Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Likert scale
Skala Likert merupakan suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam angket dan
merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini
diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan
penggunaannya. Skala Likert atau Likert Scale adalah skala penelitian yang digunakan untuk
mengukur sikap dan pendapat. Dalam skala likert responden diminta untuk melengkapi
kuesioner yang mengharuskan mereka untuk menunjukkan tingkat persetujuannya terhadap
serangkaian pertanyaan. Pertanyaan atau pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini
biasanya disebut dengan variabel penelitian. Skala Likert adalah salah satu bentuk skala yang
dilakukan untuk mengumpulkan data untuk mengetahui atau mengukur data yang bersifat
kualitatif maupun kuantitatif. Data tersebut diperoleh untuk mengetahui pendapat, persepsi,
ataupun sikap seseorang terhadap sebuah fenomena yang terjadi. Skala likert dipergunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi terhadap inidvidu atau kelompok terkait
dengan fenomena sosial yang sedang menjadi objek penelitian.
Bentuk-bentuk skala Likert cukup beragam tergantung tujuan yang ingin diperoleh oleh
peneliti. Bentuk pertama adalah skala mengenai pendapat yang biasanya pada kertas angket
terdiri dari lima pilihan, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS),
dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Skala Bogardus disebut juga Bogardus Social Distance atau jarak sosial, dicetuskan
oleh E.S Bogardus pada tahun 1925. Emory S. Bogardus adalah seorang sosiolog di Amerika
Serikat yang pertamakali membakukan konsep skala bogardus atau penjarakan sosial. Satu
diantara banyak karyanya dalam kajian sosiologi adalah penelitian tahun 1925 tentang jarak
sosial yang ada di masyarakat Amerika Serikatpada saat itu. Mulai dari situlah Skala
Bogardus dibakukan dan menjadi indikator penting dalam penelitian.
Skala Bogardus atau skala jarak sosial, secara kuantitatif skala ini berupaya untuk
mengukur “jarak sosial” antar individu (kelompok) atau sikap penerimaan terhadap individu
(kelompok) lain, mengukur tingkat jarak seseorang yang diharapkan untuk memelihara
hubungan orang dengan kelompok lain. Dengan skala bogardus responden diminta untuk
mengisi atau menjawab pertanyaan dari tujuh pertanyaan untuk melihat jarak sosial terhadap
grup etnik lainnya, masing-masing pertanyaan akan diberi skor dan angka yang lebih tinggi
mencerminkan jarak sosial yang lebih besar.
4. Semantic Differential
Skala diferensial semantik merupakan skala yang meminta responden untuk
menjawab kuesioner dan memilih antara dua posisi yang berlawanan,
menggunakan kualifikasi untuk menjembatani kesenjangan di antara mereka. Misalnya,
tentang hal yang ingin mendapatkan pendapat responden tentang acara televisi berita terbaru.
Lalu, kita akan terlebih dahulu memutuskan dimensi apa yang harus diukur dan kemudian
menemukan dua istilah berlawanan yang mewakili dimensi tersebut. Misalnya,
"menyenangkan" dan "tidak menyenangkan," "lucu" dan "tidak lucu," "bisa berhubungan"
dan "tidak bisa berhubungan." Anda kemudian akan membuat lembar penilaian untuk
responden untuk menunjukkan bagaimana perasaan mereka tentang acara televisi di setiap
dimensi.
5. Guttman Scaling
Skala Guttman sering pula disebut sebagai teknik kumulatif. Guttman
mengembangkan teknik ini guna mengatasi problem yang dihadapi oleh Likert maupun
Thurstone. Di samping itu, skala Guttman mempunyai asumsi, seperti dasar dari fakta di
mana beberapa item di bawah pertimbangan yang harus dibuktikan menjadi petunjuk kuat
satu variabel dibanding variabel lainnya.
Teknik tersebut dilihat dari sifat-sifatnya sebagai skala yang memiliki dimensi
tunggal. Tujuan utama pembuatan skala model ini pada prinsipnya adalah untuk menentukan,
jika sikap yang diteliti benar-benar mencakup satu dimensi. Sikap dikatakan berdimensi
tunggal bila sikap tersebut menghasilkan skala kumulatif. Sebagai contoh, jika seorang
responden yang setuju terhadap item 2, maka ia berarti juga setuju terhadap item nomor 1,
sedangkan seorang responden yang setuju dengan item 3 juga berarti ia setuju pada item
nomor 2 dan 1 dan seterusnya. Dengan kata lain, seseorang yang setuju pada item tertentu
dalam tipe skala akan mempunyai skor yang lebih tinggi pada skala total daripada seseorang
yang tidak setuju pada item tersebut.
Ketika membuat skala kumulatif, seorang peneliti harus menentukan, pertama, apakah
semua item membentuk skala berdimensi tunggal. Untuk mencapai hal tersebut, perlu dapat
menganalisis reproduksi jawaban, yaitu proporsi prediksi kemudian dibuat dengan
menggunakan jawaban item-item utama. Kemudian bentuk jawaban yang sebenarnya
dipelajari, dan pengukuran dibuat dengan mempertim¬bangkan respons yang reproduktif
terhadap skor total. Skala Guttman mungkin merupakan teknik skala pengukuran yang paling
populer dan banyak digunakan pada penelitian sosial.
Kelebihan Skala Guttman :
Pernyataan2 skala Guttman dapat diurutkan dalam suatu dimensi tertentu (tidak ada
pada skala Thurstone & Likert).
Tdk memancing adanya response style (seperti pada skala Likert).
memiliki reproduksibilitas yg lebih tinggi dibandingkan skala Likert.
tdk memerlukan kelompok panel ahli, seperti pada skala Thurstone.
memudahkan responden dlm pengisian krn responsnya dikotomi.
memiliki pernyataan yg cenderung lebih sedikit.
analisis skalogram menjadi dasar dalam item response test (IRT) theory.
penggunaan lebih bervariasi, dpt digunakan selain mengukur sikap. Misal: observasi,
kemampuan kognitif, perkembangan, dsb.
skala Guttman lebih berfokus pada pemaknaan hasil pengukuran.
Skor dpt langsung diinterpretasikan tanpa perlu norma.
Kekurangan Skala Guttman :
Skala sikap dgn tingkat pengukuran ordinal.
Jumlah pernyataan tdk dapat banyak.
Sebagai metode analisis dianggap ketinggalan jaman.
Penggunaan terbatas utk topik2 tertentu.
Sumber:
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &. D.Bandung : Alfabeta.
https://ocw.upj.ac.id/files/Slide-PSY310-kuliah-02-03-skala-Thurstone.pdf
https://journal.uny.ac.id/index.php/jptk/article/view/9323
https://journal.uny.ac.id/index.php/jptk/article/view/9323/7582
http://www.ocw.upj.ac.id/files/Slide-PSY310-PSY310-Slide-11.pdf