Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Tugas 1
“UPAYA MENINGKATKAN PERHATIAN BELAJAR”
TEMA: BERBAGAI PEKERJAAN MELALUI MODEL KOOPERATIF
LEARNING
KELAS IV SDN 1 MESUJI JAYA SEMESTER 1

Kode & Nama Matakuliah : IDIK4007 METODE PENELITIAN


Nama Mahasiswa : NIKEN FIRDANA
NIM : 856741492
Prodi : S1 PGSD
UPBJJ : UT PALEMBANG

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2022.2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayatnya
penulis dapat menyelesaikan proposal PTK dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN
PERHATIAN BELAJAR TEMA : BERBAGAI PEKERJAAN MELALUI MODEL
KOOPERATIF LEARNING PADA KELAS IV SDN 1 MESUJI JAYA”.

Penulisan proposal PTK ini bertujuan untuk memenuhi sebagian pengumpulan tugas 1
Metode Penelitian. Proposal PTK ini mengkaji tentang penerapan model probing-prompting
(penyelidikan dan pendorong memperoleh informasi) terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa.

Proposal ini akan menjelaskan tentang Pekerjaan Melalui Model Kooperatif Learning
Pada Siswa. Yaitu Solusi Peningkatan Kualitas Hasil Belajar dan Pembentukan Karakter Siswa.
Proses pembuatan proposal ini diharapkan dapat membentuk karakter anak didik oleh pendidik,
baik karakter moral, karakter kinerja, karakter relasional, maupun karakter spiritual.

Penulis menyadari sepenuhnya meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal PTK


ini sebaik mungkin, namun masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan
segala kekurangan dalam penyusunan proposal penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi para pembaca
dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Belitang, 20 Oktober 2022

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah pelengkap dalam kehidupan yang bersifat wajib untuk anak bangsa.
Dikatakan demikian karena pendidikan adalah suatu pembelajaran yang berpengaruh sangat tinggi
terhadap siswa baik di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat luas. Somantri (1976,
hlm.28) mengatakan Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai arah yakni mendidik masyarakat
sebagai warga negara yang patuh aturan hokum, digambarkan dengan masyarakat atau warga negara
yang rela berkorban demi bangsa dan negara, berakidah, dan demokratis.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 menjelaskan bahwa “dalam bentuk
kehidupan kecerdasan bangsa diharuskan adanya komite nasional untuk dapat menaikkan mutu serta
daya saing bangsa dengan penataan ulang Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan
Standar Penilaian dan Penataan Ulang Kurikulum”. Dapat disimpulkan bahwa Tema 4 subtema
1,Bahasa Indonesia dan IPA diharapkan memberikan kesiapan terhadap siswa guna menjadi
masyarakat/warga negara yang mampu meningkatkan mutu serta daya saing bangsa, menjaga
komitmen untuk mempertahankan NKRI sesuai standar kurikulum yang berlaku. Dalam mewujudkan
kesiapan tersebut, hal utama yang harus dilakukan oleh pendidik adalah memberikan motivasi untuk
minat siswa pada pembelajaran yang baru, pendidik dituntut untuk memberikan suasana serta kondisi
yang baru agar dapat melaksanakan proses pembelajaran dan pendidik mampu mengidentifikasi
kendala yang dialami siswa agar pendidik dapat memberikan bimbingan yang tepat untuk kendala yang
dialami tiap-tiap siswa.
Pembelajaran Tema 4 Bahasa Indonesia dan IPA harus mempunyai tiga tujuan dalam
pembelajaran yaitu tujuan dalam kognitif, tujuan dalam afektif, serta tujuan dalam psikomotor. Apabila
siswa belum memaksimalkan tiga tujuan pembelajaran tersebut maka guru sebagai pendidik belum
sepenuhnya memberikan acuan tujuan pembelajaran kepada siswa karena faktor atau suatu hal lainnya.
Utamanya penerapan pembelajaran dengan model yang kurang bervariatif, seharusnya pembelajaran
menyesuaikan tingkat progres serta keperluan siswa.
Berdasarkan pemaparan latar belakang, peneliti sangat tertarik melakukan penelitian tentang
penerapan model kooperatif learning untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi, maka peneliti
menuangkannya pada judul “UPAYA MENINGKATKAN PERHATIAN BELAJAR” TEMA :
BERBAGAI PEKERJAAN MELALUI MODEL KOOPERATIF LEARNING PADA KELAS 4 SDN
1 Mesuji Jaya SEMESTER 1(Penelitian Tindakan Kelas IV SD Negeri 1 Mesuji Jaya Kabupaten Ogan
Komering Ilir).

B. Rumusan Masalah
Berdasar pada latar belakang. Rumusan masalahnya pada siswa SDN 1 MESUJI JAYA
Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam Pembelajaran Tema 4, yaitu:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Tema 4 pada model kooperatif learning pada kemampuan
berpikir kritis siswa melalui media?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Tema 4 melalui penerapan model kooperatif learning pada
kemampuan berpikir kritis siswa melalui media?
3. Bagaimana hasil peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam penerapan model kooperatif
learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Tema 4 melalui media di kelas
IV SDN 1 MESUJI JAYA?
4. Bagaimana hambatan yang dihadapi oleh siswa maupun guru serta upaya yang dilakukan dalam
penerapan model kooperatif learning pada pembelajaran Tema 4 melalui media di kelas IV SDN 1
MESUJI JAYA?

E. Tujuan Penelitian
Berdasar pada latar belakang dan rumusan masalah, penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil
peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa melalui model kooperatif learning dalam pembelajaran
Tema 4 melalui media. Khususnya, tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
1. Mendeskripsikan perencanaan penerapan model kooperatif learning pada pembelajaran Tema 4 di
kelas IV SDN 1 MESUJI JAYA.
2. Mengidentifikasi pelaksanaan penerapan model Saintifik learning pada pembelajaran Tema 4 di
kelas IV SDN 1 MESUJI JAYA.
3. Menjelaskan hasil peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam penerapan model kooperatif
learning pada pembelajaran Tema 4 di kelas SDN 1 MESUJI JAYA.
4. Menjelaskan hambatan yang dihadapi oleh siswa maupun guru serta upaya yang dilakukan pada
penerapan model kooperatif learning dalam pembelajaran Tema 4 melalui di kelas IV SDN 1 MESUJI
JAYA.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Dari Segi Teori ( Pengetahuan )
 Secara teoritis, penelitian ini menjelaskan secara detail dan merinci mengenai penerapan model
kooperatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalm pembelajaran Tema 4 di
kelas IV SDN 1 MESUJI JAYA melalui media.
 Secara teoritis, manfaat penelitian ini untuk memberikan masukan serta menambahkan
wawasan ilmu pengetahuan yang luas khususnya pada model kooperatif dalam pembelajaran
tema 4 melalui media.
2. Manfaat Dari Segi Praktik ( Keterampilan )
 Bagi Siswa Melatih siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis sehingga siswa
terbiasa dan mampu untuk memecahkan masalah serta berpendapat di dalam penerapan model
kooperatif, serta mampu meingkatkan motivas belajar yang mampu untuk menghindari rasa
jenuh pada kegiatan belajar mengajar.
 Bagi Guru Guru dapat menjadikan penerapan model kooperatif sebagai alternative guna
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan dapat mengingkatkan inovasi belajar.
 Bagi Sekolah Dapat dijadikan sebagai referensi baru untuk program yang berkenaan dengan
model kooperatif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui media.
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan pengamatan pustaka yang peneliti lakukan, penelitian ini belum ada yang
mengkajinya. Akan tetapi sebelumnya sudah ada penelitian berbentuk Skripsi dan jurnal yang
relevan dengan penelitian tersebut diantaranya adalah:
Pertama, penelitian yang ditulis oleh Muhammad Ma’ruf pada tahun 2011 dengan judul
“Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Penggunaan
Media CD Interaktif Pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al Mahmud Kumpulrejo 01
Salatiga Tahun Ajaran 2010 – 2011”. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan
kelas (PTK), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar
matematika pada siswa kelas IV MI Kumpulrejo 01 dengan menggunakan metode penggunaan
media CD interaktif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah penggunaan media CD
interaktif terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran Matematika siswa
kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga. Terbukti siswa lebih
apresiatif dan partisipatif setelah materi disajikan dengan menggunakan CD Interaktif.
Penelitian tersebut mempunyai kesamaan dengan penelitian yang dilakuan peneliti dalam hal
peningkatan motivasi belajar siswa melalui 2 penggunaan CD pembelajaran. Adapun perbedaan
penelitian ini adalah pada obyek penelitian, dalam penelitian saudara Muhammad Ma’ruf
obyeknya adalah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al Mahmud Kumpulrejo 01 Salatiga
Tahun Ajaran 2010 – 2011 pada mata pelajaran Matematika, sedangkan penelitian yang akan
peneliti teliti obyeknya adalah siswa SDN Keputran 2 pada mata pelajaran PAI.1 Penelitian
tersebut dipakai dalam penelitian ini untuk memperkaya teori tentang peningkatan motivasi
belajar siswa melalui penggunaan media CD pembelajarn.
Kedua, penelitian Windi Cindiana Karim dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media
Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di SMA Negeri 1 Telaga”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
PKn. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif deskriptif inferensial
menggunakan analisis statistik regresi linier sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
media pembelajaran dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
Penelitian tersebut mempunyai kesamaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yakni
dalam hal pengaruh penggunaan media pembelajaran dengan motiasi belajar siswa.

B. Landasan Teori

1. Motivasi Belajar Siswa


a. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), motivasi adalah dorongan yang
ditimbulkan pada diri seseorang untuk melakukan suatu perbuatan atau tidakan dengan tujuan
tertentu secara sadar atau tidak sadar. Daya usaha yang mendorong diri untuk bergerak
melakukan aktiftas, tindakan atau perbuatan demi mencapai suatu tujuan tertentu. Motivasi
merupakan dorongan dasar dalam diri seseorang yang dapat menggerakan untuk melakukan
sesuatu. Sebagaimana yang dikatakan Sumardi Suryabrata dalam H. Djali, motivasi diartikan
sebagai keadaan yang terdapat pada diri seseorang yang dapat mendorongnya untuk melakukan
tindakan tertentu demi mencapai suatu tujuan. Mc. Donald dalam Oemar Hamalik mengatakan
bahwa Motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and
anticipatory goal reaction. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan gairah afektif dan reaksi tujuan antisipati.
b. Ciri-ciri motivasi belajar
Sardiman A.M menyebutkan beberapa cir-ciri untuk mengetahui motivasi belajar dalam
diri seseorang, antara lain : 1) Tekun dalam mengahadapi tugas, tidak akan berhenti sebelum
selesai 2) Ulet dalam menghadapi rintangan atau kesulitan, tak kenal putus asa 3) Lebih senang
belajar sendiri 4) Cenderung cepat bosan dalam melakukan tugas rutin atau yang berulang-
ulang 5) Mampu mempertahankan pendapatnya terhadap sesuatu yang telah diyakininya 6)
Senang dan tangguh dalam memecahkan masalah atau persoalan. Ciri-ciri diatas merupakan
ciri-ciri seorang siswa yang mempunyai motivasi yang kuat dalam dirinya. Apabila siswa
memunyai cirri-ciri diatas, maka siswa tersebut mempunyai motivasi yang kuat dalam belajar
dan mempuyai keinginan yang kuat dalam meraih kesuksessan. Selanjutnya, tugas guru adalah
membimbing dan mendorong siswa agar memiliki motivasi yang kuat. Diantaranya adalah guru
mampu mengelola kelas dengan baik, guru mampu menyampaikan materi dengan metode dan
media yang menarik.
c. Faktor-faktor pembentuk motivasi
Terdapat dua faktor yang dapat membentuk motivasi belajar. Sebagaimana yang
dikemukakan Uno bahwa motivasi belajar dapat timbul karena dua macam faktor, yakni faktor
intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil dan
dorongan kebutuhan belajar, harapan akan citacita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah
adanya penghargaan lingkungan yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Dua faktor
yang dapat mempengaruhi timbulnya motivasi belajar pada siswa, yaitu:
1) Motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri
seorang siswa. Keinginan siswa untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya melalui
proses belajar. Dalam mengikuti pembelajaran, Siswa benar-benar ingin menguasai nilai-nilai
yang terkandung dalam materi pembelajaran. Bukan melakukan belajar untuk mendapatkan
pujian atau penghargaan dan nilai yang tinggi.
2) Motivasi ekstrinsik Motivasi ini timbul bukan dari dalam diri seorang siswa, namun timbul
dari luar diri. Seperti adanya penghargaan dari teman, keluarga atau lingkungan sekitar terhadap
ketercapaian dan keberhasilan siswa. Dan juga adanya kegiatan belajar mengajar yang menarik.
Pembelajaran yang efektif dan tidak terkesan monoton. Kedua macam faktor tersebut sangat
diperlukan dalam proses kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan minat, hasrat dan
keinginan belajar siswa. Serta mengarahkan dan mendorong siswa untuk senantiasa berprestasi
dan melakukan kreatifitas.
d. Indikator motivasi
Dalam mengukur kekuatan motivasi belajar siswa, perlu diperhatikan indikator-indikator yang
menunjukkan adanya perubahan motivasi belajar pada siswa. Menurut Martin Handoko peningkatan
motivasi belajar siswa dapat dilihat dari beberapa indikator. Indikator tersebut antara lain adalah
sebagai berikut: 1) Kuatnya kemauan untuk berbuat. 2) Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar. 3)
Kerelaan meninggalkan kewajiban tugas yang lain. 4) Ketekunan dalam mengerjakan tugas8 Peserta
didik yang mempunyai motivasi tinggi dalam belajar agama pasti mempunyai kemauan yang kuat
untuk belajar agama, menggunakan waktu senggangnya untuk belajar agama, lebih mementingkan
kewajiban belajar agama dibandingkan tugas yang lain, serta tekun dalam mengerjakan tugas agama.

PEMBAHASAN

Penelitian yang berjudul ‘’UPAYA MENINGKATKAN PERHATIAN BELAJAR TEMA


BERBAGAI PEKERJAAN MELALUI MODEL KOOPERATIF LEARNING PADA KELAS 4 SDN
1 MESUJI JAYA SEMESTER 1” ini bertujuan untuk mendapatkan informasi sejauh mana peningkatan
pemahaman siswa dengan metode cooperative learning.
Adapun masalah dalam penelitian ini yakni “adakah peningkatan pemahaman siswa dengan
metode cooperative learning pada materi tema 4 tentang jenis jenis pekerjaan”. Subjek dalam penelitian
ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 1 MESUJI JAYA tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah
32 siswa, terdiri dari 17 siswa laki laki dan 15 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik observasi yang dilakukan selama penelitian pada siklus I
dan siklus II yang sedang berlangsung.
Teknik analisis data yang dipergunakan adalah teknik kuantitatif (jumlah data yang diperoleh)
dan kualitatif (kualitas dan kedalaman data). Tekhnik kuantitatif untuk mengolah data kuantitatif hasil
test. Sedangkan tekhnik kualitatif untuk menganalisis data kualitatif non test (interview).
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
Penerapan metode KOOPERATIF LEARNING PADA KELAS 4 SDN 1 MESUJI JAYA SEMESTER
1, Peneliti mengharapkan untuk penelitian berikutnya agar memilih metode yang tepat dan
menggunakan alat peraga yang mendukung terhadap materi pembelajaran untuk meningkatkan
pemahaman berpikir kritis pada siswa.

Kata Kunci : Metode kooperatif learning siswa kelas 4 pada tema 4 tentang jenis-jenis pekerjaan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. Model Pembelajaran Kooperatif


a. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif bergantung pada efektivitas kelompok-kelompok siswa tersebut.
Dalam pembelajaran ini, guru diharapkan mampu membentuk kelompok-kelompok kooperatif dengan
hati-hati agar semua anggotanya dapat bekerja bersama-sama untuk memaksimalkan pembelajarannya
sendiri dan pembelajaran teman-teman satu kelompoknya. Pembelajaran kooperatif umumnya
melibatkan kelompok yang terdiri dari 4 siswa dengan kemampuan yang berbeda dan ada pula yang
menggunakan kelompok dengan ukuran yang berbeda-beda. Model pembelajaran merupakan landasan
praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di
kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan
kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas. (Suprijono dalam Nugroho,
2013:162).
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok
termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum
pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan
pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik
menyelesaikan masalah yang dimaksud. (Suprijono, 2009:73) Cooperative learning merupakan suatu
sikap atau perilaku bersama dalam bekerja, dalam struktur kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan
dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Pada pembelajaran kooperatif, interaksi ditandai dengan
tujuan saling tergantung dengan individu yang lain. Kelompok kooperatif mempunyai rasa tanggung
jawab pribadi. Ini berarti semua siswa perlu mengetahui materi yang sedang digarap dan memberikan
kontribusi agar seluruh kelompok berhasil. (Gazali, 2016:59) Pembelajaran kooperatif merupakan
bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang
bersifat heterogen. (Rusman, 2014:202) Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran
di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar. (Huda ,
2015:32). Pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok yang di
dalamnya siswa bisa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan
jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja. Dengan melaksanakan model
pembelajaran kooperatif ini, siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, di
samping itu juga bisa melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir maupun
keterampilan sosial, seperti keterampilan mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari
orang lain, bekerja sama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang
dalam kehidupan kelas.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang lebih menekankan pada adanya kerja siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang
bertujuan untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif.
b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 ( Enam ) tahap yaitu:
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan
dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topic yang akan dipelajari dan memotivasi
siswa belajar
Tahap 2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau melalui bahan bacaan
Tahap 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Guru menjelaskan kepada
siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efektif dan efisien
Tahap 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompokkelompok belajar
pada saat merekamengerjakan tugas mereka
Tahap 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Tahap 6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok (Rusman, 2014:211)
c. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif terdiri dari 4 (Empat) tahap yaitu:
1) Penjelasan materi, tahap ini merupakan tahap penyampaian pokokpokok materi pembelajaran
sebelum siswa belajar dalam kelompok.
2) Belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja
dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
3) Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes atau kuis, yang
dilakukan secara individu atau kelompok.
4) Pengakuan tim, adalah penepatan tim yang dianggap paling menonjol atau tim yang paling
berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim
untuk terus berpretasi lebih baik lagi. (Rusman, 2014:212)
d. Keunggulan dan Kelemahan model pembelajaran kooperatif
1. Keunggulan Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran diantaranya:
a. Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah
kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar
dari siswa lain.
b. SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata
secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
c. SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala
keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
d. SPK dapat membantu memperdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
e. SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus
kemampuan sosial, termasuk mengembangkan harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan
yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
2. Kelemahan Disamping keunggulan, SPK juga memiliki kelemahan, diantaranya:
a. Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau
kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning.
b. Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer
teaching yang efektif maka dibandingkan dengan pembelajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara
belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami oleh siswa tidak tercapai.
c. Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan pada hasil kerja kelompok. Namun demikian guru
perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu
siswa.
d. Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode
waktu yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau
sekalisekali penerapan strategi ini.
e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa,
akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kemampuan secara individual.
Oleh karena itu idealnya melalui SPK selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar
bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam SPK memang buka
pekerjaan yang mudah. (Sanjaya, 2006:249)
e. Prinsip Dasar Model Pembelajaran Kooperatif
Prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam
kelompoknya dan berpikir bahwa semua anggota kelompok memiliki tujuan yang sama.
2) Dalam kelompok terdapat pembagian tugas secara merata dan dilakukan evaluasi setelahnya.
3) Saling membagi kepemimpinan antar anggota kelompok untuk belajar bersama selama
pembelajaran.
4) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas semua pekerjaan kelompok. (Rahayu,
2013:199).
2. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Menurut Wardhani dan Wihardit (2008 : 1.4) penelitian tindakan kelas adalah
“penelitian dalam bidang sosial yang menggunakan refleksi diri sebagai metode utama,
dilakukan oleh orang yang terlibat di dalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan di
dalamnya serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek”. Jenis Penelitian
Tindakan Kelas yang peneliti gunakan adalah PTK kuantitatif kolaboratif maksudnya kerjasama
antara peneliti dengan guru kelas.
2. Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Mesuji Jaya Kecamatan Kecamatan Mesuji
Makmur Kabupaten OKI. Subjek dari penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas 4 SD Negeri 1
Mesuji Jaya Kecamatan Kecamatan Mesuji Makmur Kabupaten OKI yang berjumlah 39 siswa.
Dimana dari 32 siswa terdiri atas 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
3. Variabel
Penelitian Menurut Sugiyono (2009 : 2) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut
Kerlinger dalam Sugiyono (2009 :3) variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari.
Menurut Setyosari (2010 :108) variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan dalam penelitian. Ada dua variabel penelitian ini, yaitu variabel bebas atau
independen dan variabel terikat atau dependen. Variabel tersebut adalah sebagai berikut.

a) Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan metode inkuiri (X).

b) Variabel terikat adalah variabel yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan
pengaruh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa
kelas 4 SD Negeri Sumogawe 01 (Y).
4. Prosedur
Penelitian Model Kemmis & Mc Taggart (1990:14) (dalam Kusumah dan Dwitagama,
2010:20-21) pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat dengan satu perangkat terdiri dari
empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen
tersebut dipandang sebagai 1 siklus. Pada gambar dibawah ini adalah dua perangkat komponen
yang dapat dikatakan sebagai 2 siklus. Rencana Tindakan Penelitian Penelitian yang akan
dilaksanakan direncanakan sebanyak 2 siklus. Pada setiap siklus yang akan dilaksanakan
berlandaskan pada tujuan yang ingin dicapai. Pada siklus 1 direncanakan 3 kali pertemuan
secara langsung dan memberikan evaluasi pada siswa. Kemudian pada siklus 2 direncanakan
pula 3 kali pertemuan secara langsung tatap muka dan memberikan evaluasi pada siswa.
Rincian prosedur tindakan yang akan dilaksanakan yaitu sebagai berikut.
4.1 Siklus 1
a) Perencanaan
1 Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri.
2 Menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
3 Menyiapkan tes evaluasi pada akhir pembelajaran siklus 1.
4 Menyiapkan lembar observasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dalam pembelajaran.
b) Tindakan
Pada siklus ini peneliti melakukan tindakan, langkah-langkahnya sebagai berikut.
1. Melakukan apersepsi, yaitu mengajukan materi yang akan dibahas.
2. Memotivasi siswa dengan bertanya jawab yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan.
4. Menjelaskan materi pelajaran.
5. Membagi siswa dalam kelompok.
6. Menyajikan pertanyaan atau masalah.
7. Membuat hipotesis.
8. Merancang percobaan.
9. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi.
10. Mengumpulkan dan menganalisis data.
11. Membuat kesimpulan.
c). Observasi
Observasi pada siklus 1 diamati oleh 1 observer. Observasi ini dilakukan terhadap kegiatan
belajar mengajar dengan menggunakan metode inkuiri.
d). Refleksi Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah di capai dari proses
pembelajaran pada siklus 1 setelah selesai. Hasil refleksi dari siklus 1 digunakan sebagai acuan
untuk perbaikan dan merencanakan tindakan pada siklus 2, jika pada siklus 1 belum mencapai
batas ketuntasan hasil seperti yang diinginkan.
4.2. Siklus 2
a) Perencanaan
1. Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri.
2. Menyiapkan media yang digunakan.
3. Menyiapkan tes evaluasi pada akhir pembelajaran
4. Menyiapkan observasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dalam pembelajaran.
b) Tindakan Pada siklus ini peneliti melakukan tindakan, langkah-langkahnya sebagai berikut.
1. Melakukan apersepsi, dengan mengaitkan materi yang akan dibahas.
2. Memotivasi siswa dengan bertanya jawab yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan.
4. Menjelaskan materi pelajaran.
5. Membagi siswa dalam kelompok.
6. Menyajikan pertanyaan atau masalah.
7. Membuat hipotesis.
8. Merancang percobaan.
9. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi.
10. Mengumpulkan dan menganalisis data.
11. Membuat kesimpulan.
b). Observasi
Observasi pada siklus 1 diamati 1 observer. Observasi ini dilakukan terhadap kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode inkuiri.
c). Refleksi
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai dari proses pembelajaran pada
siklus 1 setelah selesai. Hasil refleksi dari siklus 2 ini diharapkan dapat memenuhi indicator
keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan, ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 1
Mesuji Jaya dapat meningkat.
Jenis data dan Teknik Pengumpulan Data Dalam sub bab ini, akan dijelaskan mengenai jenis data
yang akan diteliti dan teknik pengumpulan data yang digunakan. Di bawah ini adalah penjelasan
mengenai hal tersebut.
1. Jenis data Menurut Slameto (2012:198) berdasarkan jenisnya secara umum, data statistik dapat
dikategorikan menjadi dua macam yaitu: 1) Data kualitatif adalah data yang digunakan untuk
bahan analisis yang dinyatakan tidak dalam bentuk angka. Hasil penilaian kinerja guru dalam
pembelajaran menggunakan metode inkuiri yang dilakukan guru. 2) Data kuantitatif adalah data
yang dinyatakan dalam bentuk angka. Hasil belajar siswa kelas 4 melalui tes tertulis pada setiap
akhir pertemuan, siklus 1 dan siklus 2.
2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui hasil prestasi siswa kelas 4 adalah : 1. Observasi :Peneliti melakukan observasi
terhadap guru dan subjek penelitian : 36 a) terhadap guru bertujuan untuk mengetahui aktivitas
guru dalam pembelajaran saat dilaksanakan penelitian tindakan kelas. b) terhadap siswa
bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

Sumber Referensi dari Judul Buku :

Natzir.M.Ph.D. 2009. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor


Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Modul Metode Penelitian IDIK4007
Modul Profesi Keguruan MKDK4005

Sumber Referensi dari Tautan :


https://www.google.com/search?sxsrf=ALiCzsZtrXwENRQcjjrQkdO_AWI2j1938A
%3A1666925821576&lei=_URbY7HiIpjDz7sP3IOeuAk&q=contoh%20proposal%20penelitian%20kualitatif
%20pendidikan%20sekolah%20dasar
%20pdf&ved=2ahUKEwjx1NjL9oH7AhWY4XMBHdyBB5cQsKwBKAV6BAhTEAY&biw=1366&bih=600&dpr
=1
http://lilyasusanti.lecture.ub.ac.id/files/2018/03/MODUL-METODE-PENELITIAN.pdf

Sumber Referensi dari Makalah:


https://www.academia.edu/42859799/Makalah_penelitian_kuantitatif
https://www.scribd.com/doc/39308605/makalah-metode-penelitian

Sumber Referensi dari Laporan :


https://core.ac.uk/download/pdf/12352297.pdf
https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/149827-1605512307.pdf

Belitang, 20 Oktober 2022


Tanda Tangan Mahasiswa

Niken Firdana
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Sumber Data
Penjelasan objek penelitian, yaitu apa yang menjadi sasaran. Sasaran penelitian tak tergantung
pada judul dan topic penelitian, tetapi secara konkret tergambarkan dalam rumusan masalah
penelitian. Sedangkan informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek
penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian.
A.Populasi
Menurut Sugiyono (2016 : 117) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh
jabatan di SD NEGERI 1 MESUJI JAYA.
B. Sampel
Menurut Sugiyono (2016 : 118) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.Untuk sampel yang diambil dari populasi harus betu-betul
representative (mewakili). Sampel dari penelitian ini adalah 10 jabatan di SD NEGERI 1 MESUJI
JAYA yang berada pada bagian Operator, Guru, dan Staff.
Dalam penelitian ini ada beberapa tokoh yang dapat menunjang informasi yang dibutuhkan oleh
penulis dalam menjawab persoalan dalam judul penelitian ini. Kriteria yang memahami kondisi
siswa kelas IV secara keseluruhan, yang mampu memberikan bimbingan kepada siswa kelas IV,
yang mengetahui perkembangan kognitif siswa kelas IV adalah wali kelas IV. Oleh karena itu yang
menjadi sumber data utama adalah wali kelas kemudian didukung oleh data dari keterangan siswa
kelas IV, kepala sekolah juga waka kesiswaan di SD NEGERI 1 MESUJI JAYA. Data yang
dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Dan data-data ini juga
diambil dari berbagai sumber.
1. Data Primer
Data primer atau data tangan pertama adalah sumber data yang diperoleh langsung dari
subyek penelitian melalui observasi, wawancara, dan alat lainya. Data primer dalam penelitian
ini peneliti peroleh dari observasi yang bersifat langsung ataupun melalui wawancara dengan
obyek yang bersangkutan yaitu wali kelas SD NEGERI 1 MESUJI JAYA, peserta didik SD
NEGERI 1 MESUJI JAYA serta orang tua siswa siswi di SD NEGERI 1 MESUJI JAYA.
Pendekatan ini digunakan untuk memperoleh data tentang bagiamana peran wali kelas sebagai
konselor dalam mengarahkan siswa kelas IV untuk menentukan pembelajaran pada semester
berikutnya di SD NEGERI 1 MESUJI JAYA.

2. Data sekunder
Data sekunder atau data tangan kedua merupakan data yang diperoleh lewat pihak lain,
tidak langsung diperoleh dari subyek penelitian. Data sekunder bisa berupa dokumentasi atau
berupa catatan yang diperoleh. Seperti data tertulis yang berupa sumber dari buku, sumber data
dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi. Sedangkan sumber data tambahan yang
digunakan peneliti dalam penelitian ini, terdiri dari dokumen yang meliputi data dari wali kelas
IV SD NEGERI 1 MESUJI JAYA, daftar peserta didik kelas IV di SD NEGERI 1 MESUJI
JAYA, dan juga data tenaga pendidik yang mendidik di MI SD NEGERI 1 MESUJI JAYA,
diantaranya keadaan pendidik, keadaan peserta didik, serta keadaan sarana dan prasarana.

2. Teknik atau Cara Pengumpulan data


Menurut Sugiyono (2016 : 193) dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angktet),
observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.

A. Wawancara
Menurut Sugiyono (2016 : 194) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara dilakukan kepada Guru atau Wali Kelas IV di
SDN 1 MESUJI JAYA.

B. Kuesioner
Menurut Sugiyono (2016:199) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner diberikan kepada wali kelas saat pra survey untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa, serta membentuk karakter anak didik oleh pendidik, baik karakter moral, karakter kinerja,
karakter relasional, maupun karakter spiritual.

C. Observasi
Menurut Sugiyono (2016 : 203) Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri
yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi dilakukan dengan survey
langsung di dalam kelas yang digunakan untuk menentukan Kualitas Peningkatan Hasil Belajar
dan Pembentukan Moral Siswa.

3. Instrumen Yang Digunakan


Dalam Penelitian ini saya menggunakan Instrumen Checklist.
Checklist merupakan instrumen penelitian yang berisi daftar pertanyaan dalam bentuk tabel
kemudian memiliki kolom checklist (centang) di sebelahnya. Sama halnya dengan angket,
instrumen checklist juga bisa digunakan untuk mengumpulkan data dalam jumlah besar dari para
responden. Instrumen ini bisa digunakan hampir di semua jenis topik penelitian maupun metode
pengumpulan data. Keunggulan dari instrumen ini adalah cenderung mudah dibuat oleh peneliti
dan mudah digunakan oleh para responden.
Contoh :
CHECKLIST MOTIVASI BELAJAR SISWA

Responden : Niken Firdana


Nama Siswa : Hasan Ahmad Sanusi
Kelas : IV ( empat )
Petunjuk Pengisian
1. Pada angket ini terdapat pertanyaan yang berkaitan dengan Motivasi belajar Anda.
2. Berilah tanda silang (x) pada KOLOM yang sudah disediakan dan sesuai dengan pilihan pernyataan
SS = Sangat Setuju, S = Setuju, TS= Tidak Setuju, STS=Sangat Tidak Setuju.
Penilaian
No. Indikator
SS S TS STS
Saya senang mempelajari materi pembelajaran
1. 
yang diberikan oleh guru
Saya tidak senang mengikuti pembelajaran setiap
2. 
hari di sekolah
Saya selalu senang setiap berangkat
3. 
Sekolah
Saya selalu memperhatikan materi pembelajaran
4. 
ketika di kelas
Saya memperhatikan penjelasan guru Pendidikan
5. 
Agama ketika mengajar.
Saya tertarik mengikuti semua pembelajaran yang
6. 
diajarkan guru di Sekolah
Saya merasa tidak tertarik mempelajari pelajaran
7. 
agama karena mudah dipahami.
Jika Saya merasa belum paham terhadap pelajaran
8. yang diajarkan guru, maka saya bertanya kepada 
guru.
Saya mengerjakan sendiri tugas-tugas yang
9. diberikan guru meskipun harus berulang kali 
mengerjakan.
Saya mempelajari kembali materi pelajaran yang
10. sulit secara berulang ulang dengan memanfaatkan 
waktu luang.

Keterangan :

SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
4. Teknik Analisis data yang Digunakan
Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data
ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data dalam penelitian kualitatif sejak sebelum memasuki lapangan, dan setelah
selesai dilapangan dalam hal ini, Nasution mengatakan “analisis telah mulai sejak merumuskan
dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan dan berlangsung terus sampai penulisan
hasil penelitian.” Namun, dalam penelitian kualitatif analisis data lebih difokuskan selama
proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Menurut Miles dan Huberman
sebagaimana dikutip Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus pada setiap tahapan penelitian
sehingga tuntas dan datanya sampai jenuh. Aktivitas analisis data yang saya lakukan yaitu: (1)
Pengumpulan Data, (2) Reduksi Data, (3) Penyajian Data, (4) Penarikan Kesimpulan atau
Verifikasi. Dari tiga alur dibawah ini diharapkan dapat membuat data menjadi bermakna.

1. Pengumpulan Data (Data Collection)


Pelaksanaan penelitian kualitatif pada dasarnya sama dengan pelaksanaan penelitian
kuantitatif, terutama pada penelitian kualitatif deskriptif. Terutama pada masalah administrative,
logistic, dan sebagainya. Pada umumnya penelitian kualitatif menggunakan format studi kasus, maka
jarang penelitian ini mengikutsertakan orang banyak dalam penelitian-penelitiannya. Oleh karena itu,
persoalan field worker jarang ditemui. Peneliti-peneliti kualitatif tidak terbiasa menggunakan guide
(instrument) pengumpulan data. Kalaupun ada, bentuknya amat abstrak sehingga mudah dikembangkan
dilapangan. Hal yang demikian lebih memudahkan bila harus menggunakan instrument, walaupun
lebih banyak membutuhkan skill peneliti itu sendiri, terutama dalam pengumpulan data. Keadaan
seperti ini berlangsung pada penelitian kualitatif karena pada umumnya pada penelitian kualitatif
peneliti langsung melakukan pengumpulan data dengan metode-metode partisipatif, seperti wawancara
mendalam dan observasi partisipatif. Penelitian kualitatif lebih banyak dilaksanakan di lapangan, seta
masalah-masalah yang diteliti menyangkut hal – hal yang sulit diungkapkan, membutuhkan pendekatan
social langsung dengan informan serta berhubungan dengan masalah-masalah pemaknaan.
2. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal
penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Reduksi data ini berlangsung terus
menerus selama penelitian berlangsung. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal- hal yang
pokok, menfokuskan pada hal- hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang tidak perlu.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah pada peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya jika
diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan
memberikan kode pada aspek- aspek tertentu.
Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan
utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan
penelitian, menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru
itu yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data. Ibarat melakukan penelitian
di hutan, maka pohon- pohon atau tumbuhan- tumbuhan dan binatang- binatang yang belum dikenal
selama ini, justru dijadikan fokus untuk pengamatan selanjutnya.
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan
dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data
dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka
wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data- data yang memiliki nilai temuan
dan pengembangan teori yang signifikan.

3. Penyajian Data (Data Display)


Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antarkategori, dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif Dengan men- display- kan data, peneliti akan
mudah untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasrakan apa yang
telah dipahami tersebut. Selanjutnya, peneliti disarankan, dalam melakukan display data, selain dengan
teks yang naratif, juga dalam bentuk grafik, matrik, network (jaringan kerja) dan chart.
Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumuskan
masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah
dalam penelitian kaulitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di
lapangan.

4. Penarikan kesimpulan ( Conclusing Drawing atau Verification)


Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan pengetahuan baru. Temuan dapat berupa
deskriptif atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang- remang atau gelap sehingga
setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti valid dan konsisten saat
peneliti kembali ke lapangan saat mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah
dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian
kualitatif yang diharapakan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Jadi, dari data
yang telah disajikan diatas dan didukung dengan data- data yang mantap akan dapat menghasilkan
kesimpulan tentang peran wali kelas dalam mengarahkan siswa kelas IV untuk menentukan
Pembelajaran pada semester berikutnya di SDN 1 MESUJI JAYA.

Sumber:https://www.binaracademy.com/blog/teknik-analisis-data#:~:text=Pengertian%20Teknik
%20Analisis%20Data%20Dan%20Jenisnya&text=Secara%20istilah%20analisis%20data
%20merupakan,oral%20history%20dan%20lain%20sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai