Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ratih Vionica

Nim : 2010243003

Mata kuliah : TPT Sawit Dhar B

Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit

Sebagai tanaman penghasil minyak sawit, kelapa sawit (Elaeis guineensis )


merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki nilai jual yang tinggi.
Tanaman penghasil devisa non migas ini banyak di budidayakan oleh petani,
pihak pemerintah dan swasta. Beberapa wilayah di Indonesia mengembangkan
perkebunan kelapa sawit diantaranya wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi
dan Irian Jaya.Selain produk minyak sawit, tanaman kelapa sawit juga dapat
menghasilkan produk turunan seperti CPO (Crude Palm Oil), dan KPO (Kernel
Palm Oil) atau lebih dikenal sebagai Minyak Inti Sawit. Kedua produk tersebut
memiliki nilai jual yang tinggi sehingga banyak diproduksi dan dikembangkan.
Dalam proses budidaya tanaman sawit, hingga saat ini masih banyak ditemukan
kendala yang dapat menurunkan produktivitas sawit, diantaranya adanya serangan
hama dan penyakit. Hama dan penyakit tersebut menyerang tanaman sawit hingga
menyebabkan tanaman sawit tidak mampu menghasilkan buah.

Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan
merugikan tanaman yang diusahakan manusia. Hama tanaman sering disebut
‘serangga hama’ (pest) atau dalam dunia pertanian dikenal sebagai musuh petani.
Berikut adalah jenis hama kelapa sawit:

1. Hama ulat api

Hama Ulat api merupakan ngengat yang aktif pada malam hari. Sedangkan
pada siang hari hama ini berada di pelepah tua atau tumpukan daun yang telah
dibuang dengan posisi terbalik. Hama ini mulai menyerang tanaman kalapa sawit
dengan cara meletakkan telur di permukaan bawah daun kelapa sawit. Larva
menyerang tanaman dengan cara memakan daun hingga menyisakan lidi daun.
Serangan berat akibat ulat api menyebabkan daun mati kering seperti bekas
terbakar. Kondisi serangan terberat dapat menyebabkan kehilangan daun sekitar
90%.Petani dapat mengendalikan hama ini dengan cara :

 Pengendalian secara hayati dengan memanfaatkan parasitoid larva


Trichogramma
 Penggunaan virus Granulosis Baculoviruses, MNPV (Multiple Nucleo
Polyhedro Virus) dan jamur
 Pengendalian mekanik dengan memusnahkan larva atau ulat dan pupa di
lapang.
2. Kumbang tanduk

Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) umumnya menyerang tanaman kelapa


sawit muda. Serangan hama ini dapat menurunkan produksi tandan buah segar
(TBS) dan dapat menimbulkan kematian tanaman muda. Hama ulat tanduk
menyerang titik tumbuh kelapa sawit dapat menyebabkan munculnya penyakit
busuk dan kematian pada tanaman sawit.Petani dapat mengendalikan hama ini
dengan cara :

 Menggunakan feromon sebagai insektisida alami yang lebih murah dan


ramah lingkungan.
 Sanitasi lingkungan dengan cara membakar sampah dan pohon sawit agar
larva atau ulat kumbang tanduk mati.
 Pengendalian secara biologi dengan menggunakan jamur Metharrizium
anisopliae dan Virus Baculovirus oryctes.
3. Hama penggerek tandan buah

Penggerek tandan buah (Tirathaba mundella) meletakkan telurnya pada


tandan buah sawit. Telur tersebut menetas menjadi larva atau ulat yang akan
melubangi buah kelapa sawit. Hama ini banyak menyerang tanaman kelapa sawit
muda yang berumur 3-4 tahun. Gejala serangan hama penggerek tandan yaitu
adanya bekas gerekan berupa feses dan serat tanaman pada permukaan bunga dan
buah sawit. Ulat ini memakan bunga jantan dan betina. Bunga yang terserang
akan gugur dan rontok.Petani dapat mengendalikan hama ulat penggerek tandan
buah dengan cara :

 Sanitasi lingkungan dengan membuang dan memusnahkan buah busuk


terserang hama penggerek tandan.
 Melakukan pengendalian gulma untuk mengurangi kelembapan.
 Monitoring hama dengan cara mengamati jumlah dan intensitas serangan
pada tandan buah sawit setiap bulan. Tindakan pengendalian diperlukan
Apabila 30% dari tanaman kelapa sawit dapat dijumpai paling tidak satu
tandan buah terserang hama ini sampai 50% (pada tanaman muda) atau
60% (pada tanaman tua).
4. Hama Tungau

Penyebab nya Tungau merah ( Oligonychus ). Tungau ini berukuran 0,5 mm,
hidup disepanjang tulang anak daun sambil mengisap cairan daun sehingga warna
daun berubah menjadi mengkilat berwarna bronz. Hama ini berkembang pesat dan
membahayakan dalam keadaan cuaca kering pada musim kemarau.Gangguan
tungau pada pesemaian dapat mengakibatkan rusaknya bibit.Pengendalian nya
 penyemprotan dengan akarisida Tetradifon (Tedion) 0,1 – 0,2 %.
Racun ini dapat digunakan dengan baik karena tidak membunuh
musuh alaminya.

Penyakit tanaman adalah sesuatu yang menyimpang dari keadaan normal,


cukup jelas menimbulkan gejala yang dapat dilihat, menurunkan kualitas atau
nilai ekonomis, dan merupakan akibat interaksi yang cukup lama. Tanaman sakit
adalah suatu keaadaan proses hidup tanaman yang menyimpang dari keadaan
normal dan menimbulkan kerusakan. Makna kerusakan tanaman adalah setiap
perubahan pada tanaman yang menyebabkan menurunya kuantitas dan kualitas
hasil. Berikut adalah penyakit kelapa sawit:

1. Penyakit akar (Blast disease)

Gejalanya yaitu tanaman tumbuh tidak normal, lemah, dan daun berubah
warna dari hijau menjadi kuning (nekrosis). Nekrosis dimulai dari ujung daun dan
beberapa hari kemudian tanaman mati. Bibit maupun tanaman dewasa yang
terserang akarnya membusuk. Penyebabnya adalah jamur Rhizoctonia lamellifera
dan Phytium sp. Melakukan budidaya yang baik merupakan cara yang efisien
untuk pencegahan penyakit ini. Tindakan tersebut antara lain dengan membuat
persemaian yang baik agar bibit sehat dan kuat, pemberian air yang cukup dan
naungan pada musim kemarau.

2. Penyakit busuk pangkal batang (Basal stem rot atau Ganoderma)

Gejalanya yaitu daun hijau pucat dan daun muda (janur) yang terbentuk
sedikit. Daun yang tua layu, patah pada pelepahnya, dan menggantung pada
batang. Selanjutnya pangkal batang menghitam, getah keluar dari tempat yang
terinfeksi, dan akhirnya batang membusuk dengan warna cokelat muda. Akhirnya
bagian atas tanaman berjatuhan dan batangnya roboh. Penyebabnya adalah jamur
Ganoderma applanatum, Ganoderma lucidum, dan Ganoderma pseudofferum.
Jamur ini akan menular ke tanaman yang sehat jika akarnya bersinggungan
dengan tunggul-tunggul pohon yang sakit. Pencegahannya yaitu, sebelum
penanaman sumber infeksi dibersihkan terutama jika areal kelapa sawit
merupakan lahan bekas kebun kelapa atau kelapa sawit, tunggul-tunggul ini harus
dibongkar serta dibakar.

3. Penyakit busuk kuncup (Spear rot)

Gejalanya yaitu jaringan pada kuncup membusuk dan berwarna kecokelat-


cokelatan. Setelah dewasa, kuncup akan bengkok dan melengkung. Penyebabnya
belum diketahui dengan pasti sampai sekarang. Pemberantasannya dengan
memotong bagian kuncup yang terserang.

4. Penyakit garis kuning (Patch yellow)


Gejalanya yaitu pada daun yang terserang, tampak bercak-bercak lonjong
berwarna kuning dan ditengahnya terdapat warna cokelat. Penyakit ini sudah
menyerang pada saat bagian ujung daun belum membuka, dan akan menyebar ke
helai daun lain yang telah terbuka pada pelepah yang sama. Daun yang terserang
akan mengering dan akhirnya gugur. Penyebabnya adalah jamur Fusarium
oxysporum. Penyakit ini menyerang tanaman yang mempunyai kepekaan tinggi
dan disebabkan oleh faktor turunan. Pencegahannya adalah dengan usaha
inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda, dapat mengurangi penyakit di
pesemaian dan tanaman muda di lapangan.

5. Anthracnose

Gejalanya yaitu terdapat bercak-bercak cokelat tua pada ujung dan tepi daun.
Bercak-bercak dikelilingi warna kuning yang merupakan batas antara bagian daun
yang sehat dan yang terserang. Gejala lain yang tampak adalah adanya warna
cokelat dan hitam diantara tulang daun. Daun-daun yang terserang menjadi kering
dan berakhir dengan kematian. Penyebabnya adalah jamur Melanconium sp,
Glomerella cingulata, dan Botryodiplodia palmarum. Pencegahan secara
agronomis dengan mengatur jarak tanam, penyiraman yang teratur, pemupukan,
pemindahan bibit dari pesemaian berikut tanahnya yang menggumpal di akar.

6. Penyakit tajuk (Crown disease)

Gejalanya yaitu helai daun mulai pertengahan sampai ujung pelepah kecil-
kecil, sobek, atau tidak ada sama sekali. Pelepah yang bengkok dan tidak berhelai
daun merupakan gejala yang cukup serius. Gejala ini tampak pada tanaman yang
berumur 2 – 4 tahun. Penyebabnya yaitu gen keturunan dari tanaman induk.
Pencegahannya dengan menyingkirkan tanaman-tanaman induk yang mempunyai
gen penyakit tersebut.

Anda mungkin juga menyukai