Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

Peran dan tugas layanan bimbingan dan konselimg di sekolah MTs Istiqlal
Delitua
Dosen pengampu: Lailan syafira Putri Lubis.M.Pd.

Disusun oleh:

1.Ulfa Ayu Ningtiyas (2206020024)

2.Velysa Ayu Aprilia (2206010020)

3.Zuhaina Siregar (2206020025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AL-WASHLIYAH MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah memberikan nikmat yang luar
biasa,keteguhan,serta kekuatan sehingga kami bias menyelesaikan laporan hasil observasi
ini.Shalawat beserta salam semoga tercurahkan limpahkan kepada nabi kita Muhammad saw,
beserta keluarganya.

Dalam penyusunan laporan hasil observasi yang bertempat di yayasan perguruan tinggi
istiqlal Deli tua. Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun laporan hasil
observasi yang tentunya denga bantuan atau rujukan dari berbagai sumber,sehingga dapat
memperlancar penyusunannya.Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah ikut membantu kami dalam pembuatan hasil observasi ini.

Kami ucapkan banyak terima kasih kepada ibu Lailan Syafira Putri Lubis.M.Pd. Dosen
mata kuliah bimbingan dan konseling yang telah memberikan kesempatan kepda kami untuk
menyusun laporan hasil observasi.

Kami sadar betul bahwa kenyataannya laporan hasil observasi ini masih jauh dari kata
semuanya. Oleh karenannya penyusun sangat menghargai masukan atau kritik yang
membangun supaya bias lebih baik lagi.

Medan,7 November2022

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………….......................................
……………………………………1DAFTAR
ISI….......................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN……...........................……………………………………………...3

A.Latar belakang………………………………........................…………………………….4

B.Profil sekolah dan profil BK disekolah…………………….…………………..………...5

C.Sejarah sekolah MTs Istiqlal……………………….……………………………………6

D.Gambaran deskriptif tentang sekolah……….................……….………………………..7

E.Profil BK…………………………………….....................................………….……….8

F.Peran dan tugas stake holder dalam layanan BK…….........…..………..………………9

G.Tujuan observasi……………………………….............................……………………10

BAB II PEMBAHASAN…………………………………...............................……………11

A.Hasil wawancara……………………………...........................……………………….12

BAB III KAJIAN ATAU TINJAUAN PUSTAKA……………………..............…………13

A.Pengertian bimbingan dan konseling…………………………...............……………..14

B.Latar belakang perlunya bimbingan dan konseling………………....………….…….15

C.Asas-asas bimbingan dan konseling……………..…………............…………………16

D.Ruang lingkup Bimbingan dan konseling…………………..........………………...…17

BAB III PENUTUP………………………………………...............................……………18

A.Kesimpulan ……………………………………………............................……...……19

B.Referensi……………….…………………………….............................…………….20

C.Lampiran.......................................................................................................................21

D.Struktur oraganisasi BK...............................................................................................22


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli yang
kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak,remaja,maupun dewasa agar
orang yang di bimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri.Pengertian
konseling adalah suatu prose memberi bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling
oleh seorang ahli (yang disebut konselor)kepada individu yang sedang mengalami masalah
(disebut klien)yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.

Latar belakang tersusunnya laporan ini adalah merupakan salah satu tugas mata kuliah
bimbingan dan konseling.Dengan mengkaji bagaimana peran dan tugas layanan bimbingan
dan konseling di sekolah istiqlal deli tua.Maka kita dapat membedakan bagaimana peran dan
tugas antara guru,kepala sekolah,dll,dalam menangani berbagai masalah siswa yang
terjadi.Serta kita juga mengetahui cara guru-guru dan staf lainnya untuk menangani masalah
yang telah di timbulkan siswa di sekolah istiqlal.

Maka selain sebagai tugas,penulis juga beranggapan bahwa laporan ini bukan hanya
sebagai tugas dari mata kuliah,namun juga sebagai sarana guna menambah wawasan bagi
penulis secara pribadi dan bagi pembaca sekalian.

B.Profil sekolah dan profil BK di sekolah

Profil Yayasan perguruan


tinggi Istiqlal Deli tua

1.Profil gambaran umum

a. Nama :Mts
ISTIQLAL DELITUA
b. Alamat :Jln. Stasiun No.1A Desa suka makmur Delitua

kode pos, 20335

c. Status :Swasta

d. Provinsi :Sumatera Utara

e. Kabupaten :Deli Serdang

f. Tanggal berdiri:19 Maret 1992

g. Nama yayasan :YAYASAN PERGURUAN ISTIQLAL DELITUA

h. Ketua yayasan :PROF.DR.H.JUMINO SUHADI,MA

2. Visi dan Misi sekolah MTs ISTIQLAL DELITUA

a. Visi sekolah

Menjadi madrasah yang dapat menghasilkan anak didik yang menguasai dasar-dasar
pengetahuan dan ilmu agama islam serta taat beribadah yang mampu bersaing untuk
melanjutkan studi kejenjang yang lebih tinggi atau memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan
sehari-hari.

b. Misi sekolah

1. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan umum dan pengetahuan


agama

2. Memberikan pendidikan keterampilan dalam praktikum dan praktisk ibadah

3. Dan menjadi sumber pengetahuan yang kompetitif

c. Tujuan sekolah

1. Menghasilkan siswa yang berilmu umum dan agama

2. Menghasilkan alumni yang mampu bersaing

3. Menghasilkan siswa yang taat beribadah

4. Menghasilkan siswa yang mampu mandiri dalam mengaplikasikan ilmuunya dalam


kehidupan

5. Menjadi pusat study ilmu umum dan agama islam


C. Sejarah sekolah MTs Istiqlal Delitua

SMK Swasta Istiqlal Delitua merupakan salah satu sekolah yang tergabung dalam
Yayasan Perguruan Istiqlal Delitua yang berdiri sejak tahun 1992. Pada awalnya Yayasan
Perguruan Istiqlal Delitua hanya memiliki tiga sekolah yaitu MTs, SLTP dan SLTA. Tetapi
pada tahun 2003 berdirilah sebuah sekolah lagi yaitu SMK Swasta Istiqlal Delitua yang
memiliki dua program keahlian yaitu Akuntansi dan Administrasi Perkantoran (Sekretaris).
Kemudian pada tahun 2007 SMK Swasta Istiqlal Delitua membuka kembali dua program
keahlian yaitu Teknik Komputer dan Jaringan serta Multimedia. Dan yang terakhir pada
tahun 2008 kembali membuka satu program keahlian yaitu Teknik Kendaraan Ringan
(Otomotif).

SMK Swasta Istiqlal Delitua yang sudah berjalan selama enam belas tahun ini
memiliki tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi keluarga menengah ke bawah di
lingkungan Delitua dan sekitarnya. Serta menjadikan siswa-siswi untuk menjadi Sumber
Daya Manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan dan berakhlak mulia demi mewujudkan
sekolah yang berstandar Nasional pada akhirnya.

Tujuan lainnya yaitu meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


serta mampu menciptakan siswa-siswi yang terampil di dalam bidang teknologi dan
mengajarkan bagaimana menjadi seorang berdisiplin, mandiri dan bertanggung jawab atas
pekerjaan yang dikerjakan dalam bidang apapun itu dan juga memperdayakan potensi
sekolah, masyarakat dan pemerintah daerah guna menuju masyarakat Indonesia yang
beriman, bertaqwa dan mampu mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK).

D. Gambaran deskriptif tentang sekolah

MTs Istiqlal delitua terletak di Jln simpang stasiun no.1.A Suka makmur,kec,Deli
tua.Kabupaten deli serdang Sumatera utara.

Kondisi lingkungan di MTs istiqlal delitua sudah tertata dengan rapih dan bersih,
suasanannya sejuk dan indah dipandang karena ada pepohonan sehingga tidak gersang.Mts
Istiqlal delitua memiliki guru berjumlah 36,memiliki 21 ruang kelas,1 laboratorium,dan 1
perpustakaan.Siswa laki-laki berjumlah 168 siswa dan siswi perempuan berjumlah 158.

Saat berada di dalam kelas suasananya sangat senyap pada saat belajar dan ruangannya
juga bersih dan rapih sertah guru mata pelajarannya juga sangat ramah.
E. Profil BK di MTS istiqlal Deli Tua

1. Kepala sekolah:Drs.M.Effendi Barus

2.

Koordinator :Sri Mulyani S.Pd

3. Guru BK :Junaidah Harahap S.pd

Di dalam ruang kantor Mts terdapat meja guru-guru termasuk guru bimbingan
konseling dan terdapat ruang arsip dan ruang diskusi kelompok

F. Peran dan tugas stake holder di sekolah dalam layanan BK

1. Kepala Sekolah

Sebgai penanggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah, tugas kepala sekolah adalah:

a. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang meliputi kegiatan pengajaran,


pelatihan, dan bimbingan dan konseling di sekolah.

b. Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan
bimbingan dan konseling di sekolah.

c. Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan konseling di


sekolah.

d. Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.

e. Menetapkan koordinator guru pembimbing yang tanggung jawab atas koordinasi


pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan kesepakatan bersama guru
pembimbing (konselor).
f. Membuat surat tugas guru pembimbing dalam proses bimbingan dan konseling pada
setiap awal semester.

g. Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dan konseling sebagai


bahan usulan angka kredit bagi guru pembimbing (konselor).

h. Mengadakan kerjasama dengan instansi lain yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan konseling.

i. Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap minimal 40 siswa bagi


kepala sekolah yang berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling.

2. Wakil Kepala Sekolah

Wakil kepala sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam hal :

a. Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua


personil sekolah.

b. Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah teritama dalam pelaksanaan layanan


bimbingan dan konseling.

c. Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 75 siswa, bagi wakil kepala
sekolah yang berlatar belakang penidikan bimbingan dan konseling.

3. Koordinator Guru Pembimbing (konselor)

Tugas koordinator guru pembimbing dapat dirinci sebagai berikut:

a. Mengkoordinasikan para guru pembimbing (konselor) dalam :

1. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling

2. Menyusun program

3. Melaksanakan program

4. Mengadministrasikan keiatan bimbingan dan konseling

5. Menilai program

6. Mengadakan tindak lanjut.

b. Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya tenaga,


sarana dan prasarana

c. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling kepada


kepala sekolah.

4. Guru Pembimbing (konselor)


Guru pembimbing atau konselor bertugas :

a. Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan konseling

b. Merencanakan program bimbingan dan konseling

c. Melaksanakan persiapan kegiatan bimbingan dan konseling

d. Melaksanakan layanan pada berbagai bidang bimbingan terhadap sejumlah siswa yang
menjadi tanggung jawabnya

e. Melaksanakan kegiatan pendukung layanan bimbingan dan konseling

f. Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling

g. Menganalisis hasil evaluasi

h. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis evaluasi

i. Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling

j. Mempertangung jawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru pembimbing.

5. Guru Mata Pelajaran

Guru mata pelajaran bertugas :

a. Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan konseling kepada para siswa.

b. Melakukan kerjasama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasikan siswa


yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling.

c. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan bimbingan kepada guru pembimbing.

d. Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan (program perbaikan dan program
pengayaan).

e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan dan


konseling dari guru pembimbing.

f. Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian layanan


bimbingan; membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
layanan bmbingan.

g. Ikut serta dalam program layanan bimbingan.

h. Berpartisipasi dalam kegiatan pendukung seperti konferensi kasus.

i. Berpartisipasi dalam upaya pencegahan munculnya masalah siswa dalam


pengembangan potensi.

6. Wali Kelas
Sebagai mitra kerja guru pembimbing (konselor), wali kelas mempunyai tugas :

a. Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan yang menjadi tanggung


jawabnya.

b. Membnatu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas


yang menjadi tanggung jawabnya.

c. Memberikan informasi tentang siswa di kelas yang mendaji tanggung jawabnya untuk
memperoleh layanan bimbingan.

d. Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu diperhatikan
khusus

e. Ikut serta dalam konferensi kasus.

7. Tata Usaha/ Administrasi

Staf tata usaha atau administrasi adalah personil yang bertugas :

a. Membantu guru pembimbing dan koordinator dalam mengadministrasikan seluruh


kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.

b. Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling.

c. Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan bimbingan dan


konseling.

d. Membantu melengkapi dokumen tentang siswa seperti catatan kumulatif siswa.

G. Tujuan observasi

1. Mengetahui cara penanganan guru-guru dalam menangani berbagai kasus siswa

2. Mengetahui apa saja masalah yang terjadi di sekolah MTs Istiqlal delitua

3. Menambah wawasan tentang karakteristik siswa


BAB II

HASIL WAWANCARA OBSERVASI

A. Hasil wawancara

Penanya :Assalamuaalaikum

Narasumber:Waalaikumsalam

Penanya :Saya mahasiswi dari Universitas Al-washliyah Medan ingin melakukan


observasi tentang pelaksanaan BK di MTs istiqlal Delitua. Dalam melaksanakan
observasi ini saya akan bertanya seputar bimbingan dan konseling di MTs Istiqlal ini saya
akan bertanya kepada ibu.Apakah ibu berkenan?

Narasumber :Iya tentu saja. Silahkan dimulai!

Penanya :Menurut ibu,dalam suatu sekolah perlu atau tidak diadakan program BK

Narasumber :Menurut ibu,program BK perlu disekolah karena adanya BK siswa tidak


seenaknya melakukan masalah karena akan konsekuensinya yang akan ia dapat sehingga
dapat membuatnya jerah serta guru BK juga dapa menjadi penasihat sekaligus teman
cerita bagi siswa.

Penanya :Selain guru BK,apakah ada pihak lain yang berperan dalam pelaksanaan
layaan BK?

Narasumber :Dari guru bidang study lalu jika tida bias di selesaikan sendiri lalu
memberitahukan ke guru BK lalu melaporkan ke koordinatornya yaitu ibu junaidah
bagaimana penanganan yang tepat bagi masalah siswa tersebut. Jika masalahnya terlalu
parah maka kepala sekolah yang memutuskan apakah siswa tersebut masih bertahan di
sini atau memang ahrus di pindahkan.

Penanya :Apakah guru mata pelajaran juga menyampaikan informasi tentang tujuan
BK serta manfaatnya bagi siswa?

Narasumber :tidak.Guru mata kuliah hanya menegur siswa yang bermasalah seperti
tidak mengerjakan pekerjaan rumah,membawa handphone,maka guru mata pelajaranlah
yang akan melaporkan ke guru BK.

Penanya :Apakah ada kerja sama dari guru bidang study dan guru BK mengenai
pengidentifikasikan siswa yang membutuhkan layanan BK?

Narasumber :Iya ada kerja samanya,seperti yang sudah di jelaskan di atas apabila
siswa melakukan masalah maka guru bidang study ikut campur jika masalah tersebut
masih masalah yang ringan jika sudah terlalu parah maka akan dilaporkan ke guru BK.

Penanya :Sejauh apakah guru mata pelajaran berperan dalam program BK?
Narasumber :Tidak terlalu jauh,guru mata pelajaran hanya sedikit berperan dalam
program BK,seperti ada siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah maka guru
bidang study yang akan menghukumnya dengan berdiri di depan kelas dan tidak boleh
hukuman fisik,hukumannya dapat berupa hafalan surah,nulid ulang kembali tugasnya.Jika
sudah terlalu parah kali lalu di ambil alih oleh BK.

Penanya :Untuk masalah komite apakah ada kaitannya dengan BK?

Narasumber :Iya,jika ada siswa yang tidak membayar uang sekolah maka tugas BK
adalah menanyakan kenapa dia belum membayar uang sekolah apakah karena belum ada
uang atau karena hal lain dan jika tidak ada jalan keluarnya maka BK akan menanyakan
lngsung dengan orang tua siswa karena takutnya dari orang tua sudah di kasihkan tapi
oleh sang anak tidak diberikan atau diambil untuk jajannya sendiri.

Penanya :Masalah apa saja yang ibu leni hadapi sendiri?

Narasumber :Masalah seperti absen,cabut dari kelas atau sekolah,berantam,terlambat.

Penanya :Masalah apa saja yang di hadapi bersama dengan guru bidang study?

Narasuumber :Masalah seperti pada saat guru bidang study lagi mengajar lalu ada
ketahuan yang cabut kelas nah maka akan bekerja sama dengan BK,lalu jika ada siswa
yang sering absen.

Penanya :Apa saja tugas BK di sekolah ini?

Narasumber :Menghukum siswa yang terlambat,membawa handphone kesekolah


maka akan kami periksa dan disita,bolos sekolah,dll.

Penanya :Permasalahan apa yang akan melibatkan kepala sekolah?

Narasumber :Kepindahan sekolah,misalnya si anak mau pindah maka harus lapor


kepala sekolah,kalau masalah dikeluarkan akibat bandal-bandal gitu di sekolah ini belum
pernah ada yang seperti itu.
BAB III

KAJIAN

A.      Pengertian Bimbingan dan Konseling

1.      Pengertian Bimbingan

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah “Guidance and


Counseling”dalam bahasa Inggris. Sesuai dengan istilahnya, maka bimbingan dapat diartikan
secara umum sebagai suatu bantuan. Namun untuk pengertian yang sebenarnya, tidak setiap
bantuan adalah bimbingan. Misalnya seorang guru membisikkan jawaban suatu soal ujian
pada waktu ujian, agar siswanya lulus, tentu saja “bantuan” itu bukan bantuan yang dimaksud
dengan bimbingan. Bentuk bantuan dalam bimbingan membutuhkan syarat tertentu, bentuk
tertentu, prosedur tertentu, dan pelaksanaan tertentu sesuai dengan dasar, prinsip, dan
tujuannya.

Bimbingan atau Guidance merupakan salah satu bidang dan program dari pendidikan,
dan program ini ditujukan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Menurut
Hamrin dan Nericson dalam Laksi (2003:1) bimbingan sebagai salah satu aspek dari program
pendidikan diarahkan terutama untuk membantu para peserta didik agar dapat menyesuaikan
diri dengan situasi yang dihadapi saat ini dan dapat merencanakan masa depannya sesuai
dengan minat, kemampuan dan kebutuhan sosialnya. Bimbingan juga merupakan layanan
yang bersifat profesional yang diberikan oleh para konselor yang memiliki latar belakang
pendidikan, dan keahlian dibidang bimbingan dan konseling. “ bimbingan merupakan
bantuan yang diberikan oleh konselor yang memiliki kompetensi (profesional) kepada
individu dari berbagai tahapan usia untuk membantu mereka mengarahkan kehidupannya,
mengembangkan pandangan hidupnya, menentukan bagi dirinya, dan memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi”, (Laksmi,2003:3)

Dari berbagai pengertian yang dikemukakan para ahli tersebut,pada prinsipnya


mengandung berbagai unsur pokok sebagai berikut :

1.         Bimbingan merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Hal ini mengandung arti
bahwa kegiatan bimbingan bukan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara
kebetulan, insidental, sewaktu-waktu, tidak sengaja, atau asal saja, melainkan suatu kegiatan
yang dilakukan dengan sistematis, sengaja, berencana, terus menerus, dan terarah kepada
tujuan.

2.         Bimbingan merupakan proses membantu individu.

3.         Bantuan dalam bimbingan diberikan kepada individu, baik perorangan maupun
kelompok.

4.         Bantuan diberikan kepada semua orang tanpa kecuali, artinya tidak diberikan kepada
kelompok-kelompok umum tertentu, tetapi meliputi semua usia, mulai dari anak-anak,
remaja, dan orang dewasa.
5.         Bantuan yang diberikan bertujuan agar individu dapat mengembangkan dirinya secara
optimal menjadi pribadi yang mandiri.

6.         Untuk mencapai tujuan bimbingan tersebut diatas, digunakan pendekatan pribadi
dengan menggunakan berbagai teknik dan media bimbingan.

7.         Bimbingan diberikan oleh orang-orang yang ahli, yaitu orang-orang yang memiliki
keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang bimbingan.

8.         Bimbingan hendaknya dilaksanakan sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

Berdasarkan atas ciri-ciri pokok tersebut, maka yang dimaksud dengan bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada seseorang
atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang
dibimbing mendapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan
memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-
norma yang berlaku.

2.    Pengertian Konseling

Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel dari bahasa latin counselium
artinya “bersama” atau “bicara bersama”. “Berbicara bersama-sama adalah pembicaraan
konselor (counselor) dengan seorang atau beberapa klien. Menurut Berdnard & Fullner,
konseling meliputi mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan, motivasi membantu individu yang
bersangkutan untuk mengekspresikan hal tersebut. Menurut Devision of Counseling
Psychology. Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi
hambatan-hambatan perkembangan dirinya dan mencapai perkembangan kemampuan pribadi
dimilikinya secara optimal.

Masih banyak lagi rumusan pengertian atau definisi konseling yang dikemukakan
oleh para ahli, namun pada dasarnya masing-masing rumusan konseling mengandung hal-hal
pokok sebagai berikut :

1.         Konseling melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dengan jalan mengadakan
komunikasi langsung, mengemukakan dan memperhatikan dengan saksama isi pembicaran,
gerakan-gerakan isyarat, pandangan mata, dan gerakan-gerakan lain dengan maksud
meningkatkan pemahaman kedua belah pihak yang terlibat di dalam interaksi itu.

2.         Interaksi antara konseling dan konselor berlagsung dalam waktu yang relatif lama dan
terarah pada pencpaian tujuan. Berlainan dengan pembicaraan biasa.

3.         Tujuan dari hubungan konseling adalah terjadinya perubahan pada tingkah laku klien.
Konselor melibatkan memusatkan perhatiaanya kepada konseli dengan mencurahkan segala
daya dan upaya demi perubahan pada diri klien, yaitu perubahan ke arah yang lebih baik,
teratasinya masalah yang sedang dihadapi klien.

4.         Model interaksi di dalam konseling itu terbatas pada dimensi verbal, yaitu konselor
dan konseling saling berbicara. Konseli berbicara tenang pikiran-pikirannya, tentang
perasaan-perasaannya, tentang perilaku-perilakunya dan banyak lagi tentang dirinya.
Sedangkan dipihak konselor, mendengarkan dan menanggapi hal-hal yang dikemukakan oleh
konseli dengan maksud agar konseli memberikn reaksinya dan berbicara lagi lebih lanjut.
Keduanya terlibat dalam memikirkan, berbicara dan mengemukakan gagasan-gagasan yang
akhirnya bermuara pada teratasinya masalah klien.

5.         Konseling merupakan proses yang dinamis, artinya individu konseli dibantu untuk
dapat mengembangkan dirinya, mengembangkan kemampuan-kemampuannya dalam
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi klien.

6.         Konseling didasari atas penerimaan-penerimaan konselor secara wajar tentang diri
klien, yaitu atas dasar penghargaan terhadap harkat dan martabat klien.

Atas dasar ciri-ciri pokok tersebut diatas, dapat dirumuskan dengan memberi bantuan
yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (yang disebut konselor)
kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.

Menurut Leona, E. Taylor (1953:2) ada lima karakteristik yang sekaligus juga
merupakan prinsip-prinsip konseling. Lima karakteristik tersebut adalah :

1.       Konseling tidak sama dengan pemberian nasihat (advicement), sebab di dalam
pemberian nasihat proses berpikir ada dan diberikan oleh penasihat. Sedang dalam konseling
proses berpikir dan pemecahan ditemukan dan dilakukan oleh konseli sendiri.

2.       Konseling mengusahakan perubahan-perubahan yang bersifat fundamental yang


berkenaan dengan pola-pola hidup.

3.       Konseling lebih meyangkut sikap daripada perbuatan atau tindakan.

4.       Konseling lebih berkenaan dengan penghayatan emosional daripada pemecahan


intelektual.

5.       Konseling menyangkut hubungan seseorag dengan orang lain.

Tujuan utama konseling adalah kemandirian, artinya kemandirian dalam pemahaman,


pengembangan diri dan pemecahan masalah oleh konseli sendiri. Menurut George dan
Christiani(1981 : 9) tujuan konseling adalah :

1.      Membantu mengubah perilaku

2.      Meningkatan kemampuan individu dalam membina dan memelihara hubungan.

3.      Meningkatkan efektifitas dan kemampuan klien

4.      Mengembangkan proses pengembangan pengambilan keputusan, dan

5.      Meningkatkan potensi dan pengembangan individu

B. Latar Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling


1. Latar Belakang Psikologis

Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai peserta didik, merupakan pribadi
yang unik dengan segala karakteristiknya. Sebagai pribadi yang unik, terdapat perbedaan
individual antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Hal tersebut, merupakan
beberapa aspek psikologis dalam pendidikan yang bersumber dari siswa sebagai subjek didik,
dan dapat menimbulkan berbagai masalah. Beberapa masalah psikologis yang merupakan
latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah, antara lain :

a. Masalah Perkembangan Individu

b. Masalah Perbedaan Individu

c. Masalah Kebutuhan Individu

d. Masalah Penyesuaian Diri

e. Masalah Belajar

2. Latar Belakang Sosial Budaya

Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang diberikan di
sekolah, namun sesungguhnya kegiatan itu saja belum cukup memadai dalam membantu
siswa mengatasi berbagai permasalahan yang dialaminya dan menyiapkan siswa terjun
dimasyarakat dengan berhasil. Oleh karena itu, diperlukan adanya layanan bimbingan dan
konseling di sekolah, yang secara khusus diberi tugas dan tanggung jawab untuk memberi
bantuan kepada siswa dalam memecahkan berbagai masalah.

3. Latar Belakang Paedagogis

a. Perkembangan Pendidikan

Salah satu cirri dari perkembangan pendidikan adalah adanya perubahan-perubahan


dalam berbagai komponen system pendidikan seperti kurikulum, strategi belajar
pembelajaran, alat bantu belajar, sumber-sumber, dan sebagainya. Para siswa diharapkan
mampu menyesuaikan diri dengan setiap perkembangan pendidikan yang terjadi untuk
mencapai sukses dan memerlukan bantuan yang sistematis melalui pelayanan bimbingan dan
kenseling.

b. Peranan Guru

Sebagai pendidik, tugas dan tanggung jawab guru yang paling utama adalah mendidik
dan membantu peserta didik untuk mencapai kedewasaan. Maka dari itu seorang guru harus
memahami segala aspek pribadi anak didik baik dari segi jasmani maupun rohani. Seorang
guru juga harus mempunyai informasi yang cukup untuk dirinya sehubungan dengan
perannya, pekerjaan, kebutuhan dan motivasinya, kesehatan mentalnya, dan tingkat
kecakapan yang harus dimilikinya.

C. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling


Dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling disekolah hendaknya
mengacu pada asas-asas bimbingan dan konseling , karena pekerjaan bimbingan dan knseling
merupakan pekerjaan yang profesional. Asas bimbingan dan konseling yaitu ketentuan-
ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan itu. Apabila asas-asas itu
diikuti dan teselenggara dengan baik sangat dapat diharapkan proses pelayanan mengarah
pada pencapaian tujuan yang diharapkan dan sebaliknya. Asas-asas bimbingan dan konseling
antara lain: asas kerahasiaan, asaskesukarelaan, asas keterbukaan, asas kekinian, asas
kemandirian, asas kegiatan, asas kedinamisan, asas keterpaduan,asas kenormatifan, asas
keahlian,asas ahli tangan, dan asas tut wuri handayani (Prayitno, 1987).

Macam-macam Asas Bimbingan dan Konseling

1.    Asas Kerahasiaan

Merupakan asas bimbingan dan konseling yangmenuntut dirahasiakannya segenap


data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau
keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini guru
pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu
sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.

2.    Asas Kesukarelaan

Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan, baik dari
pihak si pembimbing atau klien, maupun dari pihak konselor. Asas bimbingan dan konseling
yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan dari konseli (konseli) mengikuti/menjalani
pelayanan/kegiatan yang diperlukannya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban
membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.

3.    Asas Keterbukaan

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli) yang
menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam
memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi
dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru
pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli (konseli).Keterbukaan ini
amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri
konseli yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan.Agar konseli dapat terbuka, guru
pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.

4.    Asas Kekinian

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran pelayanan
bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli (konseli) dalam kondisinya sekarang.
Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampau pun” dilihat
dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.
Intinya masalah konseli yang ditangani konselor melalui kegiatan bimbingan dan konseling
adalah masalah-masalah yang saat ini sedang dirasakan, bukan masalah yang pernah dialami
pada masa lampau, dan kemungkinaan masalah yang akan dialami pada masa yang akan
datang.

5.    Asas Kemandirian

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunju pada tujuan umum bimbingan dan
konseling, yakni: konseli (konseli) sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan konseling
diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima
diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta
mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap
pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya
kemandirian konseli.

Salah satu tujuan pelayanan bimbingan dan konseling ialah kemandirian. Ciri-ciri
kemandirian pada siswa yang telah dibimbing antara lain:

a.    Mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana adanya.

b.    Menerima diri senditi dan lingkungannya secara positif dan dinamis.

c.    Mengambil keputusan untuk dan oleh untuk diri sendiri

d.   Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan itu.

e.    Mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi, minat dan kemampuan-
kemampuan yang dimilkinya.

6.    Asas Kegiatan

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli) yang
menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan
pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong konseli
untuk aktif dalam setiap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan
baginya.

7.    Asas Kedinamisan

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan terhadap
sasaran pelayanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton,
dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu.Asas kedinamisan mengacu pada hal-hal baru yang
hendaknya terdapat pada dan menjadi ciri-ciri dari proses konseling dan hasil-hasilnya.

8.    Asas Keterpaduan

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai pelayanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun
pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru
pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan
dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap pelayanan/kegiatan bimbingan
dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

9.    Asas Kenormatifan

Harmonis yaitu menghendaki agar segenap layanan kegiatan bimbingan dan


konseling didasarkan pada nilai dan norma yang ada, tidak boleh bertentangan dengan nilai
dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu
pengetahuan dan kebiasaan yang berlaku. Seluruh isi dan proses konseling garus sesuai
dengan norma-norma yang berlaku. Demikian pula prosedur, teknik dan peralatan
(instrumen) yang dipakai tidak menyimpang dari norma-norma yang berlaku (Tohirin,
2009 :93). Dilihat dari permasalahan klien, barangkali pada awalnya ada materi bimbingan
dan konseling yang tidak bersesuaian dengan norma (misalnya klien mengalami masalah
melanggar norma-norma tertentu), namun justru dengan pelayanan bimbingan dan konseling
tingkah yang melanggar norma itu diarahkan kepada yang lebih bersesuaian dengan norma
(Prasetyo, 2009 : 119).

10.    Asas Keahlian

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal
ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang
benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling.Keprofesionalan guru pembimbing
harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan dan konseling
maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.

11.    Asas Alih Tangan

Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak
mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas
suatu permasalahan konseli (konseli) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak
yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-
guru lain, atau ahli lain ; dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan
kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.

Asas ini mengisyaratkan bahwa bila konselor sudah mengerahkan segenap


kemampuan yang dimiliki untuk membantu konseli tapi konseli belum dapa terbantu
sebagaimana yang diharapkan karena masalah yang dialami konseli berada di luar
kemampuan dan kewenangannya, maka konselor dapat mengalihtangankan konseli tersebut
kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli untuk menangani maslah konseli atas
persetujuan konseli yang akan dialihtangankan. Penanganan suatu masalah akan lebih
optimal hasilnya, bila ditangan oleh petugas yang memiliki kewenangan yang sesuai dengan
masalah konseli dan konseling hanya menangani konseli yang pada dasarnya mormal ( tidak
sakit jasmani dan rohani) dan bekerja dengan kasus-kasus yang terbebas dari masalah-
masalah criminal ataupun perdata.

12.    Asas Tutwuri Handayani


Asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan
dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan
keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-
luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju. Asas ini menunjukkan pada suasana umum
yang hendaknya tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara pembimbing dan yang
dibimbing. Lebih-lebih dilingkungan sekolah, asas ini makin dirasakan manfaatnya.

E. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling

Ruang lingkup bimbingan dan konseling dapat dilihatdari berbagai sei yaitu dari segi
fungsi, sasaran, layanan, masalah.

a.       Segi Fungsi

Dilihat dari segi fungsinya ruang lingkup bimbingan dan konseling di sekolah
mencakup bimbingan dan fungsi-fungsi yaitu pemahaman, pencegahan, pengentasan, dan
pengembangan. Penekanan prioritas pada fungsi-fungsi tertentu pada umumnya didasarkan
pada kemudahan-kemudahan yang tersedia dan pada permasalahan yang dihadapi oleh siswa.

b.      Segi Sasaran

Dari segi sasarannya, bimbingan dan konseling di sekolah diperuntukkan bagi semua
siswa dengan tujuan agar siswa secara persoerangan mencapai perkembangan optimal
melalaui kemampuan pengungkapan-pengenalan-penerimaan diri dan lingkungan,
pengambilan keputusan, pengarahan diri, dan perwujudan diri. Dalam hal tertentu, sesuai
dengan permasalahan yang dihadapi, akan terdapat prioritas dalam sasaran bimbingan dan
konseling tersebut.

c.    Segi Layanan

Dilihat dari layanan yang diberikan, kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah
meliputi layanan-layanan:

1.         Pengumpulan data, yaitu kegiatan dalam bentuk pengumpulan data pengolahan dan
penghimpunan berbagai informasi tentang siswa beserta latar belakangnya. Tujuan layanan
ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang objektif terhadap siswa dalam membantu
mereka mencapai perkembangan optimal.

2.         Pemberian informasi, yaitu layanan dalam memberikan sejumlah informasi kepada
para siswa. Tujuan layanan ni adalah agar para siswa memiliki informasi yang memadai baik
informasi tentang dirinya maupun informasi tentang lingkungan. Informasi yang diterima
oleh siswa merupakan bantuan dalam membuat keputusan secara tepat.

3.         Penempatan, yaitu layanan untuk membantu para ssiswa agar memperoleh wadah
yang sesuai dengn potensi yang diilikinya. Tujuan layanan ini adalah agar semua siswa dapat
mencapai prestasi optimal sesuai dengan potensinya. Setiap siswa diharapkan memperoleh
wadah yang tepat untuk mengembangkan segala kemapuan pribadinya.
4.         Alih tangan, yaitu layanan untuk melimpahkan kepada pihak yang lebih mampu dan
berwenang apabila masalah yang ditangani itu diluar kemampuan dan kewenangan petugas
pemberi bantuan yang terdahulu. Misalnya mengirim siswa ke dokter untuk pemeriksaan
kesehatan, pengiriman ke psikolog, untuk pemeriksaan psikologis, dan sebagainya.

5.         Penilaian dan tindak lanjut, yaitu layanan untuk menilai keberhasilan usaha
bimbingan yang telah diberikan. Sekaligus secara tidak langsung layanan ini dapat berfunngsi
untuk menilai keberhasilan program pendidikan secara keseluruhan.

6.         Segi Masalah

Dilihat dari masalah yang dihadapi para siswa, bimbingan dan konseling di sekolah
mencakup:

a.       Bimingan pendidikan, yaitu jenis bimbingan yang membantu para siswa dalam
menghadapi dan memrcahkan masalah-masalah pendidikan. Yang tergolong masalah-
masalah pendidikan misalnya, pengenalan kurikulum pemilihan jurusan, cara belajar,
perencanaan pendidikan dan sebagainya.

b.      Bimbngan karir, yaitu jenis bimbingan yang membantu siswa dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah-masalah yang menyangkut karir seperti : pemahaman teerhadap
dunia kerja, perencanaan karir, penyesuaian pekerjaan, pemilihan lapangan kerja, dan
pemahaman terhadap keadaan dirinya serta kemungkinan-kemungkinan pengembangan
karir. Bimbingan sosial, pribadi, emosional, yaitu jenis bimbingan yang membantu para
siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah sosial, pribadi, emosional
seperti masalah pergaulan, penyelesaian konflik, penyesuaian diri, dan sebagainya.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu pelayanan yang perlu di
laksanakan dalam sekolah agar dapat membantu mengatasi permasalahan siswa
dan menjadikan siswa menjadi individu yang baik dan disiplin.
2. Layanan bimbingan konseling di MTs istiqlal delitua sudah baik .Penangan
terhadap siswa bermasalah hanya mendapatkan hukuman ringan tanpa adanya
kekerasan fisik.
3. Teknik guru BK dlam menangani siswa yang bermasalah sudah tepat .
4. Kita dapat mengetahui penanganan yang tepat berkaitan dengan masalah siswa

B. Referensi

Handayani, Suci. "Optimalisasi Peran Bimbingan Konseling Di


Sekolah." DIDAKTIKA: Jurnal Pemikiran Pendidikan 19.2 (2017): 33-49.

Handayani, S. (2017). Optimalisasi Peran Bimbingan Konseling Di


Sekolah. DIDAKTIKA: Jurnal Pemikiran Pendidikan, 19(2), 33-49.

HANDAYANI, Suci, et al. Optimalisasi Peran Bimbingan Konseling Di


Sekolah. DIDAKTIKA: Jurnal Pemikiran Pendidikan, 2017, 19.2: 33-49.
LAMPIRAN

√foto diruang bimbingan konseling MTs isitiqlal

√Foto bersama wali kelas

√Susana belajar didalam kelas


√Foto saat wawancara

√surat balasan dari kepala sekolah


Struktur organisasi bimbingan dan konseling di MTs Istiqlal Delitua

Anda mungkin juga menyukai