Anda di halaman 1dari 28

KEGIATAN BELAJAR 2 : SISTEM PENGAPIAN

ELEKTRONIK

A. Tujuan
Setelah mengikuti dan menyelesaikan materi Sistem Pengapian Elektronik ini,
peserta diharapkan dapat;

1. Memahami Komponen dan Wiring Diagram pada Sistem Pengapian


Elektronik.
2. Menjelaskan Fungsi dan Cara Kerja pada Sistem Pengapian Elektronik.
3. Memahami prosedur pemeliharaan atau perawatan pada Sistem Pengapian
Elektronik sesuai SOP.
4. Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada Sistem Pengapian Elektronik

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menelaah Komponen dan Wiring Diagram pada Sistem Pengapian


Elektronik.
2. Menafsirkan Fungsi dan Cara Kerja pada Sistem Pengapian Elektronik.
3. Memvalidasi prosedur pemeliharaan atau perawatan pada Sistem
Pengapian Elektronik sesuai SOP.
4. Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada Sistem Pengapian Elektronik
10.

C. Uraian Materi

1. Pengantar Sistem Pengapian Elektronik


Sistem pengapian pada kendaraan bermotor digunakan untuk membakar
campuran bahan bakar dan udara dengan meletikkan bunga api pada busi
dalam waktu yang sudah ditentukan. Letikan bunga api pada busi
dinamakan pengapian, saat pengapian yang tepat membuat kerja kendaraan
optimal danmeminimalkan terjadinya kerusakan komponen kendaraan.
Sistem pengapian harus menyediakan energi yang cukup untuk meyakinkan
terjadinya pengapian.Energi untuk pembakaran sebesar 0,2 mJ untuk

57
campuran edial perbandingan stoichiometric,untuk campuran yang kaya atau
miskin memerlukan energi 0,3 mJ.Jika energi pembakaran tidak mencukupi
pembakaran tidak akan terjadi.
Pengapian baterai secara umum pada kendaraan menggunakan koil
pengapian untuk menghasilkan tegangan tinggi yang diperlukan untuk
meloncatkan api.Energi yang dihasilkan oleh koil pengapian berkisar pada
60 sampai dengan 120 mJ yang sebanding dengan tegangan yang
dihasilkan sekitar 25 - 30 kV

1.1. Saat pengapian dan pengaturannya


Kurang lebih diperlukan waktu 2 ms dari mulai dipercikkan api sampai
dengan pembakaran selengkapnya yang menghasilkan energi sebagai gaya
dorong. Energi pembakaran sebagai daya dorong dapat dikonversikan paling
efisien menjadi gaya gerak ketika gaya pembakaran maksimal dihasilkan
pada posisi crankshaft 10° ATDC (After Top Dead Center).
Oleh karena itu saatpengapian harus disesuaikan sedemikian rupa sesuai
dengan putaran mesin dan kondisi mesin.Penyesuaian saat pengapian
diperlukan agar beberapa hal dibawah ini tercapai yaitu :

 Tenaga maksimum mesin

 Konsumsi bahan bakar terendah


 Tidak terjadi detonasi/knocking
 Gas buang yang bersih/ramah lingkungan.

Keterangan :
1. Saat pengapian tepat
2. Saat pengapian terlalu maju
3. Saat pengapian terlambat
Z = saat pengapian

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..1.Kurva tekanan hasil pembakaran

58
Apabila saat pengapian sesuai maka kurva tekanan pengapian yang
dihasilkan sesuai kurva 1, dimana tekanan maksimum hasil pembakaran
terjadi 10 setelah TMA.Tetapi apabila saat pengapian terlalu awal tekanan
pembakaran maksimal yang timbul terjadi pada saat TMA atau bahkan
sebelum TMA, hal ini berpotensi merusakkan mekanisme mesin (pada kurva
2). Begitu sebaliknya apabila saat pengapian terlalu lambat tekanan
maksimal hasil pembakaran lemah dan daya mesin rendah.
Saat pengapian yang optimal didefinisaikan dengan berbagai parameter.
Parameter terpenting adalah putaran mesin, rancangan mesin, kualitas
bahan bakar, dan kondisi-kondisi kerja mesin (start awal, idle/stasioner,
posisi pembukaan katup, dll). Kesimpulannya pemajuan saat pengapian
sangat dipengaruhi oleh putaran mesin dan kevakuman intake manifold
sebagai penafsir kondisi kerja mesin.

Keterangan:
1. Beban sebagian
2. Beban penuh

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..2.Hubungan kevakuman dengan pemajuan saat pengapian

Pada beban penuh, pedal gas diinjak penuh dan katup gas membuka penuh.
Sejalan dengan naiknya putaran, pengapian dimajukan agar menjaga
tekanan pembakaran pada tingkat yang diperlukan untuk tenaga mesin
optimal. Campuran bahan bakar yang kurus dihasilkan pada bukaan katup

59
sebagian yang mana lebih sulit terbakar. Karena keadaan ini diperlukan
waktu lebih untuk membakar sehingga perlu di picu lebih awal dengan waktu
yang digeser lebih maju. Kevakuman intake manifold berkurang sesuai
dengan pembukaan katup gas.
1.2. Pengapian dan emisi gas buang
Pada gambar di bawah menggambarkan hubungan saat pengapian dengan
emisi gas buang dengan pengaturan saat pengapian akan dapat
menimalkan kansungan HC dan NOx. Pentingnya pengaturan saat
pengapian untuk emisi yang ramah lingkungan.

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..3.Hubungan saat pengapiandan emisi gas buang

Gambar di bawah menggambarkan hubungan saat pengapian dengan


komsumsi bahan bakar kendaraan, pemakaian bahan bakar akan ekonomis
jika saat pengapian bisa disesuaikan.

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..4.Hubungan saat pengapian dengan konsumsi bahan bakar

60
1.3. Energi Pembakaran
Energi pembakaran dapat tercapai dengan otimal jika pengaturan saat
pengapian, dari gambar grafik dibawah terlihat hubungan antara saat
pengapian dengan momen yang dihasilkan oleh mesin.

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..5.Hubungan saat pengapian dengan momen

2. Sistem Pengapian Elektronik


Pada kendaraan lama masih menggunakan sistem pengapian
konventional, sistem yang masih mekanis tersebut sudah mulai
ditinggalkan karena kelemahan-kelemahan yang dimilikinya.

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..6. Sistem pengapian konventional

Kelemahan atau kerugian sistem pengapian konvensional adalah :

61
 Frekuensi pemutusan kontak pemutus tinggi sehingga waktu penutupan
pendek, arus primer tidak mencapai maksimal, akibatnya kemampuan
pengapian kurang, masalah ini terjadi khususnya pada motor bersilinder
banyak. Pada jumlah pengapian 12000/menit merupakan batas peralihan
kemampuan dari pengapian konvensional.
 Keausan pada tumit ebonit menyebabkan perubahan sudut dwell dan
perubahan setelan saat pengapian, lama-lama kontak tidak dapat membuka
lagi.
 Keausan pada kontak pemutus terjadi menyebabkan daya pengapian
berkurang. Akibat rugi tegangan pada kontak pemutus daya juga berkurang,
rugi tegangan maksimal yang diijinkan adalah 0,5 volt.
 Kekuatan pegas kontak pemutus menyebabkan tumit ebonit cepat aus
dan bantalan poros distribusi aus. Pegas juga memiliki daya pantul pada
kontak pemutus sehingga pada putaran tinggi kontak pemutus melayang,
tidak bisa menutup/melekat dengan baik sesuai bentuk nok, sehingga kontak
pemutus akan selalu membuka.

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..7. Perbandingan pemajuan derajat pengapian sistem konvensional dan
elektronik

62
Pengapian elektronik dirancang untuk mengatasi kekurangan-kekurangan
dari sistem pengapian konvensional.Kekurangan waktu pengaliran arus
primer pada pengapian diperbaiki dengan cara memberi waktu pengaliran
arus kumparan primer lebih lama (sudut dwell diperbesar) pada saat
putaran semakin tinggi.

2.1. Sistem Pengapian Transistor dengan sinyal Induktif / Transistorized


Control Ignition - Inductive (TCI-I)
Pada sistem ini tidak menggunakan kontak pemutus, fungsi pemutusan
digantikan dengan sebuah pembangkit sinyal / pulse generator yang
menghasilkan pulsa tegangan secara magnetic. Tegangan ini akan
mengontrol ON dan OFF dari transistor yang mengendalikan koil pengapian.

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..8.Generator pembangkit sinyal dalam distributor

Prinsip Kerja Generator Sinyal Induktif

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..9. Prinsip kerja pembangkitan sinyal

63
Keuntungan dari sistem TCI-I adalah:
 tidak menggunakan kontak pemutus
 penyetelan saat pengapian saat pertama memasang dan dikontrol waktu
servis
 tidak ada gangguan pentalan pegas
 mudah dalam pemeriksaan
 bantalan pada poros distributor tidak terbebani tekanan sehingga keausan
terjadi pada waktu yang lama.

Kerugian dari sistem TCI-I adalah:


 sinyal yang dikirim masih dalam bentuk arus bolak-balik, maka pada kontrol
unit elektronik masih harus dilengkapi dengan pembentuk sinyal segi
empat/kotak
 memberi informasi hanya pada saat pengapian saja
 pemajuan saat pengapian masih mekanis

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..10. Rangkaian sistem pengapian TCI-I

64
Bila rotor sinyal berputar maka terjadi sinyal induktif yang masuk ke ECU.
Sinyal tersebut memberikan informasi agar ECU, mulai memutus atau
menghubung arus primer. Akibatnya akan terjadi tegangan induksi
Pada sistem pengapian elektronik TCI-I ECU memiliki bagian-bagian berikut:
1. Perubah sinyal
Merubah bentuk sinyal dari arus bolak-balik menjadi sinyal berbentuk segi empat
2. Pengatur dwell
Mengatur lamanya arus primer mengalir sesuai dengan jumlah putaran

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..11. Bagian-bagian ECU sistem TCI-I

3. Penguat (Amplifier)
Memperkuat sinyal pengendali sesuai dengan kebutuhan dari rangkaian
darlington
4. Stabilisator tegangan
Menstabilkan tegangan agar kerja dari komponen elektronik tidak
terpengaruh oleh kenaikan/penu-runan tegangan
5. Power transistor
Menghubung dan memutuskan arus primer.

Prinsip Kerja saat kunci kontak on engine off.

65
Pada titik “P” diset pada tegangan dibawah operasi transistor dengan
menggunakan R1 & R2 sehingga transistor akan tetap “ OFF “ arus dari
primari koil tidak dapat mengalir

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that
you want to appear here..12. Prinsip kerja saat engine off
Prinsip Kerja saat pengisian arus ke koil.
Jika mesin berputar, signal rotor pada distributor berputar, akibatnya pada
pick-up coil dibangkitkan tegangan. Pada saat dibangkitkan tegangan positif
pada pick-up koil, tegangan tersebut akan ditambahkan pada tegangan yang
sudah ada pada titik “P” sehingga tegangan pada titik “Q” menjadi lebih
besar dari tegangan operasi transistor. Akibatnya transistor menjadi “ON”
arus dari primari koil dapat mengalir melalui colector ke emitor.

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that
you want to appear here..13. Prinsip kerja saat engine off
Prinsip Kerja saat pengapian terjadi
Pada saat dibangkitkan tegangan negatif pada pick-up koil, tegangan
tersebut akan ditambahkan pada tegangan yang sudah ada pada titik “P”

66
sehingga tegangan pada titik “Q” turun drastis dibawah dari tegangan
operasi transistor. Akibatnya transistor menjadi “OFF “ arus dari primari koil
tidak dapat mengalir melalui colector ke emitor.

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..14. Prinsip kerja saat engine off

2.2. Sistem Pengapian Transistor dengan sinyal Hall / Transistorized


Ignition Control - Hall (TCI-H)
Pada sistem fungsi pemutusan digantikan dengan sebuah pembangkit sinyal
/ hall generator untuk memicu tegangan tinggi pada sistem pengapian.

Keterangan :
1. sudu
2. plat penghantar magnet
3. IC hall
4. celah udara

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..15. Distributor dengan hall generator

Bila rotor sinyal berputar, sudu akan meninggalkan celah, medan magnet
menembus IC hall, sehingga timbul tegangan hall. Dengan berputarnya rotor
terus menurus tegangan hall timbuldan hilang silih berganti.

67
Dengan sebuah pengolah sinyal (inverter/pembalik) maka saat ada tegangan
hall tegangan sinyal tidak timbul, sebaliknya saat tidak ada tegangan hall
timbullah tegangan sinyal yang masuk ke ECU untuk memutus atau
menghubung arus primer pada koil.

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..16. Hubungan kemagnetan dalam sudu dengan tegangan hall dan
tegangan sinyal

Rangkaian lengkap TCI-H seperti terlihat pada gambar dibawah berikut.

68
Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..17. Bagian sistem pengapian TCI-H
Pada sistem pengapian TCI-H ECU memiliki bagian-bagian berikut:

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..18. Bagian ECU sistem pengapian TCI-H

69
Stabilisator A:
Berfungsi untuk menstabilkan tegangan yang masuk ke ECU dan tegangan yang
masuk ke Pick up tetap stabil.
Secara prinsip kontrol unit hall sama dengan kontrol unit induktif, tetapi pada
kontrol unit hall lebih sederhana sehingga ada bagian lain yang tidak diperlukan
seperti pembentuk sinyal dan pengatur dwell, sedang bagian utama masih tetap
seperti penguat dan darlington.
Pada pengapian elektronik TCI-I dan TCI-H, ECU memiliki fungsi-fungsi
tambahan :
 regulasi sudut dwell minimum dan maksimum, pada putaran rendah agar koil
tidak panas (arus primer diregulasi mengalir tidak terlalu lama), sebaliknya
pada putaran mesin tinggi agar daya percikan besi tetap tinggisehingga
pembakaran sempurna ( 18% s/d 80%).
 pembatas arus primer, sehingga arus primer maksimal selalu tetap ( 8A).
 pemutus arus, atas dasar jumlah pulsa yang dikirim pengirim sinyal,apabila
kurang dari 10 pulsa/menit maka pemutus arus akan memberi informasi
kepada penguat sehingga darlington akan memutus arus primer.
 Pembatas putaran maksimal, pada saat motor berputar sudah mencapai
maksimum (6200 rpm) maka pembatas putaran memberitahu kepada penguat
supaya darlington tidak memutus arus primer lagi sehingga tidak terjadi
induksi tegangan tinggi pada koil

2.3. Sistem Pengapian Komputer

Sistem Pengapian Komputer merupakan sistem dengan pengaturan


pengapian berdasarkan sinyal-sinyal dan diproses oleh microkontroler atau
komputer. Terdapat dua macam sistem pengapian computer,sistem
pengapian dengan distributor dan sistem pengapian tanpa distributor/DLI
(Distributorless Ignition System).

70
Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..19. Sistem pengapian komputerdengan distributor

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..20. Sistem pengapian komputertanpa distributor (DLI)
a. Komponen Sistem Pengapian Komputer

71
Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..21. Komponen Sistem pengapian komputer

Sistem pengapian komputer langsung terdiri dari komponen-komponen berikut:

1. Crankshaft position sensor (CKP)


Mendeteksi sudut crankshaft(putaran mesin)
2. Camshaft position sensor (CMP)
Mengidentifikasikan silinder dan strokedan mendeteksi waktu camshaft.
3. Knock sensor
Mendeteksi ketukan pada mesin.
4. Throttle position sensor
Mendeteksi sudut bukaanthrottle valve.
5. Air flow meter
Mendeteksi jumlah intake udara.(Pada beberapa model, deteksi ini dilakukan
dengan beragam sensor tekanan)
6. Engine Coolant Temperature sensor (ECT)
Mendeteksi suhu pendinginmesin.
7. Ignition coil dengan igniter
Mengubah kumpara primer dari on ke off pada waktu optimal.Mengirimkan
sinyal IGF kemesin ECU.

72
8. Engine ECU
Menghasilkan sinyal IGT berdasarkan sinyal dari berbagai sensor
danmengirimkan sinyal ke ignitioncoil dengan igniter.
9. Busi Menghasilkan lontaran listrik untuk menyulut campuran udara-
bahan bakar.

b. Pengaturan Saat pengapian

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..22. Pemetaan sudut pengapian ditentukan dengan sensor putaran,
beban mesin

Data yang berada ditabel digunakan untuk kondisi kerja normal, untuk
kondisi-kondisi kerja tertentu akan digunakan aturan tambahan guna
mengoreksi saat pengapian yang tepat selama mesin beroperasi,
diantaranya : Kondisi start, Koreksi putaran idle, kondisi temperatur engine
dingin, kondisi temperatur engine panas dan ketika ada detonasi.

Aturan-aturan tambahan tersebut misalnya :


1. Kondisi start
Pada kondisi ini putaran engine rendah ±300 rpm, maka temperatur hasil
kompresi masih rendah. Untuk mengatasi hal tersebut maka saat pengapian
dibuat pada Titik Mati Atas (0PE), Tujuan dari penentuan saat pengapian
tersebut adalah supaya temperatur akhir kompresi tinggi, putaran lebih
ringan dan tidak timbul detonasi.

73
2. Koreksi putaran idle
Apabila putaran mesin berubah dari kecepatan yang ditargetkan ketika idle,
ECU mesin meregulasikanwaktu pengapian untuk menstabilkan putaran
mesin.ECU mesin terus menerus menghitung putaranmesin rata-rata, jadi
apabila putaran turun di bawahtarget, ECU mesin memajukan waktu
pengapian kesudut yang ditentukan sebelumnya.Bila putaran mesin
melampaui target, ECU mesinmemundurkan waktu pengapian ke sudut
yangditentukan sebelumnya.Sudut waktu pengapian dapat divariasikan
hinggamaksimum ±5 °.
3. Kondisi temperatur mesin dingin (t  30 C) :
Pada kondisi temperatur mesin yang masih dingin pembakaran campuran
bahan bakar dan udara memerlukan waktu lebih lama. Pada kondisi ini
bahan bakar dikondisikan lebih banyak karena untuk mengimbangi
terjadinya pengembunan kembalibahan bakar yang sudah dikabutkan dan
agar campuran yang terbentuk dalam keadaan mudah terbakar. Saat ini
ECU mesin memajukan saat pengapian ±5PE dari kondisi normal (tabel
dasar).
4. Kondisi temperatur engine panas(t 100 C)
Pada kondisi ini waktu pembakaran relatif lebih pendek dari kondisi normal,
karena temperatur sudah panas, maka pengapian dimundurkan ±5PE dari
kondisi normal (tabel dasar).
5. Kondisi saat terjadi knocking/ detonasi
Saat terjadi detonasi pada mesin, knock sensormengubah getaran yang
dihasilkan olehketukan menjadi sinyal tegangan dan mengirimkannya ke
ECU.ECU mesin menentukan apakah ketukannya kuat,sedang atau lemah
dari kekuatan sinyal knok.
Kemudian ia mengkoreksi waktu pengapian denganmemundurkannya sesuai
dengan kekuatan sinyal, Saat ketukan kuat, waktupengapian banyak
dimundurkan, saat ketukanlemah, waktu dimundurkan sedikit.Saat ketukan
berhenti, ECU mesin berhentimemundurkan waktu pengapian
danmemajukan secara bertahap sesuai dengan waktuyang ditentukan
sebelumnya (standart).Sebelum tercapai waktu pengapian standart bila
tejadi ketukan lagi, maka ECU akan mengulang denganmemundurkan waktu

74
pengapian.Sudut waktu pengapian dimundurkan hingga maksimal10°
dengan koreksi ini.Beberapa model melakukan koreksi hampir keseluruh
cakupan beban mesin, dan beberapa model hanya melakukan koreksi ini
pada beban berat

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..23. Sistem closed lood saat terjadi knocking

Keterangan
1 = Piezoceramic element
2 = Seismic mass
3 = Rumah sensor
4 = Baut pengencang
5 = Permukaan kontak
6 = Konektor
7 = Blok Silinder
V = Getaran
Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..24. Sensor knocking

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..25. Sinyal knocking

75
Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..26. Wiring diagram Sistem pengapian individual

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..27. Wiring Diagram Sistem pengapian group

3. Perawatan dan Perbaikan Sistem Pengapian


Pemeriksaan dapat dilakukan mulai dari pemeriksaan sumber tegangan
pada sistem apakah sudah memenuhi sarat untuk bekerjanya sistem.
Sumber tegangan yang terlalu redah pada sistem menyebabkan induksi
tegangan tinggi pada koil tidak mampu memercikkan api pada busi.
Apabila sumber tegangan telah memenuhi sarat untuk bekerjanya sistem (11
sampai 13 Volt), maka pemeriksaan pada sensor perlu dilakukukan terlebih
dahulu, mengingat dari sensorlah informasi yang akan diolah oleh ECU.

76
3.1. Memeriksa pengirim sinyal induktif
1. Pemeriksaan secara visual

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..28. Pemeriksaan celah udara

 Periksa jarak celah udara antara rotor sinyal dan stator secara visual atau
dengan fuler (lihat spesifikasi). Celah udara harus merata pada setiap
putaran.
 Periksa kekuatan magnit dengan cara memutar poros distributor dengan
tangan, ketika rotor mendekati dan menjauhi stator terasa ada tahanan
magnet.
2. Pemeriksaan dengan Ohm-meter
Sensor induktif dapat diperiksa dengan cara melakukan pengukuran tahanan
antara kedua terminal kumparannya menggunakan Ohm meter, tahanan
sekitar 500-1200  (lihat spesifikasi).

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..29. Pemeriksaan dengan ohm meter

77
Dapat juga dengan mengukur tegangan induksi antara kedua terminal
kumparannya menggunakan Volt meter pada skala ukur terendah, kemudian
putarkan poros sehingga rotor mendekati dan menjauhi stator, pada saat itu
jarum avo meter bergoyang apabila kumparan baik

3.2. Memeriksa pengirim sinyal hall


Pemeriksaan sensor hall dengan memberi tegangan pada kabel merah +12
volt dan kabel hitam ground, sementara pada kabel hijau diukur dengan volt
meter, pada saat sudu didalam celah udara maka semestinya terukur
tegangan sinyal, sebaliknya saat sudu tidak berada dalam celah udara
tegangan hilang.

kabel merah = 8h = +
kabel hijau = 7 = 0
Kabel hitam = 31d = -

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..30. Pemeriksaan sensor hal

3.3. Menguji/ memeriksa Koil


Koil sistem pengapian pada dasarnya dapat dibedakan dalam 2 kelompok:
 Koil terpisah dengan igniter
 Koil dan igniter terangkai jadi satu
Untuk koil terpisah dengan igniter kebanyakan buku manual menunjukkan
cara pengukuran tahanan kumparan primer dan sekundernya dengan ohm
meter. Namun pengukuran tahanan tidak menjamin koil dapat bekerja
memercikkan bunga api dengan kuat. Sering terjadi kerusakan koil terjadi
karena kebocoran loncatan induksi di dalam bodi koil itu sendiri.

78
Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..31. Pemeriksaan koil ganda tanpa igniter

Pada koil tanpa igniter pengetesan dengan merangkaikan sebuah igniter


seperti pada gambar diatas, kemudian pada basis igniter diberikan sinyal
pemicu dengan frekwensi 10 Hz sampai 100 Hz agar igniter menghubung
dan memutuskan terminal 1 koil ke ground. Koil yang baik akan
menghasilkan induksi pada kabel yang dipasang pada terminal tegangan
tinggi dengan celah lebih besar dari 1 cm.

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..32. Pemeriksaan koil dengan igniter

Pada koil dengan igniter pengetesan dengan sinyal pemicu berfrekwensi 10


Hz sampai 100 Hz pada basis igniter sehingga igniter menghubung dan
memutuskan terminal koil ke ground. Koil yang baik akan menghasilkan
induksi pada kabel yang dipasang pada terminal tegangan tinggi dengan
celah lebih besar dari 1 cm.

3.4. Memeriksa kabel tegangan tinggi.


Pemeriksaan kabel tegangan tinggi dilakukan dengan mengukur nilai
tahanan dari kabel tegangan tinggi dan dibandingkan dengan buku manual
(secara umum maksimum tahanan 25 K ohm.)

79
Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..33. Pengukuran kabel tegangan tinggi pakai distributor

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..34. Pengukuran kabel tegangan tanpa distributor

3.5. Memeriksa ECU system TCI-I dan TCI-H

Sebelum melakukan pengujian pada ECU perhatikan keselamatan kerja,


jauhkan dari bahan yang mudah terbakar dan hati-hati denganinduksi
tegangan tinggi. Pengujian ECU dapat dilakukan dengan dirangkai pada
sistem lengkap kecuali konektor sensor yang dilepas.
Tegangan baterai harus cukup (11 volt sampai 13 volt), tegangan ini harus
ada pada ECU dan sebelumnya koil harus dalam keadaan baik.Pengujian
ECU dengan cara memberikan simulasi sinyal yang sesuai pada terminal
sinyal menuju ECU tersebut.
Pada ECU pengapian TCI-I terminal sinyal berada antara terminal 3 dan 7,
terminal ini yang berhubungan dengan sensor induktif. Antara terminal 3 dan
7 menuju ECU dipasang baterai 1,5 volt dan dilengkapi dengan sebuah

80
saklar lihat gambar. Pada saat saklar di ON dan OFF kan berulang,
semestinya pada koil timbul induksi tegangan tinggi, apabila tidak berarti
ECU rusak.

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..35. Pemeriksaan ECU TCI-I

Pada ECU pengapian TCI-H, ECU semestinya mengeluarkan tegangan


menuju sensor (IC hall) melalui terminal 6 sebagai terminal +sensor dan
terminal 3 sebagai terminal – sensor, sehingga pemeriksaan tegangan
keluaran dari ECU dapat dilakukan dengan Volt meter digital (lihat gambar ).
Besar tegangan terukur sekitar 8 volt sampai 10 volt, cocokkanlah dengan
spesifikasi buku manual. Apabila tegangan keluar ada harus dilakukan
pengetesan lanjut.
ECU pengapian TCI-H akan bekerja menghubung dan memutus arus primer
koil jika kaki 5 sebagai terminal masukan sinyal dari sensor saat mendapat
tegangan dari sinyal dan hilang. Pengujian dengan memasangkan kabel
pada terminal 5 ECU dan dihubung putuskan terhadap ground. ECU yang
bagus akan memicu koil meloncatkan bunga api.

81
Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..36. Pengukuran tegangan sumber sensor hall

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..37. Pengetesan fungsi ECU TCI-H

3.6. Memeriksa sistem pengapian komputer

a. Memeriksa waktu inisialisasi :


Kondisi mesin pada temperatur kerja dan short-kan terminal TE1 dan E1
pada OBD i, atau TC dan GC pada OBD ii.

82
Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..38. Menghubungkan terminal DLC

Hubungkan pick-up dari timing light ke garis catu daya ignition coil.

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..39. Menghubungkan timing light

Periksa waktu pengapian, katup gas pada posisi menutup.

Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..40. Melihat derajat pengapian

Periksa waktu pengapian, dengan scanetool.

83
Gambar Error! Use the Home tab to apply Heading 1;Judul to the text that you want
to appear here..41. Pemeriksaan saat pengapian pakai sacne
D. Aktifitas Pembelajaran

Selama proses pembelajaran, Saudara dapat melakukan pemahaman


mengenai materi dengan cara mempelajari modul ini, study literatur dari
sumber lain (buku, internet dll). Untuk pemahaman lebih lanjut Saudara
diharapkan melakukan identifikasi komponen tentang Sistem Kontrol
Pengapian Elektronik pada media asli di workshop saudara. Saudara
diharapkan melakukan diskusi dengan rekan guru yang lain guna sharing
pengetahuan dan pengalaman yang saudara miliki.
Sebelum melakukan praktek yang perlu saudara lakukan adalah,
memastikan bahwa yang saudara lakukan adalah benar. Pastikan prosedur
K3 tentang keselamatan manusia, alat dan lingkungan.

E. Latihan/Tugas
1. Sebutkan perbedaan sistem pengapian konvensional dan sistem pengapian
elektronik.
2. Sebutkan macam-macam sistem pengapian elektronik.
3. Apakah perbedaan sistem pengapian TCI-i dengan sistem pengapian TCI-h.
4. Sebutkan sensor-sensor yang terdapat pada sistem pengapian komputer.
5. Apa fungsi sensor knocking pada sistem pengapian komputer.

F. Rangkuman
Dalam sistem pengapian konventional terdapat beberapa kelemahan,
semuanya dikarenakan faktor mekanis. Mulai dari pembangkitan arus ke koil
dan pemajuan saat penyalaan.

84

Anda mungkin juga menyukai