Peningkatan mutu sistem pendidikan tidak hanya berorientasi pada pencapaian siswa dalam menguasai
materi pelajaran dan nilai ujian akhir, apapun sebutannya. Keberhasilan sistem pendidikan lebih difokuskan pada
pencapaian kompetensi siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Terlebih pada era transformasi
pendidikan abad ke-21, dimana arus perubahan menuntut siswa menguasai berbagai kecakapan hidup yang esensial
untuk menghadapi berbagai tantangan abad ke-21 dimana siswa memiliki kecakapan belajar dan berinovasi,
kecakapan menggunakan teknologi informasi, kecakapan hidup untuk bekerja dan berkontribusi pada masyarakat.
Pertanyaannya, bagaimana cara mengukur kompetensi tersebut? Ya, menggunakan Asesmen Nasional. Asesmen
Nasional diberlakukan sebagai alat ukur untuk mengetahui ketercapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa.
Asesmen Nasional tidak hanya memotret hasil belajar kognitif siswa, sebagaimana yang terjadi dalam Ujian
Nasional namun juga memotret hasil belajar sosial emosional. Termasuk di dalamnya sikap, nilai, keyakinan, serta
perilaku yang dapat memprediksi tindakan dan kinerja siswa di berbagai konteks yang relevan.
Selain tuntutan kecakapan abad 21, profil pelajar Pancasila juga menjadi rujukan pencapaian karakter bagi seluruh
siswa di Indonesia. Bahkan profil pelajar pancasila ini sudah merangkum serangkaian kecakapan hidup abad 21.
Karakter pelajar Pancasila yang ingin dicapai oleh siswa yaitu:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
2. Berkebhinekaan global
3. Mandiri
4. Bernalar kritis
5. Kreatif
6. Gotong royong
Silakan membaca penjelasan lebih rinci mengenai profil pelajar Pancasila melalui tautan berikut ini Profil Pelajar
Pancasila
Untuk itu, penting bagi guru dan siswa untuk mengadopsi proses pembelajaran yang berfokus pada pengembangan
kompetensi. Pencapaian kompetensi siswa dapat diukur dari pemahaman konsep, dan keterampilan menerapkan
konsep dalam berbagai konteks. Dengan demikian, siswa tidak hanya menguasai konten semata, tetapi lebih
menguasai pemahaman secara mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di berbagai konteks kehidupan.
Hal ini yang diharapkan sebagai peningkatan hasil pembelajaran siswa. Capaian kompetensi siswa secara holistik
inilah yang ingin dievaluasi melalui Asesmen Nasional.
Bagaimana keterkaitan Asesmen Nasional dengan kecakapan abad 21 dan profil pelajar Pancasila? Simak
penjelasannya pada materi yang telah disediakan berikut ini.
Selamat datang dan selamat bergabung dalam Orientasi Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum.
Program ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia. Bagaimana kabar Anda? Semoga Anda telah dalam keadaan siap untuk
mengikuti program ini!
Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum terdiri dari dua tahap, Orientasi dan Bimtek serta Pengimbasan.
Saat ini, Anda berada pada tahap pertama, Orientasi dan Bimtek. Pada tahap ini, peserta akan mendapatkan
pemahaman terkait latar belakang, tujuan umum, kebijakan, dan alur Program Guru Belajar seri Asesmen
Kompetensi Minimum. Program ini bertujuan untuk menjawab berbagai persoalan guru dalam menghadapi
Asesmen Kompetensi Minimum, diantaranya:
Anda akan melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran secara mandiri melalui program pembelajaran
otomatisasi dengan alokasi waktu selama 32 jam pertemuan yang dapat Anda atur secara fleksibel. Program
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum disusun dengan memadukan tahapan dan pendekatan
modular yang memfasilitasi peserta melakukan personalisasi pembelajaran. Selain itu, program ini dapat
mendorong guru untuk saling belajar dengan guru yang lain dalam hal berbagi praktik baik pembelajaran. Selamat
belajar!
B. Pengantar Program Bimtek Guru Belajar Seri
Asesmen Kompetensi Minimum
1. Selamat Datang!
Anda telah menyelesaikan program Orientasi. Sekarang Bapak dan Ibu telah berada pada tahap kedua, yaitu
Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum. Selamat datang! Apakah Anda telah siap untuk belajar?
Anda sudah mengetahui tujuan dan cara efektif mengikuti program. Setelah ini, Anda akan melakukan Asesmen
Pra Program untuk mengetahui kemampuan awal Anda sebelum mengikuti proses belajar. Silakan lanjut ke
aktivitas berikutnya.
2. Soal Asesmen Pra Program Bimtek Guru Belajar
Seri AKM Tingkat SD
C. Konsep Asesmen Nasional
1. Penghantar
Selamat! Anda telah menyelesaikan asesmen pra program. Semoga Bapak dan Ibu sudah siap untuk
sama-sama belajar.
Pada topik ini, Anda akan lebih jauh mengenal dan memahami mengenai Asesmen Nasional. Melalui
penjelasan pada fase orientasi, apa yang dapat Anda simpulkan mengenai Asesmen Nasional?
Ya, benar. Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan
program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan
hasil belajar siswa yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-
mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut
diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter,
dan Survei Lingkungan Belajar.
Seiring disosialisasikannya Asesmen Nasional, telah banyak respons yang disampaikan terkait konsep
dan pelaksanaannya. Siswa, orangtua, guru, bahkan kepala sekolah mulai gelisah terkait penghapusan
Ujian Nasional dan pemberlakuan Asesmen Nasional. Untuk menghindari hal itu, pemahaman yang
utuh dan menyeluruh mengenai Asesmen Nasional pun perlu terus disebarluaskan. Apakah Anda
sependapat?
Sekarang, Anda dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mendapatkan pemahaman lebih
jauh. Tandai selesai lalu lanjutkan.
1. Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk memantau: (a) perkembangan mutu dari
waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya di
satuan pendidikan: antara kelompok sosial ekonomi, di satuan wilayah antara sekolah negeri
dan swasta, antar daerah, ataupun antar kelompok berdasarkan atribut tertentu).
2. Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama
sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter siswa.
3. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah sekolah yang
efektif untuk mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong sekolah
dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran.
Maka dari itu, hasil Asesmen Nasional sendiri diharapkan mampu memberikan manfaat, bukan
sekedar nilai belaka. Pada tahun 2021, Mendikbud telah menyatakan bahwa hasil Asesmen Nasional
dimaksudkan sebagai peta awal mutu sistem pendidikan secara nasional. Asesmen Nasional tidak
akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja sekolah maupun daerah.
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
Pertama, Butir-butir soal UN hanya mengukur kemampuan kognitif siswa, sehingga input dan proses
pembelajaran kurang dapat tergambarkan dengan baik. Hal ini belum sejalan dengan tujuan
pendidikan yang ingin mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi serta kompetensi lain
yang relevan dengan Abad 21, sebagaimana tercermin pada Kurikulum 2013. Harapan untuk
mengevaluasi keterampilan siswa dalam menerapkan pengetahuan serta konsep melalui berbagai
konteks kehidupan, serta menunjukan karakter sebagaimana yang diharapkan dalam profil pelajar
pancasila belum lengkap dilakukan melalui UN saja.
Kedua, UN kurang dapat dimanfaatkan guru untuk memperbaiki pembelajaran pada subjek siswa
yang sama. Asesmen Nasional dirancang untuk memberi dorongan lebih kuat ke arah pengajaran
yang inovatif dan berorientasi pada pengembangan kompetensi, termasuk di dalamnya kemampuan
bernalar.
Ketiga, UN kurang optimal sebagai alat untuk mengevaluasi mutu pendidikan secara nasional. Hal ini
disebabkan UN diterapkan di akhir jenjang pendidikan lebih sebagai assessment of learning yang
mengukur capaian akhir, bukan sebagai sebagai assessment for learning, yang mengukur proses
pembelajaran. Hasil UN tidak bisa digunakan untuk mengakomodir kebutuhan belajar yang
diperlukan siswa.
Pemberlakuan Asesmen Nasional ini merupakan sinyalemen yang kuat dari pemerintah untuk terus
memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Dan dari ketiga poin tersebut, maka sesungguhnya yang
perlu dipersiapkan untuk menghadapi Asesmen Nasional adalah pemahaman mengenai tujuan dan
manfaat Asesmen Nasional, serta implikasinya pada perubahan praktik dan strategi pembelajaran di
kelas. Siswa, guru, orangtua, kepala satuan pendidikan tidak lagi direkomendasikan untuk berlatih
soal-soal persiapan AKM sebagaimana penilaian yang berbasis ujian.
Silakan membaca penjelasan lengkap pada tautan berikut ini Tanya Jawab Ujian Nasional
4. Membandingkan Asesmen Nasional dengan
Ujian Nasional
Pertanyaan-pertanyaan yang seringkali muncul terkait dengan penghapusan Ujian Nasional dan
pemberlakuan Asesmen Nasional antara lain apakah Asesmen Nasional adalah pengganti Ujian
Nasional. Timbul pula kekhawatiran mengenai persiapan siswa, guru dan sekolah menghadapi
Asesmen Nasional.
Untuk mendapatkan informasi yang tepat, Anda perlu membandingkan beberapa hal penting
mengenai Ujian Nasional dan Asesmen Nasional terlebih dahulu.
1. Tujuan penyelenggaraan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional tidak sama. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, Asesmen Nasional bertujuan untuk mengevaluasi mutu sistem
pendidikan di Indonesia, sedangkan Ujian Nasional bertujuan untuk mengevaluasi capaian
hasil belajar siswa secara individu.
2. AN diberlakukan untuk semua jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, dan
pendidikan menengah atas. Ini termasuk MI, MTS dan MAN, serta program kesetaraan.
Sementara UN pada Sekolah Dasar tidak diwajibkan, tetapi lebih mengarah pada Ujian
Sekolah Berstandar Nasional.
3. Asesmen Nasional tidak diselenggarakan pada akhir jenjang pendidikan sebagaimana Ujian
Nasional, melainkan di tengah jenjang pendidikan. Yaitu pada kelas 5, 8, 11. Hal ini dilakukan
untuk mendorong guru dan sekolah melakukan tindak lanjut perbaikan mutu pembelajaran
setelah mendapatkan hasil laporan AN. Jadi bukan sekedar untuk mengetahui capaian hasil
belajar siswa sebagai salah satu syarat kelulusan.
4. Pada pelaksanaannya, Asesmen Nasional menggunakan metode survei. Metode survei
dilakukan dengan mengambil sampel siswa diambil secara acak dari setiap sekolah.
Berbanding terbalik dengan Ujian Nasional yang menggunakan metode sensus dimana semua
siswa di seluruh Indonesia wajib mengikutinya.
5. Model soal asesmen yang diberikan dalam AN lebih bervariasi bukan sekedar pilihan ganda
dan uraian singkat sebagaimana yang diberikan dalam UN.
6. Salah satu komponen hasil belajar murid yang diukur pada asesmen nasional adalah literasi
membaca dan numerasi. Asesmen ini disebut sebagai Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
karena mengukur kompetensi mendasar atau minimum yang diperlukan individu untuk dapat
hidup secara produktif di masyarakat. Sementara Ujian Nasional berbasis mata pelajaran yang
memotret hasil belajar murid pada mata pelajaran tertentu. Hal inilah yang terkadang memberi
kesan mata pelajaran yang penting dan kurang penting dalam pendidikan. Dalam hal ini, AKM
memotret kompetensi mendasar yang diperlukan untuk sukses pada berbagai mata pelajaran.
7. Metode penilaian AN dan UN pun berbeda meskipun keduanya berbasis komputer. AN
menggunakan metode penilaian Computerized Multistage Adaptive Testing (MSAT). MSAT
ialah metode penilaian yang mengadopsi tes adaptif, dimana setiap siswa dapat melakukan tes
sesuai level kompetensinya.
Bapak dan Ibu telah membandingkan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Sebagai tanggapan atas
pemberlakuan Asesmen Nasional, berbagai respons pun muncul dari sejumlah pihak mengenai
kebijakan ini. Apakah kebijakan ini hanya sekedar penggantian nama semata? Menurut Anda, apakah
Asesmen Nasional merupakan pengganti Ujian Nasional?
Benar. Asesmen Nasional bukan pengganti Ujian Nasional. Selain dari teknis pelaksanaannya,
cakupan Asesmen Nasional berbeda jika dibandingkan dengan Ujian Nasional. Asesmen Nasional
lebih memberikan gambaran yang lebih utuh dan luas mengenai mutu pendidikan, bukan hanya secara
kognitif, namun juga karakter dan iklim belajar.
Setelah ini, silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
Pada aktivitas ini, Anda akan mempelajari penjelasan tentang petunjuk dan teknis pelaksanaan Asesmen Nasional.
Silakan Anda cermati infografik berikut ini.
Berdasarkan penjelasan tersebut, Anda telah melihat perbedaan teknis pelaksanaan Asesmen Nasional dengan
Ujian Nasional? Teknis pelaksanaan mana yang menurut Anda paling mendasar? Menurut Anda, mengapa
perubahan tersebut diperlukan dalam Asesmen Nasional?
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
2. Kriteria Peserta Pelaksana Asesmen Nasional
Pada topik sebelumnya, telah dibahas tentang perbedaan AN dan UN. Kali ini, kita akan mengidentifikasi dimana
letak perbedaanya. Apakah perbedaannya ada di dalam teknis penyelenggaraan atau dalam pelaksanaannya? Mari,
kita mencermati dan menyimak infografis ini.
Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan menengah di Indonesia, serta
program kesetaraan yang dikelola oleh PKBM. Di tiap satuan pendidikan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh
sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara acak oleh Pemerintah. Untuk program kesetaraan,
Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh peserta didik yang berada pada tahap akhir tingkat 2, tingkat 4 dan
tingkat 6 program kesetaraan.
Hal ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional tidak digunakan untuk menentukan
kelulusan menilai prestasi siswa sebagai seorang individu. Evaluasi hasil belajar setiap individu siswa menjadi
kewenangan pendidik. Pemerintah melalui Asesmen Nasional melakukan evaluasi sistem. Asesmen Nasional
merupakan cara untuk memotret dan memetakan mutu sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Karena
itu, tidak semua siswa perlu menjadi peserta dalam Asesmen Nasional. Yang diperlukan adalah informasi dari
sampel yang mewakili populasi siswa di setiap sekolah pada jenjang kelas yang menjadi target dari Asesmen
Nasional.
Mengapa yang menjadi sampel adalah siswa kelas V, VIII dan XI?
Hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan pembelajaran. Pemilihan jenjang kelas
V, VIII dan XI dimaksudkan agar siswa yang menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan
pembelajaran ketika mereka masih berada di sekolah tersebut. Selain itu, Asesmen Nasional juga digunakan untuk
memotret dampak dari proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Murid kelas V,VIII, dan XI telah
mengalami proses pembelajaran di sekolahnya, sehingga sekolah dapat dikatakan telah berkontribusi pada hasil
belajar yang diukur dalam Asesmen Nasional.
Perlu diketahui, selain peserta didik, Asesmen Nasional juga akan diikuti oleh semua guru dan kepala sekolah di
setiap satuan pendidikan. Informasi dari peserta didik, guru, dan kepala sekolah diharapkan memberi informasi
yang lengkap tentang kualitas proses dan hasil belajar di setiap satuan pendidikan. Sementara Asesmen
Kompetensi Minimum untuk pendidikan kesetaraan berfungsi sebagai ujian kesetaraan.
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
3. Merumuskan Butir Soal Asesmen Nasional
Pada aktivitas sebelumnya, Anda sudah mempelajari bagaimana teknis pelaksanaan Asesmen Nasional. Pada
aktivitas ini, Anda akan mempelajari secara khusus, bagaimana butir-butir soal yang akan diberikan dalam
Asesmen Nasional, khususnya Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). AKM merupakan bagian dari Asesmen
Nasional yang mencakup asesmen kompetensi mendasar, yaitu literasi membaca dan asesmen kompetensi
numerasi.
Bentuk soal Asesmen Nasional AKM, terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian
singkat dan uraian.
1. Pilihan ganda, siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal.
2. Pilihan ganda kompleks, siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu
3. Menjodohkan, siswa menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik lainnya yang merupakan
pasangan pertanyaan dengan jawabannya.
4. Isian singkat, siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban
pasti lainnya.
5. Uraian, siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.
Murid kelas V akan mengerjakan 30 butir soal untuk mengukur kompetensi literasi membaca dan 30 butir soal
untuk mengukur kompetensi numerasi. Sedangkan siswa kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 butir soal untuk
mengukur kompetensi literasi membaca dan 36 butir soal untuk mengukur kompetensi numerasi.
AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan menempuh soal yang sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa itu sendiri. AKM mengukur kompetensi mendasar yang perlu dipelajari semua siswa tanpa
membedakan peminatannya. Oleh karena itu seluruh siswa akan mendapat soal yang mengukur kompetensi yang
sama. Keunikan konteks beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan tercermin dalam ragam
stimulus soal-soal AKM.
AKM disusun berdasarkan indikator-indikator kompetensi yang membentuk lintasan kompetensi hasil belajar yang
bersifat kontinum. Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemdikbud menyediakan contoh soal AKM pada laman:
https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
4. Kuis Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional
5. Perayaan Belajar dan Refleksi Topik 2: Teknis
Pelaksanaan AN
- AKM merupakan bagian dari Asesmen Nasional yang mencakup asesmen kompetensi mendasar, yaitu literasi
membaca dan asesmen kompetensi numerasi.
- Bentuk soal Asesmen Nasional AKM, terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian
singkat dan uraian.
- AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap siswa akan menempuh soal yang sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa itu sendiri. AKM mengukur kompetensi mendasar yang perlu dipelajari semua siswa tanpa
membedakan peminatannya.
- AKM disusun berdasarkan indikator-indikator kompetensi yang membentuk lintasan kompetensi hasil belajar
yang bersifat kontinum
E. Asesmen Literasi Membaca Tingkat SD
1. Konsep Literasi Membaca
Literasi membaca termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi dalam Asesmen
Kompetensi Minimum. Sebelum membahas lebih jauh mengenai asesmen Literasi membaca dalam AKM, Bapak
dan Ibu perlu meninjau kembali apa yang dimaksud dengan literasi membaca dan menulis.
Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri,
mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk
mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.
Literasi membaca dan menulis, tidak seperti sebutannya, mencakup kemampuan yang lebih dari sekedar mampu
mengeja kalimat dan menuliskannya. Literasi membaca dan menulis, perlu dikembangkan untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih bermakna terkait berbagai cakupan dan konteks kehidupan. Di dalam lingkungan satuan
pendidikan, kompetensi literasi yang terus berkembang memungkinkan siswa untuk dapat menggunakannya dalam
berbagai mata pelajaran.
Selanjutnya Bapak dan Ibu dapat melanjutkan ke aktivitas berikutnya untuk mengenali bagaimana Asesmen
Kompetensi Minimum literasi membaca diterapkan. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
Pada topik ini, Bapak dan Ibu guru akan mempelajari lebih jauh mengenai Asesmen Literasi Membaca yang
berlaku untuk Asesmen Kompetensi Minimum yang akan diberikan pada siswa. Dalam penilaiannya asesmen
literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan
pada beberapa tingkat proses kognitif.
Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam dua
kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi. Kemudian, tingkat proses kognitif menunjukkan proses berpikir yang
dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Pada Literasi Membaca, level tersebut
adalah menemukan informasi, interpretasi dan integrasi serta evaluasi dan refleksi. Sedangkan konteks
menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi
tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik.
Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi membaca silakan cek infografis
berikut:
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
3. Menganalisis Tahap Asesmen Literasi
Membaca Tingkat SD
Selanjutnya Bapak dan Ibu akan berlatih menganalisis tahap asesmen pada tingkat SD.
Pada tingkat SD terdapat 3 level pembelajaran, mari kita pelajari setiap level pembelajaran yang ada pada tingkat
SD.
Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 1 dan 2, siswa akan menemukan informasi dengan cara mengakses dan
mencari informasi dalam teks. Selain itu siswa akan memahami teks secara literal, kemudian menyusun inferensi,
membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks jamak. Siswa juga akan mengevaluasi dan merefleksi
dengan menilai format penyajian dalam teks. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap
melalui link
Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 1 Literasi Membaca Teks Informasi
Pada level pembelajaran 2 untuk kelas 3 dan 4, sama seperti level pembelajaran 1 siswa juga akan belajar sesuai
tingkat kognitif pada literasi membaca hanya saja siswa pada kelas 3 dan 4 akan menggunakan konten yang sesuai
dengan jenjangnya. Siswa akan mengevaluasi menilai format penyajian dalam teks, selain itu siswa juga merefleksi
isi wacana untuk pengambilan keputusan, menetapkan pilihan, dan mengaitkan isi teks terhadap pengalaman
pribadi. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level Pembelajaran 2
Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 2 Literasi Membaca Teks Informasi
Pada level pembelajaran 3 untuk kelas 5 dan 6, sama seperti level pembelajaran 2 siswa juga akan belajar sesuai
tingkat kognitif pada literasi membaca hanya saja siswa pada kelas 5 dan 6 akan menggunakan konten yang sesuai
dengan jenjangnya. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link Level
Pembelajaran 3 Literasi Membaca Teks Fiksi dan Level Pembelajaran 3 Literasi Membaca Teks Informasi
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
4. Contoh Butir Soal Asesmen Literasi Membaca
Tingkat SD
Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen literasi membaca pada tingkat
SD. Pada topik ini, Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir asesmen literasi membaca teks fiksi dan
juga teks informasi tingkat SD.
Berikut ini merupakan salah satu contoh teks fiksi untuk pembelajaran level 1 kelas 1 dan 2:
Mereka pergi ke lapangan yang terdapat banyak capung.
Mula mula mereka belum berhasil menangkap capung.
Namun tiba-tiba Sukma berteriak, “Hai, lihat! Ada sarang laba-laba! Yuk, kuta gunakan untuk menangkp capung!”
Sukma dan Trisna membuat sarang laba-laba untuk menangkap capung.
“Hup! Kita harus melompatnya agar bisa menangkapnya.”
“Lari… Lompat…”
Mereka berhasil menangkap capung dengan sarang laba-laba itu.
Melalui teks tersebut, Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi yang dilatihkan. Kompetensi apa saja
yang diukur menggunakan teks fiksi untuk level ini?
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Contoh soalnya:
A Kupu-kupu
B Capung
C Belalang
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
2. Mengidentifikasi kejadian yang dihadapi tokoh cerita pada teks sastra sesuai jenjangnya
Contoh soalnya:
Sukma dan Trisna mendapat tugas sains dari Ibu Guru untuk mengamati serangga.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
3. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh pada teks sastra sesuai jenjangnya
Contoh soalnya:
Bagaimana perasaan Sukma dan Trisna setelah menyelesaikan tugas dari Bu guru?
Ketik jawabanmu!
Gembira
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
4. Membandingkan hal-hal utama dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya
Contoh soalnya:
Klik pada pilihan jawaban yang tepat!
Apa kegiatan Sukma dan Trisna sebelum pergi ke lapangan untuk mencari serangga?
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
5. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai
jenjangnya
Contoh soalnya:
Perhatikan Gambar!
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Pada gambar nomor berapa Sukma dan Trisna berhasil menangkap capung?
A Gambar nomor 1.
B Gambar nomor 2.
C Gambar nomor 3.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
Anda dapat melihat salah satu contoh teks informasi untuk pembelajaran level 1 kelas 1 dan 2.
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Namanya Arini
B Di seberang masjid
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
2. Mengidentifikasi topik atau fokus pembahasan pada teks informasi yang sesuai jenjangnya.
Menurut kamu, mana judul yang paling cocok untuk tulisan itu?
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut:
Ketik jawabanmu!
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 3 level 1
Dari teks tersebut, Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan teks informasi untuk level ini?
4. Membandingkan hal-hal utama dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Ini adalah salah satu contoh akibat mencairnya es di Kutub Selatan terhadap kehidupan beruang kutub.
Penebangan pohon
Penangkapan ikan
Polusi udara
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 4 level 1
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan teks fiksi untuk level ini?
5. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai sesuai
jenjangnya.
B Tidak tepat. Kita tidak boleh memberi makan hewan di kebun binatang.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 5 level 1
Anda dapat melihat salah satu contoh teks fiksi untuk pembelajaran level 2 kelas 3 dan 4.
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks fiksi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Pasukan biru adalah sekelompok ibu yang kerja bakti memeriksa dan membersihkan lingkungan agar tidak ada sarang
nyamuk.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 1 level 2
2. Mengidentifikasi dan menjelaskan permasalahan yang dihadapi tokoh cerita pada teks sastra sesuai jenjangnya.
Apa yang terjadi jika ada jentik dalam bak mandi rumah Nuha? Kamu dapat memilih lebih dari satu jawaban.
Pernyataan
Nuha dan keluarga akan terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh nyamuk.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 2 level 2
3. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain berdasarkan informasi rinci di dalam teks
sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Bagaimana perasaan Nuha saat Mbak Nurul mengacungkan jari jempolnya setelah memeriksa kamar mandi di
rumah Nuha?
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 3 level 2
4. Menyusun inferensi (kesimpulan) terkait isi teks untuk menentukan apakah suatu komentar/ pertanyaan/
pernyataan relevan dengan isi teks pada teks sastra atau teks informasi.
Mbak Nurul dan pasukan biru mengecek kebersihan kamar mandi rumah warga.
A Benar
B Salah
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 4 level 2
5. Membandingkan hal-hal utama dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Berdasarkan wacana tersebut, apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah nyamuk bersarang di suatu tempat
atau di rumahmu? Kamu bisa memilih lebih dari satu jawaban.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 5 level 2
6. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai sesuai
jenjangnya.
Ilustrasi puisi di atas menggambarkan isi puisi “Siti dan Udin di Jalan”.
Setuju, karena gambar tersebut menunjukkan dua orang anak yang sedang memainkan alat musik di jalan dengan wajah
riang sehingga sesuai dengan teks puisi.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 6 level 2
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan teks fiksi untuk level ini?
7. Mengaitkan isi teks sastra atau teks informasi dengan pengalaman pribadi sesuai jenjangnya.
Mengapa bermain di lapangan lebih seru daripada bermain gim dalam telepon seluler?
bertemu dengan banyak teman atau bisa bermain berbagai macam permainan
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 7 level 2
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 1 level 2
2. Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.
Cara yang dapat kita lakukan agar bisa tidur dengan nyenyak adalah .…
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 2 level 2
3. Menyimpulkan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep berdasarkan informasi rinci di dalam teks informasi
yang sesuai jenjangnya.
Andi adalah seorang anak kelas 5 SD. Menurut artikel di atas, berapa lama waktu tidur yang diperlukan Andi setiap
harinya? Mengapa?
Andi perlu tidur selama 9–11 jam karena usia Andi adalah usia anak sekolah.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 3 level 2
4. Membandingkan hal-hal utama dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Cermati pernyataan-pernyataan berikut! Kemudian, klik pada kolom Benar jika sesuai dengan isi bacaan, dan klik
pada kolom Salah jika tidak sesuai dengan isi bacaan tersebut!
Kuda laut memiliki bentuk kepala seperti kuda dan moncong yang pipih.
Semua kuda laut memiliki ukuran tubuh yang sama, yaitu sepanjang 35 cm.
Kuda laut betina dan kuda laut jantan membawa telur-telur mereka kemana saja mereka pergi.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 4 level 2
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan teks informasi untuk level ini?
5. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai sesuai
jenjangnya.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 5 level 2
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan teks infromasi untuk level ini?
6. Mengaitkan isi teks sastra atau teks informasi dengan pengalaman pribadi sesuai jenjangnya.
Jawaban Ya Kemungkinan Alasan:- Karena mudah dipelihara.- Karena makanannya mudah ditemukan.- Karena tidak sulit
untuk merawatnya.Bukti Kalimat:Selain madu dan nektar ada makanan alternatif yang bisa diberikan ke burung kolibri yaitu
ulat dan kroto (telur semut). Kental manis merek apa saja juga bisa dijadikan sebagai multivitamin tambahan untuk burung
kolibri. Jawaban Tidak Kemungkinan Alasan:- Karena kolibri bertubuh kecil sehingga akan ringkih.
– Karena burung kolibri sebagian besar hidup di Amerika.Bukti Kalimat:Kolibri adalah burung terkecil di dunia dan berwarna
cerah yang sebagian besar hidup di Amerika Utara dan Amerika Selatan. Beratnya 6 gram dan panjangnya 6,35 cm.Jawaban
Tidak Kemungkinan alasan:- Karena kalau dipelihara kolibri tidak akan hidup dengan bebas.
– Karena burung kolibri sangat kecil dan harus selalu terbang jadi tidak mungkin tinggal di dalam sangkar.Bukti Kalimat:Kaki-
kaki kolibri amat kecil sehingga ia tidak dapat berjalan atau melompat. Ia harus terbang untuk bepergian ke mana
pun. Pedoman Jawaban: Skor 2: Siswa menjawab “Ya” atau “Tidak” dengan alasan yang mendukung jawaban disertai bukti
kalimat yang tepat.Skor 1: Siswa menjawab “Ya” atau “Tidak” dengan alasan yang kurang tepat, tetapi menyertakan bukti
kalimat yang tepat. Atau siswa menjawab “Ya” atau “Tidak” dengan alasan yang tepat, tetapi tidak menyertakan bukti
kalimat yang tepat.Skor 0: Siswa hanya menjawab “Ya” atau “Tidak” dengan alasan dan bukti kalimat yang tidak tepat. Atau
siswa hanya menjawab “Ya” atau “Tidak” tanpa alasan dan bukti kalimat. Catatan: Untuk bukti kalimat masing-masing ada
2, siswa menyertakan salah 1 saja tidak masalah.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 6 level 2
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan teks fiksi untuk level ini?
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks fiksii yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 1 level 3
Pilihlah setiap kalimat yang menyatakan latar tempat dalam wacana tersebut.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 2 level 3
3. Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain, berdasarkan informasi rinci di dalam teks
sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
D Terjadi badai besar yang membuat lautan menjadi gelap dan Pishi kehilangan arah.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 3 level 3
4. Menyusun inferensi (kesimpulan) berdasarkan unsur-unsur pendukung di dalam teks sastra atau teks informasi
sesuai jenjangnya.
Ikan-ikan kecil membersihkan tubuh ikan pari sehingga ikan-ikan kecil menjadi kenyang dan ikan pari menjadi bersih
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 4 level 3
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan teks fiksi untuk level ini?
5. Membandingkan hal-hal utama dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 5 level 3
6. Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra atau teks informasi terhadap pengetahuan yang
dimilikinya yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Jika kamu membaca puisi tersebut, sikap apa yang dapat ditiru dari tokoh dalam puisi tersebut?
Kerja keras.
Hemat.
Rajin.
Santai
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 6 level 3
1. Menemukan informasi tersurat pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Pilihlah pernyataan Benar atau Salah yang sesuai dengan isi bacaan!
Bekantan betina memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan bekantan jantan.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 1 level 3
2. Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 2 level 3
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan teks informasi untuk level ini?
3. Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep di dalam teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
Bermahir
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 3 level 3
4. Membandingkan hal-hal utama dalam teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Awalnya Abdul Aziz menangkap dan menjual ikan-ikan hias, seperti nelayan lainnya.
Abdul Azis menjual terumbu karang kepada para pengepul karena menghasilkan banyak uang.
Semula pengelola objek wisata Watudodol menyerahkan penyelamatan terumbu karang kepada Abdul Aziz.
Ikan hias tampak indah berenang di objek wisata Watudodol berkat usaha Abdul Aziz dan teman-temannya.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 4 level 3
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan poster untuk level ini?
5. Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai sesuai
jenjangnya.
1 – Jika siswa menjawab terkait “hemat air” (misal, “kita harus menghemat air untuk menjaga bumi”).
0 – Jika siswa menjawab salah atau tidak relevan
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 5 level 3
Dari teks tersebut Bapak dan Ibu dapat mengukur beberapa kompetensi. Kompetensi apa saja yang diukur
menggunakan teks informasi untuk level ini?
6. Merefleksi pengetahuan baru yang diperoleh dari teks sastra atau teks informasi terhadap pengetahuan yang
dimilikinya yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Masyarakat di Tanah Datar terus melestarikan tradisi Pacu Jawi sejak ratusan tahun silam. Jika kamu adalah
masyarakat Tanah Datar, mengapa kamu harus melestarikan tradisi tersebut?
Pedoman penskoran:-Menjawab dengan kata-kata kunci berikut: Hiburan bagi masyarakat setempat, menjadi daya tarik
turis, meningkatkan harga jual sapi, meningkatkan perekonomian peternak, atau jawaban lain yang relevan (nilai 1)
-menjawab tidak relevan (nilai 0)
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 6 level 3
5. Latihan Membuat Soal Asesmen Literasi
Tingkat SD
Dari penjelasan pada aktivitas-aktivitas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa butir-butir soal asesmen literasi
AKM melibatkan proses penalaran yang tidak dapat dipersiapkan melalui program bimbingan belajar intensif yang
berfokus pada latihan-latihan soal saja. Proses penalaran siswa justru perlu lebih banyak dikembangkan dan
dipupuk melalui strategi pembelajaran di kelas.
Anda telah mengenali level-level perkembangan kompetensi siswa SD. Pada aktivitas ini, Bapak dan Ibu akan
berlatih membuat butir soal literasi yang akan membantu siswa Anda untuk berlatih menggunakan kompetensi
literasi untuk bernalar dalam pembelajaran di kelas. Bagaimana langkahnya? Mari kita berlatih.
1. Pertama, pahami kompetensi literasi membaca siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda dapat memilih teks
yang sesuai. Misalnya, dari ketiga teks berikut ini manakah yang paling sesuai dengan level yang anda
ampu, Apakah teks 1, teks 2 atau teks 3? Jelaskan.
2. Kedua, setelah memilih teks bacaan sesuai dengan level kompetensi siswa yang Anda ampu, pilihlah salah
satu kompetensi yang ingin Anda kembangkan dan evaluasi.
3. Ketiga, dari kompetensi literasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal dengan bentuk yang berbeda-beda
berdasarkan teks yang Anda pilih tadi.
Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan materi semata, memberikan
kesempatan pada siswa untuk terus mengembangkan kemampuan dasar literasinya dalam penalaran. Kompetensi
literasi sendiri tidak dapat berkembang dengan baik dengan hanya melalui latihan soal. Namun diperlukan strategi
pembelajaran yang lebih berbasis kompetensi.
Nah, sekarang Bapak dan Ibu dapat mengunggah contoh soal yang telah dibuat pada kuis berikut ini.
Soal:
1. Melompat berguna untuk melatih kekuatan otot ....
2. Apa yang harus dilakukan saat melompat agar lompatan tinggi maka kita harus....
3. Mengayun adalah termasuk gerak ....
F. Asesmen Numerasi Tingkat SD
1. Konsep Numerasi
Numerasi termasuk dalam kompetensi yang paling mendasar yang ingin dievaluasi dalam Asesmen Kompetensi
Minimum. Sebelum membahas lebih jauh mengenai asesmen numerasi dalam AKM, Bapak dan Ibu perlu
meninjau kembali apa yang dimaksud dengan numerasi.
Numerasi merupakan suatu kompetensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan disposisi yang
dibutuhkan siswa untuk menggunakan matematika dalam cakupan dan situasi yang lebih luas. Numerasi menuntut
siswa untuk mengenali dan memahami peran matematika di dunia, memiliki disposisi dan kapasitas untuk
menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematika untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata.
Secara umum kompetensi numerasi ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bernalar, mengambil keputusan
yang tepat, dan memecahkan masalah. Kemampuan ini dalam penerapannya terkait dengan mata pelajaran lain
yang siswa pelajari.
Untuk lebih jelas mempelajari bagaimana kompetensi numerasi dievaluasi dalam asesmen kompetensi minimum,
Anda dapat melanjutkan pada aktivitas selanjutnya.
Pada Numerasi, konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu: Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Data dan
Ketidakpastian, serta Aljabar. Kemudian, tingkat proses kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau
diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Pada Numerasi, ketiga level tersebut adalah pemahaman,
penerapan, dan penalaran. Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang
digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik.
Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi membaca silakan cek infografis
berikut:
3. Menganalisis Tahap Asesmen Numerasi
Tingkat SD
Selanjutnya, Bapak dan Ibu akan berlatih menganalisis tahap asesmen pada tingkat SD.
Pada jenjang SD/MI terdapat 3 level pembelajaran. Pada level 1 terdapat 3 konten yang dipelajari yakni, bilangan,
geometri dan pengukuran serta aljabar. Sedangkan pada level 2-3 terdapat 4 konten yakni, bilangan, geometri dan
pengukuran, aljabar, dan data dan ketidak pastian.
Pada level pembelajaran 1 untuk kelas 2, siswa akan belajar merepresentasi, mengurutkan dan operasi penjumlahan
dan pengurangan bilangan. Siswa akan mengenal bangun geometri dan pengukurannya. Selain itu siswa juga akan
mempelajari persamaan dan pertidaksamaan bilangan serta relasi dan fungsi bilangan. Bapak dan Ibu juga dapat
melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link berikut.
Pada level pembelajaran 2 untuk kelas 4, siswa akan belajar merepresentasi, mengurutkan dan operasi
penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian dengan bilangan bulat ataupun desimal. Siswa akan mengenal
bangun geometri dan pengukurannya. Selain itu siswa juga akan mempelajari persamaan dan pertidaksamaan
bilangan, relasi dan fungsi bilangan, juga rasio dan proporsi. Pada level ini siswa juga akan mempelajari data
dengan representasinya serta ketidakpastian dan peluang. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih
lengkap melalui link berikut.
Pada level pembelajaran 3 untuk kelas 6, siswa akan belajar merepresentasi, mengurutkan dan operasi
penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian dengan bilangan bulat ataupun desimal. Siswa akan mengenal
bangun geometri dan pengukurannya. Selain itu siswa juga akan mempelajari persamaan dan pertidaksamaan
bilangan, relasi dan fungsi bilangan, juga rasio dan proporsi. Pada level ini siswa juga akan mempelajari data
dengan representasinya. Bapak dan Ibu juga dapat melihat penjelasan yang lebih lengkap melalui link berikut.
Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah belajar menganalisis tahap asesmen numerasi pada tingkat SD.
Pada topik ini, Bapak dan Ibu akan mengenal contoh-contoh butir asesmen numerasi tingkat SD.
Desi ingin mengambil beberapa kartu bilangan yang nilai angka satuannya lebih kecil dari 5. Kartu-kartu apa saja
yang dapat diambil oleh Desi?
Pembahasan:
B dan C, Bilangan pada digit satuan di gambar trapesium merah adalah 4 dan bilangan pada digit satuan di
gambar jajargenjang ungu adalah 1. Keduanya lebih kecil daripada 5.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 1 level 1
Jika Andi mendapatkan ⅓ bagian dari kue yang telah dipotong, pilihan yang menggambarkan kue bagian Andi
adalah…
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 2 level 1
3. Mengenal garis bilangan dan mengetahui posisi bilangan cacah pada garis bilangan.
No N a m a Nilai
1 Tika 89
2 Wira 90
3 Ady 91
4 Titin 87
5 Dian 88
Jika mereka diminta berdiri berurutan dengan nilai terbesar berada di depan, maka yang berdiri pada posisi:
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 3 level 1
Kartu bilangan tersebut bila diurutkan dari bilangan yang terkecil hingga terbesar adalah….
B
C
Pembahasan: A, urutan bilangan dari terkecil hingga terbesar adalah 107, 245, 254, 335, dan 371
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 4 level 1
5. Menghitung hasil penjumlahan/ pengurangan dua bilangan cacah (maks. tiga angka).
Jawab:
308. 473 + X = 781. Berarti X = 781 – 473 = 308.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 5 level 1
6. Menentukan beberapa (maks. 5) kelipatan suatu bilangan cacah n dengan n < 10.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 7 level 1
Benda yang ditunjuk oleh tanda panah pada gambar tersebut berbentuk
Jawab: Kubus
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 8 level 1
9. Mengenal satuan baku untuk panjang (cm, m), berat (gr, kg), waktu (detik, menit, jam) dan volume
(liter).
Berapa kilometer jarak dari Bank Swadaya ke pasar Gede?
A 0,25 km
B 2,5 km
C 25 km
D 250 km
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 9 level 1
Pada gambar terdapat permen jelly warna merah, hijau, kuning, dan putih.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 10 level 1
Bunga Aster
Bunga Tulip
Kemudian Ibu membuat 2 macam rangkaian bunga dari bunga-bunga itu dengan pola sebagai berikut.
Rangkaian 1
Rangkaian 2
Sifa ingin membuat rangkaian bunga yang sama dengan rangkaian 2 milik Ibu.
Ia akan menggunakan bunga matahari dan bunga mawar. Ia mempunyai 8 bunga matahari.
Apakah ia dapat membuat pola rangkaian bunga yang sama? Jika iya, Berapa banyaknya bunga mawar yang ia
perlukan?
Jawab: Iya, dapat. Ia butuh 8 bunga mawar untuk membuat rangkaian tersebut. Karena sudah ada 8 bunga
matahari dan pola rangkaian yang ingin dibuat membutuhkan jumlah bunga matahari dan mawar yang sama,
maka dibutuhkan 8 bunga mawar untuk melengkapi rangkaian tersebut.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 11 level 1
1. Memahami pecahan dan pecahan campuran positif dengan penyebut bilangan satu atau dua angka (misal
5/12, 2⅗).
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 1 level 2
Budi memegang angka 61%, Dinda memegang angka 0.7, Ade memegang angka 0.68 dan Yuda memegang angka
59. Mereka disuruh berbaris sesuai urutan bilangan yang mereka pegang. Urutan mulai dari yang terkecil berdiri
paling depan adalah ….
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 2 level 2
Andi mendapat kue bagian dan Susi mendapat bagian dari kue yang sama.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 3 level 2
Berapa nilai A yang harus kamu ganti supaya hasil penjumlahan tersebut bilangan 6 angka?
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 4 level 2
Jawab: 31 Maret 2020, KPK dari 15 dan 30 adalah 30. Jadi 30 hari setelah 1 maret 2020 jatuh pada tanggal 31
maret 2020.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 5 level 2
6. Menghitung luas persegi panjang bila diketahui panjang dan lebarnya, dan menghitung panjang atau
lebar bila diketahui luas dan salah satu sisinya.
Gambar berikut adalah kolam renang yang permukaannya berbentuk persegi panjang dan dalamnya 1 meter. Di
sekeliling kolam renang bagian luar akan dibuat jalan dengan lebar 1 meter, dan akan dipasang keramik. Ukuran
lebar kolam renang itu setengah dari ukuran panjangnya.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 6 level 2
Indah mempunyai celengan berbentuk prisma segilima. Banyak rusuk pada celengan Indah adalah ….
A6
B7
C 10
D 15
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 7 level 2
8. Mengenal dan menggunakan satuan luas (cm2, m2) dan volume (cm3, m3).
Jawab: 14 Gelas
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 8 level 2
A Rp3.000,00
B Rp6.000,00
C Rp9.000,00
D Rp15.000,00
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 9 level 2
A 11 butir
B 15 butir
C 21 butir
D 36 butir
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 10 level 2
11. Memahami cara penyajian data sederhana (menggunakan turus dan diagram gambar).
A 17 orang
B 9 orang
C 8 orang
D 5 orang
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 11 level 2
Setelah papan tersebut diputar, pada saat berhenti papan warna apa yang lebih mungkin ditunjuk oleh jarum?
Jelaskan jawabanmu!
Jawab: Merah, papan dibagi menjadi 8 bagian yang sama. Bagian berwarna merah ada 3, paling banyak
dibandingkan warna-warna lainnya. Sehingga peluang jarum berhenti di papan berwarna merah adalah yang
paling besar.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 12 level 2.
Sekarang di Belanda sedang musim dingin dengan suhu 10º C. Setelah turun salju, suhunya turun 17 derajat.
B -10° C
C -17° C
D -27° C
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 1 level 3.
2. Menyatakan bilangan desimal dengan dua angka di belakang koma dan persentase dalam bentuk
pecahan, atau sebaliknya.
Pada label kemasan minuman di atas, dalam 100 mL terdiri dari ….. sari buah apel.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 2 level 3.
3. Mengetahui posisi bilangan desimal dengan dua angka di belakang koma pada garis bilangan serta posisi
bilangan bulat termasuk bilangan bulat negatif
Tabel berikut adalah data daya tampung dan jumlah peminat beberapa jurusan di Perguruan Tinggi A selama tiga
tahun terakhir.
Daya tampung dan jumlah peminat berpengaruh dengan tingkat keketatan program studi. Persentase tingkat
keketatan program studi dapat dihitung menggunakan rumus „daya tampung‟ dibagi „jumlah peminat‟ dikali
seratus persen. Semakin kecil persentasenya maka semakin besar tingkat keketatannya.
Pada tahun 2017, program studi manakah yang memiliki keketatan tertinggi?
Jawab: program studi komputer
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 3 level 3.
Urutan anak yang memegang kertas bilangan mulai dari yang terkecil berdiri paling depan adalah ….
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 4 level 3
5. Menghitung hasil pengoperasian pecahan atau bilangan desimal, termasuk menghitung kuadrat dan
kubik dari suatu bilangan desimal dengan satu angka di belakang koma serta operasi bilangan bulat
termasuk bilangan bulat negatif.
Pak Darmo berjualan bubur ayam setiap hari Senin – Jumat dengan modal Rp400.000,00 per hari. Satu porsi bubur
ayam dijual Rp10.000,00 dan air mineral Rp4.000,00 per botol. Pada hari Senin sampai dengan hari Kamis 10%
keuntungan Pak Darmo disumbangkan untuk Panti Asuhan Maju Bersama, sedangkan pada hari Jumat seluruh
keuntungan disumbangkan untuk panti asuhan tersebut.
Berikut adalah data penjualan yang dicatat oleh Pak Darmo selama satu minggu:
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 5 level 3
A 15 m2
B 40 m2
C 55 m2
D 64 m2
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 6 level 3
Di antara pernyataan di atas, yang merupakan pernyataan benar untuk bangun limas segi lima adalah ….
A (i)
B (ii)
C (iii)
D (iv)
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 7 level 3
8. Mengenal dan menggunakan satuan kecepatan dan debit.
Terdapat satu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak. Jika setiap anggota keluarga memerlukan 2 liter
air per hari untuk minum.
Setara berapa menitkah air keran yang menyala untuk keperluan minum satu keluarga tersebut?
Jawab: 1,33 menit
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 8 level 3
Di kota A terdapat dua perusahaan pengiriman barang yang letaknya bersebelahan, yaitu “Cepat Kirim” dan
“Lancar Jaya”. Kedua perusahaan memiliki tarif yang berbeda. Berikut tabel tarif pengiriman barang setiap
perusahaan dari kota A.
Defi yang tinggal di kota A ingin mengirim barang seberat 12 kg ke kota D. Ia membawa uang Rp50.000,00.
Berapa kembalian terbanyak yang akan ia terima?
Jawab: Rp 10.000,00.
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 9 level 3
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 10 level 3
Diketahui skala peta di atas adalah 1 : 1.250.000. Jika jarak antara kota Gresik dan kota Malang pada peta 8 cm,
maka jarak sebenarnya kedua kota tersebut adalah ….
A 10 km
B 50 km
C 100 km
D 150 km
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 11 level 3
12. Membaca data yang disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang, dan diagram lingkaran
Diagram lingkaran berikut adalah data kegemaran olahraga siswa kelas VI.
Berapa persenkah siswa yang gemar bulutangkis?
A 50%
B 25%
C 17%
D 8%
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan berikut Contoh-contoh butir
soal kompetensi 12 level 3
5. Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi
Tingkat SD
Dari penjelasan pada aktivitas-aktivitas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa butir-butir soal asesmen numerasi
AKM melibatkan proses penalaran yang tidak dapat dipersiapkan melalui program bimbingan belajar intensif yang
berfokus pada latihan-latihan soal saja. Proses penalaran siswa justru perlu lebih banyak dikembangkan dan
dipupuk melalui strategi pembelajaran di kelas.
Anda telah mengenali level-level perkembangan kompetensi numerasi siswa SD. Pada aktivitas ini, Bapak dan Ibu
akan berlatih membuat butir soal numerasi yang akan membantu siswa Anda untuk berlatih menggunakan
kompetensi numerasi untuk bernalar dalam pembelajaran di kelas. Bagaimana langkahnya? Mari kita berlatih.
1. Pertama, pahami kompetensi numerasi siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda dapat memilih kasus yang
sesuai. Misalnya, dari kedua gambar berikut ini manakah yang paling sesuai dengan level yang anda ampu,
Apakah gambar 1, atau gambar 2? Jelaskan.
2. Kedua, setelah memilih kasus sesuai dengan level kompetensi siswa yang Anda ampu, pilihlah salah satu
kompetensi yang ingin Anda kembangkan dan evaluasi.
3. Ketiga, dari kompetensi numerasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal dengan bentuk yang berbeda-beda
berdasarkan gambar yang Anda pilih tadi.
Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan materi semata, memberikan
kesempatan pada siswa untuk terus mengembangkan kemampuan dasar numerasinya dalam penalaran.
6. Perayaan Belajar dan Refleksi Topik 4:
Asesmen Numerasi
Selamat! Anda telah menyelesaikan Latihan Membuat Soal Asesmen Numerasi Jenjang Pendidikan Dasar. Itu
artinya, Anda telah mempelajari seluruh materi pada topik Butir Soal Asesmen Numerasi pada jenjang Pendidikan
Dasar. Anda mendapatkan lencana yang ke-4. Terima kasih! Anda telah berkomitmen menyelesaikan topik ini
hingga selesai. Setelah ini, Anda dapat melanjutkan proses belajar ke topik berikutnya, Tindak Lanjut Asesmen
Hasil Asesmen Kompetensi Minimum.
Sebelum melanjutkan ke topik berikutnya, mari merefleksikan apa yang telah Anda pelajari.
G. Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen
Kompetensi Minimum
1. Mengidentifikasi 4 Kategori Tingkat
Penguasaan Kompetensi
Anda telah sampai pada topik yang terakhir dari Bimtek Guru Belajar Seri Asesmen Kompetensi Minimum. Pada
topik-topik sebelumnya Anda telah memahami mengenai konsep Asesmen Nasional, teknis pelaksanaannya, AKM
sebagai bagian dari AN, serta memahami contoh-contoh butir soal AKM literasi membaca dan numerasi. Sekarang
Anda akan menggali pemahaman mengenai apa yang terjadi setelah Asesmen Kompetensi Minimum dilaksanakan.
Tahap lanjutan setelah pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum adalah tahap Pelaporan hasil asesmen. Sesuai
dengan tujuannya, Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat
kompetensi dasar siswa, berupa kompetensi literasi membaca dan numerasi.
Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan dapat melihat tingkat penguasaan kompetensi
siswanya. Penguasaan kompetensi literasi membaca dan numerasi siswa dikategorikan dalam 4 tingkatan. Untuk
lebih memahami penjelasan kompetensi pada setiap kategori, Anda dapat membaca infografik berikut ini:
Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun strategi
pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat kompetensi siswa. Dengan demikian “Teaching at
the right level” dapat diterapkan. Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian siswa akan
memudahkan siswa menguasai konsep, keterampilan dan konten yang diharapkan pada suatu mata pelajaran. Anda
dapat membaca informasi selengkapnya pada tautan berikut ini: AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik, misalnya mampu melakukan
tugas atau pekerjaan secara efektif. Kompetensi juga mencakup pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan soal, atau bahkan keterampilan yang jauh lebih besar dan lebih beragam. Misalnya
memimpin organisasi.
Pada pembelajaran berbasis kompetensi, siswa diharapkan mampu mendemonstrasikan pengetahuan, penguasaan
konsep, dan keterampilan dalam dan sebagai proses pembelajaran. Karakteristik utama dari pembelajaran berbasis
kompetensi adalah fokusnya pada tingkat penguasaan. Dalam sistem pembelajaran berbasis kompetensi, siswa
melakukan pembelajaran sesuai dengan tahapan penguasaan kompetensinya hingga tuntas sebelum akhirnya
mampu melanjutkan pada tahap penguasaan kompetensi berikutnya. Sebagai sebuah proses, pembelajaran berbasis
kompetensi ini membutuhkan waktu sehingga sedikit demi sedikit siswa menunjukan penguasaan pengetahuan,
konsep dan keterampilan untuk memecahkan masalah. Termasuk menunjukan karakter yang ingin dicapai. Bukan
sekedar menguasai konten materi pembelajaran semata.
Kekuatan pembelajaran berbasis kompetensi terletak pada fleksibilitasnya karena siswa dapat bergerak dengan
kecepatan belajar mereka sendiri. Ini mendukung siswa dengan latar belakang pengetahuan yang beragam, tingkat
literasi yang berbeda dan bakat terkait lainnya. Tantangan pembelajaran berbasis kompetensi bagi guru antara lain
adalah, kemampuan untuk mengidentifikasi tahapan kompetensi dasar siswa termasuk literasi dan numerasi.
Namun laporan hasil AKM dapat membantu memetakan tahapan kompetensi siswa.
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
3. Analisis Kategori Penguasaan Kompetensi
untuk Tindak Lanjut Pembelajaran
Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi setiap usaha dan proses
yang dilakukan siswa untuk mencapai level yang lebih tinggi, tentu akan menunjukan peningkatan kinerja siswa.
Dimana siswa menjadi lebih fasih dan terampil. Kefasihan mengacu pada kelancaran mereka dalam melakukan
pekerjaannya. Siswa menjadi lebih yakin pada kemampuannya jika siswa dapat naik ke level penguasaan yang
lebih tinggi. Keterampilan mengacu pada kemampuan untuk beradaptasi dan bereaksi terhadap situasi baru untuk
“bergerak dengan cepat” berdasarkan informasi baru.
Setiap kategori tingkat penguasaan kompetensi, sebagaimana telah dibahas pada aktivitas sebelumnya, tentu
memiliki kebutuhan dan pendekatan tersendiri. Sebelum menentukan tindak lanjut yang tepat, Guru perlu
menganalisis setiap kategori kompetensi siswanya.
Pada infografik berikut ini, disajikan contoh analisis tingkat kompetensi berdasarkan kebutuhan, pendekatan,
struktur pembelajaran. Penjelasan ini diadaptasi dari penjelasan tahapan penguasaan Marc Rosenberg (2012).
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
4. Merekomendasikan Strategi Pembelajaran
Berdasarkan Hasil Laporan Asesmen
Kompetensi Minimum
Dengan penjelasan dan ilustrasi yang diberikan diharapkan guru dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya
dapat memperoleh gambaran AKM secara komprehensif. Seperti telah disampaikan dan ditunjukkan, meskipun
AKM tidak mengukur secara spesifik capaian belajar pada mata pelajaran, namun pelaporan hasil AKM dapat
dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran. Tentunya dengan didasarkan
pada analisis hasil laporan Asesmen Kompetensi Minimum.
Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh mata pelajaran IPS berikut ini.
Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi: menjelaskan definisi, fungsi, manfaat dan beragam contoh
baik. Guru diharapkan menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi murid. Misalnya:
1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan, murid hanya mampu membuat
interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup bertumpu pada materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan
belajar lain secara audio, visual dan pendampingan khusus.
2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak memahami secara utuh isi topik
koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk
pemahaman yang utuh.
3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai koperasi, namun belum mampu
merefleksi. Murid dapat diberi pembelajaran identifikasi kondisi lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan
manfaat koperasi.
4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan koperasi dari teks yang diberikan
oleh guru. Guru dapat melakukan pembelajaran berupa menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi.
Untuk melihat contoh-contoh ragam strategi pembelajaran berdasarkan kategori tingkat penguasaan kompetensi,
Anda dapat membaca lebih jauh pada tautan berikut ini AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
Pada aktivitas sebelumnya, Bapak dan Ibu telah memahami bahwa laporan hasil Asesmen Nasional
mengidentifikasi tingkat kompetensi literasi dan numerasi siswa dalam sebuah satuan pendidikan ke dalam 4
kategori. Anda juga telah memahami bagaimana laporan hasil AKM dianalisis untuk menentukan tindak lanjut
dalam strategi pembelajaran yang lebih berbasis penguasaan kompetensi, bukan berfokus pada konten saja.
Contoh praktik baik berikut ini, akan memberikan gambaran pada Bapak dan Ibu bagaimana praktik pembelajaran
yang berbasis kompetensi. Selain itu contoh berikut ini juga memberikan gambaran bagaimana literasi dan
numerasi terintegrasi dalam pembelajaran mata pelajaran.
1. Modul Belajar Literasi dan Numerasi Jenjang SD. Klik di Modul Literasi dan Numerasi
2. Surat Kabar Guru Belajar Edisi Ke-21: Literasi untuk Belajar. Klik di http://bit.ly/skgurubelajar021
Silakan melanjutkan ke aktivitas berikutnya. Jangan lupa tandai selesai lalu lanjutkan.
6. Segitiga Belajar: Kurikulum, Asesmen dan
Pembelajaran
Apa sebenarnya peran asesmen dalam peningkatan kualitas pembelajaran murid? Apa keterkaitan antara asesmen,
kurikulum dan pembelajaran dalam menyediakan pengalaman belajar murid yang berkualitas?
Asesmen seringkali dipersepsikan sebagai upaya menentukan nilai murid. Tidak heran apabila banyak dari kita
yang berusaha keras melakukan upaya agar nilai murid kita setinggi mungkin. Nilai murid menjadi sasaran kinerja.
Padahal peran asesmen yang pertama dan utama bukan lah menentukan nilai murid.
Peran pertama dan utama asesmen harus dilihat sebagai bagian dari proses pembelajaran yang utuh. Kerangka yang
sering digunakan adalah segitiga belajar yang mengkaitkan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran. Segitiga
belajar membantu kita tidak melihat asesmen, kurikulum dan pembelajaran sebagai aspek yang berdiri sendiri.
Guru dan pemimpin sekolah dapat melakukan penyelarasan antar 3 aspek yang menentukan pengalaman belajar
murid.
Dalam segitiga belajar, maka makna masing-masing segi adalah sebagai berikut:
Kurikulum: Seperangkat kompetensi yang penting dikuasai murid dengan menggunakan cara belajar dan asesmen
tertentu. Pengembangan kurikulum, selain mengacu pada tantangan dunia nyata, hendaknya mengacu pada hasil
asesmen dan refleksi praktik pembelajaran.
Pembelajaran: Serangkaian aktivitas yang dirancang dan dilakukan di ruang kelas berdasarkan kompetensi awal
murid yang diketahui dari hasil asesmen dan untuk mencapai sasaran kompetensi yang ditetapkan dalam
kurikulum. Pembelajaran memadukan informasi dari asesmen dengan informasi dari kurikulum. Keseimbangan
antara paduan tersebut yang akan menghasilkan pembelajaran yang optimal.
Asesmen: Proses mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan sejumlah informasi yang terkait pencapaian
kondisi murid dan penguasaan suatu kompetensi tertentu. Asesmen diagnosis: asesmen di awal untuk merancang
strategi pembelajaran. Asesmen formatif: asesmen sepanjang proses belajar untuk melakukan perbaikan dan
penyesuaian pembelajaran. Asesmen sumatif: asesmen di akhir untuk menentukan level penguasaan kompetensi
oleh murid.
Pemahaman terhadap segitiga belajar akan membawa kita pada kebutuhan membaca laporan Asesmen Kompetensi
Minimum dan menggunakannya untuk perbaikan kualitas pembelajaran. Bagaimana cara membaca dan
menggunakannya? Pelajari topik modul berikutnya
7. Kuis Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen
Nasional
Bapak Ibu Guru telah menyelesaikan seluruh aktivitas pada topik Laporan dan Rekomendasi Hasil Asesmen
Nasional. Setelah mempelajari konsep Asesmen Nasional secara menyeluruh, Bapak Ibu Guru dapat mengukur
sejauh mana pemahaman dalam menguasai topik ini. Berikut terdapat beberapa pernyataan terkait laporan dan
rekomendasi hasil Asesmen Nasional. Pada setiap pernyataan tersebut, silakan Bapak Ibu menentukan apakah
pernyataan tersebut benar atau salah.
Jika Anda mendapat hasil yang kurang maksimal, Anda diberi kesempatan untuk mempelajari kembali materi
sebelumnya. Setelah itu, Anda dapat mengulang kembali kuis ini.
8. Perayaan Belajar dan Refleksi Topik 5: Tindak
Lanjut Laporan Hasil AKM
Selamat! Anda telah menyelesaikan kuis Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Komptensi Minimum. Itu artinya,
Anda telah mempelajari seluruh materi pada topik Tindak Lanjut Laporan Hasil Asesmen Komptensi
Minimum. Anda mendapatkan 5 lencana. Terima kasih! Anda telah berkomitmen menyelesaikan topik ini hingga
selesai. Setelah ini, Anda dapat melanjutkan ke Pengimbasan.
Sebelum melanjutkan ke topik berikutnya, mari merefleksikan apa yang telah Anda pelajari.
9. Refleksi Topik 5: Tindak Lanjut Laporan
Hasil AKM
Terima kasih Anda telah berkomitmen menyelesaikan seluruh topik dalam program Bimtek Guru Belajar Seri
Asesmen Kompetensi Minimum ini hingga selesai.
Ini adalah tahap akhir dari program, yaitu asesmen pasca program. Anda akan menjawab serangkaian soal yang
terdiri atas 30 soal pilihan ganda dan membandingkannya dengan hasil pencapaian Anda pada tahap asesmen pra
program. Jika pencapaian Anda masih dibawah 70%, Anda diberi kesempatan 2 (dua) kali untuk
mengulang kembali asesmen pasca program ini. Jika diperlukan, Anda juga dapat mengulangi kembali materi
dalam topik-topik bimtek, sesuai kebutuhan Anda.
Ingat, Anda hanya mempunyai dua (2) kali kesempatan untuk mengulang asesmen pasca. Apabila semua
kesempatan sudah diambil dan pencapaian Anda masih dibawah 70%, maka Anda akan dinyatakan tidak
lulus. Meski tidak lulus pada angkatan sekarang, Anda tetap dapat mengikuti ulang pada angkatan
berikutnya.