Disusun oleh :
NAMA : MUHAMAD PUTRA PRAYOGA
NIS :2122.1280.023
KELAS : XI TKRO A
PROGRAM KEAHLIAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN OTOMOTIF
SMKN 5 KUNINGAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
TAHUN 2022
BENGKEL MOBIL 2 PUTRA
PIHAK SEKOLAH
Ciawigebang,Juli 2022
Menyetujui/Mengesahkan,
Mengetahui,
Kepala program jurusantkro
IbnuSofyan, S.Pd, Gr
NIP 198511212022211011
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan Praktek Kerja Industri serta pembuatan Laporan Kegiatan
Praktek Industri dengan lancar tanpa halangan.
Laporan ini kami susun sebagai salah satu bukti bahwa kami telah melaksanakan
prakerin. Kami memperoleh ilmu dan semoga dengan ilmu yang kami peroleh bisa
meningkatkan kualitas kerja kami di masa depan.
Kegiatan Praktek Kerja Industri serta penyusunan laporan ini semoga terlaksana
dengan baik tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. EPENDI selaku kepala sekolah SMKN 5 Kuningan
2. IBNU SOFYAN, S.Pd, Gr SelakuKepala Program TeknikKendaraanRinganOtomotif
3. REZA MUHAMMADAYAHYA, S.T.selaku Pembimbing Sekolah
4. AMIN ALAMSYAH, selalukepalabengkel 2 motor
5. Tak lupa kedua orang tua kami yang selalu mendukung dalam Kegiatan Prakerin
6. Teman - teman yang membantu hingga terselesainya Laporan Prakerin ini.
Semoga laporan ini bisa memberi manfaat bagi semua pihak yang membaca
khususnya bagi adik-adik yang melaksanakan kegiatan prakerin.
Penyusun
Muhamad putraprayoga
DAFTAR ISI
ii
Lembar Pengesahan Laporan Praktek Industri...................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Praktek Industri..................................................................1
1.2 Dasar-dasar Praktek Industri.......................................................................2
1.3 Tujuan Praktek Industri...............................................................................3
BAB IV PENUTUP........................................................................................................11
4.1. Kesimpulan.............................................................................................11
4.2. Saran.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12
BAB I
iii
PENDAHULUAN
iv
Dengandemikiantujuanpendidikanmenengahkejuruan agar
dapatmengantarkananakdidikmenjadimanusia yang bertawaterhadaptuhan yang
mahaesa, jugadapatmengikutiperubahan di duniausaha, duniaindustri, daninstansi.
Agar kelakdapathidupdimasyarakatbisaberkembangsesuaidengantuntutanjaman yang
selaluberubah.
Denganperubahaniniadalahsebagaisalahsatu model
pendidikanmenengahkejuruanuntukdapatmenyesuaikandiridisampingilmu yang di
dapatdisekolahjugadapatlangsungmempraktekanpendidikan yang
didapatnyauntukdikembangkan di duniakerja.
v
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 323/U/1997 tentang
Penyelenggaran Pendidikan Sistem Ganda pada sekolah menengah Kejuruan.
Ketentuan-Ketentuan lainnya yang berkaitan dengan Sistem Pendidikan Nasional
Indonesia pada Umumnya dan Pendidikan Menengah Kejuruan pada khususnya.
vi
4) Membekali pesera didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesusai dengan
program keahlian yang dipilih.
BAB II
PRAKTEK KERJA DI INDUSTRI
NoTLP/Fax :085723718845
vii
BAB III
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
viii
5. Anti karat/korosi.
Melindungi permukaan part/metal dari hubungan langsung dengan air dan udara.
6. Baffer / bantalan
Meneruskan tekanan secara terpencar dan meredam benturan. Biasanya terjadi jika dua buah gear
saling bertemu/berbenturan, sehingga tumbukan/benturan tidak terjadi secara paksa/kasar.
Untuk beberapa keperluan tertentu, aplikasi khusus pada fungsi tertentu, oli dituntut memiliki
sejumlah fungsi-fungsi tambahan. Mesin diesel misalnya, secara normal beroperasi pada
kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan Mesin
bensin. Mesin diesel juga memiliki kondisi kondusif yang lebih besar yang dapat menimbulkan
oksidasi oli, penumpukan deposit dan perkaratan logam-logam bearing.
B. Cara Kerja Umum Sistem Pelumasan
Cara kerja sistem pelumasan adalah menyalurkan oli mesin ke komponen yang berputar dan
bergeser agar mesin dapat bekerja dengan normal dan juga berperan penting sebagai pendingin.
Bagian-bagian yang perlu diberi pelumasan adalah :
Dinding silinder, torak, cicin torak, dan pena torak
Poros engkol beserta bantalannya
Poros nok dan bantal;annya
Meanisme katup
Rantai timing dan poros pompa
Dalam sistem pelumasan yang biasa digunakan pada kendaraan bermotor adalah :
1. Sistem tekan
Keterangan gambar :
1. Oil pan
2. Oil strainer
3. Pompa oli
4. Dipstick (pengukur permukaan)
ix
5. Switch tekanan oli
6. Saringan oil
Sistem ini digunakan pada mesin besar dan mesin kendaraan. Dimana minyak pelumasnya
berada dalam keadaan lebih dingin dari pada bagian mesin lainnya. Minyak ditekan dan dialirkan
melalui berbagai saluran dengan pompa kesemua bagian yang membutuhkan seperti beberapa
bantalan, poros, batang penggerak, pipa di dalam kerangka mesin, dan bagian lain yang akan
dilumasi
2. Sistem percikan
Sistem ini digunakan pada mesin kecil yang berdaya rendah karena proses dan kontruksinya
sederhana. Setiap kali pangkal batang penggerak (big end) mencebur kedalam mangkok pelumas,
memercikan keatas ke dinding silinder dan bantalan-bantalan atau bagian-bagian lain yang harus
dilumasi.
Aplikasi sistem pelumasan percik banyak dijumpai pada kendaraan dua langkah yang kuno seperti
pada vespa dan pada L2 Super. Sistem pelumasan percik hanya diterapkan pada engine yang
mempunyai rpm dan daya rendah serta pada engine yang memiliki konstruksi katup-katup
samping. Selain itu sistem ini hanya diaplikasikan pada kendaraan satu silinder dan bentuk engine
yang relatif kecil. Pada engine multi silinder sudah menggunakan sistem paksa dan sistem rendam
yang diterapkan pada transmisi dan differensial. Sekarang ini juga masih ada engine yang
menggunakan sistem percik seperti pada motor bensin 5,5 HP yang banyak digunakan pada mesin
penggerak kompresor.
3. Sistem kombinasi
x
Gambar 3. Sistem Kombinasi
Sistem ini digunakan untukmenjaga agar sistem pelumasan agar tetap bekerja dengan baik jika
pompa mengalami gangguan. Pada sistem ini pompa minyak pelumas memompakan minyak
pelumas dari bak minyak pelumas kedalam mangkok minyak pelumas dan pangkal batang
penggerak bertugas memercikan minayk pelumas ke bagian-bagian yang perlu dilumasi.
C. Komponen-Komponen Sistem Pelumasan
1. Pompa pelumas
Pompa oli ( oil pump ) befungsi menghisap oli dari bak oli ( oil pan ) kemudian menekan dan
menyalurkan ke bagian-bagian mesin yang bergerak. Pompa oli ada yang digerakan oleh poros
engkol dan ada juga yang digerakan oleh sumbu nok ( camshaft ) dan timing belt. Saringan oli
terpasang pada inlet pompa oli dan berfungsi menyaring kotoran dari oli.
Macam-macam pompa oli :
1. Pompa oli model roda gigi
Pompa oli model roda gigi terdiri dari gigi penggerak ( drive gear ) dan gigi yang digerakan
( driven gear ), berputar secar bersamaan untuk menghisap dan memompakan oli keluar.
Tipe pompa oli model roda gigi
Gambar 4. Pompa Oli Tipe Internal Gear Gambar 5 Pompa Oli Tipe External Gear
xi
2. Pompa oli model trochid
Pompa oli model trochoid ( trochoid pump ) dilengkapi dua rotor ( rotor penggerak dan rotor
yang digerakan ), yang terdapat di dalmrumah pompa ( pump body ).
Penunjuk tekanan minyak pelumas ada dua macam yaitu jenis mekanik dan menggunakan arus
listrik, sedangan yang paling banyak digunakan adalah penunjuk tekanan minyak pelumas yang
menggunakan arus listrik yang berjenis kontak tekan dan kumparan elektromagnetik.
xii
5. Pendingin oli (oli cooler)
Pendingin oli yang banyak digunakan adalah pendingin air yang ditempatkan dibawah radiator
dan untuk menghindari dari penyumbatan maka dilengkapi dengan bypass ketika terjadi
penyumbatan maka dapat langsung dialirkan melalui katup bypass.
D. Jenis Pelumas
1. Oli Mineral
Oli mineral terbuat dari oli dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi yang telah diolah dan
disempurnakan dan ditambah dengan zat - zat aditif untuk meningkatkan kemampuan dan
fungsinya. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah biasa menggunakan oli
mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis
dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga
deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu
pemakaian mesin.
2. Oli Sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih dari pemilahan
dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa
oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah
polyol-ester (bukan bahan baju polyester), yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan
bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat
tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan acid
(asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif
dibandingkan dengan oli mineral.
Sistem pelumasan tidak hanya sebatas oli, masih ada beberapa hal yang berhubungan dengan
pelumasan, seperti Grease atau bahasa bengkelnya "gemuk". Grease ini berbentuk semi-solid
(seperti margarim makanan) yang berfungsi hampir sama dengan oli, dengan dasar sebagai
pelumas. Grease ini juga di design untuk beberapa faktor tertentu seperti ketahanan terhadap
suhu/temperatur dan air.
xiii
Grease ini memiliki karakter :
- Pada temperatur normal ke bawah (nol) akan tetap berbentuk semi-solid
- Pada temperatur tinggi atau mencapai suhu leleh/cair pada saat mesin bekerja akan mencair dan
melumasi bagian permesinan.
E. Kekentalan (Viskositas)
Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan karena berkaitan dengan
ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan
dengan sejauh mana oli berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan
logam.
Oli harus mengalir ketika suhu mesin atau temperatur ambient. Mengalir secara cukup agar
terjamin pasokannya ke komponen-komponen yang bergerak. Semakin kental oli, maka lapisan
yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra
menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal
akan memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu
jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan
lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin dioperasikan.
Dengan demikian, oli memiliki grade (derajat) tersendiri yang diatur oleh Society of Automotive
Engineers (SAE). Bila pada kemasan oli tersebut tertera angka SAE 5W- 30 berarti 5W (Winter)
menunjukkan pada suhu dingin oli bekerja pada kekentalan 5 dan pada suhu terpanas akan
bekerja pada kekentalan 30.
Tetapi yang terbaik adalah mengikuti viskositas sesuai permintaan mesin. Umumnya, mobil
sekarang punya kekentalan lebih rendah dari 5W-30 . Karena mesin belakangan lebih
sophisticated sehingga kerapatan antar komponen makin tipis dan juga banyak celah-celah kecil
yang hanya bisa dilalui oleh oli encer. Tak baik menggunakan oli kental (20W-50) pada mesin
seperti ini karena akan mengganggu debit aliran oli pada mesin dan butuh semprotan lebih
tinggi.
Untuk mesin lebih tua, clearance bearing lebih besar sehingga mengizinkan pemakaian oli kental
untuk menjaga tekanan oli normal dan menyediakan lapisan film cukup untuk bearing.
F. Klasifikasi minyak pelumas
Minyak pelumas dapat diklasifikasikan denagn standar American Petroleum Institute (API) dan
dites sesuai dengan standarnya. Klasifikasi API juga menambah tingkat SAE nya.
Klasifikasi minyak pelumas untuk mesin bensin :
SA : Minyak murni tanpa bahan tambahan (additive)
SB : Untuk mesin ringan yang mengandung sedikit anti axidant
SC : Yang mengandung detergen, dispersent, anti oxident dll
SD : Untuk mesin yang beropersi dengan temperature tinggi, mengandung resisting,agent, anti
aoxidant dll
xiv
SE : Untuk mesin sedang mengandung resisting,agent, anti aoxidant yang banyak
SF : Tingkat aliran tinggi dengan pemakaian resistane dan daya tahan yang lebih rendah
Klasifikasi minyak pelumas untuk mesin diesel
CA : Untuk mesin diesel operasi beban ringan
CB : Untuk mesin diesel operasi sedang
CC : Untuk mesin diesel memakai turbo charge, dan temperature sedang
CD : Untuk mesin diesel memakai turbo charge dengan kandungan sulfur pada bahan sedikit 11
xv
Klasifikasi minyak peluams untuk roda gigi.
GL1 : Mineral murni tapi jarang dipakai (roda gigi)
GL2 : Minyak hewani dan tumbuhan (worm gear)
GL3 : Mengandug bahan tambah extreme pressure resisting (tranmisi manual dan stering gear)
GL4 : Mengandug bahan extreme pressure resisting lebih banyak dari GL3 (hypoid gear)
GL5 : Kandungan extreme pressure resisting lebih banyak dari GL4,-dan kondisi lebih berat
(differensial dilengkapi hypoid gear )
Dibedakannya pelumasan antara motor bensin dan diesel adalah karena:
1. Diesel mempunya tekanan kompresi yang lebih tinggi dengan suhu kompresi yang tinggi
sehingga memudahkan oksidasi.
2. Kadar sulfur bahan bakar lebih besar, dapat terjadi pembentukan asam yang lebih kuat.
xvi
xvii
SE : Untuk mesin sedang mengandung resisting,agent, anti aoxidant yang banyak
SF : Tingkat aliran tinggi dengan pemakaian resistane dan daya tahan yang lebih rendah
Klasifikasi minyak pelumas untuk mesin diesel
CA : Untuk mesin diesel operasi beban ringan
CB : Untuk mesin diesel operasi sedang
CC : Untuk mesin diesel memakai turbo charge, dan temperature sedang
CD : Untuk mesin diesel memakai turbo charge dengan kandungan sulfur pada bahan sedikit 11
xviii
Klasifikasi minyak peluams untuk roda gigi.
GL1 : Mineral murni tapi jarang dipakai (roda gigi)
GL2 : Minyak hewani dan tumbuhan (worm gear)
GL3 : Mengandug bahan tambah extreme pressure resisting (tranmisi manual dan stering gear)
GL4 : Mengandug bahan extreme pressure resisting lebih banyak dari GL3 (hypoid gear)
GL5 : Kandungan extreme pressure resisting lebih banyak dari GL4,-dan kondisi lebih berat
(differensial dilengkapi hypoid gear )
Dibedakannya pelumasan antara motor bensin dan diesel adalah karena:
1. Diesel mempunya tekanan kompresi yang lebih tinggi dengan suhu kompresi yang tinggi
sehingga memudahkan oksidasi.
2. Kadar sulfur bahan bakar lebih besar, dapat terjadi pembentukan asam yang lebi
DAFTAR PUSAKA
https://www.suzuki.co.id/tips-trik/sistem-suspensi-mobil-fungsi-jenis-dan-cara-kerjanya
xix
xx