a. Persediaan I, II dan III merupakan kelompok persediaan sebagai berikut:
Persediaan I merupakan kelompok persediaan Pipeline inventory Mengacu pada barang yang disimpan pada saat dalam perjalanan, maka sesuai dengan penjelasan kelompok persediaan Pipeline inventory yang dalam proses pengiriman dari tempat asal ke tempat di mana barang itu akan digunakan. Berperan untuk pengisian kembali persediaan barang di setiap toko atau gerai. Persediaan II merupakan kelompok persediaan Fluctuation stock Berfungsi sebagai persediaan penyangga yaitu persediaan ekstra untuk menjaga kelangsungan bisnis ketika permintaan tiba-tiba berfluktuasi dan memastikan kecukupan kapasitas perusahaan untuk memenuhi peningkatan permintaan yang tiba-tiba, maka sesuai dengan penjelasan kelompok persediaan Fluctuation stock yang merupakan persediaan untuk menjaga terjadinya fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya, dan untuk mengatasi jika terjadi kesalahan/penyimpanan dalam prakiraan penjualan, waktu produksi, atau pengiriman barang. Persediaan III merupakan kelompok persediaan Anticipation stock Kelompok persediaan yang diadakan sebagai bentuk antisipasi untuk memastikan kapasitas optimal ketika terjadi peningkatan permintaan konsumen, maka sesuai dengan penjelasan kelompok persediaan Anticipation stock yang merupakan jenis persediaan untuk menghadapi permintaan yang dapat diramalkan, misalnya pada musim permintaan tinggi, tetapi kapasitas produksi pada saat itu tidak mampu memenuhi permintaan. Persediaan ini juga dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan baku sehingga tidak mengakibatkan terhentinya produksi.
b. Perbedaan persediaan II dan III adalah:
Persediaan II Persediaan III untuk memenuhi peningkatan permintaan untuk menghadapi permintaan yang dapat yang tiba-tiba. (tidak dapat diramal) diramalkan. Contoh : hari raya idul fitri untuk menjaga kelangsungan bisnis ketika bentuk antisipasi untuk memastikan kapasitas permintaan tiba-tiba berfluktuasi. optimal ketika terjadi peningkatan permintaan konsumen. untuk mengatasi jika terjadi kesalahan atau untuk menjaga kemungkinan sukarnya penyimpanan dalam prakiraan penjualan, diperoleh bahan baku sehingga tidak waktu produksi, atau pengiriman barang. mengakibatkan terhentinya produksi.
JAWABAN SOAL 2
a. Lead Time berdasarkan sudut pandang pelanggan dan pemasok
Berdasarkan sudut pandang pelanggan, lead-time adalah waktu yang dibutuhkan untuk menunggu antara pemberian order sampai barang dikirimkan (the order to delivery cycle). Berdasarkan sudut pandang pemasok, lead-time adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengonversi sebuah order kedalam bentuk kas atau dalam bahasa sederhananya adalah total waktu dalam hal modal kerja di mana sejak material pertama kali dibeli sampai dengan pembayaran dari pelanggan diterima (the cash to cash cycle). Di dalam realitas, hal ini tidak hanya menyangkut masalah berapa waktu yang dibutuhkan untuk membuat process order, mencetak invoice dan menerima pembayaran. Hal ini juga menyangkut berapa lama produk dikeluarkan sejak dari pengadaan bahan baku sampai dengan barang jadi, karena di seluruh proses tersebut sejumlah sumber daya dipakai dan modal kerja dibutuhkan untuk pembiayaan. Waktu yang dibutuhkan dihitung berdasarkan days of inventory atau seberapa banyak modal kerja dalam bentuk persediaan untuk penjualan dalam bentuk harian.
b. Cara mengurangi Lead Time Gap
Salah satu cara untuk menurunkan lead time gap yaitu dengan menurunkan logistic lead time dan secara bersamaan dengan menaikkan waktu untuk customer order cycle dengan meningkatkan peringatan dini untuk setiap permintaan dari pelanggan dengan improved visibility of demand. JAWABAN SOAL 3
a. Risiko yang dihadapi oleh indomei yaitu :
Risiko dalam rantai pasokan dapat dikategorikan menjadi 2 tipe yaitu internal dan eksternal (Waters, 2007) Risiko yang dihadapi indomei yaitu Risiko Eksternal Hal tersebut dikarenakan risiko yang datang dari lingkungan luar rantai pasokan dan berada diluar kontrol dari manajemen seperti kejadian bencana alam, perang, aksi terorisme, permasalahan dengan partner dagang dan lain sebagainya. Indomei mengalami dampak pendemi virus corona Dalam menyikapi risiko eksternal ini, manajer tidak dapat mengubah risiko, namun manajer dapat mendesain suatu kondisi yang dapat meminimalkan dampak dari risiko tersebut.
b. Indomei mengatasi risiko tersebut dengan cara :
Pada kerangka kerja ISO 31000, penanganan risiko merupakan tahapan pemilihan dan implementasi alternatif kontrol yang tepat untuk memodifikasi risiko. Tahapan analisis manajemen risiko berdasarkan ISO 31000: 2009 terdiri dari: a) Menentukan konteks; b) Identifikasi risiko; c) Analisis risiko; d) Evaluasi risiko ; e) Penanganan risiko. Terdapat dua penanganan risiko yang dapat diimplementasikan yaitu melalui mitigasi risiko (risk mitigation) dan penanganan risiko (risk treatment). Indomei mengatasi risiko dengan cara: Melayani pembelian melalui online. Indomei mengantarkan pesanan konsumen tersebut sesuai alamat konsumen. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyebaran virus corona sekaligus mempertahankan keberlangsungan bisnis retailer tersebut.