Abstrak
Penentuan minyak goreng yang layak pakai dapat ditentukan dengan menggunakan bilangan peroksida.
Bilangan peroksida adalah salah satu parameter penurunan mutu minyak goreng yang dapat diukur dengan
menggunakan titrasi iodometri. Oleh karena itu, tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui cara
analisa bilangan peroksida pada suatu sampel minyak. Prosedur pertama praktikum ini yaitu pembuatan
pelarut minyak menggunakan asam asetat glasial dan kloroform dengan perbandingan sebanyak 3:2, asam
asetat diambil sebanyak 60 mL dan kloroform sebanyak 40mL. Kedua larutan kemudian dicampir kedalam
botol berwarna gelap yang tertutup. Setelah itu dilanjutkan dengan pengenceran larutan baku Na2S2O31N
menjadi larutan dengan kadar 0,01N 100 mL. Selanjutnya dilanjutkan dengan analisa bilangan peroksida
dengan menggunakan metode iodometri. Minyak ditimbang sebesar 10 gram kemudian dimasukkan kedalam
erlenmeyer, setelah itu ditambahkan 30mL pelarut yang telah dibuat kedalam erlenmeyer. Erlenmeyer
kemudian dikocok hingga larut setelah itu ditambahkan 0,5 mL larutan KI jenuh dan dikocok kembali sambil
ditutup rapat. Larutan didiamkan selama 102 menit kemudian ditambahkan 30 mL aquades kedalam
erlenmeyer. Setelah itu Na2S2O3 yang dibuat dimasukkan kedalam buret lalu larutan dalam erlenmeyer dititrasi
dengan Na2S2O3 yang ada di buret hingga warna kuning hamper hilang. Selanjutnya ditambahkan 0,5 mL
indikator amilum 1% , titrasi kemudian dilanjutkan hingga titik ekivalen dimana warna biru tua hilang. Dari
hasil analisa bilangan peroksida pada delapan sample minyak, bahwa semua sample minyak yang dianalisa
tidak memenuhi standar SNI dengan batas maksimmum bilangan peroksida dalam minyak adalah 10 mek
O2/100kg. Bilangan peroksida pada minyak tahu bulat sebesar 11,9 mek O2/100kg dengan volume Na2S2O3
hasil titrasi yaitu sebanyak 11,9 mL, minyak gorengan 24,2 mek O2/100kg, minyak risol 18,5 mek O2/100kg,
minyak cakwe 15,78 mek O2/100kg, minyak roti goreng 49,40 mek O2/100kg, minyak sempol 15,25 mek
O2/100kg, minyak tahu kres 35,2 mg O2/100kg, minyak telur gulung 26,19 mg O2/100kg.
.
Kata Kunci : Bilangan Peroksida, Iodometri, Minyak Goreng
1.0 Pendahuluan
Minyak goreng sudah menjadi kebutuhan pokok sebagian masyarakat
Indonesia. Penggunaan minyak goreng yang berulang kali dilakukan untuk menekan
biaya produksi. Kadar peroksida berlebih dalam minyak goreng yang digunakan
berulang kali dapat membahayakan tubuh (Suratno & Utomo, 2018). Selama
penggorengan berulang kali, minyak goreng akan mengalami berbagai reaksi kimia
diantaranya reaksi hidrolisis, oksidasi, isomerisasi dan polimerisasi. Kerusakan
tersebut menyebabkan minyak menjadi berwarna kecoklatan, lebih kental, berbusa,
berasap, serta meninggalkan odor yang tidak disukai padamakanan (Herlina,
Astriyaningsih, Windarti, & Nurhayati, 2017)
Salah satu parameter penurunan mutu minyak goreng adalah bilangan
peroksida. Bilangan peroksida adalah indeks jumlah lemak atau minyak yang
mengalami oksidasi sehingga terdapat aroma tengik pada minyak karena terbentuknya
peroksida. Menurut SNI No.01 3741-2013, syarat bilangan peroksida maksimum
adalah 10 mek O2/kg bahan. Penentuan bilangan peroksida dapat dilakukan dengan
menggunakan titrasi iodometri. Prinsip titrasi ini adalah senyawa minyak akan
dioksidasi oleh kalium iodida (KI) dan iod yang dilepaskan natrium tiosulfat.
Mulai
Campurkan asam asetat glasial dan kloroform ke dalam botol yang berwarna
Selesai
Mulai
Selesai
mulai
Lakukan titrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai warna kuning hampir hilang.
Lakukan titrasi sampai titik ekivalen yaitu tepat saat warna biru tua hilang
Catat volume titran dalam buret dan lakukan perhitungan bilangan peroksida
selesai
20 Oktober 2022 (Revisi Jurnal Ke-1); 5 November 2022 (Jurnal Diterima)
JurnalKimia Industri 1
2022, Vol. 1, No. 5
4.0 Hasil Percobaan dan Pembahasan
4.1 Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Hasil Analisa Peroksida pada sample minyak
5.0 Kesimpulan
Pada percobaan ini disimpulkan bahwa kadar bilangan peroksida minyak
jelantah penjual Tahu Bulat adalah 11,9 mek O2/100kg. Hal ini menunjukkan bahwa
minyak jelantah tersebut tidak memenuhi ketentuan standar baku mutu pada SNI
3741:2013 yakni standar bilangan peroksida sebesar 10 mek O2/100kg. Dari hasil
analisa bilangan peroksida pada delapan sample minyak bahwa semua sample minyak
yang dianalisa tidak memenuhi standar SNI yaitu sampel minyak tahu bulat, minyak
gorengan, minyak risol, minyak cakwe, minyak roti goreng, minyak sempol, minyak
tahu kres,dan minyak telur gulung. Bilangan Peroksida tertinggi terdapat pada sampel
minyak roti goreng sebesar 49,40 mek O2/100kg dengan volume Na2S2O3 49,5 mL
ACC