Anda di halaman 1dari 106

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM ANALISIS BIAYA

DI SUSUN OLEH:

A MUH HILMAN

21TIA721

IA

LABORATORIUM KOMPUTASI

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI AGRO

POLITEKNIK ATI MAKASSAR

2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANALISIS BIAYA


NAMA : A MUH HILMAN
STAMBUK : 21TIA721
KELAS :IA
JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI AGRO

Makassar, Januari 2022

Mengesahkan :

Dosen Mata Kuliah Praktikum I

Dr. Puadi Haming, SE.MM


NIP.19580601 198103 1 013

Dosen Mata Kuliah Praktikum II Dosen Mata Kuliah Praktikum III

Sukarno Agung, ST, MM Nur Hidayah


NIP. 198111172003121005

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada setiap makhluknya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan Analisis biaya ini.

Laporan ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan


dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.
Untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan Laporan Analisis biaya ini.

Meskipun demikian, saya menyadari bahwa laporan ini masih


memiliki kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, saya menerima setiap saran dan kritik yang bersifatnya
membangun untuk perbaikan laporan ini kedepannya. Dan saya berharap
laporan praktikum ini bisa bermanfaat bagi pembacanya.

Makassar, Juni 2022

Praktikan

A Muh Hilman

iii
DAFTAR ISI

iv
DAFTAR TABEL

v
DAFTAR GAMBAR

vi
KODE AKUN

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setiap perusahaan pasti memiliki kendala dalam pencatatan
transaksi. Jika masalah tersebut dibiarkan berlarut bisa menimbulkan
masalah berkepanjangan. Itulah alasan sebuah perusahaan atau pemilik
usaha harus melakukan pembuatan kode akun akuntansi atau Chart of
Account. Chart of Account adalah bagan akun atau biasa disingkat dengan
CoA. Kode akun akuntansi atau Chart of Account atau CoA adalah sebuah
daftar dari akun-akun perusahaan yang digunakan untuk mengidentifikasi
ataupun memperlancar proses pencatatan transaksi, baik itu pemasukan
maupun pengeluaran.
Setiap perusahaan bisa mengatur bagan akunnya sendiri sesuai
dengan yang diinginkan. Dengan adanya Chart of Account sebuah
perusahaan dapat mengatur atau mengubah sendiri alur dan tatanan bagan
akunting (sistem akuntansi perusahaan). Bagan Akun selalu ditandai dengan
simbol numerik sebagai penanda ada perbedaan di setiap jenisnya.
Umumnya, fungsi metode pembuatan Chart of Accoun tatau CoA adalah
untuk menampilkan laporan keuangan, mulai dari neraca, hingga laporan
laba rugi. Kemudian, bisa dilanjutkan dengan akun-akun lainnya, seperti
modal (ekuitas), biaya atau pengeluaran dan kewajiban atau hutang.
1.2. Tujuan Praktikum
a. Untuk mengetahui cara membuat jurnal
b. Untuk mengetahui cara membuat laporan keuangan (kode akun)
1.3. Alat Yang Digunakan
a. Buku
b. Pulpen
c. Kalkulator

2
d. HP
e. Laptop + Software Ms. Excel dan Ms. Word
1.4. Prosedur Praktikum
a. Untuk Judul Tabel :
1) NAMA PERUSAHAAN akan secara otomatis terisi Ketika anda
memasukkan Nama perusahaan pada sheet HOME.
2) TANGGAL akan secara otomatis terisi ketika anda memasukkan
TANGGAL pada sheet HOME.
b. Untuk Tabel Kode Akun :
1) Pada Kolom KODE AKUN memasukkan data-data kode akun yang
akan digunakan
2) Pada Kolom NAMA AKUN memasukkan data-data nama akun yang
akan digunakan
3) Pada Kolom POS SALDO tenentukan DEBET atau KREDIT dari
sebuah akun.
4) Pada Kolom POS LAPORAN tentukan NERACA atau LABA RUGI
dari sebuah akun.
5) Pada Kolom SALDO AWAL masukkan data-data saldo awal bulan
lalu dari sebuah akun.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Kode Akun


Kode akun merupakan bagian dari sistem akuntansi yang berfungsi
untuk melakukan penomoran dengan menggunakan angka, huruf atau
kombinasi keduanya. Penomoran tersebut berfungsi sebagai tanda dari
daftar semua akun didalam buku besar untuk mencatat transaksi dalam
jurnal. Dalam akutansi tidak lepas dari akun dan kode akun, yang digunakan
untuk mencatat dan menggolongkan tiap-tiap transaksi yang mengakibatkan
perubahan-perubahan pada harta, utang, modal, pendapatan, dan biaya
Dengan adanya kode akun sebuah perusahaan dapat mengatur atau
mengubah sendiri alur dan tatanan bagan akuntingnya. kode Akun selalu
ditandai dengan simbol numerik sebagai penanda ada perbedaan di setiap
jenisnya. Umumnya, kode akun terbuat untuk menampilkan Laporan
Keuangan, mulai dari Neraca hingga Laporan Laba Rugi. Kemudian, bisa
dilanjutkan dengan akun-akun lainnya, seperti modal (ekuitas), biaya atau
pengeluaran dan kewajiban atau hutang.
Kode akun merupakan bagian dari sistem akuntansi yang berfungsi
untuk melakukan penomoran dengan menggunakan angka, huruf atau
kombinasi keduanya. Penomoran tersebut berfungsi sebagai tanda dari
daftar semua akun didalam buku besar untuk mencatat transaksi dalam
jurnal. Pentingnya kode akun akan terlihat ketika dilakukan jurnal atas
setiap transaksi. Berbagai transaksi keuangan yang terjadi di RS misalnya,
sangatlah beragam, sehingga untuk dapat melakukan pencatatan transaksi
keuangan yang sistematis dan mudah di mengerti, maka transaksi keuangan
yang sejenis atau dianggap sejenis dibukukan dalam satu kelompok yang
disebut KODE AKUN (Raymond, Tubagus 2018).

4
2.2. Manfaat Kode Akun
Agar kode akun bermamfaat dan dapat mempermudah pencatatan,
maka sebaiknya akun tersebut disusun sedemikian rupa dan diberi
nomor/kode. Berdasarkan nomor tersebut bisa dikenali apakah suatu akun
termasuk golongan aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, atau beban.
Dalam mengembangkan kode akun, perlu juga diperhatikan beberapa hal
yaitu: harus dibuat sederhana dan mudah diingat, harus digunakan secara
konsisten, dan jika ada penambahan akun baru tidak mengubah lode yang
sudah ada.
Berikut ini adalah beberapa manfaat kode akun:
a. Dapat memberi makna bagi data untuk proses berikutnya,
b. Dapat menyediakan identifiksi secara ringkas,
c. Dapat mempermudah identifikasi terhadap berbagai akun pada buku
besar,
d. Dapat mengurangi pekerjaan yang berkaitan dengan teknik pencatatan,
e. Dapat mempermudah dalam proses pencatatan, pengambilan data,
pengelompokkan dan penyimpanan dalam akuntansi.
2.3. Macam-Macam Kode Akun
Kode akun dibedakan menjadi 5 lima antara lain:
a. Kode Numerial
Dibawah ini merupakan contoh-contoh kode numerial.
1) Kas.
2) Piutang usaha.
3) Pesediaan barang dagang.
4) Asuransi dibayar dimuka.
5) Perlengkapan kantor, dan lain-lain.
b. Kode kelompok
Kode kelompok merupakan salah satu jenis kode akun dimana
pemberian kode akun dilakukan dengan cara dikelompokkan masing-
masing akun yaitu akun aktiva atau harta, liability atau kewajiban, aquity
atau modal, income atau pendapatan dan expense atau beban.

5
Dibawah ini merupakan contoh kode kelompok:
Tabel 2.1 Kode Kelompok

c. Kode Angka Blok


Kode angka blok merupakan salah satu jenis kode akun dimana
pemberian kode akun dilakukan dengan cara mengelompokkan
menjadi beberapa golongan akun dan setiap golongan akun telah
tersedia suatu blok angka secara urut dalam pemberian kodenya.
Berikut ini merupakan contoh angka blok
Tabel 2.2 Kode Angka Blok

d. Kode Mnemonic
Kode mnemonic adalah salah satu kode akun dimana berkaitan dengan
penggunaan kelompok, golongan dan jenis akun.

6
Tabel 2.3 Kode Mnemonic

e. Kode Kombinasi Huruf dan Angka


Kode kombinasi hiruf dan angka merupakan salah satu jenis kode
akun yang dikombinasikan antara huruf dan angka. Disesuaikan dengan
perkiraan yang disesuaikan dengan perkiraan yang digunakan. Dalam
kode kombinasi huruf dan angka, huruf diletakkan didepan sebagai tanda
perkiraan, sedangkan angka diletakkan dibelakang huruf yang
menunjukkan kode akun.
Tabel 2.4 Kombinasi Huruf dan Angka

Dalam pemberian kode akun perlu memperhatikan sifat-sifat sebagai


berikut :
1) Mudah diingat
2) Sederhana dan singkat
3) Konsisten
4) Memungkinkan adanya penambahan kode akun baru tanpa merubah
kode akun yang sudah ada.

7
2.4. Fungsi Kode Akun
a. Memudahkan dalam mengelompokkan akun di buku besar.
b. Memudahkan dalam mencari buku besar yang diinginkan.
c. Menghindari kekeliruan dalam pencatatan ke dalam buku besar (posting
ke buku besar).
d. Memudahkan dalam menyusun laporan keuangan.
Agar kode akun dapat memenuhi fungsi tersebut di atas, maka harus
memiliki sifat mudah diingat, sederhana dan singkat, konsisten, serta
memungkinkan adanya penambahan akun baru tanpa harus mengubah akun
yang sudah ada.

8
BAB III

HASIL PERCOBAAN / HASIL PENGOLAHAN DATA

Tabel 3.1. Kode Akun


PT . BI N T AN G T I M U R
D AFT AR KO D E AKU N
30 APRI L 20 22

KODE TABEL POS SALDO AWAL


NAMA AKUN BANTUAN POS SALDO
AKUN LAPORAN DEBET KREDIT
100 Aktiva 100
110 Aktiva Lancar 110
111 Kas 111 DEBET NERACA 100.000.000
112 Bank 112 DEBET NERACA 300.000.000
113 Persediaan Barang Dagangan 113 DEBET NERACA 300.000.000
114 Piutang 114 DEBET NERACA 100.000.000

120 Aktiva Tetap 120


121 Peralatan Kantor 121 DEBET NERACA 50.000.000
122 Kendaraan Roda 2 122 DEBET NERACA 15.000.000
123 Tanah 123 DEBET NERACA 50.000.000
124 Bangunan 124 DEBET NERACA 50.000.000

200 Kewajiban 200


210 Bank BNI 210 KREDIT NERACA 250.000.000
211 Toko Segitiga Makassar 211 KREDIT NERACA 50.000.000
212 Toko Makmur Makassar 212 KREDIT NERACA 10.000.000

300 Ekuitas 300


310 Modal 310 KREDIT NERACA 655.000.000
320 Laba Bersih 320 KREDIT NERACA

400 Pendapatan 400


410 Penjualan Barang Dagang 410 KREDIT LABA RUGI

500 HPP 500


510 HPP Barang Dagang 510 DEBET LABA RUGI

600 Beban 600


610 Beban Gaji 610 DEBET LABA RUGI
620 Beban ATK 620 DEBET LABA RUGI
630 Beban Tinta 630 DEBET LABA RUGI

JUMLAH 965.000.000 965.000.000

9
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada saat praktek pengisian tabel kode akun hanya diisi akun-akun
secara garis besar yang diberikan kode. Akun-akun yang telah diberikan kode
selanjutnya dimasukkan nominalnya sesuai tempatnya yaitu di debet dan di
kredit.
PT.BINTANG TIMUR memulai pembuatan kode akun dengan
memberi kode akun 100 untuk aktiva, aktiva lancar dengan kode akun 110, kas
dengan kode akun 111 dengan jumlah saldo awal pada debet sebesar
Rp100.000.000,- Bank dengan kode akun 112 dengan jumlah saldo awal debet
sebesar Rp300.000.000,-Persedian barang dagangan dengan kode akun 113
dengan jumlah saldo awal sebesar Rp300.000.000,-.Piutang dengan kode akun
114 dengan jumlah saldo awal debet Rp100.000.000,-. Aktiva tetap dengan
kode akun 120. Peralatan Kantor dengan kode akun 121 dengan jumlah saldo
awal debet Rp50.000.000,-. Kendaraan Roda 2 dengan kode akun 122 dengan
jumlah saldo awal debet sebesar Rp15.000.000,-. Tanah dengan kode akun 123
dengan jumlah saldo awal debet sebesar Rp50.000.000,-. Bangunan dengan
kode akun 124 dengan jumlah saldo awal debet sebesar Rp50.000.000,-.
Kewajiban dengan kode akun 200. Bank BNI dengan kode akun 210 dengan
jumlah saldo awal pada kredit sebesar Rp250.000.000,-.Toko Segitiga
Makassar dengan kode akun 211 dengan jumlah saldo awal pada kredit sebesar
Rp50.000.000,-. Toko Makmur Makassar dengan kode akun 212 dengan
jumlah saldo awal pada kredit sebesar Rp10.000.000,-. Ekuitas dengan kode
akun 300. Modal dengan kode akun 310 dengan jumlah saldo awal pada kredit
sebesar Rp655.000.000,-.
Jika sisi debet dan kredit tidak sama maka lakukan pengecekan ulang
hingga nilai yang muncul pada sisi debet dan kredit sama seperti yang tampak
pada tabel diatas di mana sisi debet jumlahnya Rp.965.000.000,- sama dengan
sisi kredit yang jumlahnya Rp.965.000.000,-

10
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kode Akun adalah sebuah daftar dari akun-akun perusahaan yang
digunakan untuk mengidentifikasi ataupun memperlancar proses pencatatan
transaksi, baik itu pemasukkan maupun pengeluaran. Jadi dapat disimpulkan
bahwa setelah mengisi kode akun maka nantinya debet dan kredit terisi
sendiri. Diperoleh debet Rp.965.000.000 sedangkan kredit Rp. 965.000.000
maka kredit dan debet balance atau seimbang.
5.2. Saran
a. Sebaiknya pada saat praktikum berlangsung praktikan memperhatikan
penjelasan materi agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan pada saat
menginput data.
b. Sebaiknya para praktikan tetap tenang saat proses pembelajaran
berlangsung agar tidak mengganggu konsentrasi praktikan lain.
c. Praktikan diharapkan dapat lebih memahami apa yang akan di
praktikkan agar penyusunan laporan lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin. (2016). 5 kode akun/ kode perkiraan dalam akuntansi


(https://www.muttaqin.id/2016/04/kode-akunkode-perkiraan-dalam-
akuntansi.html?m=1)

Raymond, Tubagus (2018). Kode Akun Dalam Sistem


Akuntansi.(https://mvpjogja.com/kode-akun-dalam-sistem-akuntansi/)

12
KODE BANTU

13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penggunaan informasi keuangan yang tepat memerlukan suatu
pengetahuan mengenai karakteristik dan keterbatasan informasi akuntansi
keuangan. Informasi akuntansi keuangan dihasilkan untuk tujuan tertentu,
dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip yang konvensional. Penggunaan
informasi akuntansi keuangan tanpa suatu pengetahuan umum mengenai
karakteristik dan keterbatasan informasi akuntansi keuangan dapat
mengakibatkan kesalahan-kesalahan dan salah tafsir. Alat yang dapat
digunakan untuk memproses informasi dalam akuntansi keuangan adalah
laporan keuangan yang secara berkala dikomunikasikan kepada pihak ekstern
perusahaan sangat diperlukannya juga kode bantu untuk mempermudah
sebuah perusahaan dalam merancang laporan keuangan sebuah perusahaan
yang sedang dikembangkannya itu.
Kode bantu juga sangat berpengaruh dalam pembuatan sebuah laporan
akuntansi pada sebuah perusahaan. Namun kode bantu hanya lebih spesifik
kepada pengelompokkan nama akun ataupun sub-sub akun.
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa kode bantu harus bersifat
membantu memudahkan pencatatan, pengelompokkan dan penyimpanan
setiap akun. Oleh karena itu kode bantu hendaknya memiliki kriteria seperti,
mudah diingat, konsisten, sederhana dan singkat serta memungkinkan adanya
penambahan akun baru tanpa mengubah kode bantu yang sudah ada.
Dalam suatu sistem akuntansi perusahaan pemberian kode bantu
sangat tergantung pada keanekaragaman transaksi dan jumlah transaksi yang
terjadi. Semakin banyak dan kompleksnya transaksi yang terjadi
menyebabkan semakin banyak pula kode bantu yang akan digunakan.

14
1.2 Tujuan Praktikum
a. Untuk mengetahui cara membuat kode bantu.
b. Untuk mengetahui cara membuat laporan keuangan kode bantu.
1.3 Alat Yang Digunakan
a. Buku
b. Pulpen
c. Kalkulator
d. Laptop + software Ms. Excel dan Ms.world.
1.4 Prosedur Praktikum
a. Untuk Judul Tabel :
1) NAMA PERUSAHAAN akan secara otomatis terisi ketika Anda
memasukkan NAMA PERUSAHAAN pada sheet HOME.
2) TANGGAL akan secara otomatis terisi ketika Anda memasukkan
Tanggal pada sheet HOME.
b. Untuk Tabel Kode Bantu :
1) Pada Kolom KODE BANTU masukkan data-data kode bantu hutang dan
piutang yang akan digunakan
2) Pada Kolom NAMA masukkan data-data nama konsumen dan supplier
yang akan digunakan
3) Pada Kolom STATUS TENTUKAN status hutang dan piutang dari
sebuah kode bantu.
4) Pada Kolom SALDO AWAL masukkan data-data saldo awal bulan lalu
dari sebuah akun bantu.

15
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Kode Bantu


Kode bantu adalah bagian dari buku besar yang digunakan untuk
mencatat akun tertentu dan perubahan-perubahannya secara lebih rincih.
Dengan demikian akun kode bantu berfungsi sebagai akun kontrol sedang
akun yang ada dalam buku pembantu merupakan rincian dari akun buku
besar tertentu. Dengan bahasa lain, kode bantu (subsidiary ledger)
merupakan perluasan dari buku besar umum (general ledger). Catatan
dalam kode bantu merupakan rincian dari salah satu akun besar umum
(Widya, D. T. F. E. U. 2001).
Kode bantu merupakan kumpulan-kumpulan kode rekening untuk
mempermudah membuat sebuah laporan keuangan disetiap perusahaan
sama seperti kode akun kode bantu juga sangat penting dalam pembuatan
laporan keuangan suatu perusahaan. Kode bantu biasanya terdiri dari sytem
kombinasi antara huruf dan angka.
Manfaat dari kode bantu adalah meningkatkan control pencatatan
maksudnya setiap kejadian transaksi mudah diingat oleh para
penggunanya. Dengan demikian pencatatan mudah dikontrol,
dibandingkan, dan dianalisis. Selanjutnya kode bantu juga mempermudah
perbaikan atau penyesuaian maksudnya dengan mudah melakukan
penyesuian terhadap kesalahan-kesalahan yang ada sehingga
mempermudah penyusunan laporan.
2.2. Jenis-Jenis Kode Bantu
Sama halnya dengan kode akun kode bantu juga Ada beberapa
kode akun yang dapat digunakan seperti kode numerial, kode desimal,
kode mnemonik serta kode kombinasi huruf dan angka. Namun dalam
kode bantu yang sering digunakan adalah kode numerial dan kode decimal

16
a. Kode Numerial
Kode numerial adalah cara pengkodean akun berdasarkan nomor
secara berurutan, yang dapat dimulai dari angka 1, 2, 3 dan seterusnya.
Contoh: Kode Akun Numerial
b. Kode Desimal
Kode desimal adalah cara pemberian kode akun dengan menggunakan
lebih dari satu angka. Setiap angka mempunyai arti, kode desimal ini
dapat dibedakan atas kode kelompok dan kode blok.
kode desimal ini dapat dibedakan atas kode kelompok dan kode blok
yaitu:
c. Kode Kelompok
Merupakan salah satu jenis kode bantu dimana pemberian kode bantu
dilakukan dengan cara mengelompokkan masing masing akun.
Pengelompokkan dilakukan terhadap akun aktiva, hutang, ekuitas,
pendapatan dan beban.
d. Kode block
Merupakan salah satu jenis kode akun dimana pemberian kode akun
dilakukan dengan cara mengelompokkan menjadi beberapa golongan
akun & setiap golongan akun telah tersedia suatu blok angka secara
urut dalam pemberian kodenya.
2.3. Fungsi Kode Bantu
Kode bantu berfungsi untuk mencatat rincian akun tertentu yang
ada di Buku Besar Umum. Akun Buku Besar Umum yang rinciannya
dicatat dalam Kode Bantu disebut Akun Pengawas (Controlling Account).
Sedangkan akun-akun yang merinci akun pengawas disebut Akun
Pembantu (Subsidiary Account). Dua kode bantu yang umum adalah Buku
Pembantu Kewajiban (Hutang) dan Buku Pembantu Piutang. Untuk entitas
sektor publik, setiap akun bisa atau perlu dibuat kode bantu karena
mengingat luasnya akun-akun dalam setiap entitas. Untuk selanjutnya,
buku besar umum sering disingkat menjadi buku besar dan kode bantu
yang disingkat dengan nama buku pembantu (Farhan Anggara, 2018).

17
2.4. Kelebihan Kode Bantu
Menurut Mahatmyo, A. (2014) ada beberapa kelebihan penggunaan
kode bantu diantaranya adalah:
a. Memudahkan penyusunan laporan keuangan, karena buku besar umum
terdiri dari akun-akun yang jumlahnya lebih sedikit. Hal ini juga akan
mengurangi kesalahan-kesalahan dalam buku besarumum.
b. Ketelitian dalam pembukuan dapat diuji dengan membanding-kan saldo
dalam akun buku besar umum dengan jumlah saldo-saldo dalam buku
pembantu.
c. Dapat diadakan pembagian tugas dalam pengrjaan akuntansi.
d. Memungkinkan pumbukuan harian dari bukti-bukti pendukung transaksi
kedalam buku pembantu.

18
BAB III

HASIL PERCOBAAN/HASIL PENGOLAHAN DATA

Tabel 3.1 Kode Bantu


PT . BI N T AN G T I M U R
D AFT AR KO D E BAN T U
30 APRI L 20 22

KODE TABEL
NAMA BANTUAN
STATUS SALDO AWAL
BANTU
BANK
AA-001 Bank BNI AA-001 10.000.000
AA-002 Bank Muamalat AA-002 5.000.000
AA-003 Bank BCA AA-003 200.000.000
AA-004 Bank Danamon AA-004 85.000.000

BARANG DAGANGAN
AB-001 Beras AB-001 50.000.000
AB-002 Telur AB-002 15.000.000
AB-003 Gula Pasir AB-003 30.000.000
AB-004 Kopi AB-004 125.000.000
AB-005 Cengkeh AB-005 80.000.000
AB-006 Semen AB-006
AB-007 Besi Beton AB-007

PIUTANG
AC-001 Hasan, Makassar AC-001 PIUTANG 50.000.000
AC-002 Darwin, Gowa AC-002 PIUTANG 25.000.000
AC-003 Lukman, Maros AC-003 PIUTANG 25.000.000
AC-004 Abd.Hamid, Pangkep AC-004 PIUTANG
AC-005 Toko Bangunan AC-005 PIUTANG

PERALATAN KANTOR
AD-001 Lemari AD-001 3.000.000
AD-002 Timbangan Duduk AD-002 5.000.000
AD-003 Komputer AD-003 20.000.000
AD-004 Meja dan Kursi Kerja AD-004 3.000.000
AD-005 AC AD-005 9.000.000
AD-006 Meja dan Kursi Tamu AD-006 10.000.000
AD-007 Printer EPSON L350 AD-007
AD-008 Proyektor AD-008

HUTANG
AE-001 Bank BNI AE-001 HUTANG 250.000.000
AE-002 Toko Segitiga Makassar AE-002 HUTANG 50.000.000
AE-003 Toko Makmur AE-003 HUTANG 10.000.000

19
BAB IV

PEMBAHASAN

Pemberian kode bantu adalah rincian dari kode akun. Jika sebelumnya
hanya satu akun persediaan barang dagang yang diberikan kode akun, maka pada
kode bantu berisikan kode pada rincian akun. Sebagai contoh Bank diberikan
kode akun dari PT. BINTANG TIMUR dengan kode bantu AA-001 pada Bank
BNI Senilai Rp.10.000.000,-, kode bantu AA-002 untuk Bank Muamalat Senilai
Rp.5.000.000,- , kode bantu AA-003 untuk Bank BCA Senilai Rp.200.000.000,-
, kode bantu AA-004 untuk Bank Danamon Senilai Rp.85.000.000,-.
Kode Bantu dari barang dagangan, AB-001 untuk Barang dagangan
Beras Senilai Rp.50.000.000,-, Kode bantu AB-002 untuk Barang dagangan
Telur Senilai Rp.15.000.000,-, kode bantu AB-003 untuk Barang dagangan
Gula pasir Senilai Rp.30.000.000,-, Kode bantu AB-004 untuk Barang dagangan
Kopi senilai Rp.125.000.000,-, Kode bantu AB-005 untuk Barang dagangan
Cengkeh senilai Rp.80.000.000,-, Kode Bantu AB-006 untuk Barang dagangan
semen Senilai Rp.00.000.000,-, Kode Bantu AB-007 untuk Barang dagangan
Besi beton senilai Rp.00.000.000,-.
Daftar Piutang diberikan kode akun dari PT. BINTANG TIMUR
dengan Kode Bantu AC-001 untuk Piutang pada Hasan, Makassar Senilai
Rp.50.000.000,-, Kode bantu AC-002 untuk Piutang pada Darwin, Gowa Senilai
Rp.25.000.000,-, AC-003 untuk Piutang Lukman, Maros Senilai
Rp.25.000.000,-, kode bantu AC-004 untuk Piutang pada ABD Hamid, Pangkep
Senilai Rp.0.000.000,-, Kode bantu AC-005 untuk Piutang pada Toko
bangunan Senilai Rp.0.000.000,-.
Peralatan Kantor diberikan Kode Bantu AD-001 Untuk Lemari Senilai
Rp.3.000.000,-,Kode Bantu AD-002 untuk Timbangan duduk Senilai
Rp.5.000.000,-, Kode Bantu AD-003 Untuk Komputer senilai Rp.20.000.000,-,
Kode Bantu AD-004 untuk Meja dan Kursi kerja senilai Rp.3.000.000,-, Kode
Bantu AD-005 untuk AC senilai Rp.9.000.000,-, Kode Bantu AD-006 untuk

20
meja dan kursi tamu senilai Rp.10.000.000,-, Kode Bantu AD-007 untuk Printer
EPSON L350 senilai Rp.00.000.000,-, dan Kode Bantu AD-008 untuk Proyektor
senilai Rp. 00.000.000,-.
Kode Bantu AE-001 untuk hutang kepada Ban BNI senilai
Rp.250.000.000,-, Kode Bantu AE-002 untuk hutang kepada Toko Segitiga
Makassar senilai Rp.50.000.000,-, dan Kode Bantu AE-003 untuk hutang kepada
Toko Makmur Makassar senilai Rp.10.000.000,-.

21
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa pada daftar kode bantu PT. BINTANG TIMUR memuat
perincian mengenai bank, barang dagang, piutang, peralatan kantor serta
hutang. Kode bantu untuk Bank diberi kode AA-001 sampai AA-004. Barang
dagangan diberikan kode bantu AB-001 sampai AB-007. Selanjutnya pada
piutang dengan kode bantu AC-001 sampai AC-005. Peralatan kantor dengan
kode bantu AD-001 sampai AD-008. Dan AE-001 sampai AE-003 untuk
kode bantu hutang.
5.2. Saran
a) Sebaiknya pada saat praktikum berlangsung praktikan memperhatikan
penjelasan materi agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan pada saat
menginput data.
b) Sebaiknya para praktikan tetap tenang saat proses pembelajaran
berlangsung agar tidak mengganggu konsentrasi praktikan lain.
c) Praktikan diharapkan dapat lebih memahami apa yang akan di praktikkan
agar penyusunan laporan lebih baik lagi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Farhan, Anggara. (2018). Fungsi Buku Pembantu Hutang Piutang Buku Kas
Kecil.(http://www.beeaccounting.com/blog/fungsi-buku-pembantu-hutang-
piutang-dan-buku-kas-kecil/)

Mahatmyo, A. (2014). Sistem Informasi Akuntansi Suatu Pengantar.


Deepublish.

Widya, D. T. F. E. U. (2001). Sistem Informasi Akuntansi.

23
JURNAL UMUM

24
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Buku jurnal adalah buku harian untuk mencatat transaksi keuangan
menurut urutan tanggal ke dalam kelompok akun debet dan akun kredit.
Dalam akuntansi keuangan dikenal dua jenis buku jurnal yaitu jurnal umum
dan jurnal khusus. Jurnal umum digunakan sebagai media untuk mencatat
seluruh jenis transaksi keuangan tanpa terkecuali. Buku jurnal khusus
digunakan sebagai media untuk mencatat transaksi-transaksi tertentu yang
menjadi bagian dari jurnal khusus yang bersangkutan. Dalam praktik,
perusahaan dapat memilih penggunaan jenis buku jurnal sesuai dengan
kebutuhannya. Adapun dasar pemilihan jenis buku jurnal yang akan
digunakan adalah factor efisiensi dan efektifitas bagi perusahaan tersebut.
Jurnal umum digunakan untuk mencatat setiap transaksi yang terjadi
dalam perusahaan. Tiap perubahan kekayaan, modal, biaya dan pendapatan
harus terlebih dahulu dicatat kedalam jurnal umum.tujuannya adalah agar
pembuatan laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan secara lengkap.
pencatatan dalam jurnal merupakan hasil analisis transaksi berupa pendebitan
dan pengkreditan akun yang berpengaruh. Analisis ini mengenai
penggolongan nama akun, pencatatan dalam pendebitan ataupun pengkreditan
beserta jumlahnya.
1.2 Tujuan Praktikum
a. Untuk mengetahui cara membuat jurnal.
b. Untuk mengetahui cara membuat laporan keuangan (jurnal umum).
1.3 Alat Yang Digunakan
a. Buku
b. Pulpen
c. Kalkulator
d. Pc + software Ms. Excel dan Ms.word.

25
1.4 Prosedur Praktikum
a. Untuk Judul Tabel :
1) NAMA PERUSAHAAN akan secara otomatis terisi ketika Anda
memasukkan NAMA PERUSAHAAN pada sheet HOME.
2) TANGGAL akan secara otomatis terisi ketika Anda memasukkan
Tanggal pada sheet HOME.
b. Untuk Tabel Jurnal Umum :
1) Pada Kolom TANGGAL masukkan tanggal transaksi. Misalnya
tanggal “5” maka akan secara otomatis tampilan tanggal menjadi 5-Jan-
2012.
2) Pada Kolom BUKTI TRANSAKSI masukkan nomor bukti dari suatu
transaksi.
3) Pada Kolom KETERANGAN masukkan keterangan dari suatu
transaksi.
4) Pada Kolom POS AKUN Terdiri dari kolom NAMA AKUN dan
KODE. Kolom NAMA AKUN isi sesuai dengan nama-nama akun yang
sebelumnya telah diinput pada tabel KODE AKUN di dalam sheet
KODE AKUN. Sedangkan kolom KODE tidak perlu diisi karena akan
terisi otomatis ketika mengisi NAMA AKUN
5) Pada Kolom KODE BANTU Terdiri dari kolom NAMA dan KODE.
Kolom NAMA isi sesuai dengan nama-nama kode bantu yang
sebelumnya telah diinput pada tabel KODE BANTU di dalam sheet
KODE BANTU. Sedangkan kolom KODE tidak perlu diisi karena akan
terisi otomatis ketika mengisi NAMA.
6) Pada Kolom DEBET masukkan besarnya transaksi yang masuk ke
kolom debet.
7) Pada Kolom KREDIT masukkan besarnya transaksi yang masuk ke
kolom kredit.

26
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Jurnal Umum


Jurnal merupakan transaksi-transaksi keuangan suatu badan usaha
yang dicatat berdasarkan dokumen-dokumen pembukuan yang bertujuan
untuk pendataan (Yunidar, Ameillia. 2020.). Jurnal dikenal juga sebagai buku
pemasukan utama karena menjadi tempat terjadinya pencatatan transaksi
pertama atau penyesuaian pemasukan transaksi-transaksi. Kemudian
pengertian jurnal dapat juga dijabarkan sebagai suatu terbitan yang
diterbitkan dalam waktu yang berkala.
Jadi, jurnal adalah suatu buku atau catatan transaksi-transaksi
keuangan yang secara kronologis dan sistematis digunakan dengan
menuliskan akun yang harus didebit dan dikredit. Dalam hal ini, artinya
sumber pencatatan ke dalam jurnal adalah bukti, sertapencatatan transaksi
dilakukan secara berurutan (kronologis) sesuai tanggal terjadinya
transaksi. Sistematis artinya pencatatan yang dilakukan dengan mengikuti
aturan mendebit dan mengkredit akun. Selain itu, setiap transaksi dicatat
secara berpasangan ke dalam debitdan kredit (double entry accounting),
dan jumlah debit dengan jumlah kredit harus sama/seimbang
(Yunidar, Ameillia. 2020).
2.2 Tujuan Jurnal Umum
Tujuan dari jurnal umum adalah untuk melakukan
pengidentifikasian, penilaian, serta pencatatan pengaruh ekonomi yang
ditimbulkan dari berbagai transaksi keuangan.
2.3 Prinsip Dasar Jurnal Umum
Menurut Ahmad (2020) terdapat beberapa prinsip dasar dalam
penyusunan jurnal umum. Bebarapa prinsip dasar tersebut ialah sebagai
berikut :
a. Melaksanakan identifikasi bukti transaksi keuangan yang dilakukan

27
perusahaan. Diantara contohnya yaitu kuitansi, memo, nota, faktor dan
sebagainya.
b. Memilih akun yang terpengaruh dengan transaksi yang terjadi dan
membaginya dalam jenis mode, hutang, atau harta.
c. Memilih penambahan atau pengurangan atas akun yang terkait dengan
transaksi yang dilakukan.
d. Memilih debit atau kredit akun yang terkait dengan transaksi yang
dilakukan. (kuasai terlebih dahulu cara menentukan debit-kredit di
suatu akun).
e. Mencatat transaksi ke dalam jurnal umum sesuai dengan bukti
transaksi.
2.4 Bentuk Jurnal Umum
Menurut Yunidar Ameillia (2020) bentuk jurnal umum adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Bentuk Jurnal Umum
Tanggal Nama Referensi Debet Kredit
Akun
1 2 3 4 5

a. 1) Diisi dengan tanggal terjadinya transaksi secara berurutan


dengan kronologis terjadinyatransaksi.
b. 2) Diisi dengan nama akun yang di debet ditulis terlebih dahulu,
baris bawahnya ditulis akun yang di kredit dan ditulis menjorok
ke sebelah kanan. Selanjutnya baris bawahnya ditulis penjelasan
ringkas transaksi yang bersangkutan.
c. Diisi nomor kode akun, tetapi ingat nomor kode akun ini diisi hanya
jika akan diposting kebuku besar.
d. (4) Dan (5) diisi dengan jumlah rupiah dari akun yang di debet maupun
yang di kredit.Sebelum bukti transaksi keuangan dicatat dalam jurnal,
terlebih dahulu dilakukan analisis untuk menentukan pengaruhnya
terhadap akun-akun di perusahaan. Pola pencatatan transaksi dalam

28
jurnal diatur dalam sebuah mekanisme Debet dan Kredit.
2.5 Fungsi Jurnal Umum
Menurut Ahmad (2020) terdapat 5 fungsi dalam penyusunan jurnal
umum. Fungsi tersebut ialah sebagai berikut:
a. Fungsi Historis
Setiap transaksi dilakukan secara kronologis, berurutan sesuai
dengan tanggal terjadinya transaksi. Jurnal menggambarkan kegiatan
perusahaan secara berurutan dan terus menerus setiapharinya.
b. Fungsi Mencatat
Jurnal umum harus mencatat setiap transaksi yang terjadi dalam
perusahaan, jangan sampai ada yang tidak tercatat. Tiap perubahan
modal, biaya, kekayaan, dan pendapatan mesti dicatat terlebih dahulu ke
dalam jurnal umum, supaya pembuatan keuangan perusahaan
bisalengkap.
c. Fungsi Analisis
Menunjukkan bahwa pencatatan jurnal ini merupakan hasil dari
analisa yang berupa debit dan kredit akun yang terkait beserta jumlah
atau nominalnya. Analisis ini menyangkut pembagian nama akun,
pencatatan dalam debit maupun kredit besertajumlahnya.
d. Fungsi Instruktif
Jurnal umum memiliki fungsi memberikan perintah/petunjuk
dalam proses memasukkan data ke buku besar. Perintah untuk debit dan
kredit akun yang terkait sesuai catatan di jurnal. Pencatatan di jurnal
umum bukan sebatas dokumen transaksi dalam perusahaan tetapi bersifat
instruksif.
e. Fungsi Informatif
Jurnal umum memberikan informasi terkait dengan transaksi
yang terjadi untuk secepatnya dilakukan pencatatan berdasarkan
keterangan yang ada.

29
BAB III

HASIL PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA

Tabel 3.1 Jurnal Umum


PT . BI N T AN G T I M U R 20 April 2022
JU RN AL U M U M Jam : 12:51
30 APRI L 2022

BUKTI POS AKUN KODE BANTU


TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT
TRANSAKSI NAMA AKUN KODE NAMA KODE
2 02-04-22 Dibeli Printer EPSON L350, 1(Satu) Unit Peralatan Kantor 121 Printer EPSON L350 AD-007 1.500.000
Pada Kas 1 Unit Printer EPSON L350 Kas 111 1.500.000

3 03-04-22 Dibeli 200 Sak Semen Persediaan Barang Dagangan 113 Semen AB-006 10.000.000
Pada Kas Dibeli 200 Sak Semen Kas 111 10.000.000
Dibeli 300 Batang Besi Beton 14 mm Persediaan Barang Dagangan 113 Besi Beton AB-007 15.000.000
Pada Kas Dibeli 300 Batang Besi Beton 14 mm Kas 111 15.000.000
Piutang Pada Abd.Hamid, Pangkep Piutang 114 Abd.Hamid, Pangkep AC-004 250.000
Pada Kas Piutang Abd.Hamid, Pangkep Kas 111 250.000

4 04-04-22 Piutang Pada Toko Bangunan, 100 btg Besi Beton Piutang 114 Toko Bangunan AC-005 10.000.000
Pada Penjualan Besi Beton 14 mm, 100 btg Penjualan Barang Dagang 410 Besi Beton AB-007 10.000.000
HPP Barang Dagangan HPP Barang Dagang 510 Besi Beton AB-007 5.000.000
Pada Persediaan Barang Dagang Besi Beton Persediaan Barang Dagangan 113 Besi Beton AB-007 5.000.000

6 06-04-22 Kas Dari Toko Maminasata 100 krg Beras Kas 111 Beras AB-001 30.000.000
Pada Penjualan Beras 100 krg Penjualan Barang Dagang 410 Beras AB-001 30.000.000
HPP Barang Dagangan HPP Barang Dagang 510 Beras AB-001 20.000.000
Pada Persediaan Barang Dagang Beras 100 krg Persediaan Barang Dagangan 113 Beras AB-001 20.000.000

7 07-04-22 Kas Dari Toko Gembira, 200 rak Telur Kas 111 Telur AB-002 8.000.000
Pada Penjualan 200 rak Telur Penjualan Barang Dagang 410 Telur AB-002 8.000.000
HPP Barang Dagang HPP Barang Dagang 510 Telur AB-002 6.000.000
Pada Persediaan Barang Dagang Telur 200 rak Persediaan Barang Dagangan 113 Telur AB-002 6.000.000

10 10-04-22 Kas Dari Toko Sejahtera, 50 krg Gula Pasir Kas 111 Gula Pasir AB-003 20.000.000
Pada Penjualan 50 krg Gula Pasir Penjualan Barang Dagang 410 Gula Pasir AB-003 20.000.000
HPP Barang Dagang HPP Barang Dagang 510 Gula Pasir AB-003 15.000.000
Pada Persediaan Barang Dagang Gula Pasir 50 krg Persediaan Barang Dagangan 113 Gula Pasir AB-003 15.000.000
Kas (Dari Toko Sejahtera 50 krg Kopi) Kas 111 Kopi AB-004 30.000.000
Pada Penjualan 50 krg Kopi Penjualan Barang Dagang 410 Kopi AB-004 30.000.000
HPP Barang Dagang HPP Barang Dagang 510 Kopi AB-004 25.000.000
Pada Persediaan Barang Dagang Kopi 50 krg Persediaan Barang Dagangan 113 Kopi AB-004 25.000.000

12 12-04-22 Hutang Pada Bank BNI Bank BNI 210 Bank BNI AA-001 50.000.000
Pada Kas (Hutang Bank BNI) Kas 111 50.000.000

13 13-04-22 Beban ATK Beban ATK 620 1.000.000


Beban Tinta Beban Tinta 630 500.000
Kas Kas 111 1.500.000

28 28-04-22 Beban Gaji Beban Gaji 610 1.000.000


Kas Kas 111 1.000.000

30
BAB IV

PEMBAHASAN

Seluruh transaksi yang dilakukan oleh PT.BINTANG TIMUR akan


dicatat didalam buku Jurnal Umum dalam periode tertentu. Mulai dari
pembelian, penjualan, pembayaran hutang maupun piutang, hingga biaya
Pembayaran Rekening akan masuk ke dalam jurnal umum sebagai bukti
transaksi. Jurnal umum sangat berpengaruh terhadap neraca lajur, karena jika
salah menginput data atau memasukkan angka-angka dikolombaik debet maupun
kredit, ,maka secara otomatis di neraca lajur hasilnya akan salah dan tidak
seimbang.
Oleh karena itu, pada saat menginput data atau memasukkan angka-
angka di kolom debet dan kredit pada jurnal umum, dikolom debet dan kedit
hasilnya harus sama, karena jika hasil yang diinput tidak sama, maka hasil
dineraca lajur tidak akan seimbang. Pada periode April 2022 terjadi 21 kali
transaksi yang dicatat pada jurnal umum. Pada tabel jurnal umum diatas terdiri
dari beberapa kolom atau bagian seperti pada kolom pertama terdapat kolom
tanggal yang berguna sebagai catatan waktu terjadinya transaksi, kolom
keterangan berisi catatan transaksi apa saja yang terjadi, kemudian kolom kode
akun yang berfungsi sebagai identitas setiap transaksi, kolom kode bantu yang
berisi identitas jenis transaksi, kolom debet yang sebagai tempat menyimpan
nominal transaksi apabila terjadi penambahan pada kas, dan yang terakhir kolom
kredit yang berfungsi sebagai tempat menyimpan nominal apabila terjadi
pengurangan pada kas.

31
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pada
jurnal umum PT.Bintang Timur, terjadi 21 transaksi pada periode April
2022 yang terdiri dari 4 transaksi pembelian, 5 transaksi penjualan,
pembayaran hutang maupun piutang, hingga biaya Pembayaran Rekening,
Diikuti dengan kode akun dan kode bantu. Debet dan Kredit jumlahnya
harus balance.
5.2. Saran
a) Sebaiknya pada saat praktikum berlangsung praktikan memperhatikan
penjelasan materi agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan pada saat
menginput data.
b) Sebaiknya para praktikan tetap tenang saat proses pembelajaran
berlangsung agar tidak mengganggu konsentrasi praktikan lain.
c) Praktikan diharapkan dapat lebih memahami apa yang akan di
praktikkan agar penyusunan laporan lebih baik lagi.

32
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. (2020). Jurnal Umum. (https://www.yuksinau.id/jurnal-umum/)

Mana, I. G., Ulfah, M., & Achmadi, A. PENERAPAN METODE SQ3R PADA
MATERI JURNAL UMUM PERUSAHAAN DAGANG SISWA DI
SMK. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 8(6).

Yunidar, Ameillia. 2020. MAKALAH TENTANG JURNAL UMUM.


Pdfcoffie.com (https://pdfcoffee.com/makalah-tentang-jurnal-umum-pdf-
free.html)

33
BUKU BESAR

34
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Laporan keuangan merupakan informasi yang dapat digunakan oleh
berbagai pengguna kepentingan untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan,
dan tolak ukur dalam menilai kesehatan suatu perusahaan. Dengan adanya
pencatatan laporan keuangan yang baik, pemilik usaha akan lebih bijak dalam
menyalurkan dana yang dimiliki untuk memajukan usahanya tersebut dan
menjadi data perhitungan dalam menentukan berapa modal yang harus
dikeluarkan dan berapa keuntungan yang akan diperoleh.
Buku besar sangat diperlukan untuk mencatat transaksi yang memiliki
banyak jenis sehingga diperlukan formulir-formulir atau kartu khusus.
Transaksi tersebut digunakan untuk mencatat penambahan atau pengurangan,
tiap-tiap jenis aktiva/harta, utang, modal, pendapatan, dan beban. Formulir-
formulir tadi dapat dibuat dalam bentuk kartu atau lembaran kertas yang
disebut akun atau rekening. Kumpulan akun yang saling berhubungan dan
merupakan satu kesatuan disebut buku besar (general ledger). Yang menjadi
permasalahan adalah pihak perusahaan yang masih mencatat setiap akun dan
menyusun buku besar keuangan dengan menggunakan sistem manual.
Padahal cara ini tidaklah efektif dan efisien untuk perusahaan
berkembang. Pihak perusahaan perlu melakukan suatu analisis dan
perhitungan terhadap risiko yang diterima oleh perusahaan jika terus
menggunakan sistem manual, disamping persaingan perusahaan yang sangat
ketat.
1.2 Tujuan Praktikum
a. Untuk mengetahui cara membuat jurnal
b. Untuk mengetahui cara membuat laporan keuangan (Buku Besar)

35
1.3 Alat-Alat Yang Digunakan
a. Buku
b. Pulpen
c. Kalkulator
d. PC + Software Ms. Excel dan Ms.Word
1.4 Prosedur Praktikum
a. Untuk Judul Tabel :
1) NAMA PERUSAHAAN akan secara otomatis terisi ketika Anda
memasukkan NAMA PERUSAHAAN pada sheet HOME.
2) TANGGAL akan secara otomatis terisi ketika Anda memasukkan
Tanggal pada sheet HOME.
3) NAMA AKUN. Isilah Nama Akun sesuai dengan Nama Akun yang
telah diinput pada Tabel KODE AKUN.
4) Secara otomatis muncul Kode Akun dan status DEBET atau KREDIT
dari Nama Akun.
b. Untuk Tabel Buku Besar :
Seluruh kolom pada tabel BUKU BESAR akan terisi secara
otomatis jika tabel KODE AKUN dan JURNAL UMUM telah terisi.Yang
perlu dimasukkan hanya NAMA AKUN pada kotak NAMA AKUN, maka
buku besar dari kode akun tersebut akan tersedia.
1) NO : Nomor urut pada Buku Besar
2) TANGGAL : Tanggal transaksi pada Buku Besar
3) BUKTI TRANSAKSI : Bukti transaksi pada Buku Besar
4) KETERANGAN : Keterangan suatu transaksi pada Buku Besar
5) DEBET : Besarnya nominal transaksi yang masuk ke kolom debet
6) KREDIT : Besarnya nominal transaksi yang masuk ke kolom kredit
7) SALDO : Besarnya nominal saldo pada sebuah kode akun.

36
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Buku Besar


Pengertian buku besar adalah sebagai alat yang digunakan untuk
mencatat perubahan-perubahan yang tejadi pada suatu akun yang disebabkan
karena adanya transaksi keuangan. Buku besar adalah buku yang berisi
perkiraan-perkiraan yang mengikhtisarkan pengaruh adanya transaksi
keuangan terhadap perubahan sejumlah akun seperti aktiva, kewajiban dan
modal perusahaan.
Buku besar adalah buku yang memuat kumpulan perkiraan-perkiraan
yang saling berhubungan serta mengikhtisarkan pengaruh transaksi terhadap
perubahan aktiva, kewajiban dan modal perusahaan. Banyaknya perkiraan
buku besar yang dibutuhkan oleh perusahaan berbeda-beda, tergantung
kepada keuangan dan kekayaan perusahaan, volume transaksi, serta informasi
yang diinginkan. Dalam suatu proses pembukuan, setelah pencatatan
transaksi ke dalam jurnal umum, selanjutnya transaksi tersebut di catat ke
dalam buku besar yaitu dengan cara memindah bukukan jumlah-jumlah yang
ada pada jurnal ke dalam buku besar yang sesuai, kegiatan pembukuan ini
dinamakan memposting.
Penting diingat bahwa banyaknya jumlah perkiraan buku besar yang
dibutuhkan/dicatat perusahaan berbeda-beda, karena tergantung kepada
kekayaan dan keuangan perusahaan, jenis kegiatan, volume transaksi dan
informasi yang diinginkan perusahaan.
Data dalam buku besar akuntansi belum terperinci karena akun pada
buku besar terkadang tidak mencerminkan data secara rinci, seperti rekening
utang, piutang, dan persediaan barang dagang. Untuk melihat rekening-
rekening tersebut diperlukan rekening lain yang dikelompokkan dalam suatu

37
buku atau kumpulan kartu-kartu yang disebut buku besar pembantu atau
subsidiary ledger. Dengan begitu maka ada buku besar pembantu utang, buku
besar pembantu piutang, dan buku besar pembantu barang dagang.
2.2 Penyusunan Buku Besar
Di dalam pembukuan akuntansi, pencatatan buku besar disebut dengan
posting, karena buku besar adalah pemindahan akun atau sering dikenal
dengan istilah posting dari jurnal umum, jadi pencatatan buku besar adalah
setelah jurnal umum.
Akun–akun buku besar dapat digolongkan seperti berikut :
a. Akun Ril (Real Account) adalah akun-akun yang terdapat di dalam neraca,
misalnya aktiva, hutang, kewajiban dan modal.
b. Akun Nominal (Nominal Account) adalah akun-akun yang terdapat pada
laporan laba rugi, misalnya akun pendapatan dan beban.
2.3 Fungsi Buku Besar
Menurut jurnal.id dalam blog Pengertian, Fungsi, dan Bentuk Buku Besar
Akuntansi, Fungsi buku besar antara lain:
a. Sebagai alat untuk meringkas data transaksi yang telah dicatat dalam jurnal
(umum).
b. Sebagai alat untuk menggolongkan data keuangan serta dapat untuk
mengetahui jumlah atau keadaan rekening (akun) yang sebenarnya apakah
ada perbedaan atau tidak.
c. Sebagai dasar penggolongan transaksi yang ada atau telah dicatat dalam
jurnal.
d. Sebagai bahan atau informasi untuk menyusun laporan keuangan.
2.4 Manfaat Buku Besar
Buku besar memiliki beberapa manfaat diantaranya adalah Buku Besar
dapat mempermudah dalam pemberian informasi kepada pihak tertentu
misalnya pimpinan perusahaan. Contohnya ketika pemimpin perusahaan
bertanya berapa saldo kas sekarang? Maka karyawan dapat menjawabnya
dengan pasti setelah melihat buku besar. Kegunaan buku besar yang lainnya
adalah menjadi sumber penyusunan neraca saldo pada periode tertentu

38
(Zikhrics, 2021).
2.5 Ancaman Dan Pengenndalian
Bahwa semua kegiatan buku besar dan siklus pelaporan bergantung
pada basis data terintegrasi. Oleh karena itu, ancaman umum pertama adalah
data buku besar umum yang tidak akurat atau tidak valid. Data buku besar
umum yang tidak akurat dapat menghasilkan laporan yang menyesatkan
yang menyebabkan manajer membuat keputusan yang salah.
Salah satu cara untuk mengurangi ancaman data buku besar yang
tidak akurat atau tidak valid adalah dengan menggunakan berbagai
pengendalian integritas pemprosesan untuk meminimalkan risiko kesalahan
input data ketika bendahara dan pengontrol membuat entri jurnal langsung.
Hal ini juga penting untuk membatasi akses ke buku besar dan membuat
konfigurasi sistem sehingga hanya karyawan yang berwenang yang dapat
melakukan perubahan pada data induk (Sahara Berliana, 2019).

39
BAB III

HASIL PERCOBAAN/HASIL PENGOLAHAN DATA

a. Kas

Tabel 3.1 Buku Besar Kas

PT. BI N TAN G TI M UR
BUKU BESAR
30 APRI L 2022
KODE AKUN 111
NAMA AKUN Kas POS SALDO DEBET

BUKTI
NO TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT SALDO
TRANSAKSI
Saldo awal - - 100.000.000
1 02-04-22 0 Pada Kas 1 Unit Printer EPSON L350 - 1.500.000 98.500.000
2 03-04-22 0 Pada Kas Dibeli 200 Sak Semen - 10.000.000 88.500.000
3 03-04-22 0 Pada Kas Dibeli 300 Batang Besi Beton 14 mm - 15.000.000 73.500.000
4 03-04-22 0 Pada Kas Piutang Abd.Hamid, Pangkep - 250.000 73.250.000
5 06-04-22 0 Kas Dari Toko Maminasata 100 krg Beras 30.000.000 - 103.250.000
6 07-04-22 0 Kas Dari Toko Gembira, 200 rak Telur 8.000.000 - 111.250.000
7 10-04-22 0 Kas Dari Toko Sejahtera, 50 krg Gula Pasir 20.000.000 - 131.250.000
8 10-04-22 0 Kas (Dari Toko Sejahtera 50 krg Kopi) 30.000.000 - 161.250.000
9 12-04-22 0 Pada Kas (Hutang Bank BNI) - 50.000.000 111.250.000
10 13-04-22 0 Kas - 1.500.000 109.750.000
11 28-04-22 0 Kas - 1.000.000 108.750.000

b. Bank
Tabel 3.2 Buku Besar Bank

PT. BI N TAN G TI M UR
BU KU BESAR
30 APRI L 2022
KODE AKUN 112
NAMA AKUN Bank POS SALDO DEBET

BUKTI
NO TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT SALDO
TRANSAKSI
Saldo awal - - 300.000.000
1

40
c. Persediaan Barang Dagang
Tabel 3.3 Buku Besar Persediaan Barang Dagang

PT. BI N TAN G TI M UR
BUKU BESAR
30 APRI L 2022
KODE AKUN 113
NAMA AKUN Persediaan Barang Dagangan POS SALDO DEBET

BUKTI
NO TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT SALDO
TRANSAKSI
Saldo awal - - 300.000.000
1 03-04-22 0 Dibeli 200 Sak Semen 10.000.000 - 310.000.000
2 03-04-22 0 Dibeli 300 Batang Besi Beton 14 mm 15.000.000 - 325.000.000
3 04-04-22 0 Pada Persediaan Barang Dagang Besi Beton - 5.000.000 320.000.000
4 06-04-22 0 Pada Persediaan Barang Dagang Beras 100 krg - 20.000.000 300.000.000
5 07-04-22 0 Pada Persediaan Barang Dagang Telur 200 rak - 6.000.000 294.000.000
6 10-04-22 0 Pada Persediaan Barang Dagang Gula Pasir 50 krg - 15.000.000 279.000.000
7 10-04-22 0 Pada Persediaan Barang Dagang Kopi 50 krg - 25.000.000 254.000.000

d. Piutang
Tabel 3.4 Buku Besar Piutang

PT. BI N TAN G TI M UR
BUKU BESAR
30 APRI L 2022
KODE AKUN 114
NAMA AKUN Piutang POS SALDO DEBET

BUKTI
NO TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT SALDO
TRANSAKSI
Saldo awal - - 100.000.000
1 03-04-22 0 Piutang Pada Abd.Hamid, Pangkep 250.000 - 100.250.000
2 04-04-22 0 Piutang Pada Toko Bangunan, 100 btg Besi Beton 10.000.000 - 110.250.000

41
e. Peralatan Kantor
Tabel 3.5 Buku Besar Peralatan Kantor

PT. BIN TAN G TIM UR


BUKU BESAR
30 APRIL 2022
KODE AKUN 121
NAMA AKUN Peralatan Kantor POS SALDO DEBET

BUKTI
NO TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT SALDO
TRANSAKSI
Saldo awal - - 50.000.000
1 02-04-22 0 Dibeli Printer EPSON L350, 1(Satu) Unit 1.500.000 - 51.500.000

f. Kendaraan Roda 2
Tabel 3.6 Buku Besar Kendaraan Roda 2

PT. BINTANG TIM UR


BUKU BESAR
30 APRIL 2022
KODE AKUN 122
NAMA AKUN Kendaraan Roda 2 POS SALDO DEBET

BUKTI
NO TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT SALDO
TRANSAKSI
Saldo awal - - 15.000.000

42
g. Tanah
Tabel 3.7 Buku Besar Tanah

PT. BIN TAN G TIM UR


BUKU BESAR
30 APRI L 2022
KODE AKUN 123
NAMA AKUN Tanah POS SALDO DEBET

BUKTI
NO TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT SALDO
TRANSAKSI
Saldo awal - - 50.000.000

h. Bangunan
Tabel 3.8 Buku Besar Bangunan

PT. BI N TAN G TI M UR
BUKU BESAR
30 APRI L 2022
KODE AKUN 124
NAMA AKUN Bangunan POS SALDO DEBET

BUKTI
NO TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT SALDO
TRANSAKSI
Saldo awal - - 50.000.000

i. Bank BNI
Tabel 3.9 Buku Besar Bank BNI

PT. BI N TAN G TI M UR
BU KU BESAR
30 APRI L 2022
KODE AKUN 210
NAMA AKUN Bank BNI POS SALDO KREDIT

BUKTI
NO TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT SALDO
TRANSAKSI
Saldo awal - - 250.000.000
1 12-04-22 0 Hutang Pada Bank BNI 50.000.000 - 200.000.000

43
j. Toko Segitiga Makassar
Tabel 3.10 Buku Besar Toko Segitiga Makassar

PT . BI N T AN G T I M U R
BU KU BESAR
30 APRI L 2022
KODE AKUN 211
NAMA AKUN Toko Segitiga Makassar POS SALDO KREDIT

BUKTI
NO TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT SALDO
TRANSAKSI
Saldo awal - - 50.000.000

k. Toko Makmur Makassar


Tabel 3.11 Buku Besar Toko Makmur Makassar

PT . BI N T AN G T I M U R
BU KU BESAR
30 APRI L 2022
KODE AKUN 212
NAMA AKUN Toko Makmur Makassar POS SALDO KREDIT

BUKTI
NO TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT SALDO
TRANSAKSI
Saldo awal - - 10.000.000

l. Modal
Tabel 3.12 Buku Besar Modal

PT. BI N TAN G TI M UR
BU KU BESAR
30 APRI L 2022
KODE AKUN 310
NAMA AKUN Modal POS SALDO KREDIT

BUKTI
NO TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT SALDO
TRANSAKSI
Saldo awal - - 655.000.000

44
m. Penjualan Barang Dagang
Tabel 3.13 Buku Besar Penjualan Barang Dagang

PT . BI N T AN G T I M U R
BU KU BESAR
30 APRI L 2022
KODE AKUN 410
NAMA AKUN Penjualan Barang Dagang POS SALDO KREDIT

BUKTI
NO TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT SALDO
TRANSAKSI
Saldo awal - - -
1 04-04-22 0 Pada Penjualan Besi Beton 14 mm, 100 btg - 10.000.000 10.000.000
2 06-04-22 0 Pada Penjualan Beras 100 krg - 30.000.000 40.000.000
3 07-04-22 0 Pada Penjualan 200 rak Telur - 8.000.000 48.000.000
4 10-04-22 0 Pada Penjualan 50 krg Gula Pasir - 20.000.000 68.000.000
5 10-04-22 0 Pada Penjualan 50 krg Kopi - 30.000.000 98.000.000

n. HPP Barang Dagang


Tabel 3.14 Buku Besar HPP Barang Dagang

PT . BI N T AN G T I M U R
BU KU BESAR
30 APRI L 2022
KODE AKUN 510
NAMA AKUN HPP Barang Dagang POS SALDO DEBET

BUKTI
NO TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT SALDO
TRANSAKSI
Saldo awal - - -
1 04-04-22 0 HPP Barang Dagangan 5.000.000 - 5.000.000
2 06-04-22 0 HPP Barang Dagangan 20.000.000 - 25.000.000
3 07-04-22 0 HPP Barang Dagang 6.000.000 - 31.000.000
4 10-04-22 0 HPP Barang Dagang 15.000.000 - 46.000.000
5 10-04-22 0 HPP Barang Dagang 25.000.000 - 71.000.000

45
o. Beban Gaji
Tabel 3.15 Buku Besar Beban Gaji

PT. BI N TAN G TI M UR
BUKU BESAR
30 APRI L 2022
KODE AKUN 610
NAMA AKUN Beban Gaji POS SALDO DEBET

BUKTI
NO TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT SALDO
TRANSAKSI
Saldo awal - - -
1 28-04-22 0 Beban Gaji 1.000.000 - 1.000.000

p. Beban ATK
Tabel 3.16 Buku Besar Beban ATK

PT . BI N T AN G T I M U R
BU KU BESAR
30 APRI L 2022
KODE AKUN 620
NAMA AKUN Beban ATK POS SALDO DEBET

BUKTI
NO TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT SALDO
TRANSAKSI
Saldo awal - - -
1 13-04-22 0 Beban ATK 1.000.000 - 1.000.000

q. Beban Tinta
Tabel 3.17 Buku Besar Beban Tinta

PT. BI N TAN G TI M UR
BU KU BESAR
30 APRI L 2022
KODE AKUN 630
NAMA AKUN Beban Tinta POS SALDO DEBET

BUKTI
NO TANGGAL KETERANGAN DEBET KREDIT SALDO
TRANSAKSI
Saldo awal - - -
1 13-04-22 0 Beban Tinta 500.000 - 500.000

46
BAB IV

PEMBAHASAN

a. Kas
Sesuai dengan tabel diatas menunjukkan perubahan yang terjadi
karena adanya transaksi. Jadi pada kas diatas berisi semua keterangan
perubahan kas karena transaksi yang berlangsung, baik itu penambahan kas
atau pengurangan kas. Saldo awal kas sebesar Rp100.000.000,-. Pada
tanggal 2 April terjadi perubahan kas di kredit sebesar Rp1.500.000,-. Pada
tanggal 3 April terjadi perubahan kas di kredit sebesar Rp10.000.000,-. Pada
tanggal 3 April terjadi perubahan kas di kredit sebesar Rp15.000.000,-. Pada
tanggal 3 April terjadi perubahan kas di kredit sebesar Rp250.000,-. Pada
tanggal 6 April terjadi perubahan kas di debet sebesar Rp30.000.000,-. Pada
tanggal 7 April terjadi perubahan kas di debet sebesar Rp8.000.000,-. Pada
tanggal 10 April terjadi perubahan kas di debet sebesar Rp20.000.000,-.
Pada tanggal 10 April terjadi perubahan kas di debet sebesar Rp30.000.000,-
. Pada tanggal 12 April terjadi perubahan kas di kredit sebesar
Rp50.000.000,-. Pada tanggal 13 April terjadi perubahan kas di kredit
sebesar Rp1.500.000,-. Pada tanggal 28 April terjadi perubahan kas di kredit
sebesar Rp1.000.000,-.
b. Bank
Pada buku besar bank, saldo awal di bank berjumlah Rp.300.000.000,-
dan tidak terjadi transaksi baik debet maupun kredit.
c. Persediaan Barang Dagang
Pada buku besar persediaan barang dagang semua yang
mempengaruhi jumlah persediaan barang dagangan akan dicatat pada kolom
debet ataupun kredit. Apabila terjadi penjualan, maka akan di tulis disisi
kredit, sedangkan jika terjadi pembelian, maka akan dicatat di sisi debet.
Saldo awal persedian barang dagangan adalah Rp.300.000.000.

47
d. Piutang
Terjadi perubahan pada akun piutang dimana saldo awal senilai
Rp100.000.000,-. Pada tanggal 3 April diberi piutang kepada Abd Hamid
senilai Rp250.000,- dicatat dikolom debet. Pada tanggal 4 April diberi
piutang kepada toko bangunan senilai Rp100.250.000,- dicatat dikolom
Debet. Sehingga saldo akhir akun piutang menjadi Rp110.250.000,-.
e. Peralatan Kantor
Terjadi perubahan saldo pada buku besar peralatan kantor dari saldo
awal senilai Rp50.000.000,-. Pada tanggal 2 April dibeli printer senilai
Rp1.500.000,- dicatat dikolom debet.
f. Kendaraan Roda 2
Buku besar kendaraan tidak mengalami perubahan pada saldo karena
tidak ada penambahan ataupun pengurangan, dan saldonya tetap
Rp15.000.000,-.
g. Tanah
Buku besar tanah tidak mengalami perubahan pada saldo karena
tidak ada penambahan ataupun pengurangan, dan saldonya tetap
Rp50.000.000,-.
h. Bangunan
Buku besar bangunan tidak mengalami perubahan pada saldo karena
tidak ada penambahan ataupun pengurangan, dan saldonya tetap
Rp50.000.000,-.
i. Bank BNI
Terjadi perubahan saldo pada buku besar pihutang dagang dari saldo
awal senilai Rp250.000.000,-. Pada tanggal 12 April hutang pada Bank BNI
senilai Rp50.000.000,- dicatat dikolom debet. Sehingga saldo akhir pada
hutang Bank BNI menjadi Rp200.000.000,-
j. Toko Segitiga Makassar
Buku besar pada toko segitiga Makassaar tidak mengalami
perubahan pada saldo karena tidak ada penambahan ataupun pengurangan,
dan saldonya tetap Rp50.000.000,-.

48
k. Toko Makmur Makassar
Buku besar pada toko makmur Makassaar tidak mengalami
perubahan pada saldo karena tidak ada penambahan ataupun pengurangan,
dan saldonya tetap Rp10.000.000,-.
l. Modal
Modal yang tercatat pada buku besar yaitu saldo awal senilai
Rp.655.000.000,-.
m. Penjualan Barang Dagang
Terjadi perubahan saldo pada buku besar penjualan barang dagang
dari saldo awal senilai Rp0,-. Pada tanggal 4 April penjualan besi beton
senilai Rp10.000.000,- dicatat dikolom kredit. Pada tanggal 6 April penjualan
100 karung beras senilai Rp30.000.000,- dicatat dikolom kredit. Pada tanggal
7 April penjualan 200 rak telur senilai Rp8.000.000,- dicatat dikolom kredit.
Pada tanggal 10 April penjualan 50 karung gula pasir senilai Rp20.000.000,-
dicatat dikolom kredit. Pada tanggal 10 April penjualan 50 karung kopi
senilai Rp30.000.000,- dicatat dikolom kredit. Sehingga saldo akhir pada
penjualan barang dagang menjadi Rp98.000.000,-
n. HPP Barang Dagang
Terjadi perubahan saldo pada buku besar HPP Barang dagang dari
saldo awal senilai Rp0,-. Pada tanggal 4 April HPP barang dagangan senilai
Rp5.000.000,- dicatat dikolom debet. Pada tanggal 6 April HPP barang
dagangan senilai Rp20.000.000,- dicatat dikolom debet. Pada tanggal 7
April HPP barang dagangan senilai Rp6.000.000,- dicatat dikolom debet.
Pada tanggal 10 April HPP barang dagangan senilai Rp15.000.000,- dicatat
dikolom debet. Pada tanggal 10 April HPP barang dagangan senilai
Rp25.000.000,- dicatat dikolom debet. Sehingga saldo akhir HPP barang
dagangan menjadi Rp71.000.000,-.
o. Beban Gaji
Terjadi perubahan saldo pada buku besar beban gaji dari saldo awal
senilai Rp0,-. Pada tanggal 28 April beban gaji senilai Rp1.000.000,-
dicatat dikolom debet. Sehingga saldo akhir menjadi Rp1.000.000,-.

49
p. Beban ATK
Terjadi perubahan saldo pada buku besar beban ATK dari saldo awal
senilai Rp0,-. Pada tanggal 13 April ATK senilai Rp1.000.000,- dicatat
dikolom debet. Sehingga saldo akhir menjadi Rp1.000.000,-.
q. Beban Tinta
Terjadi perubahan saldo pada buku besar beban tinta dari saldo awal
senilai Rp0,-. Pada tanggal 13 April beban tinta senilai Rp500.000,- dicatat
dikolom debet. Sehingga saldo akhir menjadi Rp500.000,-.

50
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pada
buku besar PT.BINTANG TIMUR, terdapat 7 akun yang terbagi menjadi
dalam 17 akun yaitu, Aktiva lancar terdiri dari kas, bank, persediaan barang
dagang, piutang. Aktiva Tetap terdiri dari peralatan kantor, Kendaraan roda
2, tanah dan bangunan, Kewajiban terdiri dari hutang pada Bank BNI, toko
Segitiga Makassar dan toko Makmur Makassar. Pendapatan terdiri dari
penjualan barang dagangan. Ekuitas terdiri dari modal. HPP terdiri dari HPP
barang dagangan adapun Biaya operasional (Beban) yang terdiri beban gaji,
beban ATK dan beban tinta.

5.2. Saran
a) Sebaiknya pada saat praktikum berlangsung praktikan memperhatikan
penjelasan materi agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan pada saat
menginput data.
b) Sebaiknya para praktikan tetap tenang saat proses pembelajaran
berlangsung agar tidak mengganggu konsentrasi praktikan lain.
c) Praktikan diharapkan dapat lebih memahami apa yang akan di
praktikkan agar penyusunan laporan lebih baik lagi.

51
DAFTAR PUSTAKA

Berliana, Sahara. (2019). Makalah Siklus Buku Besar dan Pelaporan


(InformationSystem).(https://saharaberlianah.wordpress.com/2019/01/
21/makalah-siklus-buku-besar-dan-pelaporan-information-system/).

Zikhrics. (2015). Makalah buku besar keuangan.


(http://zikhrics.blogspot.com/2015/12/makalah-buku-besar-
keuangan.html?m=1).

52
NERACA LAJUR

53
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sebelum menyusunan laporan keuangan dari neraca saldo perlu diteliti
lebih ahulu apakah saldo dari tiap-tiap rekening sudah menunjukkan
keadaan yang benar sebab ada rekening-rekening yang sudah siap tuk
dicantumkan dalam laporan keuangan dan adapula yang harus disuaikan
lebih dahulu. Dalam menyusun laporan keuangan selalu menghadapi
kendala-kendala yang dialami oleh perusahaan, seperti penyusunan laporan
keuangan yang dibuat tidak konsisten atau tidak tepat waktu, dikarenakan
bagian keuangan belum mendapatkan dokumen keuangan dari bendahara
per-devisi perusahaan. Kesalahan pencatatan pos-pos transaksi secara
signifikan, yag sebelumnya sudah ditentukan oleh perusahaan karena
terdapat biaya-biaya tak terduga selama operasi perusahaan, seperti jamuan
dians dan biaya entertain. Kertas kerja ini sangat penting bagi akuntan.
Salah satu jenis kertas kerja adalah neraca lajur. Neraca lajur merupakan
kertas kerja berkolom-kolom (lajur) yang digunakan untuk memudahkan
dalam membuat penyesuaian dan laporan keuangan perusahaan.
Neraca lajur ini berfungsi sebagai alat bantu yang bertujuan
mempermudah penyusunan laporan keuangan manual. Namun neraca lajur
bukan merupakan bagian dari catatan akuntansi formal. Neraca lajur
merupakan suatu landasan untuk memeriksa rekening buku besar yang
disesuaikan, diseimbangkan dan disusun menurut cara yang sesuai dengan
penyusunan laporan keuangan. Namun, neraca lajur bukanlah laporan
keuangan, sehingga tidak dapat menggantikan kedudukan pencatat
akuntansi atau laporan keuangan. Artinya, neraca lajur semata-mata hanya
merupakan alat bantu untuk laporan keuangan.

54
1.2. Tujuan Praktikum
a. Untuk mengetahui cara membuat jurnal
b. Untuk mengetahui cara membuat laporan keuangan (Neraca Lajur)
1.3. Alat Yang Digunakan
a. Buku
b. Pulpen
c. Kalkulator
d. PC + Software Ms. Excel dan Ms.Word
1.4. Prosedur Praktikum
a. Untuk Judul Tabel :
1) NAMA PERUSAHAAN akan secara otomatis terisi ketika Anda
memasukkan NAMA PERUSAHAAN pada sheet HOME.
2) TANGGAL akan secara otomatis terisi ketika Anda memasukkan
Tanggal pada sheet HOME.
b. Untuk TABEL Neraca Lajur:
Seluruh kolom pada tabel NERACA LAJUR akan terisi secara
otomatis jika KODE AKUN dan JURNAL UMUM telah terisi.
1) KODE AKUN : Berisi kode akun yang telah dinput ke dalam tabel
KODE AKUN.
2) NAMA AKUN : Berisi nama akun dari sebuah kode akun.
3) POS SALDO : Berisi DEBET atau KREDIT.
4) NERACA SALDO : Berisi nominal besarnya saldo dari sebuah
akun DEBET atau KREDIT
5) POS LAPORAN : Berisi kelompok LABA RUGI atau
NERACALABA RUGI : Berisi kelompok akun DEBET atau
KREDIT yang masuk ke dalam Laporan Laba Rugi.
6) NERACA : Berisi kelompok akun DEBET atau KREDIT
yangmasuk ke dalam Laporan Neraca.

55
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Neraca Lajur


Neraca lajur merupakan lembaran kertas yang berlajur (berkolom)
yang fungsinya untuk melakukan kegiatan akuntansi dengan cara manual.
Neraca lajur juga merupakan summary dalam proses penyusunan pada
laporan keuangan. Neraca lajur dapat digunakansebagai alat bantu yang bisa
mempermudah laporan keuangan manual untuk disusun. Namun, sebagai
catatan, neraca lajur ini tidaklah menjadi bagian dari catatan akuntansi yang
formal. Sedangkan perusahaan dagang merupakan perusahaan dengan
kegiatan utama bisnisnya adalah membeli, menyimpan, dan menjual lagi
barang tersebut tanpa memberi nilai tambah pada barang. Nilai tambah di
sini maksudnya adalah kuantitas maupun bentuknya. Sehingga, nilai jualnya
menjadi tinggi. Jadi, neraca lajur perusahaan dagang adalah lembar kertas
berkolom untuk melakukankegiatan akuntansi pada perusahaan dagang.
Sebetulnya, neraca lajur juga penting untuk dibuat pada perusahaan dagang
maupun perusahaan jasa (Setiawan, Galangdwi. 2021).
2.2. Fungsi Neraca Lajur
Setelah memahami apa itu neraca lajur, selanjutnya kita akan
membahas fungsi dari neraca tersebut. Terdapat beberapa fungsi penerapan
neraca lajur dalam pencatatan keuangan, yaitu:
a. Meringkas Data dalam Pencatatan Keuangan
Fungsi neraca lajur yang pertama adalah menggolongkan dan
meringkas data yang berisi akun keuangan pada perusahaan. Dengan
adanya neraca lajur, data keuangan akan lebih mudah untuk dilihat dan
digunakan untuk keperluan selanjutnya. Data yang ringkas akan
membantu menunjukkan informasi yang dibutuhkan tanpa proses yang
panjang.

56
b. Memeriksa Kembali Data yang Dicatat
Adanya pencatatan dengan menggunakan neraca lajur akan membantu
memeriksa kembali data pada pencatatan sebelumnya, terutama dalam
neraca saldo dan jurnal penyesuaian. Dalam pencatatan keuangan
sangat mungkin terjadi kesalahan, baik oleh human error maupun
kesalahan software yang digunakan. Karena itu, proses pencatatan yang
dilakukan dalam neraca lajur akan dapat memperbaiki dan menghindari
kesalahan pencatatan keuangan secara keseluruhan.
c. Membantu Penyusunan Laporan Keuangan
Seperti yang telah diulas pada bagian sebelumnya, pencatatan dalam
neraca lajur akan membantu dalam proses pembuatan laporan
keuangan. Hal ini karena dalam neraca lajur sudah mencakup dan
merangkum data-data yang dibutuhkan dalam menyusun laporan
keuangan. Tentunya ini akan sangat memudahkan dan menghemat
waktu pembuatan laporan keuangan, tanpa perlu mencari data dari
sumber yang terlalu banyak.
d. Menunjukkan Perusahaan Telah Menjalankan Prosedur
Fungsi terakhir dari neraca lajur adalah untuk menunjukkan bahwa
perusahaan telah menjalankan prosedur pencatatan keuangan yang
seharusnya dilakukan. Ini juga menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki kredibilitas dalam mencatat dan mengelola keuangan dengan
benar. Sehingga laporan keuangan yang dibuat pun memiliki
kredibilitas karena disusun berdasarkan neraca lajur, yang merupakan
bagian dari prosedur pencatatan keuangan.
2.3. Tujuan Pemakaian Neraca Lajur
Menurut Saretta, Irene Radius (2019) ada beberapa tujuan dari
pemakaian neraca lajur. Tujuan tersebut yaitu:
a. Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan.
b. Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan
data penyesuaian, sehingga merupakan persiapan sebelum disusun
laporan keuangan yang formal.

57
c. Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan
dalam membuat jurnal penyesuaian.
d. Melihat estimasi kegiatan berbisnis.
2.4. Bentuk Neraca Lajur
Menurut Yusrianto, Alif dkk (2015) bentuk neraca lajur ada 2 (dua)
yaitu neraca lajur 10 kolom dan neraca lajur 12 kolom. Neraca lajur 12
kolom merupakan neraca lajur yang lengkap. Disebut dua belas kolom
karena neraca lajur ini memiliki 12 kolom debit dan kredit. Yang
sebenarnya di neraca ini terdapat satu kolom lagi berisi nama akun. Ke-12
kolom yang dimaksud meliputi :
a. Kolom 1 dan ke-2 merupakan kolom neraca saldo yang berisi saldo-saldo
akun yang belum disesuaikan.2.
b. Kolom ke-3 dan ke-4 merupakan kolom yang berisi data
penyesuaian.Kolom debit dan kredit dalam data penyesuaian bermanfaat
untuk mengkaji ulang neraca lajur tersebut sekaligus untuk
mengidentifikasi ayat jurnal penyesuaian yang perlu dicatat dalam
jurnal.3.
c. Kolom ke-5 dan ke-6 merupakan kolom yang neraca saldo akunsetelah
disesuaikan. Kolom ini berasal dari penjumlahan (pengurangan) angka-
angka di neraca saldo dengan angka-angkapenyesuaian.4.
d. Kolom ke-7 dan ke-8 merupakan kolom yang berisi laporan laba rugi.
Kolom laba rugi berisi jumlah-jumlah pendapatan dan beban yang
dipindahkan dari neraca saldo setelah disesuaikan.5.
e. Kolom 9 dan ke-10 merupakan kolom yang berisi laporan perubahan
ekuitas. Dalam kolom ini saldo akun modal dan penarikan prive
dimasukkan untuk menghitung perubahan ekuitas yang terjadi pada
periode tersebut.6.
f. Kolom ke-11 dan ke-12 merupakan kolom yang berisi neraca. Kolom ini
berisi pindahan jumlah aset dan kewajiban yang berasal dari neraca saldo
setelah disesuaikan termasuk pindahan ekuitas dari kolom laporan
perubahan ekuitas.

58
2.5. Proses Penyusunan Neraca Lajur
Menurut Setiawan Galangdwi (2021) berikut adalah proses
penyusunan neraca lajur :
a. Masukkan saldo-saldo rekening buku besar ke dalam kolom neraca
saldo pada formulir neracalajur.
b. Masukkan ayat-ayat jurnal penyesuaian.
c. Mengisi kolom neraca saldo setelah disesuaikan.
d. Memindahkan jumlah-jumlah di dalam kolom neraca saldo setelah
disesuaikan ke dalam kolom rugi-laba atau kolom neraca.
e. Menjumlahkan kolom rugi laba dan kolom neraca, memasukkan angka
laba bersih atau rugi bersih sebagai angka pengimbang ke dalam kedua
pasang kolom di atas dan menjumlahkan kembali kolom-kolom
tersebut.

59
BAB III

HASIL PERCOBAAN/HASIL PENGOLAHAN DATA

Tabel 3.1 Neraca Lajur


PT . BI N T AN G T I M U R
N ERACA LAJU R
30 APRI L 20 22

KODE POS NERACA SALDO POS LABA RUGI NERACA


NAMA AKUN
AKUN SALDO DEBET KREDIT LAPORAN DEBET KREDIT DEBET KREDIT
100 Aktiva - - - 0 - - - -
110 Aktiva Lancar - - - 0 - - - -
111 Kas DEBET 108.750.000 - NERACA - - 108.750.000 -
112 Bank DEBET 300.000.000 - NERACA - - 300.000.000 -
113 Persediaan Barang Dagangan DEBET 254.000.000 - NERACA - - 254.000.000 -
114 Piutang DEBET 110.250.000 - NERACA - - 110.250.000 -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
120 Aktiva Tetap - - - 0 - - - -
121 Peralatan Kantor DEBET 51.500.000 - NERACA - - 51.500.000 -
122 Kendaraan Roda 2 DEBET 15.000.000 - NERACA - - 15.000.000 -
123 Tanah DEBET 50.000.000 - NERACA - - 50.000.000 -
124 Bangunan DEBET 50.000.000 - NERACA - - 50.000.000 -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
200 Kewajiban - - - 0 - - - -
210 Bank BNI KREDIT - 200.000.000 NERACA - - - 200.000.000
211 Toko Segitiga Makassar KREDIT - 50.000.000 NERACA - - - 50.000.000
212 Toko Makmur Makassar KREDIT - 10.000.000 NERACA - - - 10.000.000
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
300 Ekuitas - - - 0 - - - -
310 Modal KREDIT - 655.000.000 NERACA - - - 655.000.000
320 Laba Bersih KREDIT - - NERACA - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
400 Pendapatan - - - 0 - - - -
410 Penjualan Barang Dagang KREDIT - 98.000.000 LABA RUGI - 98.000.000 - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
500 HPP - - - 0 - - - -
510 HPP Barang Dagang DEBET 71.000.000 - LABA RUGI 71.000.000 - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
600 Beban - - - 0 - - - -
610 Beban Gaji DEBET 1.000.000 - LABA RUGI 1.000.000 - - -
620 Beban ATK DEBET 1.000.000 - LABA RUGI 1.000.000 - - -
630 Beban Tinta DEBET 500.000 - LABA RUGI 500.000 - - -

JUMLAH 1.013.000.000 1.013.000.000 73.500.000 98.000.000 939.500.000 915.000.000


LABA BERSIH 24.500.000 24.500.000
939.500.000 939.500.000

60
BAB IV

PEMBAHASAN

Neraca lajur merupakan suatu landasan untuk memeriksa dimana


rekening buku besar disesuaikan, diseimbangkan dan disusun menurut cara
yang sesuai dengan penyusunan rekening dalam laporan keuangan. Pemakaian
neraca lajur juga dapat menunjukkan prosedur yang perlu dilakukan untuk
menyusun laporan keuangan telah dilaksanakan seluruhnya. Dengan neraca
lajur kita dapat pula melihat keuntungan dan kerugian yang diderita oleh suatu
perusahaan. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa PT. BINTANG TIMUR pada
periode April 2022 neraca saldo yang terdapat pada debet maupun kredit
memiliki jumlah sebesar Rp. 1.013.000.000,- adapun nilai balance yang tertera
pada neraca lajur yaitu Rp. 939.500.000,- dan mengalami keuntungan bersih
sebesar Rp. 24.500.000,-.

61
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pada
PT. BINTANG TIMUR mendapatkan keuntungan bersih sebesar
Rp.24.500.000,- selama periode April 2022.
5.2. Saran
a) Sebaiknya pada saat praktikum berlangsung praktikan memperhatikan
penjelasan materi agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan pada saat
menginput data.
b) Sebaiknya para praktikan tetap tenang saat proses pembelajaran
berlangsung agar tidak mengganggu konsentrasi praktikan lain.
c) Praktikan diharapkan dapat lebih memahami apa yang akan di
praktikkan agar penyusunan laporan lebih baik lagi.

62
DAFTAR PUSTAKA

Saretta, Irene Radius. (2019). Pahami Neraca Lajur Agar Mampu Membuat
Laporan Keuangan Yang Sistematis.
(https://www.cermati.com/artikel/pahami-neraca-lajur-agar-mampu-
membuat-laporan-keuangan-yang-sistematis,).

Setiawan, galangdwi (2021). Neraca lajur dan jurnal penyesuaian perusahaan


dagang (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi).

Yusrianto, Alif dkk. (2015). Makalah Neraca Lajur dan Laporan Keuangan.
(Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)

63
LABA RUGI

64
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Disuatu akhir periode akuntansi perusahaan ada dua hasil yang sering
terjadi, yaitu laba atau rugi. Laporan Laba-Rugi adalah suatu bentuk laporan
keuangan yang menyajikan informasi hasil usaha perusahaan yang isinya
terdiri dari pendapatan usaha dan beban usaha untuk satu periode akuntansi
tertentu.
Laba atau Rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai
prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba
per lembar saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah
pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan
biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain:
laba kotor, laba operasional dan laba bersih.
Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi
perusahaan tetapi penting juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba
dan penentuan kebijakan investasi. Laporan laba rugi merupakan laporan
untuk mengukur keberhasilan operasional perusahaan selama jangka waktu
tertentu. Biasanya pengusaha menggunakan laporan ini untuk menentukan
profitabilitas dan nilai investasi. Laporan ini menyajikan informasi untuk
membantu pengusaha dalam memprediksi jumlah arus kas di masa
mendatang. Laporan laba rugi yang dibuat oleh bagian akuntansi tentu
memiliki tujuan, karena laporan ini akan diberikan kepada pihak terkait yang
membutuhkan laporan perusahaan.
1.2. Tujuan Praktikum
a. Untuk mengetahui cara membuat jurnal.
b. Untuk mengetahui cara membuat laporan keuangan (Laba Rugi).

65
1.3. Alat Yang Digunakan
a. Buku
b. Pulpen
c. Kalkulator
d. PC + Software Ms. Excel dan Ms.Word
1.4. Prosedur Praktikum
a. Untuk Judul Tabel :
1) NAMA PERUSAHAAN akan secara otomatis terisi ketika Anda
memasukkan NAMA PERUSAHAAN pada sheet HOME.
2) TANGGAL akan secara otomatis terisi ketika Anda memasukkan
Tanggal pada sheet HOME.
b. Untuk tabel laba rugi :
Seluruh kolom pada tabel LABA RUGI akan terisi secara
otomatis jika KODE AKUN dan JURNAL UMUM telah terisi. Yang
perlu dimasukkan hanya data kode akun yang masuk ke pada kelompok
laporan LABA RUGI ini ke dalam kolom KODE AKUN
1) KODE AKUN : Kolom untuk memasukkan nama akun (penjualan,
HPP, biaya).
2) NAMA AKUN : Kolom yang otomatis terisi nama akun dari sebuah
kode akun.
3) JUMLAH : Kolom yang otomatis terisi nominal dari sebuah nama
akun.
4) TOTAL : Kolom yang menampilkan sub total dari penjualan, HPP
dan biaya. Serta menampilkan total Laba atau Rugi dari sebuah
laporan Keuangan.

66
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Laba Rugi


Laba-Rugi adalah suatu bentuk laporan keuangan yang menyajikan
informasi hasil usaha perusahaan yang isinya terdiri dari pendapatan usaha
dan beban usaha untuk satu periode akuntansi tertentu. Laporan Laba
rugi (Inggris:Income Statement atau Profit and Loss Statement) adalah bagian
dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode
akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan
sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih. Laporan Rugi Laba akan
menggambarkan sumber-sumber penghasilan yang diperoleh oleh perusahaan
dalam menjalankan usahanya, serta jenis-jenis biaya yang harus ditanggung
oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan perusahaan. Dengan
melihat atau memperhatikan selisih antara pendapatan (revenues) dengan
biaya (expenses), disini akan dapat ditetapkan berapa jumlah laba atau
kerugian yang didapat perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Kalau pendapatan (revenues) lebih besar dari pada biaya (expenses)
pada periode tertentu, berarti perusahaan memperoleh laba. Kalau pendapatan
(revenues) lebih kecil daripada biaya (expenses) pada periode tertentu, berarti
perusahaan menderita kerugian. Informasi laba sering menjadi target rekayasa
melalui tindakan oportunis manajemen untuk memaksimumkan
kepuasaannya. Tindakan yang mementingkan kepentingan sendiri
(opportunistic) tersebut dilakukan dengan cara memilih kebijakan akuntansi
tertentu, sehingga laba dapat diatur, dinaikkan atau diturunkan sesuai
keinginannya. Perilaku manajemen untuk mengatur laba sesuai keinginannya
tersebut dikenal dengan istilah manajemen laba
Menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianty dalam buku “Analisa
Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi” untuk dapat menggambarkan

67
informasi mengenai potensi perusahaan, dalam menghasilkan laba selama
periode tertentu.
Laporan Laba Rugi mempunyai dua unsur yaitu:
a. Penghasilan (income)
b. Beban (expense).
Laporan Keuangan memberikan informasi mengenai kemampuan (potensi)
perusahaan dalam menghasilkan laba (kinerja) selama periode tertentu.
2.2 Kegunaan Laporan Laba-Rugi
Menurut Fitria Jayanti (2017) kegunaan laporan laba rugi aadalah:
a. Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan dengan melakukan kajian
terhadap pendapatan dan beban yang dimiliki oleh perusahaan, maka
pengguna informasi dapat mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dan
dapat membandingkannya dengan perusahaan pesaingnya.
b. Memberikan dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan Informasi
keuangan perusahaan di masa lalu dapat dijadikan dasar dalam melaukan
prediksi kinerja dari perusahaan tersebut di masa depan. Meskipun
prediksi tersebut bisa juga mengalami kesalahan.
c. Membantu menilai resiko atau ketidakpastiaan pencapaian arus kas masa
depan. Informasi mengenai kondisi berbagai komponen laba seperti
pendapatan, beban, dan kerugian memperlihatkan hubungan di antara
komponen-komponen tersebut dan dapat digunakan untuk melakukan
penilaian terhadap risiko gagalnya perusahaan dalam meraih suatu tingkat
arus kas di masa yang akan datang.
2.3 Unsur Unsur Laporan Laba-Rugi
Menurut Zahira (2014) unsur laporan laba-rugi adalah :
a. Pendapatan. Aliran masuk aktiva atau peningkatan lainnya dalam aktiva
entitas atau pelunasan kewajibannya, yang ditimbulkan oleh pengiriman
atau produksi barang, penyediaan jasa, yang merupakan bagian dari
operasi utama perusahaan.

68
b. Beban. Aliran keluar aktiva atau penurunan lainnya dalam aktiva sebuah
entitas atau penambahan kewajibannya, yang ditimbulkan oleh
pengiriman dan produksi barang.
c. Keuntungan. Kenaikan ekuitas perusahaan dari transaksi sampingan atau
insidentil kecuali pendapatan dan investasi pemilik.
d. Kerugian. Penurunan ekuitas perusahaan dari transaksi sampingan atau
isi dentil kecuali beban dan distribusi kepada pemilik.
2.4 Elemen-Elemen Laporan Laba Rugi
Menurut Zahira (2014) elemen-elemen laporan laba-rugi adalah :
a. Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan
usaha atau pelunasan utangnya, bisa merupakan kombinasi keduanya
selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau produksi barang,
penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan
perusahaan.
b. Beban adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau timbulnya
utang, bisa merupakan kombinasi keduanya selama suatu periode yang
berasal dari penyerahan atau produksi barang, penyerahan jasa, atau dari
pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan perusahaan.
c. Laba adalah kenaikan modal atau aktiva bersih yang berasal dari transaksi
utama perusahaan dan transaksi sampingan dari suatu perusahaan dalam
suatu periode tertentu kecuali kenaikan modal dari pendapatan atau
investasi oleh pemilik, seperti pada laba yang timbul dari penjualan aktiva
tetap.
d. Rugi adalah penurunan modal atau aktiva bersih yang berasal dari
transaksi utama perusahaan dan transaksi sampingan dari suatu perusahaan
dalam suatu periode tertentu kecuali yang timbul dari biaya atau distribusi
pada pemilik, seperti pada rugi penjualan surat berharga.

69
BAB III

HASIL PERCOBAAN/HASIL PENGOLAHAN DATA

Tabel 3.1 Laba Rugi

70
BAB IV

PEMBAHASAN

Laba rugi mencatat berapa pendapatan selama 1 periode yaitu sebesar


Rp98.000.000,-, yang diperoleh dari hasil penjualan barang dagangan, selain
itu juga tercatat jumlah HPP selama satu periode yaitu sebesar
Rp71.000.000,-, serta biaya operasional yang harus di bayar yaitu sebesar
Rp2.500.000,-, yang terdiri atas beban gaji senilai Rp1.000.000,-, beban ATK
senilai Rp1.500.000,-Dan beban tinta senilai Rp500.000,-. Sehingga di
dapatkan hasil laba bersih sebesar Rp24.500.000,-.

71
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pada
laporan laba rugi PT. BINTANG TIMUR di dapatkan hasil laba bersih
sebesar Rp.24.500.000,-.
5.2. Saran
a) Sebaiknya pada saat praktikum berlangsung praktikan memperhatikan
penjelasan materi agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan pada saat
menginput data.
b) Sebaiknya para praktikan tetap tenang saat proses pembelajaran
berlangsung agar tidak mengganggu konsentrasi praktikan lain.
c) Praktikan diharapkan dapat lebih memahami apa yang akan di praktikkan
agar penyusunan laporan lebih baik lagi.

72
DAFTAR PUSTAKA

Makalah akuntansi,2010.makalah yang menerangkan hal-hal yang mengenai


akuntansi.Cirebon, Jawa Barat, Indonesia.

Jayanti F. 2017. Makalah Laporan Laba Rugi Dan Informasi Yang


Berhubungan. Universitas islam riau.

Nurutomo H. 2014. Cara membuat laporan laba rugi perusahaan.

73
NERACA

74
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Neraca merupakan salah satu dari laporan keuangan yang paling
penting, hal ini dikarenakan neraca berisi mengenai harta kekayaan yang
dimiliki oleh perusahaan pada suatu periode tertentu.
Dengan neraca, maka para kreditur atau penanam modal dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan dapat mempelajari tentang kemampuan dari
perusahaan tersebut di dalam melunasi kewajiban-kewajibannya baik jangka
pendek maupun jangka panjang serta kecenderungan perusahaan pada masa
yangakan datang.
Di dalam akuntansi keuangan, Neraca atau laporan posisi keuangan
(bahasa Inggris: balance sheet atau statement of financial position) adalah
bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode
akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir
periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan
ekuitas.
Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber
kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas
tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulanan, caturwulanan, atau
tahunan).
1.2 Tujuan Praktikum
a. Untuk mengetahui cara membuat jurnal.
b. Untuk mengetahui cara membuat laporan keuangan (Neraca).
1.3 Alat Yang Digunakan
a. Buku
b. Pulpen
c. Kalkulator
d. Laptop + Software Ms. Excel dan Ms.Word

75
1.4 Prosedur Praktikum
a. Untuk Judul Tabel :
1) NAMA PERUSAHAAN akan secara otomatis terisi ketika Anda
memasukkan NAMA PERUSAHAAN pada sheet HOME.
2) TANGGAL akan secara otomatis terisi ketika Anda memasukkan
Tanggal pada sheet HOME.
b. Untuk tabel Neraca :
Seluruh kolom pada tabel NERACA akan terisi secara otomatis
jika KODE AKUN dan JURNAL UMUM telah terisi. Yang perlu
dimasukkan hanya data kode akun yang masuk ke pada kelompok laporan
NERACA ini ke dalam kolom KODE AKUN
1) KODE AKUN : Kolom untuk memasukkan nama akun (aktiva,
kewajiban dan equitas).
2) NAMA AKUN : Kolom yang otomatis terisi nama akun dari sebuah
kode akun.
3) JUMLAH : Kolom yang otomatis terisi nominal dari sebuah nama
akun.
4) TOTAL : Kolom yang menampilkan sub total dari aktiva, kewajiban
dan equitas. Serta menampilkan Laporan Neraca dari sebuah laporan
Keuangan.

76
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Neraca


Neraca merupakan dasar untuk menghitung tingkat pengembalian
dan mengevaluasi struktur modal perusahaan. Hal ini karena neraca
menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemegang
saham. Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisis
keuangan perusahaan dalam suatu tanggal tertentu atau a moment of time
atau sering juga disebut per tanggal tertentu misalnya per tanggal 31
Desember 2009. Posisi yang digambarkan adalah posisi harta, utang dan
modal. Menurut Jumingan (2011;13) neraca adalah suatu laporan yang
sistematis tentang aktiva (assets), utang (liabilities), dan modal sendiri
(owner’s equity) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, biasanya
padasaat buku di tutup yakni akhir bulan, akhir triwulan atau akhir tahun.
2.2 Kegunaan Neraca
Menurut Donald E. Kieso dengan menyediakan informasi mengenai
aktiva, kewajiban dan ekuitas pemegang saham, neraca merupakan dasar
untuk menghitung tingkat pengembalian dan mengevaluasi struktur modal
perusahaan. Dalam hal ini neraca dapat dimanfaatkan untuk menganalisis
likuiditas, solvabilitas dan fleksibilitas keuangan perusahaan.
a. Likuiditas, menunjukkan jumlah waktu yang diperkirakana akan
dibutuhkan sampai suatu aktiva terealisasi atau sebaliknya dikonversi
menjadi kas atau sampai kewajiban dibayar. Kreditor sangat
berkepentingan dengan ratio likuiditas jangka pendek, seperti ratio kas
terhadap kewajiban jangka pendek, karena ratio ini mengindikasikan
apakah perusahaan akan memiliki sumberdaya untuk melunasi kewajiban
lancarnya dan yang segera jatuh tempo. Demikian juga, pemegang saham
menggunakan likuiditas untuk mengevaluasi kemungkinan deviden tunai,
atau pembelian kembali saham. Secara umum, semakin tinggi likuiditas,

77
semakin kecil resiko kegagalan perusahaan.
b. Solvabilitas, mengacu pada kemampuan perusahaan untuk mebayar
hutang hutangnya pada saat jatuh tempo. Sebagai contoh, jika sebuah
perusahaan memiliki hutang jangka panjang yang tinggi relative terhadap
aktiva, maka perusahaan ini memiliki solvabilitas (solvency) yang lebih
rendah dibanding perusahaan sejenis dengan hutang jagka panjang yang
rendah. Solvabilitas yang rendah mengindikasikan bahwa perusahaan
relative lebih beresiko karena aktivanya akan diperlukan untuk
membayar kewajiban tetap ini.
c. Fleksibilitas keuangan. Likuiditas dan solvabilitas mempengaruhi
fleksibilitas entitas yaitu kemampuan perusahaan mengambil tindakan
yang efektif untuk mengubah jumlah dan penetapan waktu arus kas
sehingga bisa bereaksi terhadap kebutuhan dan peluang yang tak terduga.
Sebuah perusahaan yang memiliki banyak hutang menjadi tidak fleksibel
secara keuangan, mungkin memiliki sumber kas yang terbatas atau tidak
sama sekali untuk membiayai ekspansi atau melunasi hutang yang telah
jatuh tempo. Sementara sebuah peusahaan yang mempunyai tingkat
fleksibilitas keuangan yang tinggi akan lebih mampu melalui periode
yang buruk, memulihkan diri dari krisis, dan memanfaatkan peluang
investasi yang tak terduga dan menguntungkan. Secara umum semakin
tinggi fleksibilitas keuangan, semakin kecil resiko kegagalan perusahaan.
2.3 Keterbatasan Neraca
Menurut Paramitha Diah (2021) meskipun memilki banyak manfaat,
neraca memiliki beberapa keterbatasan serius. Pemakai eksternal sering kali
perlu mengetahui nilai sebuah perusahaan. Namun neraca secara umum tidak
mencerminkan nilai saat ini dari suatu usaha. Rasio yang disukai antara para
pemain di bursa efek adalah rasio buku terhadap pasar (book-to-
market ratio) dihitung sebagaia total nilai buku modal biasa (total book
value of common equity) dibagi dengan total nilai pasar modal biasa (total
market value of common equity). Rasio ini mencerminkan perbedaan antara
nilai neraca sebuah perusahaan dan nilai pasar actual perusahaan. Biasanya

78
rasio ini selalu berkisar kurang dari satu karena banyak aktiva dilaporkan
pada biaya historis. Selain itu karena laporan keuangan laba-rugi dan neraca
saling berhubungan, maka tidaklah mengejutkan jika neraca memiliki
banyak keterbatasan yang sama dengan laba-rugi. Berikut adakah
keterbatasan penting dari neraca:
a. Biaya historis. Sebagian besar aktiva dan kewajiban dicatat pada biaya
histories atau harga perolehan. Akibatnya, informasi yang dilaporkan
dalam neraca memiliki reliabilitas yang lebih tinggi di satu sisi, namun
disisi lain dikecam karena nilai wajar saat ini yang lebih releven tidak
dilaporkan.
b. Pertimbangan dan estimasi yang digunakan untuk menentukan berbagai
pos yang dilaporkan dalam neraca. Misalnya masa manfaat suatu aktiva,
Jumlah piutang yang tak tertagih, Jumlah beban garansi yang harus
dicadangkan dan lain-lain.
c. Aktiva tidak berwujud. Sumber daya manusia yang handal, produk yang
unggul, pelayanan yang ramah terhadap pelanggan ini jelas merupakan
aktiva penting bagi perusahaan, namun neraca tidak dapat melaporkan
karena tidak bisa dicatat atau diukur secara objektif.
d. Nilai tukar. Sebuah masalah yang berhubungan dengan neraca adalah
ketidak stabilan nilai tukar yang mengakibatkan tidak dapat
dipertahankannya daya beli yang konstan, sementara sumber daya dan
ekuitas pada neraca tidak disesuaikan terhadap perubahan didalam daya
beli dari unit pengukuran.
e. Komparabilitas. Keterbatasan lain dari neraca juga berhubungan dengan
kebutuhan untuk bisa dibandingkan (comparability), yaitu bahwa tidak
semua perusahaan mengklasifikasikan dan melaporkan semua unsur
neracanya dengan cara yang sama.
2.4. Klasifikasi Neraca
a. Aktiva
Aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan. Bentuknya
dapat berupa harta kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang

79
dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan. Harta kekayaan tersebut
harus dinyatakan dengan jelas, diukur dalam satuan uang, dan diurutkan
berdasarkan lamanya waktu atau kecepatannya berubah kembali menjadi
uang kas.
b. Utang
Utang menunjukkan sumber modal yang berasal dari kreditur. Dalam
jangka waktu tertentu pihak perusahaan wajib membayar kembali atau
wajib memenuhi tagihan yang berasal dari pihak luar tersebut.
Pemenuhan kewajiban ini dapat berupa pembayaran uang, penyerahan
barang atau jasa kepada pihak yang telah memberikan pinjaman kepada
perusahaan.
c. Modal sendiri
Modal sendiri merupakan sumber modal yang berasal dari pemilik
perusahaan. Bersama-sama dengan modal yang berasal dari kreditur
kemudian ditanamkan dalam berbagai bentuk aktiva perusahaan.

80
BAB III

HASIL PERCOBAAN/HASIL PENGOLAHANDATA

Tabel 3.1 Neraca

81
BAB IV

PEMBAHASAN

Berbeda dengan buku besar laba rugi yang menghitung laba yang
diperoleh selama satu periode, buku besar neraca menghitung berapa jumlah
kewajiban dan ekuitas selama satu periode yaitu periode bulan April. Dimulai
dengan aktiva lancar pada akun kas senilai Rp108.450.000,-. Akun Bank
senilai Rp300.000.000,-. Akun persediaan barang dagangan senilai
Rp254.000.000,-. Dan akun piutang senilai Rp110.250.000,-. Sehingga jumlah
total aktiva lancar yaitu Rp773.000.000,-.
Kemudian aktiva tetap terdiri atas peralatan kantor senilai
Rp51.000.000,-. Akun tanah senilai Rp50.000.000,-. dan bangunan senilai
Rp50.000.000,-. Sehingga jumlah aktiva tetap sebesar Rp151.500.000,-.
Sehingga total aktiva lancar dan aktiva tetap sebesar Rp924.500.000,-.
Selanjutnya yaitu kewajiban terdiri atas akun pihutang BNI senilai
Rp200.000.000,-. Akun Toko Segitiga Makassar senilai Rp50.000.000,- dan
akun Toko Makmur Makassar senilai Rp10.000.000,-. Sehingga jumlah
kewajiban sebesar Rp260.000.000,- Ekuitas terdiri dari akun modal senilai
Rp655.000.000,-. Dan akun laba bersih senilai Rp24.500.000,-. Sehingga
jumlah ekuitas sebesar Rp. 679.500.000,- hingga di peroleh total kewajiban
dan ekuitas sebesar Rp.939.500.000,-.

82
BAB V

PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pada
laporan neraca PT.BINTANG TIMUR tercatat jumlah total aktiva yaitu
sebesar Rp 939.500.000.- dimana hasil yang diperoleh sama (balance)
dengan total kewajiban dan ekuitas.
5.2. Saran
a) Sebaiknya pada saat praktikum berlangsung praktikan memperhatikan
penjelasan materi agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan pada saat
menginput data.
b) Sebaiknya para praktikan tetap tenang saat proses pembelajaran
berlangsung agar tidak mengganggu konsentrasi praktikan lain.
c) Praktikan diharapkan dapat lebih memahami apa yang akan di
praktikkan agar penyusunan laporan lebih baik lagi.

83
DAFTAR PUSTAKA

Kieso, Donal E. Buku Akuntansi intermediate. Jilid 1. Edisi 12

Muhammad, Surya Isnan. 2013. Makalah:Laba Rugi. (http://h-surya-


im.blogspot.com/2013/01/makalah-laba-rugi.html?m=1)

Paramitha, Diah. (2021). Manfaat dan Keterbatasan Neraca.


(https://id.scribd.com/document/430003151/Manfaat-Dan-
Keterbatasan-Neraca)

84
KLASIFIKASI BIAYA
DAN BEP

85
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Klasifikasi biaya adalah proses logis untuk mengkategorikan
berbagai biaya yang terlibat dalam proses bisnis menurut jenis, sifat,
frekuensi, dan fitur lainnya untuk memenuhi tujuan akuntansi dan
memfasilitasi analisis ekonomi. Klasifikasi biaya dibedakan menjadi 4 yaitu
pertama klasifikasi biaya berdasarkan sifat yang terdiri dari biaya biaya
bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya. Kedua klasifikasi biaya
berdasarkan kaitannya dengan pusat biaya yang terdiri dari biaya langsung
dan biaya tidak langsung. Ketiga klasifikasi biaya berdasarkan fungsi terdiri
dari produksi, administrasi, penjualan, distribusi, penelitian dan
pengembangan. Keempat klasifikasi biaya berdasarkan perilaku terdiri dari
biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel.
Kegiatan klasifikasi biaya sendiri bertujuan untuk membuat laporan
terkait mengenai data yang ada dan bertujuan memberikan data keuangan
perusahaan secara faktual berdasarkan peruntukan dan penggolongan. Dimana
sumber dari klasifikasi ini sendiri didasarkan pada sumber ekonomis yang
diukur dalam satuan uang
Break Even Point (BEP) merupakan suatu kondisi perusahaan yang
mana dalam operasionalnya tidak mendapat keuntungan dan juga tidak
menderita kerugian. Dengan kata lain, antara pendapatan dan biaya pada
kondisi yang sama, sehingga labanya adalah nol. Analisa Break Even Point
(BEP) adalah teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara volume
penjualan dan profitabilitas. Analisa ini disebut juga sebagai analisa impas,
yaitu suatu metode untuk menentukan titik tertentu dimana penjualan dapat
menutup biaya, sekaligus menunjukkan besarnya keuntungan atau kerugian
perusahaan jika penjualan melampaui atau berada di bawah titik.

86
Analisis Break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar
dipenuhi. Dalam kenyataan yang sebenarnya lebih banyak asumsi yang tidak
dapat dipenuhi. Namun demikian perubahan asumsi ini tidak mengurangi
validitas dan kegunaan analisa BEP sebagai suatu alat bantu pengambilan
keputusan. Hanya saja diperlukan suatu modifikasi tertentu dalam
penggunaannya.
Manfaat analisis break even point sangat banyak, namun secara
umum adalah untuk mengetahui titik pulang pokok dari sebuah usaha.Dengan
diketahuinya titik pulang pokok, manajemen dapat mengetahui harus
memproduksi atau menjual pada jumlah berapa unit agar peruasahaan tidak
mengalami kerugian. Kelemahan dari analisa break even pointantaralain
bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual. Jika lebih
dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix)
akan tetap konstan. Jika dilihat di jaman sekarang ini bahwa perusahaan
untuk meningkatkan daya saingnya mereka menciptakan banyak produk, jadi
sangat sulit dan ada satu asumsi lagi yaitu harga jual persatuan barang tidak
akan berubah berapa pun, jumlah satuan barang yang dijual, atau tidak ada
perubahan harga secara umum.
1.2 Tujuan praktikum
a. Untuk mengetahui pengklasifikasian biaya
b. Untuk mengetahui dan menghitung HPP, Laba rugi, menghitung dan
menganalisis BEP
1.3 Alat yang digunakan
a. Buku
b. Pulpen
c. Kalkulator
d. Pc + software Ms. Excel dan Ms.word.
1.4 Prosedur Praktikum
a. Klasifikasi Biaya (Ms.Excel)
1) Klasifikasikan biaya berdasarkan fungsi pokok perusahaan pada
template yang terlah tersedia di Ms.Excel

87
2) Klasifikasikan Biaya berdasarkan hubungannya dengan perubahan
volume aktivitas pada template yang terlah tersedia di Ms.Excel
3) Hitung Harga pokok produksi dengan system full costing dan variable
costing pada template yang terlah tersedia di Ms.Excel
4) Membuat Laporan laba rugi dengan system full costing dan variable
costing pada template yang terlah tersedia di Ms.Excel.
b. BEP (POM For Windows)
1) Klik 2x POM for Windows Ver.3, pilih menu Module, klik
Breakeven/Cost-Volume Analysis

Gambar 1.1 Menu POM


2) Klik File, kemudian pilih New, pilih Breakevent Analysis (Cost vs
Revenue)

Gambar 1.2 Menu Breakevent Analysis


3) Arahkan Kursor ke Title

Gambar 1.3 Tampilan Nama Perusahaan

88
4) Klik: OK, lalu layar berganti

Gambar 1.4 Tampilan Menu Breakevent Point

5) Ketik angka-angka sesuai data perusahaan, menjadi seperti ini

Gambar 1.5 Pengisian Angka Data Perusahaan

6) Untuk perhitungan hasil klik: SOLVE, layar menuju Windows, pilih 1.


Breakeven/Cost-Volume Analysis

Gambar 1.6 Hasil Pengolahan

89
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Klasifikasi Biaya (cost)


Klasifikasi Biaya Biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang
dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat
pada saat ini atau dimasa mendatang bagi organisasi. Disebut setara kas (cash
equivalent) karena sumber sumber non kas dapat ditukarkan dengan barang
atau jasa yang dikehendaki. Sedangkan beban (expense) adalah biaya terpakai
(expired cost). Klasifikasi biaya merupakan biaya variabel dan biaya tetap
serta biaya semi variabel yaitu biaya yang dapat dikendalikan dan biaya tidak
dapat dikendalikan (Kusuma, Y. P. 2016)
2.2 Klasifikasi Biaya Secara Umum
Akuntansi biaya menghasilkan biaya untuk memenuhi pencapaian
tujuan antara lain penentuan harga pokok, perencanaan dan pengendalian
biaya serta pengambilan keputusan, maka dari itu penyajian biaya
diklasifikasikan dengan tepat sangat diperlukan agar data yang dihasilkan
akurat sebab informasi tersebut diperlukan untuk tindak lanjut dalam
melaksanakan kegitan perusahaan dalam mengevaluasi serta melakukan
perbaikan dimasa yang akan datang (Kusuma, Y. P. 2016).
2.3 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Sifat
Menurut Priharto Sugi (2020) biaya dapat dibedakan berdasarkan
sifatnya atau tujuan terjadinya. Ini dapat diperlakukan sebagai biaya dalam
kategori ini dan biaya yang timbul dibagi sebagai berikut:
a. Biaya bahan: Biaya bahan adalah biaya bahan baku dan biaya terkait
seperti biaya pengadaan, pajak, asuransi, pengiriman masuk, dan lain-lain.
b. Biaya tenaga kerja: Biaya tenaga kerja adalah gaji dan upah yang
dibayarkan kepada karyawan, yaitu karyawan tetap, sementara atau
kontrak yang bekerja di suatu organisasi. Ini juga termasuk kontribusi PF,
bonus, komisi, insentif, tunjangan, upah lembur, dan lain-lain.

90
c. Biaya lainnya: Semua biaya overhead lainnya tidak termasuk material dan
tenaga kerja berada di bawah kepala ini. Beberapa di antaranya adalah
pengemasan, promosi, biaya pemrosesan pekerjaan, dan lain-lain.
2.4 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Kaitannya Dengan Pusat Biaya
Menurut Priharto Sugi (2020) dasar lain untuk membedakan biaya
adalah mengelompokkannya berdasarkan alokasinya dalam proses produksi
barang atau jasa.
a. Biaya Langsung: Biaya langsung adalah biaya signifikan yang terkait
langsung dengan proses produksi. Ini dapat dilihat sebagai biaya utama
untuk bisnis apa pun. Ini dibagi lagi menjadi biaya bahan langsung, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya langsung lainnya.
b. Biaya Tidak Langsung: Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat
dialokasikan secara langsung ke proses produksi tertentu. Ini adalah biaya
sekunder dan umumnya dilihat dari tiga jenis biaya material tidak
langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya tidak langsung
lainnya.
2.5 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi
Menurut Harjo (2014) biaya juga dapat diklasifikasikan berdasarkan
fungsi bisnis dimana sumber daya telah digunakan. Ada lima fungsi penting
dari bisnis yang melibatkan beberapa biaya dan penting bagi organisasi
dengan caranya. Biaya yang terlibat dalam operasi bisnis tersebut dijelaskan
di bawah ini:
a. Produksi: Biaya produksi terdiri dari semua biaya langsung dan tidak
langsung yang timbul dalam produksi barang dan jasa.
b. Administrasi: Biaya yang terlibat dalam aktivitas manajemen organisasi
seperti listrik, alat tulis, biaya telepon, sewa dan lain-lain. Ini juga dikenal
sebagai overhead administrasi.
c. Penjualan: Biaya tidak langsung yang timbul pada fungsi penjualan barang
dan jasa seperti iklan, promosi, penelitian, layanan pelanggan, dan lain-
lain. Dimasukkan ke dalam biaya penjualan.
d. Distribusi: Biaya distribusi mengacu pada biaya yang dikeluarkan untuk

91
membuat barang atau jasa tersedia bagi pelanggan. Ini adalah
pergudangan, layanan pengiriman, transportasi, dan lain-lain.
e. Penelitian dan Pengembangan: Penelitian penting untuk mengembangkan
produk baru atau memodifikasi produk yang sudah ada. Biaya yang
dikeluarkan untuk tim peneliti, pelaksanaan penelitian, temuan, dan lain-
lain. Termasuk dalam kategori ini.
f. Klasifikasi Biaya berdasarkan Perilaku Biaya yang terlibat dalam setiap
proses bisnis dapat dibedakan berdasarkan volatilitasnya terkait dengan
fluktuasi aktivitas bisnis dalam jangka pendek. Klasifikasi biaya
berdasarkan perilakunya akan memberikan gambaran yang jelas dari
pernyataan di atas:
1) Biaya Tetap: Biaya yang hampir tidak terpengaruh oleh perubahan
sementara yang terjadi dalam kegiatan bisnis dikenal sebagai biaya
tetap. Ini termasuk sewa, depresiasi, sewa, gaji, dan lain-lain.
2) Biaya Variabel: Biaya yang berubah secara proporsional dengan
perubahan kuantitas produksi atau aktivitas bisnis lainnya disebut
dengan biaya variabel. Bahan mentah, pengemasan, komisi penjualan,
upah, atau sejenisnya adalah biaya variabel. Biaya Semi-Variabel:
Biaya yang cukup dipengaruhi oleh perubahan kegiatan bisnis disebut
biaya semi-variabel. Ini termasuk konsumsi daya, biaya pemeliharaan,
biaya manajemen, biaya pengawasan, dan lain-lain.
2.6 Pengertian BEP
Menurut Sandi (2020) break even point atau BEP merupakan kondisi
ketika pendapatan sebuah perusahaan sama dengan modal yang dikeluarkan.
Akuntansi menyebut BEP sebagai titik impas, karena perusahaan tidak
mengalami untung maupun rugi. Modal yang dikeluarkan untuk biaya
operasional sama jumlahnya dengan pendapatan yang diterima. Keberadaan
BEP menjadi penting karena perusahaan dapat mengetahui prediksi
keuangannya untuk periode selanjutnya.

92
2.7 Elemen Pembentuk BEP
Menurut Sandi (2020) Ada 4 elemen yang menjadi pembentuk break
even point, di antaranya:
a. Biaya tetap atau fixed cost, yang merupakan biaya wajib yang dikeluarkan
oleh perusahaan, seperti gaji karyawan, biaya sewa gedung dan/atau sewa
gudang, biaya penyusutan mesin, dan lain-lain;
b. Biaya tidak tetap atau variabel cost, yang merupakan biaya dengan nilai
yang berubah-ubah, tergantung dengan naik turunnya permintaan. Contoh
dari biaya tidak tetap ini termasuk biaya listrik, air, telepon, bahan baku,
transportasi, dan lain-lain;
c. Harga jual atau price, yang merupakan harga yang ditentukan setelah
melihat semua biaya produksi ditambah dengan nilai margin yang
diperoleh. Harga barang dihitung per unit, dan;
d. Pendapatan atau revenue, yang merupakan penghasilan yang didapat dari
seluruh penjualan.

93
BAB III

HASIL PERCOBAAN/HASIL PENGOLAHAN DATA

3.1 Klasifikasi Biaya


a. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi Pokok Dalam Perusahaan
Tabel 3.1 Penyusutan
TABEL PENYUSUTAN

BEBAN
NILAI UMUR EKONOMIS
JENIS HARTA TETAP PENYUSUTAN
(Rp) (TH)
(Rp)
1 2 3 4=2:3
Tanah xxxxxx xxxxxxx xxxxxxx
Bangunan pabrik dan gudang 75.000.000 10 7.500.000
Bangunan kantor 50.000.000 10 5.000.000
Mesin dan Peralatan produksi 10.000.000 5 2.000.000
Kendaraan 15.000.000 5 3.000.000
Peralatan Kantor 10.000.000 5 2.000.000
JUMLAH 19.500.000

Tabel 3.2 Biaya Dalam Hubungannya Dengan Fungsi Pokok Dalam Perusahaan
BIAYA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI POKOK DALAM PERUSAHAAN

BIAYA PRODUKSI BIAYA PEMASARAN BIAYA ADM DAN UMUM


URAIAN NILAI (Rp) URAIAN NILAI (Rp) URAIAN NILAI (Rp)
a. Biaya Bahan Baku Biaya promosi 6.000.000 Gaji pimpinan 75.000.000
Tepung Terigu 420.000 Biaya distribusi 12.000.000 Penyusutan ged ktr 5.000.000
Penyusutan kendaraan 3.000.000
Penyusutan peralat ktr 2.000.000

b. Biaya TK Langsung
TK langsung 75.000.000

c. Biaya overhead pabrik


Telur 495.000
Gula 250.000
Santan 75.000
Vanili 50.000
Garam 350.000
Vernipan 240.000
Soda kue 600.000
Mentega 225.000
Keju 1.100.000
Meises 460.000
Susu 195.000
Gas LPG 130.000
Kemasan 150.000.000
Kertas Minyak 750.000
JUMLAH 230.340.000 JUMLAH 18.000.000 JUMLAH 85.000.000
TOTAL BIAYA (BIAYA PRODUKSI + BIAYA PEMASARAN + BIAYA ADM DAN UMUM) 333.340.000
Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi/Jumlah Produksi 15.356
HARGA POKOK PENJUALAN = TOTAL BIAYA/TOTAL PRODUKSI 22.223

94
b. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Volume Aktivitas
Tabel 3.3 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Volume Aktivitas
KLASIFIKASI BIAYA MENURUT BIAYA VARIABEL DAN BIAYA TETAP

no uraian biaya tetap (Rp) biaya variabel (Rp)


1 Tepung Terigu 420.000
2 Telur 495.000
3 TK Langsung 75.000.000
4 Gula 250.000
5 Santan 75.000
6 Vanili 50.000
7 Garam 350.000
8 Vertipan 240.000
9 Soda kue 600.000
10 Mentega 225.000
11 Keju 1.100.000
12 Meises 460.000
13 Susu 195.000
14 Gas LPG 130.000
15 Kemasan 150.000.000
16 Kertas minyak 750.000
17 Peralatan kurang 1 tahun 500.000
18 Penyusutan peralatan prod 2.000.000
19 Penyusutan gedung prod 7.500.000
20 Biaya pemeliharaan 6.000.000
21 Biaya listrik 6.000.000
22 PDAM 4.000.000
23 Biaya promosi 6.000.000
24 Biaya distribusi 12.000.000
25 Gaji pimpinan 75.000.000
26 Penyusutan ged ktr 5.000.000
27 Penyusutan kendaraan 3.000.000
28 Penyusutan Peralat ktr 2.000.000
JUMLAH 107.000.000 252.340.000
359.340.000
16.823

95
c. Harga Pokok Produksi
Tabel 3.4 Perhitungan Harga Pokok Produksi

Tabel Perhitungan harga pokok produksi


No Uraian Full Costing (Rp) Variable Costing (Rp)

1 Bahan Baku 420.000 420.000


2 Tenaga kerja langsung 75.000.000 75.000.000
3 Overhead variable 164.425.000 164.425.000
4 Overhead tetap 16.000.000
Harga Pokok Produksi 255.845.000 239.845.000

d. Laporan Laba Rugi


Tabel 3.5 Laporan Laba Rugi

Laporan Laba Rugi


1. Full Costing
a. Penjualan 525.000.000
b. Harga Pokok Produksi 255.845.000 (-)
c. Laba Kotor (a-b) 269.155.000
d Biaya Periode
- Biaya Pemasaran 18.000.000
- Biaya Adm dan Umum 85.000.000
Total Biaya Periode 103.000.000 (-)
e. Laba periode (c-d) 166.155.000

2. Variable Costing
a. Penjualan 525.000.000
b. Harga Pokok Produksi 239.845.000
c. Biaya Variabel lainnya 12.000.000
d. Total Biaya Variabel 251.845.000 (-)
e. Laba Kontribusi (a-d) 273.155.000

f. Biaya Tetap
- Overhead tetap 16.000.000
- Biaya Pemasaran tetap 6.000.000
- Biaya adm dan umum 85.000.000
Total Biaya Tetap 107.000.000 (-)
Laba periode (e-f) 166.155.000

96
3.2 Break Event Point (BEP)

Gambar 3.1 Break Even Point POM

Gambar 3.2 Graph Of Break Even Analysis

97
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada tabel 3.1 diperoleh total biaya penyusutan yaitu sebesar


Rp19.500.000,-. Pada tabel 3.2 biaya diklasifikasikan berdasarkan fungsi pokok
dalam perusahaan dimana biaya tersebut terbagi menjadi 3 bagian yaitu biaya
produksi, biaya pemasaran dan biaya administrasi & umum. Kemudian biaya
produksi dibagi menjadi 3 bagiaan yaitu biaya bahan baku senilai Rp 420.000,-,
biaya tenaga kerja langsung senilai Rp 75.000.000,-, dan biaya overhead pabrik
senilai Rp 230.340.000,-. Biaya pemasaran sebesar Rp 18.000.000,-. Dan biaya
administrasi & umum sebesar Rp 85.000.000,-.
Pada tabel 3.3 biaya diklasifikasikan berdasarkan perubahan volume
aktivitas terbagi menjadi 2 yaitu biaya tetap dengan jumlah Rp 107.000.000,-, dan
biaya variabel dengan jumlah Rp 252.340.000,-. Berdasarkan tabel 3.4 HPP
dengan system full coasting sebesar Rp 255.845.000,-, dan berdasarkan system
variable coasting sebesar Rp 239.845.000,-. Berdasarkan tabel 3.5 laporan laba
rugi dengan system full coasting dan variable coasting diperoleh laba sebesar Rp
166.155.000,-.
Berdasarkan Gambar 3.1 dan 3.2 jumlah produk yang harus diproduksi
untuk mencapai titik impas adalah 5.889 unit dengan biaya yang harus
dikeluarkan sebanyak Rp 206.131.700,-, didapatkan pula hasil keuntungan bersih
sebesar Rp 165.520.000,-, dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar
Rp359,480,000,-.

98
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Biaya diklasifikasikan berdasarkan fungsi pokok dalam perusahaan
dimana biaya tersebut terbagi menjadi tiga bagian yaitu biaya produksi, biaya
pemasaran, serta biaya administrasi dan umum. Klasifikasi biaya berdasarkan
perubahan volume aktivitas terbagi menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya
variabel. Harga pokok produksi terbagi dua yaitu harga pokok produksi
dengan sistem full costing dan harga pokok produksi dengan sistem variable
costing. Laporan laba rugi juga terbagi menjadi dua bagian yaitu dengan
sistem full costing dan sistem variable costing.
Break Even Point (BEP) merupakan sebuah analisa untuk
menentukan pada produksi atau tingkat penjualan berapa sehingga suatu
perusahaan berada pada posisi tidak untung dan tidak rugi, atau dengan kata
lain berada pada titik impas.
5.2 Saran
a. Sebaiknya pada saat praktikum berlangsung praktikan memperhatikan
penjelasan materi agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan pada saat
menginput data.
b. Sebaiknya para praktikan tetap tenang saat proses pembelajaran
berlangsung agar tidak mengganggu konsentrasi praktikan lain.
c. Praktikan diharapkan dapat lebih memahami apa yang akan di praktikkan
agar penyusunan laporan lebih baik lagi.

99
DAFTAR PUSTAKA

Harjo. (2014). Makalah Klasifikasi biaya (universitas Tribhuwana tunggadewi


fakultas akuntansi )

Kusuma, Y. P. (2016). Re-desain Klasifikasi Biaya Dalam Rangka Meminimalkan


Kewajiban pajak PPh 29 Pada CV. Wijaya Sentosa Abadi Di Sidoarjo
(Doctoral dissertation, Universitas Katolik Darma Cendika Fakultas
Ekonomi).

Priharto, sugi. (2020). Pengertian klasifikasi biaya dan jenisnya secara lengkap.
Aksaragam.

Sandi, Fajar Billy. (2020). Break Event Point: Mengenal Titik Impas dan cara
Menghitungnya.(https://www.online-pajak.com/tentang-pph21/break-
even-point)

100

Anda mungkin juga menyukai