Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PROSEDUR PENGOPRASIAN KAMERA

OLEH :

ADITIA PAMUNGKAS

JURUSAN MULTIMEDIA

SMK NEGERI 3 TENGGARONG

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya
membahas mengenai prosedur pengoprasian kamera.

Makalah ini dibuat oleh beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. 

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. 

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Tenggarong Seberang, 8 Agustus 2022

Penyusun

ADITIA PAMUNGKAS

NISN : 0044647646
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kamera


1.2 Tujuan
1.3 Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kamera

2.2 Dasar-dasar Kamera

2.3 Fungsi Tombol Kamera

2.4 Lensa Kamera

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kamera merupakan salah satu penemuan penting yang dicapai umat


manusia. Lewat jepretan dan bidikan kamera, manusia bisa merekam dan
mengabadikan beragam bentuk gambar mulai dari sel manusia hingga galaksi
di luar angkasa. Jauh sebelum masyarakat Barat menemukannya, prinsip-
prinsip dasar pembuatan kamera telah dicetuskan seorang sarjana Muslim
sekitar 1.000 tahun silam. Peletak prinsip kerja kamera itu adalah seorang
saintis legendaris Muslim bernama Ibnu al-Haitham. Pada akhir abad ke-10
M, al-Haitham berhasil menemukan sebuah kamera obscura. Itulah salah satu
karya al-Haitham yang paling menumental. Penemuan yang sangat inspiratif
itu berhasil dilakukan al-Haithan bersama Kamaluddin al-Farisi. Keduanya
berhasil meneliti dan merekam fenomena kamera obscura. Penemuan itu
berawal ketika keduanya mempelajari gerhana matahari. Untuk mempelajari
fenomena gerhana, Al-Haitham membuat lubang kecil pada dinding yang
memungkinkan citra matahari semi nyata diproyeksikan melalui permukaan
datar.

Kamera sebagai alat pengambil gambar telah menjadi perangkat umum


bagi banyak orang. Salah satu jenis kamera yaitu kamera DSLR. Kamera
DSLR menjadi pilihan bagi sebagian orang yang peduli terhadap kualitas
gambar yang dihasilkan. Sebagian besar orang yang memiliki kamera
tersebut belum benar-benar mengerti bagaimana cara menggunakannya. Jika
kamera DSLR tersebut digunakan dengan pengaturan tertentu yang
disediakan maka hasil serta kualitas gambar yang dihasilkan akan lebih baik
dibandingkan hanya menggunakan fitur auto mode standar kamera.
1.2 Tujuan
Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas,
hingga tujuan dalam penyusunan makalah ini sebagai berikut:

 Untuk mempelajari dasar-dasar kamera secara detail


 Untuk mengetahui lebih dalam fungsi bagian pada kamera
 Untuk mengenali apa itu lensa kamera dan jenis-jenisnya

1.3 Rumusan Masalah


Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas
dalam makalah ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas
dalam karya tulis ini antara lain:
 Apa yang di maksud kamera?
 Apa fungsi tombol-tombol pada kamera?
 Ada berapa jenis lensa kamera yang kamu ketahui?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kamera

Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi, mekanisme


awal untuk memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara
kerja kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk
mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya. Dalam
dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan merekam
suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, sistem lensa
membentuk gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya. Lempeng ini akan
memancarkan elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya,
pancaran elektron itu diperlakukan secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera
potret.

2.2 Dasar-dasar Kamera

Sebelum menggunakan kamera tentu saja memerlukan dasar-dasar mengenai


kamera, ini berguna untuk mengenal kamera dengan baik  tetapi juga memahami
tentang bagaimana menyiasati mode dan pengaturan kamera untuk mendapatkan
bidikan yang mengagumkan.

a. Aperture
Aperture mengontrol jumlah cahaya yang memasuki lensa,
hal yang perlu dicatat :
 Semakin besar aperture (yaitu, semakin kecil f-number),
semakin besar bokeh-nya.
 Semakin kecil aperture (yaitu, semakin besar f-number),
semakin besar area dalam fokus (depth-of-field).
 Jumlah cahaya yang memasuki sensor bisa dikontrol
dengan melebarkan menyempitkan aperture.
Aperture memungkinkan kita mengontrol jumlah cahaya
yang memasuki lensa. Apabila aperture dilebarkan, semakin
banyak cahaya yang bisa masuk, dan sebaliknya, apabila
aperture disempitkan, semakin kurang cahaya yang bisa masuk
ke lensa.

b. Pencahayaan
“Exposure” (Pencahayaan) mengacu ke kecerahan dalam
gambar sebagaimana ditentukan oleh interaksi antara aperture
dan kecepatan rana, hal yang perlu dicatat :

 Kamera dilengkapi dengan fungsi Auto exposure (AE).


 Kita mengacu ke kecerahan yang dihitung dan ditetapkan
oleh kamera sebagai “correct exposure” (pencahayaan
tepat).
 Jika pencahayaan yang tepat tidak memuaskan, Anda bisa
menggunakan exposure compensation (kompensasi
pencahayaan) untuk menyesuaikannya.

Kata "exposure" (pencahayaan) mengacu ke volume cahaya


yang diambil saat gambar dibidik, yang memengaruhi kecerahan
gambar yang dihasilkan. Volume cahaya ini pada dasarnya
ditentukan oleh kombinasi pengaturan aperture dan kecepatan
rana.

c. Menetapkan Fokus
Ada dua cara untuk menetapkan fokus. Dengan
menggunakan sistem autofocus (fokus otomatis) kamera, atau
pemilihan dan penyesuaian secara manual, hal yang perlu
dicatat :

 “AF” merujuk ke “autofocus”. Ini terjadi ketika kamera


menala sendiri untuk menetapkan fokus terbaik ketika
mengambil foto.
 “MF” merujuk ke “manual focus”. Ini terjadi apabila
fotografer menyesuaikan fokus secara manual untuk
menetapkan fokus.

Menetapkan fokus merupakan keterampilan dasar dalam


mengambil foto. Ada dua cara untuk menetapkan fokus. Yang
pertama melalui pengoperasian autofocus (AF) yaitu, kamera
menetapkan fokus secara otomatis. Yang kedua melalui
pengoperasian manual focus (MF) yaitu, sang fotografer
menyesuaikan fokus dengan menggunakan tangan.

d. Picture Style
Dengan Picture Style, kita bisa mengubah kontras dan nada
warna foto sesuai dengan selera, hal yang perlu dicatat :

 Dapat menyesuaikan pengaturan agar sesuai dengan subjek


dan maksud pemotretan Anda.
 Dapat mengkustomisasi pengaturan dalam pengaturan preset.

Picture Style adalah fungsi yang memungkinkan Anda


menyesuaikan nada warna dan kontras menurut preferensi Anda.
Anda bisa berharap mendapatkan foto dengan nada warna yang
disempurnakan dan lebih segar, serta kontras yang mempertajam
atau memperlemahnya agar sesuai dengan pemandangan yang
bersangkutan.

e. Posisi dan Sudut


Posisi : Kedataran Anda memegang kamera
Sudut : Derajat sudut kamera yang menghadap subjek

Hal yang perlu dicatat :


 Anda bisa mengubah komposisi foto berdasarkan posisi dan
sudut.
 Tentukan posisi sebelum memilih sudut.

Posisi mengacu ke ketinggian kamera secara relatif dari


bumi. Memegang kamera pada posisi normal, pada ambang batas
mata Anda dikenal sebagai ‘eye-level position’ (posisi level
mata), memegang kamera pada posisi yang lebih tinggi dari level
mata dirujuk sebagai ‘high position’ (posisi tinggi), dan
memegang kamera pada level rendah, misalnya saat Anda
jongkok, dikenal sebagai ‘low position’ (posisi rendah).
Sudut mengacu ke derajat arah kamera ke subjek.
Memegang kamera pada level horizontal ke subjek dikenal
sebagai ‘eye-level angle’ (sudut level mata), memegang kamera
menghadap ke bawah dikenal sebagai ‘high angle’ (sudut tinggi),
dan memegang kamera menghadap ke atas dikenal sebagai ‘low
angle’ (sudut rendah).

2.3 Fungsi Tombol Kamera


Sebelum kita mempelajari tentang fotografi, biasanya hal pertama yang wajib
kita pelajari adalah tombol - tombol atau bagian yang ada pada body kamera. Hal
tersebut akan membantu kita mudah menggunakan kamera maupun merubah
pengaturan dari sebuah kamera. Berikut ini contoh tombol-tombol pada kamera
beserta fungsinya.

a. Viewfinder
Viewfinder merupakan optik kecil yang berada diatas LCD yang
terbuat dari kaca dengan bentuk persegi. Fungsi dari viewfinder ini adalah
untuk melihat objek yang akan kalian bidik. Beberapa orang lebih suka
menggunakan viewfinder sebagai media penampil, namun beberapa orang
lebih menyukai melihat gambar melalui LCD. Keuntungan lebih sering
menggunakan viewfinder adalah untuk menghemat penggunaan baterai
kamera.

b. Plus minus dioptrik


tanda ini berfungsi untuk menjernihkan gambar pada viewfinder,
biasanya ini digunakan untuk fotografer yang memakai kacamata atau
penderita mata plus atau minus. Kalian dapat menggunakan fitur ini
dengan memutar kebawah untuk plus dan memutar keatas untuk minus.

c. Tombol View Shooting


Tombol ini ditandai dengan gambar kamera berwarna putih
ditambah dengan titik merah diatas tombol. Letak dari view shooting ini
berada di sebelah kanan viewfinder untuk kamera 1300D. Fungsi dari
tombol ini adalah untuk mengubah tampilan view live LCD ke viewfinder
ataupun sebaliknya.

d. Tombol AV
Tombol ini untuk menaikkan atau menurunkan aperture atau
diafragma, selain itu tombol memiliki tanda plus dan minus.

e. Tombol kotak sampah atau hapus


Tombol ini berfungsi untuk menghapus foto ataupun video yang
ada dalam kamera. Untuk kamera 1300D kalian dapat langsung menekan
tombol hapus yang telah tersedia lalu pilih erase/hapus. Maka foto ataupun
video yang tidak kalian inginkan dapat terhapus dengan mudah

f. Tombol Q
Fungsi dari tombol ini adalah untuk memindah tampilan layar agar
settingan dapat dipindahkan. Settingan tersebut diantaranya Shutter speed,
aperture, ISO, Flash exposure, efek, ambience priority, kualitas gambar,
metering, self timer mode dan single shooting atau continuous shooting.

g. Tombol DISP/Display
Tombol ini berfungsi untuk mematikan dan menghidupkan layar LCD

h. Tombol Mode shoot


Tombol ini berfungsi untuk mengatur agar banyak mengambil foto
hanya dengan satu kali menekan tombol shutter. Tombol ini ditandai
dengan frame kamera yang berbentuk persegi panjang bertumpuk

i. Tombol Timer
Tombol ini berfungsi untuk mengatur timer kamera, timer kamera
sebanyak 2 pilihan yaitu 2 detik dan 10 detik. Tombol ini menyatu dengan
mode shoot

j. Tombol ISO
Tombol ini berfungsi untuk merubah ISO

k. Tombol AF
AF disini merupakan Auto Focus, sehingga tombol AF berfungsi
untuk merubah Auto Focus
l. Tombol WB
Tombol WB atau white balance merupakan tombol yang berfungsi
mengubah Ambience priority, Daylight, Shade, Cloudy, Tungsten light,
White fluorescent light, ataupun custom.
m. Tombol Menu
Berfungsi untuk menampilkan menu dalam LCD

n. Tombol SET
Tombol untuk memilih pilihan menu, contoh jika anda ingin
mengubah Shutter speed dari 1/40 ke 1/60 maka setelah memilih maka
anda menekan tombol SET untuk mengbahnya

o. Tombol Playback
Untuk menampilkan foto atau video yang terdapat dalam kamera

p. Lampu indikator baterai


Lampu indikator ini terletak di samping simbol wifi, fungsi dari
lampu indikator wifi ini untuk memberikan tanda bahwa baterai low

q. Lampu Indikator Wifi


Lampu ini berada di bawah simbol wifi yang berfungsi untuk
menandakan bahwa kamera sudah terkoneksi atau belum dengan gawai

r. Tombol Zoom (plus)


Sebagaimana namanya, tombol ini berfungsi untuk memperbesar
gambar atau video dalam kamera. Tombol ini ditandai dengan tanda plus
atau tambah

s. Tombol Zoom (Minus)


Tombol ini untuk mengecilkan gambar/ Zoom in. Tombol ini
memiliki tanda minus, terletak disamping kiri zoom plus
t. Mode

Berfungsi untuk memilih mode kamera, diantaranya M


(Manual), AV (Auto), TV, P, flash, Video, portrait, creative auto,
Landscape, close up, sports, food, dan Night.

u. Tombol Flash

Berfungsi untuk membuka katup flash secara langsung, tombol ini


ditandai dengan simbol listrik

v. Tombol Shutter

Berfungsi untuk mengambil gambar

w. Sakelar fokus lensa

Sakelar ini ditandai dengan huruf AF dan MF, Tujuannya untuk


mengubah fokus lensa auto maupun manual

x. Main dial

Tombol ini untuk mengatur ISO. Ke kiri mengecilkan angka ISO


(terang) dan ke kanan untuk membesarkan angka ISO (Gelap), Selain itu
berfungsi untuk memindahkan foto/video yang satu ke yang lainnya.

y. Zoom ring

Berfungsi untuk mengatur zoom, baik zoom in maupun zoom out.

z. Tombol Pembuka Lensa

Tombol ini terletak tepat dibawah tulisan type kamera, jika ingin
membuka lensa maka kita harus menekan tombol ini agar lensa dapat
terlepas.
2.4 Lensa Kamera

Lensa merupakan alat vital dari kamera yang berfungsi untuk


memfokuskan pantulan cahaya dari objek agar dapat tepat ditangkap oleh
sensor/film pada kamera. Terdiri atas beberapa lensa yang berjauhan yang
bisa diatur sehingga menghasilkan ukuran tangkapan gambar dan variasi
fokus yang berbeda. Di bagian luar lensa fotografi biasanya ditempatkan tiga
cincin pengatur, yaitu cincin panjang fokus (untuk lensa jenis variabel),
cincin diafragma, dan cincin fokus. Berikut contoh-contoh lensa kamera :

a. Lensa cepat

Lensa cepat adalah lensa dengan nilai tingkap tunggal yang merupakan nilai
maksimumnya. Dengan tingkap tunggal, sebuah lensa cepat masih mempunyai
beberapa variasi nilai bukaan yang lebih besar.

b. Lensa lambat

Lensa lambat Digunakan untuk mengimbangi setting kecepataan bukaan rana


sangat rendah di badan kamera.

c. Lensa makro

Lensa makro adalah lensa yang didesain untuk panjang fokus yang sangat
pendek. Lensa ini khusus digunakan untuk menangkap detail maksimal dari suatu
objek. Banyak digunakan untuk foto-foto produk dan sains.Lensa makro dirancang
untuk menghasilkan gambar sesuai dengan ukuran asli atau lebih besar dengan rasio
1:1 hingga 1:10.

d. Lensa fokus tunggal

Lensa fokus tunggal adalah lensa dengan bidang fokus tunggal, biasanya disetel
pada jarak hiperfokal. Lensa fokus tunggal didesain untuk mencapai jarak fokal yang
maksimum sehingga kedalaman ruang dapat mencapai rentang dari jarak dekat
hingga jarak terjauh (jarak hiperfokal).
e. Lensa parfokal

Lensa parfokal adalah sebuah lensa yang mempertahankan ketajaman bidang


fokusnya walaupun terjadi perubahan panjang fokus lensa.

f. Lensa fokus halus

Lensa fokus halus adalah lensa dengan aberasi speris. Soft focus adalah sebuah
efek pada fotografi yang disebabkan oleh blur akibat aberasi speris lensa. Sebuah
lensa fokus halus didesain untuk menimbulkan efek blur tersebut namun tetap
menjaga ketajaman setiap garis dari subjeknya. Efek soft focus yang ditimbulkan
oleh lensa ini tidak sama dengan efek out of focus yang disebabkan posisi subjek di
luar bidang fokus.

g. Lensa sudut lebar

Lensa sudut lebar adalah lensa dengan panjang fokus lebih pendek daripada
lensa normal, sesuai dengan ukuran bingkai citra pada bidang film, maupun dimensi
sensor foto pada bidang fokal pada kamera digital. Menurut standar fotografi, lensa
normal adalah lensa yang mempunyai panjang fokus mendekati panjang diagonal
bidang fokal. Lensa sudut lebar dengan panjang fokus yang lebih pendek akan
memproyeksikan lingkaran citra yang lebih besar ke bidang fokal.

h. Lensa mata ikan

Lensa mata ikan adalah lensa sudut lebar dengan sudut pandang hemisperis
yang sangat lebar. Lensa mata ikan pertama kali didesain dan dikembangkan guna
kepentingan meteorologi untuk mempelajari barisan awan dan pertama kali disebut
"whole-sky lenses", lensa mata ikan menjadi populer pada fotografi umum karena
distorsi citranya yang khas.

i.Lensa variabel

Lensa variabel adalah lensa yang tidak dapat mempertahankan bidang fokus
pada saat terjadi perubahan panjang fokus karena posisi bidang fokal juga ikut
tergeser, sehingga diperlukan pemfokusan ulang setiap terjadi perubahan panjang
fokus.

j. Lensa superzoom

Lensa superzoom adalah lensa fotografi dengan faktor panjang fokus yang
sangat besar, lebih besar dari 4x. Faktor panjang fokus dapat berkisar hingga 15x
zoom pada kamera refleks lensa tunggal dan 26x pada kamera digital, hingga 100x
pada kamera televisi profesional.

k. Lensa tetap

Lensa tetap adalah lensa dengan panjang fokus tunggal. Lensa tetap sering
dikatakan mempunyai nilai lebih pada ketajaman hasil citra. Dengan ukuran yang
lebih kecil, lensa tetap mempunyai bobot yang lebih ringan dan harga yang lebih
murah dibandingkan dengan lensa zoom pada mutu yang sama.

l. Lensa normal

Lensa normal adalah sebuah lensa yang memetakan citra yang tampak seperti
perspektif pandang normal mata manusia. Pemetaan perspektif tersebut didapat
karena panjang fokus lensa sebanding dengan jarak diagonal bidang fokal dengan
sudut pandang diagonal sekitar 53 derajat.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Seperti pembahasan di atas, kita sudah mengetahui teknik-teknik dasar


mengambil atau menghasilkan foto dengan baik. Tapi pada dasarnya dalam
menciptakan foto yang menarik, kita harus memiliki teknik dasar serta konsep yang
kreatif agar kita tidak mengalami kesulitan dalam memilih obyek yang kita potret.
Sekarang tinggal bagaimana cara kita mempraktekan teknik-teknik di atas. Makalah
ini disusun demi kepentingan bersama. Semoga bermanfaat.

Saran

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.

Saya banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Lenny Lipton (1975). The Super 8 Book. Simon and Schuster.


hlm.  61. ISBN 0879320915. line feed character di |publisher= pada posisi 10
(bantuan)

^ A. Arthur Englander and Paul Petzold (1976). Filming for Television.


Hastings House.

^ Gerald Millerson (1993). Effective TV Production. Focal


Press. ISBN 024051324X.

^ The British Journal of Photography (edisi ke-v.115). Liverpool


Photographic Society. 1967.

^ "ARRI Variable Prime Lenses". ARRI Media. Diakses tanggal 2007-11-19.

^ "Variable Prime System for 35 mm Film" (PDF). ISCO Precision Optics.


Diakses tanggal 2007-11-19.

^ "Variable Prime". Schneider Optics. Diakses tanggal 2007-11-19.

^ "1998 Scientific & Technical Awards Winners". Academy of Motion


Picture Arts and Sciences. Diakses tanggal 2007-11-19.

^ "AMPAS Award".  Academy of Motion Picture Arts and Sciences. Diakses


tanggal 2007-11-19.
^ The Four Thirds Standard, Four Thirds Consortium, 2008, diarsipkan
dari versi asli tanggal 2009-03-07, diakses tanggal 2009-04-17

Anda mungkin juga menyukai