Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSFORMATOR

Efesiensi pada Transformator Satu Fasa

Dosen Pengajar
Ir. Puhrani Burhan, MT

Disusun Oleh:

Muhammad Rezky Effendi C010321070


Muhammad Rozan Rais C010321071
Muhammad Shidiqi Fadillah C010321072

3C Teknik Listrik

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK LISTRIK
2022
I. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, Mahasiswa/i diharapkan dapat:
1. Mengetahui kerja transformator satu fasa.
2. Mengerti konsep efisiensi pada transformator satu fasa.
3. Mampu mengukur efisiensi dari transformator sati fasa.

II. Pendahuluan
Data yang tercatat pada nameplate sebuah transformator adalah data nominal dari trafo
tersebut. Data tegangan, arus, daya, dan frekuensi merupakan data nominal. Pada semua
kasus konversi energi, rugi-rugi selalu timbul di transformator. Efisiensi didefinisikan
sebagai hubungan antara dua daya aktif, yaitu daya aktif pada lilitan sekunder dan daya aktif
pada lilitan primer. Rugi-rugi yang ada pada transformator terjadi pada lilitan dan inti. Rugi-
rugi lilitan didefinisikan sebagai rugi-rugi tembaga, dimana arus yang melewati lilitan akan
mendisipasikan panas I2. R karena adanya tahanan dalam lilitan. Rugi-rugi inti
diklasifikasikan sebagai rugi histeresis dan arus eddy. Rugi histeresis terjadi karena adanya
ketidaklinieran rangkaian magnetik dan fluks bocor. Rugi-rugi arus eddy disebabkan oleh
adanya arus pusar pada lempengan-lempengan inti besi transformator.
Persamaan yang menggambarkan efisiensi dari transformator dapat dilihat di bawah
ini.

atau

Pout adalah daya keluaran dililitan sekunder trafo. Pin adalah daya masukan dililitan
primer trafo. PVfe adalah daya yang hilang di inti besi (rugi-rugi inti). Dan PVcu adalah daya
yang hilang dililitan (rugi-rugi tembaga). Efisiensi biasanya dituliskan dalam notasi persentase.
Artinya persamaan diatas harus dikalikan dengan 100% untuk mendpatkan nilai persentase
yang dimaksud.
Ada dua cara untuk mengukur efisiensi dari transformator. Kedua cara itu akan dicoba
pada eksperimen ini. Cara yang pertama adalah dengan melakukan pengukuran langsung.
Pengukuran daya dilakukan langsung pada lilitan primer dan sekunder. Hasilnya dibandingkan
untuk mendapatkan nilai efisiensi. Daya masukan yang diberikan dalam pengukuran cara
langsung ini adalah daya nominal.
Untuk trafo yang berskala besar, cara ini jarang dipakai karena tidak ada perbedaan
yang signifikal anatara daya input dengan daya output. Mengacu pada fakta tersebut, artinya
efisiensi untuk trafo bereskala besar lebih tinggi dibandingkan dengan cara efisiensi pada trafo
berskala keccil. Sebagai ilustrasi, trafo dengan daya 100 W biasanya memiliki 88 %, sedangkan
trafo dengan daya nominal 10 MW biasanya memiliki efisiensi 99 %.
Cara kedua yang dapat dilakukan untuk mengukur efisiensi adalah dengan mengukur
rugi-rugi yang terjadi pada operasi trafo. Seperti telah dibahas sebelumnya, rugi-rugi trafo
meliputi rugi-rugi inti dan rugi-rugi tembaga. Pengukuran rugi-rugi inti dilakukan degan
percobaan tanpa beban. Pada keadaan tanpa beban, tidak ada arus yang mengalir dililitan
sekunder sehingga dapat diabaikan. Maka dari itu, daya aktif yang terukur pada keadaaan tanpa
beban ini, menggambarkan rugi-rugi di inti besi transformator.
Pengukuran rugi-rugi tembaga dilakukan dengan percobaan hubung singkat. Pada
percobaan ini, lilitan sekunder dihubung singkat. Lilitan primer di berikan tegangan suplai arus
yang mengalir dililitan primer menunjukkan arus nominal. Tegangan yang diberikan untuk
meghasilkan arus nominal pada percobaan hubung singkat ini umumnya kurang dari 10
% dari tegangan nominal. Karena tegangan suplai yang diberikan kecil, maka fluks magnetik
yang dihasilkan sangat kecil. Secara praktis, rugi-rugi besi yang muncul dapat diabaikan. Maka
dari itu, daya aktif yang terukur pada percobaan hubung singkat ini menggambarkan rugi-rugi
tembaga dari sebuah transformator.

III. Buku Bacaan

Untuk membantu dan menambah pengetahuan tentang materi pada percobaan kali ini,
kami sarankan membaca buku-buku berikut ini:

1. Chapman. SJ. “Fundamentals of Electric Machines”, MC- Graw Hill Book


Company. New York : 1991
2. Nagrath, I.J., “Electric Machine”, Tata Mc-Graw Hill Book Company.

3. Zuhal, “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya”, PT Gramedia Utama,
Jakarta 1995.

IV. Peralatan

Utama : Single Phase Supply Unit with FCCB PTE-052-02 1 Unit

: Variable Power Supplay PTE-052-03 1 Unit

: Single Phase Transformer EI Core PTE-052-04 1 Unit

: Single Phase Transformer Toroidal Core PTE-052-05 1 Unit

: Power Meter 1 Phase PTE-052-08 1 Unit

: Load Transformer PTE-052-09 1 Unit


: Safety Connecting Leads

V. Langkah Kerja
Pengukuran efisiensi Transformer menggunakan inti EI dengan cara langsung
a. Mempersiapkan seluruh perlengkapan yang diperlukan sesuai dengan Gambar 5.1
dibawah ini.
Gambar 5.1

b. Kemudian membuat rangkaian pengawatan seperti gambar 5.2 dibawah ini.

Gambar 5.2
c. Setelah selesai merangkai, memeriksa rangkaian kami kepada Instruktur/Dosen.
d. Setelah disetujui oleh instruktur/dosen, mengatur keluaran catu daya AC 1 phasa agar
tidak menghasilkan tegangan (tegangan keluaran = 0 Volt).
e. Mengubah posisi saklar utama ke posisi ON sehingga tercipta hubungan antara
sumber tegangan dengan lilitan primer trafo.
f. Mengatur posisi rheostat pada nilai tahanan maksimum.
g. Memperbesar nilai tegangan keluaran dari catu daya hingga mencapai 230 Volt.
h. Mengurangi resistansi dari beban sehingga arus yang mengalir di lilitan sekunder
menunjukkan Is = 0,9 A. (memperhatikan nilai Is max 0,9 A).
i. Mencatat besar daya output dililitan sekunder (Ps) pada tabel 5.1.
j. Kemudian memutuskan sumber tegangan dengan cara memutar saklar utama ke posisi
OFF.
k. Memindahkan digital power meter ke sisi primer kemudian menghubugnkan kembali
sumber tegangan ke rangkaian dengan cara memutar saklar utama ke posisi ON.
l. Mencatat daya input di lilitan primer (Pp) pada tabel 5.1 kembali.
m. Setelah selesai, mem[erbesar kembalin resistansi beban ke posisi maksimal.
n. Mengurangi tegangan suplai dari catu daya AC 1 phasa ke posisi 0 Volt, lalu
memutuskan hubungan dengan rangkaian percobaan dengan cara memutar saklar
utama ke posisi OFF.
o. Selanjutnya kami akan melakukan percobaan perbandingan tegangan 230:230.
Memodifikasi rangkaian percobaan secukupnya sehingga lilitan sekunder meliputi dua
buah lilitan seri seperti gambar 5.3 berikut ini.
Gambar 5.3
p. Melakukan percobaan yang sama seperti sebelumnya, dan mencatat hasil pada tabel
5.1 dan tabel 5.2 berikut ini.

Tabel 5.1
Trafo dengan perbandingan tegangan 230:115

Vp (Volt) Ip (Amp) Vs (Amp) Is (Amp) Pin (Watt) Pout (Watt)

230 0,193 113,8 0,300 0,043 0,034

Tabel 5.2
Trafo dengan perbandingan tegangan 230:230

Vp (Volt) Ip (Amp) Vs (Amp) Is (Amp) Pin (Watt) Pout (Watt)

230 0,625 221,1 0,582 0,143 0,128

q. Percobaan selesai. Mematikan rangkaian dengan meng OFF kan catu daya
tegangan AC 1 Phasa.
VI. Analisa
Menghitung efisiensi untuk setiap perbandingan lilitan trafo dengan menggunakan
persamaan yang ada pada pendahukuan. Efisiensi adalah perbandingan antara dua output
dengan daya input dalam satuan persen (%). Isikan hasilnya pada tabel 5.3 dan tabel 5.4 di
bawah ini.

VII. Kesimpulan
Dari percobaan kali ini, kami dapat meyimpulkan bahwa:
1. Transformator yang dihubungkan dengan sebuah beban akan mengalirkan arus yang
lebih besar dibandingkan dengan tanpa beban.
2. Transformator memiliki tahanan dalam yang menyebabkan timbulnya jatuh tegangan
apabila ada arus yang cukup besar melalui lilitan trafo.

Anda mungkin juga menyukai