Anda di halaman 1dari 7

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MENERAPKAN PEMBELAJARAN

BERDIFERENSIASI UNTUK MEWUJUDKAN MERDEKA BELAJAR


MELALUI LOKAKARYA DI SMPN 3 PONTIANAK

Subhan
Kepala SMPN 3 Pontianak
Email: achiksubhan@gmail.com

Abstract
Minister of Education and Culture, Nadiem A. Makarim has decided about the education
policy program, known as “Merdeka Belajar’. The most essential thing by its policy in SMP
3’s learning management is about New Student Member Admission with Zoning System. It
leads to affect student members intake to be more diversification. However, student members
intake above 80, and they were having equal academically capable of in the previous.
Moreover, the teacher already felt a few indications as a gap impact by that policy such as
complaining about student mischief, goal decrease, and laziness. If its discourse were
ignored, it could decrease school achievement. The formulation of the problem in this
research was how teachers compile learning management capability escalation, implement
differentiated instruction, and how student wellbeing as ‘MERDEKA Belajar’
representation on SMP 3 workshop in the academic year 2021/2022. Its problem solving
was conducted in Action Research. The Research indicates that (1) Teacher competence in
conducting differentiated lesson plan increase from cycle I to cycle II. The average value of
cycle I achieve 91,77 excellent categories (A) and increase on cycle II to be 97,02 with
excellent category (A). Teacher capability implementing differentiated instruction rise from
cycle I to cycle II. The average value of cycle I achieves 73,28 with good category (B)
increase on cycle II to be 96,00 with excellent category (A). Merdeka Belajar Student
wellbeing as an impact of differentiated-instruction implementation increases from cycles I
to II. Cycle I gain 78 good categories (B) increase on cycle II to be 83 good categories (B).

Keyword: Differentiated Instruction, Merdeka Belajar, Teacher Achievement.

Abstrak
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim telah menetapkan program pokok
kebijakan pendidikan “Merdeka Belajar”. Hal yang paling berpengaruh terhadap manajemen
pembelajaran di SMPN 3 Pontianak dari Kebijakan “Merdeka Belajar” tersebut adalah Penerimaan
Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem Zonasi. Pengaruh diberlakukannya sistem ini, intake
peserta didik yang masuk menjadi sangat beragam padahal sebelumnya intake peserta didik di atas
80 dan cenderung memiliki kemampuan yang sama secara akademik. Gejala yang sudah mulai
dirasakan guru sebagai dampak kesenjangan tersebut antara lain guru-guru sudah mulai mengeluh
dengan kenakalan peserta didik ketika belajar, hasil belajar yang sulit mencapai target ketuntasan
klasikal, dan adanya peserta didik yang malas menyelesaikan tugas-tugas belajarnya. Jika hal ini
dibiarkan maka akan berdampak pada penurunan prestasi sekolah. Untuk mengatasi masalah
tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan kompetensi guru
menyusun perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, dan bagaimana
student wellbeing sebagai wujud MERDEKA belajar melalui lokakarya di SMPN 3 Pontianak.
Pemecahan masalah tersebut dilakukan dalam bentuk penelitian tindakan sekolah dengan dua siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)Kompetensi guru menyusun RPP berdiferensiasi meningkat
dari siklus I ke siklus II. Nilai rata-rata siklus I mencapai 91,77 kategori sangat baik (A) meningkat
pada siklus II menjadi 97,02 dengan kategori sangat baik (A). Kompetensi guru melaksanakan
pembelajaran berdiferensiasi meningkat dari siklus I ke siklus II. Nilai rata-rata siklus I mencapai
73,28 dengan kategori baik (B) meningkat pada siklus II menjadi 96,00 dengan kategori sangat baik
(A). Student wellbeing MERDEKA belajar sebagai dampak dari penerapan pembelajaran
berdiferensiasi meningkat dari siklus I ke siklus II. Siklus I mencapai 78 kategori baik (B) meningkat
pada siklus II menjadi 83 dengan kategori baik (B).

Kata Kunci: Kompetensi Guru, MERDEKA Belajar, Pembelajaran Berdiferensiasi.

PENDAHULUAN Ujian Nasional diubah menjadi Asesmen


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.
Anwar Makarim telah menetapkan program pokok Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
kebijakan pendidikan “Merdeka Belajar”. Arah (RPP) disederhanakan dengan memangkas beberapa
kebijakan baru penyelenggaraan Ujian Sekolah komponen. Penerimaan peserta didik baru (PPDB)
Berstandar Nasional (USBN) diterapkan dengan menggunakan sistem zonasi dengan kebijakan yang
ujian yang diselenggarakan hanya oleh sekolah.
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 7 Nomor 1 Februari 2022 Subhan

lebih fleksibel untuk mengakomodasi ketimpangan Pontianak? (2) Bagaimanakah peningkatan


akses dan kualitas di berbagai daerah. kompetensi guru melaksanakan pembelajaran
Hal yang paling berpengaruh terhadap berdiferensiasi untuk mewujudkan MERDEKA
manajemen pembelajaran di SMPN 3 Pontianak dari belajar melalui lokakarya di SMPN 3 Pontianak? (3)
empat pokok Kebijakan “Merdeka Belajar” yang Bagaimanakah hasil peningkatan kompetensi guru
telah dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi terhadap
Kebudayaan tersebut adalah Penerimaan Peserta capaian student wellbeing MERDEKA belajar di
Didik Baru (PPDB) dengan sistem Zonasi. Sebelum SMPN 3 Pontianak?
adanya sistem zonasi pada PPDB, SMPN 3 Hanover Research and ULEAD Report (2019:7)
Pontianak setiap tahun mendapatkan intake siswa mendefinisikan bahwa pembelajaran berdiferensiasi
yang selalu paling baik untuk Kota Pontianak dan (Diferentiated Instruction/DI) secara umum
bahkan Provinsi di Kalimantan Barat. Artinya, anak- mengacu pada penggunaan beragam strategi
anak secara akademik memiliki kecenderungan pembelajaran, pengembangan kurikulum dan
mudah memahami konten pembelajaran dan dengan penilaian kinerja untuk mengakomodasi kebutuhan
kemampuan yang relatif sama. Akan tetapi, setelah belajar siswa, kemampuan akademik dan gaya
diberlakukannya sistem zonasi pada PPDB intake belajar yang disukai. Tomlinson seorang penggagas
peserta didik yang masuk menjadi sangat beragam. pertama pembelajaran berdiferensiasi menjelaskan
Secara akademik, ada yang memiliki kecenderungan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha
lambat memahami pelajaran dan ada pula yang menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk
sangat tinggi kemampuannya sehingga terdapat memenuhi kebutuhan belajar individu (Tomlison
kesenjangan yang sangat tinggi dalam hal dalam Kemdikbud, 2020:10). Jadi, diferensiasi
kemampuan akademik. pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang
Gejala yang sudah mulai dirasakan guru sebagai dapat mengakomodasi keberagaman kebutuhan
dampak kesenjangan tersebut antara lain guru-guru belajar peserta didik berdasarkan kesiapan belajar,
sudah mulai mengeluh dengan kenakalan peserta minat, dan profil belajar peserta didik untuk
didik ketika belajar, hasil belajar yang sulit mencapai mencapai tujuan belajar yang sama.
target ketuntasan klasikal, dan adanya peserta didik Ada tiga elemen penting dalam pembelajaran
yang malas menyelesaikan tugas-tugas belajarnya. berdiferensiasi. Menurut Tomlinson (2021:72)
Jika hal ini dibiarkan maka akan berdampak pada ketiga elemen tersebut adalah diferensiasi konten,
penurunan prestasi sekolah. proses, dan produk. Ketiga elemen diferensiasi
Menyikapi kebijakan Menteri Pendidikan dan tersebut sulit dan agak mustahil untuk dipisahkan
Kebudayaan tersebut, sekolah perlu mengambil karena siswa memproses ide saat mereka membaca
langkah-langkah strategis agar konsep merdeka konten, berpikir saat mereka membuat produk, dan
belajar dapat dengan cepat terealisasi dalam proses memunculkan ide untuk produk saat mereka
pembelajaran di SMP Negeri 3 Pontianak. menemukan ide dalam bahan yang mereka gunakan.
Pembelajaran berdiferensiasi menjadi alternatif Sejalan dengan hal tersebut Hanover (2018: 5)
pemecahan masalah pembelajaran di SMPN 3 mengemukakan ada empat elemen pembelajaran
Pontianak. Alternatif tersebut dipilih karena berdiferensiasi yaitu konten, proses, produk, dan
pembelajaran berdiferensiasi memperhatikan pengaruh. Diferensiasi konten adalah pengetahuan,
kesiapan belajar peserta didik, minat peserta didik, pemahaman, dan keterampilan yang siswa kita ingin
dan profil peserta didik secara individu. Dengan pelajari. Diferensiasi proses adalah bagaimana siswa
mengetahui kesiapan belajar, minat, dan profil mengerti atau memahami isinya. Diferensiasi produk
belajar peserta didik, guru akan mempertimbangkan adalah bagaimana siswa mendemonstrasikan apa
pemilihan konten, proses, dan produk belajar yang yang telah mereka ketahui, pahami, dan mampu
sesuai dengan potensi dan kebutuhan belajar siswa melakukannya setelah pembelajaran dalam jangka
secara individu. Melalui pembelajaran panjang. Diferensiasi pengaruh adalah bagaimana
berdiferensiasi, belajar akan berlangsung dalam emosi dan perasaan siswa memengaruhi
suasana yang “MERDEKA” yaitu menyenangkan, pembelajaran mereka. Dalam penelitian ini,
efektif, rekreatif, demokratis, empatik, kreatif, dan diferensiasi pengaruh disebut dengan istilah student
aktif. student wellbeing.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Mengutip bagan perencanaan dan pelaksanaan
sebagai berikut. (1) Bagaimanakah peningkatan pembelajaran berdiferensiasi dalam penelitian yang
kompetensi guru menyusun perencanaan dilakukan Wesli (2016:345), tahapan pembelajaran
pembelajaran berdiferensiasi mewujudkan berdiferensiasi dapat digambarkan sebagai berikut.
MERDEKA belajar melalui lokakarya di SMPN 3

49
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 7 Nomor 1 Februari 2022 Subhan

Gambar 1. Tahapan Pembelajaran Berdiferensiasi


Berdasarkan diagram di atas dapat dijelaskan refleksi diri peserta didik setelah mengikuti
bahwa tahapan pelaksanaan pembelajaran pembelajaran berdiferensiasi.
berdiferensiasi menurut diagram di atas yaitu guru Hasil penelitian sebelumnya yang berkenaan
terlebih dahulu melakukan asesmen awal. Asesmen dengan pembelajaran berdiferensiasi melaporkan
awal dapat berupa pretes, tes diagnosis, tes gaya bahwa pembelajaran berdiferensiasi dapat
belajar, dan kecerdasan majemuk (multiple meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar.
intelligences). Hasil penelitian Suwartiningsih (2021) dengan judul
Asesmen awal ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi untuk
kesiapan belajar peserta didik, minat peserta didik, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata
profil belajar peserta didik, dan penegtahuan awal Pelajaran IPA Pokok Bahasan Tanah dan
peserta didik. Data hasil asesmen selanjutnya dapat Keberlangsungan Kehidupan di Kelas IXb Semester
dimanfaatkan guru untuk mendesain kurikulum Genap SMPN 4 Monta Tahun Pelajaran 2020/2021
dalam hal ini rencana pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa hasil belajar IPA materi tanah
(RPP). dan keberlangsungan kehidupan pada siswa kelas
Selanjutnya, dalam menyusun rencana IX-B semester genap di SMPN 4 Monta Tahun
pelaksanaan pembelajaran guru mempertimbangan Pelajaran 2020/2021 meningkat. Hasil penelitian
bagaimana rencana menyajikan materi atau konten Wesli (2016:349) dengan judul “Differentiated
pembelajaran, bagaimana proses pembelajaran itu Instruction”: Solusi Pembelajaran dalam
dilakukan untuk seluruh kelas dilakukan, bagaimana Keberagaman Siswa di Kelas Inklusif,
pembelajaran dalam kelompok, bagaimana menyimpulkan bahwa ternyata semua siswa bisa
pembelajaran individual dilakukan, dan bagaimana belajar dengan materi yang sama, walaupun ada
produk belajar itu dinilai. Akhir dari kegiatan konten materi dan komponen penilaiannya
pembelajaran guru melakukan penilaian sumatif. dibedakan. Pemahaman siswa meningkat dengan
Mengacu pada Undang-Undang Republik adanya kerjasama dalam belajar hal yang sama ini.
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Semua tingkat pemahaman siswa bisa saling belajar
Dosen, kompetensi guru adalah kebulatan bersama dan berpartisipasi aktif. Model
pembelajaran berdiferensiasi ini telah berdampak
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud
meningkatkan inklusifitas di kelas. Terlihat adanya
tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam sikap saling kerjasama, berpartisipasi, saling
melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. membantu dan menghargai satu dengan lainnya.
Dalam bahasa yang sederhana bahwa kompetensi Motivasi siswa meningkat dengan diberikan aktivitas
guru dapat dimaknai dengan kemampuan guru. sesuai dengan ketertarikan mereka. Hasil
Merdeka belajar dimaknai sebagai proses pemahaman siswa meningkat dari tingkat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan bagi peserta sebelumnya.
didik (student wellbeing). Mulyasa (2021:31)
menjelaskan bahwa merdeka belajar pada hakikatnya METODE PENELITIAN
kebebasan berpikir, berkreasi, berinovasi, dan Subjek dalam penelitian ini adalah guru mata
berimprovisasi bagi guru dan peserta didik sehingga pelajaran yang mengajar di Kelas VIII SMPN 3
menghasilkan sesuatu yang lebih berarti. Merdeka Pontianak. Jumlah guru sasaran adalah sepuluh orang
belajar dapat diperoleh melalui pembelajaran yang
guru mata pelajaran terdiri dari guru mata pelajaran
MERDEKA. Dalam penelitian ini, MERDEKA
merupakan sebuah akronim dari kata menyenangkan, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan
efektif, rekreatif, demokratis, empatik, kreatif, dan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa Indonesia,
aktif. Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Bahasa
Selanjutnya, lokakarya dalam penelitian ini Inggris, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Seni
diartikan pertemuan praktisi guru untuk Budaya, Pendidikan Jasamani Olahraga dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi bersama
Kesehatan (PJOK), dan Informatika. Penelitian ini
melalui proses penyajian materi, unjuk kerja peserta
untuk menghasilkan produk atau karya tertentu. disesuaikan dengan jadwal pelajaran di sekolah
Lokakarya dalam hal ini merupakan cara untuk dengan ketentuan disetiap siklusnya guru
meningkatkan kompetensi guru mewujudkan student melaksanakan pemebelajaran di kelas yang sama.
wellbeing MERDEKA belajar. Perwujudan student Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3
wellbeing merdeka belajar dapat dilihat dari hasil Pontianak, tempat peneliti ditugaskan sebagai kepala
50
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 7 Nomor 1 Februari 2022 Subhan

sekolah. Kelas sasaran penelitian mulai dari VIII-A ketercapaian MERDEKA belajar, peneliti juga
hingga kelas VIII-I berjumlah sembilan kelas. menggunakan instrumen student wellbeing.
Kapasitas jumlah peserta didik seluruhnya 328. Data hasil telaah RPP dan hasil observasi
Penelitian ini berlangsung pada semester ganjil tahun pelaksanaan pembelajaran diolah dan disimpulkan.
pelajaran 2021/2022. Target penelitian dapat Kemudian hasil tersebut direfleksi secara bersama
dilaksanakan dari bulan November hingga Desember seluruh guru sasaran setelah presentasi RPP
2021. Prosedur PTS ini dilaksanakan dalam dua berlangsung pada hari ketiga lokakarya. Data hasil
siklus. Setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan observasi pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi
(planning), pelaksanaan (acting), pengamatan direfleksi secara individu pada saat setelah observasi
(observing), dan refleksi (reflecting). berlangsung. Kemudian seluruh data hasil observasi
Pada siklus I tahap perencanaan peneliti pelaksanaan pembelajaran direkapitulasi dan
menganalisis hasil kajian dokumen fokus group disimpulkan kelemahan dan kekuatannya.
diskusi (FGD), hasil Penilaian Kinerja Guru (PKG), Selanjutnya data tersebut ditindaklanjuti dengan
hasil telaah rapor mutu, dan hasil tes diagnosis. refleksi dan evaluasi secara berkelompok dalam
Kemudian peneliti membentuk tim panitia pelaksana ruang lokakarya pada pertemuan hari keempat
melalui rapat dan penetapannya melalui surat lokakarya dengan alokasi waktu 4 jam pelajaran.
keputusan. Setelah itu, tim membuat jadwal kegiatan Selanjutnya adalah memasuki Siklus II. Pada
sesuai target waktu yang telah disepakati dalam tahap perencanaan siklus II, peneliti meminta guru
rapat, menyusun instrumen keterlaksanaan sasaran bekerja secara mandiri untuk menyusun RPP
lokakarya, menyusun instrumen telaah RPP berdasarkan hasil refleksi siklus pertama. Baik
berdiferensiasi, intrumen observasi kunjungan kelas, Refleksi yang dilakukan secara individu maupun
dan instrumen student wellbeing, daftar hadir kelompok.
peserta, dan undangan kegiatan, serta memastikan Pelaksaan kegiatan siklus II dibagi menjadi dua
kondisi daya dukung telah tersedia dengan baik. kegiatan, yaitu kegiatan mempresentasikan RPP
Tahap pelasanaan siklus I diawali dengan yang dibuat secara mandiri di ruang lokakarya dan
kegiatan lokakarya. Skenario pelaksanaan lokakarya pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi di kelas.
siklus 1 hari pertama lokakarya dilaksanakan dengan Presentasi RPP dilakukan pada hari keempat
alokasi waktu 12 jam pelajaran dengan durasi 40 lokakarya dengan alokasi waktu seluruhnya 7 jam
menit per jam pelajaran. Kegiatan diawali dengan pelajaran. Untuk pelaksanaan pembelajaran
Pembukaan dan Kebijakan Dinas Pendidikan oleh dilaksanakan di ruang kelas dengan alokasi waktu 2
pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota jam pelajaran. Jadwal kegiatan pelaksanaannya
Pontianak. Kemudian, pleno dan tanya jawab tentang disesuaikan dengan jadwal pembelajaran yang ada di
materi Pembelajaran Berdiferensi dan sekolah. Untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan
Implemetasinya, praktik mengenal Gaya Belajar dan tindakan, peneliti menggunakan instrument telaah
Kecerdasan Majemuk, praktik Penyusunan RPP RPP, intrumen pelaksanaan pembelajaran, dan
Berdiferensiasi. instrumen student wellbeing.
Hari kedua lokakarya diawali dengan kegiatan Komponen RPP yang ditelaah terdiri dari (1)
mandiri dengan jumlah 12 jam pelajaran dengan identitas RPP, (2) rumusan tujuan pembelajaran, (3)
kegiatan madiri. Materi kegiatan mandiri adalah kegiatan pendahuluan pedahuluan, (4) kegiatan inti
Revisi RPP dengan alokasi waktu 8 jam pelajaran. terdiri dari diferensiasi konten pengetahuan dan
Pemetaan Gaya Belajar Peserta Didik dan keterampilan yang dipelajari peserta didik,
Kecerdasan Majemuk Hasil Tes Diagnosis. diferensiasi proses aktivitas belajar peserta didik,
Hari ketiga lokakarya dilakukan di ruang kelas diferensiasi produk dan hasil belajar atas pemahaman
dengan alokasi waktu 10 jam pelajaran. Kegiatan peserta didik, (5) kegiatan penutup, (6) penilaian
hari ketiga yaitu presentasi RPP dan tanya jawab hasil belajar. Komponen pelaksanaan pembelajaran
siklus I oleh sepuluh peserta sasaran. Selanjutnya, yang diobservasi adalah kegiatan (1) pendahuluan,
guru sasaran melaksanakan pembelajaran (4) kegiatan inti terdiri dari diferensiasi konten
berdasarkan RPP yang sudah dipresentasikan di pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari
kelas sesuai dengan jadwal pelajaran masing-masing peserta didik, diferensiasi proses aktivitas belajar
dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. peserta didik, diferensiasi produk dan hasil belajar
Ada dua kegiatan observasi dalam lokakarya ini, atas pemahaman peserta didik, (5) kegiatan penutup.
yaitu (1) observasi saat guru sasaran Komponen student wellbeing yang di analisis
mempresentasikan RPP berdiferensi dan (2) saat mencakup aspek MERDEKA, yaitu menyenangkan,
guru sasaran melaksanakan pembelajaran efektif, rekreatif, demokratis, empatik, kreatif, dan
berdiferensiasi di kelas. Ketercapaian hasil aktif.
penyusunan RPP yang dipresentasikan diukur Teknik pengumpulan data yaitu melalui telaah
dengan menggunakan instrumen telaah RPP RPP, observasi pelaksanaan pembelajaran, survei
Berdiferensiasi. Ketercapaian hasil pelaksanaan student wellbeing melalui form online. Data
pembelajaran diukur dengan menggunakan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data
instrumen observasi pelaksanaan pembelajaran kualitatif berasal dari hasil telaah RPP, hasil
berdiferensiasi. Kemudian untuk melihat observasi pelaksanaan pembelajaran dari instrumen
51
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 7 Nomor 1 Februari 2022 Subhan

tertutup, instrumen terbuka, wawancara, dan survei pencapaian nilai adalah Amat Baik (A) = 86 – 100,
student wellbeing diolah dengan teknik triangulasi. Baik (B)=71 – 85, Kategori Cukup (C)=55 – 70, dan
Data tersebut mendeskripsikan capaian kompetensi Kategori Kurang (D)=Kurang dari atau sama dengan
guru menyusun RPP dan melaksanakan 54.
pembelajaran. Data hasil telaah RPP, hasil
pelaksanaan pembelajaran, dan student wellbeing HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
dihitung dengan formulasi: Nilai RPP=(Skor Capaian hasil telaah RPP berdiferensiasi yang
Perolehan x 100)/skor maksimal. Kategori disusun oleh guru mata pelajaran pada siklus I dan II
dapat dilihat pada diagram berikut
.

Gambar 2. Diagram Capaian RPP Siklus I dan II

Berdasarkan diagram tersebut dapat dijelaskan siklus II menjadi 98,13 predikat sangat baik (A).
bahwa capaian pada mata pelajaran PAI, siklus I Capaian pada mata pelajaran Seni Budaya, siklus I
memperoleh 89,58 dengan predikat sangat baik (A) memperoleh 91,56 dengan predikat sangat baik (A)
meningkat pada siklus II menjadi 91,88. Capaian meningkat pada siklus II menjadi 95,05 predikat
pada mata pelajaran PPKn, siklus I memperoleh sangat baik (A). Capaian pada mata pelajaran PJOK,
85,68 dengan predikat sangat baik (A) meningkat siklus I memperoleh 89,4 dengan predikat sangat
pada siklus II menjadi 96,88 predikat sangat baik (A). baik (A) meningkat pada siklus II menjadi 97,81
Capaian pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, predikat sangat baik (A). Capaian pada mata
siklus I memperoleh 97,50 dengan predikat sangat pelajaran Informatika, siklus I memperoleh 91,98
baik (A) meningkat pada siklus II menjadi 100 dengan predikat sangat baik (A) meningkat pada
predikat sangat baik (A). Capaian pada mata siklus II menjadi 96,88 predikat sangat baik (A).
pelajaran Matematika, siklus I memperoleh 97,50 Dengan demikian, dapat peneliti simpulkan
dengan predikat sangat baik (A) meningkat pada bahwa kompetensi guru menyusun RPP
siklus II menjadi 100 predikat sangat baik (A). berdiferensiasi untuk mewujudkan MERDEKA
Capaian pada mata pelajaran IPA, siklus I belajar melalui lolakarya di SMPN 3 Pontianak tahun
memperoleh 90,47 dengan predikat sangat baik (A) pelajaran 2021/2022 terjadi peningkatan dari siklus I
meningkat pada siklus II menjadi 97,50 predikat ke siklus II. Nilai rata-rata siklus I mencapai 91,77
sangat baik (A). Capaian pada mata pelajaran IPS, kategori sangat baik (A) meningkat pada siklus II
siklus I memperoleh 89,69 dengan predikat sangat menjadi 97,02 dengan kategori sangat baik (A).
baik (A) meningkat pada siklus II menjadi 96,09 Selanjutnya, capaian hasil pelaksanaan
predikat sangat baik (A). Capaian pada mata pembelajaran siklus I dan siklus II antarmata
pelajaran Bahasa Inggris, siklus I memperoleh 93,96 pelajaran dapat dilihat pada diagram berikut.
dengan predikat sangat baik (A) meningkat pada
98,50 99,50 99,00 98,00 98,50 97,50
97,00 96,00
92,25 93,00
86,75 87,00 87,00
81,00
74,00 73,50 73,28
70,50 70,00
64,75 65,00
60,00
F
A

I
IN

SB
I

G
TK
n

K
PA

A
IN
K

IP
IP

IN

IL
B
PP

PJ
B

N
TA
A
ER

Siklus I Siklus II
R

Gambar 3. Diagram Perbandingan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan II

Berdasarkan diagram tersebut dapat dijelaskan menjadi 98,50 dengan predikat sangat baik (A).
bahwa capaian pelaksanaan pembelajaran pada mata Capaian pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,
pelajaran PAI, siklus I memperoleh 70,50 dengan siklus I memperoleh 73,50 dengan baik (B)
predikat baik (B) meningkat pada siklus II menjadi meningkat pada siklus II menjadi 99,50 predikat
92,25 dengan predikat sangat baik (A). Capaian pada sangat baik (A). Capaian pada mata pelajaran
mata pelajaran PPKn, siklus I memperoleh 74,00 Matematika, siklus I memperoleh 60,00 dengan
dengan predikat baik (B) meningkat pada siklus II

52
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 7 Nomor 1 Februari 2022 Subhan

predikat sangat cukup (C) meningkat pada siklus II predikat baik (B) meningkat pada siklus II menjadi
menjadi 86,75 dengan predikat sangat baik (A). 97,50 dengan predikat sangat baik (A). Capaian pada
Capaian pada mata pelajaran IPA, siklus I mata pelajaran Informatika, siklus I memperoleh
memperoleh 87,00 dengan predikat sangat baik (A) 65,00 dengan predikat cukup (C) meningkat pada
meningkat pada siklus II menjadi 99,00 predikat siklus II menjadi 93,00 predikat sangat baik (A).
sangat baik (A). Capaian pada mata pelajaran IPS, Dengan demikian, dapat peneliti simpulkan
siklus I memperoleh 87,00 dengan predikat cukup bahwa kompetensi guru melaksanakan pembelajaran
(C) meningkat pada siklus II menjadi 97,00 dengan berdiferensiasi untuk mewujudkan MERDEKA
predikat sangat baik (A). Capaian pada mata belajar melalui lolakarya di SMPN 3 Pontianak tahun
pelajaran Bahasa Inggris, siklus I memperoleh 70,00 pelajaran 2021/2022 terjadi peningkatan dari siklus I
dengan predikat cukup (C) meningkat pada siklus II ke siklus II. Nilai rata-rata siklus I mencapai 73,28
menjadi 98,00 dengan predikat sangat baik (A). kategori baik (B) meningkat pada siklus II menjadi
Capaian pada mata pelajaran Seni Budaya, siklus I 96,00 dengan kategori sangat sangat baik (A).
memperoleh 64,75 dengan predikat cukup (C) Selanjutnya, capaian hasil refleksi diri student
meningkat pada siklus II menjadi 98,50 dengan wellbeing MERDEKA belajar dapat dilihat pada
predikat sangat baik (A). Capaian pada mata gambar berikut.
pelajaran PJOK, siklus I memperoleh 81,00 dengan
85 81 84 85 87 84 89 82 83
79 75 78 74 77 78
68

SIKLUS I SIKLUS II

Gambar 4. Diagram Student Wellbeing MERDEKA Siklus I dan II

Berdasarkan bagan tersebut diketahui bahwa dengan predikat baik (B), meningkat pada siklus II
hasil refleksi student wellbeing MERDEKA pada menjadi 89 dengan predikat sangat baik (A).
indikator menyenangkan (M) siklus I mencapai 79 Indikator kreatif (E) pada siklus I mencapai 74
dengan kategori baik (B), meningkat pada siklus II dengan predikat baik (B), meningkat pada siklus II
menjadi 85 dengan predikat baik (B). Indikator menjadi 82 dengan predikat baik (B). Indikator Aktif
efektif (E) pada siklus I mencapai 75 dengan predikat (E) pada siklus I mencapai 68 dengan predikat cukup
baik (B), meningkat pada siklus II menjadi 81 dengan (C), meningkat pada siklus II menjadi 77 dengan
predikat baik (B). Indikator rekreatif (R) pada siklus predikat baik (B). Dengan demikian nilai rata-rata
I mencapai 78 dengan predikat baik (B), meningkat student wellbeing MERDEKA belajar juga
pada siklus II menjadi 84 dengan predikat baik (B). meningkat. Peningkatan tersebut terlihat pada siklus
Indikator demokratif (D) pada siklus I mencapai 85 I mencapai 78 dengan predikat baik (B), meningkat
dengan predikat baik (B), meningkat pada siklus II pada siklus II menjadi 83. Capaian student wellbeing
menjadi 87 dengan predikat sangat baik (A). MERDEKA belajar siklus I dan siklus II dapat dilihat
Indikator empatik (E) pada siklus I mencapai 84 pada tabel berikut.
89 90
84 85 8486 83
83 83 8182 7979 81 83 83
77 78
70 69 72 72

SIKLUS I SIKLUS II
Gambar 5. Diagram Student Wellbeing Mata Pelajaran Siklus I dan II

53
Jurnal Pembelajaran Prospektif Volume 7 Nomor 1 Februari 2022 Subhan

Berdasarkan diagram tersebut dapat dijelaskan kategori baik (B) meningkat pada siklus II menjadi
bahwa capaian student wellbeing pada mata 83 dengan kategori baik (B).
pelajaran PAI, siklus I memperoleh 70 dengan
predikat cukup (C) meningkat pada siklus II menjadi
Saran
83 dengan predikat baik (B). Capaian pada mata
pelajaran PPKn, siklus I memperoleh 69 dengan Berdasarkan hasil temuan masalah selama
predikat cukup (C) meningkat pada siklus II menjadi observasi pembelajaran berlangsung, beberapa hal
83 dengan predikat baik (B). Capaian pada mata yang dapat disarankan pada penyelenggara lokakarya
pelajaran Bahasa Indonesia, siklus I memperoleh 72 dan guru praktik pembelajaran adalah sebagai
dengan baik (B) meningkat pada siklus II menjadi 77 berikut. (1) Lokakarya disarankan mencakup
dengan predikat baik (B). Capaian pada mata kegiatan utama penyusunan RPP, pelaksanaan
pelajaran Matematika, siklus I memperoleh 84
pembelajaran yang dapat dilakukan dengan open
dengan predikat baik (B) meningkat pada siklus II
menjadi 89 dengan predikat sangat baik (A). class, dan refleksi kegiatan. (2) Sebelum menyusun
Capaian pada mata pelajaran IPA, siklus I RPP, guru wajib memiliki pemetaan potensi peserta
memperoleh 81 dengan predikat baik (B) meningkat didik baik menurut kesiapan belajar, minat belajar,
pada siklus II menjadi 82 dengan predikat baik (B). dan profil belajar. (3) Jika pelaksanaan pembelajaran
Capaian pada mata pelajaran IPS, siklus I dilakukan secara daring, guru wajib menggunakan
memperoleh 82 dengan predikat baik (B) dan tidak fitur break out room (BOR) agar peserta didik
terjadi peningkatan pada siklus II, tetap sama yaitu
banyak terlibat dalam diskusi. (4) Pada saat
82,00 dengan predikat sangat baik (A). Capaian pada
mata pelajaran Bahasa Inggris, siklus I memperoleh pembelajaran daring disarankan minimal satu anak
72 dengan predikat baik (B) meningkat pada siklus II dalam setiap kelompok harus memiliki laptop agar
menjadi 81 dengan predikat baik (B). Capaian pada presentasi kelompok menjadi maksimal. (5)
mata pelajaran Seni Budaya, siklus I memperoleh 83 Pembagian kelompok dalam pembelajaran
dengan predikat baik (B) meningkat pada siklus II berdiferensiasi disarankan tidak selalu menggunakan
menjadi 90 dengan predikat sangat baik (A). Capaian
kelompok homogen tetapi sangat disarankan untuk
pada mata pelajaran PJOK, siklus I memperoleh 83
dengan predikat baik (B) meningkat pada siklus II menggunakan kelompok heterogen agar potensi anak
menjadi 85 dengan predikat baik (B). Capaian pada dalam satu kelompok saling melengkapi.
mata pelajaran Informatika, siklus I memperoleh 84
dengan predikat baik (B) meningkat pada siklus II DAFTAR PUSTAKA
menjadi 86 predikat sangat baik (A). Andini, Dinar Westri. 2016. Differentiated
Dengan demikian, dapat peneliti simpulkan Instruction: Solusi Pembelajaran dalam
bahwa student wellbeing penerapan pembelajaran Keberagaman Siswa di Kelas Inklusif. Tri Hayu.
berdiferensiasi untuk mewujudkan MERDEKA
Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 2, Nomor 3,
belajar melalui lolakarya di SMPN 3 Pontianak tahun
pelajaran 2021/2022 terjadi peningkatan dari siklus I Mei 2016.
ke siklus II dan telah mencapai target. Nilai rata-rata Hanover Research. 2018. Best Practices for
siklus I mencapai 78 kategori baik (B) meningkat Differentiated Instruction. Hanover: Hanover
pada siklus II menjadi 83 dengan kategori baik (B). Research
Hanover Research. 2019. Differentiated Instruction
SIMPULAN DAN SARAN – A Best Practices Report. Prepared for Utah
Saran Leading through Effective, Actionable, and
Hasil penelitian tindakan sekolah, secara umum Dynamic (ULEAD) Education.
disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan Hanover:ULEAD.
kompetensi guru menerapkan pembelajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
berdiferensiasi untuk mewujudkan MERDEKA (Kemdikbud). 2020. Panduan Pendamping
belajar melalui lolakarya di SMPN 3 Pontianak. Pendidikan Guru Penggerak. Jakarta:
Secara rinci, peningkatan tersebut dapat dilihat Kemdikbud.
sebagai berikut. (1) Kompetensi guru menyusun RPP Mulyasa. 2021. Menjadi Guru Penggerak Merdeka
berdiferensiasi meningkat dari siklus I ke siklus II. Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nilai rata-rata siklus I mencapai 91,77 kategori Suwarningsih. 2021. Penerapan Pembelajaran
sangat baik (A) meningkat pada siklus II menjadi Berdiferensiasi untuk Meningkatkan Hasil
97,02 dengan kategori sangat baik (A). (2) Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Pokok
Kompetensi guru melaksanakan pembelajaran Bahasan Tanah dan Keberlangsungan
berdiferensiasi meningkat dari siklus I ke siklus II. Kehidupan di Kelas IXb Semester Genap SMPN
Nilai rata-rata siklus I mencapai 73,28 dengan 4 Monta Tahun Pelajaran 2020/2021. Jurnal
kategori baik (B) meningkat pada siklus II menjadi Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (JPPI)
96,00 dengan kategori sangat baik (A). (3) Student p-ISSN: 2797-2879, e-ISSN: 2797-2860.
wellbeing MERDEKA belajar sebagai dampak dari Volume 1, Nomor 2, 2021.
penerapan pembelajaran berdiferensiasi meningkat Tomlinson, Carol A. 2021. How To Differentiate
dari siklus 1 ke siklus II. Siklus I mencapai 78 Instruction In Mixed-Ability Classrooms. 2nd
Ed. Alexandria, VA: ASCD.

54

Anda mungkin juga menyukai