COVID-19
Disusun oleh :
Kelompok 1
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah
“Asuhan Keperawatan Jiwa Akibat Covid-19” dengan baik dan tepat waktu. Kami
juga berterimakasih kepada ibu Rahmi Imelisa, S.Kep., Ners., M.Kep.,
Ns.Sp.Kep.J. selaku dosen koordinator dan bapak Khrisna Wisnusakti,
S,Kep.,Ners.,M.Kep selaku pembimbing mata kuliah Keperawatan Jiwa II yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kami terutama mengenai materi “Asuhan
Keperawatan Jiwa Akibat Covid-19”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan sarannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
1.1..................................................................................................................................Latar
Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................... 2
BAB IV PENUTUP............................................................................................................ 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.................................................................................................................................. Lat
ar belakang
Corona virus Disease2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-
2).SARS-CoV-2 merupakan corona virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya dua jenis corona virus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Tandadan gejala umum infeksi Covid-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut
seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa
inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus Covid-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia,sindrom pernapasan akut, gagal ginjal,dan bahkan kematian.(Kemenkes
RI,2020).
Wang et al., (2020) dalam Ekawaty, (2021) Menjelaskan bahwa dampak
pandemi Covid-19 telah menimbulkan banyak kerugian seperti hambatan fisik,
ketimpangan ekonomi, ketimpangan sosial dan gangguan jiwa. Saat terinfeksi virus
corona ini, kondisi psikologis yang dialami masyarakat akan merasa cemas (Fitria et
al., 2020). Huang et al., (2020) menjelaskan, gangguan jiwa yang terjadi selama
pandemi Covid-19 adalah kecemasan, ketakutan, stres, depresi, panik, sedih, depresi,
marah, dan penyangkalan.
Transmisi SARS-CoV-2 dapat terjadi melalui kontak langsung,kontak tidak
langsung, atau kontak erat dengan orang yang terinfeksi melalui sekresi seperti air liur
dan sekresi saluran pernapasan atau droplet saluran napas yang ke luar saat orang
yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, atau menyanyi. (WHO, 2020). Penularan
Covid-19 dapat terjadi dimana saja terutama tempat yang terdapat banyak orang
berinteraksi sosial, seperti ditempat kerja, tempat ibadah, pusat perbelanjaan dan
tempat wisata juga lingkungan sekolah yang banyak terdapat anak-anak.
(Morawska&Cao,2020).
Cara terbaik untuk penanggulangan dan pencegah penyakit ini adalah dengan
memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Pemutusan rantai penularan bisa
dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin. WHO
1
memberikan petunjuk untuk menerapkan 3M yaitu mencuci tangan dengan benar,
menjaga jarak dengan benar dan memakai masker dengan benar menjadi hal yang
harus dilakukan sebagai wujud tindakan pencegahan dini dari penyebaran virus
Covid-19. Namun kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mentaati protokol
kesehatan tentang pencegahan Covid-19 yang sudah di rekomendasikan WHO
menjadi pemicu semakin cepatnya virus ini menular kesegala kalangan masyarakat.
(Duan etal., 2020).
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
Pengertian COVID-19 atau Corona virus merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan
penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut / Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di antara orang- orang
melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin. Virus ini dapat tetap bertahan hingga
tiga hari dengan plastik dan stainless steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga tiga
hari,atau dalam aerosol selama tiga jam4. Virus ini juga telah ditemukan di feses, tetapi
hingga Maret 2020 tidak diketahui apakah penularan melalui feses mungkin, dan risikonya
diperkirakan rendah (Doremalen et al, 2020).
2.2.2 Etiologi
Menurut Paru et al. (2019) Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari
hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari
manusia ke manusia. Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita
COVID-19 batuk atau bersin.
2. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah
menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19.
3. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19.
4
2.2.4 Pemeriksaan Penunjang
Menurut Susilo et al., (2020), pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan oleh pasien
yang terkena corona virus 19, adalah :
1. Pemeriksaan labolatorium darah lengkap, kimia klinik, dan analisa gas darah.
2. CT- scan thoraks.
3. Pemeriksaan Diagnostik SARS-CoV-2, seperti Pemeriksaan Antigen atau
Antibodi, Pemeriksaan Virologi, dan Pengambilan Spesimen (Swab PCR Test).
5
sulit rileks. Sementara gejala depresi utama yang muncul adalah gangguan tidur, kurang
percaya diri, lelah, tidak bertenaga, dan kehilangan minat. Lebih lanjut, sebanyak 80%
responden memiliki gejala stres pascatrauma psikologis karena mengalami atau
menyaksikan peristiwa tidak menyenangkan terkait Covid-19. Gejala stres pascatrauma
psikologi berat dialami 46% responden, gejala stres pascatrauma psikologis sedang
dialami 33% responden, gejala stress pascatrauma psikologis ringan dialami 2%
responden, sementara 19% tidak ada gejala. Adapun gejala stres pascatrauma yang
menonjol yaitu merasa berjarak dan terpisah dari orang lain serta merasa terus waspada,
berhati-hati, dan berjaga jaga. Sementara pemeriksaan lanjutan yang dilakukan terhadap
2.364 responden di 34 provinsi menyebutkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan
pemeriksaan sebelumnya. Sebanyak 69% responden mengalami masalah psikologis.
Sebanyak 68% mengalami cemas, 67% mengalami depresi, dan 77% mengalami trauma
psikologis. Sebanyak 49% responden yang mengalamidepresi bahkan berpikir tentang
kematian (http://pdskji.org/hom, 14 Mei 2020). Data tersebut menggambarkan bahwa
permasalahan kesehatan mental, seperti cemas, depresi, trauma akibat pandemi Covid-19
dirasakan secara nyata oleh masyarakat Indonesia pada saat ini.
6
4. Stigma dan diskriminasi
Stigma Covid-19 dapat memicu kasus bunuh diri di seluruh dunia. Di India, misalnya,
seorang pria bunuh diri setelah menghadapi boikot sosial dan diskriminasi agama karena
dicurigai terinfeksi Covid-19.
Menurut WHO (2020), munculnya pandemi menimbulkan stres pada berbagai lapisan
masyarakat. Meskipun sejauh ini belum terdapat ulasan sistematis tentang dampak COVID-
19 terhadap kesehatan jiwa, namun sejumlah penelitian terkait pandemi (antara lain flu
burung dan SARS) menunjukkan adanya dampak negatif terhadap kesehatan mental
penderitanya.
Masalah kesehatan jiwa dapat ditemukan juga pada individu baik di Rumah Sakit maupun
dikomunitas yang mengalami masalah fisik.Pelayanan kesehatan jiwa yang dilakukan adalah
upaya preventif gangguan jiwa. Individu dengan masalah fisik adalah orang dengan masalah
kejiwaan yang beresiko mengalami gangguan jiwa yang memerlukan asuhan keperawatan
jiwa. Pandemi penyakit virus corona 2019 (COVID-19) bukan hanya mengancam kesehatan
fisik, tetapi juga telah mengancam kesehatan mental banyak orang. Betapa tidak, penyakit
yang telah menelan 53.292 korban jiwa di seluruh dunia hingga 3 April 2020 ini telah
menimbulkan banyak kekhawatiran di kalangan masyarakat. Setiap menit, masyarakat selalu
dihujani oleh berita dan informasi seputar COVID-19, baik melalui TV, media sosial, serta
internet, maka tak heran jika banyak masyarakat mengalami gangguan mental seperti rasa
kekhawatiran yang berlebihan di tengah pandemi penyakit yang ditimbulkan oleh virus
corona tersebut.
Gangguan mental yang kerap timbul dewasa ini misalnya mudah terbawa emosi, stres,
cemas berlebihan, depresi, dan sebagainya. Kecemasan dan gangguan mental ini kemudian
akan menimbulkan ketidakseimbangan di otak, yang pada akhirnya timbul menjadi gangguan
psikis, atau disebut juga psikosomatik. Ketika seseorang mengalami gejala psikosomatik,
maka ia bisa merasakan gejala seperti penyakit COVID-19, yakni merasademam, pusing, atau
sakit tenggorokan, padahal suhu tubuhnya normal. Setiap orang perlu menjaga kesehatan
mental untuk dapat mengindari keluhan fisik yang muncul akibat stres. Karena, ketika
seseorang stres, maka sistem imun dalam tubuh akan berkurang. Ini akan menyebabkan tubuh
7
mudah terserang penyakit. Menyadari bahwa kecemasan akibat COVID-19 telah meliputi
banyak masyarakat, maka World Health Organization (WHO) pada Maret 2020 merilis
panduan bagi masyarakat untuk sama-sama menjaga kesehatan mental
(Koentiaraningrat,2009)
8
yang dilakukan pemerintah sudah komprehensif, melibatkan lintas sektoral, swasta, dan
masyarakat, sehingga bisa menjadi strategi yang tepat dalam upaya pencegahan dan
pengentasan masalah kesehatan mental masyarakat akibat pandemi Covid-19.
9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Konsep merupakan Suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan
ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan ,sedangkan teori
itu sendiri merupakan sekolompok konsep yang membentuk sebuah pola nyata. Maupun
suatu pernyataan yang menjelaskan suatu pristiwa,proses atau kejadian yang didasari oleh
fakta -fakta yang telah diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung (Fani,
2019).
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktik keperawatan
langsung pada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya
berdasarkan kaidah profesi keperawatan dan merupakan inti praktik keperawatan Teori
dalam keperawatan digunakan untuk menyusun atau model konsep dalam keperawatan
sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu
sendiri yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja sebagai
seorang perawat (Fani, 2019)
3.2.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan pasien menurut Lyer et al (1996, dalam setiadi, 2012)
isi pengkajian meliputi :
a) Identitas Klien
b) Keluhan utama atau alasan masuk
c) Faktor Predisposisi
10
d) Aspek fisik atau biologis
e) Aspek Psikososial
f) Status mental
g) Mekanisme Koping
h) Masalah Psikologi dan lingkungan
i) Pengetahuan
j) Aspek medik
Kemudian data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua macam
yaitu:
a. Data Obyektif yaitu data
11
b. yang didapat dari hasil observasi atau pengukuran dari status kesehatan
pasien.
c. Data Subyektif yaitu data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan
keluarga. Data ini diperoleh melalui wawancara perawat kepada klien dan
keluarga.
k) Masalah Keperawatan yang mungkin muncul
1
2
2.2.3 Intervensi keperawatan
2. Ansietas Pasien mampu: Setelah dilakukan tinfakan Sp 1: asesmen ansietas dan latihan
- Pasien mampu mengenal ansietas keperawatan selama 3 hari relaksasi
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui kelien mampu: - Bina hubungan saling
tehnik relaksasi - Mengenali ansietas percaya
- Pasien mampu memperagakan tehnik - Mampu mengatasi - Membuat kontrak (inform
relaksasi napas dalam ansietas consent) 2 kali pertemuan
- Keluarga mampu memberikan dukungan latihan pengendalian
kepada anggota keluarganya yang mengalami ansietas
1
ansietas - Bantu pasien mengenal
ansietas
- Latih tehnik relaksasi
2
3. Ketidakefektifan koping Pasien mampu: Setelah dilakukan Sp 1:
individu - Pasien mampu membina hubungan saling tindakan keperawatan - Membina hubungan saling
percaya selama 5-8kali pertemuan percaya
- Pasien mampu mengenal koping individu diharapkan pasien dapat - Membantu pasien mengenal
secara efektif melakukan koping koping yang tidak efektif
- Pasien mampu melakukan koping secara individu menjadi efektif - Menganjurkan koping
konstruktif yaitu: berbicara terbuka dengan konstruktif : berbicara
orang lain terbuka dengan orang lain
- Pasien mampu melakukan jadwal kegiatan - Memasukan ke JKH
harian yang telah dibuat
Sp 2:
- Mengevaluasi pelaksanaan
JKH
- Mengajarkan koping
konstruktif: melakukan
kegiatan
- Masukan ke JKH
Sp 3:
- Mengevaluasi pelaksanaan
JKH
- Mengajakn koping
konstrutif: melatih
fisik/olahraga
- Masukan ke JKH
3
BAB IV
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah
virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit akibat infeksi virus ini disebut COVID-
19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan dimulai dari gejala
yang ringan,infeksi paru-paru yang berat hingga kematian. Pandemi penyakit (COVID-19) ini
bukan hanya mengancam kesehatan fisik, tetapi juga telah mengancam kesehatan mental
banyak orang. Beberapa gangguan mental yang kerap timbul dewasa ini misalnya mudah
terbawa emosi, stres, cemas berlebihan hingga depresi. Kecemasan dan gangguan mental ini
kemudian akan menimbulkan ketidakseimbangan di otak, yang pada akhirnya timbul menjadi
gangguan psikis, atau disebut juga psikosomatik.
4.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi mahasiswa perawat
untuk menjadi bahan acuan pembelajaran serta dapat memberi wawasan dan pemahaman
lebih mendalam mengenai konsep asuhan keperawatan jiwa pada pasien covid19. Namun di
sarankan juga, untuk para pembaca dapat mengkaji lebih lanjut mengenai konsep asuhan
keperawatan jiwa pada pasien covid19 ini dengan mencari dari berbagai sumber akurat
lainnya seperti buku.
1
DAFTAR PUSTAKA
Putri, Vevi Suryenti, Siti Makhruzah, dan Rd Hari Periza. 2021. “Sehat Jiwa pada Masa
Pandemi Covid-19 Di RT 51 Kelurahan Kenali Besar Kecamatan Alam Barajo.” Jurnal
Abdimas Kesehatan (JAK) 3(2): 219.
Fidiansjah. 2020. “Pandemi dan Mental Health : Meringkas Isu Kesehatan Mental selama
Satu Tahun di Era Pandemi.” Jurnal Kesehatan 5(3): 12.
Ika, Oleh, Tantia Wahyuningtyas, dan S Kep. 2021. “KARYA ILMIAH AKHIR ASUHAN
KEPERAWATAN JIWA PADA KELUARGA NY.Y MASALAH UTAMA
ANSIETAS DENGAN DIAGNOSA MEDIS COVID-19 DI KOTA SURABAYA
Karya Ilmiah Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya.”
Winurini, Sulis. 2020. “Permasalahan Kesehatan Mental Akibat Pandemi COVID-19.” Info
Singkat: Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis 12(15): 13–18.
Maros, Hikmah, dan Sarah Juniar. 2017. “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny.N Dengan
Masalah Ansietas Di Desa Batu Rt 03 Rw 01 Karang Tengah Demak’, Asuhan
Keperawatan Jiwa Pada Ny.N Dengan Masalah Ansietas Di Desa Batu Rt 03 Rw 01
Karang Tengah Demak.” Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny.N Dengan Masalah
Ansietas Di Desa Batu Rt 03 Rw 01 Karang Tengah Demak: 1–23.
2
3