peternak unta perah melakukan upaya monopoli peternakan unta perah dan monopoli

sumber air sehingga timbul dalam diri mereka perasaan dengki yang menyebabkan

mereka bersekongkol untuk melakukan pembunuhan terhadap unta tersebut. Upaya licik

mereka tercantum dalam QS. an-Naml/27: 48. Mereka merancang pembunuhan terhadap

unta tersebut dengan melibatkan 9 orang. Menurut Muhajir, ayat tersebut memberi isyarat

kepada Nabi Muhammad bahwa beliau akan mengalami upaya pembunuhan dari para

musyrik Mekah yang hampir serupa. Ada 9 tokoh yang terlibat dalam kasus tersebut yaitu

24
Kementrian Agama RI, Kisah Para Nabi Pra Ibrahim dalam Perspektif al-Qur´an dan
Sains, h. 108
25
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an, 144.

10
Abu Jahl, Mut´im bin ´Adly, Syaibah bin Rabi´ah, ´Utbah bin Rabi´ah, al-Walid bin

´Utbah, Umayyah bin Khalaf, an-Nadr bin Haris, ´Aqabah bin Mu´ait, dan Abu Lahab. 26

Setelah membunuh unta tersebut, mereka kemudian mengolok-olok Nabi Salih

seperti yang dikisahkan dalam QS. al-A´ra>f/7: 77. Kemudian Nabi Salih membalas

olokan mereka dengan memberikan peringatan akan datangnya azab Allah. At-Tabari

dalam tafsirnya, mengutip dari riwayat Qatadah, menerangkan bahwa hari pertama

setelah membunuh unta tersebut, kulit mereka menguning, lalu kemerahan pada

selanjutnya dan hari terakhir kulitnya menghitam. Ada pula yang memahaminya mereka

terkena penyakit sampar ganas. Dan tepat pada hari ketiga datanglah azab Allah yang

diterangkan dalam QS. al-A´ra>f/7: 78 & 79.27

Saat ini pengetahuan biologis mengenai unta semakin berkembang. Penelitian

mengenai genom unta berhasil diteliti oleh tim riset gabungan para cendekia Arab Saudi

yang dipimpin oleh Dr. Abdu Aziz al-Swallem dari King Abdul Aziz City for Science

and Technology (KACST) yang bekerja sama dengan tim dari Cina oleh Dr. Jiang Wang

dari Beijing Genomis Institute (BGI) selama 4 tahun yang mengikutsertakan 20 ilmuan

dari kedua negara tersebut dengan kesimpulan bahwa genom unta 57% sama dengan

genom manusia, dari situ dapat dipahami bahwa unta mampu bertahan hidup di

lingkungan pasir yang gersang. Pada tubuh unta juga terdapat sistem yang dapat mendaur

ulang air sehingga unta dapat meminum air 1/3 dari berat badannya dalam jangka waktu

sepuluh menit (130 liter dalam sekali tenggak) yang disimpan pada punuknya. Sedangkan

menurut pemaparan dari Dr. Fatimah Abdurrahman seorang pakar mikrobiologi makanan

dari Dubai Central Laboratory, Uni Emirat Arab mengatakan susu unta lebih bergizi dari

susu sapi. Kandungan lemak dan kolesterol dan lemak yang dikandung unta jauh lebih

rendah serta susu unta lebih kaya zat besi dan mineral. Dan yang lebih menakjubkan

26
Kementrian Agama RI, Kisah Para Nabi Pra Ibrahim dalam Perspektif al-Qur´an dan
Sains, h. 104.
27
M. Hadi Rifa´at, Kisah-kisah dalam al-Qur´an antara Fakta dan Metafora, h. 109.

11
bahwa unta yang diutus Allah kepada kaum Tsamud adalah unta yang kandungannya jauh

lebih baik dari unta yang biasa.28

Dari keterangan tersebut menandakan bahwa Nabi Salih adalah seorang yang ahli

dalam peternakan. Beliau dapat menjelaskan tentang unta yang termasuk bibit unggul

yang memiliki kapasitas air susu yang besar yang hanya dapat terjadi ketika mendapat

perawatan yang baik.29

Kebinasaan yang mereka alami membuktikan bahwa tidak ada gunanya kemajuan

material yang mereka raih. Patung dan tanah mereka yang terbuat dari batu hancur

berserakan seolah-olah bukan lagi bekas wilayah pemukiman. Al-qur´an juga

menjelaskan azab yang menimpa mereka yaitu ‘petir yang dahsyat’ yang diistilahkan

dengan kata al-saihah yang menyebabkan mereka tewas bergelimpangan di kediaman

mereka, kata al-saihah berakar dari kata shad, ya, dan ha yang berarti suara yang tinggi.

Secara leksikal, berarti suara yang kuat. seperti yang terdapat pada QS. Hud/11: 67.

Dalam ayat lain diistilahkan dengan shaiqah dalam QS. Fussilat/41: 17. Kata shaiqah

berakar dari kata shad, ain, dan qaf berarti juga suara yang keras, atau suara yang

memekikkan pendengaran. Keduanya menimbulkan pekikan suara yang keras yang

sanggup membinasakan mereka. Dalam QS. al-A´raf/7: 78 dipakai lafal rajfah yang dari

segi bahasa berarti goncangan yang sangat besar. Adapun kata jatsimi>n yang bermakna

telungkup dengan dadanya sambil melengkungkan betis seperti halnya kelinci. Hal ini

merupakan gambaran ketidakberdayaan tubuh mereka. 30

Selanjutnya Nabi salih dan pengikutnya yang selamat dari peristiwa tersebut

melakukan eksodus ke Ramlah. Sebuah kota dekat Palestina dan di sinilah terdapat

kuburan Nabi salih. Menurut Ibnu Khaldun, Nabi salih menyeru kepada kaumnya selama

20 tahun dan meninggal dunia dalam usia 58 tahun. Peninggalan mereka masih tampak
28
Kementrian Agama RI, Kisah Para Nabi Pra Ibrahim dalam al-Qur´an dan Sains, h.
107.
29
Suhartono & Totok Chamidy, Rahasia al-Qur´an dalam Biometric (Cet. I; Malang: UIN
Malang Press, 2007), h. 20.
30
Darsul S. Puyu, Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an, 147.

12
jelas bagi orang yang melakukan perjalanan haji dari Syam di dekat Wadi al-Qura, yakni

pada jalur Khaibar menuju Tabuk di Saudi Arabia. Nabi saw pernah melewati lembah al-

Hijr di kawasan Tsamud saat perang Tabuk. 31 Di lokasi inilah kuat diduga bukti-bukti

kaum Nabi Salih dapat ditemukan. Hal ini seperti dalam hadis Nabi saw.

ُ ‫ص ْخٌر َي ْعيِن ابْ َن ُج َويْ ِريَ ةَ َع ْن نَ افِ ٍع َع ِن ابْ ِن عُ َم َر قَ َال َن َز َل َر ُس‬


‫ول اللَّ ِه‬ ِ َّ ‫ح َّدثَنا عب ُد‬
َ ‫الص َمد َح َّدثَنَا‬ َْ َ َ
‫َّاس ِم ْن اآْل بَا ِر‬ ِ ِ ِ ِ‫هِب‬ ِ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم بِالن‬
ُ ‫استَ ْس َقى الن‬ ْ َ‫ود ف‬
َ ُ‫وك نََز َل ْم احْل ْجَر عْن َد بُيُ وت مَث‬ َ ُ‫َّاس َع َام َتب‬ َ
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ِ ُ ‫الَّيِت َكا َن ي ْشرب ِمْنها مَثُود َفعجنُوا ِمْنها ونَصبوا الْ ُق ُدور بِاللَّح ِم فََأمرهم رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ ْ ُ ََ ْ َ َُ َ َ ََ ُ َ ُ َ َ
ِ‫هِب‬ ِ‫هِب‬ ِ
‫ت‬ ْ َ‫ني اِإْل بِ َل مُثَّ ْارحَتَ َل ْم َحىَّت َن َز َل ْم َعلَى الْبِْئ ِر الَّيِت َك ان‬ َ ‫ور َو َعلَ ُف وا الْ َعج‬َ ‫َأهَراقُوا الْ ُق ُد‬ َ َ‫َو َس لَّ َم ف‬
ِ ‫تَ ْشرب ِمْنها النَّاقَةُ ونَهاهم َأ ْن ي ْدخلُوا علَى الْ َقوِم الَّ ِذين ع ِّذبوا قَ َال ِإيِّن َأخ َش ى َأ ْن ي‬
‫ص يبَ ُك ْم ِمثْ ُل َم ا‬ ُ ْ ُ ُ َ ْ َ ُ َ ُْ َ َ َ ُ َ
32 ِ
‫َأص َاب ُه ْم فَاَل تَ ْد ُخلُوا َعلَْيه ْم‬
َ
Artinya
Telah menceritakan kepada kami Abdush Shamad telah menceritakan kepada
kami Shakhr yakni Ibnu Juwairiyah dari Nafi' dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam pernah singgah bersama sahabatnya di Hijir pada
tahun terjadinya perang Tabuk. Beliau singgah bersama mereka di bekas-bekas
rumah kaum Tsamud. Para sahabat meminta beliau untuk mengambil air dari
sumur yang biasa dipergunakan kaum Tsamud untuk minum. Dari air itu mereka
mengolah makanan dan memasak daging dengan pancinya. Serta merta
Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam memberi isntruksi agar mereka
menumpahkan panci-pancinya, dan masakannya diberikan kepada unta-untanya.
Nabi terus melanjutkan perjalanan hingga singgah di sebuah sumur yang pernah
digunakan unta nabi Shalih minum. Beliau melarang mereka untuk menemui
kediaman kaum yang pernah diazab itu. Beliau bersabda: "Saya khawatir, jangan-
jangan kalian ditimpa seperti yang menimpa mereka, maka janganlah kalian
memasuki kediaman mereka."
Dari seluruh keterangan mengenai kaum Tsamud tersebut maka objek yang dapat

dijadikan sasaran studi arkeologis adalah bekas-bekas pemukiman mereka yang ada di

permukaan maupun yang sudah tertimbun, batu yang turut menyempurnakan

kemisteriusan unta betina dan juga penyakit epidermi yang menimpa kaum Nabi Salih.

Begitupun juga dengan makam Nabi Salih yang dapat dijadikan saksi sejarah dalam

mengungkap tragedi dan pola hidup kaum Tsamud yang tidak menjadikan agama sebagai
31
Imaduddin Abu Fida’ Ismail bin Katsir al-Quraisyi ad-Damasyqi, Kisah Para Nabi (Cet.
III; Jakarta: Ummul Qura, 2014), h. 213.
32
Ahmad bin Abdurrahma>n bin Muhammad al-Bina> al-Sa>’a>ti>, Musnad Ahmad bin
Hanbal, Juz 20 (Cet. II; T.t: Da>r Ih}ya>’ al-Tura>s\ al-‘Arabi>, T.th), h. 46.

13
pedoman hidup dan kebudayaan mereka. Kaum Tsamud hancur akibat ulah dan

kedurhakaan mereka sendiri.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kaum Tsamud termasuk dalam golongan Arab Ba’idah (bangsa Arab sebelum

Ismail). Kaum Tsamud ini berkuasa di sekitar daerah Wadi al-Qura>, yaitu suatu

kawasan yang berada di Hijaz Utara, antara Madinah dan Syam (Syiria). Wilayah

kekuasaan mereka dari kota al-‘Ula di sebelah selatan hingga ke Utara. Eksistensi

keberadaan kaum Tsamud dapat dilihat pada Parasasti Sargon II, beraksara Hymarite.

14
Prasasti ini berusia sekitar 800 SM yang ditemukan di bagian Suriah Utara. Prasasti ini

merupakan ukiran peninggalan raja Asiria Baru.

Ayat yang berbicara mengenai kaum Tsamud dan peradabannya salah satunya

adalah QS. al-Fajr/89: 9. Ayat tersebut mengindikasikan kepada manusia untuk

mengambil hikmah dari keadaan mereka pada masa lampau dan memberikan pemahaman

atas peradaban yang telah mereka bangun.

Kaum Nabi Salih telah mengembangkan keterampilan dan tekhnologi yang maju,

yakni mampu memotong batu-batu dan memahat gunung sehingga terbentuk rumah-

rumah, serta telah membuat istana-istana. Mereka juga mempunyai kemampuan dalam

membuat bangunan yang indah berkat kemahiran mereka dalam pertukangan, arsitektur

dan keterampilan lain. Kaum ini juga mampu membuat relief-relief yang sangat indah

bagaikan sesuatu yang benar-benar hidup. Mereka sukses membuat peradaban yang

cukup megah tetapi keberhasilan itu menjadikan mereka lengah sehingga mereka kembali

menyembah berhala seperti yang disembah oleh kaum ‘Ad sebelumnya. Akibatnya

mereka mendapat azab berupa gempa dan mereka mati bergelimpangan di dalam

reruntuhan bangunan mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Agama RI, Kisah Para Nabi Pra Ibrahim dalam Perspektif al-Qur´an dan
Sains. Cet. I; Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur´an Badan Litbang
Diklat, 2012.
Rifa´at, M. Hadi. Kisah-kisah dalam al-Qur´an antara Fakta dan Metafora. Cet. I;

Jakarta: Griya Aksara Hikmah, 2013.

Puyu, Darsul S. Wisata Arkeologi Bersama al-Qur´an. Cet. I; Makassar: Alauddin

university Press, 2011.

15
ad-Damasyqi, Imaduddin Abu Fida’ Ismail bin Katsir al-Quraisyi. Kisah Para Nabi. Cet.

III; Jakarta: Ummul Qura, 2014.

Chamidy, Suhartono & Totok. Rahasia al-Qur´an dalam Biometric. Cet. I; Malang: UIN

Malang Press, 2007.

al-Sa>’a>ti>, Ahmad bin Abdurrahma>n bin Muhammad al-Bina> Musnad Ahmad bin

Hanbal, Juz 20. Cet. II; T.t: Da>r Ih}ya>’ al-Tura>s\ al-‘Arabi>, T.th.

Kementerian agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya.

az-Zuhaili, Wahbah. Tafsir al-Munir. Cet. I; Jakarta: Gema Insani, 2014.

Shihab, M. Quraish Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur´an. Vol. 5

Cet. V; Jakarta: Lentera Hati, 2012.

Shihab, M. Quraish Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur´an. Vol. 6

Cet. V; Jakarta: Lentera Hati, 2012.

Shihab, M. Quraish Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur´an. Vol. 15

Cet. V; Jakarta: Lentera Hati, 2012.

16

Anda mungkin juga menyukai