Anda di halaman 1dari 15

TUGAS FISIKA

“MEKANIKA FLUIDA”

NAMA : MOCH. YUSUF F.R.


NIM :1706130045
FAKULTAS : TEKNIK SIPIL
BAB 1
PENDAHULUAN
      Mekanika fluida adalah disiplin ilmu bagian dari bidang mekanika terapan yang mengkaji
perilaku dari zat-zat cair dan gas dalam keadaan diam ataupun bergerak. Bidang mekanika ini
jelas mencakup berbagai persoalan yang sangat bervariasi, mulai dari kajian mengenai aliran
darah di saluran-saluran kapiler (yang hanya:berdiameter beberapa mikron) sampai pada
kajian aliran minyak mentah yang melewati Alaska melalui pipa berdiameter 4 ft sepanjang
800 mil. Prinsip-prinsip mekanika fluida diperlukan untuk menjelaskan mengapa pesawat
terbang dibuat berbentuk streamline dengan permukaan mulus demi efisiensi penerbangan
yang terbaik, sementara bola golf dibuat dengan permukaan ber-lubang-lubang (bopak) untuk
mcningkatkan efisiensinya. Sangat banyak pertanya-an menarik dapat dijawab dengan
menggunakan gagasan-gagasan mekanika fluida yang relatif sederhana. Misalnya:

•   Bagaimana sebuah sungai dapat mengalir di hilir dengan kecepatan cukup besar meskipun
kemiringan permukaannya begitu kecil sehingga tidak bisa dideteksi dengan pengukuran
biasa?

•   Bagaimana informasi yang diperoleh dari model pesawat terbang dapat digunakan untuk
merancang pesawat sesungguhnya?

•   Mengapa arus air yang berasal dari sebuah kcran kadang-kadang terlihat halus
permukaannya. tetapi kadang-kadang kasar permukaannya?

•   Berapa peningkatan jarak tempuh per satuan bahan bakar yang dapat diperoleh dengan
meningkatkan desain aerodinamik dari mobil dan truk?

     Daftar penerapan dan pertanyaan dapat saja berkelanjutan—tapi pokok utamanya telah
Anda dapatkan; mekanika fluida adalah subjek yang sangat penting dan terpakai. Sangat
mungkin sekali dalam karir Anda sebagai seorang insinyur, Anda akan terlibat dalam analisis
dan perancangan sistem-sistem yang mem-butuhkan pemahaman yang baik mengenai
mekanika fluida. Diharapkan bahwa bagian pendahuluan ini akan memberikan dasar-dasar
awal bagi aspek-aspek fundamental dari mekanika fluida.

      1.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
a.       Menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah Mekanika Fluida
b.       Mahasiswa dapat mengetahui sejarah perkembangan ilmu mekanika fluida statis.
c.       Mahasiswa dapat mengetahui ilmuwan-ilmuwan yang menemukan teori-teori fluida statis.
 
      1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pembuatan makalah inia adalah sebagai berikut:
a.       Bagaimana sejarah perkembangan teori fluida?
b.       Siapakah penemu teori-teori fluida statik?
c.       Bagaimanakah sejarah ilmuwan yang menemukan teori-teri fluida?
 

BAB II
 

 SEJARAH MEKANIKA FLUIDA

           Mekanika Fluida adalah suatu ilmu yang mempelajari prilaku  Fluida Baik
dalam Keadan diam ( Statik ) Maupun Gerak ( dinamik ) serta akibat interaksi dengan
media batas nya ( Zat padat atau fluida dengan V Lain ).seperti kebanyakan di siplin ilmu
lain nya, Mekanik fluida mempunyai sejarah panjang dalam pencapaian hasil-hasil pokok
hingga menuju area modern seperti sekarang ini.    Pada masa prasejarah, kebudayaan-
kebudayaan kuno sudah memiliki pengetahuan yang cukup untuk memecahkan persoalan-
persoalan Aliran tertentu.sebagi contoh perahu
layar yang sudah di lengkapi dengan dayung dan system pengairan untuk pertanian sudah
di  kenal pada masa itu.pada abad ketiga sebelum masehi , Archimedes danHero
dari Iskandariahmemperkenal kan Hukum Jajaran genjang untuk penjumlahan
vector. Selanjutnya Archimedes ( 285-212 SM ) merumuskan Hukum Apung dan menerapkan
pada benda-benda terapung Atau Melayang, dan juga memperkenalkan bentuk kalkulus
Differensial sebagi bagiananalisis Nya.
            Sejak pemulaan masehi, sampai jaman Renaissance terus menerus terjadiperbaikan
dalam rancangan system-sistem Aliran, Seperti Kapal , Saluran, dan
Talang. air.akan tetapitidak ada bukti-bukti  Adanya perbaikan yang mendasar dalam analisis
aliran Akhir Nya Leonardo da Vinci ( 1452-1519 ) menjabar kan persamaan kekekalan Masa
dalam aliran tunak satu demensi, Leonardo da vinci adalah ahli eksperimen ulungdan catatan-
catatanya berisi diskripsi yang seksama dengan gelombang, jet atau semburan, loncatan
hidraulik, pembentuk pusaran , dan  rancangan-rancangan seretan rendah ( bergaris aliran )
serta seratan tinggi  ( Parasut ).Galileo ( 1564-1642 ) memperkenal kan beberapa hukum
tentangmekanik.seorang perancis, Edme Moriotte ( 1642-1684 ) membangun terowongan
angin yang pertama dan menguji model-model di dalam nya.
         Soal-soal yang menyangkut momentum fluida akhirnya dapat di analisis setelah Isaac
Newton ( 1642-1727 ) memperkenal kan hukum-hukum gerak dan hukum kekentalan untuk
fluida linear yang sekarang di namakan fluida Newton.Teori itu mula-mula didasarkan atas
asumsi fluida ideal (sempurna ) dan Tampa gesekan, dan para matematikawan abab ke lapan
belas seperti: Daniel Bernoelidan Leonhrad Euler ( Swiss ), Clairaut dan D’Alembert
(Perancis), Joseph-LouisLagrange (1736-1813), Pierre-Simon Laplace (1749-1827), dan
Gerstner (1756-1832), mengembangkan ilmu
 matematika untuk mekanika fluida (Hidrodinamika), dan banyak menghasilkan penyelesaian-
penyelesaian dari soal-soal aliran tanpa gesekan.EulerMengembangkan persamaan gerak
diverensial dan bentuk integral nya.yangsekarang disebut persamaan bernoelli. D’Alembret
memakai persamaan ini untuk menampilkan paradoksnya bahwa suatu benda yang
terbenamdi dalam fluida tampa gesekan mempunyai seretan nol. sedangkan Gerstner
memakai persamaan Bernoelli untuk menganalisis gelombang permukaan.

            Hasil-hasil ini merupakan hal yang berlebihan, karena asumsi fluida sempurna dalam
praktek hanya mempunyai penerapan yang sangat terbatas dan kebanyakan aliran di bidang
teknik sangat dipengaruhi oleh efek kekentalan. Para ahli teknik mulai menolak teori yang
sama sekali tidak realistik itu, dan mulai mengembangkan hidraulika yang bertumpu pada
ekperimen. Ahli-ahli eksperimen seperti Pitot, Chezy, Borda, Bossut, Coulomb (1736-1806),
Weber (1804-1891), Francis (1815-1892), Russel (1808-1882), Hagen (1797-1889),
Frenchman Poiseuille (1799-1869), Frenchman Darcy (1803-1858), Manning (1816-1897),
Bazin (1829-1917), dan Saxon Weisbach (1806-1871) banyak menghasilkan data tentang
beraneka ragam aliran seperti saluran terbuka, hambatan kapal, aliran melalui pipa,
gelombang, dan turbin.

            Pada akhir abad kesembilan belas, hidraulika eksperimental dan


hidrodinamika teoritis mulai dipadukan. William Froude (1810-1879) dan putranya, Robert
(1842-1924) mengembangkan hukum-hukum pengujian model, Lord Rayleigh (1842-1919)
mengusulkan metode analisis dimensional, dan Osborne Reynolds (1842-1912)
memperkenalkan bilangan Reynolds takberdimensi yang diambil dari namanya sendiri.
Sementara itu, sejak Navier.
            (1785-1836) dan Stokes (1819-1903) menambahkan suku-suku kental newton pada
persamaan gerak dan dikenal dengan persamaan Navier-Stokes, belum dapat digunakan
untuk aliran sembarang. Selanjutnya pada tahun 1904, setelah seorang insinyur Jerman,
Ludwig Prandtl (1875-1953), menerbitkan makalah yang barangkali paling penting yang
pernah ditulis orang di bidang mekanika fluida. Prandtl menunjukan bahwa aliran fluida yang
kekentalannya rendah, seperti aliran air atau aliran udara, dapat dipilah menjadi suatu lapisan
kental (lapisan batas) di dekat permukaan zat padat dan antar muka, dan lapisan luar yang
hampir encer yang memenuhi persamaan Euler dan Bernoulli. Teori lapis batas ternyata
merupakan salah satu alat yang paling penting dalam analisis-analisis aliran modern,
disamping teori yang dikembangkan oleh Theodore von Karman (1881- 1963) dan Sir Geofrey
I. Taylor (1886-1975).

2.1. Penemu-Penemu Teori Fluida Statik


       Adapun para nama-nama penemu teori fluida statik yang dapat kita sebut diantaranya
adalah:
                   a.  Archimedes (287 – 212 SM)
Sejarah Penemuan Teori Archimedes
         Archimedes lahir di kota Sirakusa di Pulau Sisilia, sebelah selatan Italia, pada tahun 287
SM. Ia belajar di kota Alexandria, Mesir. Kemudian ia kembali ke Mesir. Ayahnya ahli bintang
namanya Phidias.
Archimedes adalah ilmuan terbesar sebelum Newton. Ia adalah ahli matematika Yunani
(terutama geometri), ahli fisika (terutama mekanika , statistika, dan hidrostatika), ahli optika,
ahli astronomi, warga Negara Sisilia, pengarang , dan penemu. Ia mendapat julukan bapak
IPA eksperimental karena mendasarkan penemuannya pada eksperimen. Kebenaran
penemuan-penemuannya telah ia buktikan dengan eksperimen.
         Konsep pelambungan (air mendorong objek keatas sama dengan berat air yang
digantikan objek) dan pengungkit (gaya mendorong kebawah pada satu sisi dari pengungkit
menciptakan gaya mengangkat pada sisi lain yang proposional pada panjang dua sisi
pengungkit) mendasari semua ilmu kuantitatif dan teknik. Prinsip ini mewakili pemahaman
manusia yang paling awal mengenai hubungan dalam dunia fisika di sekitar kita dan
merumuskan secara matematika kejadian fisika di dunia. Berbagai kemajuan ilmu dan teknik
bergantung pada penemuan 2 prinsip ini. Seperti teknologi kapal (konvensional) dan kapal
selam (submarine).
        Pada waktu itu yang jadi raja di Sirakusa adalah Hieron II,sahabat Archimedes. Pada
suatu hari Hieron II menyuruh seorang pandai emas membuat mahkota.Hieron merasa bahwa
pandai emas itu curang. Mahkota itu tidak terbuat dari emas murni tapi dari campuran emas
dan perak. Maka Hieron menyuruh Archimedes membuktikan kecurangan pandai emas itu
tanpa merusak mahkota tersebut. Berhari-hari Archimedes berpikir keras. Ia tidak tahu cara
membuktikan kecurangan pandai emas. Waktu itu belum ada alat elektronik yang dapat
mendeteksi apakah sebuah benda terbuat dari emas murni atau emas campuran. Ketika
kepala Archimedes terasa panas karena terlalu banyak berpikir,ia masuk ke tempat mandi
umum. Ia membuka pakaian dan masuk ke bak mandi yang penuh dengan air. Archimedes
menyadari lengannya terapung diatas air. Sebuah ide kemudian terbesit di benaknya. Dia
menarik tangannya kedalam air dan dia merenggangkan lengannya. Lengannya dengan
sendiri mengapung kembali ke atas. Kemudian dia mencoba berdiri dari bak, level air menjadi
menyusut, kemudian dia duduk kembali, level air meningkat kembali. Dia berbaring, air naik
lebih tinggi lagi, dan dia merasa lebih ringan. Dia berdiri, level air menurun dan dia merasa
dirinya lebih berat. Air harusnya telah mendorong dia keatas sehingga dia merasa ringan.
Tiba-tiba ia bangkit, lupa mengenakan pakaian, sambil telanjang bulat lari sepanjang jalan
menuju rumahnya. Kepada istrinya ia berteriak, Eureka! Eureka! Artinya, Sudah kutemukan!
Sudah Kutemukan! Apa yang ia temukan? Ia menemukan nama hukum Archimedes ,yang
bunyinya: “Sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair
akan mendapat gaya keatas seberat zat cair yang didesak oleh benda itu”. Dengan
hukum itu ia bermaksud membuktikan kecurangan pandai emas.
         Dirumahnya ia melakukan percobaan selanjutnya. Dia kemudian mengambil sebuah
batu dan sebalok kayu yang memiliki ukuran sama ke dalam bak dan merendamkan mereka
kedua-duanya. Batu tenggelam tetapi terasa ringan. Dia harus menekan kayu supaya
tenggelam. Itu artinya air harus menekan ke atas dengan gaya yang relatif terhadap jumlah air
yang tergantikan oleh ukuran objekdaripada berat dari objek. Seberat apa objek itu dirasakan
di air mempengaruhi kepadatan objek. Ini membuat Archimedes mengerti bagaimana
memecahkan masalah raja. Dia kembali ke raja. Kuncinya adalah kepadatan. Jika mahkota ini
terbuat dari logam bukan emas, dia dapat memiliki berat yang sama tetapi akan memiliki
kepadatan yang berbeda sehingga akan menumpahkan jumlah air yang berbeda. Mahkota
dan sebuah emas yang beratnya sama di masukkan ke sebuah mangkok berisi air.
Mahkotanya ternyata menumpahkan air lebih banyak sehingga terbukti mahkota itu adalah
palsu.
       Pada masa itu, kapal yang dibuat oleh Archimedes adalah kapal yang terbesar. Untuk
dapat mengambang, kapal ini harus dikeringkan dahulu dari air yang menggenangi dek kapal.
Karena besarnya kapal ini, jumlah air yang harus dipindahkanpun amat banyak. Karena itu
Archimedes menciptakan sebuah alat yang disebut “Sekrup Archimedes”.
Dengan ini air dapat dengan mudah disedot dari dek kapal. Ukuran kapal yang besar ini juga
menimbulkan masalah lain. Massa kapal yang berat, menyebabkan ia sulit untuk dipindahkan.
Untuk mengatasi hal ini, Archimedes kembali menciptakan sistem katrol yang disebut
“Compound Pulley”. Dengan sistem ini, kapal tersebut beserta awak kapal dan muatannya
dapat dipindahkan hanya dengan menarik seutas tali. Kapal ini kemudian diberi nama
Syracusia, dan menjadi kapal paling fenomenal pada zaman itu.
Sifat eksentrik Archimedes
Dalam hal eksentrik Archimedes sering dibandingkan dengan Weierstrass (1815 – 1897).
Menurut penuturan saudarinya, Weierstrass – pada waktu sekolah, tidak pernah diberi
kepercayaan untuk memegang pinsil. Apabila memegang pinsil, maka dia akan menggambari
apapun yang dianggapnya masih kosong. Dari wallpaper sampai balik kerah baju. Sebaliknya,
Archimedes – belum mengenal kertas, selalu menggambar di pasir atau tanah yang lembek
sebagai ganti fungsi “papan tulis.” Dia akan menggambar sesuka hatinya. Apabila duduk di
dekat perapian, dia akan mengambil arang atau sisa pembakaran dan digunakan untuk
menggambar. Setelah mandi, biasanya dia akan melumuri seluruh tubuhnya dengan minyak
zaitun, yang lazim dipakai pada jaman itu, daripada mengenakan pakaian, dia akan
menggambar diagram-diagram dengan menggunakan jari kuku dengan “papan tulis” adalah
seluruh tubuhnya yang berminyak. Ada sifat yang lazim diidap oleh para matematikawan
seperti: lupa makan. Sifat lupa makan Archimedes, saat menekuni problem matematika,
ternyata diwariskannya kepada [Isaac] Newton dan [William Rowan] Hamilton.
Prinsip Archimedes
      Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menemukan bahwa benda yang dimasukan ke
dalam zat cair seperti air misalnya, memiliki berat yang lebih kecil daripada ketika benda tidak
berada di dalam zat cair tersebut. kamu mungkin sulit mengangkat sebuah batu dari atas
permukaan tanah tetapi batu yang sama dengan mudah diangkat dari dasar kolam. Hal ini
disebabkan karena adanya gaya apung sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Gaya
apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan zat cair pada kedalaman yang berbeda.
Seperti yang telah dijelaskan pada pokok bahasan Tekanan pada Zat cair, tekanan zat cair
bertambah terhadap kedalaman. Semakin dalam zat cair (zat cair), semakin besar tekanan zat
cair tersebut. Ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam zat cair, maka akan terdapat
perbedaan tekanan antara zat cair pada bagian atas benda dan zat cair pada bagian bawah
benda. Zat cair yang terletak pada bagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar
daripada zat cair yang berada di bagian atas benda.
        Zat cair yang berada dibagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada
zat cair yang terletak pada bagian atas benda. Hal ini disebabkan karena zat cair yang berada
di bawah benda memiliki kedalaman yang lebih besar dari pada zat cair yang berada di atas
benda (h2 > h1).
       Besarnya tekanan zat cair pada kedalamana h2 adalah :
P2  =   → F2 = P2A= ρgh2A
       Besarnya tekanan zat cair pada kedalamana h1 adalah :
P1 =   → F1 = P1A= ρgh1A
       F2 = gaya yang diberikan oleh zat cair pada bagian bawah benda, F 1 = gaya yang
diberikan oleh zat cair pada bagian atas benda, A = luas permukaan benda, Selisih antara
F2 dan F1 merupakan gaya total yang diberikan oleh zat cair pada benda, yang kita kenal
dengan istilah gaya apung. Besarnya gaya apung adalah :
Fapung = F2-F1
Fapung = (ρgh2A)- (ρgh1A)
Fapung = ρgA(h2-h1)
Fapung = ρF gAh
Fapung = ρF gV
 Keterangan :
ΡF= Massa jenis fluida (kg/m3)
g=Percepatan gravitasi (m/s2)
V=volume benda yang berada didalam fluida (m3)
Karena :
Ρ =  → m = ρV
       Maka persamaan yang menyatakan besarnya gaya apung (Fapung) di atas bisa kita tulis
menjadi :
Fapung = ρFGv
Fapung = mFg = WF
mFg = wF = berat zat cair yang memiliki volume yang sama dengan volume benda yang
tercelup.
         Berdasarkan persamaan di atas, kita bisa mengatakan bahwa gaya apung pada benda
sama dengan berat zat cair yang dipindahkan. Ingat bahwa yang dimaksudkan dengan zat
cair yang dipindahkan di sini adalah volume zat cair yang sama dengan volume benda yang
tercelup dalam zat cair. Pada gambar di atas, telah menggunakan ilustrasi di mana semua
bagian benda tercelup dalam zat cair (air). Jika dinyatakan dalam gambar maka akan tampak
sebagai berikut :
          Apabila benda yang dimasukkan ke dalam zat cair  terapung, di mana bagian benda
yang tercelup hanya sebagian maka volume zat cair yang dipindahkan =volume bagian benda
yang tercelup dalam zat cair tersebut. Tidak peduli apapun benda dan bagaimana bentuk
benda tersebut, semuanya akan mengalami hal yang sama. Ini adalah buah karya eyang
buyut Archimedes (287-212 SM) yang saat ini diwariskan kepada kita dan lebih dikenal
dengan julukan “Prinsip Archimedes”.Prinsip Archimedes menyatakan bahwa :
Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan
memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada benda, di mana besarnya gaya ke atas
(gaya apung) sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.
 
Penemuan-penemuan Archimedes

Minat Archimedes adalah matematika murni: bilangan, geometri, menghitung luas bentuk-
bentuk geometri. Archimedes dikenal karena kehebatannya mengaplikasikan matematika.
Kehebatan inilah yang akan diuraikan di bawah ini.
Archimedes berjasa menemukan ulir Archimedes, alat untuk mengangkat air dengan jalan
memutar gagang alat ini dengan tangan. Penggunaan awal alat ini adalah untuk membuang
air yang masuk ke dalam perahu atau kapal. Tapi dalam perkembangannya digunakan untuk
memompa air dari dataran yang lebih rendah ke tanah yang lebi tinggi. Alat ini sampai
sekarang masih dipakai oleh para petani di seluruh dunia. 

Penggunaan cermin pembakar, memberi indikasi bahwa beberapa bentuk geometri sudah
diketahui Archimedes, teristimewa bentuk hiperbola. Bentuk lingkaran, elips dan hiperbola
terbentuk hanya bagaimana cara kita mengiris suatu bidang. Parabola adalah bentuk
istimewa: dapat “mengambil” sinar matahari, dari arah manapun, dan difokuskan pada suatu
titik, dan konsentrasikan semua energi cahaya pada bidang sempit untuk dipancarkan kembali
dalam berkas sinar yang sangat panas. 
 

Archimedes adalah orang pertama yang memberi metode menghitung besar ? (pi) dengan
derajat akurasi yang tinggi. Menghitung besar ? dilakukan dengan cara membuat lingkaran
diantara dua segi enam. Luas segi enam kecil < luas lingkaran < luas segi enam besar.
Dengan memperbesar jumlah segi – Archimedes membuat 96 sisi, diperoleh besaran:

3 10/71 < Л < 3 1/7


(3,14084 < Л < 3,14285)
                 b.  Leonardo Da Vinci (1452-1519)
         Leonardo da Vinci (lahir di Vinci, propinsi Firenze, Italia, 15 April1452 – meninggal
di Clos Lucé, Perancis, 2 Mei1519 pada umur 67 tahun)
adalah arsitek,musisi, penulis, pematung, dan pelukisRenaisansItalia. Leonardo berasal dari
sebuah keluarga yang cukup mapan. Meskipun ibunya, Caterina di Piero, hanyalah seorang
putri petani, ayahnya, Pietro d’Antonio da Vinci adalah seorang notaris di kota Florence. dia
adalah salah satu penemu ilmu hidrolik, mungkin juga termasuk perangkat hidrometer.
Penemuan Leonardo lainnya yang bermanfaat, misalnya, pakaian selam. Selain itu, peranti
terbang rancangannya juga telah menerapkan prinsip aerodinamika. Dari sketsa
penelitian kapal selam bisa terlihat, mula – mula dia tertarik pada arus air. Kemudian dengan
serius meneliti ikan – ikan yang berenang melawan arus serta hambatan tekanan arus yang
terjadi pada kapal, dan meninggalkan sejumlah lima sketsa mengenai badan kapal, yang
besar pengaruhnya pada masa sekarang. Sejak awal Masehi sampai zaman Renaissance telah
terjadi perbaikan dalam rancangan sistem-sistem aliran seperti: kapal, saluran, dan talang air.
Akan tetapi tidak ada bukti-bukti adanya perbaikan yang mendasar dalam analisis alirannya.
Akhirnya kemudian Leonardo da Vinci menjabarkan persamaan kekekalan massa dalam aliran
tunak satu-dimensi.
 
                 c. Galileo Galilei (1564-1642)
Sejarah Penemuan Dasar-Dasar Hidrostatistika
       Ilmuwan Itali besar ini mungkin lebih bertanggung jawab terhadap perkembangan metode
ilmiah dari siapa pun juga. Galileo lahir di Pisa, tahun 1564. Selagi muda belajar di Universitas
Pisa tetapi mandek karena urusan keuangan. Meski begitu tahun 1589 dia mampu dapat
posisi pengajar di universitas itu. Beberapa tahun kemudian dia bergabung dengan
Universitas Padua dan menetap di sana hingga tahun 1610. Dalam masa inilah dia
menciptakan tumpukan penemuan-penemuan ilmiah.
       Sumbangan penting pertamanya di bidang mekanika. Aristoteles mengajarkan, benda
yang lebih berat jatuh lebih cepat ketimbang benda yang lebih enteng, dan bergenerasi-
generasi kaum cerdik pandai menelan pendapat filosof Yunani yang besar pengaruh ini.
Tetapi, Galileo memutuskan mencoba dulu benar-tidaknya, dan lewat serentetan eksperimen
dia berkesimpulan bahwa Aristoteles keliru. Yang benar adalah, baik benda berat maupun
enteng jatuh pada kecepatan yang sama kecuali sampai batas mereka berkurang
kecepatannya akibat pergeseran udara. (Kebetulan, kebiasaan Galileo melakukan percobaan
melempar benda dari menara Pisa tampaknya tanpa sadar).
                  d.  Evangelista Toricelli (1608-1647)
        Evangelista Torricelli (1608-1647), fisikawanItalia kelahiran Faenza dan belajar
di Sapienza CollegeRoma. Ia menjadi sekretaris Galileo selama 3 bulan sampai Galileo wafat
pada tahun 1641. Tahun 1642 ia menjadi profesor matematika diFlorence.
Torricelli adalah ahli fisika Italia, penemu barometer air raksa, penemu Hukum Torricelli,
penemu tabung hampa kecil yang pertama di dunia, ahli matematika, pengarang, guru besar,
sekretaris, pembantu, dan murid Galileo. Ia memperbaiki mikro-skop dan teleskop. Ia
meninggal di Florence pada tanggal 25 Oktober 1647 pada umur 39 tahun. Pada umur 22
tahun ia belajar di Roma pada Benedetto Castelli, pendiri ilmu hidrolik, ahli matematika murid
Galileo Galilei. Torricelli menjadi sekretaris Galileo selama tiga bulan sampai Galileo wafat
pada tahun 1641. Pada tahun 1643 ia menetapkan tentang tekanan atmosfer dan menemukan
alat untuk mengukurnya, yaitu barometer. Torricelli membuat eksperimen sederhana, yang
dinamakan Torricelli Experiment, yaitu ia menggunakan sebuah tabung kaca kuat dengan
panjang kira-kira 1 m dan salah satu ujungnya tertutup. Dengan menggunakan sarung
menghadap ke atas. Dengan menggunakan corong ia menuangkan raksa dari botol ke dalam
tabung sampai penuh. Kemudian ia menutup ujung terbuka tabung dengan jempolnya, dan
segera membaliknya. Dengan cepat ia melepaskan jempolnya dari ujung tabung dan menaruh
tabung vertikal dalam sebuah bejana berisi raksa. Ia mengamati permukaan raksa dalam
tabung turun dan berhenti ketika tinggi kolom raksa dalam tabung 76 cm di atas permukaan
raksa dalam bejana. Ruang vakum terperangkap di atas kolam raksa. Selama beberapa hari
Torriceli mengamati bahwa tinggi air raksa dalam tabung selalu berubah-ubah. Akhirnya ia
tahu bahwa hal itu disebabkan oleh tekanan udara. Tekanan air raksa setinggi 76 sentimeter
itu kemudian disebut tekanan satu atmosfer. Kesimpulan dari percobaan Toricelli adalah “
Berdasarkan kapilaritas air raksa yang naik ke dalam tabung, naiknya permukaan raksa
dalam tabung tersebut setinggi 76 cm dari udara sehingga toricelli menyimpulkan
bahwa 1 atm = 76 cmHg”.
 
                 e. Blaise Pascal (1623-1662)
       Blaise Pascal (1623-1662) terlahir di Clermont Ferrand pada 19 June 1623. Pada tahun
1631 keluarganya pindah ke Paris.
        Blaise Pascal adalah anak Etienne Pascal, seorang ilmuwan dan matematikawan lahir di
Clermont. Etienne Pascal, juga merupakan penasehat kerajaan yang kemudian diangkat
sebagai presiden organisasi the Court of Aids di kota Clermont. Ibu Pascal, Antoinette Bigure,
meninggal saat umur Pascal berumur empat tahun tidak lama setelah memberinya seorang
adik perempuan, Jacqueline. Ia mempunyai kakak perempuan yang bernama, Gilberte.
        Pascal juga pernah melakukan studi hidrodinamik dan hidrostatik, prinsip-prinsip cairan
hidraulik ( hydraulic Fluida ). Penemuannya meliputi hidraulik tekan ( press Hydraulic ) dan
tentang jarum suntik ( syringe ). Umur 18 tahun, tubuhnya lemah dan mengalami kelumpuhan
tungkai atas membuat Pascal harus tinggal di tempat tidur. Harus menelan cukup makanan
agar tetap hidup, meskipun selalu merasa sakit kepala. Umur 24 tahun, dia dan Jacqueline
pergi ke Paris untuk pemeriksaan medis dengan peralatan yang lebih canggih. Ternyata dia
diharuskan tinggal di rumah sakit. Saat ini banyak ilmuwan datang menyambangi yang tertarik
dengan eksperimen kehampaan (vakum) yang sedang dikerjakannya. Descartes datang untuk
berdiskusi. Akhir tahun, kesehatan tubuhnya memungkinkan dia meneruskan pekerjaan,
menguji teori kehampaan.
        Ia memiliki sebuah replika percobaan yang berupa tabung sepanjang 31 inci (78,7 cm)
yang diisi air raksa yang diposisikan terbalik dalam sebuah mangkok mercuri. Pascal ingin
mengetahui kekuatan apa yang menjaga mercuri dalam tabung, dan apa yang mengisi ruang
kosong dibagian atas dalam tabung mercuri tersebut. Apakah berisi: udara? uap air raksa?
kehampaan?
        Pada waktu itu, kebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa ruang kosong ditabung atas
mercuri tersebut adalah tak lebih daripada vacuum ( kosong ), dan beberapa kejadian yang
dianggap tak mungkin oleh ilmuwan sebelumnya, telah terlihat saat percobaan itu dilakukan.
Hal ini berdasarkan pemikiran Ariestoteles, bahwa “ penciptaan “ sesuatu yang bersifat “
subtansi “, apakah terlihat atau tidak terlihat, dan “zat / subtansi “ selamanya bergerak. Hukum
Ariestoteles adalah sebagai berikut : “ Segala sesuatu yang bergerak, harus digerakan oleh
sesuatu ( Everything that is in motion must be moved by something ) “. Oleh karena itu para
ilmuwan penganut Ariestoteles menyatakan, bahwa vacuum ( tenaga isap ) itu adalah hal
yang mustahil. Bagaimana bisa begitu ? Maka bukti itu ditunjukan :

 Cahaya yang melewati itu di sebut “ vacuum ( kosong ) ” dalam tabung kaca.
 Ariestoteles menulis, segala sesuatu bergerak, harus digerakan oleh sesuatu yang lain

Oleh karenanya, disana harus ada “sesuatu” yang tak terlihat untuk memindahkan cahaya
melalui tabung kaca, maka dari itu tidak ada vacuum ( tenaga isap atau tekan ) di tabung itu.
Tidak di tabung kaca maupun, dimanapun. Vacuum itu tidak ada dan sesuatu yang mustahil.
     Pascal meninggalkan karya yang berjudul Pensees dan Provincial Letters yang sama
sekali tidak berhubungan dengan matematika.
Pascal juga menulis tentang hidrostatik, yang menjelaskan eksperimennya menggunakan
barometer untuk menjelaskan teorinya tentang Persamaan Benda Cair (Equilibrium of Fluids),
yang tak sempat dipublikasikan sampai satu tahun setelah kematiannya. Makalahnya tentang
Persamaan Benda Cair mendorong Simion Stevin melakukan analisis tentang paradoks
hidrostatik dan dan meluruskan apa yang disebut sebagai hukum terakhir hidrostatik: “Bahwa
benda cair menyalurkan daya tekan secara sama-rata ke semua arah” yang kemudian
dikenal sebagai Hukum Pascal. Hukum Pascal dianggap penting karena keterkaitan antara
Teori Benda Cair dan Teori Benda Gas, dan tentang Perubahan Bentuk tentang keduanya
yang kemudian dikenal dengan Teori Hidrodinamik.

Hukum Pascal (1658)

“Jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah
dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya”.
Hukum Pascal menyatakan bahwa Tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup
diteruskan ke segala arah dengan sama besar.
 

 
BAB III
PEMBAHASAN
1. Beberapa Sifat Fluida

        Salah satu pertanyaan yang pertama-tama perlu kita kaji adalah, apakah fluida itu? Atau
kita mungkin bertanya, apa perbedaan antara sebuah benda padat dengan sebuah fluida?
Kita memiliki gagasan umum yang samar-samar mengenai perbedaan tersebut. Sebuah
benda padat “keras” dan tidak mudah dideformasi, sementara sebuah fluida “lunak” dan
mudah dideformasi (kita dapat bergerak dengan mudah melewati udara). Meskipun agak
deskriptif, pengamatan sepintas lalu mengenai perbedaan beqda padat dan fluida ini sangat
tidak memuaskan dari sudut pandang ilmiah atau keteknikan.

        Pengamatan lebih mendalam mengenai struktur molekul dari material mengungkapkan


bahwa zat-zat yang biasanya kita anggap sebagai benda padat (baja, beton, dan lain-lain)
memiliki jarak antar molekul yang rapat dengan gaya-gaya kohesi antar molekul yang besar
yang memungkinkan sebuah benda padat mempertahankan bentuknya dan tidak mudah
untuk dideformasi. Namun, untuk zat-zat yang biasanya kita anggap sebagai sebuah cairan
(air, minyak, dan lain-lain), molekul-molekulnya agak terpisah, gaya antar molekulnya lebih
lemah daripada benda-benda padat dan molekul-molekul tersebut mempunyai pergerakan
yang lebih bebas. Jadi zat cair dapat dengan mudah dideformasi (tetapi tidak mudah
dimampatkan) dan dapat dituangkan ke dalam bejana atau dipaksa melalui sebuah tabung.
Gas-gas (udara, oksigen, dan lain-lain) memiliki jarak molekul yang lebih besar dan gerakan
yang bebas dengan gaya antar molekul yang dapat diabaikan, sehingga gas sangat mudah
dideformasi (dan dimampatkan) dan akan mengisi secara penuh volume suatu bejana di mana
gas tersebut ditempatkan.

        Meskipun perbedaan antara benda padat dan fluida dapat dijelaskan secara kualitatif
berdasarkan struktur molekulnya, pembedaan yang lebih spesifik didasarkan pada bagaimana zat
tersebut berdeformasi di bawah suatu beban luar yang bekerja. Secara khusus, fluida didefmisikan
sebagai zat yang berdeformasi terus-menerus selama dipengaruhi suatu tegangan geser. Sebuah
tegangan (gaya per satuan luas) geser terbentuk apabila sebuah gaya tangensial bekerja pada
sebuah permukaan. Apabila benda-benda padat biasa seperti baja atau logam-logam lainnya
dikenai oleh suatu tegangan geser, mula-mula benda ini akan berdeformasi (biasanya sangat
kecil), tetapi tidak akan terus-menerus berdeformasi (mengalir). Namun, cairan yang biasa seperti
air, minyak, dan udara memenuhi defmisi dari sebuah fluida—artinya,zat-zat tersebut akan
mengalir apabila padanya bekerja sebuah tegangan geser. Beberapa bahan, seperti lumpur,
aspal, dempul, odol dan lain sebagainya tidak mudah untuk diklasifikasikan karena bahan-bahan
tersebut akan berperilaku seperti benda padat jika tegangan geser yang bekerja kecil, tetapi jika
tegangan tersebut melampaui suatu nilai kritis tertentu, zat-zattersebut akan mengalir. Ilmu yang
mempelajari bahan-bahan tersebut disebut rheologi dan tidak termasuk dalam cakupan mekanika
fluida klasik. Jadi, seluruh fluida yang akan ditinjau dalam buku teks ini memenuhi defmisi fluida
yang telah diberikan sebelumnya.
        Meskipun struktur molekuler fluida penting untuk membedakan satu fluida dengan fluida
yang lainnya, tidaklah mungkin untuk mengkaji masing-masing molekul ketika kita mencoba
untuk menggambarkan perilaku fluida-fluida tersebut dalam keadaan diam atau bergerak. Kita
mengkarakteristikkan perilaku tersebut dengan lebih mempertimbangkan nilai rata-rata atau
makroskopik dari besaran yang ditinjau, di mana nilai rata-rata tersebut dievaluasi pada
sebuah volume kecil yang berisi banyak molekul. Jadi, ketika kita mengatakan bahwa
kecepatan pada suatu titik tertentu dalam sebuah fluida adalah sebesar tertentu, maka kita
sebenarnya mengmdikasikan kecepatan rata-rata dari molekul-molekul dalam volume kecil
yang mengelilingi titik tersebut. Volume tersebut sangat kecil dibandingkan dengan dimensi
fisik dari sistem yang ditinjau, tetapi cukup besar dibandingkan dengan jarak rata-rata
antarmolekul. Apakah cara ini cukup beralasan untuk menggambarkan perilaku sebuah fluida?
Jawabannya secara umum’adalah ya, karena jarak antara molekul biasanya sangat kecil.
Untuk gas-gas pada tekanan dan temperatur normal jarak antara ini berada pada tingkat
10″6 mm, dan untuk zat cair pada tingkat 10~7 mm. Banyaknya molekul setiap milimeter kubik
pada tingkat 1018 untuk gas dan 1021 untuk zat cair. Jadi jelas bahwa jumlah molekul di dalam
sebuah volume yang sangat kecil sangat besar, sehingga gagasan untuk menggunakan nilai
rata-rata dari seluruh volume ini cukup beralasan. Jadi kita mengasumsikan bahwa seluruh
karakteristik fluida yang kita tinjau (tekanan, kecepatan, dan lain-lain.) bervariasi terus-
menerus di seluruh fluida—artinya, kita memperlakukan fluida tersebut sebagai suatu materi
kontinu (continuum). Satu bidang mekanika fluida di mana konsep materi kontinu ini tidak
berlaku adalah pada kajian gas-gas yang sangat renggang seperti yang dihadapi pada kasus
dengan ketinggian yang sangat besar. Dalam hal ini jarak antara molekul udara dapat menjadi
sangat besar dan konsep materi kontinu tidak lagi bisa diterima.

2. Dimensi,Kehomogenan Dimensi, dan Satuan

      Karena di dalam kajian mengenai mekanika fluida kita akan menangani berbagai karakteristik
fluida, maka kita perlu mengembangkan sebuah sistem untuk menggambarkan karakteristik-
karakteristik ini secara kualitafif dan kuantitatif, Aspek kualitatif berfungsi untuk mengidentifikasi
sifat dasar atau jenis dari karakteristik tersebut (seperti panjang, waktu, tegangan dan kecepatan),
sementara aspek kuantitatif memberikan ukuran numerik dari karakteristik tersebut.
Penggambaran kuantitatif membutuhkan sebuah angka dan sebuah standar yang dapat digunakan
untuk memperbandingkan berbagai besaran. Suatu standar untuk panjang dapat berupa meter
atau kaki, untuk waktu dapat berupa jam atau detik, untuk massa berupa slug atau kilogram.
Standar seperti itu disebut satuan, dan beberapa sistem satuan biasa digunakan seperti yang akan
dibahas pada subbab berikutnya.

     Gambaran kualitatif akan memudahkan jika dinyatakan dalam beberapabesaran-besaran


primer seperti panjang, L, waktu, T, massa, M, dan temperatur, 6. Besaran-besaran primer ini
kemudian dapat digunakan untuk memberikan gambaran kualitatif dari suatu besaran
sekunder lainnya: misainya, luas = L2 , kecepatan = LT~{, kerapatan = A/L~3, dan seterusnya, di
mana lambang = digunakan untuk menunjukkan dimensi dari besaran sekunder yang dinyatakan
dalam besaran primer. Jadi untuk menggambarkan secara kualitatif sebuah kecepatan, V kita akan
menuliskan :                                                V = LT] 
dan mengatakan bahwa “dimensi dari sebuah kecepatan sama dengan panjang dibagi waktu”.
Besaran-besaran primer juga sering disebut sebagai dimensi-dimensi dasar.

Untuk berbagai masalah yang melibatkan mekanika fluida, hanya tiga dimensi dasar, L,
T, dan M yang dibuluhkan. Alternatifnya, L, T, dan F dapat digunakan, di mana F adalah
dimensi dasar dari gaya. Karena hukurn Newton menyatakan bahwa gaya sama dengan
massa dikalikan percepatan, maka F =MLT-2 atau M = FL-]T2. Jadi, besaran sekunder yang
dinyatakan dalam M dapat dinyatakan dalam F melalui hubungan di atas. Misalnya, tegangan,
δ, adalah gaya persatuan luas, sehingga P = FL-2, namun sebuah persamaan dimensi yang
ekivalen adalah (F = ML-] T2. Tabel 1.1 memberikan daftar dimensi-dimensi dari sejumlah
besaran fisik yang umum.Seluruh persamaan yang diturunkan secara teoretis
adalah homogen dimensinya—artinya, dimensi di ruas kiri dari persamaan harus sama
dengan dimensi di ruas kanan, dan seluruh ICT2

\
.

3. Prinsip Kerja Hukum Bernoulli


                       Penyemprot Parfum

Prinsip kerja Hukum Bernoulli  pada penyemprot parfum secara garis besar adalah saat
botol karet yang ada di botol parfum di kemas, udara yang ada di dlamnya meluncur keluar
melalui pipa bola karet tersebut. Oleh karena itu, pipa ini memiliki laju yang lebih tinggi. Laju
udara yang tinggi membuat tekanan pada pipa tersebut menjadi rendah.Sementara itu udara
dalam pipa di dalam botol parfum, memiliki laju yang lebih rendah dan tekanan udara dalam
pipa itu lebih tinggi sehingga cairan parfum didorong keatas. Saat cairan keluar. Cairan parfum
pun akhirnya menyembur ke tubuh. Lubang penyemprot parfum biasanya berukuran kecil
sehingga cairan parfum melaju dengan cepat. Jika luas penampang kecil, fluida akan bergerak
lebih cepat. Sebaliknya, ketika luas penampang besar, fluida akan bergerak pelan. Begitulah
penerapan Hukum Bernoulli pada peyemprot parfum.parfum sampai di pipa selanjutnya
(pipa bawah karet) udara yang melaju dalam bola karet mendorongnya
  Karburator
Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakaruntuk
sebuah mesin pembakaran dalam. Pada dasarnya karburator bekerja menggunakan Prinsip
Bernoulli: semakin cepat udara bergerak maka semakin keciltekanan statis-nya namun makin
tinggi tekanan dinamis-nya. Pedal gas pada mobil sebenarnya tidak secara langsung
mengendalikan besarnya aliran bahan bakar yang masuk kedalam ruang bakar. Pedal gas
sebenarnya mengendalikan katup dalam karburator untuk menentukan besarnya aliran udara
yang dapat masuk kedalam ruang bakar. Udara bergerak dalam karburator inilah yang
memiliki tekanan untuk menarik serta bahan bakar masuk kedalam ruang bakar.
                Penyemprot Racun Serangga
Penyemprot Racun Serangga hampir sama prinsip kerjanya dengan penyemprot parfum.
Jika pada penyemprot parfum Anda menekan tombol, maka pada penyemprot racun serangga
Anda menekan masuk batang penghisap. Ketika bola karet diremas, udara yang ada di dalam
bola karet meluncur keluar melalui pipa 1. Karenanya, udara dalam pipa 1 mempunyai laju
yang lebih tinggi. Karena laju udara tinggi, maka tekanan udara pada pipa 1 menjadi rendah.
Sebaliknya, udara dalam pipa 2 mempunyai laju yang lebih rendah. Tekanan udara dalam
pipa 2 lebih tinggi.
Akibatnya, cairan parfum didorong ke atas. Ketika si cairan parfum tiba di pipa 1, udara
yang meluncur dari dalam bola karet mendorongnya keluar. Biasanya lubang berukuran kecil,
sehingga parfum meluncur dengan cepat… ingat persamaan kontinuitas, kalau luas
penampang kecil, maka fluida bergerak lebih cepat. Sebaliknya, kalau luas penampang pipa
besar, maka fluida bergerak pelan.

BAB IV
 PENUTUP
 
4.1       Kesimpulan
            Hal-hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan tentang sejarah perkembangan teori fluida
statis ini adalah pada abad ketiga sebelum Masehi Archimedes menemukan nama hukum
Archimedes ,yang bunyinya: “Sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat
cair akan mendapat gaya keatas seberat zat cair yang didesak oleh benda itu”. Kemudian Leonardo da
Vinci (1452-1519) menjabarkan persamaan kekekalan massa dalam aliran tunak satu-dimensi.
Berikutnya muncul Galileo (1564-1642) dengan studi sistematik mengenai dasar-dasar hidrostatika
dengan memperkenalkan beberapa hukum tentang ilmu mekanika. Pada 1643 seorang murid Galileo
bernama Evangelista Toricelli memperkenalkan hukum tentang aliran-bebas zat cair melewati lubang
(celah). Soal-soal mengenai permasalahan momentum fluida dianalisis oleh Isaac Newton (1642-1727)
setelah memperkenalkan hukum-hukum gerak dan hukum kekentalan untuk fluida linear yang sekarang
dinamakan fluida Newton. Pada 1650, Pascal menulis tentang hidrostatik, yang menjelaskan
eksperimennya menggunakan barometer untuk menjelaskan teorinya tentang Persamaan Benda Cair
(Equilibrium of Fluids), yang tak sempat dipublikasikan sampai satu tahun setelah kematiannya.
Kemudian Simion Stevin melakukan analisis tentang paradoks hidrostatik dan dan meluruskan apa yang
disebut sebagai hukum terakhir hidrostatik: “Bahwa benda cair menyalurkan daya tekan secara sama-
rata ke semua arah” yang kemudian dikenal sebagai Hukum Pascal.
 
 

Anda mungkin juga menyukai