Saat ini terdapat beberapa masalah kesehatan yang disampaikan oleh Pemerintah dalam hal ini
Kemenkes sebagai landasan pemikiran diusulkannya RUU Kesehatan (Omnibus Law). Beberapa
masalah tersebut antara lain:
1. Minimnya akses ke layanan primer terutama di Indonesia bagian Timur.
2. Kurangnya pelayanan rujukan Rumah Sakit, di sisi lain ditemukan tingginya kasus
penyakit katastropik yang memerlukan penanganan segera.
3. Ketahanan kesehatan nasional masih tergantung dari negara maju baik obat maupun
riset.
4. Pembiayaan kesehatan yang tidak efektif dan kurangnya porsi untuk upaya promotif dan
preventif.
5. Sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang masih minim dengan 52% PKM tidak
terdapat 9 tenaga kesehatan dasar.
6. Minimnya integrasi sistem informasi kesehatan.
Enam hal tsb di atas SANGAT TIDAK RELEVAN dengan harus menghapus UU Kesehatan, UU
PraDok, UU tentang Kebidanan dan UU tentang Keperawatan dan UU tentang Tenaga
Kesehatan.
Hal yang lebih mendesak saat ini adalah membangun sistem kesehatan yang baik yang mampu
menghadapi tantangan masa depan.
Kelompok profesi dokter, dokter gigi, perawat, apoteker, bidan dan tenaga kesehatan lain yang
telah memiliki undang-undang sendiri yang sudah terbukti bermanfaat untuk profesi dan
masyarakat pada umumnya, perlu di tinjau kembali dan dipertahankan. Kelompok tenaga
kesehatan ini unik dan spesial, mempunyai spesifikasi masing masing, sehingga secara aturan
tidak bisa di samaratakan.
Sistem kesehatan Indonesia harus berfokus pada kepentingan rakyat Indonesia dalam
meningkatkan derajat kesehatan setinggi tingginya, sehingga yang perlu mendapatkan
perhatian adalah mengubah dan menyempurnakan UU Kesehatan melalui proses yang
melibatkan pemangku kepentingan, termasuk seluruh asosiasi profesi kesehatan.
Kajian terhadap RUU Omnibus Law Kesehatan, masih banyak ditemukan celah, yang belum
mengakomodir sari sisi ketidak adilan, kemanfaatan serta kepastian hukum, yang banyak
menimbulkan kerugian bagi masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di
Indonesia.
Omnibus Low Kesehatan juga bisa menimbulkan terjadinya konflik antara pemerintah dan
organisasi profesi (OP) kesehatan yang ada di Indonesia. Peran OP selama ini mendukung
pemerintah dalam mengontrol latar belakang pendidikan, kompetensi dan legalitas seluruh
anggotanya serta memantau kedisiplinan serta etik profesi menjadi berkurang.
Oleh karena itu kami yang tergabung dalam GoProkes Kota Kediri menyatakan sebagai berikut :
1) Menolak isi RUU Omnibus Kesehatan karena dapat merugikan kepentingan masyarakat dan
berdampak pada keselamatan dan kesehatan masyarakat Indonesia.
7) menuntut supaya tenaga kesehatan asing yang akan bekerja di Indonesia melalui mekanisme
dan persyaratan yang ketat, serta harus didasarkan sebagai upaya transfer pengetahuan dan
teknologi.