Makalah Hayati
Makalah Hayati
Oleh:
HAYATI
1711016
BUKITTINGGI
2020
Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Dipertahankan di Seminar Hasil
Tanggal ……..
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kapada Allah SWT atas rahmat dan karunia Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah ini.
Bonjol Bukittinggi.
Karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan berkat do’a dan dorongan baik
moril maupun materil dari suami dan anak serta kedua orang tua penulis. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
Bonjol Bukittinggi.
2. Bapak Riki Ranova, M.Farm, Apt dan ibu Hj. Nurasiah Wahid, S.Si,
i
3. Ibu Devahimer Harsep Rosi, M.Farm, Apt dan bapak Farizal,
5. Suami dan anak serta keluarga besar tercinta yang telah memberikan
karuniaNya kepada semua pihak yang telah membantu dan dihitung sebagai amal
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dengan
penyempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat
ii
ABSTRAK
adanya obat kadaluarsa dan terganggu distribusi obat ke pasien. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui profil penyimpanan obat di gudang Instalasi Farmasi
meliputi pengaturan tata ruang, cara penyimpanan, pencatatan kartu stok dan
pengaturan tata ruang 86,38 % masuk kategori baik, cara penyimpanan 87,5 %
masuk kategori baik, pencatatan kartu stok 100 % masuk kategori baik,
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
ABSTRAK......... .............................................................................................iii
I. PENDAHULUAN...... .........................................................................1
iv
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................17
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Payakumbuh...............................................................................................43
10. Lampiran 10. Pengukur Suhu, lembar catatan suhu, pemadam kebakaran
vii
I. PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
Tahun 1945. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual,
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis ( UU RI No 36, Tahun 2009 ). Salah satu sarana kesehatan
Umma, 2010 )
Rumah sakit dengan organisasi yang ada didalamnya harus dikelola dengan
pelayanan kesehatan.
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Oleh
sebab itu standar pelayanan kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, dan
1
pelayanan farmasi klinik. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
alfabetis dalam penataannya, tidak menggunakan sistem FIFO atau FEFO serta
dan kadaluarsa. Dari data SO ( stock opname ) gudang farmasi setiap akhir bulan
dari bulan Juni 2019 yang dilakukan petugas gudang terdapat peningkatan obat
Kefarmasian 2019. Manfaat penelitian adalah supaya dapat menjadi evaluasi bagi
standar agar pengelolaan obat menjadi lebih efektif dan efisien sehingga
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Suatu sistem klasifikasi rumah sakit yang seragam diperlukan untuk memberi
pemilik, dan kapasitas tempat tidur. Disamping itu, agar dapat mengadakan
evaluasi yang lebih tepat untuk suatu golongan rumah sakit tertentu ( Siregar,
2004 ).
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Berbagai pelayanan tersebut mencakup juga
pelayanan medik dan penunjang medik yang juga mengandalkan peran penting
instalasi farmasi rumah sakit, seperti apoteker dan tenaga teknis kefarmasian.
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
3
tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang
terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, dan Analis Farmasi (
Permenkes RI No 72 , 2016 ).
departemen atau unit atau bagian disuatu rumah sakit dibawah pimpinan seorang
apoteker dan dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan
pemerintah yang ada di Kota Payakumbuh. Pada saat ini Rumah Sakit Umum
4
2.2 Perbekalan Farmasi
Perbekalan farmasi adalah bahan atau alat yang digunakan untuk menunjang
kegiatan terapi baik tindakan maupun perawatan terhadap pasien. Sediaan farmasi
adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Obat adalah bahan atau
atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
kontrasepsi untuk manusia. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin atau
fungsi tubuh. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan
untuk penggunaan sekali pakai ( single use ) yang daftar produknya diatur dalam
Siregar, 2004 ). Pengelolaan obat oleh Instalasi Farmasi mempunyai peran penting
dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan rumah sakit, oleh karena itu penglolaan
5
obat yang kurang efisien pada tahap penyimpanan akan berpengaruh terhadap
cara menempatkan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yang diterima
pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat
merusak mutu obat. Tujuan penyimpanan adalah untuk memelihara mutu sediaan
sediaan dan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
dan disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out
(FIFO) dan First In First Out (FIFO) disertai sistem informasi manajemen.
Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang
penampilan dan penamaannya mirip LASA ( Look Alike Sound Alike ) tidak
(kualitas) obat.
6
b. Menghindari penyalahgunaan dan penggunaan yang salah.
dan dengan biaya serendah mungkin. Menurut Warman (2012) tujuan dari
tidak baik
Menurut Direktorat Jendral Bina Farmasi dan Alat Kesehatan yang dikutip
Kegiatan penerimaan obat dari supplier dilakukan oleh petugas gudang obat
7
Setelah itu petugas gudang harus memeriksa jenis, bentuk, kondisi dan
obat dari unit atau bagian yang membutuhkan, pemeriksaan terhadap stok
mencatat jumlah yang dikeluarkan pada kartu stok, terakhir menyiapkan obat
farmasi. Tujuannya adalah untuk mengetahui jumlah dan jenis obat yang
mencocokkan antara jumlah yang ada di gudang dengan yang ada pada
catatan.
8
5. Kegiatan pencatatan dan pelaporan
rangka pengelolaan obat secara tertib baik obat yang diterima, disimpan,
Obat harus selalu disimpan diruang penyimpanan yang layak. Bila obat rusak,
maka mutu obat akan menurun dan akan memberi pengaruh buruk bagi
antara lain :
harus cukup luas (minimal 3x4 m), kondisi ruangan harus kering tidak
terlalu lembab. Pada gudang harus terdapat ventilsai agar ada aliran
udara dan tidak lembab/panas dan harus terdapat cahaya. Gudang harus
9
bertumpuknya debu dan kotoran lain. Bila perlu seluruhnya diberi alas
sebagai berikut :
larutan dan injeksi rusak karena pengaruh sinar matahari. Oleh karena
itu hindarkan obat dari udara panas. Ruangan obat harus sejuk,
10
beberapa jenis obat harus disimpan didalam lemari pendinginpada
pengaturan tata ruang gudang dengan baik. Pengaturan tata ruang selain harus
a. Kemudahan bergerak
Arus L
sirkulasi udara yang cukup di dalam ruangan gudang. Sirkulasi yang baik
namun biayanya akan menjadi mahal untuk ruang gudang yang luas.
11
Alternatif lain adalah menggunakan kipas angin/ventilator/rotator. Perlu
pencatatan suhu.
tersedianya generator ).
3. Bahan bahan mudah terbakar seperti alkohol, eter dan pestisida harus
e. Pencegahan kebakaran
12
Perlu dihindari adanya penumpukan bahan-bahan yang mudah terbakar
seperti dus, karton, dan lain lain. Alat pemadam kebakaran harus diletakan
pada tempat yang mudah dijangkau dan dalam jumlah yang cukup.
2. Gunakan prinsip, First Expired date First Out (FEFO) dan First In
3. Susun obat dalam kemasan besar di atas pallet secara rapi dan teratur.
Untuk obat kemasan kecil dan jumlahnya sedikit disimpan dalam rak
dan pisahkan antara obat dalam dan obat untuk pemakaian luar dengan
7. Apabila persediaan obat cukup banyak, maka biarkan obat tetap dalam
13
2.5 Pengamanan Mutu Obat
berkala, setiap bulan pengamatan mutu dapat dilakukan secara visual dengan
a. Tablet
b. Kapsul
c. Cairan
2. Konsistensi berubah
d. Salep
1. Warna berubah
2. Konsistensi berubah
4. Bau berubah
14
e. Injeksi
a. Kelembaban
b. Sinar Matahari
tanggal kadaluarsa
c. Temperatur/panas
pengaruh panas, dapat, dapat meleleh. Oleh karena itu hindari obat dari
udara panas. Sebagai contoh : salep oksitetrasiklin akan lumer bila suhu
d. Kerusakan fisik
15
e. Kontaminasi bakteri
wadah terbuka, maka obat mudah tercemar oleh bakteri dan jamur
obat.
16
III. METODE PENELITIAN
deskriptif yang menyajikan data primer dan data sekunder dari gudang Instalasi
ini dilakukan untuk menggambarkan serta menjelaskan suatu proses dan secara
evaluasi karena untuk menilai suatu proses yang sedang berjalan apakah sesuai
data Tahun 2019 untuk data sekunder yaitu kartu stok dan data obat kadaluarsa.
17
3.5 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah alat tulis, daftar tilik dan kamera. Bahan yang
digunakan adalah kartu stok, laporan bulanan, laporan obat kadaluarsa, ruangan
menggunakan alat berupa daftar tilik penyimpanan obat yaitu suatu daftar yang
1. Data primer
2. Data sekunder
Data diperoleh dari dokumen kartu stok, laporan bulanan, dan laporan obat
kadaluarsa.
1. Tahapan persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
18
dengan penyimpanan obat di gudang Instalasi Farmasi RSUD dr
Adnaan WD Payakumbuh.
Data yang diperoleh diolah dan dihitung, hasilnya dianalisis secara deskriptif
19
3.9 Definisi Operasional
cara menempatkan obat yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari
pencurian dan gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat pada gudang
WD Payakumbuh.
sediaan dan alfabet atau menurut efek farmakologinya dan prinsip FIFO,
FEFO.
6. Daftar Tilik atau cheklist adalah suatu format atau bentuk kependekan dari
suatu standar layanan kesehatan. Daftar tilik umumnya berisi kegiatan atau
variabel yang dianggap penting dan dapat diamati serta dapat diukur.
20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
berikut:
% sehingga masuk dalam kategori baik, seperti terlihat pada tabel berikut:
persentase 86,38 % sehingga pengaturan tata ruang masuk kategori baik, seperti
21
3. Persentase penilaian pengaturan cara penyimpanan obat
sehingga cara penyimpanan masuk kategori baik, seperti terlihat pada tabel
berikut :
artinya semua jawaban ya sehingga kartu stok masuk kategori baik, seperti
dengan persentase 100 % sehingga pengamatan mutu masuk kategori baik, seperti
22
Farmasi RSUD dr Adnaan WD
12 12 100 % 0 0% baik
Sumber : Data penelitian 2020
4.2 Pembahasan
dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai
aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
Saulina M , 2017 ).
3. Ruang tidak bisa dinyatakan bebas dari binatang pengganggu karena tidak
4. Tidak ada bukti tertulis termometer di kalibrasi setiap tahun sehingga tidak
kemungkinan perubahan di saat hari libur dan jika ada gangguan stabilitas
23
suhu penyimpanan belum ada petugas yang ditunjuk untuk
( 15 - 25 derjat celcius ).
Dari hasil penelitian di gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
Untuk periode Januari sampai Juni 2019 terdapat 105 item obat dan bahan medis
habis pakai yang kadaluarsa dan rusak dimana di gudang terdapat 3 item, depo
rawat jalan 15 item, depo rawat inap 35 item, dan depo IGD 46 item (data stock
opname bulan Desember 2019 ) . Sedangkan obat yang rusak terdapat 3 item di
depo rawat jalan dan 3 item di depo rawat inap. Total harga obat yang kadaluarsa
Sedangkan periode Juli sampai Desember 2019 terdapat 124 item obat
kadaluarsa dan rusak. Dimana obat yang kadaluarsa di gudang terdapat 2 item,
depo rawat jalan terdapat 10 item, depo rawat inap terdapat 27 item, depo IGD
terdapat 65 item, dan obat yang rusak di depo rawat jalan terdapat 11 item , di
depo IGD sebanyak 9 item. Total harga obat kadaluarsa dan rusak adalah Rp.
24
4.2.1 Pengaturan tata ruangan
meliputi : gudang tidak bisa dinyatakan bebas serangga karena tidak ada pest
kontrol sehingga bisa merusak kualitas penyimpanan obat. Jendela gudang belum
mempunyai ventilasi untuk aliran udara agar tidak panas dan lembab. Gudang
yang tidak dengan AC bukan ventilasi tapi untuk sirkulasi udara harus ada exhaust
Manado gudang yang tersedia terdiri dari beberapa ruangan yang cukup besar
untuk menyimpan semua obat-obatan dan alat kesehatan. Dari hasil observasi
standar. Agar mudah memindahkan obat dalam gudang, Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Siloam Manado menyediakan alat bantu pemindahan obat seperti troli.
untuk menjamin mutu obat serta untuk memudahkan pengendalian stok obat.
( First In First Out ) yaitu obat yang pertama masuk maka di keluarkan terlebih
25
dahulu dan juga dengan sistem FEFO ( First Expired First Out ) yaitu obat yang
pertama kadaluarsa maka dikeluarkan terlebih dahulu. Obat high alert disimpan
terpisah dari obat lain. Obat high alert mencakup : obat resiko tinggi, obat LASA,
dan elektrolit konsentrat. Obat high alert di beri label ” high alert “. Rumah sakit
menetapkan daftar obat LASA. Penyimpanan obat LASA tidak saling berdekatan
dan diberi label khusus sehingga petugas dapat lebih mewaspadai adanya obat
LASA.
Pencatatan kartu stok dilakukan dengan cara mencatat mutasi obat selama
penyimpanan sehingga obat dengan mudah dikontrol dan diketahui dengan pasti
stok persediaan, karena tersedia kartu stok untuk per item obat. Pada kolom kartu
stok terdapat nama barang, kemasan, sumber asal obat atau kepada siapa obat di
jumlah penerimaan, jumlah pengeluaraan, sisa stok dan paraf. Kartu stok obat
obat, dimana keadaan obat mulai dari kemasan, label dan isi obat dalam keadaan
baik atau tidak, rusak dan tercemar oleh partikel-partikel asing yang dapat
merusak obat. Pengamatan mutu obat diamati setiap bulan di saat melakukan
stock opname bulanan. Menurut ketentuan ( Depkes RI, 2002a ) obat dalam
26
kemasan karton besar disusun maksimal 8 tumpukan apabila sediaan obat cukup
banyak maka biarkan obat tetap dalam box masing-masing. Untuk obat-obat yang
memerlukan lemari pendingin disimpan pada kulkas agar tidak terjadi kerusakan,
lemari pendingin terdapat pengatur suhu yang menempel langsung , suhu lemari
pada dinding lemari pendingin. Selama penelitian rentang waktu yang diamati
sirkulasi udara, 30 cm dari dinding ruangan agar obat tidak menempel ke dinding
penyimpanan.
27
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Payakumbuh secara umum sudah masuk ke dalam kategori baik yaitu memenuhi
dengan nilai presentase 86,38 % masuk dalam kategori baik. Cara penyimpanan
obat dengan nilai presentase 87,5 % masuk dalam katgori baik. Pencatatan kartu
stok dengan nilai 100 % masuk dalam kategori baik. Pengamatan mutu obat
5.2 Saran
rusak.
28
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, C.J.P. 2004, Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Penerbit Buku
Kedokteran ECG, Jakarta.
Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Nomor 4 Tahun 2018, tentang
Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
29
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2016, tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia Jakarta.
30
Lampiran 1. Daftar Tilik Profil Penyimpanan Obat secara umum di Gudang
Instalasi Farmasi RSUD dr Adnaan WD Payakumbuh
31
Lampiran 1. (lanjutan )
32
Lampiran 1. ( lanjutan )
33
25. Termometer yang digunakan √
untuk mengukur suhu lemari
pendingin dapat berupa
termometer eksternal dan internal
34
29. Inspeksi/pemantauan dilakukan √
secara berkala terhadap tempat
penyimpanan obat, untuk
memudahkan pemantauan, maka
dapat dibuat ceklis pemantauan
terhadap aspek-aspek
penyimpanan yang baik dan
aman
Persentase 80 % 20 % baik
35
Lampiran 2. Daftar Tilik pengaturan tata ruang
36
Lampiran 2. ( lanjutan )
Jumlah 19 3
37
Lampiran 3. Daftar tilik cara penyimpanan obat
38
Lampiran 3. ( lanjutan )
Jumlah 16 0
39
Lampiran 4. Daftar tilik pencatatan kartu stok
Jumlah 11 0
40
Lampiran 5 . Daftar tilik pengamatan mutu
Jumlah 12 0
41
Lampiran 6. Struktur organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum
Daerah drAdnaan Wd Payakumbuh
42
Lampiran 7. Ruang penyimpanan
43
Lampiran 8. Penyimpanan tablet, salep, injeksi, dan cairan
44
Lampiran 9. Lemari pendingin, psikotropika, dan narkotika
45
Lampiran 10. Pengukur suhu, pemadam kebakaran, dan lembar catatan
suhu
46
Lampiran 11. Kartu stok obat
47
Lampiran 12. Surat izin penelitian
48
lampiran 13. Spo penyimpanan
49
Lampiran 13. (lanjutan )
50
Lampiran 13. ( lanjutan )
51
Lampiran 13. ( lanjutan )
52