Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. Tujuan
- Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan sediaan salep steril eritromisin 0,5%
- Mahasiswa dapat melakukan evaluasi sediaan salep steril eritromisin 0,5%
- Evaluasi fisik (organoleptis, homogenitas, konsistensi, stabilitas krim, isi
minimum,penentuan tipe emulsi, penetapan pH, uji pelepasan bahan aktif sediaan,
uji kebocoran tube)
1. Uji Orgaoleptik
Uji yang dilakukan dengan pengamatan terhadap tekstur,warna, bau dan
rasa dari sediaan yang dibuat (Charter, 1997).
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas salep, jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan
transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen
(DepKes RI, 1979).
3. Uji pH
pengukuran pH bertujuan untuk mengetahui pH salep apakah bersifat
asam, netral, atau basa dan mengamati adanya perubahan pH yang
mungkin terjadi selama penyimpanan (DepKes RI, 1995). Syarat
nilai pH yang aman untuk kulit, yaitu pH 5,5 hingga 6, karena pH yang
terlalu asam maupun terlalu basa dapat mengiritasi kulit (Labrador-
Grenfell Health, 2008).
G. Monografi Bahan
1. Eritromisin (Depkes, 2014).
Pemerian : Serbuk Kristal putih atau agak kuning, sedikit
higroskopik.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam etanol, dalam
kloroform dan dalam eter.
Titik Leleh : 135ᴼC
PH : Antara 6,0 – 8,6
Kegunaan : sebagai alternatif untuk pasien yang alergi penisilin
untuk pengobatan enteritis kampilobakter, pneumonia,
penyakit Legionaire, sifilis, uretritis non gonokokus,
prostatitis kronik, akne vulgaris, dan profilaksis difetri
dan pertusis.
2. Metil Paraben (Rowe et al., 2009)
Sinonim : Nipagin, metil p- hidroksibenzoat
Rumus molekul : C8H8O3
BM : 152,15
Titik lebur : 125-128˚C
Pemerian : Serbuk kristal berwarna atau kristal putih, tidak berbau atau
hampir tidak berbau dan memiliki sedikit rasa yang membakar.
Kelarutan : Pada suhu 25˚ C larut dalam 2 bagian etanol, 3 bagian etanol
(95%), 6 bagian etanol (50%), 10 bagian eter, 60 bagian
gliserin, 2 bagian methanol, praktis tidak larut dalam minyak
mineral, larut dalam 200 bagian minyak kacang, 5 bagian
propilen glikol, 400 bagian air (25˚ C), 50 bagian air (50 ˚ C)
dan 30 bagian air (80 ˚ C)
3. Propil Paraben (Rowe et al., 2009)
Sinonim : Nipasol
Rumus molekul : C10H12O3
BM : 180,20
Titik didih : 295˚C
Pemerian : Serbuk kristal putih, tidak berbau dan tidak berasa
Kelarutan : Larut dalam aseton, eter, 1,1 bagian etanol 5,6 bagian
etanol (50%), 250 bagian gliserin, 3330 bagian mineral
oil, 70 bagian minyak kacang, 3,9 bagian propilen
glikol, 110 bagian propilen glikol (50%), 4350 bagian
air (15˚ C), 2500 bagian air, 225 bagian air (80%).
Penggunaan : Nipasol banyak digunakan sebagai pengawet
antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan
formulasi farmasi. - formulasi farmasi
6 Gliserin 2% b/b
IV. Alat/Wadah/Bahan
1. Alat
1 Gelas kimia 50 ml 3
2 Cawan penguap 2
6 Batang pengaduk 3
7 Piprt kaca 2
8 Pinset 1
2. Wadah
3 Propil paraben
4 BHT
7 Parafin solid
8 Vasellin flavum
V. Cara Kerja
1. Penimbangan bahan
8 Vasellin flavum add 100% b/b (b) g – ( (c) + (d) + (e) + (f) +
(g) + (h) + (i) ) g = (k) g
(k) dilebihkan 20% karena
dilakukan peleburan
(j) g + (20% x (j) g) = ..... (m) g
Dicuci bersi semua alat dan wadah, dibilas dengan akuades dan
dikeringkan
Pada praktikum kali ini , sediaan salep yang dibuat yaitu salepmata. Salep mata adalah
salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatan salep mata harus diberikan perhatian
khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat
serta memenuhi syarat uji sterilitas (Depkes, 2014). Salep adalah sediaan setengah padat yang
mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok (Anief, 2000).
Salep mata yang dibuat dalam praktikum kali ini memiliki kandungan zat aktif
eritromisin 0,5%. Indikasi dari salep mata dengan kandungan eritromisin 0,5% yaitu untuk
mengobati mata infeksi seperti iritis, konjungtivitis, keratitis, dakriositis, dan infeksi mata lain
yang sensitif terhadap Chloramphenicol. Selain Eritromisin bahan lain yang digunakan dalam
pembuatan formulasi salep ini yaitu metil paraben yang berfungsi sebagai zat……. , propil
paraben berfungsi sebagai zat………., BHT berfungsi sebagai zat……….., Propilenglikol
berfungsi sebagai zat…………., gliserin berfungsi sebagai zat, parafin berfungsi sebagai zat
…….dan vaselin flavum yang berfungsi sebagai basis salep.
Pada pembuatan salep mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari
bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji
sterilitas. Perlu diketahui bahwa Syarat oculenta atau salep mata seperti tidak boleh
mengandung bagian-bagian kasar, dasar salep tidak boleh merangsang mata dan harus
memberi kemungkinan obat tersebar dengan perantaraan air mata, obat harus tetap berkhasiat
selama penyimpanan, salep mata harus steril dan disimpan dalam tube yang steril(Anief,
2000). Oleh karena itu sebelum proses pembuatan salep mata dilakukan sterilisasi terhadap
alat dan bahan yang digunakan. Diharapkan dengan kondisi steril dapat dihindari adanya
infeksi sekunder.
Sebelum proses pembuatan dimulai harus diawali dengan prosedur cuci tangan.
Prosedur mencuci tangan steril berbeda dengan mencuci tangan bersih dan aseptik.
Perbedaannya terletak pada frekuensi cuci tangan dan peralatan sikat untuk menggosok kuku.
Mencuci tangan steril dilakukan sebanyak dua kali cuci tangan baru kemudian dikeringkan
oleh handuk sekali pakai. Pada pencucian tangan steril sabun yang digunakan harus sabun
antiseptik yang baik karena bertujuan untuk membunuh mikroorganisme di tangan. Tujuan
dari tidak bolehnya sembarangan dalam pencucian tangan steril ialah agar tangan benar-benar
dalam keadaan steril saat sesudah pencucian dan tidak boleh terkena benda lain yang
memungkinkan tangan terkontaminasi lagi. Saat semua proses pencucian sudah selesai dan
tangan juga sudah kering maka tangan boleh di katakan steril namun tidak dalam keadaan
100%, pencucian steril ini juga bertujuan agar meminimalisir kontaminasi bakteri dari tangan.
Langkah mencuci tangan steril yaitu membuka bungkus pembersih kuku, mencuci
tangan dari ujung jari hingga siku dengan air mengalir, mengambil sabun ati septik dan
dioleskan pada tangan dari ujung jari hingga siku, menyikat kuku dengan pembersih kuku
hinggabersih, membersihkan sela-sela jari, punggung dan telapak tangan hingga bersih,
memebersihkan pergelangan tangan sampai siku, membilas satu tangan hingga bersih baru
tangan berikutnya. Membiarkan air menetes dari siku dan mengeringkan tangan dengan
blower atau dengan tissue. Dipastikan posisi siku lebih rendah dari pergelangan tangan.
Mengatur kembali posisi lengan tangan ke semula degan menggunakan tissue sebagai pelapis
tangan, dan yang terakhir memastikan tidak menyentuh permukaan yang terkontaminasi.
Dalam praktikum kali ini kami menggunakan berbagai macam alat diantaranya gelas
kimia 50ml, cawan penguap, Mortir dan setamper, spatel, kaca arloji, batang pengaduk, pipet
kaca, pinset dan tube logam sebgai wdah salep. Alat alat tersebut digunakan secara steril yang
mana dalam hal ini untuk alat-alat tersebut dilakukan metode sterilisasi kering dengan
menggunakan oven 170ᴼC selama 1 jam. Alat-alat yang akan disterilisasi menggunakan
metode panas kering dibungkus dengan kertas perkamen sebanyak 2 lapis.Alat yang sudah
dibungkus tersebut dimasukkan ke dalam oven. Kemudian ditata posis alat tersebut sehingga
udara yang berada di dalam oven tersebut mengalir secara merata. Setelah diatur posisi alat
oven ditutup lalu ditekan tombol ON. Disetting oven pada suhu 170ᴼC selama 1 jam. Lalu
ditunggu sampai proses sterilisasi selesai. Sedangkan alat lain seperti karet pipet dan tutup
tube di sterilisasikan dengan cara merendam dalam alcohol 70% selama 24 jam.