Microteaching
Microteaching
Laporan ini disusun guna memenuhi Tugas mata kuliah Promosi Kesehatan
oleh :
185070200111020
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2020
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Pertemuan ke :3
A. Tujuan Instruksional
Tujuan Umum
Setelah diadakan pembelajaran maka mahasiswa mampu mengetahui dan
menjelakan mengenai pentingnya komunikasi teraupetik pada keluarga.
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pembelajaran selama 20 menit mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian komunikasi teraupetik
2. Menjelaskan pengertian keluarga
3. Menjelaskan karakteristik keluarga
4. Menjelaskan fungsi komunikasi dalam keluarga
5. Menjelaskan penerapan strategi komunikasi terapeutik pada keluarga
6. Menjelaskan tahap-tahap komunikasi teraupetik pada keluarga
Kegiatan
Tahap Waktu Kegiatan pengajar Metode Media
audience
Pendahuluan 5’ 1. Menjelaskan cakupan Menyimak Ceramah, LCD,
materi pertemuan tanya Projektor,
2. Menjelaskan manfaat jawab Pointer,
/ capaian kompetensi PPT
mempelajari materi
pertemuan
Penyajian 10’ 3. Menjelaskan Menyimak Ceramah, LCD,
pengertian , Tanya Projektor,
komunikasi teraupetik mengajuk jawab Pointer,
4. Menjelaskan an PPT
pengertian keluarga pertanyaa
5. Menjelaskan n, diskusi
karakteristik keluarga
6. Menjelaskan fungsi
komunikasi dalam
keluarga
7. Menjelaskan
penerapan strategi
komunikasi terapeutik
pada keluarga
8. Tahap-tahap
komunikasi teraupetik
pada keluarga
Penutup 5’ Memberikan Menyimak Ceramah, LCD,
kesimpulan , Tanya Projektor,
mengajuk Pointer,
an jawab PPT
pertanyaa
n
D. Evaluasi
Evaluasi Formatif
Pre/post test
Evaluasi Sumatif
UAS Multiple Choice Question/MCQ
E. Materi (Terlampir)
F. Daftar Pustaka
Ns. Sarfika Rika, S.Kep., M.Kep Ns. Esthika Ariani Maisa, S.Kep., M.Kep Ns. Windy
Freska, S.Kep., M.Kep. Buku ajar keperawatan dasar 2 komunikasi
terapeutik dalam keperawatan. http://repo.unand.ac.id/18537/1/buku
%20rika.pdf /
Ismi Maulida Rezki, Dhian Ririn Lestari, Anggi Setyowati. Dunia Keperawatan,
Volume 4, Nomor 1, Maret 2016: 30-35. Komunikasi terapeutik perawat
dengan tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang intensive care unit.
https://www.researchgate.net/publication/327244283_KOMUNIKASI_T
ERAPEUTIK_PERAWAT_DENGAN_TINGKAT_KECEMASAN_KELUARGA_PA
SIEN_DI_RUANG_INTENSIVE_CARE_UNIT. Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkura./Diakses 23 Februari 2020
LAMPIRAN
MATERI PEMBELAJARAN KOMUNIKASI TERAUPETIK PADA KELUARGA
1. Pengertian komunikasi teraupetik
Komunikasi dalam aktivitas keperawatan adalah hal yang paling
mendasar dan menjadi alat kerja utama bagi setiap perawat untuk memberikan
pelayanan/asuhan keperawatan karena perawat secara terus-menerus selama 24
jam bersama pasien. Dalam setiap aktivitasnya, perawat menggunakan
komunikasi. Pengetahuan tentang komunikasi dan komunikasi terapeutik sangat
penting terkait dengan tugas-tugas, dalam melakukan asuhan keperawatan dan
dalam melakukan hubungan profesional dengan tim kesehatan lainnya. Sebagai
calon perawat ahli madya, keterampilan dasar yang penting harus dikuasai adalah
komunikasi.
Penguasaan tentang komunikasi terapeutik dalam praktik keperawatan
akan memungkinkan untuk melaksanakan praktik keperawatan secara berkualitas.
Hubungan terapeutik antara perawat klien adalah hubungan kerja sama yang
ditandai dengan tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran, dan pengalaman
ketika membina hubungan intim yang terapeutik (Stuart dan Sunden, 1987: 103),
sedangkan Komunikasi dalam Keperawatan Indrawati (2003) mengatakan bahwa
komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan, dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi interpersonal dengan
fokus adanya saling pengertian antarperawat dengan pasien. Komunikasi ini
adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dan pasien sehingga dapat
dikategorikan dalam komunikasi pribadi antara perawat dan pasien, perawat
membantu dan pasien menerima bantuan (Indrawati, 2003). Berdasarkan paparan
tersebut, secara ringkas definisi komunikasi terapeutik sebagai berikut.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal antara perawat dan klien
yang dilakukan secara sadar ketika perawat dan klien saling memengaruhi dan
memperoleh pengalaman bersama yang bertujuan untuk membantu mengatasi
masalah klien serta memperbaiki pengalaman emosional klien yang pada akhirnya
mencapai kesembuhan klien.
2. Pengertian keluarga
Lestari (2012) menjelaskan pengertian keluarga ditinjau dari tiga sudut
pandang, yaitu keluarga secara struktural, fungsional, dan transaksional.
Pengertian keluarga secara struktural didasarkan pada kehadiran atau
ketidakhadiran anggota keluarga, seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya.
Definisi ini memfokuskan pada siapa yang menjadi bagian dari keluarga. Dari
perspektif ini dijelaskan bahwa keluarga sebagai wahana melahirkan keturunan
(families of procreation), sebaga asal usul (families of origin), dan keluarga batih
(extended family).
Pengertian keluarga secara fungsional menekankan pada terpenuhinya
tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial meliputi perawatan, sosialisasi pada
anak, dukungan emosi dan materi, serta pemenuhan peran-peran tertentu.
Pengertian keluarga secara transaksional menekankan bahwa keluarga sebagai
kelompok yang mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang
memunculkan rasa identitas sebagai keluarga (family identity), berupa ikatan
emosi, pengalaman historis, maupun cita-cita masa depan.
3. Karakteristik keluarga
Keluarga merupakan satu kesatuan yang ciri-cirinya, yaitu antaranggota
keluarga mempunyai hubungan yang intim dan hangat, face to face, kooperatif,
serta anggota keluarga memperlakukan anggota yang lain sebagai tujuan, bukan
alat untuk mencapai tujuan. Menurut teori R.M. Iver dan C.H. Page dalam Lestari
(2012), karakteristik dan ciriciri suatu lembaga disebut sebagai keluarga sebagai
berikut, :
a. Hubungan batiniah melalui perkawinan.
b. Lembaga keluarga dibentuk secara disengaja dengan tujuan tertentu.
c. Memiliki garis keturunan sesuai dengan norma yang berlaku.
d. Memiliki fungsi ekonomi dalam rangka mencapai kebutuhannya.
e. Memiliki fungsi reproduksi untuk melanjutkan keturunan dan
membesarkan anak.
f. Mempunyai tempat tinggal bersama sebagai tempat berkumpulnya
anggota keluarga.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah unit sosial
(masyarakat) terkecil yang mempunyai perbedaan nyata dengan organisasi sosial
yang lain dan mempunyai arti yang lebih mendalam. Keluarga di masyarakat
merupakan satu kesatuan anggota yang hidup bersama dan berkelompok yang
didasarkan pada hubungan persaudaraan atau hubungan darah. Keberhasilan
dalam keluarga/kelompok sangat ditentukan dari pola komunikasi dan interaksi
yang terjalin di antara mereka.
Berdasarkan pemahaman ini, diketahui bahwa komunikasi adalah hal
yang penting untuk mencapai tujuan bersama. Dapat disimpulkan bahwa
komunikasi keluarga/masyarakat adalah proses penyampaian ide/pernyataan
dalam lingkup masyarakat (keluarga atau kelompok) yang hidup bersama dalam
satu komunitas yang teratur.