Modul Praktikum Pemodelandengan Maple
Modul Praktikum Pemodelandengan Maple
net/publication/312043096
CITATIONS READS
0 24,327
1 author:
Arif Muchyidin
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
33 PUBLICATIONS 58 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Arif Muchyidin on 04 January 2017.
Disusun oleh :
TADRIS MATEMATIKA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya untuk Allah semata, Tuhan yang menguasai
seluruh alam dan ilmu pengetahuan yang sangat luas ini, karena berkat rahmat dan
hidayah yang tak berhingga banyaknya Allah berikan, penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Modul Praktikum Pemodelan Matematika dengan Menggunakan Maple.
Penyusunan Modul Praktikum ini selain bertujuan untuk memperkuat soft skill
mahasiswa, juga sebagai sarana untuk mengembangkan kreativitas dan memperkaya
khasanah kematematikaan terutama dalam Pemodelan Matematika khususnya bagi
penulis sendiri, mahasiswa dan bagi penerus serta pecinta matematika pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Modul Praktikum ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan baik berupa kritik,
saran, maupun koreksi yang membangun. Semoga Modul Praktikum ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
|i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM ........................................................................................ v
PENDAHULUAN ...................................................................................................... vii
PERTEMUAN KE – 1 ................................................................................................... 1
PERTEMUAN KE – 2................................................................................................... 9
PERTEMUAN KE – 3................................................................................................. 17
PERTEMUAN KE – 4................................................................................................. 25
PERTEMUAN KE – 5................................................................................................. 31
PERTEMUAN KE – 6................................................................................................. 35
PERTEMUAN KE – 7................................................................................................. 41
PERTEMUAN KE – 8................................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 53
| iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
|v
PENDAHULUAN
| vii
viii |
Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengenal bagian – bagian dari Maple
2. Mahasiswa dapat melakukan operasi – operasi sederhana pada Maple
Dasar Teori
Matematika secara umum dan pemodelan khususnya sangat memerlukan perhitungan
saintifik, hal ini diperlukan karena ada beberapa hal yang memerlukan perhitungan
yang sangat besar, butuh ketelitian dan sebuah alat untuk melakukan simulasi. Hal ini
akan berdampak pada output yang dihasilkan terutama dalam hal performa dan
keakuratan dari model yang dibuat. Pemodelan matematika dibuat berdasarkan
temuan – temuan dan informasi serta masalah yang ditemukan dilapangan. Tentunya,
pembuatan sebuah model membutuhkan tujuan yang sifatnya problem solving. Maple
sebagai sebuah sistem didesain untuk membantu para peneliti untuk memperoleh
tujuan dari penelitian yang dimaksud.
A. Bekerja dengan Maple Document Mode
Ketika pertama kali membuka Maple pada Startup, maka akan terlihat perbedaan
dari Document Mode dan Worksheet mode. Baik menggunakan Document Mode
atau Worksheet mode, pengguna dapat membuat dokumentasi matematika
interaktif dengan kualitas yang sangat baik. Setiap mode menawarkan tampilan
dan fungsi yang hampir sama, yang membedakan hanya pada wilayah input dari
setiap mode. Perbedaan tersebut terletak pada hal berikut (Martin & Hrebicek,
2008) :
1. Document mode, wilayah input berupa Document Block. Document Blocks
menyembunyikan Malpe Syntax sehingga pengguna dapat fokus pada
pemecahan masalah.
2. Worksheet Mode, wilayah input ditandai dengan adanya Maple input prompt
>. Jika prompt sudah terlihat, maka semua command akan ditampilkan.
|1
2|
Untuk memulai menggunakan Maple pada Document Mode, ikuti langkah berikut
:
a. Klik File Menu
b. Pilih New (akan muncul dua pilihan, Worksheet mode, Document Mode,
Templates…)
c. Pilih Document Mode
3. Membuat judul (text), klik CTRL + T atau pada menu bar klik Insert kemudian
pilih Text
Salah satu hal yang membuat Maple sangat familiar adalah Maple help yang
ada pada program Maple. Dengan menggunakan Maple help, kita dapat
meminta bantuan cara penulisan syntax apapun yang ada pada Maple. Untuk
menggunakan Maple help, kita cukup menekan CTRL + F1 atau pada menu bar
6|
pilih help (terletak pada bagian atas sebelah kanan) kemudian pilih Maple help.
Perhatikan gambar berikut :
Setelah itu, ketikkan topik yang akan ditanyakan pada kolom yang tersedia,
kemudian enter. Misalnya :
Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu membuat model sederhana yang berkaitan dengan persamaan
linier dari kehidupan sehari – hari.
2. Mahasiswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari model yang telah
diperoleh dengan menggunakan Maple dari metode – metode penyelesaian
SPLDV yang telah mahasiswa ketahui sebelumnya.
3. Mahasiswa punya pengalaman dan wawasan baru dalam membuat syntax
sederhana dengan menggunakan Maple.
Dasar Teori
A. Sistem Persamaan Linier
Terdapat dua bentuk persamaan linier (Cunayah, 2006), yaitu:
a. Persamaan linier satu variabel
Persamaan linier satu variabel adalah kalimat terbuka yang menyatakan
hubungan sama dengan dan hanya memiliki satu variabel berpangkat satu.
Bentuk umum persamaan linier satu variabel adalah sebagai berikut :
|9
10 |
dengan .
Untuk menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel dapat digunakan
metode – metode berikut (Cunayah, 2006) :
a. Metode Grafik
Metode grafik adalah metode penyelesaian SPLDV yang dilakukan dengan
cara menggambar grafik dari kedua persamaan tersebut yang kemudian
menentukan titik potongnya. Titik potong tersebut merupakan solusi dari
sistem persamaan tersebut.
Langkah menentukan solusi SPLDV dengan metode grafik :
i. Menggambar grafik masing – masing persamaan pada sebuah bidang
kartesius dengan menggunakan metode titik potong sumbu.
ii. Bila kedua garis tersebut berpotongan pada sebuah titik, maka himpunan
penyelesaiannya tepat memiliki sebuah anggota, yaitu .
iii. Bila kedua garis tersebut sejajar (tidak berpotongan), maka himpunan
penyelesaiannya tidak memiliki anggota, yaitu , atau .
iv. Bila kedua haris berimpit, maka himpunan penyelesaiannya memiliki
anggota yang tak hingga banyaknya.
b. Metode Substitusi
Metode substitusi adalah metode penyelesaian SPLDV dengan cara mengganti
satu variabel dengan variabel dari persamaan yang lain.
Langkah – langkah menggunakan metode substitusi :
i. Pilih salah satu persamaan yang paling sederhana, kemudian nyatakan
fungsi sebagai fungsi atau sebaliknya.
ii. Substitusikan atau pada langkah i ke persamaan lainnya.
c. Metode Eliminasi
Metode eliminasi adalah metode penyelesaian SPLDV dengan cara
menghilangkan salah satu variabel. Langkah – langkah menggunakan metode
eliminasi adalah sebagai berikut :
| 11
d. Metode Matriks
Misalkan terdapat SPLDV sebagai berikut :
maka sistem di atas dapat ditulis dalam bentuk sebagai berikut (Sobirin, 2009):
Jawab :
Jawab :
Dengan menggunakan Maple, akan diperoleh hasil sebagai berikut :
i. Metode grafik
Berikut ini adalah syntax untuk metode grafik untuk mencari himpunan
penyelesaiain SPLDV (Sahid, 2009) :
Jika dilihat dari grafik yang terbentuk berpotongan pada titik . Dengan
demikian, titik yang dibentuk oleh perpotongan kedua garis tersebut adalah
solusi dari sistem persamaan di atas, dengan nilai dan .
(lihat gambar di bawah ini)
3. D sebuah toko, Aprilia membeli 4 barang A dan 2 barang B dengan harga Rp.
4000,- Julia membeli 10 barang A dan 4 barang B dengan harga Rp. 9.500,-
Januar ingin membeli sebuah barang A dan sebuah barang B dengan harga…
4. Jika uang lelah Rp. 220 diberikan kepada 4 orang tukang kebun dan 2 orang
pembersih ruangan, dan Rp. 140 diberikan kepada 3 orang tukang kebun dan
seorang pembersih ruangan, maka masing – masing tukang kebun dan tukang
pembersih ruangan berturut – turut menerima uang sebesar …
5. Dengan persediaan kain polos 20m dan kain bergaris 10m, seorang penjahit akan
membuat 2 model pakaian jadi. Model I memerlukan 1m kain polos dan 1,5m
kain bergaris. Model II memerlukan 2m kain polos dan 0,5m kain bergaris. Jika
tiap pakaian tersebut dijual, setiap model I memperoleh keuntungan Rp. 15.000,-
dan model II memperoleh untung Rp. 10.000,-. Tentukan laba maksimum yang
diperoleh !
PERTEMUAN KE – 3
(Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel dan Program Linier)
Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu membuat model sederhana yang berkaitan dengan persamaan
linier Tiga Variabel dari kehidupan sehari – hari.
2. Mahasiswa mampu membuat model sederhana yang berkaitan dengan program
linier dari kehidupan sehari – hari.
3. Mahasiswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari model yang telah
diperoleh (SPLTV dan Program Linier) dengan menggunakan Maple dari metode –
metode penyelesaian telah mahasiswa ketahui sebelumnya.
4. Mahasiswa punya pengalaman dan wawasan baru dalam membuat syntax
sederhana dengan menggunakan Maple.
Dasar Teori
A. Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel
Bentuk umum dari sistem persamaa linier tiga variabel dan adalah sebagai
berikut :
B. Program Linier
I. Sistem pertidaksamaan linier
Pertidaksamaan linier adalah pertidaksamaan dengan pangkat tertinggi dari
variabelnya satu, gabungan dua atau lebih pertidaksamaan linier (Cunayah,
| 17
18 |
1.
2.
3.
4.
Jawab :
Dengan menggunakan Maple, akan diperoleh himpunan penyelesaian sebagai
berikut :
B. Program Linier
I. Sistem pertidaksamaan linier
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem pertidaksamaan berikut :
a.
Jawab :
20 |
b.
Jawab :
c.
Jawab :
1.
Jawab :
| 21
2.
Jawab :
3.
Jawab :
Jawab :
Jawab :
Jawab :
Dengan menggunakan metode simplex diperoleh
Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat menentukan solusi persamaan diferensial biasa
2. Mahasiswa dapat menerapkan teknik- teknik penentuan solusi persamaan
diferensial biasa dalam menyelesaikan berbagai masalah yang melibatkan
persamaan diferensial biasa dalam kehidupan sehari-hari
Dasar Teori
Persamaan diferensial yang akan di bahas pada praktikum ini adalah Persamaan
Diferensial Biasa (PDB) sebagai berikut (Penney & Edward C, 2000):
a. PD peubah terpisah
Bentuk umum PD Peubah-peubah Terpisahkan adalah :
b. PD homogen
Persamaan diferensial
d. PD Linier orde 1
Bentuk umum PD orde 1 adalah
| 25
26 |
Direction Fields
Untuk menginvestigasi kemungkinan sifat dan perilaku solusi dari persamaan
diferensial yang berbentuk dapat dilakukan dengan
menggunakan metode secara geometrik. Untuk setiap titik pada bidang
koordinat berdimensi dua, nilai dari menentukan kemiringan .
Solusi dari persamaan diferensial ini merupakan fungsi yang terdiferensialkan
dengan grafik yang mempunyai gradien di setiap titik . Grafik dari
solusi persamaan diferensial pada saat dinamakan kurva solusi dari persamaan
diferensial.
Ide dari kurva solusi tersebut membawa pada metode grafik untuk
mengkonstruksi pendekatan solusi dari persaman diferensial .
Untuk setiap himpunan titik dapat digambarkan pada sebuah segmen
garis yang mempunyai kemiringan . Himpunan seluruh segmen
garis tersebut dinamakan direction field untuk persamaan
(Penney & Edward C, 2000).
Catatan :
Untuk setiap direction field menyimpan informasi kualitatif terkait himpunan
dari solusi persamaan diferensial.
Contoh :
Tentukan direction field dan kurva solusi untuk persamaan diferensial
dengan nilai .
Jawab :
dengan .
a. Tentukan faktor integral PD di atas
b. Tetukan solusi dari PD di atas
c. Tetukan grafik dari solusi dari PD di atas
d. Tetukan potret fase dari PD di atas
2. Perhatikan PD berikut :
Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat menentukan solusi persamaan diferensial biasa
2. Mahasiswa dapat menerapkan teknik- teknik penentuan solusi persamaan
diferensial biasa dalam menyelesaikan berbagai masalah yang melibatkan
persamaan diferensial biasa dalam kehidupan sehari-hari
Dasar Teori
Terdapat dua jenis PD orde 2, yaitu: (Rachmatin, 2009)
1. PD orde 2 homogen
Bentuk umum persaman diferensial ini adalah
dengan adalah solusi PD bentuk homogen dan adalah solusi partikulur atau
solusi khusus dari PD yang bersesuaian (Penney & Edward C, 2000).
| 31
32 |
Jawab :
Jawab :
| 33
Dari grafik di atas terlihat bahwa dengan ada efek peredaman benda yang
awalnya bergerak, seiring dengan berjalannya waktu akan berhenti dengan
sendirinya.
dimana diukur dalam satuan feet dan dalam detik. Jika , dan
, tentukan posisi masa setiap waktu. Simulasikan juga dalam bentuk
grafik.
3. Posisi sebuah sistem benda – pegas yang tak teredam memenuhi persamaan dan
nilai awal berikut :
Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat menentukan solusi dari sistem persamaan diferensial
2. Mahasiswa dapat menjelaskan dan menganalisa kestabilam serta dinamika dari
potret fase yang dihasilkan
Dasar Teori
Misalkan terdapat sistem persamaan diferensial orde 2 dengan variabel x dan y
dengan bentuk sebagai berikut :
Dengan fungsi dan yang telah ditentukan. Solusi dari sistem tersebut adalah
pasangan dan yang merupakan fungsi dari yang memenuhi persamaan di
atas. (Penney & Edward C, 2000)
Sistem persamaan diferensial di atas dapat diubah ke dalam bentuk yang lain, yakni
dengan menggunakan pemisalan sebagai berikut :
bentuk yang terakhir merupakan bentuk umum dari sistem persamaan diferensial.
| 35
36 |
Sehingga diperoleh
38 |
diperoleh
Dari diagram arah di atas dapat dilihat bahwa direction field semua mengarah
pada titik pusat. Apa artinya ?
Untuk penjelasan secara grafik menggunakan syntax sebagai berikut :
Sehingga diperoleh
| 39
Tujuan Praktikum
1. mahasiswa dapat menjelaskan hasil simulasi numerik terhadap model atau
keadaan yang sesungguhnya
2. mahasiswa dapat membuat analisa terhadap fenomena hasil manipulasi sebuah
model sistem peredaman sederhana
Dasar Teori
Sistem peredaman sederhana yang terdiri dari massa, pegas, dan peredam merupakan
salah satu model yang sangat banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari – hari. Salah
satunya adalah sistem yang digunakan pada pada sistem peredaman sepeda motor.
Model sistem ini terdiri dari massa yang ditopang oleh pegas dan peredam. Untuk
memodelkan sistem ini ke dalam bentuk persamaan matematika, diperlukan beberapa
pengetahuan tentang hukum Newton II dan hukum Hook. Sehingga akan diperoleh
persamaan seperti yang akan dipelajari pada bagian ini.
| 41
42 |
Misalkan terdapat sistem peredaman yang terdiri dari massa , sebuah pegas
dengan panjang dan damper
terangkai dalam sebuah sistem peredaman sederhana. Dengan menggunakan hukum
Newton akan diperoleh persamaan berikut :
Persamaan di atas merupakan sebuah sistem gerakan antara massa, pegas dan
peredam. Untuk menganalisa sistem di atas, diperlukan nilai parameter dan nilai dari
kondisi awal dari sistem. Dari gambar dapat dilihat bahwa sistem awalnya berada
Berdasarkan solusi di atas, dapat dibuat grafik dari solusi tersebut, yaitu
| 43
Dari grafik tersebut terlihat bahwa dengan nilai dan , pada saat efek
dari redaman sudah dapat dirasakan. Ini terlihat dari grafik pada saat grafik
mulai turun dan redaman mulai stabil untuk .
Tujuan Praktikum
1. mahasiswa dapat mengetahui beberapa jenis model pertumbuhan populasi
2. mahasiswa dapat menganalisa dinamika yang terjadi pada sebuah ekosistem
Dasar Teori
Pada bagian ini akan disarikan model-model tak linier yang sering ditemui pada
masalah dinamika populasi. Di sini akan disajikan model mangsa-pemangsa dan model
interaksi dua spesies. Pada model mangsa-pemangsa, kajian matematis dapat
menjelaskanmunculnya fenomena turun-naiknya jumlah mangsa dan pemangsa dalam
suatu periode tertentu. Pada model interaksi dua spesies, parameter-parameter spd tsb
dapat menentukan apakah akan terjadi kesetimbangan diantara dua spesies tersebut,
ataukah salah satu dari spesies tersebut akan punah. Bidang phase bagi masalah-
masalah di atas diperoleh menggunakan Maple. Kajian analitis untuk sistem persamaan
diferensial tak linier berada di luar ruang lingkup kuliah ini. (Redjeki, 2009)
a. Model predator prey
Misalkan dalam sebuah ekosistem terdapat populasi rusa (mangsa) dan populasi
singa (pemangsa). Misalkan dalam ekosistem tersebut terdapat rumput yang
berlimpah dan bagi singa hanya memangsa rusa saja. Misalkan dan
berturut – turut menyatakan jumlah mangsa dan jumlah pemangsa di ekosistem
tersebut dalam waktu . Jika mangsa dan pemangsa tidak saling berinteraksi, maka
model pertumbuhannya adalah sebagai berikut :
Jika mangsa dan pemangsa saling berinteraksi, maka jumlah mangsa akan
berkurang karena dimakan pemangsa. Laju berkurangnya mangsa sebanding
dengan jumlah pertemuan mangsa dan pemangsa, dimisalkan dengan
dengan suatu bilangan positif. Dan sebaliknya jumlah pemangsa akan bertambah
dengan laju . Sehingga model mangsa – pemangsa menjadi
| 45
46 |
Jika kelinci dan rusa sama-sama tinggal di lingkungan itu, maka makanan mereka
terbatas karena kehadiran spesies yang lain. Sehingga model pertumbuhan kelinci
dan rusa menjadi
Untuk menentukan titik kritis dan kestabilan disekitar titik kritis, perhatikan sytax
berikut :
| 47
Model di atas mempunyai dua titik equilibrium (0, 0), dan (3, 2). Untuk melihat
kestabilan disekitar titik kritis, terlebih dahulu harus dicari nilai eigen sebagai
berikut :
Untuk titik kritis (0, 0), diperoleh nilai eigen dan . Karena nilai
eigen yang diperoleh riil dan berbeda, maka titik kritis disekitar (0,0) adalah sadle
point yang tak stabil.
Sedangkan untuk kestabilan disekitar titik (3,2) diperoleh nilai eigen yang berupa
bilangan kompleks, sehingga titik kritis disekitar titik (3,2) adalah berupa center
yang stabil.
Untuk melihat kestabilan dalam phase portrait, perhatikan syntax berikut :
48 |
Tampak dari phase portrait bahwa titik equilibrium (3, 2) stabil, sedangkan titik
(0, 0) tidak stabil. Ini berarti bahwa di alam akan terjadi kesetimbangan antara
jumlah mangsa dan pemangsa. Jika diamati lebih detail terdapat trajektori-
trajektori tertutup di sekitar (3, 2). Hal ini yang menjelaskan munculnya fenomena
penurunan dan kenaikan jumlah mangsa dan pemangsa secara periodik di dalam
sebuah ekosistem.
Perhatikan satu trajektori di sekitar titik (3, 2), terdapat masa di mana jumlah
mangsa cukup banyak, sedangkan jumlah pemangsa sedikit. Namun jumlah
pemangsa segera meningkat karena banyaknya mangsa. Hal ini berlangsung terus
hingga jumlah pemangsa terlalu banyak, sedangkan jumlah mangsa berkurang.
Hingga pada suatu saat jumlah pemangsa mencapai nilai maksimum. Karena
banyaknya pemangsa maka jumlah mangsa berkurang terus hingga mencapai nilai
minimum. Selanjutnya dengan bertambahnya waktu jumlah pemangsa berkurang
karena persaingan untuk mendapatkan makanan diantara mereka sendiri. Hal ini
mengakibatkan jumlah pemangsa berkurang terus hingga mencapai jumlah
| 49
Sehingga diperoleh
Grafik di atas merupakan gambaran kondisi dimana pada saat awal terdapat
jumlah mangsa dan pemangsa secara periodik akan
mengalami jumlah populasi yang naik – turun dengan seiring bertambahnya
waktu. Dari grafik terlihat bahwa ketika jumlah mangsa bertambah, maka jumlah
pemangsa juga akan bertambah. Jumlah pemangsa mengalamai masa puncak
(dimana jumlah pemangsa berada pada titik tertinggi) pada saat jumlah mangsa
setengah dari jumlah tertinggi. Semakin berkurang jumlah mangsa, maka jumlah
pemangsa juga akan mengalami penurunan, begitu seterusnya.
Untuk menentukan titik kritis dan kestabilan disekitar titik kritis, perhatikan syntax
berikut :
50 |
Model di atas mempunyai empat titik equilibrium (0, 0),(1,0),(0,2), dan (0.5,0.5).
Untuk melihat kestabilan disekitar titik kritis, terlebih dahulu harus dicari nilai
eigen sebagai berikut :
Untuk titik kritis (0, 0), diperoleh nilai eigen dan . Karena nilai
eigen yang diperoleh riil positif dan berbeda, maka titik kritis disekitar (0,0)
adalah node yang tak stabil.
Sedangkan untuk kestabilan disekitar titik (1,0) diperoleh nilai eigen yang berupa
bilangan riil negatif dan berbeda, sehingga titik kritis disekitar titik (1,0) adalah
berupa node yang stabil asimtotik.
| 51
Sedangkan untuk kestabilan disekitar titik (0,2) diperoleh nilai eigen yang berupa
bilangan riil negatif dan berbeda, sehingga titik kritis disekitar titik (0,2) adalah
berupa node yang stabil asimtotik.
Sedangkan untuk kestabilan disekitar titik (0.5,0.5) diperoleh nilai eigen yang
berupa bilangan riil dan berbeda, sehingga titik kritis disekitar titik (0.5,0.5) adalah
berupa titik sadle yang tidak stabil.
Untuk melihat kestabilan dalam phase portrait, perhatikan syntax berikut :
52 |
Model di atas mempunyai empat titik equilibrium (0, 0), (1, 0), (0, 2), dan (0.5,
0.5). Tampak dari phase portrait bahwa titik-titik equilibrium (1, 0), (0, 2) bersifat
stabil asimptotik, sedangkan (0, 0) dan (0.5, 0.5) tak stabil. Hal ini dapat
diinterpretasikan bahwa di alam akan terjadi salah satu dari spesies akan punah,
entah spesies yang pertama ataupun spesies yang kedua.
Sistem di atas merupakan sistem persamaan diferensial untuk sistem rantai makanan.
Misalkan menyatakan jumlah populasi kelinci dan menyatakan jumlah
populasi rubah. Analisa kestabilan dan dinamika disekitar titik kritisnya !
DAFTAR PUSTAKA
Boyce, W. E., & DiPrima, R. . (2000). Elementary Differential Equation and Boundary
Value Problems. New York: John Willey & Sons.
Cunayah, C. (2006). 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Matematika (p. 560).
Bandung: Yrama Widya.
Martin, Ř., & Hrebicek, J. (2008). Modelling with maple and maplesim. In 22nd
European Conference on Modelling and Simulation . Nicosia: ECMS.
Sobirin. (2009). Bank Soal UN & SPMB Matematika SMA (p. 500). Jakarta: Media
Pusindo.
Tocci, C., & Adams, S. (1996). Applied Maple for Engineers and Scientists . Boston:
Artech House, Inc.
| 53