Anda di halaman 1dari 7

MENINGKATKAN KEIMANAN ANAK USIA DINI MELALUI METODE

PENGENALAN DAKWAH

Nur Hadiah
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare
e-mail: nhadiaharis@gmail.com

Abstract
One very necessary thing that must be obtained related to the education given from early
childhood is to teach da’wah to children from an early age, so that da’wah has become a habit as well as
a life guide for children as adults later. Da’wah can be seen as a good educational process and really
becomes a reference to Islamic values that have been applied as early as possible to children. If the
process can run well, a new generation will emerge with a strong commitment. To be able to introduce
da’wah to children from an early age requires that the name of extraordinary patience can understand
the condition of the child such us the growth process of his ability which is still in the formal pre-
operational stage, so that the method in its application is needed that is easily understood by children.
Method in introducing da’wah to children through telling stories, sing, poetry, and holiday.

Keywords: da’wah, early childhood, methods

Abstrak
Salah satu hal yang sangat diperlukan yang harus diperoleh terkait dengan pendidikan yang
diberikan sejak anak usia dini adalah mengajarkan dakwah pada anak sejak dini, sehingga dakwah telah
menjadi kebiasaan serta menjadi pedoman hidup anak ketika dewasa kelak. Dakwah dapat dilihat
sebagai proses pendidikan yang baik dan benar-benar menjadi acuan pada nilai-nilai islam yang telah
diterapkan sedini mungkin kepada anak-anak. Apabila proses dapat berjalan dengan baik, maka akan
muncul generasi baru yang memiliki komitmen yang begitu kuat. Untuk dapat memperkenalkan dakwah
pada anak sejak dini membutuhkan yang namanya kesabaran yang sangat luar biasa dapat memahami
kondisi anak seperti proses pertumbuhan kemampuannya yang masih dalam tahap pra operasional
formal, sehingga dibutuhkan metode dalam aplikasinya yang mudah dipahami oleh anak . Metode dalam
memperkenalkan dakwah kepada anak melalui bercerita, , menyanyi, puisi, dan liburan.

Kata Kunci : dakwah (propaganda), anak usia dini, metode

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Usia dini ialah masa gemilang (bright period) yang semata-mata berlangsung satu kali
didalam pertumbuhan aktivitas khalayak. Masa ini juga merupakan masa yang sangat kritis
dalam perkembangan anak. Jika pada masa ini anak kurang mendapat perhatian dalam beberapa
aspek pendidikan, perawatan, pembimbingan serta penyajian kenyamanaan dan kebutuhan dalam
gizinya dicemaskan anak tidak bisa berkembang dan tumbuh sebagai optimal.
Salah satu bagian penting yang harus didapatkan ialah perhatian terkait dengan
pendidikan yang diberikan sejak usia dini adalah bagaimana mengajarkan dakwah pada anak
sejak dini, sehingga dakwah akan menjadi kebiasaan dan sudah menjadi bagian hidup anak
ketika dewasa kelak. Dakwah dipandang sebagai proses pendidikan yang baik dan benar-benar
harus mengacu pada nilai-nilai Islam yang telah diterapkan sejak dini mungkin kepada anak-
anak. Apabila proses tersebut dapat berjalan dengan baik, maka akan muncul generasi muda
yang memiliki komitmen yang kuat.
Untuk dapat menghadapi masalah dakwah yang semakin berat, dan yang semakin
meningkat itu pelaksanaan dakwah tidak mungkin dilakukan secara sendiri. Tetapi dapat
dilakukan secara bersama-sama. Olehnya itu, sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai
agama pada usia dini supaya menjadi generasi penerus berakhlak mulia.
Pengembangan dakwah dimaksudkan agar ajaran Islam secara keseluruhan meresapi
kehidupan manusia sehingga mampu memecahkan segala masalah kehidupannya, pemenuhan
kebutuhannya yang sesuai dengan ridha Allah swt. Dengan demikian, dakwah dipandang sebagai
proses pendidikan individu dan masyarakat sekaligus proses pembangunan itu sendiri. Namun
dengan keterbatasan anak, bagaimana mengenalkan dakwah pada anak usia dini ? bagaimana
metode dalam mengenalkan dakwah pada anak ?
Tujuan Penelitian

 Penelitian ini bertujuan untuk mengenalkan metode dakwah kepada anak.


 Strategi pengembangan dakwah dalam meningkatkan keimanan anak usia dini

Metode Penelitian

Metode yang saya lakukan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif analitis. Dalam
tujuan ini metode kualitatif adalah untuk mendapatkan data informasi yang konkrit. Dalam
bantuan seperti jurnal, dan sebagainya.

PEMBAHASAN

Pentingnya Mengenalkan Dakwah Kepada Anak

Allah telah memberikan tanggung jawab besar kepada orang tua terkait pendidikan anak-
anak. Sebagaimana hadis nabi berikut ini :Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhu, dia berkata,
“Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Semua kalian adalah
pemimpin dan kalian akan ditanya tentang orang-orang yang kalian pimpin. Kepala negara
adalah pemimpin, dan akan ditanya tentang kepemimpinannya, seorang bapak pemimpin dalam
keluarganya, dan dia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang ibu pemimpin di rumah
suaminya.” Kecilnya umur Abdullah bin Abbas tidak mencegah Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam untuk memberikan kepadanya ajaran-ajaran aqidah dan tauhid.
Metode Mengenalkan Dakwah pada Anak
Untuk memajukan nilai dan sikap anak usia dini dapat digunakan dengan metode-metode
yang mengharuskan terwujudnya kebiasaan-kebiasaan yang didasari akibat nilai-nilai agama dan
moralitas agar anak dapat menjalankan kehidupan seperti dengan norma yang bertindak di dalam
masyarakat.Setiap guru atau orang tua akan memanfaatkan metode seperti dengan gaya dalam
melakukan kegiatan. Tetapi bahwa dalam mengenalkan dakwah pada anak usia dini mempunyai
cara yang khas. Oleh karena itu dapat dilakukan metode-metode yang lebih sesuai bagi anak
dibandingkan dengan metode-metode lain. Misalnya saja guru atau orang tua akan kesulitan jika
melakukan metode ceramah. Hal ini karenakan metode ceramah membuat anak bosan, dan sulit
untuk mencernanya serta anak usia dini sulit untuk diajak dalam berfikir konsentrasi pada suatu
hal atau topik.
Dalam memperkenalkan dakwah pada anak usia dini beraneka metode yang dapat
dimanfaatkan dari guru atau orang tua. Namun sebelum memastikan dan mempergunakan
metode yang ada perlu diketahui bahwa guru atau pendidik harus memahami metode yang akan
dipakai, karena ini akan berpengaruh terhadap optimal tidaknya kesusesan dalam penanaman
pengenalan dakwah pada anak. Metode dalam pengenalan dakwah kepada anak usia dini
sangatlah berbagai rupa, diantaranya bercerita, bernyanyi, bermain, bersajak dan karya wisata.
Tiap-tiap metode memiliki kelemahan dan kelebihan. Pemanfaatan salah satu metode penanaman
dakwah yang telah dipilih tentunya disesuaikan dengan kondisi sekolah atau kemampuan
seorang guru dalam menerapkannya. Penggambaran lebih rinci tiap-tiap metode tercantum
sebagai berikut:
1. Metode Bercerita.
Bercerita bisa membentuk metode untuk memberikan nilai-nilai yang bertindak didalam
masyarakat. Ketika bercerita dapat diberikan bervariasi ragam tujuan akhlak, tujuan akidah,
tujuan individual, tujuan adat, dan lain-lain. Selagi bercerita dengan seorang guru serta dapat
digunakan alat bantu akan mengatasi ketergantungan anak yang belum mampu berpikir secara
jelas. Alat bantu yang dapat dipergunakan seperti, boneka, tanaman, benda-benda tiruan, dan
sebagainya. Kecuali itu guru juga dapat menggunakan kompetensi olah vokal yang dipunyainya
mendapatkan membentuk cerita itu lebih hidup, sehingga dapat lebih menarik perhatian siswa.
Metode cerita akan lebih efektif dan mudah diingat terus oleh anak jika cerita dapat diaplikasikan
langsung oleh guru jika menghadapi anak dengan kasus yang sama dengan tema cerita guru.
2. Metode Menyanyi.
Metode menyanyi merupakan cara penghampiran pembelajaran cara jelas yang sanggup
membuat anak menjadi senang dan riang. Anak dapat diberikan wejangan atas situasi dan
kondisi mental untuk membentuk jiwa yang penuh bahagia, bahagia dalam menikmati keelokan,
menumbuhkan rasa menempuh ekspresi karakter. Pesan-pesan pendidikan berwujud tujuan
ajaran serta akhlak yang diberitahukan terhadap anak tentu tidak mudah untuk diterima dan
dipahami secara jelas dan baik. Anak tidak dapat dipadukan dengan orang dewasa. Anak ialah
personal yang memperoleh keistimewaan tersendiri. Kerangka berpikir dan kedewasaan seorang
anak untuk memastikan tingkah serta perilakunya terus masih jauh menyepertikan dengan orang
yang dewasa. Anak usia dini tidak hanya diperkenalkan dengan moral dan nilai menyelusuri
dakwah ataupun tanya jawab saja. Seperti memperkenalkan berkenaan rukun islam atau rukun
iman, serta doa melalui lagu. Menyelusuri menyanyi yang dapat diulang-ulang anak hendak
dapat lebih mudah menerima materi dan mudah mengingat untuk bisa dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari dan bisa mengajak orang lain untuk dapat melaksanakan hal yang sama
sebagaimana dengan dirinya.
3. Metode Puisi.
Strategi pengkajian dapat melalui aktivitas belajar sajak ialah salah satu aktivitas yang
bisa menimbulkan rasa riang, bahagia, dan senang pada diri anak. Secara kejiwaan anak usia dini
benar-benar haus dengan dorongan rasa ingin tahu, ingin menerapkan segala sesuatu, dan dapat
melakukan berbagai ragam yang belum pernah dilakukan atau dirasakannya. Melalui metode
sajak guru bisa menimbulkan nilai-nilai moral kepada anak. Sajak ini ialah metode yang dapat
membuat anak merasa senang, gembira dan bahagia.1
4. Metode Liburan.
1
Siti Hikmah, Mengenalkan Dakwah Pada Anak Usia Dini,volume 34, no.1,2014
Metode liburan bermaksud dapat menumbuhkan bagian pertumbuhan anak usia dini yang
pantas dengan keinginannya. Seperti pertumbuhan bagian psikologis, kata, produktivitas,
perasaan, aktivitas bermasyarakat, serta kehormatan dalam karya atau bantuan orang lain. Tujuan
liburan ini penting menghubungkan dari poin-poin yang pantas dalam kelanjutan berbagai
macam kemajuan anak usia dini.

Strategi Pengembangan Dakwah Dalam Meningkatkan Keimanan Anak Usia Dini


Strategi pengembangan dakwah dapat dilakukan dengan cara meningkatkan keimanan
anak usia dini melalui harus memperlihatkan contoh-contoh yang bagus ke anak-anak yang
sesuai dengan perintah agama, karena kebanyakan anak usia dini mencontohi apa yang dilihat.
Dan dapat pula memberikan pelatihan tentang kedisiplinan agar anak usia dini dapat terbiasa,
dan menggunakan kisah-kisah hikmah. Dalam (Q.S. Lukman :13) yang artinya “ Dan (ingatlah)
ketika luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya, “wahai anakku!
Janganlah engkau mempersekkutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah
kezhaliman besar”.
Pengembangan dakwah anak usia dini sangat penting karena nantinya mereka akan
menjadi seorang pemimpin di masa depan. Kalau kalangan anak usia dini tidak dibenarkan mulai
dari sekarang, bagaimana dengan ke depannya. Strategi dakwah pada anak usia dini bertujuan
untuk dapat membentuk dan mengembangkan potensi pada setiap anak agar maju secara optimal.
Oleh karena itulah dakwah untuk anak usia dini membimbing dan menyediakan pada anak dalam
lingkungan bimbingan belajar dengan konvensional.
Di zaman modern ini dapat membawa kita untuk dapat berpikir jernih dalam segala hal.
Fasilitas internet sangat mendukung dapat berkembang semua ilmu pengetahuan, seperti yang
telah diketahui dakwah begitu sangat diminati dari setiap kalangan dengan alasan berbagai
macam. Jika anak usia dini pola pikirnya terbentuk anak-anak sadar dengan hal-hal yang
menyenangkan. Anak usia dini dididik sebaik mungkin agar tidak berpengaruh. Penanaman rasa
cinta akan sang pencipta melalui dakwah dapat disampaikan kepada anak tidaklah gampang
dapat memerlukan metode dalam menginformasikan dakwah kepada anak-anak agar mereka
menyimak dengan baik sehingga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Anak ialah masa depan bangsa, pendidikan yang baik adalah pondasi yang dapat
membentuk bangsa. Oleh sebab itu pemahaman tentang kebaikan dapat diterapkan sejak usia
dini.
Strategi pengembangan nilai agama dapat mendidik anak menuju keyakinan yang benar
ialah dengan mengajarkan anak untuk dapat mencintai Allah, pendidikan itu harus diberikan
sejak usia dini. Kegiatan mengamati dapat dilakukan untuk menjadi strategi dalam menegakkan
niali-nilai agama2.
Penulis sudah mewawancarai beberapa perwakilan mahasiswa dari dua fakultas IAIN
PAREPARE, hasil wawancara kami kepada mahasiswa BKI IAIN Parepare mengatakan “ bahwa
pengenalan dakwah pada anak usia dini yaitu harus dilakukan secara pelan-pelan dan tidak boleh
ada pemaksaan. Sejak kecil biasakan anak-anak untuk terus membaca alquran, memperkenalkan
nama-nama nabi atau menceritakan kisah-kisah nabi, dan mengajarkan anak untuk berakhlak
baik serta tanamkan dalam jiwa anak apa manfaat yang dilakukannya itu misalkan masuk surga
dan kalau ditinggalkan berdosa supaya anak-anak paham bahwa yang dilakukan itu tidak sia-sia.
Ketika anak sejak dini diajarkan demikian maka besarnya nanti dia akan menjadi anak yang
sholeh3.
Penulis juga dapat mengutip ungkapan dari mahasiswa PAI IAIN PAREPARE
mengatakan “ bahwa strategi pengembangan dakwah yang dapat meningkatkan keimanan anak
usia dini itu bisa berupa penyajian materi dakwah yang sesuai dengan usia anak yang dapat
meningkatkan keimanan anak itu sendiri, nah disini pendakwah bisa memberikan materi-materi
yang terkait dengan meningkatkan keimanan-keimanan yang sesuai dengan umur anak usia dini
dan yang sedang ia hadapi.4

2
Nurbayani, Strategi Muballighah BP3A Dalam Penguatan Keimanan Masyarakat,volume 2
no.2
3
Rezky,(Mahasiswa),Wawancara oleh Nur Hadiah, Institut Agama Islam Negeri
Parepare.Tanggal 19 Juli 2020
4
Khaerani Nasir, (Mahasiswa),Wawancara oleh Nur Hadiah, Institut Agama Islam Negeri
Parepare, Tanggal 19 Juli 2020
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam mengenalkan dakwah pada anak usia dini haruslah dilakukan dengan cara pelan-
pelan tanpa adanya pemaksaan. Untuk memajukan nilai dan sikap anak usia dini dapat digunakan
dengan metode-metode yang mengharuskan terwujudnya kebiasaan-kebiasaan yang didasari
akibat nilai-nilai agama dan moralitas agar anak dapat menjalankan kehidupan seperti dengan
norma yang bertindak di dalam masyarakat.
Strategi pengembangan dakwah dalam meningkatkan keimanan anak usia dini dapat
dilakukan berupa penyajian materi dakwah yang sesuai dengan usia anak yang dapat
meningkatkan keimananan anak usia dini. Pengembangan dakwah anak usia dini sangat penting
karena nantinya mereka akan menjadi pemimpin di masa depan. Strategi dakwah pada anak usia
dini bertujuan untuk dapat membentuk dan mengembangkan potensi pada setiap anak agar maju
secara optimal. Oleh karena itulah dakwah untuk anak usia dini membimbing dan menyediakan
pada anak dalam lingkungan bimbingan belajar dengan konvensional.

DAFTAR PUSTAKA
1.Siti Hikmah,2014,Mengenalkan dakwah pada anak usia dini,volume 34 no.1
2.Nurbayani,Strategi Muballighah BP3A dalam penguatan keimanan masyarakat,volume 2 no.2
3. Zulkarnaini,2015,Dakwah islam di era modern,volume 26 no.3
4.Hidayat, Otib Satibi, Metode pengembangan moral dan nilai-nilai agama, Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka,2015.
5.Rezky,(Mahasiswa),Wawancara oleh Nur Hadiah, Institut Agama Islam Negeri
Parepare.Tanggal 19 Juli 2020
5.Khaerani Nasir, (Mahasiswa),Wawancara oleh Nur Hadiah, Institut Agama Islam Negeri
Parepare, Tanggal 19 Juli 2020

Anda mungkin juga menyukai