Anda di halaman 1dari 110

A.

Orientasi Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi


Minimum
1. Latar Belakang dan Kebijakan Asesmen Nasional
2. Apa Pentingnya Asesmen Nasional?
Pada aktivitas sebelumnya, telah dijelaskan bahwa Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan
mutu pendidikan. Pertanyaannya, mutu pendidikan seperti apa yang diharapkan? Apakah mutu pendidikan dapat
dilihat dari hasil Ujian Nasional saja seperti yang selama ini terjadi.

Peningkatan mutu sistem pendidikan tidak hanya berorientasi pada pencapaian siswa dalam menguasai
materi pelajaran dan nilai ujian akhir, apapun sebutannya. Keberhasilan sistem pendidikan lebih difokuskan pada
pencapaian kompetensi siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Terlebih pada era transformasi
pendidikan abad ke-21, dimana arus perubahan menuntut siswa menguasai berbagai kecakapan hidup yang esensial
untuk menghadapi berbagai tantangan abad ke-21 dimana siswa memiliki kecakapan belajar dan berinovasi,
kecakapan menggunakan teknologi informasi, kecakapan hidup untuk bekerja dan berkontribusi pada masyarakat.

Pertanyaannya, bagaimana cara mengukur kompetensi tersebut? Ya, menggunakan Asesmen Nasional. Asesmen
Nasional diberlakukan sebagai alat ukur untuk mengetahui ketercapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa.
Asesmen Nasional tidak hanya memotret hasil belajar kognitif siswa, sebagaimana yang terjadi dalam Ujian
Nasional namun juga memotret hasil belajar sosial emosional. Termasuk di dalamnya sikap, nilai, keyakinan, serta
perilaku yang dapat memprediksi tindakan dan kinerja siswa di berbagai konteks yang relevan.

Selain tuntutan kecakapan abad 21, profil pelajar Pancasila juga menjadi rujukan pencapaian karakter bagi seluruh
siswa di Indonesia. Bahkan profil pelajar pancasila ini sudah merangkum serangkaian kecakapan hidup abad 21.
Karakter pelajar Pancasila yang ingin dicapai oleh siswa yaitu:

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
2. Berkebhinekaan global
3. Mandiri
4. Bernalar kritis
5. Kreatif
6. Gotong royong
Silakan membaca penjelasan lebih rinci mengenai profil pelajar Pancasila melalui tautan berikut ini Profil Pelajar
Pancasila

Untuk itu, penting bagi guru dan siswa untuk mengadopsi proses pembelajaran yang berfokus pada pengembangan
kompetensi. Pencapaian kompetensi siswa dapat diukur dari pemahaman konsep, dan keterampilan menerapkan
konsep dalam berbagai konteks. Dengan demikian, siswa tidak hanya menguasai konten semata, tetapi lebih
menguasai pemahaman secara mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di berbagai konteks kehidupan.
Hal ini yang diharapkan sebagai peningkatan hasil pembelajaran siswa. Capaian kompetensi siswa secara holistik
inilah yang ingin dievaluasi melalui Asesmen Nasional.

Bagaimana keterkaitan Asesmen Nasional dengan kecakapan abad 21 dan profil pelajar Pancasila? Simak
penjelasannya pada materi yang telah disediakan berikut ini.
Selamat datang dan selamat bergabung dalam Orientasi Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum.
Program ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia. Bagaimana kabar Anda? Semoga Anda telah dalam keadaan siap untuk
mengikuti program ini!

Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum terdiri dari dua tahap, Orientasi dan Bimtek serta Pengimbasan.
Saat ini, Anda berada pada tahap pertama, Orientasi dan Bimtek. Pada tahap ini, peserta akan mendapatkan
pemahaman terkait latar belakang, tujuan umum, kebijakan, dan alur Program Guru Belajar seri Asesmen
Kompetensi Minimum. Program ini bertujuan untuk menjawab berbagai persoalan guru dalam menghadapi
Asesmen Kompetensi Minimum, diantaranya:

1. Berkembangnya miskonsepsi tentang asesmen nasional

2. Adanya malpraktik pembelajaran dalam melakukan persiapan menghadapi asesmen nasional

3. Guru belum mengetahui cara membaca hasil asesmen nasional

4. Guru belum memahami bagaimana menindaklanjuti hasil asesmen nasional

Anda akan melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran secara mandiri melalui program pembelajaran
otomatisasi dengan alokasi waktu selama 32 jam pertemuan yang dapat Anda atur secara fleksibel. Program
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum disusun dengan memadukan tahapan dan pendekatan
modular yang memfasilitasi peserta melakukan personalisasi pembelajaran. Selain itu, program ini dapat
mendorong guru untuk saling belajar dengan guru yang lain dalam hal berbagi praktik baik pembelajaran. Selamat
belajar!
B. Pengantar Program Bimtek Guru Belajar Seri
Asesmen Kompetensi Minimum
1. Selamat Datang!
Anda telah menyelesaikan program Orientasi. Sekarang Bapak dan Ibu telah berada pada tahap kedua, yaitu
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum. Selamat datang! Apakah Anda telah siap untuk belajar?

Pada program ini, Anda akan belajar mengenai:

Program ini akan efektif bila Anda:

1. Mengikuti instruksi pembelajaran dengan teliti


2. Mempelajari secara seksama semua konsep
3. Mengisi kuis dan diskusi dengan sebenar-benarnya
4. Melakukan latihan secara mandiri dan berkala

Anda sudah mengetahui tujuan dan cara efektif mengikuti program. Setelah ini, Anda akan melakukan Asesmen
Pra Program untuk mengetahui kemampuan awal Anda sebelum mengikuti proses belajar. Silakan lanjut ke
aktivitas berikutnya.
2. Soal Asesmen Pra Program Bimtek Guru Belajar
Seri AKM Tingkat SD
C. Konsep Asesmen Nasional
1. Penghantar
Selamat! Anda telah menyelesaikan asesmen pra program. Semoga Bapak dan Ibu sudah siap untuk
sama-sama belajar.

Pada topik ini, Anda akan lebih jauh mengenal dan memahami mengenai Asesmen Nasional. Melalui
penjelasan pada fase orientasi, apa yang dapat Anda simpulkan mengenai Asesmen Nasional?

Ya, benar. Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan
program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan
hasil belajar siswa yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-
mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut
diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter,
dan Survei Lingkungan Belajar.

1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur kompetensi mendasar literasi


membaca dan numerasi siswa.
2. Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan
karakter siswa
3. Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-
mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.

Seiring disosialisasikannya Asesmen Nasional, telah banyak respons yang disampaikan terkait konsep
dan pelaksanaannya. Siswa, orangtua, guru, bahkan kepala sekolah mulai gelisah terkait penghapusan
Ujian Nasional dan pemberlakuan Asesmen Nasional. Untuk menghindari hal itu, pemahaman yang
utuh dan menyeluruh mengenai Asesmen Nasional pun perlu terus disebarluaskan. Apakah Anda
sependapat?

Sekarang, Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mendapatkan pemahaman lebih
jauh. Tandai selesai lalu lanjutkan.

2. Tujuan dan Manfaat Asesmen Nasional


Perubahan sistem evaluasi dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional merupakan upaya untuk
memperbaiki kualitas pendidikan secara menyeluruh. Asesmen Nasional dirancang untuk
menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya
akan meningkatkan hasil belajar siswa.

1. Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau: (a) perkembangan mutu dari
waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya di
satuan pendidikan: antara kelompok sosial ekonomi, di satuan wilayah antara sekolah negeri
dan swasta, antar daerah, ataupun antar kelompok berdasarkan atribut tertentu).
2. Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama
sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter siswa.
3. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah sekolah yang
efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong sekolah
dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran.

Maka dari itu, hasil Asesmen Nasional sendiri diharapkan mampu memberikan manfaat, bukan
sekedar nilai belaka. Pada tahun 2021, Mendikbud telah menyatakan bahwa hasil Asesmen Nasional
dimaksudkan sebagai peta awal mutu sistem pendidikan secara nasional. Asesmen Nasional tidak
akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja sekolah maupun daerah.
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

3. Evaluasi Ujian Nasional


Berdasarkan penjelasan pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah membandingkan Asesmen
Nasional dan Ujian Nasional. Kebijakan pelaksanaan Asesmen Nasional juga berangkat dari evaluasi
yang dilakukan terhadap Ujian Nasional yang telah berlangsung selama ini. Ujian Nasional menjadi
lebih berorientasi pada pencapaian hasil belajar individu dan pembelajaran yang berorientasi pada
ujian. Sasaran kompetensi yang diharapkan sebagai perbaikan mutu pendidikan sendiri seringkali
terabaikan. Selain itu, beberapa poin evaluasi berikut ini juga menjadi pertimbangan untuk
menghentikan pelaksanaan Ujian Nasional dan menetapkan penyelenggaraan Asesmen Nasional.

Pertama, Butir-butir soal UN hanya mengukur kemampuan kognitif siswa, sehingga input dan proses
pembelajaran kurang dapat tergambarkan dengan baik. Hal ini belum sejalan dengan tujuan
pendidikan yang ingin mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi serta kompetensi lain
yang relevan dengan Abad 21, sebagaimana tercermin pada Kurikulum 2013. Harapan untuk
mengevaluasi keterampilan siswa dalam menerapkan pengetahuan serta konsep melalui berbagai
konteks kehidupan, serta menunjukan karakter sebagaimana yang diharapkan dalam profil pelajar
pancasila belum lengkap dilakukan melalui UN saja.

Kedua, UN kurang dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki pembelajaran pada subjek siswa
yang sama. Asesmen Nasional dirancang untuk memberi dorongan lebih kuat ke arah pengajaran
yang inovatif dan berorientasi pada pengembangan kompetensi, termasuk di dalamnya kemampuan
bernalar.

Ketiga, UN kurang optimal sebagai alat untuk mengevaluasi mutu pendidikan secara nasional. Hal ini
disebabkan UN diterapkan di akhir jenjang pendidikan lebih sebagai assessment of learning yang
mengukur capaian akhir, bukan sebagai sebagai assessment for learning, yang mengukur proses
pembelajaran. Hasil UN tidak bisa digunakan untuk mengakomodir kebutuhan belajar yang
diperlukan siswa.

Pemberlakuan Asesmen Nasional ini merupakan sinyalemen yang kuat dari pemerintah untuk terus
memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Dan dari ketiga poin tersebut, maka sesungguhnya yang
perlu dipersiapkan untuk menghadapi Asesmen Nasional adalah pemahaman mengenai tujuan dan
manfaat Asesmen Nasional, serta implikasinya pada perubahan praktik dan strategi pembelajaran di
kelas. Siswa, guru, orangtua, kepala satuan pendidikan tidak lagi direkomendasikan untuk berlatih
soal-soal persiapan AKM sebagaimana penilaian yang berbasis ujian.

Silakan membaca penjelasan lengkap pada tautan berikut ini Tanya Jawab Ujian Nasional
4. Membandingkan Asesmen Nasional dengan
Ujian Nasional
Pertanyaan-pertanyaan yang seringkali muncul terkait dengan penghapusan Ujian Nasional dan
pemberlakuan Asesmen Nasional antara lain apakah Asesmen Nasional adalah pengganti Ujian
Nasional. Timbul pula kekhawatiran mengenai persiapan siswa, guru dan sekolah menghadapi
Asesmen Nasional.

Untuk mendapatkan informasi yang tepat, Anda perlu membandingkan beberapa hal penting
mengenai Ujian Nasional dan Asesmen Nasional terlebih dahulu.

Berikut penjelasan setiap poin pembeda AN dan UN:

1. Tujuan penyelenggaraan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional tidak sama. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, Asesmen Nasional bertujuan untuk mengevaluasi mutu sistem
pendidikan di Indonesia, sedangkan Ujian Nasional bertujuan untuk mengevaluasi capaian
hasil belajar siswa secara individu.
2. AN diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, dan
pendidikan menengah atas. Ini termasuk MI, MTS dan MAN, serta program kesetaraan.
Sementara UN pada Sekolah Dasar tidak diwajibkan, tetapi lebih mengarah pada Ujian
Sekolah Berstandar Nasional.
3. Asesmen Nasional tidak diselenggarakan pada akhir jenjang pendidikan sebagaimana Ujian
Nasional, melainkan di tengah jenjang pendidikan. Yaitu pada kelas 5, 8, 11. Hal ini dilakukan
untuk mendorong guru dan sekolah melakukan tindak lanjut perbaikan mutu pembelajaran
setelah mendapatkan hasil laporan AN. Jadi bukan sekedar untuk mengetahui capaian hasil
belajar siswa sebagai salah satu syarat kelulusan.
4. Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode survei. Metode survei
dilakukan dengan mengambil sampel siswa diambil secara acak dari setiap sekolah.
Berbanding terbalik dengan Ujian Nasional yang menggunakan metode sensus dimana semua
siswa di seluruh Indonesia wajib mengikutinya.
5. Model soal asesmen yang diberikan dalam AN lebih bervariasi bukan sekedar pilihan ganda
dan uraian singkat sebagaimana yang diberikan dalam UN.
6. Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen nasional adalah literasi
membaca dan numerasi. Asesmen ini disebut sebagai Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
karena mengukur kompetensi mendasar atau minimum yang diperlukan individu untuk dapat
hidup secara produktif di masyarakat. Sementara Ujian Nasional berbasis mata pelajaran yang
memotret hasil belajar murid pada mata pelajaran tertentu. Hal inilah yang terkadang memberi
kesan mata pelajaran yang penting dan kurang penting dalam pendidikan. Dalam hal ini, AKM
memotret kompetensi mendasar yang diperlukan untuk sukses pada berbagai mata pelajaran.
7. Metode penilaian AN dan UN pun berbeda meskipun keduanya berbasis komputer. AN
menggunakan metode penilaian Computerized Multistage Adaptive Testing (MSAT). MSAT
ialah metode penilaian yang mengadopsi tes adaptif, dimana setiap siswa dapat melakukan tes
sesuai level kompetensinya.

Bapak dan Ibu telah membandingkan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Sebagai tanggapan atas
pemberlakuan Asesmen Nasional, berbagai respons pun muncul dari sejumlah pihak mengenai
kebijakan ini. Apakah kebijakan ini hanya sekedar penggantian nama semata? Menurut Anda, apakah
Asesmen Nasional merupakan pengganti Ujian Nasional?

Benar. Asesmen Nasional bukan pengganti Ujian Nasional. Selain dari teknis pelaksanaannya,
cakupan Asesmen Nasional berbeda jika dibandingkan dengan Ujian Nasional. Asesmen Nasional
lebih memberikan gambaran yang lebih utuh dan luas mengenai mutu pendidikan, bukan hanya secara
kognitif, namun juga karakter dan iklim belajar.

Setelah ini, silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

5. Kuis Konsep Asesmen Nasional


6. Perayaan Belajar dan Refleksi Topik 1: Konsep
AN
D. Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional
1. Petunjuk dan Teknis Pelaksanaan Asesmen
Nasional
Bapak Ibu telah memahami pentingnya penerapan Asesmen Nasional terkait perbaikan mutu pendidikan. Lalu,
bagaimana dengan teknis pelaksanaan Asesmen Nasional?

Pada aktivitas ini, Anda akan mempelajari penjelasan tentang petunjuk dan teknis pelaksanaan Asesmen Nasional.
Silakan Anda cermati infografik berikut ini.


Berdasarkan penjelasan tersebut, Anda telah melihat perbedaan teknis pelaksanaan Asesmen Nasional dengan
Ujian Nasional? Teknis pelaksanaan mana yang menurut Anda paling mendasar? Menurut Anda, mengapa
perubahan tersebut diperlukan dalam Asesmen Nasional?

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
2. Kriteria Peserta Pelaksana Asesmen Nasional
Pada topik sebelumnya, telah dibahas tentang perbedaan AN dan UN. Kali ini, kita akan mengidentifikasi dimana
letak perbedaanya. Apakah perbedaannya ada di dalam teknis penyelenggaraan atau dalam pelaksanaannya? Mari,
kita mencermati dan menyimak infografis ini.

Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah di Indonesia, serta
program kesetaraan yang dikelola oleh PKBM. Di tiap satuan pendidikan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh
sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara acak oleh Pemerintah. Untuk program kesetaraan,
Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh peserta didik yang berada pada tahap akhir tingkat 2, tingkat 4 dan
tingkat 6 program kesetaraan.

Mengapa Asesmen Nasional hanya diikuti oleh sebagian siswa?

Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tidak digunakan untuk menentukan
kelulusan menilai prestasi siswa sebagai seorang individu. Evaluasi hasil belajar setiap individu siswa menjadi
kewenangan pendidik. Pemerintah melalui Asesmen Nasional melakukan evaluasi sistem. Asesmen Nasional
merupakan cara untuk memotret dan memetakan mutu sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Karena
itu, tidak semua siswa perlu menjadi peserta dalam Asesmen Nasional. Yang diperlukan adalah informasi dari
sampel yang mewakili populasi siswa di setiap sekolah pada jenjang kelas yang menjadi target dari Asesmen
Nasional.

Mengapa yang menjadi sampel adalah siswa kelas V, VIII dan XI?

Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran. Pemilihan jenjang kelas
V, VIII dan XI dimaksudkan agar siswa yang menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan
pembelajaran ketika mereka masih berada di sekolah tersebut. Selain itu, Asesmen Nasional juga digunakan untuk
memotret dampak dari proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Murid kelas V,VIII, dan XI telah
mengalami proses pembelajaran di sekolahnya, sehingga sekolah dapat dikatakan telah berkontribusi pada hasil
belajar yang diukur dalam Asesmen Nasional.

Perlu diketahui, selain peserta didik, Asesmen Nasional juga akan diikuti oleh semua guru dan kepala sekolah di
setiap satuan pendidikan. Informasi dari peserta didik, guru, dan kepala sekolah diharapkan memberi informasi
yang lengkap tentang kualitas proses dan hasil belajar di setiap satuan pendidikan. Sementara Asesmen
Kompetensi Minimum untuk pendidikan kesetaraan berfungsi sebagai ujian kesetaraan.

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
3. Merumuskan Butir Soal Asesmen Nasional
Pada aktivitas sebelumnya, Anda sudah mempelajari bagaimana teknis pelaksanaan Asesmen Nasional. Pada
aktivitas ini, Anda akan mempelajari secara khusus, bagaimana butir-butir soal yang akan diberikan dalam
Asesmen Nasional, khususnya Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). AKM merupakan bagian dari Asesmen
Nasional yang mencakup asesmen kompetensi mendasar, yaitu literasi membaca dan asesmen kompetensi
numerasi.

Bentuk soal Asesmen Nasional AKM, terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian
singkat dan uraian.

1. Pilihan ganda, siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal.
2. Pilihan ganda kompleks, siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu
3. Menjodohkan, siswa menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik lainnya yang merupakan
pasangan pertanyaan dengan jawabannya.
4. Isian singkat, siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban
pasti lainnya.
5. Uraian, siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.

Murid kelas V akan mengerjakan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi membaca dan 30 butir soal
untuk mengukur kompetensi numerasi. Sedangkan siswa kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 butir soal untuk
mengukur kompetensi literasi membaca dan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi numerasi.
AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan menempuh soal yang sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa itu sendiri. AKM mengukur kompetensi mendasar yang perlu dipelajari semua siswa tanpa
membedakan peminatannya. Oleh karena itu seluruh siswa akan mendapat soal yang mengukur kompetensi yang
sama. Keunikan konteks beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan tercermin dalam ragam
stimulus soal-soal AKM.

AKM disusun berdasarkan indikator-indikator kompetensi yang membentuk lintasan kompetensi hasil belajar yang
bersifat kontinum. Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemdikbud menyediakan contoh soal AKM pada laman:
https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
4. Kuis Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional
5. Perayaan Belajar dan Refleksi Topik 2: Teknis
Pelaksanaan AN
- AKM merupakan bagian dari Asesmen Nasional yang mencakup asesmen kompetensi mendasar, yaitu literasi
membaca dan asesmen kompetensi numerasi.

- Bentuk soal Asesmen Nasional AKM, terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian
singkat dan uraian.

- AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan menempuh soal yang sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa itu sendiri. AKM mengukur kompetensi mendasar yang perlu dipelajari semua siswa tanpa
membedakan peminatannya.

- AKM disusun berdasarkan indikator-indikator kompetensi yang membentuk lintasan kompetensi hasil belajar
yang bersifat kontinum
E. Asesmen Literasi Membaca Tingkat SD
1. Konsep Literasi Membaca
Literasi membaca termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi dalam Asesmen
Kompetensi Minimum. Sebelum membahas lebih jauh mengenai asesmen Literasi membaca dalam AKM, Bapak
dan Ibu perlu meninjau kembali apa yang dimaksud dengan literasi membaca dan menulis.

Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri,
mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk
mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.

Literasi membaca dan menulis, tidak seperti sebutannya, mencakup kemampuan yang lebih dari sekedar mampu
mengeja kalimat dan menuliskannya. Literasi membaca dan menulis, perlu dikembangkan untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih bermakna terkait berbagai cakupan dan konteks kehidupan. Di dalam lingkungan satuan
pendidikan, kompetensi literasi yang terus berkembang memungkinkan siswa untuk dapat menggunakannya dalam
berbagai mata pelajaran.

Selanjutnya Bapak dan Ibu dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mengenali bagaimana Asesmen
Kompetensi Minimum literasi membaca diterapkan. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

2. Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum


Literasi Membaca
Asesmen Kompetensi Minimum merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua siswa
untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi
mendasar yang diukur AKM, yaitu literasi membaca dan numerasi.

Pada topik ini, Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen Literasi Membaca yang
berlaku untuk Asesmen Kompetensi Minimum yang akan diberikan pada siswa. Dalam penilaiannya asesmen
literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan
pada beberapa tingkat proses kognitif.

Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam dua
kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi. Kemudian, tingkat proses kognitif menunjukkan proses berpikir yang
dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Pada Literasi Membaca, level tersebut
adalah menemukan informasi, interpretasi dan integrasi serta evaluasi dan refleksi. Sedangkan konteks
menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi
tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik.

Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi membaca silakan cek infografis
berikut:

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
3. Menganalisis Tahap Asesmen Literasi
Membaca Tingkat SD
Selanjutnya Bapak dan Ibu akan berlatih menganalisis tahap asesmen pada tingkat SD.

Pada tingkat SD terdapat 3 level pembelajaran, mari kita pelajari setiap level pembelajaran yang ada pada tingkat
SD.

Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 1 dan 2, siswa akan menemukan informasi dengan cara mengakses dan
mencari informasi dalam teks. Selain itu siswa akan memahami teks secara literal, kemudian menyusun inferensi,
membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks jamak. Siswa juga akan mengevaluasi dan merefleksi
dengan menilai format penyajian dalam teks. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap
melalui link
Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Informasi

Pada level pembelajaran 2 untuk kelas 3 dan 4, sama seperti level pembelajaran 1 siswa juga akan belajar sesuai
tingkat kognitif pada literasi membaca hanya saja siswa pada kelas 3 dan 4 akan menggunakan konten yang sesuai
dengan jenjangnya. Siswa akan mengevaluasi menilai format penyajian dalam teks, selain itu siswa juga merefleksi
isi wacana untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan mengaitkan isi teks terhadap pengalaman
pribadi. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level Pembelajaran 2
Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Informasi

Pada level pembelajaran 3 untuk kelas 5 dan 6, sama seperti level pembelajaran 2 siswa juga akan belajar sesuai
tingkat kognitif pada literasi membaca hanya saja siswa pada kelas 5 dan 6 akan menggunakan konten yang sesuai
dengan jenjangnya. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level
Pembelajaran 3 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 3 Literasi Membaca Teks Informasi

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
4. Contoh Butir Soal Asesmen Literasi Membaca
Tingkat SD
Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen literasi membaca pada tingkat
SD. Pada topik ini, Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir asesmen literasi membaca teks fiksi dan
juga teks informasi tingkat SD.

Berikut ini merupakan salah satu contoh teks fiksi untuk pembelajaran level 1 kelas 1 dan 2:


 Mereka pergi ke lapangan yang terdapat banyak capung.
 Mula mula mereka belum berhasil menangkap capung.
 Namun tiba-tiba Sukma berteriak, “Hai, lihat! Ada sarang laba-laba! Yuk, kuta gunakan untuk menangkp capung!”
 Sukma dan Trisna membuat sarang laba-laba untuk menangkap capung.
 “Hup! Kita harus melompatnya agar bisa menangkapnya.”
 “Lari… Lompat…”
 Mereka berhasil menangkap capung dengan sarang laba-laba itu.

Melalui teks tersebut, Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi yang dilatihkan. Kompetensi apa saja
yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?

1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Contoh soalnya:

Hewan apa yang Sukma dan Trisna tangkap?

A Kupu-kupu

B Capung

C Belalang

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:

Contoh-Contoh Butir Soal Kompetensi Level 1

2. Mengidentifikasi kejadian yang dihadapi tokoh cerita pada teks sastra sesuai jenjangnya

Contoh soalnya:

Pernyataan Benar Salah

Sukma dan Trisna mendapat tugas sains dari Ibu Guru untuk mengamati serangga.

Trisna mengatakan bahwa salah satu contoh serangga adalah capung.

Mereka pergi ke taman yang terdapat banyak capung.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:

Contoh-Contoh Soal Kompetensi Level 2

3. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh pada teks sastra sesuai jenjangnya

Contoh soalnya:

Bagaimana perasaan Sukma dan Trisna setelah menyelesaikan tugas dari Bu guru?

Ketik jawabanmu!

Gembira

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:

Contoh-contoh soal kompetensi 3 Level 1

4. Membandingkan hal-hal utama dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya

Contoh soalnya:
Klik pada pilihan jawaban yang tepat!
Apa kegiatan Sukma dan Trisna sebelum pergi ke lapangan untuk mencari serangga?

A Berencana untuk menangkap capung.

B Membuat jaring laba-laba.


C Pergi ke halaman sekolah.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:

Contoh-contoh soal kompetensi 4 Level 1

5. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai
jenjangnya

Contoh soalnya:

Perhatikan Gambar!

Gambar 1.

Gambar 2.
Gambar 3.

Pada gambar nomor berapa Sukma dan Trisna berhasil menangkap capung?

A Gambar nomor 1.

B Gambar nomor 2.

C Gambar nomor 3.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:

Contoh-contoh soal kompetensi 5 Level 1

Level Pembelajaran 1 Teks Informasi untuk kelas 1 dan 2.

Anda dapat melihat salah satu contoh teks informasi untuk pembelajaran level 1 kelas 1 dan 2.

1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Mela mempunyai teman baru di kelasnya

Namanya Arini

Mela ingin mengajak Arini bermain sepeda di taman kota


Sayangnya, Arini belum tahu letak taman kota

Kemudian, Mela membuat sebuah denah untuk Arini

Klik pada satu pilihan jawaban!

Menurut denah tersebut, di mana letak taman kota?

A Di samping rumah Mela

B Di seberang masjid

C Di seberang toko buku

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:

Contoh-contoh butir soal kompetensi 1 level 1

2. Mengidentifikasi topik atau fokus pembahasan pada teks informasi yang sesuai jenjangnya.

Klik pada beberapa pilihan jawaban!

Menurut kamu, mana judul yang paling cocok untuk tulisan itu?

Denah Menuju Taman Kota

Mencari Taman Kota

Denah Kota Kita

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:

Contoh-contoh butir soal kompetensi 2 level 1

3. Menyimpulkan kejadian pada teks informasi sesuai jenjangnya.

Mela mempunyai teman baru di kelasnya. Namanya Arini.

Mela ingin mengajak Arini

bermain sepeda di taman kota.

Sayangnya, Arini belum tahu letak taman kota.

Mela membuat sebuah denah untuk Arini.

Ketik jawabanmu!

Mengapa Mela membuat denah untuk Arini?

Untuk memberitahu Arini letak taman kota.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 3 level 1
Dari teks tersebut, Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan teks informasi untuk level ini?

4. Membandingkan hal-hal utama dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Perhatikan gambar di bawah ini!

Ini adalah salah satu contoh akibat mencairnya es di Kutub Selatan terhadap kehidupan beruang kutub.

Gambar 1: Sebelum es di kutub mencair Gambar 2: Setelah es di kutub mencair

Kasihan beruang kutub, jika es di sana mencair

Yuk, kita jaga bumi kita! Jangan sampai es di kutub mencair!

Kamu bisa klik beberapa pilihan!

Menurutmu, mana yang menyebabkan suhu bumi naik?

Penebangan pohon

Penangkapan ikan

Polusi udara

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 4 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan teks fiksi untuk level ini?

5. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai sesuai
jenjangnya.

Perhatikan gambar di atas!


Apakah tindakan yang dilakukan anak itu tepat?

A Tepat. Kita harus berbagi makanan dengan hewan di kebun binatang.

B Tidak tepat. Kita tidak boleh memberi makan hewan di kebun binatang.

C Tidak tepat. Makanan yang diberikan seharusnya bukan buah-buahan.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 5 level 1

Level Pembelajaran 2 Teks Fiksi untuk kelas 3 dan 4.

Anda dapat melihat salah satu contoh teks fiksi untuk pembelajaran level 2 kelas 3 dan 4.


1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks fiksi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Siapa itu pasukan biru?

Pasukan biru adalah sekelompok ibu yang kerja bakti memeriksa dan membersihkan lingkungan agar tidak ada sarang
nyamuk.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 1 level 2

2. Mengidentifikasi dan menjelaskan permasalahan yang dihadapi tokoh cerita pada teks sastra sesuai jenjangnya.

Apa yang terjadi jika ada jentik dalam bak mandi rumah Nuha? Kamu dapat memilih lebih dari satu jawaban.

Pernyataan

Rumah Nuha akan mendapat kartu kuning.

Banyak nyamuk yang akan bersarang di rumah Nuha.

Nuha dan keluarga akan terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh nyamuk.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 2 level 2

3. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain berdasarkan informasi rinci di dalam teks
sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Bagaimana perasaan Nuha saat Mbak Nurul mengacungkan jari jempolnya setelah memeriksa kamar mandi di
rumah Nuha?

A Sedih, karena terdapat jentik di rumah Nuha.

B Senang, karena kamar mandi rumah Nuha bebas jentik.

C Terkejut, karena akan ada gerebek jentik.

D Heran, karena tim pasukan biru boleh masuk kamar mandi.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 3 level 2

4. Menyusun inferensi (kesimpulan) terkait isi teks untuk menentukan apakah suatu komentar/ pertanyaan/
pernyataan relevan dengan isi teks pada teks sastra atau teks informasi.

Apakah pernyataan berikut benar atau salah?

Mbak Nurul dan pasukan biru mengecek kebersihan kamar mandi rumah warga.

A Benar

B Salah

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 4 level 2

5. Membandingkan hal-hal utama dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Berdasarkan wacana tersebut, apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah nyamuk bersarang di suatu tempat
atau di rumahmu? Kamu bisa memilih lebih dari satu jawaban.

Pernyataan Benar Salah

Membersihkan halaman rumah.

Menanam pohon serai.

Menguras bak mandi.

Memakai seragam biru

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 5 level 2
6. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai sesuai
jenjangnya.

Ilustrasi puisi di atas menggambarkan isi puisi “Siti dan Udin di Jalan”.

Apakah kamu setuju? Jelaskan jawabanmu.

Setuju, karena gambar tersebut menunjukkan dua orang anak yang sedang memainkan alat musik di jalan dengan wajah
riang sehingga sesuai dengan teks puisi.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 6 level 2


Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan teks fiksi untuk level ini?

7. Mengaitkan isi teks sastra atau teks informasi dengan pengalaman pribadi sesuai jenjangnya.

Mengapa bermain di lapangan lebih seru daripada bermain gim dalam telepon seluler?

bertemu dengan banyak teman atau bisa bermain berbagai macam permainan

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 7 level 2

Level Pembelajaran 2 Teks Informasi untuk kelas 3 dan 4.


Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan teks informasi untuk level ini?

1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Apa yang menyebabkan mata kita terlihat seperti mata panda?

Mata terlihat seperti mata panda karena kurang tidur.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 1 level 2

2. Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.

Cara yang dapat kita lakukan agar bisa tidur dengan nyenyak adalah .…

A belajar sebelum tidur

B berolahraga sebelum tidur

C mandi sebelum tidur

D mematikan lampu sebelum tidur

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 2 level 2

3. Menyimpulkan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep berdasarkan informasi rinci di dalam teks informasi
yang sesuai jenjangnya.

Andi adalah seorang anak kelas 5 SD. Menurut artikel di atas, berapa lama waktu tidur yang diperlukan Andi setiap
harinya? Mengapa?

Andi perlu tidur selama 9–11 jam karena usia Andi adalah usia anak sekolah.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 3 level 2

4. Membandingkan hal-hal utama dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Cermati pernyataan-pernyataan berikut! Kemudian, klik pada kolom Benar jika sesuai dengan isi bacaan, dan klik
pada kolom Salah jika tidak sesuai dengan isi bacaan tersebut!

PERNYATAAN BENAR SALAH

Kuda laut memiliki bentuk kepala seperti kuda dan moncong yang pipih.

Semua kuda laut memiliki ukuran tubuh yang sama, yaitu sepanjang 35 cm.

Kuda laut berkembang biak dengan cara bertelur.

Kuda laut memiliki kemampuan berenang yang buruk.

Kuda laut betina dan kuda laut jantan membawa telur-telur mereka kemana saja mereka pergi.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 4 level 2

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan teks informasi untuk level ini?

5. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai sesuai
jenjangnya.

Perhatikan gambar pada teks!


Tuliskan satu hal yang membuat gambar tersebut tidak sesuai dengan isi teks!

Jumlah atau Warna

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 5 level 2

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan teks infromasi untuk level ini?
6. Mengaitkan isi teks sastra atau teks informasi dengan pengalaman pribadi sesuai jenjangnya.

Menurutmu, apakah kolibri dapat kamu pelihara di rumahmu?


Mengapa? Tuliskan bukti dari teks, yang mendukung jawabanmu!

Jawaban Ya Kemungkinan Alasan:- Karena mudah dipelihara.- Karena makanannya mudah ditemukan.- Karena tidak sulit
untuk merawatnya.Bukti Kalimat:Selain madu dan nektar ada makanan alternatif yang bisa diberikan ke burung kolibri yaitu
ulat dan kroto (telur semut). Kental manis merek apa saja juga bisa dijadikan sebagai multivitamin tambahan untuk burung
kolibri. Jawaban Tidak Kemungkinan Alasan:- Karena kolibri bertubuh kecil sehingga akan ringkih.
– Karena burung kolibri sebagian besar hidup di Amerika.Bukti Kalimat:Kolibri adalah burung terkecil di dunia dan berwarna
cerah yang sebagian besar hidup di Amerika Utara dan Amerika Selatan. Beratnya 6 gram dan panjangnya 6,35 cm.Jawaban
Tidak Kemungkinan alasan:- Karena kalau dipelihara kolibri tidak akan hidup dengan bebas.
– Karena burung kolibri sangat kecil dan harus selalu terbang jadi tidak mungkin tinggal di dalam sangkar.Bukti Kalimat:Kaki-
kaki kolibri amat kecil sehingga ia tidak dapat berjalan atau melompat. Ia harus terbang untuk bepergian ke mana
pun. Pedoman Jawaban: Skor 2: Siswa menjawab “Ya” atau “Tidak” dengan alasan yang mendukung jawaban disertai bukti
kalimat yang tepat.Skor 1: Siswa menjawab “Ya” atau “Tidak” dengan alasan yang kurang tepat, tetapi menyertakan bukti
kalimat yang tepat. Atau siswa menjawab “Ya” atau “Tidak” dengan alasan yang tepat, tetapi tidak menyertakan bukti
kalimat yang tepat.Skor 0: Siswa hanya menjawab “Ya” atau “Tidak” dengan alasan dan bukti kalimat yang tidak tepat. Atau
siswa hanya menjawab “Ya” atau “Tidak” tanpa alasan dan bukti kalimat. Catatan: Untuk bukti kalimat masing-masing ada
2, siswa menyertakan salah 1 saja tidak masalah.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 6 level 2

Level Pembelajaran 3 Teks Fiksi untuk kelas 5 dan 6.


Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan teks fiksi untuk level ini?

1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks fiksii yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Siapakah Pishi dan di mana ia tinggal?

A Pishi adalah seekor ikan paus yang hidup di Samudra Hindia.

B Pishi adalah seekor ikan paus yang hidup di Samudra Atlantik.

C Pishi adalah seekor ikan pari yang hidup di Samudra Hindia.

D Pishi adalah seekor ikan pari yang hidup di Samudra Atlantik.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 1 level 3

2. Mengidentifikasi perubahan dalam elemen intrinsik (kejadian/karakter/setting/konflik/alur cerita) pada teks


sastra sesuai jenjangnya.

Pilihlah setiap kalimat yang menyatakan latar tempat dalam wacana tersebut.

Pishi harus segera mengobati lukanya.

Ombak besar membawa Pishi ke bawah kapal nelayan.

Pishi tidak bisa berenang dengan cepat karena tubuhnya berat.

Pishi dan teman-temannya sangat bahagia hidup di Samudra Hindia.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 2 level 3

3. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain, berdasarkan informasi rinci di dalam teks
sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Perubahan apa yang dialami oleh Pishi pada akhir cerita?


A Pishi membentur kapal nelayan sehingga perutnya terluka.

B Semua ikan berpencar menyelamatkan diri ketika kapal nelayan datang.

C Ikan-ikan kecil membersihkan luka di perut Pishi sampai lukanya sembuh.

D Terjadi badai besar yang membuat lautan menjadi gelap dan Pishi kehilangan arah.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 3 level 3

4. Menyusun inferensi (kesimpulan) berdasarkan unsur-unsur pendukung di dalam teks sastra atau teks informasi
sesuai jenjangnya.

Pesan apa yang terdapat dalam teks tersebut?

Ikan-ikan kecil membersihkan tubuh ikan pari sehingga ikan-ikan kecil menjadi kenyang dan ikan pari menjadi bersih

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 4 level 3

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan teks fiksi untuk level ini?

5. Membandingkan hal-hal utama dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Apa perbedaan latar yang terdapat dalam puisi tersebut?

Stasiun kereta, tanah perbukitan desa

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 5 level 3

6. Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra atau teks informasi terhadap pengetahuan yang
dimilikinya yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Jika kamu membaca puisi tersebut, sikap apa yang dapat ditiru dari tokoh dalam puisi tersebut?
Kerja keras.

Hemat.

Rajin.

Santai

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 6 level 3

Level Pembelajaran 3 Teks Informasi untuk kelas 5 dan 6.

1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Pilihlah pernyataan Benar atau Salah yang sesuai dengan isi bacaan!

PERNYATAAN BENAR SALAH

Populasi bekantan meningkat dengan pesat.

Bekantan merupakan satu-satunya hewan asli dari Kalimantan.

Populasi bekantan menurun karena perburuan liar dan kerusakan hutan.


Bekantan betina memiliki hidung yang lebih besar daripada bekantan jantan.

Bekantan betina memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan bekantan jantan.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 1 level 3

2. Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.

Ide pokok paragraf terakhir pada wacana tersebut adalah …

A Hal tersebut karena perburuan liar yang dilakukan oleh manusia.

B Saat ini, populasi bekantan menurun drastis.

C Hutan tempat bekantan tinggal juga rusak karena penebangan hutan.

D Pohon-pohon yang menjadi tempat tinggal bekantan berkurang.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 2 level 3

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan teks informasi untuk level ini?
3. Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep di dalam teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.

Bermahir

kan infografik tersebut, bagaimana cara penguraian kemacetan di Indonesia?

Meningkatkan penggunaan transportasi publik

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 3 level 3

4. Membandingkan hal-hal utama dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Berilah tanda (✓) untuk pernyataan yang sesuai dengan teks.

Pernyataan Benar Salah

Awalnya Abdul Aziz menangkap dan menjual ikan-ikan hias, seperti nelayan lainnya.

Abdul Azis menjual terumbu karang kepada para pengepul karena menghasilkan banyak uang.
Semula pengelola objek wisata Watudodol menyerahkan penyelamatan terumbu karang kepada Abdul Aziz.

Ikan hias tampak indah berenang di objek wisata Watudodol berkat usaha Abdul Aziz dan teman-temannya.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 4 level 3

Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan poster untuk level ini?

5. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai sesuai
jenjangnya.

Menurutmu, pesan apa yang ingin disampaikan dalam poster tersebut?

1 – Jika siswa menjawab terkait “hemat air” (misal, “kita harus menghemat air untuk menjaga bumi”).
0 – Jika siswa menjawab salah atau tidak relevan

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 5 level 3


Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan teks informasi untuk level ini?

6. Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra atau teks informasi terhadap pengetahuan yang
dimilikinya yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

Masyarakat di Tanah Datar terus melestarikan tradisi Pacu Jawi sejak ratusan tahun silam. Jika kamu adalah
masyarakat Tanah Datar, mengapa kamu harus melestarikan tradisi tersebut?

Pedoman penskoran:-Menjawab dengan kata-kata kunci berikut: Hiburan bagi masyarakat setempat, menjadi daya tarik
turis, meningkatkan harga jual sapi, meningkatkan perekonomian peternak, atau jawaban lain yang relevan (nilai 1)
-menjawab tidak relevan (nilai 0)

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 6 level 3
5. Latihan Membuat Soal Asesmen Literasi
Tingkat SD
Dari penjelasan pada aktivitas-aktivitas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa butir-butir soal asesmen literasi
AKM melibatkan proses penalaran yang tidak dapat dipersiapkan melalui program bimbingan belajar intensif yang
berfokus pada latihan-latihan soal saja. Proses penalaran siswa justru perlu lebih banyak dikembangkan dan
dipupuk melalui strategi pembelajaran di kelas.

Anda telah mengenali level-level perkembangan kompetensi siswa SD. Pada aktivitas ini, Bapak dan Ibu akan
berlatih membuat butir soal literasi yang akan membantu siswa Anda untuk berlatih menggunakan kompetensi
literasi untuk bernalar dalam pembelajaran di kelas. Bagaimana langkahnya? Mari kita berlatih.

1. Pertama, pahami kompetensi literasi membaca siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda dapat memilih teks
yang sesuai. Misalnya, dari ketiga teks berikut ini manakah yang paling sesuai dengan level yang anda
ampu, Apakah teks 1, teks 2 atau teks 3? Jelaskan.

Teks fiksi 1: Aku Sayang Ayah

Teks Fiksi 2: Belajar Memasak


Teks Fiksi 3: Gara-gara Nenek Lupa


2. Kedua, setelah memilih teks bacaan sesuai dengan level kompetensi siswa yang Anda ampu, pilihlah salah
satu kompetensi yang ingin Anda kembangkan dan evaluasi.

3. Ketiga, dari kompetensi literasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal dengan bentuk yang berbeda-beda
berdasarkan teks yang Anda pilih tadi.

Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan materi semata, memberikan
kesempatan pada siswa untuk terus mengembangkan kemampuan dasar literasinya dalam penalaran. Kompetensi
literasi sendiri tidak dapat berkembang dengan baik dengan hanya melalui latihan soal. Namun diperlukan strategi
pembelajaran yang lebih berbasis kompetensi.

Nah, sekarang Bapak dan Ibu dapat mengunggah contoh soal yang telah dibuat pada kuis berikut ini.

6. Latihan Membuat Soal Asesmen Literasi


Tingkat SD

Mereka pergi ke lapangan yang terdapat banyak capung.


• Mula mula mereka belum berhasil menangkap capung.
• Namun tiba-tiba Sukma berteriak, “Hai, lihat! Ada sarang laba-laba! Yuk, kuta gunakan untuk menangkp
capung!”
• Sukma dan Trisna membuat sarang laba-laba untuk menangkap capung.
• “Hup! Kita harus melompatnya agar bisa menangkapnya.”
• “Lari… Lompat…”
• Mereka berhasil menangkap capung dengan sarang laba-laba itu.

mengapa pilih teks ini:


- Karena ada unsul Gerak Lokomotor dan non lokomotor disana di Pelajaran PJOK.
- Mengayun tangan, lompat, lari adalah salah satu gerak Fundamental dalam pelajaran PJOK.
Kompetensi yang ingin yang saya ukur adalah pemahaman terhadap gerak fundamental yaitu gerak lokomotor
dan non lokomotor

Soal:
1. Melompat berguna untuk melatih kekuatan otot ....
2. Apa yang harus dilakukan saat melompat agar lompatan tinggi maka kita harus....
3. Mengayun adalah termasuk gerak ....
F. Asesmen Numerasi Tingkat SD
1. Konsep Numerasi
Numerasi termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi dalam Asesmen Kompetensi
Minimum. Sebelum membahas lebih jauh mengenai asesmen numerasi dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu
meninjau kembali apa yang dimaksud dengan numerasi.

Numerasi merupakan suatu kompetensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan disposisi yang
dibutuhkan siswa untuk menggunakan matematika dalam cakupan dan situasi yang lebih luas. Numerasi menuntut
siswa untuk mengenali dan memahami peran matematika di dunia, memiliki disposisi dan kapasitas untuk
menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematika untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata.

Secara umum kompetensi numerasi ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bernalar, mengambil keputusan
yang tepat, dan memecahkan masalah. Kemampuan ini dalam penerapannya terkait dengan mata pelajaran lain
yang siswa pelajari.

Untuk lebih jelas mempelajari bagaimana kompetensi numerasi dievaluasi dalam asesmen kompetensi minimum,
Anda dapat melanjutkan pada aktivitas selanjutnya.

2. Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum


Numerasi
Pada topik sebelumnya, Bapak dan Ibu telah mempelajari Butir Soal Asesmen Literasi pada Setiap Jenjang. Pada
topik ini Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen Numerasi yang berlaku untuk
Asesmen Kompetensi Minimum yang akan diberikan pada siswa. Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca
tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa
tingkat proses kognitif.

Pada Numerasi, konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu: Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Data dan
Ketidakpastian, serta Aljabar. Kemudian, tingkat proses kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau
diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Pada Numerasi, ketiga level tersebut adalah pemahaman,
penerapan, dan penalaran. Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang
digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik.

Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi membaca silakan cek infografis
berikut:
3. Menganalisis Tahap Asesmen Numerasi
Tingkat SD
Selanjutnya, Bapak dan Ibu akan berlatih menganalisis tahap asesmen pada tingkat SD.

Pada jenjang SD/MI terdapat 3 level pembelajaran. Pada level 1 terdapat 3 konten yang dipelajari yakni, bilangan,
geometri dan pengukuran serta aljabar. Sedangkan pada level 2-3 terdapat 4 konten yakni, bilangan, geometri dan
pengukuran, aljabar, dan data dan ketidak pastian.

Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 2, siswa akan belajar merepresentasi, mengurutkan dan operasi penjumlahan
dan pengurangan bilangan. Siswa akan mengenal bangun geometri dan pengukurannya. Selain itu siswa juga akan
mempelajari persamaan dan pertidaksamaan bilangan serta relasi dan fungsi bilangan. Bapak dan Ibu juga dapat
melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link berikut.

Level Pembelajaran 1 Numerasi

Pada level pembelajaran 2 untuk kelas 4, siswa akan belajar merepresentasi, mengurutkan dan operasi
penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian dengan bilangan bulat ataupun desimal. Siswa akan mengenal
bangun geometri dan pengukurannya. Selain itu siswa juga akan mempelajari persamaan dan pertidaksamaan
bilangan, relasi dan fungsi bilangan, juga rasio dan proporsi. Pada level ini siswa juga akan mempelajari data
dengan representasinya serta ketidakpastian dan peluang. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih
lengkap melalui link berikut.

Level Pembelajaran 2 Numerasi.

Pada level pembelajaran 3 untuk kelas 6, siswa akan belajar merepresentasi, mengurutkan dan operasi
penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian dengan bilangan bulat ataupun desimal. Siswa akan mengenal
bangun geometri dan pengukurannya. Selain itu siswa juga akan mempelajari persamaan dan pertidaksamaan
bilangan, relasi dan fungsi bilangan, juga rasio dan proporsi. Pada level ini siswa juga akan mempelajari data
dengan representasinya. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link berikut.

Level Pembelajaran 3 Numerasi.


4. Contoh Butir Soal Asesmen Numerasi Tingkat
SD

Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen numerasi pada tingkat SD.
Pada topik ini, Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir asesmen numerasi tingkat SD.

Level Pembelajaran 1 Numerasi.

1. Memahami bilangan cacah (maks. tiga angka).

Desi ingin mengambil beberapa kartu bilangan yang nilai angka satuannya lebih kecil dari 5. Kartu-kartu apa saja
yang dapat diambil oleh Desi?

Pembahasan:
B dan C, Bilangan pada digit satuan di gambar trapesium merah adalah 4 dan bilangan pada digit satuan di
gambar jajargenjang ungu adalah 1. Keduanya lebih kecil daripada 5.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 1 level 1

2. Memahami pecahan satuan sederhana (1/2, 1/3, 1/4, 1/5).

Perhatikan kue cokelat yang telah dipotong berikut!

Potongan-potongan kue coklat tersebut digambarkan sebagai berikut

Jika Andi mendapatkan ⅓ bagian dari kue yang telah dipotong, pilihan yang menggambarkan kue bagian Andi
adalah…

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 2 level 1

3. Mengenal garis bilangan dan mengetahui posisi bilangan cacah pada garis bilangan.

Tabel berikut menunjukkan nilai Ulangan Harian dari 5 orang siswa.

No N a m a Nilai
1 Tika 89

2 Wira 90

3 Ady 91

4 Titin 87

5 Dian 88

Jika mereka diminta berdiri berurutan dengan nilai terbesar berada di depan, maka yang berdiri pada posisi:

Kalimat Benar Salah

paling depan adalah Ady

paling belakang adalah Dian

tepat di depan Tika adalah Wira

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 3 level 1

4. Membandingkan dua bilangan cacah (maks. tiga angka).

Kartu bilangan tersebut bila diurutkan dari bilangan yang terkecil hingga terbesar adalah….

B
C

Pembahasan: A, urutan bilangan dari terkecil hingga terbesar adalah 107, 245, 254, 335, dan 371

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 4 level 1

5. Menghitung hasil penjumlahan/ pengurangan dua bilangan cacah (maks. tiga angka).

Berapakah bilangan yang tepat untuk mengisi titik-titik berikut ?

Jawab:
308. 473 + X = 781. Berarti X = 781 – 473 = 308.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 5 level 1

6. Menentukan beberapa (maks. 5) kelipatan suatu bilangan cacah n dengan n < 10.

Perhatikan garis bilangan berikut!

Bilangan pada berturut-turut dari kiri ke kanan adalah 65 dan 90


Jawab:
65 dan 90, garis bilangan pada gambar berjarak 5 satuan. Sehingga bilangan sebelum 70 adalah 70-5=65 dan
bilangan setelah 85 adalah 85+5=90.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 6 level 1

7. Mengenal segi empat, segitiga, segi banyak, dan lingkaran.

Perhatikan gambar-gambar di bawah ini!


Manakah pernyataan yang sesuai dengan gambar diatas?

Bangun persegi panjang ditunjukkan nomor 1, 4, dan 6

Bangun persegi ditunjukkan nomor 4, 5, dan 8

Bangun segitiga ditunjukkan oleh nomor 1 , 7, dan 9

Bangun segi banyak ditunjukkan oleh nomor 3, 4, dan 6

Bangun segi empat ditunjukkan oleh nomor 2, 3, dan 4

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 7 level 1

8. Mengenal balok dan kubus.

Perhatikan gambar berikut!

Benda yang ditunjuk oleh tanda panah pada gambar tersebut berbentuk
Jawab: Kubus

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 8 level 1

9. Mengenal satuan baku untuk panjang (cm, m), berat (gr, kg), waktu (detik, menit, jam) dan volume
(liter).
Berapa kilometer jarak dari Bank Swadaya ke pasar Gede?

A 0,25 km

B 2,5 km

C 25 km

D 250 km

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 9 level 1

10. Menyelesaikan persamaan sederhana menggunakan operasi penjumlahan/pengurangan saja (dalam


bentuk yang ramah bagi anak).

Gambar di bawah ini menunjukkan susunan permen jeli berbentuk boneka.

Pada gambar terdapat permen jelly warna merah, hijau, kuning, dan putih.

Berdasarkan gambar di atas, pernyataan berikut yang benar adalah …

A Banyak permen putih = banyak permen merah + banyak permen hijau.

B Banyak permen putih = banyak permen merah + banyak permen kuning.

C Banyak permen hijau adalah 2 lebihnya dari banyak permen merah.

D Banyak permen merah adalah 2 lebihnya dari banyak permen hijau.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 10 level 1

11. Mengenali pola gambar atau objek.


Ibu mempunyai bunga aster dan bunga tulip.

Bunga Aster

Bunga Tulip

Kemudian Ibu membuat 2 macam rangkaian bunga dari bunga-bunga itu dengan pola sebagai berikut.

Rangkaian 1

Rangkaian 2

Sifa ingin membuat rangkaian bunga yang sama dengan rangkaian 2 milik Ibu.
Ia akan menggunakan bunga matahari dan bunga mawar. Ia mempunyai 8 bunga matahari.

Apakah ia dapat membuat pola rangkaian bunga yang sama? Jika iya, Berapa banyaknya bunga mawar yang ia
perlukan?
Jawab: Iya, dapat. Ia butuh 8 bunga mawar untuk membuat rangkaian tersebut. Karena sudah ada 8 bunga
matahari dan pola rangkaian yang ingin dibuat membutuhkan jumlah bunga matahari dan mawar yang sama,
maka dibutuhkan 8 bunga mawar untuk melengkapi rangkaian tersebut.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 11 level 1

Level Pembelajaran 2 Numerasi untuk kelas 4.

1. Memahami pecahan dan pecahan campuran positif dengan penyebut bilangan satu atau dua angka (misal
5/12, 2⅗).

Perhatikan koleksi stiker milik Anton berikut ini!


Pilihlah „Benar‟ atau „Salah‟ dari pernyataan berikut ini!

Pernyataan Benar Salah

Sepertiga stiker milik Anton berbentuk segi delapan.

Stiker Anton yang paling sedikit adalah berbentuk persegi.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 1 level 2

2. Mengetahui posisi pecahan pada garis bilangan.

Budi memegang angka 61%, Dinda memegang angka 0.7, Ade memegang angka 0.68 dan Yuda memegang angka
59. Mereka disuruh berbaris sesuai urutan bilangan yang mereka pegang. Urutan mulai dari yang terkecil berdiri
paling depan adalah ….

A Yuda, Budi, Ade, Dinda

B Dinda, Yuda, Budi, Ade

C Budi, Dinda, Ade, Yuda

D Yuda, Ade, Dinda, Budi

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 2 level 2

3. Membandingkan dua pecahan, termasuk membandingkan pecahan dan bilangan cacah.

Andi mendapat kue bagian dan Susi mendapat bagian dari kue yang sama.

Pernyataan berikut ini yang benar adalah …


Pernyataan Benar Salah

Andi mendapatkan kue lebih banyak.

Susi mendapatkan kue lebih banyak.

Andi dan Susi mendapatkan bagian yang sama.

Andi mendapatkan kue lebih sedikit.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 3 level 2

4. Menghitung hasil penjumlahan/pengurangan/perkalian/pembagian dua bilangan cacah (maks. enam


angka), termasuk menghitung kuadrat dari suatu bilangan cacah (maks. tiga angka).

Perhatikan penjumlahan bilangan 5 angka berikut!

Berapa nilai A yang harus kamu ganti supaya hasil penjumlahan tersebut bilangan 6 angka?

Angka Bisa Tidak

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 4 level 2

5. Menentukan KPK, faktor suatu bilangan cacah, dan FPB.

Toko Sembako dikunjungi oleh:

• pemasok telur setiap 8 hari.

• pemasok mie setiap 15 hari.

• pemasok sabun setiap 30 hari.


Pada hari Minggu, 1 Maret 2020 untuk pertama kali pemasok sabun dan pemasok mie datang bersamaan ke toko
Sembako. Pada tanggal berapa mereka akan datang bersamaan lagi untuk yang kedua kali?

Jawab: 31 Maret 2020, KPK dari 15 dan 30 adalah 30. Jadi 30 hari setelah 1 maret 2020 jatuh pada tanggal 31
maret 2020.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 5 level 2

6. Menghitung luas persegi panjang bila diketahui panjang dan lebarnya, dan menghitung panjang atau
lebar bila diketahui luas dan salah satu sisinya.

Gambar berikut adalah kolam renang yang permukaannya berbentuk persegi panjang dan dalamnya 1 meter. Di
sekeliling kolam renang bagian luar akan dibuat jalan dengan lebar 1 meter, dan akan dipasang keramik. Ukuran
lebar kolam renang itu setengah dari ukuran panjangnya.

Berapakah luas daerah kolam renang seluruhnya ?


Jawab: 144 meter persegi, panjang kolam renang adalah 20-2=18 meter. Lebar kolam renang berdasarkan
gambar adalah setengah dari 20, berarti 10, dipotong lebar jalan 2 meter sehingga lebar kolamnya saja adalah 8
meter. Jadi luas kolam renang sama dengan 18 dikali 8 = 144 meter persegi.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 6 level 2

7. Mengenal prisma dan tabung.

Indah mempunyai celengan berbentuk prisma segilima. Banyak rusuk pada celengan Indah adalah ….

A6

B7

C 10

D 15

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 7 level 2

8. Mengenal dan menggunakan satuan luas (cm2, m2) dan volume (cm3, m3).

Perhatikan gambar berikut!


Pada sebuah wadah gayung tertulis isi 1.000 ml dan wadah sebuah gelas bertuliskan isi 250 ml. Berapa banyak
gelas yang diperlukan untuk menampung tiga setengah gayung air di dalamnya?

Jawab: 14 Gelas

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 8 level 2

9. Menyelesaikan persamaan sederhana menggunakan operasi perkalian/pembagian saja.

Perhatikan gambar di bawah ini!

Harga lima buah permen lolipop adalah ….

A Rp3.000,00

B Rp6.000,00

C Rp9.000,00

D Rp15.000,00

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 9 level 2

10. Mengenali pola bilangan sederhana dan melanjutkan pola tersebut.

Perhatikan gambar tumpukan telur berikut!.


Perhatikan susunan telur yang berbentuk menyerupai piramida pada gambar di atas!
Banyak telur pada lapisan paling bawah adalah ….

A 11 butir

B 15 butir

C 21 butir

D 36 butir

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 10 level 2

11. Memahami cara penyajian data sederhana (menggunakan turus dan diagram gambar).

Perhatikan tabel skor hasil ulangan Matematika berikut!

Banyak siswa yang nilainya kurang dari 75 adalah ….

A 17 orang

B 9 orang

C 8 orang

D 5 orang

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 11 level 2

12. Menentukan kejadian yang lebih mungkin di antara beberapa kejadian.


Perhatikan gambar berikut!

Setelah papan tersebut diputar, pada saat berhenti papan warna apa yang lebih mungkin ditunjuk oleh jarum?
Jelaskan jawabanmu!
Jawab: Merah, papan dibagi menjadi 8 bagian yang sama. Bagian berwarna merah ada 3, paling banyak
dibandingkan warna-warna lainnya. Sehingga peluang jarum berhenti di papan berwarna merah adalah yang
paling besar.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 12 level 2.

Level Pembelajaran 3 Numerasi untuk kelas 6.

1. Memahami bilangan bulat, khususnya bilangan bulat negatif.

Perhatikan gambar termometer berikut!

Sekarang di Belanda sedang musim dingin dengan suhu 10º C. Setelah turun salju, suhunya turun 17 derajat.

Suhu sekarang adalah ….


A -7° C

B -10° C

C -17° C

D -27° C

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 1 level 3.

2. Menyatakan bilangan desimal dengan dua angka di belakang koma dan persentase dalam bentuk
pecahan, atau sebaliknya.

Perhatikan gambar berikut!

Pada label kemasan minuman di atas, dalam 100 mL terdiri dari ….. sari buah apel.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 2 level 3.

3. Mengetahui posisi bilangan desimal dengan dua angka di belakang koma pada garis bilangan serta posisi
bilangan bulat termasuk bilangan bulat negatif

Tabel berikut adalah data daya tampung dan jumlah peminat beberapa jurusan di Perguruan Tinggi A selama tiga
tahun terakhir.

Daya tampung dan jumlah peminat berpengaruh dengan tingkat keketatan program studi. Persentase tingkat
keketatan program studi dapat dihitung menggunakan rumus „daya tampung‟ dibagi „jumlah peminat‟ dikali
seratus persen. Semakin kecil persentasenya maka semakin besar tingkat keketatannya.
Pada tahun 2017, program studi manakah yang memiliki keketatan tertinggi?
Jawab: program studi komputer

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 3 level 3.

4. Mengurutkan beberapa bilangan yang dinyatakan dalam bentuk berbeda.

Budi memegang selembar kertas bertuliskan bilangan 61%.

Dinda memegang selembar kertas bertuliskan bilangan 0,7.

Ade memegang selembar kertas bertuliskan bilangan 0,68.

Yuda memegang selembar kertas bertuliskan bilangan .

Urutan anak yang memegang kertas bilangan mulai dari yang terkecil berdiri paling depan adalah ….

A Yuda, Budi, Ade, Dinda

B Dinda, Yuda, Budi, Ade

C Budi, Dinda, Ade, Yuda

D Yuda, Ade, Dinda, Budi

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 4 level 3

5. Menghitung hasil pengoperasian pecahan atau bilangan desimal, termasuk menghitung kuadrat dan
kubik dari suatu bilangan desimal dengan satu angka di belakang koma serta operasi bilangan bulat
termasuk bilangan bulat negatif.

Pak Darmo berjualan bubur ayam setiap hari Senin – Jumat dengan modal Rp400.000,00 per hari. Satu porsi bubur
ayam dijual Rp10.000,00 dan air mineral Rp4.000,00 per botol. Pada hari Senin sampai dengan hari Kamis 10%
keuntungan Pak Darmo disumbangkan untuk Panti Asuhan Maju Bersama, sedangkan pada hari Jumat seluruh
keuntungan disumbangkan untuk panti asuhan tersebut.

Berikut adalah data penjualan yang dicatat oleh Pak Darmo selama satu minggu:

Total pendapatan bersih Pak Darmo selama satu minggu adalah


Jawab: 1.668.400 rupiah.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 5 level 3

6. Menghitung luas bangun datar.

Perhatikan gambar kolam renang berikut!


Kolam renang tersebut berbentuk persegipanjang dengan ukuran panjang 10 meter dan lebar 4 meter yang di
sekeliling kolam bagian luarnya dipasang keramik. Jika lebar daerah yang dipasang keramik 50 cm, luas seluruh
keramik di sekeliling kolam renang tersebut adalah ….

A 15 m2

B 40 m2

C 55 m2

D 64 m2

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 6 level 3

7. Mengenal limas, kerucut, dan bola.

Perhatikan beberapa pernyataan berikut:

(i). Memiliki dua rusuk

(ii). Memiliki lima rusuk

(iii). Memiliki tiga sisi

(iv). Memiliki enam sisi

Di antara pernyataan di atas, yang merupakan pernyataan benar untuk bangun limas segi lima adalah ….

A (i)

B (ii)

C (iii)

D (iv)

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 7 level 3
8. Mengenal dan menggunakan satuan kecepatan dan debit.

Perhatikan gambar berikut!

Terdapat satu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak. Jika setiap anggota keluarga memerlukan 2 liter
air per hari untuk minum.
Setara berapa menitkah air keran yang menyala untuk keperluan minum satu keluarga tersebut?
Jawab: 1,33 menit

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 8 level 3

9. Menyelesaikan persamaan linier 1 variabel.

Di kota A terdapat dua perusahaan pengiriman barang yang letaknya bersebelahan, yaitu “Cepat Kirim” dan
“Lancar Jaya”. Kedua perusahaan memiliki tarif yang berbeda. Berikut tabel tarif pengiriman barang setiap
perusahaan dari kota A.

Defi yang tinggal di kota A ingin mengirim barang seberat 12 kg ke kota D. Ia membawa uang Rp50.000,00.
Berapa kembalian terbanyak yang akan ia terima?
Jawab: Rp 10.000,00.

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 9 level 3

10. Menentukan suku ke-n pada suatu pola bilangan sederhana.

Perhatikan gambar berikut!


Suku ke-12 pada pola bilangan di atas adalah
Jawab: 24

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 10 level 3

11. Menggunakan rasio/skala untuk menentukan nilai/bilangan yang tidak diketahui.

Perhatikan peta berikut!

Diketahui skala peta di atas adalah 1 : 1.250.000. Jika jarak antara kota Gresik dan kota Malang pada peta 8 cm,
maka jarak sebenarnya kedua kota tersebut adalah ….

A 10 km

B 50 km

C 100 km

D 150 km

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 11 level 3

12. Membaca data yang disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang, dan diagram lingkaran

Diagram lingkaran berikut adalah data kegemaran olahraga siswa kelas VI.
Berapa persenkah siswa yang gemar bulutangkis?

A 50%

B 25%

C 17%

D 8%

Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 12 level 3
5. Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi
Tingkat SD
Dari penjelasan pada aktivitas-aktivitas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa butir-butir soal asesmen numerasi
AKM melibatkan proses penalaran yang tidak dapat dipersiapkan melalui program bimbingan belajar intensif yang
berfokus pada latihan-latihan soal saja. Proses penalaran siswa justru perlu lebih banyak dikembangkan dan
dipupuk melalui strategi pembelajaran di kelas.

Anda telah mengenali level-level perkembangan kompetensi numerasi siswa SD. Pada aktivitas ini, Bapak dan Ibu
akan berlatih membuat butir soal numerasi yang akan membantu siswa Anda untuk berlatih menggunakan
kompetensi numerasi untuk bernalar dalam pembelajaran di kelas. Bagaimana langkahnya? Mari kita berlatih.

1. Pertama, pahami kompetensi numerasi siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda dapat memilih kasus yang
sesuai. Misalnya, dari kedua gambar berikut ini manakah yang paling sesuai dengan level yang anda ampu,
Apakah gambar 1, atau gambar 2? Jelaskan.

2. Kedua, setelah memilih kasus sesuai dengan level kompetensi siswa yang Anda ampu, pilihlah salah satu
kompetensi yang ingin Anda kembangkan dan evaluasi.

3. Ketiga, dari kompetensi numerasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal dengan bentuk yang berbeda-beda
berdasarkan gambar yang Anda pilih tadi.

Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan materi semata, memberikan
kesempatan pada siswa untuk terus mengembangkan kemampuan dasar numerasinya dalam penalaran.
6. Perayaan Belajar dan Refleksi Topik 4:
Asesmen Numerasi
Selamat! Anda telah menyelesaikan Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi Jenjang Pendidikan Dasar. Itu
artinya, Anda telah mempelajari seluruh materi pada topik Butir Soal Asesmen Numerasi pada jenjang Pendidikan
Dasar. Anda mendapatkan lencana yang ke-4. Terima kasih! Anda telah berkomitmen menyelesaikan topik ini
hingga selesai. Setelah ini, Anda dapat melanjutkan proses belajar ke topik berikutnya, Tindak Lanjut Asesmen
Hasil Asesmen Kompetensi Minimum.

Sebelum melanjutkan ke topik berikutnya, mari merefleksikan apa yang telah Anda pelajari.
G. Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen
Kompetensi Minimum
1. Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat
Penguasaan Kompetensi
Anda telah sampai pada topik yang terakhir dari Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum. Pada
topik-topik sebelumnya Anda telah memahami mengenai konsep Asesmen Nasional, teknis pelaksanaannya, AKM
sebagai bagian dari AN, serta memahami contoh-contoh butir soal AKM literasi membaca dan numerasi. Sekarang
Anda akan menggali pemahaman mengenai apa yang terjadi setelah Asesmen Kompetensi Minimum dilaksanakan.

Tahap lanjutan setelah pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum adalah tahap Pelaporan hasil asesmen. Sesuai
dengan tujuannya, Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat
kompetensi dasar siswa, berupa kompetensi literasi membaca dan numerasi.

Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan dapat melihat tingkat penguasaan kompetensi
siswanya. Penguasaan kompetensi literasi membaca dan numerasi siswa dikategorikan dalam 4 tingkatan. Untuk
lebih memahami penjelasan kompetensi pada setiap kategori, Anda dapat membaca infografik berikut ini:


Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun strategi
pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat kompetensi siswa. Dengan demikian “Teaching at
the right level” dapat diterapkan. Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian siswa akan
memudahkan siswa menguasai konsep, keterampilan dan konten yang diharapkan pada suatu mata pelajaran. Anda
dapat membaca informasi selengkapnya pada tautan berikut ini: AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

2. Menjelaskan Perbedaan Pembelajaran


Berbasis Kompetensi dengan Berbasis Konten
Laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum yang menunjukan kategori kompetensi dasar sekolah, perlu
ditindaklanjuti dengan perubahan strategi pembelajaran. Sejalan dengan tujuan Asesmen Nasional untuk mencapai
kompetensi siswa dan peningkatan mutu pendidikan, maka praktik pembelajaran pun sedikit demi demi sedikit
perlu berubah dari pembelajaran yang berbasis konten menuju pembelajaran yang berbasis kompetensi.

Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik, misalnya mampu melakukan
tugas atau pekerjaan secara efektif. Kompetensi juga mencakup pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan soal, atau bahkan keterampilan yang jauh lebih besar dan lebih beragam. Misalnya
memimpin organisasi.

Pada pembelajaran berbasis kompetensi, siswa diharapkan mampu mendemonstrasikan pengetahuan, penguasaan
konsep, dan keterampilan dalam dan sebagai proses pembelajaran. Karakteristik utama dari pembelajaran berbasis
kompetensi adalah fokusnya pada tingkat penguasaan. Dalam sistem pembelajaran berbasis kompetensi, siswa
melakukan pembelajaran sesuai dengan tahapan penguasaan kompetensinya hingga tuntas sebelum akhirnya
mampu melanjutkan pada tahap penguasaan kompetensi berikutnya. Sebagai sebuah proses, pembelajaran berbasis
kompetensi ini membutuhkan waktu sehingga sedikit demi sedikit siswa menunjukan penguasaan pengetahuan,
konsep dan keterampilan untuk memecahkan masalah. Termasuk menunjukan karakter yang ingin dicapai. Bukan
sekedar menguasai konten materi pembelajaran semata.

Kekuatan pembelajaran berbasis kompetensi terletak pada fleksibilitasnya karena siswa dapat bergerak dengan
kecepatan belajar mereka sendiri. Ini mendukung siswa dengan latar belakang pengetahuan yang beragam, tingkat
literasi yang berbeda dan bakat terkait lainnya. Tantangan pembelajaran berbasis kompetensi bagi guru antara lain
adalah, kemampuan untuk mengidentifikasi tahapan kompetensi dasar siswa termasuk literasi dan numerasi.
Namun laporan hasil AKM dapat membantu memetakan tahapan kompetensi siswa.

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
3. Analisis Kategori Penguasaan Kompetensi
untuk Tindak Lanjut Pembelajaran
Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi setiap usaha dan proses
yang dilakukan siswa untuk mencapai level yang lebih tinggi, tentu akan menunjukan peningkatan kinerja siswa.
Dimana siswa menjadi lebih fasih dan terampil. Kefasihan mengacu pada kelancaran mereka dalam melakukan
pekerjaannya. Siswa menjadi lebih yakin pada kemampuannya jika siswa dapat naik ke level penguasaan yang
lebih tinggi. Keterampilan mengacu pada kemampuan untuk beradaptasi dan bereaksi terhadap situasi baru untuk
“bergerak dengan cepat” berdasarkan informasi baru.

Setiap kategori tingkat penguasaan kompetensi, sebagaimana telah dibahas pada aktivitas sebelumnya, tentu
memiliki kebutuhan dan pendekatan tersendiri. Sebelum menentukan tindak lanjut yang tepat, Guru perlu
menganalisis setiap kategori kompetensi siswanya.

Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat kompetensi berdasarkan kebutuhan, pendekatan,
struktur pembelajaran. Penjelasan ini diadaptasi dari penjelasan tahapan penguasaan Marc Rosenberg (2012).


Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
4. Merekomendasikan Strategi Pembelajaran
Berdasarkan Hasil Laporan Asesmen
Kompetensi Minimum
Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya
dapat memperoleh gambaran AKM secara komprehensif. Seperti telah disampaikan dan ditunjukkan, meskipun
AKM tidak mengukur secara spesifik capaian belajar pada mata pelajaran, namun pelaporan hasil AKM dapat
dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran. Tentunya dengan didasarkan
pada analisis hasil laporan Asesmen Kompetensi Minimum.

Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh mata pelajaran IPS berikut ini.
Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi: menjelaskan definisi, fungsi, manfaat dan beragam contoh
baik. Guru diharapkan menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi murid. Misalnya:

1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan, murid hanya mampu membuat
interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup bertumpu pada materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan
belajar lain secara audio, visual dan pendampingan khusus.
2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak memahami secara utuh isi topik
koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk
pemahaman yang utuh.
3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai koperasi, namun belum mampu
merefleksi. Murid dapat diberi pembelajaran identifikasi kondisi lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan
manfaat koperasi.
4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan koperasi dari teks yang diberikan
oleh guru. Guru dapat melakukan pembelajaran berupa menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi.

Untuk melihat contoh-contoh ragam strategi pembelajaran berdasarkan kategori tingkat penguasaan kompetensi,
Anda dapat membaca lebih jauh pada tautan berikut ini AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.

5. Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis


Kompetensi pada Mata Pelajaran

Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah memahami bahwa laporan hasil Asesmen Nasional
mengidentifikasi tingkat kompetensi literasi dan numerasi siswa dalam sebuah satuan pendidikan ke dalam 4
kategori. Anda juga telah memahami bagaimana laporan hasil AKM dianalisis untuk menentukan tindak lanjut
dalam strategi pembelajaran yang lebih berbasis penguasaan kompetensi, bukan berfokus pada konten saja.

Contoh praktik baik berikut ini, akan memberikan gambaran pada Bapak dan Ibu bagaimana praktik pembelajaran
yang berbasis kompetensi. Selain itu contoh berikut ini juga memberikan gambaran bagaimana literasi dan
numerasi terintegrasi dalam pembelajaran mata pelajaran.



Contoh Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi:

1. Modul Belajar Literasi dan Numerasi Jenjang SD. Klik di Modul Literasi dan Numerasi
2. Surat Kabar Guru Belajar Edisi Ke-21: Literasi untuk Belajar. Klik di http://bit.ly/skgurubelajar021

Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
6. Segitiga Belajar: Kurikulum, Asesmen dan
Pembelajaran
Apa sebenarnya peran asesmen dalam peningkatan kualitas pembelajaran murid? Apa keterkaitan antara asesmen,
kurikulum dan pembelajaran dalam menyediakan pengalaman belajar murid yang berkualitas?

Asesmen seringkali dipersepsikan sebagai upaya menentukan nilai murid. Tidak heran apabila banyak dari kita
yang berusaha keras melakukan upaya agar nilai murid kita setinggi mungkin. Nilai murid menjadi sasaran kinerja.
Padahal peran asesmen yang pertama dan utama bukan lah menentukan nilai murid.

Peran pertama dan utama asesmen harus dilihat sebagai bagian dari proses pembelajaran yang utuh. Kerangka yang
sering digunakan adalah segitiga belajar yang mengkaitkan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran. Segitiga
belajar membantu kita tidak melihat asesmen, kurikulum dan pembelajaran sebagai aspek yang berdiri sendiri.
Guru dan pemimpin sekolah dapat melakukan penyelarasan antar 3 aspek yang menentukan pengalaman belajar
murid.

Dalam segitiga belajar, maka makna masing-masing segi adalah sebagai berikut:

Kurikulum: Seperangkat kompetensi yang penting dikuasai murid dengan menggunakan cara belajar dan asesmen
tertentu. Pengembangan kurikulum, selain mengacu pada tantangan dunia nyata, hendaknya mengacu pada hasil
asesmen dan refleksi praktik pembelajaran.

Pembelajaran: Serangkaian aktivitas yang dirancang dan dilakukan di ruang kelas berdasarkan kompetensi awal
murid yang diketahui dari hasil asesmen dan untuk mencapai sasaran kompetensi yang ditetapkan dalam
kurikulum. Pembelajaran memadukan informasi dari asesmen dengan informasi dari kurikulum. Keseimbangan
antara paduan tersebut yang akan menghasilkan pembelajaran yang optimal.

Asesmen: Proses mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan sejumlah informasi yang terkait pencapaian
kondisi murid dan penguasaan suatu kompetensi tertentu. Asesmen diagnosis: asesmen di awal untuk merancang
strategi pembelajaran. Asesmen formatif: asesmen sepanjang proses belajar untuk melakukan perbaikan dan
penyesuaian pembelajaran. Asesmen sumatif: asesmen di akhir untuk menentukan level penguasaan kompetensi
oleh murid.

Pemahaman terhadap segitiga belajar akan membawa kita pada kebutuhan membaca laporan Asesmen Kompetensi
Minimum dan menggunakannya untuk perbaikan kualitas pembelajaran. Bagaimana cara membaca dan
menggunakannya? Pelajari topik modul berikutnya
7. Kuis Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen
Nasional
Bapak Ibu Guru telah menyelesaikan seluruh aktivitas pada topik Laporan dan Rekomendasi Hasil Asesmen
Nasional. Setelah mempelajari konsep Asesmen Nasional secara menyeluruh, Bapak Ibu Guru dapat mengukur
sejauh mana pemahaman dalam menguasai topik ini. Berikut terdapat beberapa pernyataan terkait laporan dan
rekomendasi hasil Asesmen Nasional. Pada setiap pernyataan tersebut, silakan Bapak Ibu menentukan apakah
pernyataan tersebut benar atau salah.

Jika Anda mendapat hasil yang kurang maksimal, Anda diberi kesempatan untuk mempelajari kembali materi
sebelumnya. Setelah itu, Anda dapat mengulang kembali kuis ini.
8. Perayaan Belajar dan Refleksi Topik 5: Tindak
Lanjut Laporan Hasil AKM
Selamat! Anda telah menyelesaikan kuis Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Komptensi Minimum. Itu artinya,
Anda telah mempelajari seluruh materi pada topik Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Komptensi
Minimum. Anda mendapatkan 5 lencana. Terima kasih! Anda telah berkomitmen menyelesaikan topik ini hingga
selesai. Setelah ini, Anda dapat melanjutkan ke Pengimbasan.

Sebelum melanjutkan ke topik berikutnya, mari merefleksikan apa yang telah Anda pelajari.
9. Refleksi Topik 5: Tindak Lanjut Laporan
Hasil AKM

Asesmen Pasca Program Guru Belajar Seri Asesmen


Kompetensi Minimum

Terima kasih Anda telah berkomitmen menyelesaikan seluruh topik dalam program Bimtek Guru Belajar Seri
Asesmen Kompetensi Minimum ini hingga selesai.

Ini adalah tahap akhir dari program, yaitu asesmen pasca program. Anda akan menjawab serangkaian soal yang
terdiri atas 30 soal pilihan ganda dan membandingkannya dengan hasil pencapaian Anda pada tahap asesmen pra
program. Jika pencapaian Anda masih dibawah 70%, Anda diberi kesempatan 2 (dua) kali untuk
mengulang kembali asesmen pasca program ini. Jika diperlukan, Anda juga dapat mengulangi kembali materi
dalam topik-topik bimtek, sesuai kebutuhan Anda.

Ingat, Anda hanya mempunyai dua (2) kali kesempatan untuk mengulang asesmen pasca. Apabila semua
kesempatan sudah diambil dan pencapaian Anda masih dibawah 70%, maka Anda akan dinyatakan tidak
lulus. Meski tidak lulus pada angkatan sekarang, Anda tetap dapat mengikuti ulang pada angkatan
berikutnya.

Selamat bekerja dan melanjutkan ke tahapan pengimbasan.

Anda mungkin juga menyukai