Anda di halaman 1dari 32

Home About Contact Privacy

Top of Form

Search this
Bottom of Form

peutuah Media belajar dan berbagi


Home Peutuah Agama Kisah Teladan Biografi Wanita

Referensi

Makalah Karangan ilmiah Kedokteran Askep & Askeb Artikel

Ilmu Pengetahuan Komputer Tutorial Tips & triks Gaya Hidup Kesehatan

Mata Pelajaran B. Indonesia B. Inggris Biologi PPKN Fisika Kimia Sejarah

Matematika

Gotrendy Howhow Informasi

Browse:Home Ilmu Pengetahuan Peranan guru dalam pembelajaran Bahasa indonesia di smp

Peranan guru dalam pembelajaran Bahasa indonesia di smp


Published by admin on May 25, 2011 | 0 Comment Guru merupakan factor penting dalam pendidikan formal, karena itu harus memiliki perilaku dan kemampuan untuk mengembangkan siswanya secara optimal. Guru juga dituntut mampu menyajikan pembelajaran yang bukan semata-mata menstranfer pengetahuan, ketrampilan, dan sikap, tetapi juga memiliki kemampuan meningkatkan kemandirian siswa. Oleh karena itu guru dituntut sanggup menciptakan kondisi proses pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk berpikir dan berpendapat sesuai perkembangan yang dimiliki, untuk itu guru dituntut meningkatkan kompetensi dirinya. Dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, peranan guru amatlah diharapkan, sehingga kegiatan belajar mengajar siswa dapat tercapai. Jadi guru diharapkan dapat melaksanakan tugasnya secara baik sesuai profesinya. Guru sebagai sebuah profesi untuk itu penguasaan berbagai hal sebagai kompetensi dalam melaksanakan tugas harus ditingkatkan. Peningkatan kompentensi itu yaitu dalam proses belajar mengajar antara lain memilih dan memanfaatkan metode belajar mengajar yang tepat. Guru yang dapat memilih dan memanfaatkan metode mengajar dengan baik merupakan salah satu cirri guru yang efektif sehingga mampu mengembangkan siswa secara professional. Pengembangan siswa dengan mengutamakan siswa yang aktif dengan cara menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa tentu sangat diharapkan suasana itu dengan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) berarti peranan guru sangatlah besar. Metode yang berfariasi dapatlah kiranya untuk menunjang kegiatan ini. Tidak heran setiap akhir tahun pembelajaran selalu terdengar berita tentang masyarakat yang selalu mempermasalahkan rendahnya mutu pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan, khususnya pada pendidikan dasar dan menengah. Tuntutan standar kelulusan yang harus dicapai siswa menjadi masalah bagi guru maupun lingkungan pendidikan, bahkan sangat mengkhawatirkan bila pada tahun ini peristiwa pengumuman kelulusan seperti tahun lalu. Siswa yang tidak lulus berjumlah tidak sedikit. Pada umumnya masyarakat kurang menyadari bahwa siswa SMP merupakan siswa yang baru memulai perubahan dari masa kanak-kanak menuju usia remaja. Orang tua menyerahkan pendidikan anaknya sepenuhnya pada sekolah. Mereka hendaknya mendapat pendidikan tidak hanya dari sekolah (guru) saja, tetapi juga masing-masing orang tua berperan besar untuk membentuk potensi diri anak. Hal ini tidak dapat hanya menyalahkan guru, tetapi merupakan kerja sama antara pendidik (guru) dan orang tua. Namun sebagai guru untuk melayani pendidikan sesuai usia remaja, maka

diperlukan pelayanan guru dengan merancang suatu program pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi siswanya, misalnya dengan merancang program pembelajaran yang menyenangkan karena belajar yang menyenangkan tidak ada lagi batasan dalam diri siswa. Kecerdasan siswa dapat berkembang sehingga kompetensi yang telah dimiliki dapat meningkatkan nilai-nilai prestasi yang diharapkan. Selain itu juga dapat meningkatkan kehormatan diri dan motivasi mereka. Menciptakan suatu program pembelajaran yang menyenangkan adalah salah satu cara dengan menempatkan peranan guru sebagai fasilitator, motivator, konselor, dan evaluator. Diharapkan peranan itu dapat dimanfaatkan oleh guru agar dapat mewujudkan Sumber Daya Manusia Unggul dan Bermartabat. Agar sumber daya manusia itu dapat diwujudkan maka seorang guru diharapkan dapat sebagai fasilitator, konselor, motivator, dan evaluator, maka perubahan paradigma dalam pembelajar baru harus diciptakan. Pembelajaran Paradigma Baru. Belajar itu adalah proses, maka yang paling berharga dalam belajar adalah Bagaimana Cara Belajar. Dalam pembelajaran paradigma baru kegiatan belajar pada minggu pertama, kegiatan menekankan pada upaya menciptakan susasana belajar aman dan penuh kepercayaan di antara siswa. Dengan cara demikian memungkinkan siswa belajar lebih efektif dan menyerap serta mengingat materi pelajaran. Belajar untuk menambah informasi maka saya tahu, menyimpan informasi maka saya hafal, memperoleh informasi saya bisa menjawab semua pertanyaan, memahami informasi saya mengerti, dan memahami kenyataan yang ada dan saya dapat melihat kejadian itu dari sisi lain. (Bahan Diklat Guru Bahasa Indonesia, 2005). Proses belajar tersebut, merupakan proses belajar dalam arti yang dangkal menuju proses belajar dalam arti yang dalam. Belajar dalam arti yang dalam adalah salah satu proses usaha individu untuk aktif mengkonstruksi/membangun pengetahuan serta senantiasa mengkonstruksinya kembali dengan sejumlah pengetahuan baru. Upaya menciptakan suasana belajar yang aman dan penuh kepercayaan, agar pemelajaran belajar dalam proses aktif sehingga pemelajaran mampu dikembangkan untuk menjadi individu yang mandiri dalam belajar. Untuk mewujudkan suasana itu, maka diperlukan lingkungan sehingga semua siswa merasa penting, aman dan nyaman dengan demikian ketrampilan akademis dan ketrampilan dalam hidup dapat dicapai. Pergeseran Paradigma / Perubahan Sikap. Perubahan paradigma / perubahan sikap guru yang harus dipersiapkan adalah konsep belajar, peran guru dan teknik mengajar, teknik belajar serta sikap mengajar. Oleh karena pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajar pokok, maka konsep belajar pun diciptakan sesuai fungsinya yaitu bahasa sebagai alat komunikasi, maka diharapkan ketrampilan berbahasa tetap pada tatanan empat aspek ketrampilan berbahasa. Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi, pada pembelajaran bahasa Indonesia kegiatan berbahasa mencakup empat aspek ketrampilan yaitu : mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek itu haruslah diajarkan secara terpadu, bersinergi satu sama lainnya, seimbang dan saling mendukung. Selain keempat aspek penguasaan ketrampilan berbahasa itu, juga harus dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bernalar, berpikir, memperluas wawasan serta mampu mendukung kegiatan bersastra. Kegiatan ketrampilan berbahasa diharapkan dapat menunjang ketrampilan akademis lainnya. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, belajar adalah mempelajari berbagai hal secara terus menerus dalam pengalaman hidupnya. Siswa adalah peserta yang aktif.

Sehingga siswa belajar adalah siswa mempelajari berbagai hal secara terus menerus sedangkan sekolah merupakan tempat untuk belajar. Kegiatan belajar adalah kegiatan sepanjang hayat, kegiatan yang tidak berhenti pada siswa tamat atau selesai sekolah, maka peran guru dan teknik mengajar perlu diperhatikan. Di dalam proses belajar, menurut Bruner (2001) dapat dibedakan menjadi tiga fase/episode, yaitu (1) Informasi, (2) Tranformasi, (3) Evaluasi. Dalam tiap pelajaran diperoleh sejumlah informasi, baik yang menambah pengetahuan, memperluas, dan memperdalamnya maupun informasi yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya. Setelah informasi diperoleh, maka harus dianalisis, diubah dan ditranspormasi ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual, agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. Dalam hal ini peran guru sangat diperlukan. Untuk itu guru perlu memiliki kemampuan yang professional. Perlunya kemampuan guru dalam proses belajar mengajar karena uru merupakan pendidik dan pengajar yang menyentuh kehidupan pribadi siswa. Teknik mengajar untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dapat dirancang dengan memperhatikan materi, cara belajar siswa disesuaikan dengan usia siswa SMP. Peran Guru Dan Teknik Mengajar. Peran guru sebagai fasilitator, peranannya adalah sebagai penyedia yang bersifat sebagai pendukung kebutuhan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan konsep belajar di atas bahwa belajar adalah suatu proses, maka dalam proses ketrampilan mendengarkan dipersiapkan terlebih dahulu adalah siswanya, selain itu materi yang sangat penting untuk menjadi suatu proses belajar berlangsung, guru dapat menyiapkan teks / wacana yang dibacakan atau menyediakan rekaman teks dalam kaset maka Tape Recorder dipersiapkan. Teknik dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara bervariasi, misalnya sebelum pelaksanaan pembelajaran, guru terlebih dahulu memutar lagu atau bernyanyi bersama. Hal ini dilakukan agar siswa menyiapkan diri dalam pembelajaran sehingga tidak stres. Mendengarkan (menyimak) merupakan ketrampilan berbahasa yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia untuk mendapatkan suatu informasi. Pada masa sekarang bahwa mendengarkan (menyimak) lebih banyak dilakukan manusia sebagai bentuk penyerapan informasi dari pada ketrampilan berbahasa lainnya. Hal ini disadari karena banyaknya informasi melalui media elektronik maka membutuhkan kecepatan dan kecermatan menyimak. Dalam ketrampilan berbicara, guru dapat merancang pembelajaran sesuai kompetensi yang harus dikuasai. Berbicara merupakan ketrampilan berbahasa lisan maka materi pelajaran diarahkan pada pembelajaran yang bermanfaat bagi siswa, memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang perlukan oleh siswa untuk mengembangkan potensi dirinya baik secara individu maupun kelompok sesuai kebutuhan siswa. Teknik pelaksanaannya dapat dilakukan dengan belajar mengucapkan kata-kata dengan vocal dan intonasi yang benar kemudian kegiatan intinya sesuai indikator yang harus dicapai. Materi disesuaikan dengan tuntutan kecakapan hidup sesuai kurikulum. Ketrampilan membaca dan menulis merupakan ketrampilan yang sangat erat hubungannya karena setiap kegiatan membaca dihubungkan dengan kegiatan menulis. Peran guru harus dapat memfasilitasi sesuai dengan kebutuhan. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusip sangat diharapkan. Khusus dalam hal ketrampilan menulis, pembelajaran diarahkan agar mampu menuangkan segala pikiran, pengalaman, pesan

perasaan, gagasan, pendapat imajinasi dalam bentuk bahasa tulisan secara benar. Kebenaran itu dapat dilihat dari segi kebahasaan, isi dan makna. Tulisan dapat didokumentasikan dan dapat dilihat dan dibaca ulang. Oleh karena itu pembelajaran menulis bagi siswa harus dianggap penting. Pentingnya pembelajaran menulis, maka guru harus sering melatih siswa dengan berbagai cara. Untuk mengaktifkan kegiatan menulis, berarti mengaktifkan otak kiri dan otak kanan dalam pembelajaran. Hal ini tidaklah mudah, persiapan kegiatan harus dirancang sebaik mungkin. Menurut Sudjana dan Suwariyah (1999) ada beberapa kondisi dan persyaratan yang harus diciptakan guru dalam pembelajaran menulis, antara lain : aspek psikologi anak, lingkungan dan suasana belajar, bantuan atau bimbingan dari guru sangat diperlukan. A. Aspek Psikologi Aanak. Yang dimaksud aspek psikologi anak adalah kondisi mental, sosial dan emosional siswa pada saat ia mengikuti proses pembelajaran (Sudjana dan Suwariyah, 1991). Aspek ini harus dikembangkan dengan baik agar siswa beraktifitas dengan kreatif, dan mengembangkan daya nalar dengan baik. Aspek social dan emosional juga penting, karena hubungan interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru atau siswa dengan lingkungan belajar lainnya. Kesetiakawanan dan kebersamaan harus ditumbuhkan sehingga menjadi manusia yang kokoh dan harmonis. B. Lingkungan dan Suasana Belajar. Yang dimaksud dengan suasana dan lingkungan belajar adalah keadaan atau suasana pada saat pembelajaran berlangsung (Sudjana dan Suwariyah, 1991). Akan berlangsung baik bila lingkungan dan suasana belajar nyaman, tidak membosankan dan diharapkan siswa berkeinginan untuk kembali belajar. Dalam hal ini guru dapat mempersiapkan kelas atau ruangan lain yang dapat menunjang pembelajaran, misalnya : halaman (taman sekolah, perpustakaan). C. Bimbingan dan Bantuan Belajar Dari Guru. Peran guru sebagai pembimbing adalah menjadi tempat bertanya bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, memberi bantuan dengan menunjukkan jalan untuk memecahkan masalah, memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa, memberi dorongan dan motivasi belajar. Dalam kegiatan tersebut, berarti guru harus berada dalam lingkungan proses pembelajaran. Peran Guru Sebagai Motivator. Dari keempat aspek ketrampilan berbahasa di atas yang telah diuraikan, maka peran untuk memotivasi siswa tetaplah diharapkan, misalnya mendorong siswa agar tetap berkonsentrasi pada kegiatan belajar. Selain itu juga mengajak siswa untuk melakukan refleksi diri, misalnya menyisihkan waktu untuk memikirkan siapa sebenarnya diri siswa, apa yang menyebabkan rasa puas, dll. Peran Guru Sebagai Konselor. Peran ini seperti yang telah diuraikan pada aspek bimbingan dan bantuan belajar guru. Hal ibi, guru dapat memberi bantuan pada setiap pembelajaran sewaktu-waktu siswa membutuhkan maka bantuan nasehat untuk siswa dapat diberikan. Jadi, selain guru memegang mata pelajaran sebagai guru, juga bertugas melayani konseling. Peran Guru Sebagai Evaluator. Peran sebagai evaluator, bahwa setiap pembelajaran melakukan evaluasi sesuai indikator yang harus dicapai. Dalam mengevaluasi guru hendaknya kreatif dengan berbagai cara mengevaluasi dan memberikan penguatan agar keberhasilan belajar siswa dapat dirasakan. Dalam memberikan penilaian, guru dapat berkreatifitas membuat nilai

dengan memberikan tanda bintang yang dibuat atau ditempal pada sebuah karton yang berbentuk buah atau bunga, lalu ditutup. Pada sisi luar digambar raut wajah sesuai isi bintang, misalnya bintang satu wajah sedih, bintang dua wajah tersenyum, bintang tiga senyum agak lebar, dan bintang empat senyum lebar, sedangkan gambar bintang lima tertawa sambil mengangkat tangan. Cara menyampaikan penilaiannya yaitu setelah para siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan telah ditanggapi oleh kelompok lain. Selanjutnya guru akan menguji keberhasilan anggota kelompok dengan pertanyaan sehubungan dengan materi. Apabila siswa dapat menjawab benar, maka siswa tersebut berhak membuka nilai yang telah ditempel atau digantung pada papan tulis. Teknik Belajar. Dalam teknik belajar terbagi menjadi enam tipe utama, yaitu (1) Visual Internal, (2) Visual Eksternal, (3) Auditory Internal, (4) Auditory Eksternal, (5) Kinestetik Internal, (6) Kinestetik Eksternal. (Ramly, 2004). 1. Teknik belajar Visual Internal yaitu proses belajar dengan mengoptimalkan penglihatan dan mengeksplorasikan imajinasinya. Cara yang praktis adalah dengan menghidupkan imjinasi tentang hal yang akan dipelajari (Ramly, 2004). 2. Teknik belajar Visual Eksternal yaitu proses belajar dengan mengoptimalkan penglihatan dengan mengeksplorasikan dunia luar dirinya. Cara yang praktis adalah membaca buku dengan tampilan yang menarik, menggunakan grafik dan gambar, pemanfaatan computer, poster, pembubuhan warna-warna yang menarik (Ramly, 2004). 3. Teknik belajar Auditory Internal adalah cara belajar dengan menyukai lingkungan yang tenang. Dalam proses belajar, mengoptimalkan pendengaran dan mengekspolrasikan dunia dalam dirinya. Cara praktis dalam proses belajar ini adalah meluangkan waktu yang tenang untuk memulai belajar dan merenungkan apa yang sudah diketahui (Ramly, 2004). 4. Teknik belajar Auditory Eksternal adalah cara belajar dengan mengoptimalkan pendengarannya dengan mengeksplorasikan dunia luar dirinya. Cara yang praktis dalam proses pembelajarannya adalah membaca dengan suara keras, menggunakan sesi Tanya jawab, diskusi, kerja kelompok (Ramly, 2004). 5. Teknik Kinestetik Internal adalah cara belajar dengan menyentuh rasa. Agar belajar efektif proses belajar dengan pemahaman terlebih dahulu, temukan faedah dari aktivitas siswa, gunakan alat Bantu atau dalam bentuk demo. Proses belajar seperti ini cenderung bergantung pada lingkungan (Ramly, 2004). 6. Teknik Kinestetik Eksternal adalah proses belajar dengan mengoptimalkan emosi yaitu dengan beradabtasi terlebih dahulu dengan dunia luar dirinya. Proses belajar yang efektif yaitu dengan kemampuan panca indra, misalnya dengan menggunakan model, memainkan peran dengan membuat peta pikiran. Berdasarkan teknik atau cara belajar yang bermacam-macam, maka guru dituntut merancang program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan talenta siswa. Guru diharapkan dapat mengembangkan kemampuannya untuk bersikap mengajar dengan baik. Sikap mengajar tersebut antara lain bersikap demokratis, kreatif, dan inovatif. Guru bersikap demokratis adalah sikap guru yang memberikan persamaan hak dan kewajiban yang sama bagi siswa. Guru yang kreatif adalah guru yang mampu mengembangkan kreatifitas dalam program pembelajaran misalnya menciptakan program pembelajaran baru dengan media yang mutakhir sesuai

dengan perkembangan jaman, sedangkan guru yang bersifat inovatif adalah guru yang mampu melakukan pembaharuan dengan kreasi baru, mencoba memecahkan masalah pendidikan dengan cara-cara baru. Apabila sikap guru dapat terwujud, maka akan berimbas pada keberhasilan siswa dalam belajar, siswa aktif, mandiri, kritis dan kompetitif. Kesimpulan dan Saran. Guru merupakan faktor penting dalam pendidikan formal, karena itu harus memiliki perilaku dan kemampuan mengembangkan dirinya. Pengembangan itu melalui paradigma baru yaitu melakukan perubahan sikap dan peran sebagai guru yaitu berperan sebagai fasilitator, motivator, konselor, dan evaluator. Selain itu juga memiliki perubahan sikap, agar siswa aktif, mandiri, kritis dan kompetitif. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya mampu merancang program pembelajaran yang menyenangkan dengan menerapakan empat aspek ketrampilan secara terpadu. Karena guru harus memiliki kemampuan yang optimal untuk mengembangkan potensi siswa, maka perlu Pemantapan Profesi Guru Untuk mewujudkan Sumber Daya manusia Unggul dan Bermartabat, hal ini dapat dicapai melalui pelatihan-pelatihan guru atau pendidikan untuk meningkatkan kompetensi atau kemampuannya. Daftar Pustaka Athdias, Subarti, 1996. Pembinaan Kemampuan menulis Bahasa Indonesia, Jakarta : IKPI De Parter, Bobbi dkk, 2005. Quantum Teaching. Bandung : Kaifa. De Parter, Bobbi dan Mike Hernacki, 2005. Quantum Learning. Bandung : Kaifa Depdiknas, 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Jakarta : Depdiknas. Guntur, Hendri Tarigan, 1985. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan. Bandung : Angkasa. Nasution, S. 1995. Berbabagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Ramli, Amir Tengku, 2005. Pumping Talent. Jakarta : Pustaka Inti. Sudjana dan Suwariyah, 1991. Model-Model Mengajar CBSA, Bandung : Sinar Baru. Guru memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam upaya membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa dalam kerangka pembangunan pendidikan di Indonesia. Tampaknya kehadiran guru hingga saat ini bahkan sampai akhir hayat nanti tidak akan pernah dapat digantikan oleh yang lain, terlebih pada masyarakat Indonesia yang multikultural dan multibudaya, kehadiran teknologi tidak dapat menggantikan tugas-tugas guru yang cukup kompleks dan unik. Oleh sebab itu, diperlukan guru yang memiliki kemampuan yang maksimal untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan diharapkan secara berkesinambungan mereka dapat meningkatkan kompetensinya, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesional. Untuk menguji kompetensi tersebut, pemerintah menerapkan sertifikasi bagi guru khususnya guru dalam jabatan. Penilaian sertifikasi dilakukan secara portofolio. Di Provinsi Lampung, penilaian sertifikasi guru dalam jabatan melalui berkas portofolio tersebut telah dilakukan oleh assessor di bawah koordinasi FKIP Unila untuk sebanyak 425 berkas (dari 425 orang guru). Hasilnya, mungkin anda sudah tahu. Bahkan, dalam waktu dekat akan dilakukan lagi penilaian portofolio sertifikasi guru untuk sekitar tujuh ribuan guru se-Provinsi Lampung yang diharapkan sampai akhir Desember 2007 nanti, assessor telah menyelesaikan penilaian untuk sebanyak tujuh ribu lebih berkas portofolio tersebut. Nah, apakah dari tujuh ribu lebih guru tersebut dapat memenuhi standar skor minimal 850 untuk

lulus sertifikasi? Kita tunggu saja hasilnya, yang pasti hasil penilaian portofolio tersebut mesti transparan/terbuka. Bagi mereka (guru) yang dinyatakan belum lulus dan mereka yang belum mendapatkan kesempatan mengikuti sertifikasi jangan berkecil hati. Anda diberi kesempatan untuk lebih banyak berkarya dan berinovasi dalam pembelajaran, yang pada akhirnya Anda tidak saja akan mampu lulus sertifikasi tetapi Anda juga akan lebih berkembang secara profesional. Bagi mereka yang lulus, tentu saja patut berbangga hati karena mereka telah dianggap memiliki kompetensi minimal yang dipersyaratkan sebagai guru yang profesional, dan akan mendapatkan tambahan tunjangan profesi yang katanya sebesar 100% dari gaji pokok. Dengan tambahan tunjangan yang diterima guru tersebut diharapkan guru dapat lebih profesional, lebih inovatif, kreatif, dan produktif, serta mampu menjalankan perannya sebagai catalytic agent secara maksimal. Ingat! Kompetensi guru bukan sesuatu yang statis, melainkan dinamis sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pertanyaan yang muncul adalah apakah dengan sertifikasi guru seperti ini mampu merubah guru kearah yang lebih profesional? Mengingat, apa yang dinyatakan oleh Dedi Supriyadi (1999) dalam bukunya yang berjudul Mengangkat Citra dan Martabat Guru bahwa profesionalisme guru di Indonesia baru dalam taraf sedang tumbuh (emerging profession) yang tingkat kematangannya belum sampai pada apa yang telah dicapai oleh profesi-profesi lainnya (seperti: dokter dan arsitek), sehingga guru sering dikatakan sebagai profesi yang setengah-setengah atau semiprofesional. Terlebih lagi, UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 39 Ayat (2) menyatakan bahwa tugas guru sebagai pendidik yang profesional adalah merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan tinggi. Dengan demikian, guru sebagai profesi selain memiliki peran dan tugas sebagai pendidik, juga memiliki tugas melayani masyarakat dalam bidang pendidikan. Tuntutan profesionalnya adalah memberikan layanan yang optimal dalam bidang pendidikan kepada masyarakat. Lebih khusus, guru dituntut memberikan layanan profesional kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Usman (2002) dalam bukunya yang berjudul Menjadi Guru Profesional halaman 15, menyatakan bahwa guru yang profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal. Terhadap pertanyaan di atas, tampaknya kita perlu membuktikannya terlebih dahulu, setelah mereka (guru) yang lulus sertifikasi menjalankan peran dan tugasnya di sekolah masing-masing. Apakah mereka menjadi lebih baik?, menjadi contoh guru lain?, atau stagnan tanpa ada perubahan apa pun pada guru tersebut baik dalam proses pembelajaran maupun dalam pengembangan diri secara profesional. Tentu saja, sesuai uraian di atas, kata sertifikasi dan profesionalisme haruslah berkorelasi, artinya guru yang tersertifikasi adalah guru yang profesional, atau guru yang profesional sudah tentu akan tersertifikasi. Jika korelasi tersebut cukup signifikan, dapat diprediksikan bahwa dalam kurun waktu tiga sampai lima tahun mendatang mutu pendidikan kita tidak perlu diragukan lagi. Indikatornya dapat dilihat dari dua unsur, yaitu guru dan siswa. Dari unsur guru, indikator yang dapat dilihat adalah produktivitas dan kreativitas guru dalam pembelajaran. Hal ini terkait dengan tuntutan terhadap guru untuk terus selalu berpikir kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pembelajaran sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Guru yang kreatif adalah guru yang selalu mencari dan menemukan hal-hal yang baru dan mutakhir untuk kepentingan peningkatan kualitas pembelajaran. Sedangkan dari unsur siswa, indikatornya adalah nilai ujian nasional (UN) yang tinggi, dan mampu bersaing pada lomba-lomba mulai tingkat kabupaten, propinsi, nasional, bahkan internasional. Guru yang profesional diharapkan mampu membina siswa dan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing dalam setiap kompetisi. Korelasi tersebut akan signifikan, jika berkas portofolio yang dikumpulkan benar-benar hasil karya dan prestasi yang dicapai oleh guru tersebut selama menjalankan tugasnya, bukan hasil duplikasi milik orang lain atau aspal (asli tapi palsu). Oleh sebab itu, agar sertifikasi yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan penilaiannya dapat memenuhi harapan di atas, semua pihak terkait terutama Dinas Pendidikan dan LPTK penyedia assessor perlu secara cermat memperhatikan kebenaran dan keaslian dari berkas portofolio dari guru sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Dengan demikian, untuk membuktikan ada tidaknya korelasi antara sertifikasi dengan profesionalisme guru, perlu ada pembuktian secara akurat dan akuntabel. Dalam hal ini, perlu dilakukan survei atau penelitian secara komprehensif terhadap guru-guru yang telah lulus sertifikasi untuk melihat pengaruh sertifikasi terhadap mutu pendidikan. Jika hasil survei nantinya membuktikan adanya korelasi di atas, maka tujuan sertifikasi guru melalui portofolio untuk menguji kompetensi guru secara profesional dapat dicapai. Sebaliknya, jika hasil survei menunjukkan tidak ada korelasi atau korelasinya tidak signifikan, maka sertifikasi guru yang dilakukan seperti sekarang adalah sia-sia, hanya mampu meningkatkan kesejahteraan guru tetapi tidak berkorelasi dengan peningkatan mutu pendidikan. Oleh sebab itu, pemerintah perlu mencari formula baru dalam melakukan sertifikasi guru. Sertifikasi ini sebenarnya merupakan upaya pemerintah tidak saja untuk meningkatkan kesejahteraan guru, tetapi yang lebih penting adalah peningkatan kompetensi guru sebagai pendidik, mediator dan fasilitator pendidikan, seniman antarhubungan manusia, petugas kesehatan mental, dan juga sebagai catalytic agent yang mampu memberikan pengaruh besar terhadap pembaharuan pendidikan ke arah yang lebih kompetitif. Ini memberikan pemahaman bahwa profesi guru di dalam masyarakat adalah suatu profesi yang kompetitif karena profesionalisme guru harus berhadapan dan bersaingan dengan profesi-profesi lainnya dalam kehidupan masyarakat luas. Oleh sebab itu, pelaksanaan penilaiannya perlu ketelitian, kecermatan, dan kehati-hatian dari assessor Perjalanan pulang menuju rumah sore itu dari kantor disambut warna merah merona langit, yang oleh sebagian masyarakat Jawa disebut candikala (dibaca: candikolo). Sebagian masyarakat Jawa memercayai untuk tidak memandang warna itu karena banyak dedemit (sebangsa setan) sedang lewat, terutama anak kecil jangan sekali-kali memandang karena bakal sakit mata. Walaupun di sisi lain pemandangan temaram ini enak dinikmati di tepi laut, yang sering semua orang dewasa terpesona. Memang antara mitos dan realita sering tidak ketemu (baca: jumbuh). Di tengah meronanya warna merah jingga itu saya terkenang akan cerita panjang seorang teman yang siang tadi bertandang ke kantor. Sahabat ini bekerja di suatu kantor swasta terkenal. Menceritakan perjalanannya belajar demokrasi di provinsi tetangga. Pada saat pemilihan ketua organisasi; ada seseorang yang berperan aktif, menunjuk satu per satu anggota yang hadir dengan sekaligus menyebutkan jabatan yang akan dipangku. Si Badu jadi bendahara, Si Minah jadi sekretaris, Si Ponijan jadi wakil ketua dan seterusnya hingga yang hadir kebagian jabatan semua. Sepintas tampak sekali keadilan-nya. Namun giliran anggota yang hadir bertanya secara aklamasi Siapa jadi ketua? Yang bersangkutan dengan dingin mengatakan, Siapa lagi kalau bukan aku. Aku kan sudah bagi habis semua jabatan buat kalian.

Ternyata rasa demokrasi kita banyak belum menyentuh aspek konasi yang merupakan unsur perilaku sehingga jika ada autokritik yang datang dari dalam diri kita (baca: Organisasi), saraf penolakan langsung bekerja. Persoalan pendidikan perilaku ini memang tidak mudah. Teori-teori yang berkaitan dengan perilaku sudah banyak kita lakukan. Zaman Orde Baru kita kenal dengan penataran P4. Semua orang dari rakyat kecil sampai pejabat negara harus mengikuti pendidikan perilaku ini. Bahkan menjadi suatu kewajiban utama. Harapan yang akan dicapai adalah semua orang tanpa kecuali harus berperilaku seperti yang dipatronkan. Ternyata arang habis besi binasa. Hari ini harapan itu tinggal puing. Sekarang orang bisa seenaknya untuk berbuat apa saja. Termasuk memecat orang yang tidak sejalan dengan kita, jika kita jadi pemimpin. Aroma reformasi begitu menyengat, tidak jarang menjadikan orang mabuk karena banyak menghirup udara reformasi sehingga dadanya sesak. Akibatnya yang bersangkutan menjadi lupa diri, kemudian mengatasnamakan reformasi dapat berbuat apa saja. Padahal makna dari reformasi itu adalah perubahan secara bertahap atau gradual untuk menuju kepada sesuatu yang lebih baik. Hakikat maknawi ini menjadi hilang karena pemahaman yang dangkal terhadap sesuatu. Sama dengan candikala yang sebenarnya adalah karunia Illahi yang sangat indah jika kita dapat menempatkannya pada spektrum yang benar. Candikala adalah fenomena alam yang menakjubkan dan merupakan bukti keabadian dari perputaran waktu. Namun menjadi buruk karena tata nilai yang kita bangun bertentangan dengan kaidah kealaman yang ada. Demikian juga dengan fenomena alam lainnya jika kita tidak mampu meletakkannya pada posisi dan waktu yang tepat, jadilah semua itu bencana. Sebagai contoh pada waktu yang bersamaan dengan kondisi letak geografis yang berbeda peristiwanya menjadi berbeda. Jawa pada umumnya, wabilkhusus Jakarta dan Pantura, saat sekarang diguyur hujan terus-menerus. Sementara itu, Riau, Aceh dan sekitarnya yang juga biasa kering kerontang dan hujan asap. Mendadak diguyur air bah. Dari ketidakarifan kita mengelola alam dengan benar, maka rakyat jelatalah yang menjadi korbannya. Kearifan lokal yang selama berabad lalu terjaga dengan baik, kini di tangan pemiliki modal besar semua menjadi bubrah. Faktor ekonomi menjadi panglima selama setengah abad, sekarang menunjukkan bagaimana raksasa ekonomi itu tega memakan anaknya. Ironisnya anak-anaknya itu adalah kaum duafa, yang makin hari makin papa dan terpinggirkan. Minyak goreng antre, minyak tanah antre, gizi buruk dan masih banyak lagi. Raksasa ganas ini bak candikala, dia tampak indah jika hanya muncul sesekali di tepi pantai, orang modern menyebutnya sunset, pemandangan ini diabadikan juru foto terkenal dengan kamera mahal. Tujuannya mendapatkan detail yang bagus. Namun bayangkan jika separo langit yang ada ini berwarna merah, tidak satu pun mata mampu menahan kilauan sinar merona seperti itu. Untuk itu mari kita mau memosisikan diri pada alam ini secara arif agar kita menemukan keteduhan. Seyogianya kita menyadari bahwa akibat penanggung pertama beban kegagalan dari suatu kebijakan adalah rakyat kecil, bukan mereka yang memiliki kedudukan adiluhung. Si miskinlah yang akan mendapatkan tekanan pertama jika suatu langkah salah diambil. Kelangkaan pupuk rakyat yang kena, kelangkaan BBM rakyat yang kena, kelangkaan apa pun yang menyentuh hajat hidup orang banyak, maka rakyat kecil sebagai lapis pertama yang akan terkena. Mari kita menjaga alam ini dengan melihat dengan kacamata kearifan lokal karena melalui medan ini semua rakyat dapat berpartisipasi sekaligus dapat menikmati sebagaimana adanya. Rakyat kecil sudah bosan dengan janji, mereka perlu bukti. Justru bukti itu sekarang sering dikelabui atau paling tidak dibohongi. Semoga sebelum alam ini makin marah melalui candikala-

nya, maka belum terlambat rasanya kita memperbaiki diri dan perilaku untuk berbuat arif kepada sesama, termasuk kepada alam tercinta ini. Amin. Incoming search terms:

mengapa ilmu kealaman sangat penting bagi guru manfaat bahasa indonesia bagi siswa Unsur guru dalam belajar peranan guru terhadap perkembangan bahasa indonesia peranan guru bahasa indonesia terhadap perkembangan bahasa indonesia tugas guru bahasa indonesia contoh makalah tentang usaha menemukan cara belajar efektif dan menyenangkan untuk peningkatan prestasi bagaimana cara membangun kepemimpinan bersinergi dengan memanfaatkan siswa sebagai sumber belajar cerita tentang bencana alam paradigma pembelajaran dalam tugas dan peran guru

Get Shareaholic for Firefox Filed in: Ilmu Pengetahuan Tags: 4. indikator dibedakan menjadi 2 yakni indikator pembelajaran yakni tingkat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh seorang anak dalam kegiatan pembelajaran dan indikator soal adalah tingkat k, antara, apa saja aspek dari proses belajar yang dibutuhkan murid, apa saja pengajaran hasa di smp, apa saja peran guru bk dalam membentuk kemandirian siswa dalam belajar, apa saja yang dibutuhkan siswa smp, apa saja yang harus anda lakukan untuk mempersiapkan diri sebagai guru profesional mapel bahasa indonesia, apa saja yang perlu dipersiapkan guru sebelum mengajar, apa yang dilakukan guru dalam menerapkan paradigma baru dalam proses pembelajaran, arti kata quantum dalam perubahan paradigma pengajaran ke pembelajaran, arti penting bahasa indonesia, arti penting bahasa indonesia dalam ilmu sejarah, arti penting bahasa indonesia dalam perkembangan ilmu sejarah, arti penting bahasa indonesia dengan ilmu sejarah, arti penting guru menerapkan model pembelajaran dalam mengajar menurut depdiknas, arti penting/kotribusi bahasa indonesia dalam perkembangan ilmu sejarah, artikel aku jadi guru bahasa indonesia, artikel andai aku menjadi guru bahasa indonesia, artikel bagaimana siswa belajar ilmu pengetahuan, artikel cara pengajaran yang baik terhadap murid, artikel guru sebagai motivator dan fasilitator, artikel kebahasaan peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, artikel kebahasaan, pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan bahasa anak, artikel konseptual mengenai peranan pragmatik dalam pembelajaran bahasa, artikel konseptual pragmatik dalam pembelajaran, artikel konseptual tentang pragmatik dalam pembelajaran, artikel konseptual tentang pragmatik dan pembelajaran bahasa, artikel peran kebahasaan dalam pembelajaran, artikel peran sastra dalam meningkatkan berbahasa secara produktif, artikel tentang gaya bahasa dalam pembelajaran siswa smp, artikel tentang intensitas komunikasi orang tua dan anak dengan motivasi belajar, artikel tentang pendidikan khusus nya pembelajaran bahasa indonesia, bagaimana cara membangun kepemimpinan bersinergi dengan memanfaatkan siswa sebagai sumber belajar, bagaimana guru menjalankan tugasnya, bagaimana peran guru dalam pembelajaran bahasa indonesia yang menggunakan metode quantum teaching ?, bagaimana peran guru dalam pembelajaran membaca dengan cara pendekatan, bagaimana peran guru mata pelajaran dalam mengembangkan

keterampilan belajar siswa, bagaimana proses pembelajaran bahasa indonesia yang baik di smp, bagaimana seorang guru bahasa indonesia harus memiliki dan mampu mengembangkan kompetensi, bagaimanakah guru kepada siswanya, dalam kurikulum?, bahasa indonesia berperan meningkatkan mutu pendidikan, bahasa indonesia di lihat dari segi perkembangan ilmu sejarah, bahasa indonesia memiliki kedudukan dan fungsi strategis untuk membentuk kompetensi berbahasa dan bersastra siswa, bahasa indonesia sebagai fungsi komunikasi dalam organisasi, bahasan yang menarik bagi setiap orang berdasarkan usia, bangai mana peran aktif kita dalam pengembangan bahasa indonesia, bank soal ilmu kealaman dasar, belajar lewat panca indera di smk, berita, berita sebab-sebab guru tidak menjalankan profesinya, besar pengaruh bahasa indonesia di dalam bahasa inggris, cara belajar menyenangkan bagi siswa, cara guru agar siswa efektif, cara guru dalam membentuk psikologi siswa, cara guru dalam mendidik siswa, cara guru mendidik bahasa indonesia, cara guru mendidik murid dalam belajar, cara guru mendidik siswa belajar bahasa indonesia dengan baik dan benar, cara guru menerapkan ilmu perkembangan peserta didik, cara guru mengajarkan bahasa indonesia, cara guru meningkatkan keprofesionalnya, cara mengajar bahasa indonesia yang profesional, cara mengajar siswa smp secara profesional, cara mengajarkan kehati pada siswa, cara mengembangkan kecakapan keterampilan berbahasa indonesia, cara meningkatkan kesejahteraan dan keprofesional guru dengan sertifikasi, cara meningkatkan profesionalisme guru bahasa indonesia, cara meningkatkan sumber daya guru, cara pembelajaran di indonesia, cara yang baik guru mengajar bahasa indonesia, cara-cara belajar bagi anak smp, cara-cara menciptakan suasana belajar menyenangkan bagi guru, cerita tentang bencana alam, cinta, cirri, contoh abstrak berjudul citra guru profesional, contoh artikel kesulitan dalam mengajar bahasa indonesia, contoh artikel kesulitan dalam mengajar bhs ind, contoh artikel konseptual pendidikan yang berhubungan dengan ilmu pragmatik dalam pendidikan bahasa indonesia, contoh belajar mengajar menggunakan metode perancangan dalam mata pelajaran bahasa indonesia, contoh cara pengajaran guru yang buruk di indonesia, contoh karangan b:peranan guru pada masa kini, contoh karangan peranan guru dalam mendidik anak bangsa spm, contoh makalah pentingnya pendidikan bahasa indonesia, contoh pengembangan dan penjabaran makna janji siswa dalam makalah untuk smp, contoh peningkatan kompetensi guru terhadap tingkat kelulusan siswa, contoh peran aktif dalam mengembangkan bahasa indonesia, contoh skripsi bahasa indonesia dan sastra untuk guru smp, contoh skripsi bahasa indonesia(manfaat berbicara dismp), contoh skripsi tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru sertifikasi, contoh teks guru memainkan peranan penting dalam meningkatkan prestasi murid., contoh unsur auditory dalam pembelajaran bahasa inggris, contoh unsur kinestetik dalam pembelajaran bahasa inggris, daftar pustaka konsep demokrasi indonesia, daftar pustaka makalah demokrasi, dampak postitif, negatif mempelajari ilmu filsafat, dapat, dasar mengajar bahasa indonesia untuk smp, definisi guru demokratis, definisi kelangkaan, faktor bukti un tidak efektif untuk pengembangan pendidikan di indonesia, fenomena kenapa guru kurang optimal dalam mengajar, fenomena kesalahan berbahasa dalam karangan siswa smp, fenomena kesalahan berbahasa siswa smp, fenomena kesalahan berbahasa yang dilakukan siswa smp, fkip unila sertifikasi uru 2011, format jurnal guru bhs. indonesia smp, fungsi dan kedudukan guru dalam pengembangan kurikulum bilologi, fungsi dan kedudukan guru dalam pengembangan kurikulum biologi, fungsi ilmu pendidikan bagi guru, geografi, go, guru bahasa indonesia profesional, guru bahasa indonesia siswa definisi, guru bahasa indonesia yang mampu memotivasi siswanya, guru bertindak sebagai fasilitator, guru biologi dalam menerapkan paikem di smp, guru harus tahu kejiwaan anak, guru memiliki peranan penting dalam pembelajaran sastra, guru mendidik bahasa indonesia yang baik dan benar, guru meningkatkan kemandirian siswa dengan motivasi, guru sebagai evaluator dalam pembelajaran, guru sebagai fasilitator, guru tidak hanya meningkatkan keterampilan berbahasa dan bersastra

melainkan harus meningkatkan kemampuan berfikir dan bernalar, hal hal yg penting dalam pembelajaran dikehidupan manusia, hubungan antara quantum teaching dengan perubahan paradigma pengajaran menjadi paradigma pembelajaran, Ilmu, ilmu kealaman dasar tentang bioteknologi dan teknologi kearifan lokal, Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, indikator keberhasilan penilaian portofolio dalam sertifikasi guru, indikator nilai kepemimpinan siswa, jadi tugas guru dlm membuat evaluasi apa saja?, jelaskan fungsi dan kedudukan guru dalam tugas pengembangan kurikulum biologi di sekolah, jelaskan fungsi dan kedudukkan guru dalam kurikulum biologi di sekolahan, jelaskan kepribadian guru dalam menentukan warna pembelajaran yang menyenangkan, jelaskan maksud dari komunikasi orang tua dan guru, jelaskan peran guru untuk menciptakan rasa aman peserta didik di sekolah, jelaskan peran keperibadian guru dalam menentukan warna yang aktif, jelaskan peran keperibadian siswa dalam menentukan cara cara belajar yang efektif, jelaskan peran kepribadian siswa dalam menentukan cra-cara belajarnya yang efektif, jelaskan peran kpribadian guru dalam menentukan warna pembelajaran yang aktif, jelaskan pran kpribadian guru dalam menentukan warna pembelajran yang aktif efektif kreatif dan menyenangkan, karangan ilmiah "masalah-masalah pragmatik dalam pengajaran bahasa indonesia, karena, karya ilmiah pentingnya belajar bahasa indonesia bagi siswa, karya ilmiah peranan bimbingan konseling dalam proses belajar dan pembelajaran, karya ilmiah peranan media pembelajaran terhadap kemampuan menulis siswa di smp, kebebasan, kebijakan pemerintah dalam pembelajaran bahasa, kebijakan pemerintah terhadap metode mengajar guru bahasa indonesia, kebijakan pendidikan pendidikan kurikulum, kedudukan atau peranan guru dalam teknologi pembelajaran, kedudukan guru dalam tugas pengembangan kurikulum biologi, kegiatan proses pembeljaran, kelangkaan ekonomi di indonesia, kelangkaan scarcity, kemampuan guru bahasa indonesia smp, kemampuan guru dalam merancang program pengajaran, kemampuan yang harus dimiliki guru dalam mengembangkan materi pelajaran, kenakalan remaja dalam keluarga google, kenapa guru harus membentuk perilaku beragama pada siswa d smp, kenapa guru profesinal menjadi factor penting bagi pendidikan islam, kenapa pancasila sebagai landasan filosofi pendidikan di indonesia dan harus diwujudkan guru kepada murid, kenapa penting sertifikasi guru, kenapa perlunya kursus peningkatan kompentasi guru, kepentingan individu dan kepentingan sosial, keperibadian gurudalam menentukan warna pembelajaran yang aktif, kesimpulan dari bioteknologi dalam prespektif islam, keterampilan membaca dan aspek neurologi., keterampilan membaca menurut sudjana, keterampilan yang harus dimiliki guru cara mengajar yang aktif, kiat menarik buat guru saat mengajar bahasa jawa di smp, Kompetensi, kompetensi dan peranan guru dalam pembelajaran, komunikasi antara orang tua dan anak, komunikasi orang tua dan prestasi belajar, komunikasi pada remaja, komunikasi remaja, kreatifitas guru bahasa indonesia smp, kreativitas guru dalam merancang tugas, kreativitas guru dalam proses pembelajaran ekonomi di sltp, kti argumen tentang guru bahasa indonesia yang profesional, kti tentang guru bahasa indonesia yang profesional, kti tentang guru bahasa profesional, kumpulan ptk bahasa indonesia smp, kurikulum indonesia yang berhubungan dengan bahasa inggris saat sekarang, kurikulum pendidikan bahasa indonesia smp, langkah - langkah guru melatih siswanya agar mandiri, langkah langkah peranan, langkah-langkah tanya jawab dalam pelajaran bahasa indonesia, lingkungan terhadap belajar bahasa indonesia, lul, makalah bahasa indonesia sebagai alat komunikasi dalam proses pembelajaran, makalah belajar menyenangkan, makalah guru bahasa indonesia profesional, makalah guru bahasa indonesia yang profesional, makalah kreativitas guru bahasa indonesia, makalah kreativitas guru dalam meningkatkan potensi, makalah meningkatkan kreasi siswa dalam bersastra, makalah meningkatkan kreatifitas siswa dalam bersastra, makalah paradigma baru dalam pembelajaran, makalah paradigma guru dalam pembelajaran, makalah peningkatan pembelajaran bahasa indonesia untuk smp, makalah pentingnya peran orang tua dan guru dalam

proses pembelajaran, makalah peran ilmu lingkungan di indonesia, makalah peranan bahasa indonesia bagi pendidik, makalah peranan bahasa indonesia dalam pengembangan pendidikan di indonesia, makalah peranan bahasa menuju keluarga yang harmonis, makalah peranan media pembelajaran terhadap kemampuan menulis siswa smp, makalah peranan pengajaran bahasa indonesia dalam dunia pendidikan, makalah potensi peserta didik, makalah pungsi guru terhadap murid, makalah tentang guru bahasa indonesia yang profesional, makalah tentang peran bahasa indonesia dalam pedagogik, makalah tentang peranan belajar dan pembelajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah menengah pada pelajaran bahasa indonesia, makalah tentang peranan guru smp, makalah tentang tertib menggunakan bahasa indonesia dengan benar, makalahperanan media pembelajaran terhadap kemampuan menulis siswa smp, maksud dari guru harus meningkatkan kemampuan berfikir dan bernalar, maksud guru matematika aktif dan kreatif, maksud guru pembelajar, mampu, manfaat bahasa indonesia bagi anak sekolah, manfaat bahasa indonesia bagi guru, manfaat bahasa indonesia bagi guru agama, manfaat bahasa indonesia bagi siswa, manfaat bahasa indonesia terhadap pembelajaran, manfaat kreativtas bagi guru biologi, manfaat pengajaran bahasa indonesia dalam dunia pendidikan, manfaat pengajaran bahasa indonesia untuk guru bahasa, manfaat psikologi terhadap perubahan sikap siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia, masalah fungsi bahasa dalam pembelajaran, materi kelangkaan (scarcity), media pembelajaran memegang peranan yang sangat signifikan dalam proses pembelajaran, media pembelajaran yang menarik bagi siswa smp dalam pelajaran bahasa inggris, megapa tugas tugas perkembangan ini penting bagi pendidik guru ,orang, mengajar bahasa indonesia secara profesional, mengajar menyenangkan bersama bahasa indonesia, mengapa guru harus menggunakan bahasa indonesia dalam mengajar, mengapa guru harus menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dalam mengajar, mengapa guru harus meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar siswa, mengapa guru harus tahu bagaimana siswa atau pelajar berbahasa ke dua, mengapa ilmu kealaman sangat penting bagi guru, mengapa pembelajaran di masa sekarang dianjurkan menggunakan pembelajaran aktif, mengapa perangan guru begitu penting dalam pembelajaran, mengapa tujuan pembelajaran penting bagi siswa dan guru, mengembangkan kemandirian siswa, mengubah paradigma peran guru, meningkatkan kreativitas menurut sudjana, meningkatkan profesional guru melalui sertifikasi, menjadi guru bahasa indonesia yang baik, metode belajar, metode belajar mengajar, metode guru dalam mengajar, metode mengajar guru bahasa indonesia, metode pembelajaran bahasa indonesia, metode pembelajaran bahasa indonesia smp, metode pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa indonesia untuk smp, metode pembelajaran komunikasi pendidikan orang dewasa, metode pembelajaran sastra, imajinasi dan motivasi untuk meningkatkan kecerdasan emosional, metode pembelajaran yang menarik mampu mengembangkan pengetahuan secara signifikan, metode pembelajaran yang tepat digunakan dalam pembelajaran teori, metode pembeljaran merupakan kewajiban guru, metode pengajaran bahasa indonesia berbasis kompetensi, metode yang dapat mengembangkan kompetensi siswa dalam pembelajaran sastra, metode yang sering di gunakan seorang guru di indonesia, mike peranan guru, modal, Mutu Pendidikan, pakem, paradigma metode pendekatan pembelajaran bahasa yang berpusat pada siswa, paradigma pembelajaran, paradigma pembelajaran dalam tugas dan peran guru, pembelajaran kreatif bahasa indonesia pada siswa, pembelajaran sangat penting, pendekatan apakah yang dilakukan orang tua/guru dalam mengembangkan pola belajar, pendekatan dalam pembelajaran bahasa dan sastra indonesia agar siswa aktif bertanya, pendidikan dasar dan menengah, pengajar dan siswa dalam pengajaran formal bahasa, pengajaran bahasa indonesia di smp, pengajaran bahasa indonesia di smp yang baik, pengaruh orang tua pada pembelajaran bahasa indonesia, pengembangan kreativitas guru bahasa indonesia smp, pengembangan model pembelajaran aktif kreatif efektif menyenangkan untuk meningkatkan daya imajinasi siswa, pengertian belajar mengajar bahasa

indonesia smp, pengertian guru sebagai penyedia layanan, pengertian guru sebagai profesi bk, pengertian kegiatan pembelajaran, pengertian kemandirian menurut sudjana, pengertian media lingkungan aanak, pengertian sikap guru terhadap siswa, pengetahuan, pengurus ptk smp bahasa indonesia kota bandung, penjelasan bahwa ilmu pendidikan sangat penting bagi guru, penting nya guru memahami perkembangan peserta didik dalam pembelajaran pada anak smp, pentingnya bahasa indonesia yang baik bagi guru, pentingnya bahasa inggris bagi siswa siswi, pentingnya bimbingan dan konseling bagi guru bahasa inggris, pentingnya bimbingan konseling bagi guru bahasa indonesia, pentingnya guru bahasa indonesia, pentingnya ilmu kealaman bagi guru, pentingnya pendidikan kealaman yang bersifat ilmiah, pentingnya pengetahuan kompetensi guru menuju guru profesional, pentingnya pengetahuan kompetensi guru menuju menuju guru profesional, pentingnya peran guru dalam pengajaran bahasa inggris, pentingya pengajaran bahasa indonesia terhadap anak kecil, peran aktif dalam pengembangan bahasa indonnesia, peran atau kedudukan guru dalam teknologi pembelajaran, peran bahasa indonesia untuk anak muda, peran dan fungsi dalam pembinaan bahasa indonesia di sekolah, peran dan sikap guru dalam pembelajaran untuk meningkatkan potensi peserta didik, peran guru, peran guru bahasa indonesia dalam program bimbingan konseling, peran guru bahasa indonesia terhadap perkembangan bangsa, peran guru dalam kepemimpinan, peran guru dalam membuat rasa aman kepada siswa, peran guru dalam pembelajaran anak di sekolah, peran guru dalam pembelajaranuntuk meningkatkan potensi peserta dodik, peran guru dalam pembinaan bahasa, peran guru dalam pembinaan dan pengembangan bahasa indonesia, peran guru mata pelajaran dalam mengembangkan keterampilan belajar siswa, peran guru mendidik kesehatan siswa, peran guru sangat penting di pendidikan menengah, peran guru sebagai mediator, peran guru sebagai profesi bimbingan dan konseling, peran guru terhadap perkembangan bahasa anak, peran guru untuk menciptakan rasa aman pada peserta didik, peran kepribadian guru dalam menentukan warna pembelajaran, peran kepribadian guru dalam menentukan warna pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, peran kepribadian guru dalam menentukan warna pembelajaran yang aktif, kreatif,efektif dan menyenangkan, peran kepribadian guru dalam menentukan warna pembelajaran yang aktif,kreatif, efektif,dan menyenangkan, peran komunikasi orang tua untuk membentuk kecerdasan emosi anak, peran komunikasi orang tua untuk membentuk kesehatan emosi anak, peran lingkungan dalam pembelajaran bahasa, peran metode pengajaran dalam perkembangan komunil, peran penting pembelajaranbahasa indonesia, peran penting pendidikan bahasa indonesia dalam dunia keperawatan, peran pragmatik dalam pembelajaran bahasa, peran seorang guru terhadap keterampilan menulis siswa smp, peran sertifikasi guru terhadap metode pembelajaran di kelas, peran siswa dalm mewujudkan indonesia kreatif, peranan bahasa indonesia dalam lingkungan masyarakat, peranan bahasa indonesia dalam mengajarkan bahasa inggris, peranan dalam pendidikan bagi siswa smp, peranan guru, peranan guru bahasa di dunia pendidikan, peranan guru bahasa indonesia terhadap perkembangan bahasa indonesia, peranan guru dalam kegiatan kreatif bagi peserta didik, peranan guru dalam masyarakat, peranan guru dalam mendidik siswa, peranan guru dalam meningkatkan keterampilan bahasa tulis, peranan guru dalam pembelajaran bahasa indonesia smp, peranan guru dalam pembelajaran sastra, peranan guru dalam perkembangan anak usia smp, peranan guru mata pelajaran dalam melakukan kerjasama dengan guru bk, peranan guru pai sebagai mediator, peranan guru sebagai konselor, peranan guru terhadap perkembangan bahasa indonesia, peranan guru untuk menciptakan rasa aman peserta didik di sekolah, peranan guru untuk menciptakan rasa aman peserta didik disekolah, peranan guru untuk menciptakan rasa aman terhadap siswa, peranan guru yang berkaitan alam, peranan guru, siswa, materi, metode dalam pembelajaran, peranan lingkungan belajar dan guru dalam pembelajaran, peranan lingkungan dalam aspek pedagogik, peranan lingkungan dalam aspek pedagogik dalam proses belajar mengajar, peranan

menulis bahasa inggris dikalangan siswa smp, peranan metode belajar, peranan metode pembelajaran, peranan pelajar dalam pembelajaran bahasa indonesia, peranan pelajar penting dalam kemajuan pendidikan, peranan pengajaran bahasa indonesia terhadap pendikan dunia, peranan pragmatik dalam pembelajaran bahasa di sekolah, peranan seorang guru bahasa indonesia terhadap siswa, perilaku komunikasi, perkembangan, perkembangan bahasa seorang guru, perkembangan guru sesuai dengan zaman, perkembangan pengajaran bahasa indonesia, permasalah guru dengan muridnya diindonesia, permasalahan aspek ketrampilan bahasa, perubahan paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran serta kaitannya dengan quantum teaching dan learning, perubahan tugas dan peranan guru paradigma, pola belajar mengajar pada siswa smp, pragmatik dalam pengajaran bahasa artikel konseptual, pragmatik merupakan pembaharuan dalam pengajaran bahasa, profesi, profesional dalam proses pembelajaran, profesional guru dalam proses pembelajaran bahasa indonesia, profesionalisme guru dan psikologi siswa, profesionalisme masih diragukan terutama dalam pembelajaran sastra, proposal andai aku jadi guru profesional, proposal bahasa indonesia sebagai mata pelajaran yang penting, proposal pengaruh guru dalam belajar, proposal pengembangan kreativitas guru dan siswa, proposal peran aktif guru dalam perkembangan pendidikan anak di sekolah, proposal peranan bahasa menuju keluarga yang harmonis, proposal peranan bimbingan dan konseling dalam membina kemandiriian belajar, proposal peranan guru bk dalam kemandirian siswa, proposal pola interaksi belajar mengajar bahasa indonesia antara guru dan siswa smp, proposal pola pengembangan interaksi belajar mengajar bahasa indonesia di luar jalur formal pada siswa, proposal ptk bahasa indonesia kelas 9, proposal ptk bahasa indonesia smm, proposal tentang peranan seorang guru yang profesional, proposal ttg peranan guru dlm proses belajar mengajar, proposal yang berjudul peranan guru dalam memotivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran pkn, proses belajar bahasa indonesia yang paling menyenangkan, proses pembelajaran, proses pembelajaran bahasa indonesia di smp, ptk bahasa indonesia kurangnya dorongan belajar dari orang tua, ptk bahasa indonesia untuk smp, resume pentingnya pengetahuan kompetensi guru menuju guru profesional, salah, sangat, sebutkan peran guru dan siswa dalam proses pembelajaran, sebutkan tugas-tugas guru, sebutkan upaya yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana belajar tertib, semata, sertifikasi guru dalam meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran, sikap guru thdp siswa aktif, sikap yang harus di contoh dalam guru bahasa indonesia, sikripsi tentang peranan guru dalam proses belajar mengajar di smp, skripsi peranan guru dalam memotivasi siswa memanfaatkan perpustakaan, skripsi tentang efektivitas metode pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar dalam proses pembelajaran biologi, skripsi tentang profesionalisme guru dalam mengembangkan potensi serta motivasi peserta didik, skripsi ttg peran guru dlm proses belajar mengajar, strategi, metode dan pendekatan yang baik digunakan oleh seorang guru pada kegiatan proses pembelajaran, suasana yang baik untuk belajar dan melakukan pembelajaran, suatu metode pembelajaran yang menarik mampu mengembangkan pengetahuan secara signifikan, sumbangsi pengajaran bahasa indonesia dalam dunia pendidikan, survei akurat anak indonesia tidak hafal pancasila, susunan strategi metode pendekatan pembelajaran experience learning, tata cara mengajar yang baik bagi guru bk, teknik cara belajar siswa smp, teknik dan metode pembelajaran bahasa indonesia, teknik guru sekola mengajar yang baik, teknik mengajar berita dlm pelajaran bahasa indonesia, teknik pembelajaran bahasa indonesia di smp, teknik pembelajaran bahasa indonesia smp, tema sangat penting dalam pembelajaran bahasa indonesia, teoritis pendekatan strategi dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam kelas, tinjauan pustaka pengembangan bahasa indonesia, tips belajar bahasa indonesia smp, trik belajar bahasa indonesia smp, tugas dalam belajar, tugas dan peran guru dlm organisasi, tugas dan sikap yang harus dimiliki siswa dalam belajar, tugas guru, tugas guru bahasa indonesia, tugas guru dalam mengembangkan bahasa

indonesia, tugas guru di zaman modern memperluas kesiapan dibanding guru yang dahulu, tugas guru guru, tugas makalah tentang pembelajaran kebijakan bahasa, tugas metode dan media pembelajaran bahasa, tugas metode pembelajaran bahasa indonesia dalam bentuk makalah, tugas yang harus di capai guru terhadap murid, tugas-tugas guru, tuliskan hal hal yang perlu di persiapkan dalam belajar di kelas, tuntutan paradigma positivistik terhadap tugas guru, tutorial guru bahasa indonesia yang profesional, unsur guru dalam belajar, unsur pembelajaran yang harus dipersiapkan dalam proses belajar mengajar, untuk menjadi guru yang profesional maka harus ada upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan profesinnya mengapa harus dikembangkan dan apa yang harus dikembangkan, upaya guru adalah, upaya guru bahasa indonesia dalam mengembangkan potensi siswa, upaya guru dalam pembelajaran, upaya guru dalam pengembangan kreatifitas siswa, upaya guru membina siswa unggul dalam mata pelajaran pai, upaya guru membuat suasana belajar yang tertib, upaya guru membuat suasana tertib, upaya guru secara profesional terhadap siswa yang tinggal kelas dan tidak lulus, upaya menciptakan suasana belajar menyenangkan melalui potensi siswa pada pendidikan agama islam, upaya meningkatkan kreativitas guru melalui pelatihan bagi guru bahasa indonesia, upaya meningkatkan kreativitas menulis dengan metode menulis cerita berkelompok pada mata pelajaran bahasa indonesia dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa, upaya meningkatkan profesionalitas guru terhadap lingkungan belajar, upaya pemerintah indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan dan keprofesionalan guru dengan sertifikasi, upaya untuk meningkatkan skor tes siswa di indonesia, upaya yang dapat di lakukan guru untuk membuat suasana belajar yang tertib, upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengajar membaca teks dalam bahasa inggris, upaya yang di lakukan guru untuk membuat suasana belajar tertib, upaya yang di lakukan guru untuk mengajar tertib, upaya yang dilakukan guru untuk membuat susana belajar tertib, usi, vocabulary matching task, web

You might like:

Kelangkaan menurut Ilmu Ekonomi

Hamil Waspadai Anemia

Pengertian Structured Query Language (SQL)

Contoh Proposal Skripsi

Stay Connected Join Newsletter RSS feeds RSS via Email Follow on Twitter Become our fan

If you would like to receive our RSS updates via email, simply enter your email address below & click subscribe.
Top of Form

Enter your

peutuah2011

en_US

Subscribe
Bottom of Form

Archives

July 2011 June 2011 May 2011

April 2011 March 2011

peutuah

Bila Suami Terpikat Wanita Lain Karya Tulis Bahasa Indonesia BALLERINA Penyiapan Sdm Dalam Era Teknologi Informasi kumpulan sms romantis plus Gombal Konsep-Konsep Geografi karya ilmia tentang pranan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa cara membuat cover letter mlalui email proposal studi kelayakan bisnis cafe planet terdekat dan terjauh dengan matahari bentuk-bentuk patahan/geografi Bila Suami Terpikat Wanita Lain Karya Tulis Bahasa Indonesia BALLERINA Penyiapan Sdm Dalam Era Teknologi Informasi kumpulan sms romantis plus Gombal Konsep-Konsep Geografi Kelangkaan menurut Ilmu Ekonomi

Recent Search Terms

Recent Posts

2011 peutuah. All rights reserved. XHTML / CSS Valid. Proudly designed by Theme Junkie.

KARYA ILMIAH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE ROLE PLAYING DI KELAS XII.3 SMAN 10 FAJAR HARAPAN BANDA

ACEH
Oleh: Muhammad Kasim, Sukardi ABSTRAK Sumber daya guru dalam peningkatan mutu pendidikan dengan cara meningkatkan motivasi siswa dengan menggunakan metode cooperative learning tipe role playing yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep, menggali informasi terhadap materi Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia yang sangat kompleks. Konsep pembelajaran Kewarganegaraan ini diberikan secara umum tidak menarik karena kurang dipahami dan dimengerti, karena siswa tidak merasakan secara nyata. Hal ini terlihat ketika KBM berlangsung siswabanyak yang mengantuk, masa bodoh dan bosan meskipun guru menguasai materi seratus persen. Untuk menghindari sikap apatis dan kebosanan siswa, guru harus memfasilitasi pembelajaran dengan model Cooperative Learning Type Rule Playing. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII.3 dengan pembelajaran yang gembira dan menyenangkan serta bermakna bagi siswa dan guru. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami materi Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia dan meningkatkan motivasi dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan tiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Lokasi penelitian dilakukan di SMAN 10 Fajara Harapan Banda Aceh yang berjumlah 30 orang siswa. Pada siklus pertama siswa merasa takut kalau dipanggil untuk mempresentasikan di depan kelas. Pada siklus kedua siswa sudah berani, gembira dan menyenangkan. Hasil belajar siswa tuntas pada siklus pertama 60 % dan pada siklus ke dua 93 %. Persentase rata-rata komponen aktivitas siswa dengan siswa dan siswa dengan guru yang signifikan yaitu 100 % berarti naik 37 % pada siklus dua dan keterampilan siswa dalam menjawab pertanyaan naik 40 %. Penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe rule playing yang berwawasan konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Simtem Pemerintahan Negara Republik Indonesia. Kata kunci: Peningkatan hasil belajar, sistem pemerintahan dan cooperative learning.

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya peran aktif masih kurang, hal tersebut dapat dilihat pada sikap siswa yang cenderung pasif, ketika guru menjelaskan siswa pada kurang memperhatikan, ada yang tertidur, peringatan untuk memperhatikan penjelasan guru sering dilontarkan dengan nada yang tingi, namun siswa banyak diam, siswa tidak memiliki inisiatif dan tidak mau bertanya, tidak bersemangat, kurang berani menjawab pertanyaan guru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) Kurangnya peran aktif siswa dalam KBM disebabkan oleh metode pembelajaran yang digunakan tidak menarik dan tidak menantang bagi siswa. Hal tersebut membuat siswa bosan mengikuti model pengajaran yang didominasi cara ceramah atau dikte, dan hal ini semakin

membuat siswa menjadi alergi terhadap pelajaran, khususnya membaca. Jika hal ini dibiarkan akan berimbas pada rendahnya prestasi belajar siswa sehingga hasil ulangan harian mereka rendah, disamping itu ketuntasan belajar tidak mencapai target yang sudah ditetapkan. Untuk mengatasi masalah tersebut diatas guru harus berupaya memotivasi siswa dengan model pengajaran yang dapat melibatkan seluruh siswa untuk berperan aktif melalui pengajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa termotivasi untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih baik, dengan demikian proses pembelajaran lebih dinamis dan dapat dilakukan melalui model pembelajaran yang efektif. Model pembelajaran kooperatif learning metode role playing merupakan suatu model yang menuntut agar terjadi interaksi antar siswa dalam kelompok belajar karena menuntut peran serta semua siswa dalam kegiatan belajar secara bersama-sama dan komunikatif secara klasikal dalam memahami materi pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin meneliti melalui suatu model pembelajaran yang sangat sederhana, tetapi sangat bermakna yaitu Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia melalui Cooperative Learning Tipe Role Playing di Kelas XII.3 SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah efektivitas penggunaan metode Cooperatif Learning dalam kontek Role Playing. Untuk mengangkat permasalahan ini siswa kelas XII.3 SMA Negeri 10 Fajar Harapan Tahun Pelajaran 2009/2010 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75 hanya 60 % siswa yang tuntas belajar pada materi tersebut. Persentase ini dianggap sangat rendah karena pencapaian nilai pada bidang studi lainnya diatas 70, karena siswanya merupakan siswa unggulan dari berbagai kabupaten di provinsi Aceh bahkan diluar provinsi yang bergabung disekolah ini. Guru yang selama ini menggunakan model pembelajaran konvensional ternyata tidak mampu menarik minat dan motivasi siswa untuk belajar efektif sehingga prestasi belajar siswa tidak mencapai nilai maksimal. 3. Cara Pemecahan Masalah Penelitian ini akan memberikan gambaran secara deskriptif kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan teman-temannya dalam presentasi maupun informasi terhadap Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia secara kooperative dan objektif melalui peran masingmasing kelompok. Dalam hal ini guru hanya berperan sebagai pemandu atau pengarah jalan nya Role Playing yang diperankan oleh siswa. Terhadap konsep-konsep atau persoalan yang sulit, guru akan berfungsi sebagai fasilisator. Semua siswa dalam kelompok masing-masing terlibat dalam penyelesaian soal dan persoalan secara bergilir. Kemampuan berkolaborasi, berkomunikasi antar siswa adalah model pembelajaran yang diterapkan dalam sistem ini, guru akan memberikan informasi ketika siswa menemui jalan buntu dalam pembahasan materi atau persoalan yang timbul tetapi tidak dapat diselesaikan oleh siswa. Guru secara demoratis memberikan reward kepada setiap siswa yang aktif berupa nilai dan pujian serta tepuk tangan yang menggembirakan. Selain penghargaan individual juga kelompok diberikan nilai plus ketika anggota kelompok mampu bekerja sama saling mendukung pendapat sebagai ciri cooperative learning. 4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dari penelitian in adalah :
1. Menciptakan model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan

2. Meningkatkan peran siswa untuk bersosialisasi, berkomunikasi dan bekerja sama dalam memahami sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia. 3. Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia. 4. Meningkatkan nilai hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan. 5. Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PPKn, dan menjadi kan pelajaran bermakna bagi guru maupun siswa.

Adapun manfaat penelitian ini adalah :


1. Dapat melatih dan meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan metode Cooperative Learning tipe rule playing dalam pemahaman materi Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia 2. Dapat melatih siswa untuk percaya diri, berani tampil dan mampu berekspresi. 3. Dapat menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan. 4. Dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi dan bekerja sama antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru 5. Sebagai bahan masukan dalam mengelola kegiatan belajar mengajar yang lebih koperatif, inovatif dan menyenangkan

KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1. Kerangka Teori 1.1 Cooperative Learning Model pembelajaran cooperative learning, merupakan pembelajaran dengan sekelompok kecil peserta didik bekerja/belajar bersama-sama dan saling membantu satu sama lain untuk menyelesaikan tugas-tugas akademiknya. Selama pembelajaran dalam peserta didik akan tumbuh berkembang sikap dan perilaku saling ketergantungan (interdependensi) secara positif sehingga mendorong untuk belajar dan bekerja secara sungguh-sungguh sampai kompetensi diwujudkan (Jacob 1999). Manfaat pembelajaran cooperative ini adalah:
a. Meningkatkan kemampuan untuk bekerjasama dan bersosialisasi b. Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap-laku selama bekerjasama c. Upaya mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri d. Meningkatkan motivasi beajar (partisipasi dan minat) harga diri dan sikap laku yang positif e. Meningkatkan prestasi belajar

Dengan demikian, juga dilihat dari manfaat belajar cara ini, menunjukkan suatu langkah awal untuk memotivasi siswa agar memiliki rasa toleransi sesamanya, karena cara belajar seperti ini memerlukan suatu kekompakan antar seluruh anggota dalam kelompok masing-masing maka

proses belajar cooperative learning ini adalah siswa ditempatkan dalam kelompok belajar yang beranggotakan 4 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja dan jenis kelamin, selanjutnya guru menyajikan materi pelajaran dan siswa bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan materi ataupun tugas-tugas yang diberikan guru (Slavin R, 1995). Melalui pembelajaran cooperative learning ini siswa akan termotivasi peran aktif untuk belajar nyaman dan menyenangkan, sehingga dapat melejit seluruh siswa menjadi sukses seperti dikemukakan oleh De Porter B (2002;6) Bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka ini berarti betapa pentingnya memasuki dunia mereka ini berarti betapa pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama untuk membangun jembatan autentik memasuki kehidupan. Secara umum proses belajar adalah usaha manusia untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik sehingga mampu membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaannya. Dengan kata lain belajar (pendidikan) hidupnya sehingga lebih bermakna (Abdullah A.E, 2004 : 17). Selanjutnya menurut Hamalik, (1975 : 28) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau percobaan dalam diri sendiri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan Dengan demikian belajar merupakan suatu proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku ( Hudoyo, H.1988:1) Berdasarkan uraian diatas, maka dikatakan siswa belajar bila diri mereka terjadi perubahan tingkah laku sehingga dapat dilihatnya melalui proses belajar dan latihan. 1.2. Metode Bermain Peran Metode Bermain Peran adalah suatu model pembelajaran dari metode cooperative Learning dengan memerankan tokoh-tokoh atau adegan-adegan sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan. Salah satu komponen dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan efektifitas mengajar seorang guru adalah penggunaan metode mengajar. Metode bermain peran adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siiswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan itu dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh. Metode ini banyak melibatkan siswa dan membuat siswa senang belajar, sebagaimana dikemukakan oleh Adam dan Mbirimujo (1990:21) yang menyatakan bahwa metode bermain peran ini mempunyai nilai tambah yaitu : 1) Dapat dijamin jika seluruh siswa dapat berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya dalam bekerja sama hingga berhasil, dan 2) Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak. Metode bermain peran dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajari sebagaimana dikemukanoleh Pidarta (1990:82) bahwa Dengan melakukan peran suatu kasus pada materi yang sedang dibahas para siswa bersangkutan diharapkan dapat menghayati kejadian itu, sehingga pemahaman dan sikap mereka terhadap mata pelajaran semakin meningkat. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode bermain peran banyak melibatkan siswa untuk beraktifitas dalam pembelajaran, sehingga akan memberikan suasana

yang mengembirakan sehingga siswa senang dan antusias mengikuti pelajaran. Dengan demikian kesan yang didapat siswa tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari lebih kuat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajarnya. Pembelajaran kooperatif merupakan gabungan teknik instruksional dan filsafat mengajar yang mengembangkan kerjasama antar siswa untuk memaksimalkan pembelajaran siswa sendiri dan belajar dari temannya. Ada dua komponen penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu a copoperative task yaitu bekerja sama dalam kelompok atas dasar tugas (Which is a feature of most group work) dan a co-perative incentive structure yaitu kerja sama atas dasar latar belajar siswa (which is unique to co-operative learning). (Killen, 1998). Untuk memahami pengertian pembelajaran kooperatif sebaiknya kita membedakan nya dengan pembelajaran secara kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif, semua siswa (semua anggota kelompok) terlibat aktif karena memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing, sementara belajar kelompok hanya didominasi oleh siswa tertentu. Dalam belajar kelompok, struktur kelompok (peran dan tanggung jawab anggota) tidak teridentifikasi, sementara dalam pembelajaran kooperatif setiap siswa memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing . Dengan demikian, dinamika kelompok pada pembelajaran kooperatif lebih terlihat (Candler, 1995 dan Slavin, 1995). Teori mengenai pembelajaran kooperatif telah menghasilkan perubahan dalam proses pembelajaran. Para pakar pembelajaran kooperatif dan para guru telah mengidentifikasi komponen-komponen dasar yang membedakannya pembelajaran kooperatif dengan belajar kelompok. Secara rinci Kagan (Candler, 1995) mengemukakan empat prinsip dasar dari pembelajaran kooperatif, yaitu : 1) interaksi siswa yang berkelanjutan, 2) saling ketergantungan yang positif, 3) akuntabilitas individu dan 4) partisipsi yang setara. Interaksi siswa yang berkelanjutan mencerminkan tingkatan aktivitas siswa yang tinggi dalam kelompokknya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Saling ketergantungan merupakan semangat saling membutuhkan satu sama lain dalam menyelesaikan tugas. Saling ketergantungan juga ditunjukkan dengan pernyataan prestasi seseorang adalah juga prestasi kelompok dan setiap tugas dapat dipenuhi bila semua anggota berpartisipasi. Akuntabilitas individu dapat diransang dengan cara menstrukturisasi aktivitas agar setiap anggota memiliki peran serta memberikan penilaian sesuai dengan kontribusi setiap anggota . Pada tingkatan ideal, pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan yang sama kepada setiap siswa. Hal tersebut menunjukkan adanya struktur kelompok dan dinamika kelompok yang positif. Metode cooperative learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih. Dalam pendekatan ini, siswa merupakan bagian dari suatu sistem kerjasama dalam mencapai hasil yang optimal dalam belajar. Cooperatif learning ini juga memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh dari guru, melainkan bisa juga dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya. Jadi keberhasilan belajar dalam pendekatan ini bukan hanya ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan itu akan baik bila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok kecil yang terstruktur dengan baik. 2. Hipotesis Tindakan Sehubungan dengan masalah pokok pada penelitian, serta dengan memperhatikan teori terkait maka hipotesa dirumuskan sebagai berikut : Dengan menggunakan pendekatan cooperative

Learning Tipe Role Playing dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia pada Kelas XII.3 SMA Negeri 10 Fajara harapan Kota Banda Aceh. RENCANA PENELITIAN 1). Setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 10 Fajar Harapan Kota Banda Aceh pada tanggal 13 Oktober 2009 sampai dengan tanggal 10 Nopember 2009 pada kelas XII.3 semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 30 orang. Karena SMAN 10 Fajar Harapan merupakan tempat peneliti bertugas, maka diharapkan penelitian ini memberi kontribusi kepada para guru terutama guru mata pelajaran PPKn 2). Variabel yang diteliti Variabel yang menjadi sasaran dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah hasil belajar, keaktifan siswa dan keterampilan dalam menjawab petanyaan baik secara lisan maupun tulisan dengan menggunakan pembelajaran cooperative learning tipe role playing yang berwawasan konstruktivisme pada materi Pelaksanaan sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia. 3). Rencana Tindakan a. Perencanaan 1. Menetapkan lamanya pemberian siklus. Tiap siklus dilaksanakan 3 kali tatap muka pembelajaran. Konsep yang akan dipelajari adalah : a. Konsep Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia b. Tugas dan wewenang lembaga-lembaga Negara Republik Indonesia 2. Menetapkan kelas yang digunakan untuk penelitian tindakan kelas yaitu kelas XII.3 SMA Negeri 10 Fajar Harapan 3. Membuat di karton nama-nama Lembaga Negara Republik Indonesia 4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alokasi waktu, lembar observasi, lembar tes dan lembar penilaian 5. Menyusun format observasi dengan melakukan analisis validasi dan reliabilitas isntrumen 6. Menetapkan jenis data dan cara pengumpulan data baik secara kualitatif maupun kuantitatif. b. Implementasi Tindakan Siklus I
1. Guru menyajikan materi sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah di buat sebelumnya 2. Materi pembelajarannya adalah tugas-tugas lembaga negara 3. Melakukan kegiatan inti dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe role playing 4. Melaksanakan observasi oleh semua tim peneliti termasuk pelaku tindakan untuk memperoleh data yang meliputi: minat siswa, keseriusan dalam menyelesaikan soal dalam kelompok, kegiatan di kelas dan nilai ulangan

harian. Kemudian siswa mengisi angket yang telah disiapkan. 5. Melaksanakan refleksi oleh semua tim peneliti setelah melakukan proses belajar mengajar berdasarkan analisis data untuk dijadikan bahan perencanaan tindakan siklus berikutnya.

Siklus II Melaksanakan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama


1. Pada siklus ini diberikan tugas menyelesaikan soal-soal pelaksanaan sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia berdasarkan tugas-tugas lembaga negara menurut UUD 1945 2. Melakukan proses pembelajaran sesuai dengan rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya 3. Materinya adalah Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 4. Melakukan kegiatan inti dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe role playing 5. Sebelum akhir pembelajaran, siswa mempresentasikan didepan kelas sesuai urutan nomor kelompok yang telah ditentukan 6. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh guru kolaborator untuk memperoleh data dan nilai ulangan serta angket yang diisi oleh siswa sebagai data/temuan pada siklus II 7. Pelaksanaan refleksi dilakukan kolaboratif untuk dijadikan bahan perencanaan tindakan siklus berikutnya.

c. Observasi dan Implementasi Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan apakah semua rencana yang telah dibuat dengan baik tidak ada penyimpangan-penyimpangan yang dapat memberikan yang hasil maksimal pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe rule playing. Observasi dilakukan oleh teman sejawat dalam satu tim MGMP. Untuk mengumpulkan data selain menggunakan instrumen juga menggunakan buku-buku catatan siswa/kolaborator sebagai umpan balik. d. Analisis dan Refleksi Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik persentase dan hasilnya dijadikansebagai bahan penyusunan perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Analisis dan refleksi dilakukan setiap akir pembelajaran dan setiap akhir siklus. Pada tahap refleksi ini ada pertanyaan yang dapat dijadikan pedoman keberhasilan, yaitu apakah proses pembelajaran yang telah sesuai dengan rencana yang telah disusun? Bagaimana tingkat pencapaian hasil belajar? Perubahan apa yang terjadi pada guru maupun siswa. 4). Data dan Cara Pengumpulan data

Sumber data dalam penelitian ini adalah kelas XII.3 SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh yang berasal dari nilai pretes dan post test berupa nilai hasil belajar dalam bentuk angka, angket dan lembar observasi
1. a. Cara Pengumpulan data

Pengumpulan data dapat dilakukan sebagai berikut:


1. Data hasil belajar diambil dengan memberikan test (evaluasi) kepada siswa. 2. Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilakukan tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi oleh guru (kolaborator), dan angket untuk siswa.

Tahap pengolahan data merupakan tahap yang penting dalam suatu penelitianm karena pada tahap ini hasil penelitian dapat dirumuskan. Setelah semua data terkumpul maka dideskripsikan dan di analisis. Skor yang diperoleh masing-masing indikator dijumlahkan hasilnya disebut jumlah skor. Selanjutnya dihitung angka presentase rata-rata dengan cara membagi frekuensi skor yang dicari dengan jumlah skor frekuensi seluruhnya, yang dikalikan dengan 100%. Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2002:50) yaitu: P = x 100% Dimana : P = Angka presentase F = Frekuensi skor yang dicari N = Jumlah skor frekuensi seluruhnya

5) Indikator Kinerja Penelitian tindakan kelas ini dianggap berhasil abila setelah siklus kedua diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Lebih 76 % siswa tuntas pada materi Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia 2. Lebih 76 % siswa berpartisipasi aktif dan bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar (PBM) 3. Lebih dari 76 % siswa terampil dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus meliputi tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi (perbaikan). Pada siklus pertama siswa merasa takut kalau disuruh tampil untuk berekspresi, menjawab

pertanyaan atau dipanggil untuk mempresentasikan di depan kelas. Disamping itu siswa juga belum bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru sehingga mereka tampak kaku untuk tampil. Suasana kelas kurang bersemangat karena kurang termotivasi dengan materi yang diberikan, apalagi ada guru lain dalam kelas tersebut yang bertindak sebagai observer, sehingga mereka merasa gerak geriknya di amati dan siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran. Pada siklus kedua, guru telah memperbaiki kekurangan dan kelemahan pada siklus pertama sehingga dapat melaksanakan model pembelajaran yang baik dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Role Playing. Pada siklus ini siswa telah menunjukkan keberaniannya untuk tampil berperan sesuai tugas masing-masing, suasana kelas mulai tampak hidup siswa telah termotivasi dan merasa senang dan tertarik dengan pelajaran PPKn. Setelah melakukan dan meyelesaikan tindakan selama dua siklus didapatkan pencapaian hasil belajar siswa sebagai berikut : Tabel.1. Perkembangan Ketuntasan Belajar
Siklus Jumlah seluruh siswa Perta ma 30 Jumlah siswa tuntas 18 28 % siswa Jumlah siswa tuntas yang tidak tuntas 60 % 12 % siswa belum tuntas 40 % 6,66%

Kedua 30

93,33 % 2

Sumber : Data diolah dari hasil penelitian Dari hasil penilaian post test diperoleh gambaran perkembangan kemampuan pemahaman konsep siswa berkembang dengan baik . Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada tabel 2 berikut: Tabel.2. Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Belajar Mengajar Berlangsung
No Aspek yang dinilai . % Keaktifan Siklu Siklus sI II 1 2 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru Membaca materi ajar/LKS. 70 53 57 90 96 77 100 67

3. Bekerja sesuai petunjuk LKS.

4. Berdiskusi/bertanya antara siswa dengan siswa dan siswa 63 dengan guru 5. Mempresentasikan hasil kerja kelompok. 33

Menjawab pertanyaan

43

83

Sumber : Data diolah dari hasil penelitian Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata presentase tiap komponen akivitas siswa selama kegiatan pembelajaran beragam. Presentase rata-rata komponen aktivitas siswa dengan siswa dan siswa dengan guru yang tertinggi yaitu 100 % pada siklus kedua (naik 37 %) dan yang terendah adalah mempresentasikan hasil kerja kelompok yaitu hanya 33 % pada siklus satu ini hanya ketua kelompok dan juru bicara saja yang aktif, tetapi pada siklus ke dua hampir semua anggota kelompok ikut berbicara menjawab pertanyaan atau memberikan tanggapan. Hal ini menunjukkan proses pembelajaran dominan siswa. Berdasarkan obeservasi, aktivitas siswa, kegiatan belajar mengajar lebih bermakna, siswa antusias mengikuti pembelajaran, perhatian penuh, banyak pertanyaan yang muncul secara spontan dan siswa aktif dalam kelompok masingmasing. Keterampilan siswa dalam menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru naik 40% dimana pada siklus pertama 43 % dan pada siklus kedua sudah meningkat yaitu 83%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan. Pada saat pelaksanaan penelitian, peneliti mendapati adanya beberapa ketebatasan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan penelitian bertepatan dengan pelaksanaan pembangunan di sekolah, sehingga suasana kelas tidak nyaman/tenang akibat suara bising dari mesin alat-alat berat yang beroperasi 2. keterlibatan peneliti sebagai pengajar PPKn adalah dalam penelitian tindakan kelas ini mempunyai tugas ganda yaitu selain melaksanakan penelitian, juga melaksanakan tugas utama sebagai guru bidang studi PPKn sehingga konsentrasi terpecah antara tugas penelitian dan tugas guru.

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Penelitian tindakan kelas mengenai penggunaan model pembelajaran Cooperatif Learning Tipe Role Playing materi Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia di kelas XII.3 SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh selama dua siklus mengahsilkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan model pembelajaran Cooperatif Learning Tipe Role Playing Materi Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia.

Peningkatan hasil belajar tercermin dari hasil post test pada siklus pertama 60% yang tuntas, dan pada siklus kedua mengalami peningkatan menjadi 93 %. 2. Terjadi peningkatan aktivitas siswa kelas XII.3 dalam mengerjakan soal-soal tentang tugas-tugas lembaga negara sehubungan dengan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia. Peningkatan ini terjadi karena siswa termotivasi dengan model pembelajaran bermain sambil berperan (role playing) yang sangat menyenangkan. Hal ini ditunjukkan oleh hasil angket yang disebarkan kepada siswa. 3. Hasil observasi yang dilakukan oleh observer menyatakan bahwa terjadi peningkatan keterampilan dalam menjawab soal-soal tugas Lembaga Negara dalam Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia yang diberikan selama pembelajaran PPKn berlangsung.

2. Saran-saran 1) Pelaksanaan model pembelajaran Kooperatif Learning tipe Role Playing materi Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia dapat dilaksanakan ditingkat sekolah SMA/MA manapun. 2) Perlu penelitian tindakan kelas lebih lanjut sebagai upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mengembangkan model pembelajaran Kooperatif Learning tipe Role Playing materi Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia lebih lanjut, atau pada materi lain yang releven DAFTAR PUSTAKA Cipta Abdurrahman, Mulyono.(2003). Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta : Rineka. Devi,Poppi K. (2007). Modul Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Guru SD,SMP, SMA, Bandung : P4TK Dimyati .(2006).Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta :Rineka Cipta. Danin,Sudarwan. (2002). Inovasi pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. Depdiknas.(2008). Penilaian Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas. Haryanto. (2006). Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta : Erlangga Mulyasa,E .(2005).Menjadi Guru Profesional.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Sudjana,Nana. (1990). penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Surya,Muhamad. 2004).Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisi.
Add Comment

Artikel yang lain... PENERAPAN BELAJAR KOOPERATIF MODEL PENYELIDIKAN KELOMPOK UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PENGGUNAAN BALON SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP BENTUK MOLEKUL PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI IA3 DI SMA NEGERI 10 FAJAR HARAPAN BANDA ACEH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI LKS SCAFFOLDING PADA KONSEP MATRIKS BAGI SISWA KELAS XII IA SMA NEGERI 10 FAJAR HARAPAN BANDA ACEH SIKAP SISWA SMU NEGERI BANDA ACEH TERHADAP BAHASA INDONESIA DAN BAHASA DAERAH

Anda mungkin juga menyukai