Tugas Kimia
Tugas Kimia
“MEKANIKA FLUIDA”
• Bagaimana sebuah sungai dapat mengalir di hilir dengan kecepatan cukup besar meskipun
kemiringan permukaannya begitu kecil sehingga tidak bisa dideteksi dengan pengukuran
biasa?
• Bagaimana informasi yang diperoleh dari model pesawat terbang dapat digunakan untuk
merancang pesawat sesungguhnya?
• Mengapa arus air yang berasal dari sebuah kcran kadang-kadang terlihat halus
permukaannya. tetapi kadang-kadang kasar permukaannya?
• Berapa peningkatan jarak tempuh per satuan bahan bakar yang dapat diperoleh dengan
meningkatkan desain aerodinamik dari mobil dan truk?
Daftar penerapan dan pertanyaan dapat saja berkelanjutan—tapi pokok utamanya telah
Anda dapatkan; mekanika fluida adalah subjek yang sangat penting dan terpakai. Sangat
mungkin sekali dalam karir Anda sebagai seorang insinyur, Anda akan terlibat dalam analisis
dan perancangan sistem-sistem yang mem-butuhkan pemahaman yang baik mengenai
mekanika fluida. Diharapkan bahwa bagian pendahuluan ini akan memberikan dasar-dasar
awal bagi aspek-aspek fundamental dari mekanika fluida.
1.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
a. Menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah Mekanika Fluida
b. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah perkembangan ilmu mekanika fluida statis.
c. Mahasiswa dapat mengetahui ilmuwan-ilmuwan yang menemukan teori-teori fluida statis.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pembuatan makalah inia adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana sejarah perkembangan teori fluida?
b. Siapakah penemu teori-teori fluida statik?
c. Bagaimanakah sejarah ilmuwan yang menemukan teori-teri fluida?
BAB II
Mekanika Fluida adalah suatu ilmu yang mempelajari prilaku Fluida Baik
dalam Keadan diam ( Statik ) Maupun Gerak ( dinamik ) serta akibat interaksi dengan
media batas nya ( Zat padat atau fluida dengan V Lain ).seperti kebanyakan di siplin ilmu
lain nya, Mekanik fluida mempunyai sejarah panjang dalam pencapaian hasil-hasil pokok
hingga menuju area modern seperti sekarang ini. Pada masa prasejarah, kebudayaan-
kebudayaan kuno sudah memiliki pengetahuan yang cukup untuk memecahkan persoalan-
persoalan Aliran tertentu.sebagi contoh perahu
layar yang sudah di lengkapi dengan dayung dan system pengairan untuk pertanian sudah
di kenal pada masa itu.pada abad ketiga sebelum masehi , Archimedes danHero
dari Iskandariahmemperkenal kan Hukum Jajaran genjang untuk penjumlahan
vector. Selanjutnya Archimedes ( 285-212 SM ) merumuskan Hukum Apung dan menerapkan
pada benda-benda terapung Atau Melayang, dan juga memperkenalkan bentuk kalkulus
Differensial sebagi bagiananalisis Nya.
Sejak pemulaan masehi, sampai jaman Renaissance terus menerus terjadiperbaikan
dalam rancangan system-sistem Aliran, Seperti Kapal , Saluran, dan
Talang. air.akan tetapitidak ada bukti-bukti Adanya perbaikan yang mendasar dalam analisis
aliran Akhir Nya Leonardo da Vinci ( 1452-1519 ) menjabar kan persamaan kekekalan Masa
dalam aliran tunak satu demensi, Leonardo da vinci adalah ahli eksperimen ulungdan catatan-
catatanya berisi diskripsi yang seksama dengan gelombang, jet atau semburan, loncatan
hidraulik, pembentuk pusaran , dan rancangan-rancangan seretan rendah ( bergaris aliran )
serta seratan tinggi ( Parasut ).Galileo ( 1564-1642 ) memperkenal kan beberapa hukum
tentangmekanik.seorang perancis, Edme Moriotte ( 1642-1684 ) membangun terowongan
angin yang pertama dan menguji model-model di dalam nya.
Soal-soal yang menyangkut momentum fluida akhirnya dapat di analisis setelah Isaac
Newton ( 1642-1727 ) memperkenal kan hukum-hukum gerak dan hukum kekentalan untuk
fluida linear yang sekarang di namakan fluida Newton.Teori itu mula-mula didasarkan atas
asumsi fluida ideal (sempurna ) dan Tampa gesekan, dan para matematikawan abab ke lapan
belas seperti: Daniel Bernoelidan Leonhrad Euler ( Swiss ), Clairaut dan D’Alembert
(Perancis), Joseph-LouisLagrange (1736-1813), Pierre-Simon Laplace (1749-1827), dan
Gerstner (1756-1832), mengembangkan ilmu
matematika untuk mekanika fluida (Hidrodinamika), dan banyak menghasilkan penyelesaian-
penyelesaian dari soal-soal aliran tanpa gesekan.EulerMengembangkan persamaan gerak
diverensial dan bentuk integral nya.yangsekarang disebut persamaan bernoelli. D’Alembret
memakai persamaan ini untuk menampilkan paradoksnya bahwa suatu benda yang
terbenamdi dalam fluida tampa gesekan mempunyai seretan nol. sedangkan Gerstner
memakai persamaan Bernoelli untuk menganalisis gelombang permukaan.
Hasil-hasil ini merupakan hal yang berlebihan, karena asumsi fluida sempurna dalam
praktek hanya mempunyai penerapan yang sangat terbatas dan kebanyakan aliran di bidang
teknik sangat dipengaruhi oleh efek kekentalan. Para ahli teknik mulai menolak teori yang
sama sekali tidak realistik itu, dan mulai mengembangkan hidraulika yang bertumpu pada
ekperimen. Ahli-ahli eksperimen seperti Pitot, Chezy, Borda, Bossut, Coulomb (1736-1806),
Weber (1804-1891), Francis (1815-1892), Russel (1808-1882), Hagen (1797-1889),
Frenchman Poiseuille (1799-1869), Frenchman Darcy (1803-1858), Manning (1816-1897),
Bazin (1829-1917), dan Saxon Weisbach (1806-1871) banyak menghasilkan data tentang
beraneka ragam aliran seperti saluran terbuka, hambatan kapal, aliran melalui pipa,
gelombang, dan turbin.
Minat Archimedes adalah matematika murni: bilangan, geometri, menghitung luas bentuk-
bentuk geometri. Archimedes dikenal karena kehebatannya mengaplikasikan matematika.
Kehebatan inilah yang akan diuraikan di bawah ini.
Archimedes berjasa menemukan ulir Archimedes, alat untuk mengangkat air dengan jalan
memutar gagang alat ini dengan tangan. Penggunaan awal alat ini adalah untuk membuang
air yang masuk ke dalam perahu atau kapal. Tapi dalam perkembangannya digunakan untuk
memompa air dari dataran yang lebih rendah ke tanah yang lebi tinggi. Alat ini sampai
sekarang masih dipakai oleh para petani di seluruh dunia.
Penggunaan cermin pembakar, memberi indikasi bahwa beberapa bentuk geometri sudah
diketahui Archimedes, teristimewa bentuk hiperbola. Bentuk lingkaran, elips dan hiperbola
terbentuk hanya bagaimana cara kita mengiris suatu bidang. Parabola adalah bentuk
istimewa: dapat “mengambil” sinar matahari, dari arah manapun, dan difokuskan pada suatu
titik, dan konsentrasikan semua energi cahaya pada bidang sempit untuk dipancarkan kembali
dalam berkas sinar yang sangat panas.
Archimedes adalah orang pertama yang memberi metode menghitung besar ? (pi) dengan
derajat akurasi yang tinggi. Menghitung besar ? dilakukan dengan cara membuat lingkaran
diantara dua segi enam. Luas segi enam kecil < luas lingkaran < luas segi enam besar.
Dengan memperbesar jumlah segi – Archimedes membuat 96 sisi, diperoleh besaran:
Cahaya yang melewati itu di sebut “ vacuum ( kosong ) ” dalam tabung kaca.
Ariestoteles menulis, segala sesuatu bergerak, harus digerakan oleh sesuatu yang lain
Oleh karenanya, disana harus ada “sesuatu” yang tak terlihat untuk memindahkan cahaya
melalui tabung kaca, maka dari itu tidak ada vacuum ( tenaga isap atau tekan ) di tabung itu.
Tidak di tabung kaca maupun, dimanapun. Vacuum itu tidak ada dan sesuatu yang mustahil.
Pascal meninggalkan karya yang berjudul Pensees dan Provincial Letters yang sama
sekali tidak berhubungan dengan matematika.
Pascal juga menulis tentang hidrostatik, yang menjelaskan eksperimennya menggunakan
barometer untuk menjelaskan teorinya tentang Persamaan Benda Cair (Equilibrium of Fluids),
yang tak sempat dipublikasikan sampai satu tahun setelah kematiannya. Makalahnya tentang
Persamaan Benda Cair mendorong Simion Stevin melakukan analisis tentang paradoks
hidrostatik dan dan meluruskan apa yang disebut sebagai hukum terakhir hidrostatik: “Bahwa
benda cair menyalurkan daya tekan secara sama-rata ke semua arah” yang kemudian
dikenal sebagai Hukum Pascal. Hukum Pascal dianggap penting karena keterkaitan antara
Teori Benda Cair dan Teori Benda Gas, dan tentang Perubahan Bentuk tentang keduanya
yang kemudian dikenal dengan Teori Hidrodinamik.
Hukum Pascal (1658)
“Jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah
dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya”.
Hukum Pascal menyatakan bahwa Tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup
diteruskan ke segala arah dengan sama besar.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Beberapa Sifat Fluida
Salah satu pertanyaan yang pertama-tama perlu kita kaji adalah, apakah fluida itu? Atau
kita mungkin bertanya, apa perbedaan antara sebuah benda padat dengan sebuah fluida?
Kita memiliki gagasan umum yang samar-samar mengenai perbedaan tersebut. Sebuah
benda padat “keras” dan tidak mudah dideformasi, sementara sebuah fluida “lunak” dan
mudah dideformasi (kita dapat bergerak dengan mudah melewati udara). Meskipun agak
deskriptif, pengamatan sepintas lalu mengenai perbedaan beqda padat dan fluida ini sangat
tidak memuaskan dari sudut pandang ilmiah atau keteknikan.
Meskipun perbedaan antara benda padat dan fluida dapat dijelaskan secara kualitatif
berdasarkan struktur molekulnya, pembedaan yang lebih spesifik didasarkan pada bagaimana zat
tersebut berdeformasi di bawah suatu beban luar yang bekerja. Secara khusus, fluida didefmisikan
sebagai zat yang berdeformasi terus-menerus selama dipengaruhi suatu tegangan geser. Sebuah
tegangan (gaya per satuan luas) geser terbentuk apabila sebuah gaya tangensial bekerja pada
sebuah permukaan. Apabila benda-benda padat biasa seperti baja atau logam-logam lainnya
dikenai oleh suatu tegangan geser, mula-mula benda ini akan berdeformasi (biasanya sangat
kecil), tetapi tidak akan terus-menerus berdeformasi (mengalir). Namun, cairan yang biasa seperti
air, minyak, dan udara memenuhi defmisi dari sebuah fluida—artinya,zat-zat tersebut akan
mengalir apabila padanya bekerja sebuah tegangan geser. Beberapa bahan, seperti lumpur,
aspal, dempul, odol dan lain sebagainya tidak mudah untuk diklasifikasikan karena bahan-bahan
tersebut akan berperilaku seperti benda padat jika tegangan geser yang bekerja kecil, tetapi jika
tegangan tersebut melampaui suatu nilai kritis tertentu, zat-zattersebut akan mengalir. Ilmu yang
mempelajari bahan-bahan tersebut disebut rheologi dan tidak termasuk dalam cakupan mekanika
fluida klasik. Jadi, seluruh fluida yang akan ditinjau dalam buku teks ini memenuhi defmisi fluida
yang telah diberikan sebelumnya.
Meskipun struktur molekuler fluida penting untuk membedakan satu fluida dengan fluida
yang lainnya, tidaklah mungkin untuk mengkaji masing-masing molekul ketika kita mencoba
untuk menggambarkan perilaku fluida-fluida tersebut dalam keadaan diam atau bergerak. Kita
mengkarakteristikkan perilaku tersebut dengan lebih mempertimbangkan nilai rata-rata atau
makroskopik dari besaran yang ditinjau, di mana nilai rata-rata tersebut dievaluasi pada
sebuah volume kecil yang berisi banyak molekul. Jadi, ketika kita mengatakan bahwa
kecepatan pada suatu titik tertentu dalam sebuah fluida adalah sebesar tertentu, maka kita
sebenarnya mengmdikasikan kecepatan rata-rata dari molekul-molekul dalam volume kecil
yang mengelilingi titik tersebut. Volume tersebut sangat kecil dibandingkan dengan dimensi
fisik dari sistem yang ditinjau, tetapi cukup besar dibandingkan dengan jarak rata-rata
antarmolekul. Apakah cara ini cukup beralasan untuk menggambarkan perilaku sebuah fluida?
Jawabannya secara umum’adalah ya, karena jarak antara molekul biasanya sangat kecil.
Untuk gas-gas pada tekanan dan temperatur normal jarak antara ini berada pada tingkat
10″6 mm, dan untuk zat cair pada tingkat 10~7 mm. Banyaknya molekul setiap milimeter kubik
pada tingkat 1018 untuk gas dan 1021 untuk zat cair. Jadi jelas bahwa jumlah molekul di dalam
sebuah volume yang sangat kecil sangat besar, sehingga gagasan untuk menggunakan nilai
rata-rata dari seluruh volume ini cukup beralasan. Jadi kita mengasumsikan bahwa seluruh
karakteristik fluida yang kita tinjau (tekanan, kecepatan, dan lain-lain.) bervariasi terus-
menerus di seluruh fluida—artinya, kita memperlakukan fluida tersebut sebagai suatu materi
kontinu (continuum). Satu bidang mekanika fluida di mana konsep materi kontinu ini tidak
berlaku adalah pada kajian gas-gas yang sangat renggang seperti yang dihadapi pada kasus
dengan ketinggian yang sangat besar. Dalam hal ini jarak antara molekul udara dapat menjadi
sangat besar dan konsep materi kontinu tidak lagi bisa diterima.
Karena di dalam kajian mengenai mekanika fluida kita akan menangani berbagai karakteristik
fluida, maka kita perlu mengembangkan sebuah sistem untuk menggambarkan karakteristik-
karakteristik ini secara kualitafif dan kuantitatif, Aspek kualitatif berfungsi untuk mengidentifikasi
sifat dasar atau jenis dari karakteristik tersebut (seperti panjang, waktu, tegangan dan kecepatan),
sementara aspek kuantitatif memberikan ukuran numerik dari karakteristik tersebut.
Penggambaran kuantitatif membutuhkan sebuah angka dan sebuah standar yang dapat digunakan
untuk memperbandingkan berbagai besaran. Suatu standar untuk panjang dapat berupa meter
atau kaki, untuk waktu dapat berupa jam atau detik, untuk massa berupa slug atau kilogram.
Standar seperti itu disebut satuan, dan beberapa sistem satuan biasa digunakan seperti yang akan
dibahas pada subbab berikutnya.
Untuk berbagai masalah yang melibatkan mekanika fluida, hanya tiga dimensi dasar, L,
T, dan M yang dibuluhkan. Alternatifnya, L, T, dan F dapat digunakan, di mana F adalah
dimensi dasar dari gaya. Karena hukurn Newton menyatakan bahwa gaya sama dengan
massa dikalikan percepatan, maka F =MLT-2 atau M = FL-]T2. Jadi, besaran sekunder yang
dinyatakan dalam M dapat dinyatakan dalam F melalui hubungan di atas. Misalnya, tegangan,
δ, adalah gaya persatuan luas, sehingga P = FL-2, namun sebuah persamaan dimensi yang
ekivalen adalah (F = ML-] T2. Tabel 1.1 memberikan daftar dimensi-dimensi dari sejumlah
besaran fisik yang umum.Seluruh persamaan yang diturunkan secara teoretis
adalah homogen dimensinya—artinya, dimensi di ruas kiri dari persamaan harus sama
dengan dimensi di ruas kanan, dan seluruh ICT2
\
.
Prinsip kerja Hukum Bernoulli pada penyemprot parfum secara garis besar adalah saat
botol karet yang ada di botol parfum di kemas, udara yang ada di dlamnya meluncur keluar
melalui pipa bola karet tersebut. Oleh karena itu, pipa ini memiliki laju yang lebih tinggi. Laju
udara yang tinggi membuat tekanan pada pipa tersebut menjadi rendah.Sementara itu udara
dalam pipa di dalam botol parfum, memiliki laju yang lebih rendah dan tekanan udara dalam
pipa itu lebih tinggi sehingga cairan parfum didorong keatas. Saat cairan keluar. Cairan parfum
pun akhirnya menyembur ke tubuh. Lubang penyemprot parfum biasanya berukuran kecil
sehingga cairan parfum melaju dengan cepat. Jika luas penampang kecil, fluida akan bergerak
lebih cepat. Sebaliknya, ketika luas penampang besar, fluida akan bergerak pelan. Begitulah
penerapan Hukum Bernoulli pada peyemprot parfum.parfum sampai di pipa selanjutnya
(pipa bawah karet) udara yang melaju dalam bola karet mendorongnya
Karburator
Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakaruntuk
sebuah mesin pembakaran dalam. Pada dasarnya karburator bekerja menggunakan Prinsip
Bernoulli: semakin cepat udara bergerak maka semakin keciltekanan statis-nya namun makin
tinggi tekanan dinamis-nya. Pedal gas pada mobil sebenarnya tidak secara langsung
mengendalikan besarnya aliran bahan bakar yang masuk kedalam ruang bakar. Pedal gas
sebenarnya mengendalikan katup dalam karburator untuk menentukan besarnya aliran udara
yang dapat masuk kedalam ruang bakar. Udara bergerak dalam karburator inilah yang
memiliki tekanan untuk menarik serta bahan bakar masuk kedalam ruang bakar.
Penyemprot Racun Serangga
Penyemprot Racun Serangga hampir sama prinsip kerjanya dengan penyemprot parfum.
Jika pada penyemprot parfum Anda menekan tombol, maka pada penyemprot racun serangga
Anda menekan masuk batang penghisap. Ketika bola karet diremas, udara yang ada di dalam
bola karet meluncur keluar melalui pipa 1. Karenanya, udara dalam pipa 1 mempunyai laju
yang lebih tinggi. Karena laju udara tinggi, maka tekanan udara pada pipa 1 menjadi rendah.
Sebaliknya, udara dalam pipa 2 mempunyai laju yang lebih rendah. Tekanan udara dalam
pipa 2 lebih tinggi.
Akibatnya, cairan parfum didorong ke atas. Ketika si cairan parfum tiba di pipa 1, udara
yang meluncur dari dalam bola karet mendorongnya keluar. Biasanya lubang berukuran kecil,
sehingga parfum meluncur dengan cepat… ingat persamaan kontinuitas, kalau luas
penampang kecil, maka fluida bergerak lebih cepat. Sebaliknya, kalau luas penampang pipa
besar, maka fluida bergerak pelan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hal-hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan tentang sejarah perkembangan teori fluida
statis ini adalah pada abad ketiga sebelum Masehi Archimedes menemukan nama hukum
Archimedes ,yang bunyinya: “Sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat
cair akan mendapat gaya keatas seberat zat cair yang didesak oleh benda itu”. Kemudian Leonardo da
Vinci (1452-1519) menjabarkan persamaan kekekalan massa dalam aliran tunak satu-dimensi.
Berikutnya muncul Galileo (1564-1642) dengan studi sistematik mengenai dasar-dasar hidrostatika
dengan memperkenalkan beberapa hukum tentang ilmu mekanika. Pada 1643 seorang murid Galileo
bernama Evangelista Toricelli memperkenalkan hukum tentang aliran-bebas zat cair melewati lubang
(celah). Soal-soal mengenai permasalahan momentum fluida dianalisis oleh Isaac Newton (1642-1727)
setelah memperkenalkan hukum-hukum gerak dan hukum kekentalan untuk fluida linear yang sekarang
dinamakan fluida Newton. Pada 1650, Pascal menulis tentang hidrostatik, yang menjelaskan
eksperimennya menggunakan barometer untuk menjelaskan teorinya tentang Persamaan Benda Cair
(Equilibrium of Fluids), yang tak sempat dipublikasikan sampai satu tahun setelah kematiannya.
Kemudian Simion Stevin melakukan analisis tentang paradoks hidrostatik dan dan meluruskan apa yang
disebut sebagai hukum terakhir hidrostatik: “Bahwa benda cair menyalurkan daya tekan secara sama-
rata ke semua arah” yang kemudian dikenal sebagai Hukum Pascal.