Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH ILMU KEBUMIAN

CUACA DAN IKLIM

Dosen Pengampu :

Dr. Ni Made Pujani, M.Si.

Putu Hari Sudewa, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

Made Wahyuni 2113071016


Gede Darmika Yasa 2113071031
I Made Agus Panter 2113071042

PRODI S1 PENDIDIKAN IPA

JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2022
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Kebumian yang berjudul “Cuaca
dan Iklim”. Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Ni Made Pujani, M.Si., dan Bapak
Putu Hari Sudewa, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Ilmu Kebumian yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan bidang studi yang
kami tekuni.Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Selain itu kami juga berharap agar pembaca mendapatkan pengetahuan setelah membaca
makalah ini. Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita bersama.

Om Santi Santi Santi Om.

Singaraja, 13 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover
MAKALAH ILMU KEBUMIAN ........................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................... 2

BAB II ....................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Cuaca dan Iklim..................................................................................... 3

2.2 Unsur-unsur Cuaca dan Iklim ................................................................................. 4

2.2 Jenis-jenis cuaca dan iklim ................................................................................. 11

2.3 Peranan Iklim dan Cuaca Bagi Kehidupan .......................................................... 22

2.4 Perubahan Iklim...................................................................................................... 23

BAB III.................................................................................................................................... 25

PENUTUP............................................................................................................................... 25

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 25

3.2 Saran......................................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu
lokasi. Iklim juga dapat diartikan sebagai jalannya suatu keadaan cuaca atau keseluruhan
dari gejala-gejala cuaca di daerah tertentu sepanjang tahun dan dari tahun ke tahun
(Daldjoeni, 1986). Di Bumi, tidak ada tempat yang memiliki karakteristik yang sama
persis tentang cuaca dan iklim.Perbedaan iklim tersebut memberikan pengaruh yang luas
terhadap kehidupan manusia yang hidup di bumi. Cuaca dan iklim akan selalu menyertai
dan mempengaruhi kehidupan manusia untuk melaksanakan pekerjaan dan keadaan cuaca
yang baik akan sangat berpengaruh terhadap baiknya aktivitas yang dilakukan. Musim
hujan, musim pancaroba dan musim kemarau merupakan perbedaan kondisi cuaca yang
ada di Indonesia. Indonesia merupakan daerah tropis, secara geografis berada di sekitar
ekuator. Daerah indonesia dikatakan negara tropis disebabkan oleh adanya posisi matahari
yang berubah antara garis balik dalam suatu periode tahun.
Cuaca dan iklim juga sangat bermanfaat dalam proses perencanaan rancang
bangunan, dimana dalam proses tersebut termasuk pada pemilihan jenis bahan bangunan
yang digunakan, perencanaan bahan desain pakaian, perencanaan pertanian maupun non
pertanian, peternakan, transportasi udara maupun laut terutama pada penjadwalan
keberangkatan pesawat atau kapal (kecepatan angin, arah angin, adanya kabut dan lain
sebagainya).Perubahan iklim telah dan sedang terjadi di wilayah Tropis termasuk
Indonesia sendiri.Perubahan iklim ini sangat berpengaruh terhadap berbagai sektor yang
menunjang kehidupan manusia salah satunya adalah sektor pertanian.Perubahan iklim
memengaruhi pertanian melalui dampaknya terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan
hasil tanaman. Pertanian merupakan sektor yang sangat vital dalam pembangunan
Indonesia karena lebih dari 60% dari penduduknya sangat tergantung pada pertanian
sebagai mata pencahariannya. Perubahan iklim merupakan ancaman bagi orang yang
bermata pencaharian petani tanaman padi dan mengancam ketahanan pangan suatu negara.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana konsep cuaca dan iklim?
2. Apa saja unsur-unsur cuaca dan iklim?
3. Apa saja jenis-jenis dari cuaca dan iklim?
4. Bagaimana peranan iklim dan cuaca bagi kehidupan?
5. Bagaimana konsep perubahan iklim ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami cuaca dan iklim.
2. Untuk memahami unsur-unsur cuaca dan iklim.
3. Untuk memahami dari cuaca dan iklim.
4. Untuk memahami peranan iklim dan cuaca bagi kehidupan.
5. Untuk memahami perubahan cuaca dan iklim terjadi.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang apa itu cuaca dan iklim, apa saja unsur-
unsur cuaca dan iklim, pembagian dari iklim, peranan iklim dan cuaca bagi kehidupan
serta mengetahui bagaimana perubahan iklim terjadi.
2. Bagi Pembaca :
Dapat mengetahui dan memahami tentang apa itu cuaca dan iklim, apa saja unsur-unsur
cuaca dan iklim, pembagian dari iklim, peranan iklim dan cuaca bagi kehidupan serta
mengetahui bagaimana perubahan iklim terjadi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cuaca dan Iklim
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif
sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca
dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja.Pengertian cuaca menurut para ahli
yaitu sebagai berikut.
a) Menurut Word Climate Conference 1979
Keadaan atmosfer secara keseluruhan pada suatu saat termasuk perubahan,
perkembangan dan menghilangnya suatu fenomena.
b) Menurut Glen T. Trewartha 1980
Keadaan variable atmosfer secara keseluruhan disuatu tempat dalam selang waktu
yang pendek (Glen T. Trewartha, 1980).
c) Menurut Gibbs 1987
Keadaan atmosfer yang dinyatakan dengan nilai berbagai parameter, antara lain
suhu, tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan, disuatu tempat atau
wilayah selama kurun waktu yang pendek—menit, jam, hari, bulan, musim, tahun.
Dari pengertian cuaca menurut ketiga ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
cuaca adalah perubahan keadaan atmosfer yang terjadi disuatu tempat atau wilayah yang
dipengaruhi suhu, tekanan, angin, kelembapan dan berbagai fenomena hujan yang terjadi
dalam waktu singkat atau pendek.Sedangkan iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata
dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal
30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas.Adapun pengertian iklim menurut para ahli yang
diantaranya yaitu sebagai berikut.
a) Menurut Tjasyono, 2004
Menurut Tjasyono, iklim merupakan keadaan rata-rata cuaca di satu daerah yang
cukup luas dan dalam kurun waktu yang cukup lama, minimal 30 tahun yang sifatnya
tetap.
b) Menurut Trewartha and Horn, 1995
Mengartikan iklim merupakan suatu konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan
komposit dari keadaan cauca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu
kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang.

3
c) Menurut World Climate Conference, 1979
Disebutkan bahwa iklim ialah Sintesis kejadian suatu cuaca selama pada kurun
waktu yang lama atau panjang yang secara statistik cukup bisa dipakai untuk bisa
menunjukkan suatu nilai statistik yang berbeda dengan sebuah keadaan di setiap
saatnya.
d) Menurut Glenn T. Trewartha, 1980
Menurut Glenn, pengertian iklim ialah sebuah konsep abstrak yang menyatakan suatu
kebiasaan cuaca dan juga sebuah unsur-unsur atmosfer pada suatu daerah selama
jangka waktu yang lama.
e) Menurut Gibbs, 1978
Gibbs berpendapat bahwa iklim ialah suatu peluang statistik dalam berbagai keadaan
atmosfer, antara lain yaitu suhu, tekanan, angin kelembaban yang terjadi pada sebuah
daerah selama dalam jangka waktu yang panjang.
Dari kelima pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa iklim adalah suatu
keadaan atmosfer yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang yang mencakup wilayah
yang luas dan dipengaruhi oleh suhu, tekanan, angin dan kelembapan.
Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda
pengertian, khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang
dihubungkan dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu
lokasi dan suatu waktu, sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan
kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata
kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu (Winarso, 2003). Ilmu cuaca atau meteorologi
adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji peristiwa-peristiwa cuaca dalam jangka waktu dan
ruang terbatas, sedangkan ilmu iklim atau klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga
mengkaji tentang gejala-gejala cuaca tetapi sifat-sifat dan gejala-gejala tersebut
mempunyai sifat umum dalam jangka waktu dan daerah yang luas di atmosfer permukaan
bumi.
2.2 Unsur-unsur Cuaca dan Iklim
Ada beberapa unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu daerah atau
wilayah, yaitu: suhu atau temperatur udara, tekanan udara, angin, kelembaban udara, dan
curah hujan. Berikut adalah penjelasan dari unsur-unsur tersebut.
1. Suhu atau Temperatur Udara

4
Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam
atmosfer atau udara yang timbul karena adanya radiasi panas matahari yang diterima
bumi. Tingkat penerimaan panas oleh bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain:
a) Sudut datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan bumi
dengan arah datangnya sinar matahari. Makin kecil sudut datang sinar matahari,
semakin sedikit panas yang diterima oleh bumi dibandingkan sudut yang datangnya
tegak lurus.
b) Lama waktu penyinaran matahari, makin lama matahari bersinar, semakin banyak
panas yang diterima bumi.
c) Keadaan muka bumi (daratan dan lautan), daratan cepat menerima panas dan cepat
pula melepaskannya, sedangkan sifat lautan kebalikan dari sifat daratan.
d) Banyak sedikitnya awan, ketebalan awan mempengaruhi panas yang diterima bumi.
Makin banyak atau makin tebal awan, semakin sedikit panas yang diterima bumi.
Persebaran suhu atau temperatur udara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
persebaran horizontal dan vertikal. Untuk lebih jelasnya dapat diihat pada uraian
berikut:
1) Persebaran suhu atau temperatur udara horizontal.
Suhu atau temperatur udara di permukaan bumi untuk berbagai tempat tidak
sama. Untuk mempermudah membandingkannya, maka dibuat peta isotherm.
Isotherm yaitu garis khayal dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat
yang mempunyai suhu atau temperatur udara rata-rata sama. Persebaran
horizontal secara tidak teratur dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya,
misalnya perbedaan suhu atau temperatur udara daratan dan lautan. Ada
berbagai macam isotherm, yaitu isotherm bulan Januari, isotherm bulan Juli,
dan isotherm tahunan. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah uraian dari masing-
masing isotherm.
a) Isotherm bulan Januari, yaitu tempat-tempat yang terdingin di belahan bumi
utara karena pada waktu itu matahari berada di belahan bumi selatan. Contoh
daerah yang terdingin antara lain Siberia dan Greenland, sedangkan daerah
yang terpanas antara lain Afrika Selatan dan Argentina.
b) Isotherm bulan Juli, yaitu daerah-daerah yang terdingin di belahan bumi
selatan seperti Australia Utara, dan daerah terpanas di belahan bumi utara
seperti Arab Persia.
5
c) Isotherm tahunan, yaitu garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat
yang sama temperatur rata-ratanya dalam satu tahun. Daerah ini berada di
sebelah utara dan selatan equator/khatulistiwa (22°LU/LS), yaitu dari
Meksiko, Venezuela, Sahara, dan Dakan.
2) Persebaran suhu atau temperatur udara vertikal
Semakin tinggi, suhu atau temperatur udara akan semakin turun. Secara
umum, setiap naik 100 meter, suhu atau temperatur udara turun 0,5°C.
Ketentuan ini tergantung pada letak dan ketinggian suatu tempat. Adanya
perairan, seperti selat dan laut sangat besar peranannya pada pengendalian suhu
atau temperatur, sehingga tidak terjadi perbedaan suhu terendah dan suhu
tertinggi yang sangat besar. Dengan bervariasinya persebaran suhu atau
temperatur udara baik secara horizontal maupun vertikal, maka dapat terjadi
gejala-gejala cuaca, kabut, dan awan
2. Tekanan Udara
Selain suhu atau temperatur udara, unsur cuaca dan iklim yang lain adalah tekanan
udara. Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya berat dari lapisan
udara. Besarnya tekanan udara di setiap tempat pada suatu saat berubah-ubah. Makin
tinggi suatu tempat dari permukaan laut, makin rendah tekanan udaranya. Hal ini
disebabkan karena makin berkurangnya udara yang menekan. Besarnya tekanan udara
diukur dengan barometer dan dinyatakan dengan milibar (mb). Tekanan udara dapat
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a) Tekanan udara tinggi, lebih dari 1013 mb.
b) Tekanan udara rendah, kurang dari 1013 mb.
c) Tekanan di permukaan laut, sama dengan 1013 mb.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran tekanan udara antara lain garis lintang
bumi, lautan dan daratan, untuk menggambarkan tekanan udara disuatu daerah, ditarik
garis-garis isobar. Garis ini menggambarkan sebaran tekanan udara pada suatu periode
tertentu. Tekanan udara selalu turun dengan naiknya ketinggian tempat.
Suatu daerah yang mempunyai suhu rendah atau dingin mempunyai tekanan udara
yang maksimum,sedang daerah yang mempunyai suhu yang tinggi menyebabkan
tekanan udaranya rendah karena udara mengembang. Hal ini menyebabkan terjadinya
angin, karena udara bertekanan maksimum bergerak menuju daerah yang tekanan
udaranya minimum. Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat

6
dan waktu yang berbeda, besarnya juga berbeda. Tekanan udara secara vertikal yaitu
makin ke atas semakin menurun. Hal ini dipengaruhi oleh:
a) Komposisi gas penyusunnya makin ke atas makin berkurang.
b) Sifat udara yang dapat dimampatkan, kekuatan gravitasi makin ke atas makin
lemah.
c) Adanya variasi suhu secara vertikal di atas troposfer (>32 km) sehingga makin
tinggi tempat suhu makin naik.
3. Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah
bertekanan udara rendah. Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang angin,
yaitu meliputi:
a) Kecepatan Angin
Kecepatan angin dapat diukur dengan suatu alat yang disebut Anemometer.
Kecepatan angin dapat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:
➢ Besar kecilnya gradien barometrik.
Gradien Barometrik, yaitu angka yang menunjukkan perbedaan tekanan
udara melalui dua garis isobar pada garis lurus, dihitung untuk tiap-tiap 111
km (jarak 111 km di equator 1( atau 1/360 x 40.000 km = 111 km). Menurut
hukum Stevenson bahwa kecepatan angin bertiup berbanding lurus dengan
gradien barometriknya. Semakin besar gradien barometriknya, semakin
besar pula kecepatannya.
➢ Relief Permukaan Bumi
Angin bertiup kencang pada daerah yang reliefnya rata dan tidak ada
rintangan. Sebaliknya bila bertiup pada daerah yang reliefnya besar dan
rintangannya banyak, maka angin akan berkurang kecepatannya.
➢ Ada Tidaknya Tumbuh-tumbuhan
Banyaknya pohon-pohonan akan menghambat kecepatan angin dan
sebaliknya, bila pohon-pohonannya jarang maka sedikit sekali memberi
hambatan pada kecepatan angin.
➢ Tinggi dari Permukaan Tanah
Angin yang bertiup dekat dengan permukaan bumi akan mendapatkan
hambatan karena bergesekan dengan muka bumi, sedangkan angin yang
bertiup jauh di atas permukaan bumi bebas dari hambatan-hambatan.
b) Kekuatan Angin
7
Kekuatan angin ditentukan oleh kecepatannya, makin cepat angin bertiup maka
makin tinggi/besar kekuatannya. Pada tahun 1804 Beaufort seorang Laksamana
Inggris telah membuat daftar kekuatan dan kecepatan angin yang digunakannya
untuk pelayaran. Daftar tersebut kini masih tetap digunakan secara internasional.
Kekuatan Kecepatan angin
angin
Skala m/dt Km/jam Nama Keterangan
beaufort
0 0,0 – 0,5 0–1 Angin reda Tiang asap
gerak
1 0, - 1,7 2–6 Angin sepoi-sepoi Tiap asap
miring
2 1,8 – 3,3 7 – 12 Angin lemah Daun-daun
bergerak
3 3,4 – 5,2 13 – 18 Angin sedang Ranting-
ranting
bergerak
4 5,3 – 7,4 19 – 26 Angin tegang Dahan-dahan
bergerak
5 7,5 – 9,8 27 – 35 Angin keras Batang pohon
bergerak
6 9,9 – 12,4 36 – 44 Angin keras Batang pohon
sekali besar
bergerak
7 12,5 – 15,2 45 – 54 Angin ribut Dahan-dahan
patah
8 15,3 – 18,2 55 – 65 Angin ribut hebat Pohon-pohon
kecil patah
9 18,3 – 21,5 66 – 77 Angin badai Pohon-pohon
besar patah
10 21,6 – 25,1 78 – 90 Angin badai hebat Rumah-rumah
roboh

8
11 25,2 – 29,0 91 – 104 Angin taifun Benda berat
bertebangan
29 ke atas 105 ke atas Angin taifun Benda berar
12 hebat berterbangan
hingga
beberapa KM

c. Arah Angin
Menurut seorang ahli meteorologi bangsa Belanda yang bernama Buys Ballot
mengemukakan hukumnya yang berbunyi: Udara mengalir dari daerah maksimum ke
daerah minimum. Pada belahan utara bumi, udara/angin berkelok ke kanan dan di
belahan selatan berkelok ke kiri. Pembelokan arah angin terjadi karena adanya rotasi
bumi dari barat ke timur dan karena bumi bulat. Dalam mempelajari cuaca, diantaranya
perlu mengetahui arah angin. Arah angin dapat diketahui melalui arah baling-baling
angin.
d. Macam-macam Angin
Angin dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
❖ Angin tetap, yaitu angin yang arah tiupnya tetap sepanjang tahun, seperti:
➢ Angin passat, yaitu angin yang bertiup terus menerus dari daerah maksimum
subtropis utara dan selatan (30°-40°) menuju ke minimum khatulistiwa.
➢ Angin barat, yaitu angin antipassat (angin yang berhembus di atas angin passat
pada ketinggian 30 km dan arahnya berlawanan dengan angin passat).
➢ Angin timur, yaitu angin yang bertiup dari kedua daerah maksimum kutub
menuju daerah minimum subpolar (lintang 66 1/2°C LU dan LS°.
❖ Angin periodik. Angin ini dibagi menjadi:
➢ Angin periodik harian meliputi angin darat dan angin laut; angin gunung dan
angin lembah.
➢ Angin periodik setengah tahunan, disebut juga dengan angin muson (musim).
❖ Angin lokal, yaitu angin yang bertiup pada daerah tertentu dan waktu tertentu.
Misalnya : angin kumbang, angin fohn, angin brubu, angin bahorok, angin gending,
dan lain-lain.

9
4. Kelembaban Udara
Unsur keempat yang dapat berpengaruh terhadap cuaca dan iklim di suatu tempat
adalah kelembaban udara. Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang terkandung
dalam massa udara pada saat dan tempat tertentu. Alat untuk mengukur kelembaban
udara disebut psychrometer atau hygrometer. Kelembaban udara dapat dibedakan
menjadi:
1) Kelembaban mutlak atau kelembaban absolut, yaitu kelembaban yang menunjukkan
berapa gram berat uap air yang terkandung dalam satu meter kubik (1 m3) udara.
2) Kelembaban nisbi atau kelembaban relatif, yaitu bilangan yang menunjukkan berapa
persen perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara dan jumlah
uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut.
5. Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu
tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge. Curah hujan
diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1) Bentuk medan atau topografi;
2) Arah lereng medan;
3) Arah angin yang sejajar dengan garis pantai; dan
4) Jarak perjalanan angin di atas medan datar.
Hujan adalah butiran-butiran air yang dicurahkan dari atmosfer turun ke permukaan
bumi. Sedangkan garis yang menghubungkan tempat-tempat di peta yang mendapat
curah hujan yang sama disebut isohyet. Berdasarkan butiran yang dicurahkan dan asal
terjadinya, hujan dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:
1) Berdasarkan butiran-butiran yang dicurahkan, hujan dapat dibedakan menjadi empat
macam, yaitu:
➢ Hujan gerimis atau drizzle. Hujan ini mempunyai diameter butiran-butiran
kurang dari 0,5 mm.
➢ Hujan salju atau snow. Hujan salju terdiri dari kristal-kristal es yang
temperaturnya berada di bawah titik beku.
➢ Hujan batu es. Hujan ini berbentuk curahan es yang turun di dalam cuaca panas
dari awan yang temperaturnya di bawah titik beku.
➢ Hujan deras atau rain, yaitu curahan air yang turun dari awan yang temperaturnya
di atas titik beku dan butirannya sebesar 7 mm.
10
2) Berdasarkan asal terjadinya, hujan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
➢ Hujan front, yaitu terjadi karena pertemuan dua jenis udara yang berbeda
temperatur, yakni udara panas/lembab dengan udara dingin sehingga
berkondensasi dan turun hujan.
➢ Hujan konveksi atau hujan zenith, yaitu terjadi karena arus konveksi yang
menyebabkan uap air di khatulistiwa naik secara vertikal, karena pemanasan air
laut terus menerus lalu mengalami kondensasi dan turun sebagai hujan.
➢ Hujan orografi atau hujan gunung, yaitu terjadi dari udara yang mengandung uap
air dipaksa oleh angin mendaki lereng pegunungan berkondensasi dan turun
sebagai hujan.
➢ Hujan buatan, yaitu dibuat dengan cara menggunakan garam-garaman untuk
merangsang awan hingga uap air di udara dengan ketinggian 3000 kaki lebih
cepat berkondensasi menjadi air dan turun sebagai hujan.
2.3 Jenis-jenis cuaca dan iklim
2.2.1 Jenis-jenis cuaca

Cuaca dapat di klasifikasikan menjadi beberapa macam jenis, antara lain


sebagai berikut.

1. Cuaca Cerah
Cuaca cerah adalah cuaca yang terjadi dengan ciri-ciri matahari bersinar terang
dan udara terasa hangat atau tidak begitu panas.Pada dasarnya, hujan tidak akan turun
saat cuaca cerah dan ketika siang hari, terlihat awan yang bertumpuk tipis, seperti kapas
yang berwarna putih bersih.
2. Cuaca Panas
Timbulnya cuaca panas tidak terlepas dari meningkatnya suhu udara di
permukaan bumi. Jadi faktor utama yang menyebabkan cuaca panas adalah cahaya
matahari. Selain itu ketinggian juga faktor kedua yang menyebabkan udara terasa
panas.Semakin tinggi suatu tempat atau wilayah, suhu udara akan semakin turun
sehingga suhu di dataran tinggi lebih sejuk dibandingkan dataran rendah.
3. Cuaca Berawan
Cuaca berawan adalah kondisi cuaca disaat terlihat banyak awan di langit.
Cahaya matahari akan ditutupi oleh awan sehingga membuat suhu permukaan bumi
seketika tidak terasa panas.Beberapa awan akan ikut bergerombol dan membentuk

11
awan yang besar. Awan besar ini bisa berpotensi mendung sehingga sebagai tanda akan
turunnya hujan.
4. Cuaca Dingin
Cuaca dingin adalah keadaan cuaca di suatu daerah yang ditandai dengan
tingginya tingkat kelembaban udara, ditambah dengan suhu udara yang rendah dan
meningkatnya angin yang bertiup kencang.
5. Cuaca Hujan
Cuaca hujan adalah kondisi cuaca disaat banyaknya uap air di lapisan atmosfer.
Uap air terjadi disebabkan adanya proses pemanasan matahari terhadap air di bumi
meliputi air laut, danau, sungai dan samudra.Uap air tersebut akan membentuk
gumpalan awan. Ketika sudah mencapai suhu pada titik tertentu, uap air akan
membentuk titik air. Lalu titik air akan berubah menjadi tetesan air.Apabila tetesan air
semakin banyak dan berat maka akan jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan.
Hujan yang turun ke bumi terkadang disertai dengan badai.
6. Cuaca Berangin
Cuaca berangin adalah kondisi cuaca yang ditandai dengan angin bertiup
kencang sehingga bisa menerbangkan benda-benda ringan yang disekeliling atau
dilaluinya.
2.2.2 Jenis-Jenis Iklim
a) Iklim Matahari

Gambar 1 Iklim Matahari

Sumber : https://www.gramedia.com/literasi/iklim-matahari/

Iklim matahari adalah iklim yang didasarkan pada jumlah panas atau sinar
matahari yang diterima di suatu wilayah di permukaan bumi. Jumlah panas atau sinar
matahari yang diterima di wilayah bumi tersebut dipengaruhi oleh garis lintang
khatulistiwa. Semakin dekat suatu wilayah dengan garis khatulistiwa maka semakin

12
banyak jumlah sinar atau panas matahari yang diterima. Begitu pula sebaliknya,
semakin jauh jarak suatu wilayah dengan garis khatulistiwa maka semakin jarang atau
sedikit jumlah panas atau sinar matahari yang dapat diterima. Iklim matahari
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu iklim tropis, iklim subtropis, iklim
sedang, dan iklim dingin.
Iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima
oleh permukaan bumi. Untuk lebih memperdalam pemahaman tentang pembagian
iklim matahari tersebut dapat di lihat pada uraian berikut:
1) Iklim Tropis
Iklim tropis terletak antara 0o-231/2o LU/LS dan hampir 40 % dari permukaan bumi.
Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai berikut:
• Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu
udara antara 20-23oC. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya
mencapai 30oC.
• Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1–5oC,
sedangkan ampitudo hariannya lebih besar.
• Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
• Hujan banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia.

Wilayah beriklim tropis terdiri dari beberapa wilayah bagian di Benua Amerika,
beberapa wilayah di Benua Asia, dan beberapa wilayah di timur tengah.
Berdasarkan jumlah curah hujan pada setiap wilayah, iklim tropis dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu hutan hujan tropis, iklim hutan hujan tropis, serta iklim sabana
tropis.

a. Iklim Hujan Tropis

Iklim hutan hujan tropis berada pada wilayah yang berada garis lintang sekitar
10–15 derajat LU dan LS. Wilayah dengan iklim ini memiliki angkin dan tenang
yang disertai dengan curah hujan yang cukup tinggi dan musim kemarau yang
relatif lebih cepat, yaitu sekitar dua bulan.Contoh negara yang memiliki iklim hujan
tropis, yaitu Indonesia, Singapura, dan Malaysia

b. Iklim Muson Tropis

13
Wilayah dengan iklim muson tropis memiliki ciri yang mirip dengan wilayah
yang memiliki iklim hutan hujan tropis. Namun, iklim muson tropis lebih banyak
terkena sinar matahari dibanding dengan iklim hutan hujan tropis. Iklim ini
cenderung memiliki suhu yang hangat sepanjang tahun. Beberapa negara yang
memiliki iklim muson tropis, yaitu India, Afrika Barat Daya, Sri Lanka,
Bangladesh, Brazil Tenggara, Myanmar, dan Guyana.

c. Iklim Sabana Tropis

Iklim sabana tropis merupakan iklim tropis terkering dengan memiliki curah
hujan yang rendah. Wilayah dengan iklim ini sering kali mengalami kekeringan
yang menyebabkan matinya flora dan fauna. Beberapa wilayah yang memiliki iklim
sabana tropis, yaitu Afrika Timur, Brazil Tengah, Paraguay, Afrika Selatan,
Madagaskar Barat, Sudan, Australia Utara, dan Bolivia.

2) Iklim Sub Tropis


Iklim sub tropis terletak antara 231/2o- 40oLU/LS. Daerah ini merupakan peralihan
antara iklim tropis dan iklim sedang. Ciri-ciri iklim sub tropis adalah sebagai
berikut:
• Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari
daerah iklim tropis ke iklim sedang.
• Terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi
musim dingin pada iklim ini tidak terlalu dingin. Begitu pula dengan musim
panas tidak terlalu panas.
• Suhu sepanjang tahun menyenangkan. Maksudnya tidak terlalu panas dan tidak
terlalu dingin.
• Daerah sub tropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim
panasnya kering disebut daerah iklim Mediterania, dan jika hujan jatuh pada
musim panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim Tiongkok.
3) Iklim Sedang
Iklim sedang terletak antara 40o- 661/2oLU/LS. Ciri-ciri iklim sedang adalah
sebagai berikut:
• Banyak terdapat gerakan-gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering
berubah-ubah, arah angin yang bertiup berubah-ubah tidak menentu, dan sering
terjadi badai secara tiba-tiba.

14
• Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil
dibandingkan dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis.
4) Iklim Dingin (Kutub)
Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai
iklim kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es. Ciri-ciri
iklim tundra adalah sebagai berikut:
a) Musim dingin berlangsung lama.
b) Musim panas yang sejuk berlangsung singkat.
c) Udaranya kering.
d) Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun.
e) Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju.
f) Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di
permukaan tanah.
g) Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak.
h) Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai
selatan Greenland, dan pantai utara Siberia.

Sedangkan ciri-ciri iklim es atau iklim kutub adalah sebagai berikut:

a) Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi.


b) Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan Antartika
di kutub selatan.
b) Iklim Fisis
Iklim fisis adalah menurut keadaan atau fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi
sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya,
pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan. Iklim fisis
dapat dibedakan menjadi iklim laut, iklim darat, iklim dataran tinggi, iklim
gunung/pegunungan dan iklim musim (muson).
1) Iklim laut (Maritim)
Iklim laut berada di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah sedang. Keadaan
iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda. Ciri iklim laut di daerah tropis dan
sub tropis sampai garis lintang 40, adalah sebagai berikut:
• Suhu rata-rata tahunan rendah;
• Amplitudo suhu harian rendah/kecil;
• Banyak awan, dan

15
• Sering hujan lebat disertai badai.

Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:

• Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil;


• Banyak awan;
• Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik;
• Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan tibatiba.
2) Iklim Darat (Kontinen)
Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang. Ciri-ciri
iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 400, yaitu sebagai berikut:
• Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil; dan
• Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.

Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:

• Amplitudo suhu tahunan besar;


• Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin rendah;
dan
• Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.
3) Iklim Dataran Tinggi
Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:
• Amplitudo suhu harian dan tahunan besar;
• Udara kering,
• Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah; dan
• Jarang turun hujan.
4) Iklim Gunung
Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya,
yaitu sebagai berikut:
• Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi;
• Terdapat di daerah sedang;
• Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil;
• Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan
hujan;
• Kadang banyak turun salju.

16
5) Iklim Musim (Muson)
Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti setiap setengah
tahun. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
• Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan;
• Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan
menimbulkan musim kemarau.
c. Iklim Menurut Koppen
Pada tahun 1900, Wladimir Koppen, seorang ahli klimatologi Jerman
mengklasifikasikan iklim dunia menjadi lima kelompok. Klasifikasi iklim yang
dilakukannya berdasarkan curah hujan dan suhu udara. Selain itu, juga
mempertimbangkan vegetasi dan penyebaran jenis tanah. Sistem klasifikasinya
disusun dengan menggunakan huruf besar dan kecil. Setiap kelompok menggunakan
simbol satu huruf besar. Sedang subkelompok menggunakan dua huruf, yaitu
gabungan huruf besar dan kecil. Klasifikasi iklim menurut Koppen, yaitu kelima
kelompok iklim tipe A, B, C, D, dan E.

1. Iklim Tipe A (Iklim Hujan Tropis)

Wilayah beriklim tipe A memiliki curah hujan tinggi, penguapan tinggi (rata-
rata 70 cm3/tahun), dan suhu udara bulanan rata-rata di atas 18° C. Curah hujan tahunan
lebih dari penguapan tahunan, tidak ada musim dingin. Wilayah beriklim tipe A
dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut.

➢ Iklim tipe Af

Iklim tipe Af memiliki suhu udara panas dan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Di
wilayah beriklim tipe A terdapat banyak hutan hujan Contoh: wilayah Sumatra,
Kalimantan, dan Papua. Wilayah beriklim tipe Af memiliki karakteristik yaitu sebagai
berikut.

a) hutan sangat lebat dan heterogen (bermacam-macam tanaman);

b) terdapat banyak tumbuhan panjat; serta

c) terdapat jenis tumbuhan seperti pakis, palem, dan

➢ Iklim tipe Am

17
Iklim tipe ini memiliki suhu udara panas, musim hujan, dan musim kemarau yang Batas
antara musim hujan dan kemarau tegas. Wilayah beriklim tipe Am antara lain terdapat
di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian selatan. Wilayah
beriklim tipe Am memiliki ciri:

a) curah hujan tergantung musim;

b) jenis tanaman pendek dan homogen; serta

c) hutan homogen yang menggugurkan daunnya ketika

➢ Iklim tipe Aw
Iklim tipe Aw ini memiliki suhu udara panas, musim hujan, dan musim kemarau yang
lebih panjang dibandingkan dengan musim Wilayah beriklim tipe Aw terdapat di
wilayah Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Selatan, Kepulauan Aru, dan Papua bagian selatan. Wilayah beriklim tipe Aw memiliki
ciri yaitu sebagai berikut.

a) hutan berbentuk sabana (savana);

b) jenis tumbuhan padang rumput dan semak belukar; dan pohonnya berjenis

2. Iklim Tipe B (Iklim Kering)


Ciri Iklim tipe B adalah penguapan tinggi dengan curah hujan rendah (rata-rata
25,5 mm/tahun) sehingga sepanjang tahun penguapan lebih besar daripada curah hujan.
Tidak terdapat surplus air. Di wilayah beriklim tipe B tidak terdapat sungai yang
permanen. Wilayah beriklim tipe B dibedakan menjadi tipe Bs (iklim stepa) dan tipe
Bw (iklim gurun).
3. Iklim Tipe C (Iklim Sedang Hangat)
Iklim tipe C mengalami empat musim, yaitu musim dingin, semi, gugur, dan
panas. Suhu udara rata-rata bulan terdingin adalah (–3)°C – (–8)°C. Terdapat paling
sedikit satu bulan yang bersuhu udara rata-rata 10° C. Iklim tipe C dibedakan menjadi
tiga, sebagai berikut.

➢ Iklim tipe Cw, yaitu iklim sedang basah (humid mesothermal) dengan musim dingin
yang

➢ Iklim tipe Cs, yaitu iklim sedang basah dengan musim panas yang

➢ Iklim tipe Cf, yaitu iklim sedang basah dengan hujan dalam semua

18
4. Iklim Tipe D (Iklim Salju Dingin)
Iklim tipe D merupakan iklim hutan salju dengan suhu udara rata-rata bulan
terdingin < – 3° C dan suhu udara rata-rata bulan terpanas > 10° C. Iklim tipe D
dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut.

➢ Iklim tipe Df, yaitu iklim hutan salju dingin dengan semua bulan

➢ Wilayah beriklim tipe Dw, yaitu iklim hutan salju dingin dengan musim dingin

5. Iklim Tipe E (Iklim Kutub)


Wilayah beriklim tipe E mempunyai ciri tidak mengenal musim panas, terdapat
salju abadi dan padang lumut. Suhu udara tidak pernah melebihi 10° C. Wilayah
beriklim tipe E dibedakan atas tipe Et (iklim tundra) dan tipe Ef (iklim kutub dengan
salju abadi). Iklim tipe E terdapat di daerah Arktik dan Antartika.
d. Iklim Menurut Schmidt–Ferguson

Tabel 1 Tipe iklim Schmidt–Ferguson


Schmidt–Ferguson mengklasifikasikan iklim berdasarkan jumlah rata-rata bulan
kering dan jumlah rata-rata bulan basah. Suatu bulan disebut bulan kering, jika dalam
satu bulan terjadi curah hujan kurang dari 60 mm. Disebut bulan basah, jika dalam satu
bulan curah hujannya lebih dari 100 mm. Iklim Schmidt dan Ferguson sering disebut
juga Q model karena didasarkan atas nilai Q. Nilai Q merupakan perbandingan jumlah
rata-rata bulan kering dengan jumlah rata-rata bulan basah. Nilai Q dirumuskan sebagai
berikut:

Q= ((Rata-rata bulan kering):(Rata-rata bulan basah)) x 100%

Nilai Q ditentukan dari perhitungan rata-rata bulan kering dan bulan basah
selama periode tertentu, misalnya 30 tahun.

19
e. Iklim Menurut Oldeman
Penentuan iklim menurut Oldeman menggunakan dasar yang sama dengan
penentuan iklim menurut Schmidt-Ferguson, yaitu unsur curah hujan. Bulan basah dan
bulan kering dikaitkan dengan kegiatan pertanian di daerah tertentu sehingga
penggolongan iklimnya disebut juga zona agroklimat. Misalnya, jumlah curah hujan
sebesar 200 mm tiap bulan dipandang cukup untuk membudidayakan padi
sawah.Sedangkan untuk membudidayakan palawija, jumlah curah hujan minimal yang
diperlukan adalah 100 mm tiap bulan. Selain itu, musim hujan selama 5 bulan dianggap
cukup untuk membudidayakan padi sawah selama satu musim. Dalam metode ini, dasar
penentuan bulan basah, bulan lembap, dan bulan kering sebagai berikut.

1. Bulan basah, apabila curah hujannya > 200

2. Bulan lembap, apabila curah hujannya 100–200

3. Bulan kering, apabila curah hujannya < 100

Tipe Utama Iklim Oldeman yaitu sebagai berikut.

Iklim A = jika ada lebih dari 9 bulan basah berturut-turut

Iklim B = jika ada 7 - 9 bulan basah berturut-turut

Iklim C = jika ada 5 - 6 bulan basah berturut-turut

Iklim D = jika ada 3 - 4 bulan basah berturut-turut

Iklim E = jika ada < 3 bulan basah berturut-turut

f. Iklim Menurut Junghuhn


Junghuhn mengklasifikasikan iklim berdasarkan ketinggian tempat dan mengaitkan
iklim dengan jenis tanaman yang tumbuh dan berproduksi optimal sesuai suhu di
habitatnya. Junghuhn mengklasifikasikan iklim menjadi empat yaitu sebagai berikut.

Gambar 2 Iklim Junghuhn

20
Sumber : https://www.bing.com/images/search?view=detailV2&ccid

1. Zona Iklim Panas


Zona iklim panas merupakan iklim yang berada di tempat dengan ketinggian
antara 0 hingga 600 meter di atas permukaan air laut. Di daerah dengan ketinggian ini,
rata- rata suhu yang dirasakan antara 22 derajat Celcius hingga 26,3 derajat
Celcius.Iklim di daerah ini merupakan iklim yang paling panas dari pada daerah yang
lainnya, maka dari itulah tidak semua tanaman bisa ditanam, terlebih tanaman- tanaman
yang membutuhkan udara dingin. Beberapa tanaman yang cocok kita tanam di wilayah
iklim seperti ini misalnya padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa dan tanaman
cokelat.Tanaman- tanaman ini biasanya ditemukan di wilayah pulau Sumatera, seperti
Sumatera Selatan yang menjadi lokasi penelitian oleh Junghuhn.
2. Zona Iklim Sedang
Zona iklim sedang merupakan iklim yang berada di tempat yang memiliki
ketinggian antara 600 meter hingga 1500 meter di atas permukaan air laut. Di daerah
ini suhu udara yang akan dirasakan rata-rata antara 17,1 derajat Celcius hingga 22
derajat Celcius.Iklim ini dirasa lebih dingin daripada iklim yang sebelumnya, maka dari
itulah jenis tanaman yang cocok ditanam di daerah ini pun sudah berbeda dengan daerah
sebelumnya, meskipun beberapa tanaman masih bisa hidup di wilayah ini.Adapun
beberapa jenis tanaman yang cocok kita tanaman di wilayah yang memiliki iklim
sedang antara lain adalah padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina dan sayur- sayuran
seperti kol, sawi, selada dan lainnya. Beberapa tanaman tersebut sebagian bisa hidup di
iklim panas dan juga iklim sedang, namun untuk pertumbuhannya tentu saja akan
berbeda di kedua tempat tersebut.
3. Zona Iklim Sejuk
Iklim ini tentu saja lebih dingin daripada iklim sebelumnya, dan tempatnya pun
juga lebih tinggi daripada sebelumnya. Zona iklim sejuk ini merupakan iklim yang
berada di tempat dengan ketinggian antara 1500 meter hingga 2500 meter di atas
permukaan air laut.Di tempat ini, rata- rata suhu udara yang akan kita rasakan antara
11,1 derajat Celcius hingga 17,1 derajat Celcius. Di tempat ini ada beberapa tanaman
yang masih dapat hidup dari zona iklim sedang tadi seperti teh, kopi, kina dan juga
sayur- sayuran. Tanaman- tanaman ini dapat kita jumlah di wilayah Dataran tinggi
Bandung.
4. Zona Iklim Dingin

21
Iklim dingin ini berada di tempat yang memiliki ketinggian yang lebih dari 2500
meter di atas permukaan air laut. Di tempat ini rata- rata suhu udara yang akan kita
rasakan sekitar 6,2 derajat celcius hingga 11,1 derajat Celcius. Di wilayah iklim dingin
ini tidak akan kita temukan tanaman budidaya. Tanaman yang dapat hidup di iklim
dingin ini misalnya adalah lumut.

2.4 Peranan Iklim dan Cuaca Bagi Kehidupan


Perlu diketahui bahwa iklim dan cuaca merupakan salah satu faktor yang sangat penting
bagi kehidupan manusia. Karena iklim mempunyai peranan yang besar terhadap kehidupan
seperti dalam bidang pertanian, transportasi atau perhubungan, telekomunikasi, dan
pariwisata. Untuk mengetahui peranan apa saja yang diberikan dapat disimak uraian
berikut.
a) Peranan Iklim Di Bidang Pertanian
Di Indonesia yang sebagian besar penduduknya masyarakat agraris yang
bergerak di sektor pertanian, sifat-sifat iklim seperti suhu, curah hujan, dan musim
sangat berpengaruh terhadap kehidupannya. Faktor-faktor iklim seperti cuaca dan iklim
benar-benar dipertimbangkan dalam mengembangkan pertanian. Kondisi suhu, curah
hujan dan pola musim sangat menentukan kecocokan dan optimalisasi pembudidayaan
tanaman pertanian. Begitu pula di bidang perikanan atau kelautan, faktor iklim seperti
cuaca, suhu, dan musim sangat berpengaruh, baik terhadap para nelayan maupun ikan
yang akan di tangkap. Pada umumnya para nelayan mengerti benar tentang keadaan
cuaca, terutama yang behubungan dengan angin dan musim. Dengan pengetahuan yang
dimiliki mereka tahu kapan datangnya angin musim barat dan angin musim timur. Pada
saat berhembus angin barat mereka sangat berhati-hati dalam menangkap ikan di laut.
Karena musim angin barat sering menimbulkan gelombang besar yang membahayakan
mereka. Dan mereka juga tahu mengenai tanda-tanda alam seperti akan datangnya
badai yang besar, sehingga mereka tidak akan turun ke laut untuk menangkap ikan.
b) Peranan Iklim Di Bidang Transportasi
Faktor-faktor cuaca dan iklim mempunyai peranan yang besar tehadap bidang
transportasi. Seperti cuaca, suhu, arah dan kecepatan angin, awan, dan kabut sangat
mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan. Selain berpengaruh terhadap
penerbangan, faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap transportasi laut.
Seperti arah dan kecepatan angin, tinggi gelombang, badai dan lain-lain.
c) Peranan Iklim untuk Telekomunikasi

22
Faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang telekomunikasi.
Seperti arus angin dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar daerah dengan
menggunakan telepon angin. Tentunya Anda sudah mengetahui pula bahwa cuaca dan
iklim merupakan akibat dari proses-proses yang terjadi di atmosfer atau lapisan udara.
Lapisan udara yang menyelebungi bumi terdiri dari beberapa lapisan, di antaranya
terdapat lapisan ionosfer. Lapisan ini mengandung partikel-partikel yang mengalami
ionisasi sehingga bermuatan listrik. Dengan adanya lapisan ionosfer ini, maka siaran
radio dan televisi dapat di dengar dan dilihat dimana-mana.
d) Peranan Iklim untuk Pariwisata
Faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang pariwisata. Seperti
cuaca cerah, banyak cahaya matahari, kecepatan angin, udara sejuk, kering, panas, dan
sebagainya sangat mempengarui terhadap pelaksanaan wisata, baik wisata darat
maupun laut. Dengan kondisi seperti yang telah disebutkan, maka pelaksanaan wisata
akan semakin dinikmati.
2.5 Perubahan Iklim
Fenomena El-Nino dan La-Nina merupakan salah satu bentuk penyimpangan iklim. El
Nino dan La Nina merupakan bentuk gejolak dinamika laut dan atmosfer yang
mempengaruhi cuaca di sekitar laut pasifik. Keduanya adalah bentuk penyimpangan iklim.
El Nino adalah penyimpangan iklim di samudra pasifik yang ditandai dengan naiknya suhu
permukaan laut di bagian tengah dan timur. Sedangkan La Nina adalah kebalikannya yaitu
menurunnya suhu permukaan air laut di bagian timur ekuator lautan pasifik. Contoh akibat
El Nino adalah matinya aneka macam hayati di laut dan rusaknya terumbu karang.
Fenomena El-Nino akan menyebabkan penurunan jumlah curah hujan jauh di bawah
normal untuk beberapa daerah di Indonesia. Kondisi sebaliknya terjadi pada saat fenomena
La-Nina berlangsung.
Fenomena perubahan iklim yang saat ini hangat dibicarakan adalah fenomena global
warming yang merupakan peningkatan suhu rata – rata bumi akibat akumulasi gas CO2
yang berlebih dalam atmosfer sehingga memerangkap panas matahari yang seharusnya
dipantulkan dan dilepas ke luar angkasa. Gas Rumah Kaca sebagai penyebab perubahan
iklim pertama dan berasal dari gas-gas rumah kaca. Beberapa gas di atmosfer Bumi sendiri
turut berperan dalam hal ini, misalnya pada kaca di rumah yang memerangkap panas
matahari kemudian menghentikannya agar tidak bocor kembali ke angkasa Dengan
meningkatknya suhu bumi ini, dapat mencairkan gunung – gunung es di bagian kutub yang

23
mengakibatkan naiknya permukaan air laut yang membahayakan pemukiman sekitar
pantai. Perubahan iklim berdasarkan definisi dari Kementerian Lingkungan Hidup adalah
berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang
membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia (Kementerian
Lingkungan Hidup 2001). Perubahan iklim merupakan suatu perubahan jangka panjang
dalam pola cuaca tertentu di suatu wilayah. Perubahan iklim ini sendiri sering dikaitkan
dengan pemanasan global. Keduanya saling terkait karena pemanasan global merupakan
salah satu penyebab perubahan iklim.Pemanasan global adalah kenaikan pada suhu Bumi
yang kemudian berlangsung selama satu dekade atau lebih dimana salah satu penyebabnya
adalah perubahan iklim.
Perubahan iklim mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca.
Pergeseran ini terjadi secara alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak
tahun 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi penyebab utama perubahan iklim, terutama
akibat pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas.Pembakaran bahan
bakar fosil menghasilkan emisi gas rumah kaca yang bekerja seperti selimut yang melilit
Bumi, menghasilkan panas matahari dan menaikkan suhu.Hal ini diperparah dengan
rusaknya lapisan ozon akibat pemakaian zat – zat yang dapat merusak lapisan ozon
misalnya CFC. Dengan rusaknya lapisan ozon, sinar ultra violet matahari dapat dengan
lebih bebas memasuki bumi yang membawa dampak buruk bagi lingkungan hidup dan
manusia itu sendiri.

24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif
sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur
cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Sedangkan iklim merupakan
keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam
waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas.Iklim dan cuaca tak
lepas dari konsep–konsep fisika yang terjadi di dalamnya. Misalnya suhu udara, tekanan
udara, kecepatan angin, intensitas penyinaran matahari dan sebagainya, semuanya
merupakan konsep–konsep fisika yang berpengaruh penting dalam keadaan cuaca dan
iklim.
Iklim dan cuaca merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Karena iklim mempunyai peranan yang besar terhadap kehidupan seperti dalam
bidang pertanian, transportasi atau perhubungan, telekomunikasi, dan pariwisata. Tetapi
akhir – akhir ini keadaan iklim makin tak menentu dengan adanya fenomena pemanasan
global atau global warming yang membawa dampak buruk bagi kehidupan manusia.
Dengan meningkatnya suhu bumi, akan mencairkan es di kutub yang mengakibatkan
peningkatan permukaan laut dan membahayakan lingkungan pantai, mengganggu keadaan
iklim dan cuaca seperti terganggunya curah hujan yang tentu saja sangat merugikan bagi
berbagai sektor kehidupan seperti pertanian dan perhubungan.
3.2 Saran
Makalah mengenai cuaca dan iklim ini diharapkan agar dipelajari dengan baik guna
menambah pengetahuan dalam bidang ilmu kebumian serta mempersiapkan diri
khususnya bagi mahasiswa program pendidikan untuk menjadi seorang guru dan dapat
mendalami materi ini.

25
DAFTAR PUSTAKA
Aldrian, E., Karmini, M., Budiman., 2011, Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di
Indonesia, Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara Kedeputian Bidang
Klimatologi, Jakarta: BMKG.

Drs, Amir Syarifudin, dkk. 1996. Sains geografi 1. Jakarta: Bumi Aksara.

Marv Tim Geografi SMU DKI Jakarta, Geografi untuk SMU Kelas 1 tengah tahun
kedua, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2000.in, Chris, dkk. 2008. Cuaca dan
iklim.
Vanya Karunia Mulia Putri.2022. Cuaca dan Iklim: Pengertian, Perbedaan, Unsur, dan
Jenisnya.https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/05/130000969/cuac
a-dan-iklim--pengertian-perbedaan-unsur-dan-jenisnya. Diakses pada 13
November 2022

26

Anda mungkin juga menyukai