4.1 Modernisasi
bidang serta beralih pada keadaan taraf penghidupan masyarakat secara merata dan
utuh.
dengan perkembangan zaman dan peradaban dari waktu ke waktu. Dari seorang ahli
ilmu politik mengatakan bahwa modernisasi ini telah berjalan dari Eropa sejak abad
ke-15.
yang dibutuhkan masyarakat. Modernisasi berasal dari bahasa latin, modernus yang
tergabung dalam dua kata. Kata “modo” bermaksud akhir-akhir ini, dan “ernus” yang
menjelaskan periode waktu masa kini. Dari segi sejarah, terlihat dari waktu ke waktu
1. Willbert E. Moore
Modernisasi merupakan perubahan kehidupan yang tradisional dalam
artian teknologi, organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomi dan politik sehingga
2. Astrid S. Susanto
yang diberikan.
3. Koentjaraningrat
4. Soerjono Soekamto
masyarakat untuk melakukan perubahan yang signifikan dalam segala hal dan segala
mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, selain itu proses modernisasi ini
juga berupaya untuk mampu memperbaiki pola piker yang ada dimasyarakat sehingga
rasional.
sendiri.
modern, diantaranya :
1. Heterogen
tertentu.
Masyarakat modern memiliki sifat yang lebih objektif dalam memandang suatu
hal karena adanya banyak perubahan serta menerima perbedaan yang ada
pada masyarakat.
masyarakat secara umum yang dilandasi oleh sifat modern individu, karena dari
dilihat suatu penghargaan yang positif, yaitu bahwa modern, termasuk juga
penghargaan yang demikian itu, akan tetapi hal tersebut tidak harus demikian. Di
dalam kebudayaan-kebudayaan lain asosiasi itu tidak harus ada. Bagaimana orang
menilai pengertian-pengertian itu, sangat tergantung pada pandangan hidup dan
pandangan dunianya.
mengadakan modernisasi, akan tetapi bersamaan dengan itu diukur dengan nilai-nilai
tertentu berkembang ke jurusan yang tidak dikehendaki; atau bersamaan dengan itu
berkembang ke jurusan yang sangat kapitalistik, yang tidak dapat diterima atas dasar
nilai-nilai marxis; atau bersamaan dengan itu masyarakat dapat menjadi begitu
sebagai akibat munculnya Amerika Serikat sebagai kekuatan dominan dunia setelah
Perang Dunia II, terjadinya perluasan gerakan komunis dunia, dan lahirnya negara-
negara merdeka baru di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Beberapa teori mengenai
modernisasi di antaranya adalah Teori Evolusi yang lahir pada awal abad ke-19 setelah
Revolusi Industri dan Revolusi Perancis. Menurut Suwarsono dan So (2000), teori ini
menganggap bahwa perubahan sosial merupakan gerakan searah seperti garis lurus,
yaitu dari masyarakat primitif menuju masyarakat maju, dan membaurkan antara
pandangan subjektifnya tentang nilai dan tujuan akhir perubahan sosial menuju
masyarakat modern. Perubahan sosial berjalan secara perlahan dan bertahap selama
berabad-abad
Tradisi pemikiran lain yang banyak mempengaruhi perumusan acuan-acuan
pokok teori modernisasi ialah teori fungsionalisme dari Talcott Parsons yang
dan tergantung satu sama lain dan setiap lembaga yang ada dalam masyarakat
Eropa dan Amerika Utara. Konsep modernisasi yang dikemukakan oleh Dube
didasarkan pada tiga asumsi, yaitu (i) sumber kekuasaan yang mati harus selalu
(ii) Untuk mencapai tujuan ini dapat dicapai dengan usaha individu dan kerjasama.
pertengahan dan jangkauan modernisasi yang lebih tinggi. (iii) Untuk menciptakan
dan menjalankan organisasi yang kompleks perubahan kepribadian yang radikal dan
perubahan yang menyertainya dalam struktur sosial dan nilai-nilai dianggap perlu.
disimpulkan bahwa, (i) modernisasi merupakan proses bertahap, (ii) modernisasi dapat
perpanjangan tangan pemeritahan daerah dan pemerintah pusat. Desa dan kelurahan
yang dikelola oleh kepala desa atau lurah yang merupakan pimpinan tertinggi pada
didukung oleh kemampuan dalam mengelola secara baik kekayaan yang dimiliki oleh
desa ataupun kelurahannya? Seperti yang terjadi di banyak desa saat ini. Pengelolaan
yang biasa terjadi hanya pengelolaan yang bersifat tradisonal yang hanya mampu
memberikan kualitas dan kuantitas yang tidak mampu bersaing dengan produk-produk
yang berasal dari perkotaan ataupun produk yang berasal dari luar negeri yang telah
diolah dengan baik dan dikemas dengan menarik sehinngga meningkatkan nilai
ekonomis yang terdapat dalam produk tersebut. Seperti contoh pengelolaan produk
sayuran dan buah. Banyak desa yang ada di Indonesia yang menjadi penghasil sayuran
dan buah, namun tidak mampu menembus pasar yang lebih luas dan menjadi
komuditas yang optimal sebagai penambah devisa bagi desa tersebut. Persaingan
didalam dunia usaha saat ini semakin ketat dan banyak sekali bermunculan produk-
produk sejenis namun berbagai model pengemasan dan bentuk yang lebih manarik
Seharusnya yang terjadi didunia usaha saat ini juga memancing kreativitas
dari para pemimpin yang ada dikelurahan dan pedesaan untuk lebih memperhatikan
kembali salah satu sumber kehidupan yang rata-rata banyak dipedesaan dan kelurahan.
Kepala desa dan juga lurah juga harus berani mengambil keputusan yang tepat demi
dengan baik. Banyak rantai pasar yang kemudian akan hidup jika hal ini dilakukan
dengan baik. Saat proses produksi awal dilakukan, dimulai dari penanaman,
pemupukan, pemanenan dan pada akhirnya sampai ke proses akhir yaitu pengemasan,
yang akan banyak sekali kegiatan bisnis yang menggunakan tenanga kerja lokal
didalamnya. Dan apabila semua proses itu dilakukan didalam satu desa yang sama,
maka juga akan berefek mengurangi pengangguran yang ada di desa tersebut.
Apabila melihat sejarah Eropa, maka modernisasi tidak lepas dari proses
terjadinya revolusi industry yang diawali oleh masa pencerahan (renaissance) dan
Indonesia ini berkaitan dengan modernisasi, bahwa usaha yang dilakukan oleh
kebijakan nasional untuk mendorong usaha peningkatan hasil padi (Sajogyo, 1982).
Yang pertama : melalui program “Pusat Padi” (1959-1962). Suatu otoritas khusus,
untuk memberikan suatu alat-alat teknologi pertanian kepada petani padi untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik dengan kredit dan jasa perluasan intensif, berupa
pupuk, peningkatan benih lokal, pestisida, yang dibayar kembali oleh para petani
merombak usaha tani dalam arti luas dan pengaturannya agar dapat menggunakan
metode usahatani secara baik, benar dan efisien. Bentuk usahatani yang sesuai bagi
wenang.
efisien.
e. Mengubah syarat-syarat penyakapan.
Kebutuhan utama dalam berusaha tani ialah adanya bahan usahatani yang
jelas dan registri hak atas tanah meningkatkan produktivitas pertanian meliputi
investasi (penanaman modal) dalam tanah. Tidaklah dapat diharapkan para pemilik
tanah dalam melakukan penanaman modal, kecuali jika mereka yakin akan hak
mereka dalam memiliki tanah atau akan dibayar kembali atas usaha dan pengeluaran
pedesaan. Hal initelah dimaklumi bersama karena sebagian besar petani di Indonesia
sebagai petani. Oleh karena itu, dalam monteks bahasan mengenai pembangunan
pertanian ini penting pula diketahui beberapa aspek sosial dengan masyarakat petani
sangat tergantung pada jenis tanah, keadaan iklim dan sebagainya akan
dihasilkan.
• Hidup bersahaja.
Disadari atau tidak, ciri-ciri masyarakat desa diatas secara langsung atau tidak
langsung telah menciptakan karakter petani pedesaan yang cenderung subsisten dan
stagnan. Ketergantungan pada alam, rendahnya inovasi, sifat praktis, kebiasaan hidup
yang lamban, kepercayaan tpada takhayul dan kebersahajaan hidup yang mampu
dimaksud disini adlaah usaha pertanian yang hanya bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan hidup pelaku usahanya saja dan keluarga ya serta tidak ditujukan untuk
mencari keuntungan. Dalam hal ini, masyarakat desa cenderung menerima atau merasa
cukup dengan apa yang bisa mereka peroleh dari alam, tanpa merasa perlu menambah
pedesaan untuk salingmembantu dalam usaha tani. Masih banyak pedesaan yang
Hal tersebut di atas sejalan dengan pernyataan Mubyarto dan Santosa (1993)
menghasilkan pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu, pertanian atau agrikultur
adalah sebuah cara hidup (way of life atau live hood) bagi sebagian besar petani di
mereka. Jadi bertani bukan saja aktivitas ekonomi, melainkan sudah menjadi budaya
petani pedesaan yang subsisten dan tradisional ini kerap dituding sebagai penyebab
terhambatnya proses modernisasi pertanian karena dengan ciri hidup yang bersahaja
dan bermotto yang didapat hari ini untuk hidup hari ini, maka tidak mudah bagi petani
dengan barang-barang yang bernilai uang berarti bahwa, sebagai suatu contoh
perubahan dasar dari sistem pertanian sederhana, barang- barang hasil produksi suatu
keluarga dipakai oleh keluarga-keluarga lain yang tidak menghasilkannya. Kerja upah
sekarang menerima uang tunai sebagai imbalan kerjanya dan memakainya untuk
taninya dan makin berkurang pada hak-hak dan kewajiban-kewajiban tradisional yang
bersumber pada sanak keluarganya dan tetangganya. Hal ini berarti bahwa petani
memperoleh suatu peranan yang khusus. Oleh karena keluarga tidak lagi merupakan
suatu unit produksi, maka satu atau lebih dari anggotanya meninggalkannya untuk
adalah terjadinya proses individuasi dan isolasi keluarga batih (nuclear family). Bila
keluarga harus mondar-mandir dalam pasaran tenaga kerja, maka tidaklah mungkin
mulai pecah; hanya beberapa generasi yang menetap dalam satu rumahtangga yang
meninggalkan para orangtua. Suatu persoalan sosial yang timbul akibat perubahan
dalam keluarga ini adalah tempat dari orang-orang yang telah tua sekali. Oleh karena
tidak lagi ditampung oleh unit kekerabatan yang melindungi mereka, maka orang-
orang yang sangat tua ini jatuh ke dalam pengawasan komunitas atau negara sebagai
Kesehatan, dan Revolusi Transportasi. Semua itu menurut Sajogyo (1982) merupakan
tetapi, perubahan tersebut belum tentu dapat diartikan sebagai pembangunan, karena
pendidikan masyarakat desa menjadi semakin tinggi. Hal ini ditandai dengan semakin
banyaknya sarana pendidikan yang tersedia di daerah pedesaan. Saat ini, jika ada
masyarakat desa yang kuliah di perguruan tinggi dan menjadi sarjana adalah hal yang
biaya. Dampak dari Revolusi Pendidikan ini ialah semakin berkurangnya minat
generasi muda untuk menjalani pekerjaan sebagai petani, terutama mereka yang
tinggi, pada umumnya juga berharap agar anaknya kelak tidak lagi menjadi petani
seperti dirinya, karena pekerjaan sebagai petani adalah pekerjaan yang berat dan
Petani Tradisional
setahun
• Mobilitas rendah
• Cenderung statis
Petani Modern
• Cenderung dinamis
akhir tahun 1960-an, menurut beberapa pengamat, seperti Gordon (1978), Robison
(1981), dan Mortimer (1984), sebagaimana dikutip oleh Frans Hsken (1998),
tangan sekelompok kecil tuan tanah tidak sampai menyebabkan terbentuknya suatu
lapisan proletariat tunakisma yang seragam yang dapat memenuhi kebutuhan hidup
tergantung seluruhnya dari upah kerja. Rasionalisasi pada panen padi yang terutama
disebabkan oleh penggunaan arit dan dipakainya mesin perontok padi telah
mengakibatkan penurunan drastis dalam jumlah perempuan pekerja panen.
Pengurangan jumlah tenaga kerja upahan seperti ini adalah berlawanan dengan
menyebabkan banyak buruh tani yang tidak mendapat pekerjaan setiap hari.
tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar. Buruh tani yang tenaganya tidak lagi
banyak dibutuhkan, termasuk juga petani-petani yang memiliki lahan sedikit, mulai
pupuk buatan, alat-alat pertanian modern, dan bibit unggul. Petani yang tidak punya
modal cukup, tidak bisa mengikuti sistem ini. Akibatnya, mereka kemudian menjual
tanahnya yang hanya sedikit itu, dan selanjutnya menjadi pekerja di lahan orang lain,
atau menjadi buruh. Sebagian lainnya kemudian pergi ke kota untuk mencari
pekerjaan.
Seiring dengan semakin tingginya mobilitas penduduk dari desa ke kota dan
semakin tingginya pendidikan yang diperoleh, banyak anak-anak petani saat ini yang
kemudian tidak lagi melanjutkan usaha orangtuanya. Mereka lebih tertarik untuk
dianggap lebih menguntungkan dan tidak terlalu menguras tenaga. Pekerjaan sebagai
pegawai negeri, pedagang, atau bergerak di bidang jasa mereka anggap memiliki
Menengah Kebawah
awalnya pertanian hanya mengandalkan keadaan alam saja tanpa melakukan suatu
yang semakin meningkat yang menyebabkan kebutuhan akan pangan pun meningkat
lahan.Oleh karena itu, manusia mulai berfikir formula-formula yang tepat guna dalam
Pemerintah dalam hal ini pihak yang mempunyai otoritas untuk mengmbil
suatu kebijakan tanpa adanya analisis dampak yang akan terjadi dalam melakukan
memberikan dampak positif bagi sebagian petani yang dapat menjangkau teknologi
dan bibit unggul tersebut.Namun di sisi lain dengan adanya teknologi dan bibit
pelaku buruh tani yang mata pencahariannya bergantung pada pihak lain yang
tani membutuhkan sekitar 14 orang dengan waktu beberapa hari tetapi adanya traktor
cukup dengan satu orang dan hanya membutuhkan waku kurang dari satu
petani di sisi lain dapat mengurangi lapang kerja yang tersedia dan akhirnya
menimbuilkan kesenjangan social yang sangat jauh antara yang kaya dan miskin.
buruh tani yang perananya digantikan dengan adanya teknologi traktor dan lainnya
dapat dialihkan pada tahap pengelolaan pasca panen atau bagian pemasaran sehingga
dengan penerapan modernisasi pertanian ini tidak lagi mengurangi lapangan kerja
namun dapat menciptakan lapangan kerja baru yang juga membantu para petani
dalam menyalurkan hasil buminya. Dengan demikian akan tercipta suatu system
adanya penanganan yang seius akan menimbulkan masalah baru yaitu berkurngnya
lapangan pekerjaan karena peranan pekerja tergantikan oleh peralatan dan cara yang
tidak untuk petani kecil yang tidak dapat menjangkau dalam pembiayaan peralatan
kualitas produk yang dihasilkan baik juga harus dikaji ulang mengenai dampak social
terhadap konflik social.Oleh karena itu, dalam penerapan modernisasi pertanian harus
dikaji juga mau kemana para buruh tani yang peranannya tergantikan oleh suatu
yang nantinya akan diisi oleh para buruh tani yang kehilangan pekerjaan akibat
adanya penerapan teknologi.Dengan kata lain para pengambil kebijakan harus juga
memperhatikan para buruh tani yang pekerjaannya digantikan oleh suatu teknologi
pengambil kebijiakan, petani dan para buruh tani dalam upaya menghasilkan produk
dan jasa yang mempunyai daya saing di era perdagangan pasar bebas ini.
4.7 Hubungan Antar Petani Sebagai Pengaruh Adanya Modernisasi Pedesaan
petani dan petani lain dapat renggang akibat suatu penerapan alat mesin
pertanaian.Hasil penelitian tersebut di Malaysia hubungan tuan tani dan buruh tani
terputus akibat adanya mesin perontok padi yang menggantikan peranan buruh tani
Indonesia.Selain itu, antara petani kelas atas yang mampu membeli atau
modernisasi pertanian juga dapat memberikan pengaruh positif bagi para pelaku
tani.Salah satunya dapat mempererat hubungan petani yang terhimpun dalam suatu
wadah kelompok tani dikarenakan ketidak mampuan petani secar individu dalam
Perubahan sosial menurut (Jefta, 2015) dibagi dalam tiga kategori, yakni (a)
immanent change, yaitu wujud peralihan atau perubahan sosial yang berasal dari
dalam sistem itu sendiri tanpa ada pengaruh dari luar ; (b) selective contact change,
yaitu spontanitas atau secara tidak sadar membawa pandangan baru baik dalam
bentuk gagasan atau ide-ide baru kepada anggota-anggota suatu sistem sosial ; (c)
directed contact change, yaitu adanya pandangan baru (ide-ide atau pendapat baru)
sebagai proses sosial, segmentasi proliferasi pada unit structural yang tidak
berbeda secara merata dari unit yang ada, perubahan dalam kelompok atau
(berbeda dengan hanya merehabilitasi saja) dari suatu daerah irigasi dengan tujuan
Sebagai salah satu sistem penunjang revolusi hijau, sistem irigasi sangat
rehabilitasi jaringan irigasi, perbaikan pengelolaan air di tingkat tersier dan perluasan
dibandingkan dengan tahun 1973 sawah berpengairan meningkat dari 27,3% menjadi
52,5% di tahun 1983, dan dampaknya perbaikan perngairan tersebut dialami oleh
semua lapisan petani. Hingga saat ini pun pemerintah terus melakukan upaya
merehabilitasi sistem dan jaringan irigasi untuk mencapai hasil yang progresif.
Jumlah rehabilitasi irigasi desa yang telah dilakukan pemerintah diseluruh Indonesia
tahun 1995 dan 1996 saja telah mencapai angka lebih dari 150 ribu ha lahan dengan
percepatan rehabilitasi lebih dari 300 ribu ha lahan Direktorat Bina Program Dirjen
Pengairan Data 1996 dikutip Silalahi, 2005). Pada tahun 2009 mendatang pemerintah
juga telah menargetkan akan membangun 560 juta ha jaringan irigasi baru di berbagai
Modernisasi pada sistem irigasi di Desa Situ Ilir secara umum juga
berdampak pada kelembagaan irigasi di Desa Situ Ilir dan juga pola-pola produksi
petaniannya. Akan tetapi dampak yang ditimbulkan dengan adanya modernisasi pada
merupakan suatu kebutuhan yang mendesak dan tidak dapat dihindari lagi. Sedangkan
Secara umum pelaksanaan teknis dan sistem pada kelembagaan lama masih
tetap bertahan sementara perubahan teknis dan sistem yang baru telah
telah diatur dalam AD/ART yang konsepnya telah tentukan oleh pemerintah tidak
berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini dapat dilihat dari tidak diakuinya peran ulu-
ulu P3A Simega Tani, belum berjalannya iuran IPAIR, serta rendahnya kemampuan
tersier.
1. Terjadi perubahan pada tata nilai serta sikap. Perubahan ini terjadi karena
masyarakat terbukti memiliki pola piker yang berubah, dari pola piker irasional
menjadi rasional.
individu dimasyarakat.
disuatu negara.
diakibatkan oleh modernisasi ini dapat dilihat melalui adanya fenomena terjadiya
dan lainnya.
memicu timbulnya budaya konsumtif serta budaya demonstration effect atau suka
pamer.
4. Dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkingan alam, sebagai akibat dari
setiap orang memiliki keinginan untuk dapat mengguli orang lain dan berusaha
7. Hilangnya adat istiadat dari kebudayaan lokal masyarakat yang telah diturunkan
secara turun menurun serta menjadi salah satu daya tari dan nilai unik pada
masyarakat.
yang berlebihan, baik dalam gaya hidup maupun cara pandang seseorang.
modernisasi ini terjadi melalui beberapa gejala yang dapat ditinjau dari berbagai
1. Bidang budaya
Gejala modernisasi yang terjadi pada bidang budaya dapat ditandai melalui
dari luar. Gejala pada bidang budaya juga dapat dilihar melalui terjadinya
2. Bidang politik
Gejala modernisasi berikutnya dapat dilihat melalui bidang politik. Pada bidang
terlepas dari penjajahan dan munculnya negara baru yang telah merdeka.
Pada bidang politik, gejala modernisasi juga dapat dilihat melalui tumbuhnya
negara demokrasi serta lahirnya lembaga politik. Selain itu, diakuinya hak
modernisasi.
Gejala modernisasi pada bidang politik ini yang paling mudah dilihat atau disadari
masyarakat.
3. Bidang ekonomi
Pada bidang ekonomi, gejala modernisasi dapat dilihat dari semakin kompleksnya
permintaan konsumen.
4. Bidang sosial
Hepta.2012.
USU
Abdulsyani. (2015). Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan (Edisi Revisi). Jakarta :
Aditama