Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN JIWA AKIBAT

COVID-19

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa II

Dosen Koordinasi : Rahmi Imelisa, S.Kep., Ners., M.Kep., Ns.Sp.Kep.J.

Dosen Pembimbing : Khrisna Wisnusakti, S,Kep.,Ners.,M.Kep.

Disusun oleh :

Kelompok 1

Yuliani Indirawati (213120127) Ramadhan Murdiana (213120151)


Irna Risnawati (213120132) Jovian Alamsyah (213120163)
Kariza Fitria I (213120133) Agniyatul A’limah (213120165)
Jovvita Kirana BP (213120149) Siska Fatma Diva (213120166)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S-1)

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah
“Asuhan Keperawatan Jiwa Akibat Covid-19” dengan baik dan tepat waktu. Kami
juga berterimakasih kepada ibu Rahmi Imelisa, S.Kep., Ners., M.Kep.,
Ns.Sp.Kep.J. selaku dosen koordinator dan bapak Khrisna Wisnusakti,
S,Kep.,Ners.,M.Kep selaku pembimbing mata kuliah Keperawatan Jiwa II yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kami terutama mengenai materi “Asuhan
Keperawatan Jiwa Akibat Covid-19”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan sarannya.

Cimahi, November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1..................................................................................................................................Latar
Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................................ 3

2.1 Keperawatan Kesehatan Jiwa ................................................................................. 3


2.2 Konsep Covid-19
2.2.1 Definisi Covid-19 ....................................................................................... 3
2.2.2 Etiologi........................................................................................................ 4
2.2.3 Manifestasi Klinis........................................................................................ 4
2.2.4 Pemeriksaan Penunjang............................................................................... 5
2.2.5 Penatalaksanaan Medis ............................................................................... 5
2.3 Kondisi Kesehatan Mental Akibat Pandemi Covid-19 ........................................... 5
2.4 Faktor Risiko Kesehatan Mental Akibat Pandemi Covid-19.................................. 6
2.5 Masalah Kesehatan Jiwa Akibat Covid-19.............................................................. 7
2.6 Upaya Pemerintah Dalam Mencegah Permasalahan Mental Akibat Covid-19 ...... 8

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ........................................................................... 10

3.1 Konsep Asuhan Keperawatan Jiwa ........................................................................ 10


3.2 Asuhan Keperawatan Jiwa Akibat Covid-19
3.2.1 Pengkajian................................................................................................... 10
3.2.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................................... 11
3.2.3 Intervensi Keperawatan .............................................................................. 11

BAB IV PENUTUP............................................................................................................ 12

4.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 12


4.2 Saran ....................................................................................................................... 12
ii
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.................................................................................................................................. Lat
ar belakang
Corona virus Disease2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-
2).SARS-CoV-2 merupakan corona virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya dua jenis corona virus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Tandadan gejala umum infeksi Covid-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut
seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa
inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus Covid-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia,sindrom pernapasan akut, gagal ginjal,dan bahkan kematian.(Kemenkes
RI,2020).
Wang et al., (2020) dalam Ekawaty, (2021) Menjelaskan bahwa dampak
pandemi Covid-19 telah menimbulkan banyak kerugian seperti hambatan fisik,
ketimpangan ekonomi, ketimpangan sosial dan gangguan jiwa. Saat terinfeksi virus
corona ini, kondisi psikologis yang dialami masyarakat akan merasa cemas (Fitria et
al., 2020). Huang et al., (2020) menjelaskan, gangguan jiwa yang terjadi selama
pandemi Covid-19 adalah kecemasan, ketakutan, stres, depresi, panik, sedih, depresi,
marah, dan penyangkalan.
Transmisi SARS-CoV-2 dapat terjadi melalui kontak langsung,kontak tidak
langsung, atau kontak erat dengan orang yang terinfeksi melalui sekresi seperti air liur
dan sekresi saluran pernapasan atau droplet saluran napas yang ke luar saat orang
yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, atau menyanyi. (WHO, 2020). Penularan
Covid-19 dapat terjadi dimana saja terutama tempat yang terdapat banyak orang
berinteraksi sosial, seperti ditempat kerja, tempat ibadah, pusat perbelanjaan dan
tempat wisata juga lingkungan sekolah yang banyak terdapat anak-anak.
(Morawska&Cao,2020).
Cara terbaik untuk penanggulangan dan pencegah penyakit ini adalah dengan
memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Pemutusan rantai penularan bisa
dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin. WHO

1
memberikan petunjuk untuk menerapkan 3M yaitu mencuci tangan dengan benar,
menjaga jarak dengan benar dan memakai masker dengan benar menjadi hal yang
harus dilakukan sebagai wujud tindakan pencegahan dini dari penyebaran virus
Covid-19. Namun kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mentaati protokol
kesehatan tentang pencegahan Covid-19 yang sudah di rekomendasikan WHO
menjadi pemicu semakin cepatnya virus ini menular kesegala kalangan masyarakat.
(Duan etal., 2020).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Asuhan Keperawatan Jiwa Akibat Covid-19 ?

1.3 Tujuan Penulisan


3.1.1 Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah Keperawatan Jiwa II serta
mengetahui bagaimana bentuk keperawatan kesehatan jiwa di masyarakat.
3.1.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Jiwa Akibat Covid-19.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat yang diharapkan penulis adalah sebagai berikut :


1. Untuk masyarakat sebagai bahan informasi untuk menambah pengetahuan
kesehatan
2. Untuk mahasiswa sebagai bahan pembanding tugas serupa
3. Untuk tenaga kesehatan makalah ini bisa dijadikan bahan acuan untuk
melakukan Tindakan asuhan keperawatan pada kasus keperawatan jiwa di
masyarakat

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Keperawatan Kesehatan Jiwa


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
hidup produktif secara sosial dan Ekonomi. Jiwa (mental) adalah hasil proses aktivitas
otak yang bermanifestasi dalam proses pikir, perasaan dan tingkah laku. Bila terjadi
kelainan/gangguan dalam otak, jiwa akan terganggu yang tampak dalam kelainan berpikir,
berperasaan dan bertingkah laku Pengetahuan mengenai fenomenologi jiwa itu diperoleh
melalui ilmu-ilmu perilaku, neurologi, genetika, dll (misalnya Ilmu Psikiatri) (Depkes RI
tahun 2014).
Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika seseorang
tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup serta dapat
menerima orang lain sebagaimana seharusnya serta mempunyai sikap positif terhadap diri
sendiri dan orang lain.
Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik,
mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri,
dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya. Kondisi perkembangan yang tidak sesuai pada individu
disebut gangguan jiwa (UU No.18 tahun2014).

2.2 Konsep Covid-19


2.2.1 Definisi Covid-19

SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi


sebelumnya pada manusia. COVID-19 ini dapat menimbulkan gangguan pernafasan akut
seperti demam, batuk dan sesak nafas, dengan masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan
masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia,
sindrom pernafasan akut, gagal ginjal dan bahkan kematian (Kementerian Kesehatan,
2020).

3
Pengertian COVID-19 atau Corona virus merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan
penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut / Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di antara orang- orang
melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin. Virus ini dapat tetap bertahan hingga
tiga hari dengan plastik dan stainless steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga tiga
hari,atau dalam aerosol selama tiga jam4. Virus ini juga telah ditemukan di feses, tetapi
hingga Maret 2020 tidak diketahui apakah penularan melalui feses mungkin, dan risikonya
diperkirakan rendah (Doremalen et al, 2020).

2.2.2 Etiologi
Menurut Paru et al. (2019) Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari
hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari
manusia ke manusia. Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita
COVID-19 batuk atau bersin.
2. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah
menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19.
3. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19.

2.2.3 Manifestasi Klinis


Menurut Sriwulan M. (2020) Infeksi COVID-19 yang dikonfirmasi, penyakit yang
dilaporkan bervariasi mulai dari orang yang sakit ringan sampai orang yang sakit parah
dan sekarat, gejala-gejala ini dapat muncul hanya dalam 2 hari atau selama 14 hari
setelah paparan berdasarkan apa yang telah dilihat sebelumnya sebagai masa inkubasi
virus MERS. Tanda gejalaya antara lain:
1. Demam.
2. Batuk kering.
3. Sesak napas.
4. Hidung berair.
5. Sakit kepala.
6. Sakit tenggorokan.
7. Tidak enak badan secara keseluruhan.

4
2.2.4 Pemeriksaan Penunjang
Menurut Susilo et al., (2020), pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan oleh pasien
yang terkena corona virus 19, adalah :
1. Pemeriksaan labolatorium darah lengkap, kimia klinik, dan analisa gas darah.
2. CT- scan thoraks.
3. Pemeriksaan Diagnostik SARS-CoV-2, seperti Pemeriksaan Antigen atau
Antibodi, Pemeriksaan Virologi, dan Pengambilan Spesimen (Swab PCR Test).

2.2.5 Penatalaksanaan Medis


Menurut Kemenkes RI dalam Health Line (2020) dalam Ranggo et al., (2020)
pencegahan penularan COVID-19 meliputi :
1. Pada pasien gagal napas dapat dilakukan ventilasi mekanik.
2. Pastikan patensi jalan napas sebelum memberikan oksigen. Indikasi oksigen
adalah distress pernapasan atau syok dengan desaturase, target kadar saturasi
oksigen >94%.
3. Pemberian antibiotik hanya dibenarkan pada pasien yang dicurigai infeksi bakteri
dan bersifat sedini mungkin. Pada kondisi sepsis, antibiotik harus diberikan dalam
waktu 1 jam.
4. Berikan kortikosteroid.
5. Berikan vitamin C.

2.3 Kondisi Kesehatan Mental Akibat Covid-19


Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) melakukan survei
mengenai kesehatan mental melalui swaperiksa yang dilakukan secara daring.
Pemeriksaan dilakukan terhadap 1.552 responden berkenaan dengan tiga masalah
psikologis yaitu cemas, depresi, dan trauma. Responden paling banyak adalah perempuan
(76,1%) dengan usia minimal 14 tahun dan maksimal 71 tahun. Responden paling banyak
berasal dari Jawa Barat 23,4%, DKI Jakarta 16,9%, Jawa Tengah 15,5% dan Jawa Timur
12,8% (pdskji.org/home, 23 April 2020).
Hasil survei menunjukkan sebanyak 63% responden mengalami cemas dan 66%
responden mengalami depresi akibat pandemi Covid-19. Gejala cemas utama adalah
merasa khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi, khawatir berlebihan, mudah marah, dan

5
sulit rileks. Sementara gejala depresi utama yang muncul adalah gangguan tidur, kurang
percaya diri, lelah, tidak bertenaga, dan kehilangan minat. Lebih lanjut, sebanyak 80%
responden memiliki gejala stres pascatrauma psikologis karena mengalami atau
menyaksikan peristiwa tidak menyenangkan terkait Covid-19. Gejala stres pascatrauma
psikologi berat dialami 46% responden, gejala stres pascatrauma psikologis sedang
dialami 33% responden, gejala stress pascatrauma psikologis ringan dialami 2%
responden, sementara 19% tidak ada gejala. Adapun gejala stres pascatrauma yang
menonjol yaitu merasa berjarak dan terpisah dari orang lain serta merasa terus waspada,
berhati-hati, dan berjaga jaga. Sementara pemeriksaan lanjutan yang dilakukan terhadap
2.364 responden di 34 provinsi menyebutkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan
pemeriksaan sebelumnya. Sebanyak 69% responden mengalami masalah psikologis.
Sebanyak 68% mengalami cemas, 67% mengalami depresi, dan 77% mengalami trauma
psikologis. Sebanyak 49% responden yang mengalamidepresi bahkan berpikir tentang
kematian (http://pdskji.org/hom, 14 Mei 2020). Data tersebut menggambarkan bahwa
permasalahan kesehatan mental, seperti cemas, depresi, trauma akibat pandemi Covid-19
dirasakan secara nyata oleh masyarakat Indonesia pada saat ini.

2.4 Faktor Risiko Kesehatan Mental Akibat Covid-19


Secara global, terdapat empat faktor risiko utama depresi yang muncul akibat pandemic
Covid-19 (Thakur dan Jain, 2020).
1. Faktor jarak dan isolasi sosial
Ketakutan akan Covid-19 menciptakan tekanan emosional yang serius. Rasa
keterasingan akibat adanya perintah jaga jarak telah mengganggu kehidupan banyak
orang dan mempengaruhi kondisi kesehatan mental mereka, seperti depresi dan bunuh
diri.
2. Resesi ekonomi akibat Covid-19.
Pandemi Covid-19 telah memicu krisis ekonomi global yang kemungkinan akan
meningkatkan risiko bunuh diri terkait dengan pengangguran dan tekanan ekonomi.
Perasaan ketidakpastian, putus asa, dan tidak berharga meningkatkan angka bunuh diri.
3. Stress dan trauma pada tenaga kesehatan.
Penyedia layanan kesehatan berada pada risiko kesehatan mental yang makin tinggi
selama pandemi Covid-19. Sumber stress mencakup stres yang ekstrim, takut akan
penyakit, perasaan tidak berdaya, dan trauma karena menyaksikan pasien Covid-19
meninggal sendirian. Sumber stress ini memicu risiko bunuh diri tenaga kesehatan.

6
4. Stigma dan diskriminasi
Stigma Covid-19 dapat memicu kasus bunuh diri di seluruh dunia. Di India, misalnya,
seorang pria bunuh diri setelah menghadapi boikot sosial dan diskriminasi agama karena
dicurigai terinfeksi Covid-19.

2.5 Masalah Kesehatan Jiwa Akibat Covid-19

Menurut WHO (2020), munculnya pandemi menimbulkan stres pada berbagai lapisan
masyarakat. Meskipun sejauh ini belum terdapat ulasan sistematis tentang dampak COVID-
19 terhadap kesehatan jiwa, namun sejumlah penelitian terkait pandemi (antara lain flu
burung dan SARS) menunjukkan adanya dampak negatif terhadap kesehatan mental
penderitanya.
Masalah kesehatan jiwa dapat ditemukan juga pada individu baik di Rumah Sakit maupun
dikomunitas yang mengalami masalah fisik.Pelayanan kesehatan jiwa yang dilakukan adalah
upaya preventif gangguan jiwa. Individu dengan masalah fisik adalah orang dengan masalah
kejiwaan yang beresiko mengalami gangguan jiwa yang memerlukan asuhan keperawatan
jiwa. Pandemi penyakit virus corona 2019 (COVID-19) bukan hanya mengancam kesehatan
fisik, tetapi juga telah mengancam kesehatan mental banyak orang. Betapa tidak, penyakit
yang telah menelan 53.292 korban jiwa di seluruh dunia hingga 3 April 2020 ini telah
menimbulkan banyak kekhawatiran di kalangan masyarakat. Setiap menit, masyarakat selalu
dihujani oleh berita dan informasi seputar COVID-19, baik melalui TV, media sosial, serta
internet, maka tak heran jika banyak masyarakat mengalami gangguan mental seperti rasa
kekhawatiran yang berlebihan di tengah pandemi penyakit yang ditimbulkan oleh virus
corona tersebut.
Gangguan mental yang kerap timbul dewasa ini misalnya mudah terbawa emosi, stres,
cemas berlebihan, depresi, dan sebagainya. Kecemasan dan gangguan mental ini kemudian
akan menimbulkan ketidakseimbangan di otak, yang pada akhirnya timbul menjadi gangguan
psikis, atau disebut juga psikosomatik. Ketika seseorang mengalami gejala psikosomatik,
maka ia bisa merasakan gejala seperti penyakit COVID-19, yakni merasademam, pusing, atau
sakit tenggorokan, padahal suhu tubuhnya normal. Setiap orang perlu menjaga kesehatan
mental untuk dapat mengindari keluhan fisik yang muncul akibat stres. Karena, ketika
seseorang stres, maka sistem imun dalam tubuh akan berkurang. Ini akan menyebabkan tubuh

7
mudah terserang penyakit. Menyadari bahwa kecemasan akibat COVID-19 telah meliputi
banyak masyarakat, maka World Health Organization (WHO) pada Maret 2020 merilis
panduan bagi masyarakat untuk sama-sama menjaga kesehatan mental
(Koentiaraningrat,2009)

2.6 Upaya Pemerintah Dalam Mencegah Permasalahan Mental Akibat Covid-19


Permasalahan kesehatan mental akibat pandemi Covid-19 telah menjadi perhatian
pemerintah. Pada penghujung bulan April 2020, Kantor Staf Presiden (KSP) bersama dengan
Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Anak (KPPA), Kementerian Kesehatan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, PT
Telkom, Infomedia, dan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) meluncurkan layanan
bantuan konsultasi psikologi kesehatan jiwa atau Sejiwa. Layanan ini ditujukan untuk
membantu menangani potensi ancaman tekanan psikologi masyarakat di tengah pandemi
Covid-19. Pada praktiknya, masyarakat yang membutuhkan layanan psikologi menghubungi
hotline 119 ext 8. Penelpon nantinya akan disambungkan ke relawan dari HIMPSI dan akan
mendapat kesempatan melakukan konseling selama 30 menit. Ada tiga langkah penanganan
psikologis yang diberikan, yaitu edukasi publik, konsultasi awal kejiwaan, dan
pendampingan. Pada Batch 1, terdapat 162 relawan yang bertugas dalam layanan Sejiwa yang
terdiri dari para praktisi psikologi Indonesia. Dari tanggal 29 April 2020 hingga 28 Mei 2020,
panggilan yang masuk ke layanan Sejiwa sebanyak 17.088 panggilan. Adapun panggilan
yang berhasil diterima petugas sebanyak 14.916 panggilan dan aduan yang masuk ke relawan
sebanyak 1.366 (HIMPSI, 2020). Sebagai upaya preventif, pemerintah melalui Kementerian
Kesehatan telah meluncurkan Buku Pedoman Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial
pada Pandemi Covid-19, merujuk pada kebijakan WHO. Buku ini menjadi acuan pemerintah
pusat dan pemerintah daerah dalam mengambil langkah pencegahan, penanganan, serta
pelaksanaan tindak lanjut di bidang kesehatan mental dan psikososial dalam pandemi Covid-
19. Supaya optimal, Kementerian Kesehatan berupaya melibatkan masyarakat melalui Desa
Siaga Covid-19. Desa Siaga Covid-19 adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumber daya dan kemampuan mengatasi masalah kesehatan, baik fisik maupun mental,
secara mandiri dalam menghadapi Covid-19. Desa Siaga Covid-19 kemudian diturunkan
menjadi RT/RW Siaga Sehat Jiwa supaya bisa bekerja sama dengan lintas profesi terkait,
mulai dari Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten hingga puskesmas. Di sini, psikolog
klinis mengedukasi dan memberikan panduan keterampilan praktis kepada masyarakat
supaya dapat menerapkan prinsip pendampingan secara mandiri. Tampak bahwa langkah

8
yang dilakukan pemerintah sudah komprehensif, melibatkan lintas sektoral, swasta, dan
masyarakat, sehingga bisa menjadi strategi yang tepat dalam upaya pencegahan dan
pengentasan masalah kesehatan mental masyarakat akibat pandemi Covid-19.

9
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. Konsep Asuhan Keperawatan Jiwa

Konsep merupakan Suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan

ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan ,sedangkan teori

itu sendiri merupakan sekolompok konsep yang membentuk sebuah pola nyata. Maupun

suatu pernyataan yang menjelaskan suatu pristiwa,proses atau kejadian yang didasari oleh

fakta -fakta yang telah diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung (Fani,
2019).
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktik keperawatan
langsung pada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya

berdasarkan kaidah profesi keperawatan dan merupakan inti praktik keperawatan Teori

dalam keperawatan digunakan untuk menyusun atau model konsep dalam keperawatan

sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu

sendiri yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja sebagai
seorang perawat (Fani, 2019)

3.2. Asuhan Keperawatan Jiwa Akibat Covid-19

3.2.1 Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan pasien menurut Lyer et al (1996, dalam setiadi, 2012)
isi pengkajian meliputi :

a) Identitas Klien
b) Keluhan utama atau alasan masuk
c) Faktor Predisposisi
10
d) Aspek fisik atau biologis
e) Aspek Psikososial
f) Status mental
g) Mekanisme Koping
h) Masalah Psikologi dan lingkungan
i) Pengetahuan
j) Aspek medik
Kemudian data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua macam
yaitu:
a. Data Obyektif yaitu data

11
b. yang didapat dari hasil observasi atau pengukuran dari status kesehatan
pasien.
c. Data Subyektif yaitu data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan
keluarga. Data ini diperoleh melalui wawancara perawat kepada klien dan
keluarga.
k) Masalah Keperawatan yang mungkin muncul

3.2.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan jiwa yang sering ditemukan terkait diagnosis fisik yang dialami masa
pandemi covid-19 adalah ansietas, harga diri rendah situasional, ketidak efetifan koping
individu. Asuhan Keperawatan diberikan bersamaan antara diagnosis keperawatan fisik dan
diagnosis resiko gangguan jiwa dengan tujuan memberikan kemampuan masalah
keperawatan fisik dan secara kebersamaan melakukan cara merawat resiko gangguan jiwa
sehingga diharapkan tidak terjadi gangguan jiwa.

1
2
2.2.3 Intervensi keperawatan

No. Diagnosa keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

1. Harga Diri Rendah Pasien mampu: Setelah dilakukan Sp 1: Mengidentifikasi kemampuan


Situasional -Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan pertemuan klien mampu: dan aspek positif yang dimiliki
aspek positif - Mendiskusikan pasien
-Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat harga diri rendah:
digunakan Penyebab, proses Sp 2:
-Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang terjadinya - Menilai kemapuan yang
sesuai kemampuan masalah, tanda dan dapat digunakan
-Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah gejala dan akibat - Menetapkan/memilih
dipilih, sesuai kemampuan - Membantu pasien kegiatan sesuai kemampuan
-Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan mengembangkan - Melatih kegiatan sesuai
kegiatan yang sudah dilatih pola pikir positif kemampuan yang dipilih 1
- Membantu
mengembangkan Sp 3: Melatih kegiatan sesuai
kembali harga diri kemapuan yang dipilih 2
positif melalui
Sp 4: Melatih kegiatan sesuai
kegiatan positif
kemampuan yang dipilih 3

2. Ansietas Pasien mampu: Setelah dilakukan tinfakan Sp 1: asesmen ansietas dan latihan
- Pasien mampu mengenal ansietas keperawatan selama 3 hari relaksasi
- Pasien mampu mengatasi ansietas melalui kelien mampu: - Bina hubungan saling
tehnik relaksasi - Mengenali ansietas percaya
- Pasien mampu memperagakan tehnik - Mampu mengatasi - Membuat kontrak (inform
relaksasi napas dalam ansietas consent) 2 kali pertemuan
- Keluarga mampu memberikan dukungan latihan pengendalian
kepada anggota keluarganya yang mengalami ansietas

1
ansietas - Bantu pasien mengenal
ansietas
- Latih tehnik relaksasi

Sp 2: Evaluasi asesmen ansietas,


manfaat teknik relaksasi dan latihan
hipnotis diri (latihan 5 jari) dan
kegiatan spiritual
- Pertahankan rasa percaya
pasien
- Membuat kontrak ulang:
latihan pengendalian
ansietas
- Latihan hipnotis diri sendiri
(5 jari) dan kegiatan
spiritual

2
3. Ketidakefektifan koping Pasien mampu: Setelah dilakukan Sp 1:
individu - Pasien mampu membina hubungan saling tindakan keperawatan - Membina hubungan saling
percaya selama 5-8kali pertemuan percaya
- Pasien mampu mengenal koping individu diharapkan pasien dapat - Membantu pasien mengenal
secara efektif melakukan koping koping yang tidak efektif
- Pasien mampu melakukan koping secara individu menjadi efektif - Menganjurkan koping
konstruktif yaitu: berbicara terbuka dengan konstruktif : berbicara
orang lain terbuka dengan orang lain
- Pasien mampu melakukan jadwal kegiatan - Memasukan ke JKH
harian yang telah dibuat
Sp 2:
- Mengevaluasi pelaksanaan
JKH
- Mengajarkan koping
konstruktif: melakukan
kegiatan
- Masukan ke JKH

Sp 3:
- Mengevaluasi pelaksanaan
JKH
- Mengajakn koping
konstrutif: melatih
fisik/olahraga
- Masukan ke JKH

3
BAB IV
PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah
virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit akibat infeksi virus ini disebut COVID-
19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan dimulai dari gejala
yang ringan,infeksi paru-paru yang berat hingga kematian. Pandemi penyakit (COVID-19) ini
bukan hanya mengancam kesehatan fisik, tetapi juga telah mengancam kesehatan mental
banyak orang. Beberapa gangguan mental yang kerap timbul dewasa ini misalnya mudah
terbawa emosi, stres, cemas berlebihan hingga depresi. Kecemasan dan gangguan mental ini
kemudian akan menimbulkan ketidakseimbangan di otak, yang pada akhirnya timbul menjadi
gangguan psikis, atau disebut juga psikosomatik.

4.2 Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi mahasiswa perawat
untuk menjadi bahan acuan pembelajaran serta dapat memberi wawasan dan pemahaman
lebih mendalam mengenai konsep asuhan keperawatan jiwa pada pasien covid19. Namun di
sarankan juga, untuk para pembaca dapat mengkaji lebih lanjut mengenai konsep asuhan
keperawatan jiwa pada pasien covid19 ini dengan mencari dari berbagai sumber akurat
lainnya seperti buku.

1
DAFTAR PUSTAKA

Putri, Vevi Suryenti, Siti Makhruzah, dan Rd Hari Periza. 2021. “Sehat Jiwa pada Masa
Pandemi Covid-19 Di RT 51 Kelurahan Kenali Besar Kecamatan Alam Barajo.” Jurnal
Abdimas Kesehatan (JAK) 3(2): 219.

Fidiansjah. 2020. “Pandemi dan Mental Health : Meringkas Isu Kesehatan Mental selama
Satu Tahun di Era Pandemi.” Jurnal Kesehatan 5(3): 12.

Ika, Oleh, Tantia Wahyuningtyas, dan S Kep. 2021. “KARYA ILMIAH AKHIR ASUHAN
KEPERAWATAN JIWA PADA KELUARGA NY.Y MASALAH UTAMA
ANSIETAS DENGAN DIAGNOSA MEDIS COVID-19 DI KOTA SURABAYA
Karya Ilmiah Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya.”
Winurini, Sulis. 2020. “Permasalahan Kesehatan Mental Akibat Pandemi COVID-19.” Info
Singkat: Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis 12(15): 13–18.
Maros, Hikmah, dan Sarah Juniar. 2017. “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny.N Dengan
Masalah Ansietas Di Desa Batu Rt 03 Rw 01 Karang Tengah Demak’, Asuhan
Keperawatan Jiwa Pada Ny.N Dengan Masalah Ansietas Di Desa Batu Rt 03 Rw 01
Karang Tengah Demak.” Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny.N Dengan Masalah
Ansietas Di Desa Batu Rt 03 Rw 01 Karang Tengah Demak: 1–23.

2
3

Anda mungkin juga menyukai