Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hipertensi adalah kelainan sistem sirkulasi darah yang mengakibatkan


peningkatan tekanan darah diatas nilai normal atau tekanan darah ≥140/90 mmHg.
Hasil survey yang dilakukan World Health Organization (WHO) tahun 2013
memperoleh hasil bahwa pada tahun 2012 jumlah kasus hipertensi di dunia adalah
839 juta kasus diperkirakan akan semakin meningkat pada tahun 2025 dengan jumlah
1,15 milyar kasus atau sekitar 29% dari total penduduk dunia. Hipertensi menjadi isu
kesehatan dunia karena kontribusinya yang tinggi pada penyakit seperti penyakit
jantung, stroke, dan gagal ginjal. Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5%
pada tahun 2013, tetapi yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan/atau riwayat
minum obat hanya sebesar 9,5%, yang artinya bahwa 90,5% masyarakat yang
menderita hipertensi belum menyadari bahwa mereka menderita hipertensi.1
Hipertensi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah
tinggi sering diberi gelar the silent killer karena merupakan pembunuh tersembunyi
yang menyebabkan kematian yang tanda-tanda awalnya tidak diketahui atau tanpa
gejala sama sekali. Hipertensi bisa menyebabkan berbagai komplikasi terhadap
penyakit lain, seperti penyakit jantung, stroke, dan ginjal.2
Lansia (Lanjut Usia) sering terkena hipertensi disebabkan oleh kekakuan pada
arteri sehingga tekanan darah cenderung meningkat. Biasanya stres bukan karena
penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stress
tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemah dan rendahnya daya tahan
tubuh pada saat tersebut . Selain itu penyebab hipertensi pada lansia juga disebabkan
oleh perubahan gaya hidup dan yang lebih penting lagi kemungkinan terjadinya
peningkatan tekanan darah tinggi karena bertambahnya usia lebih besar pada orang
yang banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam.3,4

1
Penderita hipertensi yang tidak terkontrol sewaktu-waktu bisa jatuh ke dalam
keadaan gawat darurat. Diperkirakan sekitar 1-8% penderita hipertensi berlanjut menjadi
“krisis hipertensi” dan banyak terjadi pada usia sekitar 30-70 tahun. Namun, krisis hipertensi
jarang ditemukan pada penderita dengan tekanan darah normal tanpa penyebab sebelumnya.
Pengobatan yang baik dan teratur dapat mencegah insiden krisis hipertensi maupun
komplikasi lainnya menjadi kurang dari 1%.

2
BAB II

RENCANA KEGIATAN

2.1 Strategi, Tujuan dan Target Kegiatan


Strategi atau pendekatan yang ditempuh yaitu pemberdayaan (empowerment).
Pemberdayaan ini dilakukan dengan memberikan kemampuan kepada individu
(sasaran) melalui penyuluhan yang dibarengi dengan kegiatan Posyandu Lansia.
Pesan-pesan pokok materi penyuluhan Hipertensi antara lain : definisi dari
hipertensi, penyebab, tanda dan gejala, kriteria hipertensi, pencegahan,
penatalaksanaan dan komplikasi dari hipertensi.
Tujuan Kegiatan:
1. Meningkatkan pengetahuan peserta mengenai hipertensi
2. Mengurangi angka kejadian penyakit hipertensi dan segala penyakit yang
berkaitan dengan hipertensi
Target kegiatan:
Memberikan penyuluhan mengenai segala informasi tentang penyakit
hipertensi untuk memberikan bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat diamalkan
untuk diri sendiri maupun kerabatnya.

2.1 Bentuk Kegiatan


2.1.1. Narasumber
Narasumber adalah dr. Nurul Indah Pertiwi peserta Dokter Internsip
Puskesmas Kassi-Kassi periode Maret – Juli 2019.
2.1.2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu : Kamis, 4 April 2019
Tempat : Posyandu Lansia Tidung Mariolo, Kelurahan Tidung,
Kota Makassar

3
2.1.3. Sasaran Penyuluhan
Sasaran yang dipilih pada kegiatan penyuluhan Hipertensi ini adalah sasaran
primer orang dengan lanjut usia yang sangat berisiko terhadap hipertensi,
yakni anggota Posyandu Lansia Puskesmas Kassi –kassi
2.1.4. Media yang Digunakan
Menggunakan media Poster ukuran 50x50 cm dan slide powerpoint di
Laptop
2.1.5. Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan penyuluh adalah metode ceramah dan tanya
jawab.

4
BAB III
LAPORAN KEGIATAN

Penyuluhan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 4 April 2019 pukul 09.00-
10.30 WIB di halaman Posyandu Lansia Tidung Mariolo dengan peserta posyandu
Lansia wilayah Kelurahan Tidung,Kota Makassar. Penyuluhan menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab. Penyuluh memberi penjelasan dan menjawab pertanyaan
dari peserta apabila ada yang kurang dimengerti. Para peserta nampak antusias
dengan keaktifan yang ditunjukkan para peserta pada sesi tanya jawab.
Penyuluhan mengenai penyakit hipertensi ini dilaksanakan sebelum pelayanan
Posyandu lansia. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pengaruh positif kepada
para lansia. Metode yang digunakan adalah metode penyuluhan langsung dengan
ceramah yang disampaikan dengan santai tapi serius dan dapat dipahami oleh peserta.
Selama penyuluhan terjadi diskusi yang menarik karena peserta penyuluhan cukup
antusias yang dapat dilihat dari pertanyaan yang diajukan.
Secara umum penyuluhan berlansung dengan lancar tanpa adanya kendala
yang berarti. Diharapkan setelah penyuluhan ini, peserta mulai sadar diri untuk menjaga
pola hidup agar terhindar dari penyakit hipertensi maupun komplikasi penyakit terkait dan
diharapkan penyuluhan rutin ulangan perlu dilakukan agar pemahaman yang ada selalu dapat
diingat oleh para Lansia.

5
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta : Kementrian
Kesehatan RI 2013.
2. Boedhi, Darmojo, R. 2011. Buku Ajar Geriatic (IlmuKesehatanLanjutUsia) edisi ke –
4.Jakarta :BalaiPenerbit FKUI
3. Mardiana, Y. & Zelfino. (2014). Hubungan Antara Tingkat Stres Lansia Dan
Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di RW 01 Kunciran Tangerang.
http://ejurnal.esaunggul.ac.id/
4. Kenia, N. M. (2013). Pengaruh Relaksasi (Aroma Terapi Mawar) Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi. http://digilib.stikes
kusumahusada.ac.id

Anda mungkin juga menyukai