Anda di halaman 1dari 2

Fake Friend – Teman Palsu

Sebagai makhluk sosial, tentu manusia tidak akan lepas dari manusia lain. Saling membutuhkan
dan saling berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan ada yang menjadi sahabat atau
teman.
Dalam artian sederhana, sahabat atau teman adalah seseorang yang menemani perjalanan
hidup kita. Dia mengenal kita, dan tentu banyak mempengaruhi hidup kita. 
Nah, dalam sebuah persahabatan atau pertemanan tersebut pasti ada sedikit perbedaan. Entah
perbedaan karena kurang komunikasi ataupun perbedaan karena hal negatif lainnya. Namun
jika kita menjalin pertemanan dengan baik, maka pergaulan kita juga akan menjadi lebih baik
dan tentu kita bisa menjadi diri sendiri. 
Namun sayangnya, ada juga hal negatif dari sebuah pertemanan, yaitu tidak semua teman yang
kita kenal tersebut tulus berteman. Jika kita menemukan teman sejati, wajib kita syukuri.
Karena itu adalah salah satu anugerah indah dari Tuhan.
Namun jika teman kita adalah teman palsu atau fake friend, berpandai-pandailah menyikapi.
Jangan sampai hidup kita hancur karena fake friend tersebut. Hidup ini indah, jangan sampai
indahnya hidup kita dirusak oleh fake friend. 
Jadi, kita harus tahu juga loh, ciri-ciri fake friend itu apa saja. Tujuannya, supaya kita segera dan
wajib meninggalkanya. Berikut ciri-ciri fake friend :

 1. Egois
Iya, egois dan mementingkan dirinya sendiri. Misalnya, menghubungi kita jika sedang butuh
kita. Butuh di sini dalam artian pasti menguntungkan si fake friend. 
Misalnya nih, yang terjadi pada diri saya. Si fake friend ini mempunyai bisnis MLM. Kemudian
mengajak saya gabung. Ok, saya gabung! Tetapi tidak untuk berbisnis, melainkan untuk
pemakaian sendiri. Karena saya kurang berbakat dalam hal berjualan. Merayu-rayu calon
membeli saya juga tidak lihai. 
Si fake friend ini sedang butuh saya. Kemudian WA saya "Eh, setelah pakai produk aku, kamu
makin cantik! Apalagi kalau jualan juga, wah, banyak untungnya. Cantik iya, uang iya! Ayo
semangat jualan, bla bla bla..." 
Kadangkala juga kirim WA kalau sedang curhat. Saya terima curhatnya, dan kadang memberi
solusi. Kalaupun tidak bisa memberi solusi, saya beri semangat. Tapi, giliran saya curhat via WA
ke fake friend, hanya centang biru saja, yang berarti hanya dibaca saja. Sudah ketahuan kan dari
sini, kalau dia itu benar-benar fake friend.

2. Suka bergosip
Tentu, di depan kita tidak mungkin si fake friend ini menggosipkan kita. Pasti orang lain yang
digosipkan. Dengan gaya bahasa yang lancar dan pandai merangkai kata, berusaha meyakinkan
bahwa apa yang si fake friend bicarakan ini benar. Eeiittts!!! Jangan mudah terpengaruh ya!
Lebih baik ditampung dahulu. 
Bagaimana si fake friend menggosipkan/membicarakan orang lain di depan kita, seperti itulah si
fake friend menggosipkan/membicarakan kita di depan orang lain. Bahkan si fake friend ini
malah membuat fitnah tentang saya. Marah? Pasti! Tapi tidak perlu menunjukkan kemarahan di
depan fake friend, karena si fake friend akan senang melihat reaksi kemarahan kita. 
Jadi, hati-hati ya! Jangan sampai kita membicarakan masalah pribadi kita kepada si fake friend. 

3. Pandai mempengaruhi kita


Dengan bahasa dan bujuk rayunya yang lihai, si fake friend akan mempengaruhi kita untuk
mengikuti apa yang si fake friend suka dan tidak suka. Hati-hati, bisa jadi kita bisa ikut tidak
suka dengan hal yang benar. Jika sudah merasa kurang cocok, cepatlah menghindari si fake
friend ini. Rugi deh, kalau kita terus-terusan di bawah pengaruhnya. 

4. Suka berbohong 
Si fake friend akan berbohong dalam hal apapun untuk menutupi kekurangannya. Misalnya
saja, dalam hal kepemilikan barang. Ah, bukan miliknya juga diakui sebagai miliknya. Bahkan
suka membual dengan kata-kata lebay. Misalnya, “Kamu tuh teman terbaik aku. Ini sudah
kehendak Tuhan. Kuasa Tuhan yang mempertemukan kita untuk berteman.” 

5. Suka mengkritik pedas 


Si fake friend suka sekali mengkritik pedas tanpa solusi. Karena apa? Karena si fake friend tidak
mau melihat kita berkembang dan maju. Jadi si fake friend akan membuat mental kita menjadi
down.
Saran saya nih, jika dikritik pedas ya diamkan saja. Ambil saja positifnya, sehingga kita bisa lebih
maju dan berkembang tanpa menghiraukan kritikan pedas tanpa solusi si fake friend. Pasti si
fake friend akan merasa terpojok kalau kita cuek. 

6. Iri
Si fake friend pasti akan iri dan dengki dengan apa yang kita punya. Di depan kita baik, tapi di
belakang kita pasti menjelekkan kita dengan segala yang kita punya.
Misalnya, kita mendapat bonus dari bos karena kinerja kita bagus. Nah, si fake friend ini akan
bilang ke orang lain. “Eh, dia itu Cuma bawahan. Dapat bonus karena bosnya. Suka cari muka
dia. Ah, intinya dia Cuma bawahan. Gajinya kecil!”
Hahaha...! Ketawain saja jika si fake friend menjelekkan kita. Yah, walaupun di depan kita manis
kalau di belakang busuk! Apa untungnya buat kita? Sudah pasti, dengan keirian dan
kedengkiannya, si fake friend ini tidak bisa dipercaya.
Kebetulan saya juga sedang menemukan dan menghadapi fake friend. Menghindar? Iya, itu
pasti saya lakukan. Tidak ada untungnya mempertahankan si fake friend. Selain menghindar,
boleh juga kok memblokir semua media sosial maupun nomor HP-nya. 

Anda mungkin juga menyukai