Anda di halaman 1dari 11

Nama Kelompok : Gungun Juita Sinaga

Irpantus

Moniko Eduari Purba

Kelas/Jurusan : IV-C/Teologi

Mata Kuliah : Teknologi dan Media Pengajaran

Dosen : Dr. Setia Ulina Br. Tarigan Kelompok 1

RENSTRA (Rencana Strategi)

I. Pendahuluan
Strategi merupakan langkah yang dibuat untuk menjalakan sebuah organisasi.
Sebuah instansi harus mampu menuyusun stateginya untuk mencapai tujuan. Rensta
dalam sebuah organisasi sangat diperlukan, yang dimana melalui rencana startegi
yang dibuat akan membantu menjalakan sebuah organisasi. Tanpa adanya strategi
dalam sebuah organisai maka proses pencapaian dalam sebuah organisasi tidak akan
tercapai. Untuk lebih jelasakn kita akan melihat bagaimana sistem atau proses dalam
melakukan Rencana Strategi yang akan digunakan.
II. Pembahasan
II.1. Defenisi Renstra (Rencana Strategi)
Strategis adalah prioritas atau arah keseluruhan yang luar yang diambil oelh
organisasi, strategi adalah sebagai pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik
untuk mencapai misi organisasi.1 Rencana Strategis adalah dokumen tertulis yang
dibuat oleh organisasi/perusahaan yang berisi rencana-rencana
organisasi/perusahaan yang bersifat strategis dan berjangka panjang (biasanya 5
tahun). Rencana startegi ini akan menjadi panduan bagi organisasi dalam
menentukan kebijakan program dan target.2

1
Michael Allison Jude Kaye, Perencanaan Strategi, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2004), 3.
2
Asef Siafudi dkk, Balanced Score Card, Strategi, Implementasi, dan Studi Kasus, ( Bogor: Pt Penerbit IPB
Press, 2017), 36.
Nidaur Rahmah mengatakan dalam artikelnya pencana strategis (Renstra)
merupakan komponen penting dalam manajemen sebuah organisasi
(Kementerian/Lembaga/Perangkat daerah dan Sekolah), karena menjadi panduan
dan pedoman dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan stakeholder.
Rencana tersebut disusun dan dilaksanakan oleh para manajer puncak dan
menengah untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas. Untuk itu dalam
penerapannya di dalam sebuah organisasi, pejabat tertinggi perlu membuat suatu
perencanaan strategis yang mana dikoordinasi dengan para pegawai untuk
dijalankan bersama demi mencapai tujuan yang diinginkan dari sebuah organis.
Rencana strategi (Renstra) adalah dokumen perencanaan yang berorientasi
pada hasil yang ingin dicapai yang di dalamnya dijelaskan mengenai strategi atau
arahan sebagai dasar dalam mengambil keputusan organisasi. Renstra disusun
untuk kurun waktu kerja 1-5. Di dalam Renstra digambarkan tujuan, sasaran,
kebijakan, program dan kegiatan dengan memperhitungkan perkembangan
lingkungan strategis yang merupakan proses berkelanjutan dari pembuatan
keputusan.3
II.2. Fungsi dan Tujuan
II.2.1. Fungsi Renstra
Penyusunan Renstra (Strategic Planning) tentunya memiliki
manfaat bagi sebuah organisasi. Pemilihan tujuan-tujuan organisasi,
penentuan strategi dan program-program strategi akan memberikan
arahan yang tepat mana saja metode-metode yang diperlukan untuk
menjamin bahwa strategi dan kebijaksanaan yang telah disusun dapat
diimplementasikan dengan baik. Berikut ini beberapa alasan perntinya
Renstra bagi sebuah organisasi.
Memberikan kerangka dasar bagi perencanaan perencanaan
lainnya sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan bagi aparatur
dan peningkatan kualitas manajemen sumber daya aparatur.
 Renstra digunakan sebagai titik permulaan bagi penilaian
kegiatan manajer dan organisasi.
3
https://www.pengadaanbarang.co.id/2019/08/renstra-adalah.html, diakses pada 10 September 2021
pukul 13:00 WIB.
 Renstra membantu suatu organisasi untuk berfikir secara
strategis dan mengembangkan strategi yang efektif.
 Memperjelas arah masa depan organisasi.
 Menciptakan prioritas
 Membuat keputusan sekarang dengan mengingat
konsekuensi masa depan.
 Mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh bagi
pembuatan keputusan.
 Menggunakan keleluasaan yang maksimum bagi unit-unit
kerja di dalam organisasi untuk mencapai sasaran kegiatan
yang telah ditetapkan.
 Membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi.
 Memecahkan masalah organisasi.
 Sebagai alat bantu untuk memperbaiki kinerja organisasi.
 Menangani keadaan yang berubah dengan cepat secara
efektif.
 Membangun kerja kelompok dan keahlian atas pelaksanaan
program dan kegiatan yang terukur
II.2.2. Tujuan Renstra
Tujuan penyusunan renstra adalah sebagai acuan dalam
mengoperasionalkan rencana kegiatan pembangunan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya, rencana tersebut tidak semata mata hanya
disusun dan didiamkan, tapi melainkan rencana yang telah dibuat
harus dilaksanakan sebagai acuan bahwa organisasi tersebut adalah
organisasi yang bekerja efektif dan berkinerja, dalam menilai apakah
organisasi tersebut memiliki kinerja yang baik, maka bisa dilihat dari
seberapa banyak rencana strategi yg dilaksanakan dalam rangka
mencapai visi jangka menengah. Selangkapnya mengenai tujuan
disusunnya Renstra sebagai berikut.
1. Tersedianya instrumen yang dapat digunakan oleh pimpinan
organisasi untuk mengarahkan personil dan mengalokasikan
seluruh sumber daya yang ada secara optimal untuk pencapaian
tujuan organisasi.
2. Tersedianya instrumen awal untuk dijadikan pengukuran
pencapaian kinerja yang akan digunakan oleh pihak-pihak dalam
rangka menilai dan mengevaluasi kinerja organisasi.
3. Menjamin tersedianya rencana program berbasis kinerja yang
berorientasi pada pelayanan umum secara terukur
4. Memudahkan penyusunan dan penyampaian laporan kinerja yang
terukur.4
II.3. Proses Perencanaan Strategi
1. Besiap-siap
Sebuah organisasi yang memutuskan siap untuk memulai perencanaan
strategis kemudian harus melakukan 5 hal untuk melicinkan jalan bagi
prosedur yang teratur
 Mengidentifikasi masalah atau pilihan tegas yang harus ditangani oleh
proses perencanaan
 Memperjelas peran-peran
 Membentuk sebuah panitia perencanaan
 Menyusun profil organisasi
 Mengidentifikasi informasi yang harus dikumpulan untuk membantu
keputusan-keputusan yang sehat
2. Mempertegas Misi dan Visi
Rumusan isi harus menyampaikan memberitahu pembaca keaarah
tuisanya dan juga memperlihatkan arah dari mmisinya. Demikian juga
rumusan misi harus menyampaikan inti sebuah organisasikepada pembaca
dan kemapuan organisasi untuk menegaskan akan memperlihatkan foksu dan
maksudnya.
3. Menilai Lingkungan

4
https://www.pengadaanbarang.co.id/2019/08/renstra-adalah.html, diakses pada 10 September 2021
pukul 14:00 WIB.
Langkah ini mengharuskan pengumpulan informasi mutahkir tentang
kekuatan dan kelemahan internal organisasi, peluang serta ancaman
eksternalnya. Sebuah panitia perencana tidak akan menyetujui lebih dari yang
pertama waktu dirampungkan dengan jangka waktu tiga tahun, dan rencana
operasi tahunan persatu tahun. Pada akhir kesatu dan kedua, kemajuan
menuju prioritas rencana strategis itu dinilai dan disessuaikan seperlunya, dan
disusun operasi tahunan yang baru. Pada akhir tahun ketiga, rencana tiga
tahunan yang baru disetujuai dan siklus itu dimulai lagi.5
II.4. Renstra GKPS (2021-2025)6
Di dalam Renstra GKPS untuk tahun 2010-2030 telah ditetapkan bahwa:
Visi GKPS adalah Gabe Gereja Siboan Pasu-Pasu janah Sari (Menjadi Gereja
Pembawa Berkat da Kepedulian). Sedangkan missi GKPS adalah:
1. Mengembangkan dan memperdalam spritualitas yang berpusat kepada Allah
2. Melaksanakan persekutuan, kesaksian dan pelayanan secara benar berdasarkan
Alkitab
3. Membangun kesetiakawanan, kepedulian social dan ekonomi berbasiskan Injil
4. Meningkatkan kecintaan semangat gotong-royong di kalangan jemaat dan
masyarakat (haroan bolon, sapangambei manoktok hitei)
5. Menumbuhkembangkan cinta kasih kepada sesame dan keutuhan ciptaan
Untuk kurung waktu tersebut, GKPS membagi 4 tahapan untuk mencapai
visi dan misinya, yakni:
 Tahap I (2010-2015): Memperkuat Sinergi Kesaksian
 Tahap II (2015-2020): Memperkokoh kualitas sumberdaya
manusia dan kepemimpinan
 Tahap III (2020-2025): membangun persekutuan dan pelayanan
yang berdampak
 Tahap IV (2025-2030): Memberdayakan kemandirian dan
kepedulian jemaat

5
Michael Allison Jude Kaye, Perencanaan Strategi, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2004), 13-
15.
6
http://www.gkpspadangbulan.com/tatib/TTDTTL2020/Dokumen%20SB%2044/Renstra%20GKPS
%20Tahun%202021-2025.pdf, diakses pada hari Minggu, 12 September 2021, pada pukul 22:49 WIB.
Pada Periode ini, GKPS memasuki tahap III: “Membangun persekutuan
dan pelayanan yang berdampak.” Tentu saja, dalam penyusunan Renstra ini
tetap memperhatikan konteks GKPS di tengah-tengah dunia yang terus bergerak
cepat dan dinamis di era digital yang sudah menjadikan dunia sebagai ruang
terbuka tanpa batas. Di sisi lain, GKPS juga harus memperlihatkan identitas
dirinya sebagai gereja etnis Simalungun di tengah-tengah perubahan zaman.
Dalam ketegangan dua hal di atas, GKPS hadir untuk membangun persekutuan
dan pelayanan yang berdampak bagi jemaat, bangsa dan dunia.
II.4.1. Pemahaman Persekutuan dan Pelayanan yang Berdampak
Persekutuan dalam bahasa Yunani adalah Koinonia yang berasal
dari kata dasar Koinos yang berarti lazim atau umum, namun artinya
berkaitan dengan kebersamaan. Adapun kata lain yang dihubungkan
dengan Koinonia, yakni Koinonos yang berarti, sekutu atau kawan
sekerja. Kata lainnya yang seringkali dikaitkan dengan koinonia
adalah allelous (berarti satu terhadap yang lain). Kesatuan dan
kebersamaan orang-orang percaya di dalam Kristus disebut
persekutuan. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan
pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan
anggota-anggota keluarga Allah (Efesus 2:19). Secara harafiah, kata
diakonia berarti memberi pertolongan atau pelayanan. Dalam bahasa
Ibrani pertolongan, penolong adalah ezer dalam Kej. 2:18, 20; Mzm.
121:1. Diakonia dalam bahasa Ibrani disebut syeret yang artinya
melayani. Dan dalam terjemahan bahasa Yunani, kata diakonia
disebutkan diakonein (melayani meja), dan diakonos (pelayan). Dalam
Perjanjian Baru (PB) istilah ini muncul lebih dari 100 kali digunakan
terutama untuk pelayanan kepada orang banyak, bahkan kepada
mereka yang rendah kedudukannya. Pelayanan kepada Tuhan
dipahami sebagai pelayanan kepada Tuhan.
Diakonia/diakonein mencakup arti luas yaitu semua pekerjaan
yang dilakukan dalam pelayanan bagi Kristus di gereja untuk
membangun dan memperluas gereja. Diakonia adalah pelayanan
didasarkan pada kesadaran bahwa kita telah diselamatkan Tuhan
semata-mata oleh kasihNya, sehingga kita didorong untuk
membagikan dan memberlakukan kasih Tuhan pada sesama.
Sedangkan Pengertian dampak adalah pengaruh yang mendatangkan
akibat, baik positif maupun negatif dari sebuah tindakan yang
dilakukan oleh satu/sekelompok orang yang melakukan kegiatan
tertentu. Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu
(orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang. Oleh karena itu pengaruh adalah suatu keadaan
dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara
apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi. Dalam setiap
keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai
dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.
Persekutuan dan pelayanan yang berdampak di tengah-tengah
konteks GKPS adalah sebagai berikut:
1. Persekutuan yang Berdampak
 Penguatan spiritualitas di era digitalisasi (distraksi)
 Terbangunnya karakter yang kuat di era destruksi
 Terpeliharanya pluralitas yang kuat dan berakar pada
konteks
 Terbangunnya keadilan gender
 Adanya kaderisasi kepemimpinan internal &oikumenis
 Terciptanya kesejahteraan yang holistic
 Adanya kesiapan untuk bertransformasi
 Terpeliharanya lingkungan hidup (eco-theology)
 Terpeliharanya keinginan untuk saling mendukung dan
saling memperhatikan (anti-egosentris)
 Terciptanya kualitas hidup keugaharian
 Unity in diversity sebagai satu tubuh yang setara
 Terpeliharanya nilai budaya yang positif sebagai
perekat persekutuan (nilai budaya Simalungun)
2. Pelayanan yang Berdampak
Pelayanan yang berdampak dibagi dalam 3 kategori:
a. Keluarga
 Pendidikan yang berkarakter & berkualitas
 Mendapat pelayanan & informasi yang akurat
tentang pelayanan GKPS
 Keluarga yang bertanggungjawab, teladan,
integritas (dayahidup)
 Militansi nilai kekristenan
 Berjiwa misi
b. Masyarakat
 Solidaritas kepada sesama, lingkungan (holistik)
 Inovatif (menjawab kebutuhan & tantangan jaman)
 Masyarakat yang partisipatif
 Membangun ekonomi kreatif di era 4.0
 Masyarakat inklusif
c. Negara
 Partisipasi dalam pemeliharaan alam
 Advokasi korban ketidakadilan
 Menyuarakan suara kenabian
 Masyarakat yang equal, tidak tersegregasi
 Non-diskriminatif
 Kualitas lingkungan yang lebih
II.4.2. Sistem/Proses Pelaksanaan Renstra dalam GKPS
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dikerucutkan peran strategis
GKPS untuk 5 tahun ke depan dalam 5 pilar (5 peran strategis) untuk
menghasilkan
“pelayanan dan persekutuan yang berdampak”, yakni:
1. Pembangunan Karakter Manusia Melalui Persekutuan dan
Pelayanan
GKPS bertujuan untuk membangun karakter manusia yang
bertanggungjawab dan beritegritas, ugahari, memiliki daya juang
yang militant, merawat dan berbagi, merawat dan memperbaiki
lingkungan, menghargai dan merayakan keberagaman, berkeadilan
gender, inklusif, berakar pada budaya kearifan local dan martoruh
ni uhur (rendah hati). Untuk mencapai karakter GKPS tersebut
maka harus tersedia Tata Gereja, Standar Operasional Prosedur
(SOP), peraturan-peraturan, rujukan teologis, liturgi, Penelahan
Alkitab, sermon, dankurikulum yang mendukung.

2. Mengantar dan Mempersiapkan Jemaat di Era 4.0


GKPS dapat mengantar dan mempersiapkan jemaat dengan
SDM yang siap IT, platform digital yang terintegrasi dan ekonomi
kreatif jemaat berbasis digital Prasyarat untuk mencapai itu
dibutuhkan data based digital dan platform pengembangan
kapasitas, ekonomi jemaat yang e-learning, e-market, efunding.
3. Peran Kenabian yang Advokatif
GKPS sebagai gereja mempunyai peran kenabian untuk
menyampaikan suara kenabian yang bersifat preventif
(pencegahan) dan korektif (memperbaiki) bagi keluarga, jemaat
dan Negara.
4. Penyiapan kader laki-laki dan perempuan untuk menciptakan
dampak di berbagai bidang.
GKPS menyiapkan kader di berbagai bidang seperti:
politik, pemerintahan ekonomi, social dan lingkungan Prasyarat
untuk mencapai itu dibutuhkan pemetaan potensi, pemetaan bidang
strategis, kerjasama kemitraan pembinaan, dan pendanaan.
5. Mengembangkan kemitraan strategis dengan stakeholders
GKPS membangun kemitraan strategis dengan pemerintah
local dan nasional, lembaga oikumene dan lembaga donor.
Sehingga Melalui 5 peran strategis (5 pilar) di atas yang akan
menjadi fokus GKPS untuk dikembangkan dalam kurun lima tahun
kedepan untuk mencapai “pelayanan dan persekutuan yang
berdampak.”
III. Kesimpulan
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Renstra Memnag sangat penting
dalam menjalankan sebuah organisasi untuk 1-5 tahun kedepan, seperti yang juga
sudah kami paparkan diatas yaitu mengenai Renstra GKPS (2021-2025), dimana Pada
Periode ini, GKPS memasuki tahap III yaitu “Membangun persekutuan dan
pelayanan yang berdampak.” Tentu saja, dalam penyusunan Renstra ini tetap
memperhatikan konteks GKPS di tengah-tengah dunia yang terus bergerak cepat dan
dinamis di era digital yang sudah menjadikan dunia sebagai ruang terbuka tanpa
batas. Dan untuk menjalankan ini, tentu saja GKPS mempunyai strategi, dimana
GKPS mempunyai Lima strategi yang akan menjadi fokus utama GKPS untuk
dikembangkan dalam kurun waktu Lima tahun kedepan untuk mencapai Persekutuan
dan pelayanan yang berdampak.
IV. Daftar Pustaka
A. Sumber Buku
Dkk, Asef Siafudi., Balanced Score Card, Strategi, Implementasi, dan Studi Kasus, (
Bogor: Pt Penerbit IPB Press, 2017.
Kaye, Michael Allison Jude., Perencanaan Strategi, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2004.

B. Sumber Internet
https://www.pengadaanbarang.co.id/2019/08/renstra-adalah.html, diakses pada 10
September 2021 pukul 14:00 WIB.
http://www.gkpspadangbulan.com/tatib/TTDTTL2020/Dokumen%20SB%2044/
Renstra%20GKPS%20Tahun%202021-2025.pdf, diakses pada hari Minggu, 12
September 2021, pada pukul 22:49 WIB.

Anda mungkin juga menyukai