Anda di halaman 1dari 11

Fisiografi

Cekungan Seram terletak di sebelah utara pulau Seram. Di sebelah utara


berbatasan dengan palung yang merupakan penunjaman, dan disebelah selatan
berbatasan dengan tinggian yang merupakan basement expose pada pulau Seram.
Terletak antara tektonik passive margin berarah barat – utara Australia dan margin
tektonik aktif Nugini. Cekungan Seram merupakan Cekungan Palung Depan
(Foredeep Basin) yang termasuk ke dalam Central Tectonic Region
(Koesoemadinata, 1978). Secara geografis Cekungan Seram terletak di sebelah utara
Pulau Seram dengan koordinat 128,90 - 131,10 BT dan 2,70 - 3,80 LS. Cekungan ini
memiliki luas 13.190 km2 dengan luas daratan 6.018 km2 dan luas lautan 7.172.
Secara umum Cekungan Seram terletak disebelah utara Pulau Seram. Pada sebelah
utara cekungan ini berbatasan dengan palung yang merupakan penunjaman dan pada
sebelah selatan berbatasan dengan tinggian yang merupakan singkapan batuan dasar
pada Pulau Seram. Cekungan Seram dideliniasi oleh gabungan data meliputi peta
sebaran anomali gaya berat yang menunjukkan kisaran nilai antara (-)125 - 50 mgals
atau low gravity, peta ketebalan dengan batas cut-off sedimen bernilai 1.000 m, peta
sebaran tinggian batuan dasar, peta batimetri, peta topografi, dan dikoreksi dengan
melihat konfigurasi/geometri sedimen dari penampang seismik yang menunjukan
suatu cekungan yang dibatasi oleh suatu tinggian.

Gambar 1.1 Peta Batimetri Cekungan Seram


Struktur Tektonik

Pulau Seram merupakan suatu kompleks mobile belt di bagian barat Busur
Banda dan merupakan wilayah pertemuan antara kerak benua Australia, Kerak
samudera Pasifik serta kerak benua Eurasia. Pulau Seram dibatasi oleh 2 sistem sesar
mendatar mengkiri, yaitu system sesar di bagian utara Sorong dan sesar Tarera –
Aiduna di bagian selatan konfigurasi pulau Seram dibentuk mulai dari sesar-sesar
naik bersudut lancip hingga sesar sungkup. Seram memiliki tatanan tektonik yang
kompleks, pada umumnya sesar naik dan sumbu antiklin yang berarah barat laut –
tenggara mengindikasikan bahwa deformasi pada daerah ini dipengaruhi oleh
kompresi yang berarah timur laut – barat daya. Lipatan dan sesar singkapan di Seram
bersambung ke selatan Seram hingga 100 km lepas pantai (Teas et al. 2009) dimana
terlihat seperti kelanjutan ekresi kompleks dari Banda Arc.

Gambar 1.2 Elemen- elemen tektonik Indonesia Timur


Genesa Pembentukan Cekungan

Pulau Seram merupakan hasil penunjaman sejak kala Miosen Awal-Miosen


Akhir dari sedimen paraauthochthonous/authochthonous Benua Australia yang
menyusup ke bagian bawah sedimen allochthonous Asia. Keping Misool-Kepala
Burung yang terpisah dari tepi utara Kerak Benua Australia, terseret dan tertunjam ke
bawah Seram Trough. Secara stratigrafi hal ini dicerminkan oleh hadirnya “Seri
Australia” yang mewakili keeping Kerak Benua Australia dan “Seri Seram” yang
mewakili stratigrafi local. Regim kompresi hasil tumbukan menyerong antara kedua
kerak yang terjadi pada kala Pliosen di Seram bagian timur menyebabkan pensesaran
naik bersudut lancip hingga pensesaran sungkup berarah baratlaut-tenggara. Selain
itu, komponen mendatar tumbukan ini pada kala Pliosen Awal, diserap oleh system-
sistem sesar mendatar mengkiri Sorong dan Tarera-Aiduna, yang membatasi Pulau
Seram pada bagian utara dan selatan. Regim tektonik mendatar mengkiri ini
kemudian mendominasi deformasi batuan. Bersamaan dengan itu, Pulau Seram
berotasi sebesar 74 derajat berlawanan arah jarum jam hingga menempati
kedudukannya seperti saat ini.

Stratigrafi Regional

Stratigrafi Pulau Seram terdiri dari stratigrafi keeping kerak Benua Australia
berumur Perm-Miosen Akhir yang disebut “Seri Australia”, dan stratigrafi local
berumur Miosen Akhir-Resen yang disebut “Seri Seram” . Seri Australia tersusun
oleh runtunan pre-rift, runtunan intra-cratonic rifting, runtunan pecahan kerak benua
dan runtunan tepian pasif. Seri Australia ini menempati sabuk perlipatan yang
tersesarkan anjak. Seri Australia yang disusun oleh runtunan sedimen pre-rift terdiri
atas seri sedimen dari Formasi Kabipoto, Taunusa, Tehuru, dan Formasi Saku yang
sebagian besar berupa batuan malihan. Sedangkan runtunan sedimen intracratonic
rifting disusun oleh seri sedimen dari Formasi Kanikeh, Saman Saman, dan Formasi
Manusela yang berumur Trias-Jura. Selanjutnya runtunan sedimen pecahan kerak
samudra yang terdiri atas Formasi Kola berupa serpih dan batulempung, selanjutnya
runtunan sedimen dari runtunan tepian pasif benua dari Nief Beds terdiri atas
batulumpur, batugamping, napal dan chert.

Seri sedimen lain yang menyusun Pulau seram berupa runtunan sedimen
berumur Tersier Atas yang disusun oleh runtunan sedimen dari Formasi Salas berupa
batulempung, batulumpur dan runtunan sedimen dari Formasi Wahai, dan runtunan
sedimen Formasi Fufa berupa batulumpur, batulanau, dan batugamping yang berumur
Pliosen Awal-Resen.

Gambar 1.3 Stratigrafi Cekungan Seram


Gambar 1.4 Kolom stratigrafi Seram ( Bradshaw dkk., 1988 dan O’breinn dkk., 1993 )

Gambar 1.4 menunjukkan kolom stratigrafi Seram yang disertakan oleh


kejadian tektonik berdasarkan data lapangan, seismik dan sumur (Bradshaw dkk.,
1988 dan O’ Brein dkk., 1993), ringkasan stratigrafi seram akan dibicarakan dari tua
ke muda sebagai berikut: Batuan dasar pada daerah Seram tersusun oleh batuan
metamorf derajat tinggi hingga rendah. Batuan metamorf sekis dan gneiss derajat
tinggi dari Kompleks Kobipoto, berumur Pra-Kambrium hingga Palaeozoikum Awal.
Batuan Palaeozoikum tersusun oleh filit, serpih yang sedikit terubah, batupasir
greywacke dan batugamping.

Pada zaman Trias Akhir hingga Jura Awal, batuan dasar ditutupi oleh endapan
silisiklastik (Formasi Kanikeh) dan batugamping (Formasi Manusela dan Saman-
saman) secara tidak selaras dengan hubungan yang saling menjari. Batuan berumur
Jura Akhir diendapkan secara tidak selaras Serpih Kola. Zaman Kapur hingga Miosen
Atas diendapkan Nief Beds berupa batugamping foraminifera yang kaya akan
plankton. Endapan ini merupakan pencerminan dari satu interval tanpa adanya
pengendapan dan dilanjutkan dengan pendangkalan dari lingkungan batial hingga
pinggir pantai. Lapisan batugamping Nief Beds telah terdeformasi kuat dan menebal
oleh proses anjakan yang mengarah ke timur laut.

Sabuk sesar anjakan dari Mesozoikum hingga Miosen ditutupi secara tidak
selaras diatasnya oleh Batulempung Blok Salas pada Miosen Atas. Batulempung Blok
Salas di intepretasikan sebagai endapan olisostrom, tersusun oleh exotic block,
menyudut dan terpilah buruk dari berbagai ukuran dalam matriks lempung berumur
Miosen Akhir hingga Pliosen Awal. Pada Zaman Pliosen diatas Batulempung Blok
Salas diendapkan secara tidak selaras Formasi Wahai yang tersusun oleh campuran
batulempung dan batulanau. Kemudian diatasnya ditutupi oleh Formasi Fufa yang
tersusun atas batupasir, konglomerat, batugamping dan endapan terumbu yang
diendapkan pada Zaman Plistosen.
Sistem Petroleum

Basin : Seram ( Cekungan Seram)


Petroleum system :
Area
Source : Kanikeh  carbonaceous shale & coal, Saman  carbonat
Reservoir : Manusela (bgp), Fufa, Nief beds, Kanikeh  bps
Trap : Struct. (detached fold, thrust fault, rool-over)
Seal : Intraformational shale
Gambar 1.5 Petroleum system Cekungan Seram

Kehadiran minyak bumi di Pulau Seram telah terbukti dengan adanya


rembesan minyak (oil seep) di daerah Bula. Eksplorasi pertama kali yang dilakukan
oleh Belanda pada tahun 1865 di daerah Bula menemukan batuan reservoir yang
mengandung minyak yang berada pada sedimen-sedimen Plio-Plistosen (Formasi
Fufa). Pada tahun 1896 dilakukan pemboran pertama kali dekat rembesan minyak
tersebut. Pada tahun 1916 lapangan minyak Bula didirikan. Hingga tahun 1995
lapangan ini telah memproduksi minyak sebesar 16 juta barel.

Eksplorasi yang lainnya dilakukan oleh KUFPEC pada tahun 1985 dengan
target batuan sedimen yang berumur Mesozoikum. Hasil dari eksplorasi ini
menemukan reservoir potensial pada batugamping Formasi Manusela berumur Jura.
Pada tahun 1993 dilakukan pemboran (Sumur Oseil-1) pada formasi batuan tersebut.
Hasil DST dari sumur tersebut menghasilkan minyak sebesar 1.665 - 3.800 BOPD
pada interval 7.000 - 7.028 kaki (RKB) dan 3.400 BOPD pada interval 6.780 - 6.827
kaki (RKB). Batuan induk hidrokarbon di Kawasan Seram berasal dari serpih
karbonan, batubara dari Formasi Kanikeh, dan batugamping kaya organic dari
Formasi Saman. Batuan reservoir yang berkembang pada kawasan ini berupa
batugamping Formasi Manusela, batupasir lepas Formasi Fufa, batupasir kasar dari
Nief Beds, dan batuan klastika kasar dari Formasi Kanikeh. Batuan tudung yang
berkembang pada daerah Seram berupa intraformational shale yang terdapat pada
masing-masing formasi. Perangkap hidrokarbon pada kawasan ini berupa perangkap
struktur berupa detached fold, sesar anjak, rool-over. Migrasi hidrokarbon berupa
migrasi vertikal melalui sesar-sesar anjak. Hidrokarbon di cekungan buru bermigrasi
ke struktur antiklin maupun tinggian-tinggian dan terperangkap oleh melalui struktur
sesar naik.

Play hidrokarbon pada batuan Pra-Tersier di Pulau Seram adalah pada


batugamping Formasi Manusela dan Formasi Kanikeh. Sedangkan untuk play yang
berumur Plistosen adalah pada batupasir Fufa. Pada batugamping Formasi Manusela,
akumulasi hidrokarbon telah terbukti pada sumur Oseil-1 s/d Oseil-4 yang tersebar di
Seram Timur. Formasi ini selain berperan sebagai reservoir juga kemungkinan
berperan sebagai batuan induk. Penyebarannya sangat luas, tidak terbatas pada
sebelah timur Pulau Seram saja. Hal ini membuka peluang adanya perangkap minyak
bumi pada formasi ini di daerah lain di Pulau Seram.

Hasil studi pada formasi Kanikeh, menunjukkan bahwa formasi ini memiliki
porositas yg potensial sebagai batuan reservoir. Porositasnya baik berupa porositas
primer pada batupasir maupun porositas sekunder berupa retakan-retakan. Selain
dapat berpotensi sebagai batuan reservoir, formasi ini juga diperkirakan berperan
sebagai batuan induk. Penyebarannya yang cukup luas di Pulau Seram menyebabkan
masih terbukanya peluang yang besar bagi ditemukannya cebakan minyak bumi pada
formasi ini.

Play yang sudah sejak lama dikenal di daerah Seram adalah Play batupasir
Fufa yang berumur Pleistosen yang ditemukan di lapangan minyak Bula. Penyebaran
formasi ini relatif terbatas, namun demikian potensi play ini masih terbuka untuk
ditemukan lagi di daerah-daerah lepas pantai di bagian utara Pulau Seram.
DAFTAR PUSTAKA

Pertamina-BEICIP, 1985, Hydrocarbon potential of Eastern Indonesia, Pertamina.

Schiefelbein, C. & Ten Haven, H. L., 1995, The Petroleum System of Indonesia, IPA
24th Annual Convention Proceeding.

Barber, P., Carter, P., Fraser T., Baillie P., and Myers K., 2003, Paleozoic and
Mesozoic Petroleum System in Timor and Arafura Seas, Eastern Indonesia, IPA
Proceeding of 29th Annual Convention and Exhibition, Jakarta, Oct 14 – 16.

Sjahbuddin, Eddy. & Sumantri, Y. R., 1994, Exploration Success In The Eastern Part
Of Indonesia and Its Challenges in The Future, IPA 23th Annual Convention
Proceeding

Pertamina-BPPKA, 1996, Petroleum Geology Indonesian Basins, Vol VI-IX Eastern


Indonesian Basins.

Laporan geologi indonesia cekungan seram, Rizky Adhim P. Teknik Geologi


Fakultas Teknologi Kebumian Dan Energi Universitas Trisakti Jakarta
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai