A. Pokok Pikiran
1. Nasionalisme
a. Tentang Nasionalisme
Nasionalisme merupakan implementasi rasa cinta kita sebagai rakyat Indonesia
terhadap bangsa dan negara yang didasari pada nilai-nilai Pancasila. Sebagai ASN kita
harus memiliki rasa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat, yang kemudian
diaktualisasikan ke dalam fungsi dan tugas kita yang didasari Pancasila dan UUD 1945.
Sehingga diharapkan Nasionalisme dapat menjadikan kita sebagai ASN yang berorientasi
pada kepentingan public, bangsa, negara, dan menghindari pemikiran yang
mementingkan kepentingan pribadi atau golongan. Nilai dasar nasionalisme sebagai ASN
yang menerapkan Pancasila sebagai dasar dalam menjalankan tugasnya dibagi menjadi
lima sesuai dengan jumlah sila dari Pancasila.
1) Sila ketuhanan yang maha esa memiliki nilai religious, toleran, transparan, etos kerja,
tanggung jawab, amanah, dan percaya diri.
2) Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai humanis, tenggang rasa,
persamaan derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif.
3) Sila persatuan Indonesia memiliki nilai cinta tanah air, rela berkorban, menjaga
ketertiban, mengutamakan kepentinngan public, dan gotong royong.
4) Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan memiliki nilai musyawarah mufakat, kekeluargaan, menghargai pendapat,
dan bijaksana.
5) Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki nilai bersikap adil, tidak
serakah, tolong menolong, kerja keras, dan sederhana.
Sebagai ASN, nasionalisme diaktualisasikan sesuai dengan fungsi dan tugas
antara lain pada ranah berikut:
a) Kebijakan publik
Sebagai ASN, kita harus memiliki nilai kepublikan yang memiliki orientasi pada
kepentingan public, menempatkan kepentingan public, bangsa dan negara di atas
kepentingan lainnya serta kepentingan nasional diatas kepentingan sectoral atau
golongan.
b) Pelayanan publik
Sebagai ASN kita harus memiliki integritas tinggi dalam melayani yang disesuaikan
dengan kode etink ASN. Bersikap adil, tidak diskriminatid, professional dan
berintegritas dalam memberkan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu ASN harus
menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel,
dan memiliki kinerja yang memuaskan public.
c) Sebagai Perekat dan Pemersatu bangsa
Sebagai ASN kita harus memiliki rasa nasionalisme yang kuat, memiliki kesadaran
yang tinggi untuk menjaga kedaulatan negara dan pemersatu bangsa serta
mengupayakan sutuasi yang damai di seluruh Indonesia dan terus menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Profil Tokoh
Haji Agus Salim, lahir dengan nama Masyhudul Haq, lahir di Koto Gadang, Agam,
Sumatra Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884 dan meninggal di Jakarta, Indonesia, 4
November 1954 pada umur 70 tahun. Ia adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia.
Haji Agus Salim ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal
27 Desember 1961 melalui Keppres nomor 657 tahun 1961.
Pada tahun 1915, Salim bergabung dengan Sarekat Islam (SI), dan menjadi
pemimpin kedua di SI setelah H.O.S. Tjokroaminoto. Peran Agus Salim pada masa
perjuangan kemerdekaan RI antara lain:
- Anggota Volksraad (1921-1924)
- Anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945
- Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 1947
- Pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama
Mesir pada tahun 1947
- Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin 1947 Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta
1948-1949
Di antara tahun 1946-1950 ia laksana bintang cemerlang dalam pergolakan politik
Indonesia, sehingga kerap kali digelari “Orang Tua Besar” (The Grand Old Man). Ia pun
pernah menjabat Menteri Luar Negeri RI pada kabinet Presidentil dan pada tahun 1950
sampai akhir hayatnya dipercaya sebagai Penasehat Menteri Luar Negeri.
c. Penerapan nasionalisme di unit kerja
Sebagai pelayan masyarakat dalam pelayanan pendidkan, nilai-nilai nasionalisme
secara utuh dapat diterapkan mulai dari sikap nasionalisme yang didasari penerapan sila
pertama sampai sila kelima. Adapun pelaksanaan pelayanan kesehatan untuk
mengimplementasikan nilai nasionalisme dilaksanakan dengan langkah-langkah berikut:
1) Pengamalan nilai Pancasila sila pertama yaitu Hormat menghormati antara tenaga
pendidik dan masyarakat sehingga terbina kerukunan hidup antar Agama. Kemudian,
Tidak membeda-bedakan pelayanan yang diberikan kepada peserta didik walaupun
terdapat perbedaan agama.
2) Penanaman nilai-nilai Pancasila lainnya adalah Sebagai pendidik wajib menjunjung
tinggi nilai kemanusiaan, memberikan pengajaran yang terbaik untuk peserta didk
tanpa membedakan suku atau rasnya. Kemudian memberikan soulusi terbaik untuk
semua permasalahan pendidikan yang ada di sekolah bisa dengan cara
bermusyawarah dengan masyarakat sebagai contoh dilaksanaknnya Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD).
3) Dalam menjalankan tugas sebagai tenaga pendidik, memberikan pengajaran yang
terbaik untuk masyarakat merupakan sebuah kewajiban. Bukan semata-mata hanya
karena uang. Ketulusan melayani tanpa membeda-bedakan satu sama lain merupakan
salah satu implementasi dari sila yang terkandung dalam pancasila.
2. Etika Publik
a. Tentang Etika Pubilik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu
pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam
kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma
yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik. Adapun pengertian kode etik adalah Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur
tingkah laku dalam suatu kelompok khusus dalam bentuk ketentuan tertulis.
Kode Etik Aparatur Sipil Negara Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan
kode perilaku ASN yakni sebagai berikut:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan etika
pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif
dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai
ASN
b. Profil Tokoh
Merujuk pada buku Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan yang ditulis oleh
Suhartono pada 2013 lalu, tergambar bagaimana sosok Jenderal Polisi ini berdedikasi
dalam menjalankan tugasnya dengan penuh kedisiplinan dan menolak 'upeti' baik di
institusi kepolisian ataupun lembaga negara lain. Beliau adalah Hoegeng Imam Santoso
yang merupakan tokoh satu-satunya Jenderal Polisi yang kerap disanjung Presiden RI ke-4
Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai polisi yang jujur.
Nilai-nilai etika publik yang beliau pegang teguh salah satunya ketika bertugas di
Medan beliau disuguhkan sebuah rumah beserta kendaraan untuk dirinya dan keluarga.
Bahkan, panitia penyambutan telah menyiapkan sebuah hotel untuknya beristirahat.
Namun, semua itu ditolak secara halus, termasuk sejumlah perabotan rumah tangga yang
dikirimkan ke rumah dinasnya di Medan. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk
bagaimana menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
Kemudian ketika beliau ditugaskan sebagai kepala Jawatan Imigrasi. Sehari sebelum
diangkat, ia menutup usaha kembang istrinya di jalan Cikini karena khawatir orang-orang
yang berurusan dengan imigrasi sengaja memborong bunga untuk mendapatkan fasilitas
tertentu. Apa yang mendorong Hoegeng menjadi tokoh yang bersih dan antikorupsi,
mungkin pesan yang ditanamkan oleh ayahnya bahwa "yang penting dalam kehidupan
manusia adalah kehormatan. Jangan merusak nama baik dengan perbuatan yang
mencemarkan". Ayahnya seorang birokrat yang sampai akhir hayatnya tidak sempat punya
tanah dan rumah pribadi.
c. Penerapan di unit kerja
Penerapan etika publik sebagai seorang guru sebagai berikut:
1) Dalam hal pelaksanaan kode etik ASN pada institusi, guru harus mengikuti aturan yang
berlaku pada suatu institusi seperti dengan rutin melakukan presensi. Hadir di kelas
tepat waktu atau lebih awal sebelum jam kuliah misalnya 10-15 menit sebelum
perkuliahan dimulai, dan melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan durasi
waktu yang telah ditetapkan.
2) Dalam proses Pendidikan dan Pengajaran, gur harus memperlakukan siswa sebagai
partner dalam proses belajar mengajar. Karena kecerdasan dan kemampuan setiap
siswa berbeda-beda, maka ketika melaksanakan pembelajaran di kelas, tidak semua
siswa secara langsung paham mengenai topik bahasan yang dijelaskan. Oleh karena
itu, tugas gur sebagai partner dari siswa adalah menjelaskan kembali materi yang telah
diajarkan secara berulang dengan sabar, bila perlu diberikan pendalaman materi
khusus siswa yang memerlukan perhatian lebih. Sebagai partner yang baik, guru harus
menanyakan bagian mana yang belum dimengerti, kemudian menjelaskan dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh siswa.
3) guru membangun komunikasi yang baik dan efektif dengan siswa, rekan sejawat, dan
masyarakat. Etika berkomunikasi yang dibangun tidak memandang siapa partner yang
diajak berkomunikasi. guru melayani siswa dengan sikap hormat, sopan, tanpa
tekanan, ramah dan menghargai layaknya customer yang harus diberikan pelayanan
terbaik, dalam hal ini guru harus bertindak sebagai pelayan dengan tetap mematuhi
aturan dan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh unit kerja.
Tentunya guru harus menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan tertentu
seperti kerahasiaan soal ujian agar tidak bocor agar tidak terjadi konflik kepentingan
dalam melaksanakan tugasnya.
4) guru memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada siswa yang
memerlukan informasi terkait bimbingan akademik dan lain sebagainya.