Anda di halaman 1dari 6

PEMBENTUKAN BUMI

Kelompok 6 :
 Erika Estry Ariyanto
 Mochamad Rafi Alamsyah
 Muhammad Mulya Alrasyid
 Nabila Syahro Siyami
 Pandu Putra Pratama
 Sabrina Hergia Khairani
 Suci Rahmawati

Teori Apungan Benua oleh A.L. Wegener


Menuru AL Wegener, pada awalnya permukaan bumi hanya memiliki satu benua
besar (Pangea) dan satu samudera (Pathalasa). Setalah abad tahun, Pangea mengalami
pergerakan dan terpecah menjadi dua daratan atau benua. Kedua benua tersebut disebut
Laurasia dan Gondwana yang dipisahkan oleh samudera Thetys . Letak wilayah daratan
Laurasia merupakan bagian bumi yang berada di atas garis khatulistiwa. Sedangkan wilayah
daratan Gondwana terletak di bawah garis khatulistiwa.

Pergeseran benua berlangsung selama ratusan juta tahun hingga terbentuk tujuh benua
di permukaan bumi. Benua Laurasia merupakan wilayah yang akan menjadi benua Amerika
Utara, Eropa, dan Asia bagian utara. Sedangkan Benua Gondwana merukan cikal dari benua
Amerika Selatan, Afrika, Antartika, Australia, dan Asia bagian selatan.
Adanya teori apungan benua yang berasal dari penelitian dan pengamatan berbagai
fenomena yang ada di permukaan bumi. AL Wagner mendasarkan pada bukti seperti
kenyamanan garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur, serta
adanya kesamaan batuan dan fosil di kedua daerah tersebut.
Beberapa fenomena alam sebagai bukti teori apungan benua dan kebenaran adanya
pergerakan lempeng tektonik menurut Wegener disebutkan seperti berikut.
1. Antara garis pantai Amerika utara dan selatan dengan garis pantai Eropa dan
Afrika memiliki kesamaan

2. Pantai bagian timur Amerika Selatan dan pantai barat Afrika terlihat memiliki
potongan yang cocok satu sama lain
3. Adanya bentuk dan bentuk batuan sama pada wilayah pada benua yang saling
berhadapan
4. Terjadinya gunung berapi dan gempa yang disebabkan oleh pergeseran lempeng
tektonik
5. Berlangsungnya kegiatan seismik di sepanjang patahan St. Andreas
6. Batas samudera Hindia mendesak ke utara
7. Daratan Greenland Eropa menjauhi
8. Kepulauan Madagaskar sebagai Afrika
9. Samudra Atlantik semakin luas karena pergerakan Benua Amerika ke barat
10. Kemiripan fosil hewan dan tumbuhan pada wilayah tertentu

Teori Lempeng Tektonik


Lempeng merupakan bagian materi penyusun bumi yang paling atas. Lempeng ini
memiliki ketebalan hingga 100 km (Stein, 2003). Bagian atas bumi terdapat lapisan
lithosphere yang terdiri atas kerak bumi dan mantel bumi yang bersifat kaku dan padat.
Bagian lithosphere ini terbagi menjadi lempeng-lempeng tektonik. Lempeng tektonik terdiri
atas lempeng benua dan lempeng samudera.
Teori lempeng tektonik erat kaitannya dengan teori pergerakan benua. Sekitar 250
juta tahun yang lalu, lempeng-lempeng tektonik tergabung dalam satu benua besar yaitu
Pangea. Menurut teori pergerakan lempeng benua, satu benua besar tersebut pecah menjadi
dua benua besar yaitu Laurasia dan Gondwana. Kemudian kedua benua besar tersebut terus
mengalami perpecahan hingga membentuk daratan dan samudera seperti sekarang.
Proses pecahnya lempeng benua pertama yaitu Pangea menurut teori pergerakan
lempeng benua. Proses perpecahan lempeng benua ini membentuk membentuk daratan dan
samudera seperti sekarang, sehingga daratan yang terbentuk sekarang dapat digabungkan
kembali seperti puzzle.
Proses terbentuknya dua lempeng tektonik, yaitu lempeng benua dan lempeng
samudera dimulai dari adanya gaya konveksi mantel pada lempeng benua. Gaya konveksi
mantel ini merupakan gaya yang ditimbulkan karena adanya tekanan panas bumi. Selama
berjuta-juta tahun, adanya gaya konveksi mantel ini mengakibatkan timbulnya suatu celah
dan memisahkan satu lempeng benua menjadi dua bagian. Seiring bertambahnya waktu celah
antar lempeng benua tersebut menjadi semakin lebar dan membentuk lempeng samudera.
Terdapat tujuh lempeng utama penyusun permukaan bumi yaitu lempeng Afrika, lempeng
Antartika, lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara (North-
America), lempeng Amerika Selatan, dan lempeng Pasifik (Kious dan Tilling, 1996).

Bentukkan Muka Bumi Akibat Konvergen, Divergen, dan Transform

a. Konvergen
Konvergen, yaitu gerakan saling bertumbukan antar lempeng tektonik. Tumbukan
antar lempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dengan
benua atau antara lempeng benua dengan lempeng dasar samudera. Zona tempat
terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dengan benua disebut zona
konvergen. Contohnya tumbukan antara lempeng India dengan lempeng Benua
Eurasia yang menghasilkan terbentuknya pegunungan lipatan muda Himalaya
yang merupakan pegunungan tertinggi di dunia dengan puncak tertingginya, yaitu
Mount Everest.
Fenomena yang dihasilkan :
1. Lempeng samudera menghujam ke bawah lempeng benua
2. Terbentuknya palung laut ditempat tumbuhan tersebut
3. Pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan
4. Terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi, dan ekstrusi
5. Daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam
6. Penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng
7. Timbunan sedimen campuran atau melange

b. Divergen
Divergen adalah pergerakan lempeng tektonik yang saling menjauh satu sama
lainnya (break apart) atau terpecah. Ketika lempeng tektonik terpecah, lapisan
lithosfer menipis dan akan terbelah membentuk batas divergen. Bila pergerakan
ini terjadi pada lempeng samudra, akan menyebabkan pemekaran lempeng
samudra yang menghasilkan palung laut. Namun bila pergerakan terjadi pada
permukaan lempeng benua, maka akan menghasilkan lembah retakan akibat kedua
lempeng saling berjauhan.
Contoh yang paling terkenal dari batas-batas divergent adalah Mid-Atlantic Ridge,
yang terdapat sepanjang Lautan Artik hingga ujung Afrika sehingga batas
divergent ini mengelilingi setengah bagian bumi. Kecepatan penyebaran Mid
Atlantic Ridge sekitas 2,5 cm/tahun, atau 25 km dalam 1 juta tahun.

c. Transform
Transform adalah pergerakan yang terjadi pada dua bagian lempeng bumi yang
bergerak secara horizontal dan berlawanan arahnya atau saling bergeser satu sama
lain (slide each other). Keduanya tidak saling mendekat maupun saling menjauh
namun hanya berpapasan. Daerah lempeng bumi yang mengalami peristiwa
pergerakan transform disebut dengan batas transform. Batas transform ini juga
dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).
Pada tipe ini tidak ada pembentukan lapisan astenosfer baru atau terjadinya
penyusupan yang dilakukan oleh salah satu lempeng terhadap lainnya, contohnya
adalah yang terjadi antara lempeng samudera dengan lempeng samudera yang
disebabkan karena patahnya jalur pemekaran dasar laut (seafloor spreading) yang
mengakibatkan terbentuknya tipe ini, daerahnya biasa disebut sebagai pematang-
tengah dasar laut atau Mid-Ocean Ridges.
Contohnya, gesekan antara lempeng Samudera Pasifik dengan lempeng daratan
Amerika Utara yang mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang
membentang sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisco di utara sampai
Los Angeles di selatan Amerika Serikat.

Lempeng – lempeng yang melewati wilayah Indonesia


Indonesia terletak antara tiga pertemuan lempeng besar, yaitu Lempeng Eurasia,
Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Pulau Bali dan sekitarnya merupakan bagian
dari seismotektonik Indonesia. Daerah ini dilalui jalur pegunungan Mediteranian dan adanya
zona subduksi akibat pertemuan antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia. Batas
pertemuan ini berupa palung lautan (Oceanic Trench) disebelah selatan gugusan pulau Jawa,
Bali dan Nusa Tenggara.

Pergerakan Lempeng Indo-Australia kearah Lempeng Eurasia pertama kali di estimasi


melelui penelitian Global Positioning System (GPS) pada tahun 1989 yang mehasilkan
bahwa gerakan relative pulau Chrismast yang berada di lempeng Indo-Australia terhadap
Jawa Barat yang berada di lempeng Eurasia sebesar 67±7 mm/tahun dengan arah N11°E±4°
(Tregoning et al, 1994), hasil ini mendekati hasil yang dihitung secara teoritis dengan
menggunakan model NUVEL-1 yaitu sebesar 71 mm/tahun dengan arah lebih ke utara dari
N20°E±3° (DeMets et al, 1990). Maka dengan kondisi yang demikian akan mengakibatkan
Pulau Bali sebagai salah satu daerah yang mempunyai tingkat kegempaan yang cukup tinggi
berkaitan dengan subduksi lempeng dibawah Paparan sunda dan aktifitas tepi benua Australia
serta kelanjutan garis Busur Sunda kearah timur yang bertemu dengan Busur Banda. Dampak
dari pergerakan lempeng-lempeng ini adalah adanya tipe-tipe tektonik yang merupakan ciri
dari sistem sunduksi, yaitu palung laut, zona Benioff, cekungan busur luar, foreland basin,
dan jalur pegunungan. Dibawah Pulau Bali terdapat zona gempa bumi berupa slab dengan
kedalaman 100 Km dan kemiringannya mencapai 65° dengan jangkauan sampai kedalaman
650 Km dibawah bagian utara Pulau Bali.
Pada Jalur Benioff dijumpai batuan-batuan beku dengan susunan alkalin beserta hasil
kegiatan vulkanik (gunung api). Adanya puncak (slope kontinen yang naik) dari Palung
Jawa-Bali dan dibentuk oleh imbrikasi sedimen dan mélange dengan sesar naik sebagai cirri-
ciri structural utama pada daerah punggung busur luar (outer arc ridge). Cekungan busu luar
(outer arc basin) memanjang diantara punggung busur luar dan busur vulkanik.

Anda mungkin juga menyukai