Anda di halaman 1dari 4

Nama : Kharisma Adi Satria

NIM : 3301417025

Prodi : PPKn

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Suyahmo, M.Si.,

Martien HS, S.Sos, M.Si

Ujian Akhir Semester Demokrasi dan Hak Asasi Manusia

1. a. Saya sependapat jika setiap WNI yang berumur 17 tahun atau lebih atau
sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih sejalan dengan substansi
bela negara. Salah satu bentuk bela negara yaitu pengabdian sesuai dengan
profesi, dengan memberikan setiap WNI yang berumur 17 tahun atau lebih
atau sudah/pernah kawin hak memilih, akan memberikan masyarakat
kesempatan ikut serta untuk mengabdi kepada negara. Keikutsertaan
masyarakat dalam memilih merupakan bentuk pembelaan terhadap negara.
Akan tetapi, melihat fakta rendahnya kesadaran masyarakat tentang hak
memilih, pemerintah harus segera melakukan tindakan serius agar
kedepannya permasalahan tersebut segara teratasi.
b. Ada beberapa alasan mengapa Faham Ahmadiyah tidak memiliki hak
untuk berkembang serta menyebarkan ajarannya, seperti mengaanggap ada
nabi sesudah Nabi Muhammad SAW. Sejak tahun 1980 MUI
mengeluarkan fatwa bahwa ajaran ini sesat. Diperkuat adanya fatwa tahun
2005 serta resmi dilarang oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada
tahun 2005. Saya setuju jika faham ini dilarang dan dicegah berkembang
di Indonesia. Dengan negara mayoritas muslim akan menjadi berbahaya
jika ajaran ini dibiarkan. Berkembangnya ajaran ini dapat memicu konflik
dalam agama. Bisa digambarkan bagaimana negara dengan jumlah
penduduk 200 juta lebih dengan mayoritas muslim didalamnya berkonflik.
Faham Ahmadiyah juga bertentangan dengan peraturan yang menyatakan
Indonesia mengakui 6 agama, meskipun ahmadiyah termasuk dalam Islam,
akan tetapi ajaran yang dibawa telah menyimpang dari ajaran yang
sebenarnya. Sehingga saya setuju jika faham ini dilarang.
2. a. - Ada kebebasan berarti ada demokrasi.
Jika ada kebebasan berarti ada demokrasi. Kalimat tersebut dapat
ditafsirkan bahwa jika ada kebebasan disuatu negara maka ada
demokrasi didalamnya. Penalaran ini tentunya tidak sesuai karena
meskipun di negara tersebut ada kebebasan belum tentu negara
tersebut menganut demokrasi di dalamnya.
- Ada kebebasan tidak percaya pada Tuhan berarti ada demokrasi
Pancasila.
Jika Ada kebebasan tidak percaya pada Tuhan berarti ada
demokrasi Pancasila. Kalimat tersebut dapat ditafsirkan bahwa ada
demokrasi Pancasila dalam kebebasan tidak percaya pada tuhan.
Tentunya penalaran ini tidak sesuai, karena demokrasi Pancasila
sesuai dengan sila pertama berdasarkan atas ketuhanan yang maha
esa. Sehingga salah jika ada demokrasi Pancasila dalam kebebasan
tidak percaya tuhan.
b. Dialektika Menrut Karl Marx adalah tesis, anti tesis, dan sintesis.
Tesis dicerminkan sebagai kaum majikan yang bermodal. Anti tesis di
cerminkan oleh kaum buruh dengan kehidupan yang tertindas. Sintesis
merupakan hasil kemenangan kaum buruh atas majikan yang
selanjutnya disebut kelas sosialis komunis tanpa kelas. Kaum buruh
sebagai pihak yang tertindas mengingikan hak yang setara dengan kaum
majikan. Untuk mewujudkan hal tersebut kaum buruh harus
mengalahkan kaum majikan dalam revolusi sosial.
3. a. Secara substansial semua individu seharusnya mempunyai
kesempatan yang sama untuk menunjukan kemampuan-kemampuan
khususnya. Setiap orang hakikatnya harus mendapat kesempatan yang
sama dan utnuk menunjukan bagaimana ketidaksamaannya itu.
Memang tak dapat dipungkiri bahwa meskipun secara subtansial
mestinya setiap orang mendaptakan kesempatan yang sama, tetapi
dalam kenyataan di masyarakat keharusan itu ternyata sulit diwujudkan.
Ketidaksamaan individu-individu untuk mendapat kesempatan itu tak
lepas dari keterbatasan-keterbatasan yang melekat dalam diri individu
itu sendiri. Keterbatasan-keterbatasan tersebut berupa fisik dan non
fisik.
b. Karena liberalisme klasik menempatkan negara sebagai perintang
yang dibutuhkan. Negara dalam hal ini sebagai polisi di ojok jalan yang
kehadirannya untuk mengingatkan warga negara agar tetap menjaga
naluri agresifnya.
4. a. Pelaksanaan HAM universal antara negara satu dan lainnya
berbeda karena setiap negara memiliki konteks sosial, konstitusi,
hukum, dan dasar negara yang berbeda. Selain itu, kondisi warga
negara satu dengan negara lain juga memiliki adat dan kebiasaan yang
berbeda. HAM adalah sesuatu yang bersifat universal dan tidak dapat
disamakan di setiap negara karena HAM berdasarkan dari ideologi
suatu negara dan setiap negara memiliki ideologi yang berbeda-beda.
Disamping itu pengalaman sejarah dan perkembangan masyarakat
sangat mempengaruhi implementasi HAMtersebut.
b. Konsep pelaksanaan HAM di Indonesia sesuai dengan ideologi
Pancasila yang dianutnya, diharapkan dapat mengimplementasikan
HAM dengan baik sesuai dengan sifat-sifat dasar dari ideologi tersebut.
Menurut ideologi Pancasila, hak-hak asasi setiap rakyat Indonesia pada
dasarnya diimplementasikan secara bebas, akan tetapi kebebasan
tersebut dibatasi dengan hak asasi orang lain. Sehingga walaupun
terdapat kebebasan, namun kebebasan tersebut harus bertanggung
jawab dengan memperhatikan dan tidak mengganggu hak asasi orang
lain. Dimulai dengan bergulirnya era reformasi, munculah berbagai
produk hukum yang diharapkan untuk memperbaiki kondisi hak asasi
manusia di Indonesia, khususnya hak sipil dan politik. Antara lain,
UUD 1945 pasal 28A sampai pasal 28J, Ketetapan MPR Nomor
XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, UU Pers, UU tentang
HAM (UU No. 39 Tahun 1999), UU Pemilu, UU Parpol, UU Otonomi
Daerah. Dari sisi politik, rakyat Indonesia telah menikmati kebebasan
politik yang luas.
5. a. Karena hukum sebagai batasan-batasan dan sebagai pengawal
HAM yang dapat merealisasikan perwujuadan keadilan dari HAM.
Negara dapat disebut sebagai negara bila mana memenuhi prinsip-
prinsip HAM. Hubungan hukum dan HAM ini sangat berkaitan karena
segala perilaku kehidupan manusia disuatu negara selalu berdasarkan
kepada hukum tersebut. Semua hak itu diatur oleh hukum dengan
pembuktian bahwa hukum mengatur segala hal sebagai contoh
pembuktiannya adalah uu dan instrumen peradilan HAM. Hukum
mengatur dari yang terkecil hingga hal terkompleks. Hukum
melindungi ham. Hukum tanpa hak tidak ada gunanya dan Ham tanpa
hukum sia-sia.
b. Ketentuan tersebut tidak termasuk pelanggaran HAM. Telah
dijelaskan dalam menjalankan hak pasti ada batasan-batasan. Larang
pernikahan beda agama ditujukan agar kelak pada saat memiliki anak
status agama anak tersebut jelas. Apabila terjadi pernikahan beda agama
status anak tersebut tidak jelas, ikut bapak atau ibunya. Untuk
menghindari hal itu maka perlu ada larangan. Selain itu dalam agama
Islam dan Kristen melarang pernikahan beda agama.

Anda mungkin juga menyukai